The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Oct 10, 2012
Forum Tanya Jawab 61: Sisi Negatif Internasionalisasi
Oleh Marsigit
Ass, berikut saya nukilkan pendapat Ibu Rusmini, perihal Kelas RSBI yang mempunyai seting Hantu Casablanca dan Kematian RIP:
Rusmini said..
Mungkin itu adalah salah satu bukti bahwa generasi kita sudah mulai terjajah oleh dunia barat. Bayangkan setting kelasnya saja sudah menggambarkan kebanggaan mereka terhadap dunia barat. mereka bukan bangga dengan bangsa sendiri. Padahal jika mo ekstrim, kenapa nggak "POCONG", "WEWE GOMBEL","KUNTILANAK","SUNDER BOLONG", "GENDEROWO", dan lain-lain aja yang dijadikan setting kelas mereka, dan itu justru menggambarkan kebanggaan mereka pada ciri khas Hantu bangsa ini.
Kreatif ya kretif, tapi itu justu salah satu gambaran bagi kita, bahwa kita sudah dikuasai dan terjajah. Sampai hal sekecil itu pun sudah berkiblat kesana dan jadi suatu kebanggaan.
REMAJA DI USIA SEPERTI MEREKA MEMANG SEDANG DALAM PROSES MENCARI JATI DIRI. Tugas kita membantu mereka, agar mereka tidak salah arah dan terus menanamkan kebanggaan mereka terhadab bangsa sendiri. " CINTA TANAH AIR". mungkin itu adalah langkah awal sebagai usaha pembendung agar kita tidak semakin terjajah nantinya.
Tanggapan saya:
Sebetulnya saya menunggu-nunggu adanya tanggapan seperti apa yang dibuat oleh Ibu Rusmini di atas. Menurut saya, ditengah euphoria Internasionalisasi, kita tetap memerlukan daya kritis agar perjalanan diri dan Bangsa ini tidak secara naif terjebak dan terperangkap pada suatu lubang gelapnya Ruang dan Waktu. Apalagi jika hal demikian menyangkut Masa Depan Generasi Penerus. Bagai Bapak/Ibu yang belum pernah pergi ke Luar Negeri mungkin belum bisa menggambarkan seperti apa KEJAMNYA memasuki Komunitas orang atau Bangsa lain.
Menurut saya, kita akan kehilangan segala-galanya jika mengirimkan seorang yang belum cukup dewasa atau seorang Dewasa tetapi tidak mempunyai pondamen kepribadian, pergi keluar negeri dalam jangka waktu yang lama. Jika tidak mempunyai Daya Kritis maka Pengalaman Tinggal di Luar Negeri seperti Negara-negara Barat yang mempunyai perbedaan Kultur dan Budaya, akan dapat mengikis Kepribadian.
Jika tidak hati-hati maka Kelas-kelas Internasional bagi anak-anak muda (SD atau SMP) merupakan Pintu Utama masuknya pengaruh negatif Budaya Asing secara aktif dan langsung, tanpa adanya Filter lagi. Hal ini sungguh memprihatinkan jika Keadaan yang demikian luput dari pantauan Kebijakan Nasional bidang Pendidikan.
Itulah mengapa sengaja saya mem blow up gambar dan peristiwa di atas. Tetapi juga saya sungguh khawatir dan prihatin karena hanya sebagian kecil saja guru yang mampu melihat hal ini. Salah satu diantaranya adalah Ibu Rusmini.
Dalam konteks Filsafat Spiritual, semua bentuk komunikasi Material, Formal, Normatif maka haruslah bermuara kepada Nilai Spiritual.Segenap langkah dan tindakan kita adalah doa-doa kita. Tulisan-tulisan kita adalah doa-doa kita. Setiap ucapan-ucapan kita adalah doa-doa kita. Maka setiap Karya-karya siswa apakah itu kreativitas di Kelas, Daftar Hadir danproduk-produk yang lainnya, semuanya itu dapat dipandang sebagai Doa mereka.
Belum lagi jika berbicara dari sisi Nilai Spiritual secara Transenden, yaitu nilai-nilai Doa yang imanent dan tersembunyi dibalik misteri diri dan fenomena yang lain atas kehendak Nya. Itulah yang dilakukan oleh para Spiritualis Islam Tasauf atau Sufi. Menjaga kesucian hati, pikiran, dan lingkungan adalah wajib hukumnya agar terjamin lingungan yang terbebas dari unsur-unsur hitamnya Syaitan yang selalu mengintai diri manusia.
