Oct 28, 2012

Kutarunggu Konflik Diperbatasan




Oleh Marsigit

Stigmagata:
Hei..siapakah yang berdiri didepanku. Engkau telah menghalangi jalanku. Kalau engkau mau ikutlah aku, tetapi jika tidak, menyingkirlah dari hadapanku.



Cantralya:
Siapakah dirimu juga. Engkau mau kemana, jika melewati jalan yang ini maka engkau harus sebutkan maksud dan tujuanmu.

Stigmagata:
Kelihatannya aku sedang bertemu dengan orang yang membawa kuasa atau diberi kuasa atau sedang berkuasa atau sok kuasa. Jika engkau memang kuasa maka usirlah diriku jika engkau bisa.

Cantralya:
Kelihatannya aku sedang bertemu dengan orang yang membawa kuasa atau diberi kuasa atau sedang berkuasa atau sok kuasa. Jika engkau memang kuasa maka usirlah diriku jika engkau bisa.

Stigmagata:
Whe..lha kenapa engkau cuma menirukan saja ucapanku?

Cantralya:
Engka telah memproduksi stigma untuk melemahkanku. Maka aku kembalikan saja stigmamu itu.

Stigmagata:
Kelihatannya engkau waspada.

Cantralya:
Kelihatannya engkau kurang waspada.

Stigmata:
Whe..lha jawabanmu hanya kebalikan dari ucapanku saja.

Cantralya:
Kebalikan dari stigma itu stigma juga.

Stigmata:
Kelihatannya engkau berilmu.

Cantralya:
Kelihatannya engkau kurang berilmu.

Stigmata:
Whe... jawabanmu mengulang yang terdahulu.

Cantralya:
Diulang, diingkar, dibalik maka sebuah stigma tetaplah stigma.

Stigmata:
Engkau paham betul tantang diriku, padahal aku tidak mengetahuimu.

Cantralya:
Jangan lanjutkan perjalananmu. Aku tahu bahwa engkau akan mencari dan mencuri data ke Kutarunggu dan ke Hanuya. Maka enyahlah dirimu.

Stigmata:
Enyahlah dirimua

...
Enyahlah Cantralya..enyahlah Stigmata...enyahlah Cantralya...enyahlah Stigmata...enyahlah Cantralya...enyahlah...Stigmata...enyahlah....Cantralya...enyahlah....Stigmata...enyahlah....Cantralya...enyahlah...Stigmata...enyahlah....Cantralya...enyahlah....Stigmata...enyahlah....Cantralya...enyahlah Stigmata...enyahlah Cantralya...enyahlah Stigmata

33 comments:

  1. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Stigma itu determin menjatuhkan sifat, jadi keadaan yang satu dijatuhkan dengan keadaan yang lain. Stigma tidak bisa dilawan dengan stigma juga. Stigma dilawan dengan kebaikan, tunjukan bahwa stigma itu tidak benar adanya. Stigma dilawan dengan selalu berpikir positif, berpikir kritis, dan hati yang jernih. Tidak akan ada habisnya ketika stigma dilawan dengan stigma itu hanya akan membuat pusaran setan.

    ReplyDelete
  2. Restu Widhi Laksana
    S2 Pendidikan Matematika A 2018
    18709251022
    Bismillahirrokhmanirrokhim
    Tulisan ini merupakan pertemuan awal saya dengan pengggambaran sebuah stigma, maka dari pemahaman saya yang sedikit ini mohon dikoreksi jika keliru.
    Menurut yang saya fahami stigma merupakan cap atau tanda yang dikenakan kepada sesuatu, namun dalam konteksnya biasanya objek yang dikenai stigma adalah seseorang. Stigma ini bisa berupa pandangan umum (stereotype) dimana seseorang menyamaratakan sifat atau pola tingkah laku dan pola berfikir orang lain dengan model yang pernah ia temui. Stigma juga dapat berupa asumsi (prejudice) dimana seseorang menyimpulkan sebelum mengetahui yang sebenarnya. Selain itu stigma juga dapat berupa diskriminasi yaitu ketika seseorang dengan tatto akan dianggap preman kemudian dijauhi, atau ketika seorang anak lulusan pondok di anggap jorok dan berpenyakit kulit kemudian dijauhi.
    Dari ketiganya stigma menghalangi kita untuk membaca sebuah isi tulisan, mengerti makna tersirat sebuah puisi dan menghentikan kita melangkahkan kaki pada sebuah kesempatan. Stigma membuat kita hanya melihat buku sebagai halaman sampul dan ringkasan di belakang, membuat kita melihat puisi berdasarkan judul.
    Dari gambaran stigma dalam tulisan di atas juga tidak berbeda bahwa stigma cenderung untuk berfikir bahwa orang yang ada didepannya sedang sok berkuasa, diberi kuasa, mempunyai kuasa dan cap lain yang bisa ia sematkan daripada untuk bertanya dan mengenal lebih jauh. Sekali kita menyematkan sebuah stigma pada seseorang maka kita cenderung menyematkan stigma-stigma lain. Sehingga sebuah stigma akan terus membuat kita memproduksi stigma lain baik yang sifatnya berlawanan maupun yang sifatnya padanan kata. Lalu bagaimana menghindari stigma? mungkin akan saya temukan di tulisan yang lain.

