Oct 28, 2012

Kutarunggu Sang Rakata Menggelar Sidang Rakyat (kedua)




Oleh Marsigit

Bagawat:
Marilah kita mulai sidang ke dua. Silahkan Rakata.



Rakata:
Wahai Ndakiti, Ndadismen, Kanwala dan Kasala, sang Bagawat, Ramasita, Ahilu, Pampilu, Awama, Pratika, Cantraka, para stigma, dan semua gunung-gunung. Pada sidang kedua ini marilah kita manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Terutama nanti saya akan memohon masukan dan pertimbangan kami atas rencana-rencana kami, kepada tamu undangan kami yang terhormat Ndakiti, Ndadismen, Kanwala dan Kasala.

Rakata:
Sebagai pemimpin, kami menyadari tidak bisa hidup sendiri. Jaman sudah berubah. Barang siapa meras bisa hidup sendiri itu adalah serandah-rendah gunung, barang siapa hanya sampai menggunakan ilmunya itu adalah gunung yang labih tinggi, sedang barang siapa mempunyai kesadaran dan mengimplementasikan hidup dalam jejaring pergaulan internasional dan berperan aktif dalam kemaslahatan internasional maka itu adalah setinggi-tinggi gunung di dunia ini.

Rakata:
Maka pertanyaanku kepada nara sumber kita adalah bagaimana kita bisa menggapai setinggi-tinggi gunung di dunia ini. Apa syarat perlu dan cukup agar kita dapat menggapai setinggi-tinggi gunung di dunia ini.

Bagawat:
Silahkan Kasala, Kanwala, Ndadismen dan Ndakiti

Kasala:
Baik, berdasarkan pengalama kami, tidak mudah kita menggapai setinggi-tinggi gunung di dunia ini. Pertama, dikarenakan tidak semua anggota kita mempunyai persepsi dan kemampuan yang sama. Pada sekolah kami, mulanya hanya 30 persen yang setuju, 60 persen menunggu, dan 10 persen menolak. Tetapi kami harus terus berusaha dan berjuang. Kedua, kita tidak dapat menggapai setinggi-tinggi gunung di dunia ini, sendirian, tetapi kita juga harus memperoleh bantuan dari gunung-gunung yang lebih besar. Alhamdulillah, atas dorongan para gunung besar maka kami dapat merintis jalan menggapai setinggi-tinggi gunung di dunia ini. Adapun yang sudah kami lakukan adalah mengirim para anggota kami untuk mempelajari route perjalanan dan keadaan di setinggi-tinggi gunung di dunia ini, itu seperti apa. Kami juga bertanya kepada gunung-gunung lain yang lebih tinggi tentang usaha-usaha mereka. Kami masih kurang peralatan dan pengalaman. Itulah sekedar sharing pengalaman. Terimakasih.

Kanwala:
Agar dapat menggapai setinggi-tinggi gunung di dunia ini, kami mempunyai prinsip tentang dua hal. Pertama, kami menyadari mempunyai banyak anggota gunung-gunung yang lebih kecil dariku. Kedua, kami menyadari mempunyai banyak gunung-gunung yang lebih besar dariku. Terhadap gunung-gunung kecil anggotau, aku berusaha menegakan peraturan dan pencerahan. Terhadap gunung-gungung yang lebih besar sebagai pemimpinku aku berusaha menjalin komunikasi dan memperoleh pencerahan. Jadi sebenar-benar diriku bukanlah gunung dengan puncak yang tunggal. Boleh dikata aku adalah pegunungan. Maka setinggi-tinggi gunung di dunia ini adalah gunungnya para anggotaku.

Ndadismen:
Saya mempunyai lima puluh juta gunung. Tugasku adalah menghantarkan mereka semua menggapai setinggi-tinggi gunung di dunia ini. Tetapi satu hal, setinggi-tinggi gunung di dunia ini yang dapat diraih, maka tidaklah boleh tercabut dari dasarnya. Kita harus selalu mencari pencerahan dan bisa bertanya kepada sang Bagawat, orang tua berambut putih, para logos, Ramasita. Kita harus waspada terhadap para stigma.

