The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Oct 21, 2012
Elegi Mendengarkan Tangisan dan Nyanyian Para Filsuf
Oleh Marsigit
Marsigit:
Wahai sang Filsuf, mengapa engkau sekarang betul-betul menangis dan juga sekaligus bernyanyi?
Para Filsuf:
Karena memikirkan ulah Dirimu dan Murid-muridmu.
Marsigit:
Lho kenapa? Memang apa yang salah pada Diriku dan Murid-muridku?
Para Filsuf:
Engkau terancam Gagal dan Murid-murid terancam Terperangkap di Ruang dan Waktu gelap
Marsigit:
Saya tidak begitu jelas?
Para Filsuf:
Saya memaklumi bahwa Belajar Filsafat tidak mudah, karena sifat Intensif dan Ekstensif. Filsafat adalah Pikiran Para Filsuf. Jika tidak mau membaca Pikiran Para Filsuf maka Tidak Akan Memperoleh Apapun kecuali Dirimu dan Murid-muridmu akan menjelma menjadi seorang Reduksionis terbesar di dunia. Padahal sebenar-benar orang paling berbahaya di dunia adalah seorang Reduksionis yang Determinis. Wahai Marsigit, apakah kemudian yang engkau lakukan terhadap murid-muridmu?
Marsigit:
Oh maaf Para Filsuf. Aku telah menciptakan Elegi-elegi dan Forum Tanya Jawab dengan harapan agar Murid-muridku memulai membaca Filsafat. Aku berusaha membelajarkan Filsafat dengan Metode Filsafat. Aku berusaha memfasilitasi agar Murid-muridku MAMPU MEMBANGUN FILSAFATNYA MASING-MASING dengan Ikhtiarnya masing-masing. Oleh karena itu maka Perkuliahan juga saya Dukung dengan On Line menggunakan Web Blog.
Para Filsuf:
Bagaimana hasilnya?
Marsigit:
Saya menyaksikan banyak diantara Muridku mengalami kemajuan pesat; mereka mengalami perkembangan yang sungguh mengagumkan karena telah mampu mengembangkan metode berpikir Filsafat. Walaupun saya juga menyaksikan beberapa diantara mereka Terjebak masih membuat komen-komen yang kelihatannya kelihatannya belum Ikhlas. Saya menemukan juga bahwa ada sebagian kecil Murid-muridku Terjebak di Ruang dan Waktu Gelap.Seiring dengan semakin Singkatnya Waktu dan Sempitnya Ruang, saya menemukan beberapa murid-muridku Belum Sempat membaca Pikiranmu sehingga menjelmalah dia menjadi Reduksionis besar. Lalu kenapa Engkau menangis?
Para Filsuf:
Itulah, saya menangis karena saya menemukan semakin banyak Murid-muridmu menjadi Reduksionis dan determinis. Dan engkau juga terancam sebagai reduksionisme. Ketahuilah bahwa BERFILSAFAT TANPA MEREFER ATAU MENGACU KEPADA PIKIRAN PARA FILSUF, SUNGGUH TIADA NILAI KEBANARAN DI SITU. MAKA HASILNYA SANGAT KONTRAPRODUKTIF DAN JUSTRU MALAH BERBAHAYA KARENA AKAN TERCIPTA SEBAGAI SEORANG DITERMINIS.
Marsigit:
Saya sudah mengatakan kepada Murid-muridku bahwa Elegi-elegi itu hanyalah Pendahuluan. Sedangkan Filsafat adalah Pikiran Para Filsuf. Sumber terbaik membaca Pikiran Para Filsuf adalah Buku-buku Karya-karyamu. Sedangkan saya sebetulnya sudah menulis banyak Pikiran-pikiranmu secara Implisit di dalam Elegi-elegi.Namun ingin saya sampaikan bahwa tiada seorangpun terbebas dari Reductionisme dan determinisme. Apakah yang demikian berlaku juga bagimu guru?
Para Filsuf:
Oh iya cerdas pula wahai engkau Marsigit. Lalu kenapa semakin banyak Muridmu terancam menjadi Reduksionist dan Determinis besar? Inilah sebenar-benar pertanyaanku yang akan menggoda dirimu?
Marsigit:
Jika engkau saja bisa terkena Determinisme dan Reduksionis apalagi murid-muridku. Apalagi sebagian besar dari Murid-muridku juga belum sempat membaca Elegi-elegi.