Bagi seorang Sufi, makanan Bakmi di warung di Pinggir Jalan, yang memasaknya tidak didahului dengan Doa, maka makanan demikian bersifat kotor. Bersihnya Zat dikarenakan Doa itu adalah unsur-unsurnya Syurga; sedangkan Kotornya Zat dikarenakan tidak adanya Doa, itu adalah unsur-unsurnya Syaitan. Maka memakan Bakmi di warung Pinggir Jalan yang tidak dibersihkan dengan Unsur Doa, sepertinya dirasakan seperti Memakan Ratusan Cacing; demikian penuturan seorang Ahli Tasauf Sufi.
Saya menggunakan sisi pengalaman orang Tasauf ini sebagai pembanding, betapa Hiruk Pikuknya kehidupan Pragmatismyang disponsori oleh Sang Powernow, telah merasuk kedalam relung hati, pikiran dan tindakan kita dalam kesehariannya, tanpa kita mampu lagi berpikir kritis mengujinya. Inilah salah satu sisi negatif dari adanya Program Internasionalisasi sekolah. Ibarat serangan Virus, maka Virus Negatif Powernow telah menjangkau Telur-telur kita. Nau dzubilah mindzalik.
Bagaimana jadinya masyarakat dan generasi penerus yang Tidak Lagi Merasa Memerlukan Agama nenek moyang? Itulah perilaku Hedonism. Hedonism di negara-negara Barat sedang gencar-gencarnya mempromosikan dunia mereka dan mencari pengikut. Filsafatnya Hedonism adalah Atheis yaitu Tidak Ber Tuhan. Di Amerika, Atheis itu setiaphari di Iklankan melalui media TV untuk mencari pengikutnya. Di Thailand beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan seorang Profesor dari Korea dan mengenalkan diri kepada saya dengan bangganya mengatakan "I am Atheis. I have no God". Itulah internasional?
Bacalah kembali Elegi Menyesali Rumahku yang Terlalu Besar, itulah gambaran seorang yang lupa akan Tuhan Nya dan tidak merasa memerlukan Agama lagi, dikarenakan kesibukannya urusan Dunia yang diciptakannya sendiri. Bukankah gambaran Kaum Jahiliah telah jelas mempetontonkan bagaimana mereka menyembah Patung yang mereka ciptakan sendiri. Patung-patung sekarang ini tentunya sangat canggih dan bervariasi.
Pernyataan generasi muda yang sudah mulai bosan dengan nilai-nilai Agamis tentu menjadi bahan instrospeksi bagi generasi Tua. Contoh, teladan yang tidak baik dan peristiwa haru biru di tingkat nasional termasuk Korupsi telah menyebabkan generasi muda kehilangan pijakan dan arah hidupnya. Sungguh krisis multi dimensi bangsa masih sedang berlangsung. Krisis multi dimensi ini hanya bisa dilihat dengan hati dan pikiran yang jernih (filsafat).
Itulah sekelumit keadaan pembandingnya.Kejadian ini sekaligus menunjukkan Betapa relevan dan pentingnya selalu Berpikir Kritis dalam pengalaman seperti yang diharapkan ketika kita mempelajari Filsafat.
Ibu Rusmini dan tentunya saya dan harapannya yang lain, telah berusaha menjadi Saksi bagi aspek kehidupan. Seperti yang pernah saya ungkapkan bahwa Setinggi-tinggi Gelar orang Mempelajari Filsafat adalah Menjadi Saksi. Demikian semoga melalui perkuliahan ini, akan muncul Saksi-saksi baru untuk mengawal Hidup ini. Amin
Ya Allah ya Rob, ampunilah segala dosa-dosa kami, murid-murid kami, Pemimpin kami, orang tua kami, Bangsa kami. Amin
Ditunggu komen-komennya, semoga bermanfaat dan mencerdaskan hatidan pikiran kita.
Amin
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Salah satu gagalnya program RSBI/ SBI adalah penurunan rasa cinta tanah air pada siswa. Guru dalam membelajaran bukan hanya mengajar tetapi mendidik. Dalam mendidik inilah guru memiliki kewajiban untuk membangun karakter siswa. Menjadikan siswa tidak cakap dalam kognitif tetapi afektif pun harus tercapai. Dalam nilai spiritual guru juga memiliki kewajiban untuk mengarahkan siswa. Karena belajar adalah ibadah kita kepada Alloh maka guru wajib mengarahkan siswa untuk selalu melibatkan Alloh dalam segala bentuk kegiatan dalam pembelajaran. Guru selalu mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan berdoa yang dimaksudkan kepada siswa bentuk niat yang ikhlas belajar karena Alloh dan bersyukur atas ilmu yang telah diberikan oleh Alloh.