Ndakiti:
Di sini uraian saya agak lain dari yang sudah-sudah. Saya lebih banyak ingin menggambarkan situasi di puncak setinggi-tinggi gunung di dunia ini. Ketahuilah siapapun yang berada di sana adalah orang-orang yang sudah teruji kemampuannya. Semua kemampuannya memang sudah teruji, baik ilmunya, pengalamannya, komunikasinya, ketrampilannya, dst. Bahasa yang digunakan adalah bahasa analog. Di puncak itu kita sulit menonjolkan jati diri kita, semuanya hampir tampak seragam. Tetapi keseragaman itu ternyata digunakan sebagai prinsip komunikasi. Bahasa analog atau keseragaman itu bahasa awamnya adalah kriteria. Maka barang siapa berada di puncak setinggi-tinggi gunung di dunia ini, harus menggunakan bahasa analog. Sedangkan untuk menggapai puncak setinggi-tinggi gunung di dunia ini kita dapat menggunakan metode formal dan material. Ketahuilah metode formal itu adalah kerangka berpikirmu. Sedangkan metode material adalah kemampuanmu. Tetapi hal ini saja tidaklah cukup. Pada setiap kesempatan diperjalanan engkau harus selalu mencari dewi Hermein. Ketahuilah bahwa dewi Hermein itu bukankah dewi seperti yang engkau biasa bayangkan. Dewi Hermein adalah kemampuanmu menterjemahkan dan kesediaanmu diterjemahkan. Terjemahkanlah apa saja yang engkau jumpai dalam perjalananmu, dan terbukalah hatimu terhadap saran-saran dari orang yang engkau temui.

Ndakiti:
Tidak cukup hanya sampai di situ. Jika engkau mempunyai persoalan maka berkonsultasilah kepada sang Bagawat, orang tua berambut putih, para logos, Ramasita. Sebetul-betulnya sang bagawat adalah....

Bagawat:
Stop...stop..Ndakiti..jangan teruskan uraianmu itu, karena hal yang demikian belumlah saatnya disampaikan. Baiklah hadirin semuanya, kita tutup sidang dengan membaca hamdallah. Amien.

27 comments:

  1. Yoga Prasetya
    18709251011
    S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A

    Ilmu dapat dicari dimana saja, karena jangkauan ilmu sangatlah luas. Kehidupan yang semakin maju memudahkan untuk mengakses ilmu dari mana saja. Namun tidak semua manusia memiliki kemampuan yang sama. Berbagi ilmu yang bermanfaat dapat menambah ilmu. Begitu juga sebaliknya semakin kita pelit dengan ilmu yang kita miliki maka ilmu akan menjadi stagnan dan mitos dari kebermaknaan sebuah ilmu.

    ReplyDelete
  2. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Kodrat manusia adalah mahluk sosial. Artinya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Pada zaman sekarang masalah yang dihadapi sudah semakin kompleks. Penyelesaiannya harus bersama-sama. Oleh karena itu perlu untuk membentuk jejaring sistemik. Di dalamnya antara manusia harus bisa menerjemahkan dan diterjemahkan. Menerjemahkan setiap ilmu dan diterjemahkan apa saja yang dijumpai dalam perjalanan dan terbukalah hati terhadap saran-saran. Sehingga ilmu yang kita peroleh akan berkembang dan bermanfaat.

    ReplyDelete
  3. Restu Widhi Laksana
    S2 Pendidikan Matematika A 2018
    18709251022
    Bismillahirrokhmanirrokhim
    Dari sidang kedua ini saya mendapatkan sebuah pemahaman bahwa orang yang menjadi setinggi-tingginya gunung atau yang mempunyai ilmu dan kecakapan mumpuni justru bukanlah yang paling menonjol ilmunya, paling vokal suaranya, paling depan dalam barisan, namun justru yang mampu mendorong gunung lain untuk dapat maju sejajar dengannya, yang membuat gunung lain bersuara sama kencang dengan dirinnya, yang membuat gunung lain sama tinggi dengannya. Karena di setinggi-tingginya gunung yang ada adalah kesetaraan, sama-sama maju. Bahasa yang digunakan adalah analog karena mempunyai kemampuan menunjukkan contoh buruk dan baik dengan contoh yang tidak berkiblat pada satu individu, tapi dengan menunjuk pada variabel yang dapat diartikan secara luas.
    Dalam sidang kedua ini juga ditunjukkan bagaimana memulai untuk menggapai gelar gunung yang setinggi-tingginya. Yaitu dengan bekerja sama, karena tidaklah bermanfaat gunung yang tinggi jika hanya dipakai sendiri. Kemudian dengan bertanya pada gunung yang lebih tinggi dan membantu gunung yang lebih rendah untuk menjadi lebih tinggi. Selain itu gunung yang setinggi-tingginya juga tidak boleh melupakan darimana dia berakar. Setelah jadi sarjana merasa lebih pintar dari orang tua, setelah jadi magister dan profesor merasa lebih jago dari guru SD kita dulu. Hal-hal ini perlu dihilangkan, karena apa gunanya gunung yang tinggi jika kakinya tidak menapak? pasti akan jatuh berguguran lah tingginya.