Para Filsuf:
Reduksionis Besar adalah jika SERTA MERTA DENGAN ENAKNYA TANPA MEMIKIRKANNYA DAN MENGGUNAKAN BACAAN YANG RELEVAN, TELAH MEMBUAT PERNYATAAN ATAU MELAKUKAN KLAIM. Dan itulah yang aku saksikan yang sedang dan akan menimpa pada Murid-muridmu.
Marsigit:
Oh maaf para Filsuf. Itu semua dikarenakan Dosa-dosaku. Aku menemukan bahwa tidak hanya murid-muridku, sedangkan diriku juga terjebak dalam DETERMINISME dan REDUKSIONISME, dengan memerintah agak memaksa murid-muridku untuk membaca Elegi-elegi. Aku telah sangat berdosa kepada Murid-muridku karena telah melakukan beberapa Test Jawab Singkat. Dengan Test Jawab singkat itulah aku telah melakukan Reduksi-reduksi Filsafat. Bahkan aku sempat Tayangkan hasilnya di dalam Blog ini. Namun sebenarnya sudah aku sampaikan kepada Murid-muridku bahwa Sangatlah Berbahaya Menjawab Singkat Filsafat itu, karena bisa terancam menjelma menjadi Reduksionis Salah Ruang dan Waktu. Agar Murid-muridku betul-betul mempunyai kesempatan Membaca Buku Filsafat yang bersisi Pikiran-pikiranmu, saya sudah Memberi Tugas Membuat Makalah sebagai Tugas Akhir. Lalu, kenapa engkau masih menangis?
Para Filsuf:
Engkau hanya melihat Air Mataku saja yang mengalir di pipiku. Sebetulnya setelah menangis aku juga tersenyum. Tidak hanya itu, dan itulah salah satu kemampuanku bahwa aku bisa menangis dan sekaligus tersenyum. Aku menangis jika menemukan Murid-muridmu menjelma menjadi Reduksionis dan Determinis ulung. Sedangkan Aku tersenyum jika menemukan Murid-muridmu menjelma menjadi Reduksionis dan Determinis ulung.
Marsigit:
Lho kok saya jadi bingung. Engkau menangis dantersenyum dikarenakan hal yang sama yaitu menemukan Reduksinist dan Diterminis ulung. Bagaimana ini?
Para Filsuf:
Yang aku tangisi adalah Reduksionis dan Determinis dengan RUANG DAN WAKTU SALAH/BURUK.
Yang aku banggakan adalah Reduksionis dan determinis dengan RANG DAN WAKTU BENAR/BAIK.
Aku menyaksikan bahwa Elegi-elegimu sungguh bisa menjadi sarana bagi murid-muridmu agar terbebas dari Determinisme buruk. Amin
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Filsafat adalah ilmu tentang berpikir. Belajar filsafat itu belajar pikiran-pikiran para filsuf. Karena belajar mengenai pikiran filsuf dimana setiap hasil pemikiran itu akan berbeda maka belajar filsafat memang tidak mudah. Kita harus mampu berpikir intensif dan ekstensif yaitu berpikir seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya, serta jaga hati agar tetap teguh imannya. Untuk itu cara yang tepat untuk belajar filsafat adalah dengan banyak membaca. Orang yang sudah belajar filsafat akan menjadi orang yag bijaksana dalam setiap permasalahan karena dia mampu menjadi reduksionis dan determinis dengan ruang dan waktu yang benar. Filsafat digunakan pada kondisi yang sesuai.
Anggoro Yugo Pamungkas
ReplyDelete18709251026
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Berdasarkan elegi mendengarkan tangisan dan nyanyian para filsuf diatas, menyampaikan bahwa belajar filsafat itu tidaklah mudah. Kita tidak harus belajar membaca semua pikiran-pikiran para filsuf. Menurut saya, semua yang saya pikirkan saja belum bisa saya ungkapkan, bagaimana kita harus bisa membaca semua pikiran para filsuf. Itu tidak bisa, mungkin kita hanya bisa membaca apa yang di tuliskan oleh para filsuf, tetapi tidak bisa kita membaca semua apa yang dipikirkan para filsuf. Jadi kita belajar filsafat menurut saya, kita belajar membaca sedikit bagian pikiran dari para filsuf.