ReplyDeleteFany Isti Bigo
18709251020
PM A PPs UNY 2018
Perkembangan internasionalisme mempunyai sisi negatif dan positifnya. Tidak ada salahnya jika kita menerima berbagai bentuk perkembangan dari dunia internasional karena kita adalah bagian dari dunia. Namun, yang harus kita perhatikan adalah kita mampu memilah dan memilih hal-hal mana yang harus kita ikuti dan hal-hal mana yang tidak seharusnya kita lakukan dari pengaruh budaya barat tersebut. Sebenarnya telah ada nilai normatif pada pancasila tapi sayangnya belum dijalankan dengan baik. Semuanya tergantung pada pribadi kita masing-masing dalam menentukan pilihan. namun alangkah baiknya jika kita bersikap tegas menolak segala bentuk pengaruh budaya barat yang bersifat negatif.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Jaman sekarang yang sudah bercampur ria dengan budaya barat dan kpop menjadikan generasi milenial lebih aktif dalam mencari tau segala hal berbau jaman now karena di pikiran mereka tidak dianggap modern bila belum mengadaptasi style-style alas barat maupun kpop. Apalagi fans yang menggandrungi idola luar negeri, sehingga menyebabkan idola dalam negeri berusaha mencari jalan keluar agar kaum milenial tertarik kembali meminati dan lebih menghargai usaha dan karya anak Bangsa sendiri.
Totok Victor Didik Saputro
ReplyDelete18709251002
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Selamat malam Prof.
Bentuk internasionalisasi apapun di Indonesia menjadi sisi negatif ketika kita memikirkan hal tersebut. Tidak dapat dipungkiri paham internasionalism masuk dan mempengaruhi pola pikir orang Indonesia dengan begitu besar. Disisi lain, hal ini bukanlah masalah yang besar. Hal sebaliknya sangat diperlukan dari kondisi ini. Untuk dapat bersaing dalam kanca internasional sudah seharusnya kita mengenali apa yang asing pelajari pula. Tetapi tidaklah kita harus meninggalkan budaya yang kita miliki. Terima kasih.
Muh. Fachrullah Amal
ReplyDelete18709251036
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Pengaruh dunia barat di Indonesia merupakan pengaruh yang sangat pesat, karena dengan mudahnya anak-anak Indonesia menggunakan gadgetnya untuk mengakses budaya-budaya barat dengan menggunakan internet. Seperti halnya, gaya hidup anak jaman sekarang yang katanya sudah modern atau yang lebih kontemporernya adalah generasi millineal. Hal ini tidak lain adalah bentuk dari pengaruh dunia barat, begitu mudahnya kita terkontaminasi dengan pengaruh tersebut tanpa memikirkan efek dan esensi dari adanya budaya barat di Indonesia. Sebagai kaum intelektual tentu tidak mudah untuk menerima setiap budaya yang dibawa oleh dunia barat, karena kita dibekali dengan ilmu. Yang mana dengan adanya ilmu maka kita akan mudah untuk memilah mana yang layak untuk dipergunakan mana yang tidak.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
Arus globalisasi yang sangat deras tentu tidak bisa kita pungkiri lagi, apa lagi mengenai kemajuan teknologi yang perkembangannya begitu pesat. Globalisasi banyak sekali merusak generasi penerus bangsa ini , hal ini dapat di lihat pada anak-anak usia remaja adanya pergeseran budaya yang sedang menguncang negeri ini anak-anak lebih suka pada budaya barat yang sama sekali tidak sesuai dengan budaya kita , budaya kita yang menjadi ciri khas bangsa lambat laun hilang karena tidak ada generasi yang melestarikannya.
Tiara Cendekiawaty
ReplyDelete18709251025
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Sudah sangat jelas sisi negatif dari internasionalis adalah hilangnya karakter nasionalis. Mengikuti jaman memang wajib tetapi pengendalian diri juga penting sehingga tidak kehilangan jati diri. Benteng iman dalam hati dan senantiasa berpikir kritis sangatlah diperlukan. Tak lupa, penguatan karakter perlu sekali untuk ditanamkan sedini mungkin.