    ReplyDelete
  4. Anggoro Yugo Pamungkas
    18709251026
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Berdasarkan artikel yang berjudul kutarunggu sang rakata menggelar sidang rakyat yang kedua diatas, saya memahami bahwa dalam menjalani kehidupan ini kita tidak bisa hanya hidup sendiri. Kita butuh orang lain untuk mencapai tujuan kita. Misal kita ingin menjadi dokter, maka kita harus belajar dengan dosen-dosen kedokteran. Mana ada orang terlahir langsung tumbuh besar bisa menjadi dokter spesialis tanpa bantuan orang lain. Jadi, janganlah pernah lupakan orang-orang yang pernah membantu kita mencapai mimpi kita, paling tidak kita doakan semoga apa yang diberikan kepada kita dapat mendapatkan berkah dari Allah Subhanahuwata'ala. Aamiin

    ReplyDelete
  5. Muh. Fachrullah Amal
    18709251036
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Sehebat apapun kita pasti selalu membutuhkan bantuan orang lain, karena pada dasarnya kita diciptakan di dunia ini adalah saling melengkapi dan menolong satu sama lain. Bukan menghindar dari orang lain, hal yang sederhana saja pasti membutuhkan orang lain apalagi hal-hal yang berat. Sangat wajar apabila setiap orang mempunyai cita-cita atau angan-angan yang tinggi, karena orang yang mempunyai cita-cita adalah orang yang mempunyai tujuan dan arah dalam menjalani hidupnya berbeda dengan yang tidak mempunyai cita-cita atau tujuan maka akan selalu mendapati hal-hal yang membingungkan dan ketidak jelasan. Untuk menggapainya tidak cukup dengan sekedar angan belaka melainkan banyak hal atau dorongan yang dibutuhkan hingga akhirnya menuju kepada puncak tujuan atau kesuksesan.

    ReplyDelete
  6. Erma Zelfiana Surni
    18709251009
    S2. P.Matematika A 2018

    Assalamualaikum Wr. Wb
    Dalam elegi ini saya memahami bahwa mencapai setingi-tinggi puncak disini adalah mencapai puncak kepemimpinan untuk kemashlahatan orang banyak. Tentu untuk mencapai itu kita tidak bisa berdiri dan berjalan sendiri. Bagaimanapun juga kita tetap butuh bantuan dari orang lain. Jika pada gunung yang lebih tinggi (dalam hal ini pendahulu maupun atasan) kita harus bersikap sebagai pembelajar yang mempelajari pengalamaanya dan mempertimbangkan saran-sarannya. Sementara jika pada gunung yang lebih rendah (dalam hal ini bawahan) kita harus menjadi pengajar dan pengatur yang memberikan pencerahan atas kesulitan yang dihadapinya dalam bekerja serta menjadi pengatur untuk kedisiplinan mereka. Jadi mencapai puncak kepemimpinan itu harus membuka kominikasi dengan orang lain (baik pendahulu maupun bawahan) dan menjadikan sumber ilmu pengetahuan tertinggi sebagai pedoman dasar untuk mensintesis pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh lewat ikhtiar hati dan pikir. Sumber ilmu pengetahuan tertinggi disini ialah sumber ilmu yang datangnya dari Allah jika dalam islam itu adalah Al-Qur'an.

    ReplyDelete
  7. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Untuk menjadi orang sukses, banyak cara dan mempunyai kebiasaan positif yang harus dilakukan. Untuk langkah awalnya Anda harus mempunyai kebiasaan cara berpikir yang positif, sehingga Anda bisa berkata dan bersikap positif. Dengan langkah awal ini, Anda akan lebih mudah lagi untuk melangkah kedepan menjadi orang yang sangat-sangat produktif. Untuk bisa meraih kesuksesan, Anda harus banyak dan cepat mengumpulkan berbagai keberhasilan-keberhasilan.