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Yang menjadi peringatan besar dalam membangun filsafat ialah ketika kita terjebak dalam ruang dan waktu yang gelap. Dimana kita sudah tidak mampu lagi mengkritisi berbagai pengetahuan yang ada, tidak mampu melakukan pergerakan dalam berpikir, stagnan pada satu atau beberapa kejelasan yang telah dicapai.
Tantangan besar lainnya ialah merefer pendapat para filsuf. Inilah yang perlu direnungkan oleh kami termasuk saya pribadi untuk mepertanyakan kembali sudah seberapa banyakkah komentar kita diblog ini yang sudah dapat dikatakan merefer pendapat para filsuf. Serta mempertanyakan kembali posisi kita apakah sebagai reduksionist dan determinist yang baik ataukah justru reduksionist dan determinist yang buruk.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMuh. Fachrullah Amal
ReplyDelete18709251036
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Belajar berfilsafat yang benar-benar berasal dari para filsuf bukanlah sesuatu yang mudah, karena memahami pikiran para filsuf tidaklah mudah dengan membaca sebuah cerita atau dongeng melainkan membutuhkan pemahaman lebih. Berdasarkan artikel di atas bahwa dengan membaca elegi-elegi merupakan bagian dari mempelajari filsafat ilmu, ini tidak lain adalah bagian pendahuluan dalam mengenal dan memperdalam ilmu filsafat. Sebaik-baik belajar filsafat adalah dengan memperbanyak membaca, dengan membaca akan memperkaya suatu ilmu pengetahuan.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Filsafat adalah ilmu pikir. Sedangkan cara berpikir orang itu berbeda-beda. Oleh karena itu pembelajaran filsafat seharusnya berbeda dengan pembelajaran yang lain. Pembelajaran yang seharusnya bisa memfasilitasi mereka mengembangkan pikiran mereka masing-masing dengan cara berpikir mereka sendiri. Namun guru/dosen yang mengajarkan filsafat juga harus menempatkan ilmu filsafat yang diperolehnya sesuai ruang dan waktu. Belajar Filsafat tidak mudah, karena kita harus mampu berpikir Intensif dan Ekstensif. Mampu berpikir kritis artinya berpikir seluas – luasnya dan sedalam – dalamnya, mampu menterjemah, dan diterjemahkan. Filsafat adalah Pikiran Para Filsuf. Untuk bisa berfilsafat dengan lengkap dan baik harus mau baca, dan baca Pikiran Para Filsuf. Orang yang sudah mampu berfilsafat dengan baik maka akan menjadi orang yang bijaksana dalam setiap permasalahan, akan terhindar dari sifat reduksionisme yang determinisme yaitu orang paling berbahaya di dunia adalah seorang Reduksionis yang Determinis.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Ilmu merupakan alat untuk dapat menggapai dunia. Dengan ilmu orang bisa menjadi tahu dan paham dengan suatu hal. Ilmu tidak hanya untuk diri sendiri, namun alangkah lebih baik jika ilmu tersebut kita salurkan kepada orang lain. Ilmu yang bermanfaat bisa menjadi salah satu bekal untuk kehidpan yang selanjutnya. Namun menyalurkan ilmu juga tidak mudah, ada yang bisa langsung paham ada juga yang susah untuk memahami. Misalnya saja seorang guru. dalam mengajarkan siswa yang bervareasi karakternya pasti akan membuatnya sulit. Itu merupakan tantangan bagi guru untuk dapat membantu siswanya paham dengan apa yang dipelajarinya. Komunikasi dan bahasa yang baik mempengaruhi bagaimana siswa dapat mencerna apa yang diajarkan oleh guru. Bukan siswa yang menyesuaikan guru, namun guru yang menyesuaikan siswa. Akan lebih baik lagi jika guru tahu bagaimana cara berkomunikasi dengan baik kepada siswanya, sehingga bisa lebih akrab dan bisa lebih mengenalnya dan selanjutnya bisa mempersiapkan diri untuk bisa menghadapi semua muridnya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Telah disebutkan pada elegi di atas bahwa : "Belajar Filsafat tidak mudah, karena sifat Intensif dan Ekstensif. Filsafat adalah Pikiran Para Filsuf. Jika tidak mau membaca Pikiran Para Filsuf maka Tidak Akan Memperoleh Apapun kecuali akan menjelma menjadi seorang Reduksionis terbesar di dunia. Padahal sebenar-benar orang paling berbahaya di dunia adalah seorang Reduksionis yang Determinis".