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Prihatin. Saya prihatin dengan anak-anak milenial jaman sekarang. Anak-anak sekarang tumbuh tidak dengan dunia yang semestinya apalagi terpengaruh dengan budaya luar. Anak-anak itu sebenarnya hanya “ikut-ikut” saja tanpa tahu yang diikuti itu baik atau sebaliknya, asal ikut tren saja itu udah hits istilahnya. Oleh karena itu, perlunya menanamkan pendidikan agama pada anak-anak sejak usia dini agar anak-anak tidak mudah terpengaruh oleh budaya luar. Selain itu, memberikan pengetahuan kepada anak akan pentingnya menyaring pengaruh budaya luar agar anak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang kurang baik. Tanamkan, ajarkan, dan berikan kepercayaan pada anak bahwa “yang baik itu dapat ditiru nak, yang kurang baik itu yang ditinggalkan nak, jadilah anak yang membangggakan nak, Ibu percaya bahwa kamu bisa melakukannya nak.”
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Setiap hal pasti ada sisi baik dan ada sisi buruknya. Termasuk upaya internasionalisasi yang sempat digagas oleh pemerintah melalui sekolah-sekolah RSBI dan SBI. Menurut pendapat saya, program internasionalisasi sejatinya membuka kesempatan kepada para generasi penerus bangsa untuk dapat menambah wawasan mereka secara internasional sehingga kelak dapat bersaing secara global. Akan tetapi, sebelum bergaul ke luar, memang ada baiknya untuk memperkokoh dan menguatkan jati diri sendiri terlebih dahulu. Sebagaimana orang tua dan keluarga merupakan sekolah pertama bagi seorang anak, maka menanamkan nilai-nilai luhur bangsa sendiri terlebih dahulu jauh lebih penting sebelum melepaskan anak-anak untuk mengenal dunia luar.
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Bentuk internasionalisasi yang terjadi di bangsa ini memiliki dampak negatif yang lebih banyak daripada dampak positif terutama bagi anak, remaja dan dewasa jika tidak mempunyai kepribadian diri yang kuat. Pengaruh budaya barat yang secara langsung maupun tidak langsung masuk ke Indonesia sangat berbahaya jika tidak ada pengawasan yang ketat. Saat ini yang terjadi adalah budaya barat telah mempengaruhi pola pikir anak, remaja dan orang dewasa di Indonesa. Banyak pakaian, lagu, makanan, tingkah laku, hiburan luar yang telah bertempat dan memiliki nama di Indonesia. Takutnya, hal ini akan menghilangkan budaya yang ada di negeri sendiri. Untuk itu sebagai penduduk asli Indonesia kita harus menjadi orang yang cerdas dan kritis dalam menerima informasi dan bentuk internasionalisasi yang masuk ke negeri ini. sehingga perlu dipilih dan dipilah sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Agar meminimalisir resiko dan dampak negatif yang akan terjadi.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Kebudayaan barat yang semakin merasuki pikiran anak muda karena katanya bila bisa meniru gaya barat maka akan dianggap gaul dan kekinian. Karena hal itu merupakan upaya pelan-pelan tapi pasti untuk menguasai pikiran muda mudi dan akhirnya malah merambat ke arah bisnis, ekonomi, budaya. Itulah sisi negatif bila terlalu memuja budaya barat yang kekinian. Cukup budayakan budaya sendiri, karena orang luar negeri pun sudah mulai mempelajari kebudayann kita. Sehingga perlu diadakan pendidikan budaya secara rutin agar lebih mencintai budaya negara sendiri.
Janu Arlinwibowo
ReplyDelete18701261012
PEP 2018
Suka atau tidak itulah yang terjadi. Banyak remaja kita yang lebih familiar dengan budaya asing, bahkan terkadang mengasingkan diri. Menganggap budaya asing lebih keren dibanding budaya kita. Kenapa ini bisa terjadi? Sebenarnya tidak sepenuhnya salah remaja, tapi semua elemen di bangsa ini harusnya ikut bertanggungjawab. Negara-negara besar sebuk dengan mempromosikan jati dirinya pada negara lain, untuk menarik simpati, antah bertujuan agak menjadi trend atau memang ingin menanamkan doktrin. Yang jelas masalah ini harus diantisipasi dimana sesungguhnya bangsa ini juga kaya, tergantung bagaimana cara mengeksposnya.