    ReplyDelete
  8. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Dikatakan pada elegi di atas bahwa : " sebenar-benar diriku bukanlah gunung dengan puncak yang tunggal. Boleh dikata aku adalah pegunungan. Maka setinggi-tinggi gunung di dunia ini adalah gunungnya para anggotaku." Manusia bukanlah makhluk tunggal. Manusia selalu memiliki hubungan dengan manusia-manusia lainnya. Berlakulah adil kepada siapapun, baik yang lebih lemah atau yang lebih kuat dari diri kita. Bekerjasamalah dalam kebaikan, karena sejatinya manusia memanglah terlahir sebagai makhluk sosial.

    ReplyDelete
  9. Aan Andriani
    18709251030
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Menggapai setinggi-tinggi gunung di dunia tentu tidak mudah. Perlu bantuan dari orang lain untuk dapat membantu dan mengarahkan kepada tujuan yang diinginkan. Sebagai seorang manusia tidak akan bisa untuk hidup sendiri. Soasialisasi sangat diperlukan untuk dapat lebih dekat dengan orang-orang yang berada disekeliling kita karena pengetahuan tidak hanya berasal dari buru namun juga bisa berasal dari orang lain. Orang yang hanya suka mencari ilmu saja masih belum cukup untuk dapat menggapai gunung tertinggi. Masih ada syarat lain lagi yaitu mengimplementasikannya. Mencari ilmu tidak akan lengkap jika tidak diiringi dengan mengamalkannya. Sebaik-baik orang adalah ia yang bisa berguna bagi orang lain.
    Wassalamualaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  10. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
    Elegi diatas menggambarkan situasi yang ada. Terkadang saat ingin meraih puncak selalu sulit karena terlalu seragam dan terlalu menonjolkan jati diri kita. Hambatan itu biasa, malah menjadi bumbu dalam meraih puncak. Diperlukan kemampuan yang perlu menerjemahkan dan kesediaan yang juga bisa menerjemahkan sehingga untuk meraih puncak tersebut bisa dikatakan kecil hambatannya.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

    ReplyDelete
  11. Dini Arrum Putri
    18709251003
    S2 P Math A 2018

    Dari elegi di atas saya mengambil kesimpulan bahwa manusia selalu membutuhkan bantuan dari orang lain. Setinggi-tingginya derajat manusia dan kuasa yang dimilikinya tidak lepas hanya dengan pencapainnya sendiri pasti ada bantuan dari orang lain karena manusia adalah makhluk sosial sehingga tidaklah boleh manusia berlaku sombong.

    ReplyDelete
  12. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Sejujurnya saya masih belum memahami tentang Dewi Hermein, tentang kemampuan menterjemahkan dan diterjemahkan.  
    Terjemahkanlah apa saja yang engkau jumpai dalam perjalananmu dapat diterjemahkan sebagai mencari makna dibalik sesuatu, memahami metafisik dibalik fisik dan menerima serta meyakini hikmah disetiap kejadian.
    Dan terbukalah hatimu terhadap saran-saran dari orang yang engkau temui dapat diterjemahkan sebagai melembutkan hati, melepaskan diri dari jerat rasa memiliki dan rasa sombong, menurunkan ego, dst.

    ReplyDelete
  13. Seftika Anggraini
    18709251016
    S2 PM A 2018

    Untuk dapat bergaul di dunia internasional, harus benar-benar memiliki kemampuan yang mumpuni. Karena dari keterampilan ini akan dapat mengantarkan orang tersebut ke dunia internasional. Untuk memiliki keterampilan ini, dibutuhkan usaha dan doa yang tidak sedikit. Seseorang harus belajar secara mandiri dan dengan orang lain atau sumber belajar yang lain. Selain memiliki kemampuan untuk diri sendiri, seseorang juga perlu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  14. Diana Prastiwi
    28709251004
    S2 P.Mat A 2018

    Gunung pada artikel tersebut dianalogikan sebagai seorang berilmu dan juga seseorang yang telah sukses dalam karirnya di dunia. Untuk mencapai puncaknya, kita harus menempuh perjalanan yang tidak mudah. Memerlukan proses dan pengorbanan. Kalau sudah mencapai puncak, diharapkan tidak sombong dan tetap rendah hati, menolong orang lain dalam perjalanan mencapai puncak menambah kemuliaan. Sukses didapat dari usaha dan berdoa yang selalu beriringan serta kerja keras untuk menentukan suatau pilihan yang membuat kesuksesan ada dalam genggaman.