Dengan berkembangnya pikiran secara intensif dan ekstensif maka Kategori Berpikir akan diperoleh Struktur Pengetahuan yang kemudian disebut sebagai Ilmu Pengetahuan. Dan ilmu pengetahuan memiliki manfaat yang besar dalam hidup manusia selagi manusia itu dapat menggunakannya secara arif dan bijaksana.
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Filsafat. Mendengarnya saja sudah banyak yang lari ketakutan. Namun, di tangan Bapak Profesor Marsigit, filsafat disulap menjadi suatu hal yang tidak menakutkan lagi. Disajikan dengan bahasa analog yang dikemas dalam bentuk elegi-elegi. Dalam membaca dan memahami elegi haruslah ikhlas agar tidak terjebak oleh ruang dan waktu yang gelap.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Endah Kusrini
Delete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Saya setuju bahwa memang belajar filsafat itu tidak mudah. Mempelajari pemikiran-pemikiran filsuf secara langsung juga bukan sesuatu yang mudah. Dengan adanya blog yang berisi elegi-elegi ini dapat memfasilitasi kami untuk mempelajari filsafat dengan cara yang berbeda. Terima kasih Prof.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Mempelajari filsafat tidak bisa kita lakukan secara instan, namun memerlukan suatu proses dan waktu yang panjang. Ketika berfilsafat berarti kita sedang melakukan olah pikir. Olah pikir yang kita lakukan yaitu memahami makna dari filsafat itu sendiri. Filsafat merupakan suatu pikiran para Filsuf, untuk dapat berfilsafat dengan baik maka ikutilah jalan pikiran para filsuf. Agar dapat memahami dengan baik pemikiran filsuf maka hal yang harus kita lakukan yaitu baca dan baca. Jika kita sudah mampu menerapkan filsafat dengan baik maka akan menghindarkan diri kita dari reduksionisme yang determinisme.
Seftika Anggraini
ReplyDelete18709251016
S2 PM A 2018
Reduksionis merupakan tindakan yang sangat berbahaya dalam hal filsafat. Reduksi dapat berakibat mengubah makna yang sebenarnya karena tidak lengkapnya informasi. Namun, reduksi terkadang harus dilakukan karena keterbatasan ruang dan waktu. Meskipun demikian, melakukan reduksi harus tetap berhati-hati. Jangan sampai merubah makna atau justru kontradiksi dengan makna yang sebenarnya.
Terima kasih
Seftika Anggraini
ReplyDelete18709251016
S2 PM A 2018
Elegi-elegi yang ditulis Prof. Marsigit sangat bermanfaat dan sangan membantu kami dalam belajar filsafat. Menurut pandangan kebanyak orang, bacaan filsafat itu bacaan yang berat. Namun melalui elegi-elegi dalam blog ini, bacaan yang berat itu menjadi berkurang karena elegi dibawakan secara santai, ringan, dan terkadang dengan kisah yang unik dan lucu.
Terima kasih
Tiara Cendekiawaty
ReplyDelete18709251025
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Belajar filsafat artinya belajar membaca pikiran para filsuf. Belajar filsafat memanglah tidak mudah karena bahasa yang digunakan adalah bahasa analog sehingga ketika tidak dibarengi dengan kegiatan membaca yang kontinu maka tidak akan memahami makna dari bahasa tersebut. Sebaik-baiknya orang yang berfilsafat adalah yang reduksionis dan diterminis sesuai dengan ruang dan waktunya. Karena hidup adalah tentang reduksi dan ditermin maka ketika reduksi dan ditermin pada sesuatu harus sewajarnya.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Berfilsafat berarti melakukan olah piker. Berfilsafat berarti berusaha mencari dasar-dasar gunung es. Berfilsafat berarti merefleksikan segala hal, baik apa yang dilihat, didengar, dibaca, dirasakan, dll. Dalam berfilsafat, manusia harus mempertimbangkan pemikiran-pemikiran para filsuf. Karena bagaimanapun, tak dapat dipungkiri bahwa manusia belajar dari apa yang sudah diketahui sebelumnya. Artinya, samgat penting mengacu pada pemikiran-pemikiran sebelumnya (pemikiran para filsuf). Mempelajari pemikiran-pemikiran para ahli sebelumnya bukan untuk memplagiasi pemikiran-pemikiran tersebut, tetapi agar semakin menambah wawasan dan meningkatkan dimensi notion kita.