    ReplyDelete
  15. Tiara Cendekiawaty
    18709251025
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Menyambung dari psotingan kutarunggu sang rakata menggelar sidang rakyat (pertama) bahwa Agar dapat menggapai setinggi-tinggi gunung di dunia ini, kami mempunyai prinsip tentang dua hal. Pertama, kami menyadari mempunyai banyak anggota gunung-gunung yang lebih kecil dariku. Kedua, kami menyadari mempunyai banyak gunung-gunung yang lebih besar dariku. Artinya untuk menggapai kedudukan yang tinggi maka manusia harus dapat memposisikan diri dan menyadari potensinya. Manusia dapat meningkatkan potensinya dengan belajar dari orang lain dan dapat memanfaatkan potensinya untuk orang lain.

    ReplyDelete
  16. Deden Hidayat
    18709251032
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Sifat sombong adalah sifat yang harus kita hilangkan dalam diri kita. sifat sombong dapat menutupi kekurangan yang ada dalam diri kita, karena dengan sifat tersebut seakan-akan kita merupakan orang yang paling bisa dan benar. Untuk dapat menghilangkan sifat sombongnya tersebut kita harus selalu ingat bahwa kehidupan yang kita jalani bertujuan untuk beribadah kepada Allah SWT. Berpikir secara jernih dengan hati yang ikhlas akan menghindarkan diri kita dari sifat sombong tersebut.

    ReplyDelete
  17. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Untuk dapat menggapai setinggi-tinggi gunung, manusia harus senantiasa belajar/ menuntut ilmu. Ilmu dapat diperoleh dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Menuntut ilmu tidak selamanya hanya kepada orang yang memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan diri kita sendiri, namun bisa dari siapa pun. Kunci utamanya adalah kemampuan kita untuk senantiasa menterjemahkan dan diterjemahkan. Terima kasih.

    ReplyDelete
  18. Fabri Hidayatullah
    18709251028
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Sesuai dengan kodratnya, manusia merupakan makhluk sosial. Oleh karenanya apapun kedudukan, kelebihan, dan keahliannya, manusia akan selalu membutuhkan bantuan orang lain. Setinggi-tingginya ilmu adalah yang digunakan dan diimplementasikan dalam jejaring sistemik untuk kepentingan internasional. Untuk dapat sampai ke situ tidaklah mudah. Diperlukan perjuangan dan kerjasama satu sama lain, dan yang lebih penting lagi adalah adanya komunikasi. Dengan kata lain, semuanya harus bersedia untuk menterjemahkan dan diterjemahkan. Selain itu, dalam proses terjemah dan diterjemahkan semuanya harus terbuka dalam menerima kritik, nasihat, dan saran.

    ReplyDelete
  19. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PPs UNY PM A 2018

    Elegi kedua ini sebenarnya lanjutan dari elegi pertama yang menjelaskan tentanga bagaimana agar bisa menjadikan ilmu kita bermanfaat. Ada banyak cara yang dirincikan dalam elegi ini salah satunya adalah bertanya pada gunung yang sudah sangat tinggi atau pada orang yabg sudah sekian lama melayani manusia dengan ilmu nya. Elegi ini juga menjelaskan tentang bahwa kalau kita sudah berada di puncak harus juga mengajak atau membantu gunung gunung yang kecil supaya bisa sama sama menjadi gunung yang tinggi (orang berilmu yang bermanfaat).

    ReplyDelete
  20. Septia Ayu Pratiwi
    18709251029
    S2 Pendidikan Matematika 2018

    Manusia merrupakan makhluk sosial. Yang berarti mereka tidak bisa hidup sendiri, mereka membutuhkan orang lain untuk bersosialisasi. Seiring dengan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh manusia, maka untuk menyelesaikannya diperlukan jejaring yang sistematik yaitu melalu bantuan orang lain. orang lain disini bisa keluarga, teman terdekat, rekan kerja, dan masyarakat secara luas. Selain harus berlaku tolong-menolong kepada sesama, manusia juga harus bersikap adil baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Definisi adil ialah tidak berat sebelah. Toleransi kepada sesama merupakan aktivitas menegakkan keadilan bagi sesama manusia. Harapnnya manusia akan terus dapat bersikap baik untuk menhindari perpecahan dalam masyarakat.

    ReplyDelete
  21. Rosi Anista
    18709251040
    S2 Pendidikan Matematika B


    Dari elegi di atas disebutkan bahwa dalam mencapai suatu kesuksesan tentunya kita memerlukan bantuan dari orang lain, karena pada kodratnya manusia adalah makhluk sosial yang akan saling membutuhkan satu sama lain. Lalu setelah kita menggapai kesuksesan tersebut jangan pernah kita menyombongkan diri karena merasa sudah berada di atas, karena sebenar-benarnya di atas langit masih ada langit.

    ReplyDelete
  22. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Untuk menggapai ketinggian ilmu maka kita harus menyadari bahwa di dunia ini selalu ada yang lebih baik, luas, lebar dsb. Kita juga harus menyadari bahwa di dunia ini selalu ada yang lebih kecil, lebih harus teliti, lebih harus peka dsb. Dalam menggapai ilmu maka kita harus mampu menerjemahkan. Namun apakah menerjemahkan saja cukup? Tidak karena kita butuh sorang lain sebagai sumber ilmu dan masukan dimana dalam kategori ini kita harus mau diterjemahkan. Karena sesungguhnya ilmu berasal dari menerjemahkan dan diterjemahkan

    ReplyDelete
  23. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Ilmu tidak akan pernah habis. Semakin kita belajar semakin kita menyadari bahwa sedikit sekali hal yang kita ketahui. Begitu juga sebagai seorang pendidik haruslah terus mencari ilmu, memperbaiki diri lebih baik lagi. Karena tugas seorang pendidik adalah mengantarkan murid-murid untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat bagi mereka kelak.

    ReplyDelete
  24. Hidayatul wafiroh
    19701251010
    S2 PEP A 2019

    Setiap manuasia adalah gunung. Gunung tersebut berisi ilmu. Kita memiliki tugas memberikan atau membagikan ilmu yang kita peroleh kepada orang lain, dan kita selalu terus belajar untuk menambah ilmu kita karena ilmu itu tak akan pernah ada habisnya. Dalam mencari ilmu banyak rintangan untuk menggapai gunung-gunung atau ilmu yang lebih tinggi. Kita harus selalu membuka pikiran kita dan kemampuan kita. Kemampuan untuk menterjemahkan dan kesediaan diterjemahkan. Terjemahkan setiap hal yang kita temukan dan terbukalah terhadap saran-saran dari orang yang kita temui. Dengan saran kita akan belajar menjadi orang yang lebih baik. Orang yang berilmu tidak akan merasa berilmu, sehingga akan selalu terbuka terhadap saran.

    ReplyDelete
  25. Mira Amalia Yudhanti
    19701251014
    S2 PEP A

    Manusia adalah makhluk sosial, diciptakan untuk saling tolong-menolong, bertoleransi, bersosialisasi, dll. Sama halnya dalam menggapai gunung tertinggi manusia tidak akan mampu menggapai gunung tertinggi tanpa bantuan dari gunung-gunung yang lebih besar. Sehingga untuk mencapai puncak kesuksesan tidaklah instan akan ada proses didalamnya.

    ReplyDelete
  26. Ngaenun Nangim
    19709251058
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Berdasarkan elegi di atas, telah mengajarkan pada saya khususnya, untuk tidak menyombongkan apa yang telah dimiliki, entah ilmu, rupa, harta, tahta, dan segala pemberian yang Allah titipkan. Serendah-rendahnya seseorang adalah dia yang menyombongkan apa yang dimiliki. Setinggi-tingginya orang adalah dia yang mau terus belajar, mengimplementasikan apa yang dimilikinya di jalan yang benar, dan tidak pernah menyombongkan segala yang melekat padanya. Gunung super itulah orang beilmu yang selalu menggunakan ilmunya untuk orang lain dan tidak merasa lebih berilmu daripada yang lainnya.

    ReplyDelete
  27. Zuari Anzar
    19701251006
    S2 PEP A 2019

    Sesngguhnya manusia itu diciptakan sendiri, namun karena keterbatasannya, ia juga membutuhkan pendamping. Itulah tabiatnya manusia. Dan bahwa segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan, bersuku-suku, dan berbangsa-bangsa. Kita dciptakan untuk saling menebar kebaikan kepada sesama. Namun kita tidak dapat selalu menebarkan kebaikan tanpa keberadaan orang lain. Maka ketahuilah keterbatasan kita masing-masing sehingga kita bisa memahami dan menghargai keberadaan orang lain.

    ReplyDelete