Agnes Teresa Panjaitan
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika A 2018
18709251013
Memahami filsafat yang dekat dengan kehidupan bukan menjadi jaminan bahwa berfilsafat tidak membutuhkan berfikir dan bacaan. Elegi ini memberikan saya refleksi tentang apa saja yang sudah saya lakukan dalam memahami filsafat, terutama dalam perkuliahan yang sudah mendekati periode terakhir pada matakuliah filsafat ilmu. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagai pembaca dan mahasiswa yang masih pemula dalam filsafat, saya masih terjebak pada reduksionisme. Semoga kedepannya saya perlahan-lahan tapi pasti dapat terlepas dari reduksionisme dalam menelaah filsafat, saya berterimakasih kepada Bapak, karena tulisan ini menjadi evaluasi bagi saya.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Berfilsafat memang membutuhkan proses yang tidak mudah. Apalagi untuk dapat berproses dengan ikhlas. Sebenarnya banyak sekali yang bisa dipetik dari berfilsafat dan juga membaca elegi-elegi. Menurut saya, elegi-elegi yang ada memberikan berbagai pelajaran hidup, menempatkan segala sesuatu dalam ruang dan waktu yang sesuai, bahkan seringkali mengingatkan untuk meningkatkan kualitas beragama. Banyak sekali elegi yang menumbuhkan kesadaran kita sebagai makhluk yang terbatas sehingga harus senantiasa memohon pertolongan Allah serta meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT. Terimakasih Prof, telah memfasilitasi kami untuk belajar berfilsafat dan juga berbagai macam ilmu yang sangat bermanfaat dalam kehidupan kami. Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar mahasiswa, termasuk saya masih memiliki berbagai keterbatasan dalam proses belajar, terlebih masih sering tidak merefer pikiran para filsuf dalam berfilsafat seperti yang diharapkan. Semoga kita semua dapat berfilsafat dengan ikhlas dan selalu menjadi lebih baik.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Dalam bahasa analog, nyanyian para filsuf mungkin dikarenakan masih terdapat orang yang mau belajar filsafat dengan ikhlas meskipun awalnya sulit untuk bisa ikhlas. Keikhlasan tersebut dikarenakan usaha yang optimal akhirnya bisa terbangun filsafat dalam dirinya. Memang untuk mempelajari dan memahami filsafat diperlukan proses dan waktu yang tidak instan. Membutuhkan suatu pengemasan yang menarik agar filsafat mudah dipahami dan tidak membosankan. Sesungguhnya makna tersirat dan penggunaan bahasa yang tingkat tinggi itulah yang membuat para pemula pembelajar filsafat merasa kesulitan memahami filsafat
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika 2018
Belajar filsafat itu memang tidaklah mudah. Kita akan sering menemui sebuah kejanggalan atau ketidakpastian akan sesuatu yang nantinya akan menyebabkan pada sebuah pilihan “lanjut ataukah berhenti”. Seorang filsuf juga pernah mengalami yang namanya “terjebak dalam ruang dan waktu” yang artinya “berhenti dan mulai berpikir”. Semakin kita terperangkap dalam ruang dan waktu, semakin banyak pikiran yang akan kita butuhkan untuk keluar dari ruang dan waktu tersebut. Yang artinya semakin banyak permasalahan yang kita hadapi, semakin dalam kita mengenal pribadi dan batasan-batasan yang kita miliki.
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Ketika membicarakan filsafat tentu erat kaitannya dengan pikiran, karena sebenar-benar berfilsafat adalah berpikir. Tentu saja pemikiran setiap orang berbeda-beda, sehinga dalam filsafat banyak sekali tokoh-tokoh yang atau filsuf yang memiliki pendapat yang berbeda-beda. Begitu juga halnya saat kita belajar filsafat, kita dituntut untuk mengembangkan pikiran kita mencoba berfikir lebih luas dan universal namun tetap sesuai dengan konteks ruang dan waktu.
Janu Arlinwibowo
ReplyDelete18701261012
PEP 2018
Belajar filsafat adalah berfikir intensif dan ekstensif dengan objek yang ada dan yang mungkin ada. Sistem untuk belajar filsafat salah satunya adalah membaca pikiran para filsuf. Dapat dipahami bahwa membaca bacaan filsafat itu tidak mudah, dibutuhkan pemikiran yang jernih dan ikhlas. Jika tidak ikhlas maka dalam proses belajar kita tidak akan menyeluruh dan ini sangat berbahaya dalam belajar filsafat. Karena dengan setengah-setengah maka kita tidak akan mempu menggapai pikiran filsuf dan rentan sekali dengan salah tafsir.
Lovie Adikayanti
ReplyDelete19709251068
S2 Pendidikan Matematika D
Assalamualaikum wr.wb
Sudah seharusnya apa yang kita tulis adalah dari apa yang kita pikirkan. Pikiran pun tidak lah sembarang pikiran namun juga dari penghayatan. Hidup tidak mungkin lepas dari reduksi, namun bagaimana kita mampu memanfaatkan reduksi sebagai alat yang benar dalam menggapai ilmu.
Dalam menggapai ilmu filsafat sudah menjadi keharusan bahwa kita harus mempelajari asal mula filsafat itu. Tentu saja dari pemikiran-pemikiran para filsuf. Baru setelahnya kita kembangkan melalui pikiran kita sesuai dengan pemahaman kita dan selalu terus berpikir karena dalam filsafat berpikirnya sedalam dan seluas-luasnya. Tidak lah semua kita ambil, namun kita ambil saja dan focus pada satu yang akan kita pelajari. Itulah reduksi.
Itulah tantangan belajar filsafat.
Vera Yuli Erviana
ReplyDeleteNIM 19706261005
S3 Pendidikan Dasar 2019
Assalamualaikum Wr. Wb.
Belajar Filsafat tidak mudah, karena kita harus mampu berpikir Intensif dan Ekstensif. Mampu berpikir kritis artinya berpikir seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya, mampu menterjemah, dan diterjemahkan. Filsafat adalah Pikiran Para Filsuf. Untuk bisa berfilsafat dengan lengkap dan baik harus mau baca, dan baca Pikiran Para Filsuf. Orang yang sudah mampu berfilsafat dengan baik maka akan menjadi orang yang bijaksana dalam setiap permasalahan
Zuari Anzar
ReplyDelete19701251006
S2 PEP A 2019
Bahwa sebaik-baik diri kita adalah yang mampu mengambil hikmah dan ikhlas dalam menuntut ilmu. Tiadalah berguna ilmu itu jika tidak dapat mengambil hikmah yang baik dalam ilmu itu kemudian diamalkan. dan tiadaklah berguna ilmu itu jika tidak mampu dituntut dengan ikhlas kemudian diamalkan pula dengan berat hati. Maka sebaik-baik orang yang menuntut ilmu itu adalah mereka yang memapu menemukan hikmah dan dan mempelajarinya dengan ikhlas. Lalu kemudian mengamalkan ilmu itu.
Sarah desiana pahu
ReplyDelete19709251063
S2 PM D 2019
Seperti yang kita ketahui bahwa berfilsafat itu tidak mudah. Tapi saya salut dengan perjuangan bapak Prof. Marsigit dalam memfasilitasi anak didiknya dengan membuat web berisi elegi maupun pemahaman filsafat lainnya. Sehingga anak didiknya bisa belajar dan memiliki pemahaman tentang filsafat secara terarah atau tidak tersesat. Banyak sekali paparan-paparan yang sudah ditulis, sehingga pegetahuan kita juga semakin bertambah dengan membaca paparan tersebut. Terima kasih atas kerja kerasnya Bapak.
Sarah desiana pahu
ReplyDelete19709251063
S2 PM D 2019
Reduksionisme dan determinisme memang sulit dihindari oleh setiap orang. Salah satu hal yang menjadikan seseorang seperti itu menurut pemikiran saya adalah keterbatasan dalam pemahaman filsafat. Karena sekali lagi berfilsafat itu tidaklah mudah. Perlu lebih banyak membaca dan melihat metode hidup yang baik agar pemahaman filsafat dapat meningkat. Terima kasih.
Dini Senjaningrum
ReplyDelete19709251067
Pendidikan Matematika D 2019
Memahami filsafat bukan hal yang mudah dan untuk memahami filsafat kita perlu banyak membaca tentang pikiran para Filsuf. Web blog ini adalah sebuah sarana yang telah dibuat oleh Bapak Prof. Marsigit untuk membantu dan mempermudah para mahasiswa untuk memahami tentang pikiran para Filsuf. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Marsigit telah berusaha membantu mahasiswa untuk mendapatkan sumber bacaan yang menarik untuk memahami filsafat.