    ReplyDelete
  3. Yoga Prasetya
    18709251011
    S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
    Elegi diatas memberikan pelajaran bahwa stigma selalu ada dimana-mana. Jangan sampai kita ikut-ikutan juga dalam menstigma sesuatu yang mungkin belum kita ketahui segala sesuatunya dengan pasti. Dan kalau bisa dihindari dan jangan pernah dilakukan kalau kita menilai orang lain lewat lisan kita. itulah stigma satu kata dari lisan yang sangat berbahaya, lebih baik dihindari. Untuk itu selalu berdoa agar tidak mudah terpengaruh ke dalam stigma yang akan merugikan diri sendiri. Gunakan hati yang bersih, pikiran yang kritis dan ikhlas dalam berpikir, serta perlindungan kepada Allah SWT, sehingga akan mengurangi dan menghilangkan stigma yang akan merugikan diri.

    ReplyDelete
  4. Seftika Anggraini
    18709251016
    S2 PM A 2018

    Stigma dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Hampir setiap hari kita menerima stigma dari orang lain. Mengahadapi stigma dapat dilakukan dengan berpikir positif. Manusia sebaiknya berusaha untuk tidak memberikan stigma kepada orang lain. Kita harus berpikir positif tentang orang lain dan tidak merasa diri lebih bisa atau lebih hebat dari orang lain.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  5. Anggoro Yugo Pamungkas
    18709251026
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Berdasarkan artikel yang berjudul kutarunggu konflik diperbatasan diatas, menceritakn konflik yang terjadi pada stigmagata dengan cantralya. Konflik tersebut hanya karena hal sepele, dimana stigmata berbicara stigma dan cantralya membalas bicaraannya dengan kebalikan stigma yang diucapkan stigmagata. Padahal kebalikan dari stigma itu stigma juga. Dari konflik ini, semoga kita bisa belajar bahwa konflik itu tidak perlu dengan saling menjelek-jelekkan. Sama seperti yang dirasakan dalam politik di Indonesia, Kubu Prabowo menjelek-jelekkan Kubu Jokowi, dan sebaliknya Kubu Jokowi menjelek-jelekan Kubu Prabowo. Nah kita sebagai generasi masa depan, jangan kita terpengaruh ikut-ikutan dalam hal tersebut. Ingat, yang dijelek-jelekan itu sama saudara seindonesia. Mari kita doakan, semoga perseteruan politik diindonesia tidak semakin buruk. Semoga siapapun yang terpilih, dapat membuat Indonesia menjadi lebih baik. Aamiin

    ReplyDelete
  6. Erma Zelfiana Surni
    18709251009
    S2. P.Matematika A 2018

    Assalamualaikum Wr. Wb
    Yang saya pahami dalam elegi ini bahwa stigma itu selalu menyerang Kutarunggu dalam hal ini adalah ilmu pengetahuan kita. Sasarang utama dari stigma adalah orang yang kurang berilmu atau bahkan yang tidak berilmu. Kurang berilmu disini maksudnya kurang memaksimalkan daya kritis dan keikhlasanya dalam mencari kebenaran sesuatu sementara yang tidak berilmu adalah itulah sebenar-benar orang yang sepenuhnya termakan mitos, tidak menggunakan sama sekali pikiran kritis dan keihklasan hatinya. Stigma inilah penyebab terjadinya perpecahan dimana-mana, termasuk dinegara kita sekarang ini. Persebaran hoax yang begitu cepat, adu domba, fitnah, gunjingan, dst itulah multirupa dari stigma yang menjadikan pelakunya menjadi siburuk rupa.

    ReplyDelete
  7. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PM A PPs UNY 2018

    Stigma adalah suatu label yang diberikan kepada orang. Stigma pada saat sekarang ini berkonotasi negatif. Stigma yang kita labelkan pada orang lain dapat menyebabkan konflik karena stigma tersebut berasal dari dugaan tanpa bukti atau hoax. Konflik karena stigma merupakan hal yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, ada bermacam-macam hal yang menyebabkan konflik itu terjadi. Namun menurut saya jika kita dapat mengendalikan diri kita dengan bersabar dan berpikir lebih jernih dalam menanggapi suatu masalah atau hoax maka konflik itu tidak akan terjadi. Contohnya saja misalnya ada orang yang menghina kita, maka tak lantas kita harus menghina balik mereka. Cukup bersabar saja menghadapinya maka tidak akan terjadi konflik.

    ReplyDelete
  8. Muh. Fachrullah Amal
    18709251036
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Setiap yang ada pasti memiliki bayangannya, karena kita diciptakan dalam keadaan berpasang-pasangan ada laki-laki ada perempuan, ada baik dan ada buruk, dan masih banyak lagi. Sebaik-baik perbuatan adalah mengenali bayangannya. Sama halnya dengan stigma, stigma yang kita ketahui bahwa sesuatu yang bersifat negatif pasti memiliki bayangannya yaitu lawan dari stigma itu sendiri. Dengan mengenali bayangannya maka akan menghindarkan terjadinya suatu konflik. Dan juga kenalilah ruang dan waktunya.

    ReplyDelete
  9. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PPs UNY PM A 2018

    Pikiran manusia diumpamakan sebagai stigmagata sedangkan hati diumpamakan sebagai cantralaya. Ketika pikiran atau stigmagata mudah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan di luar diri untuk menjadi negatif maka hati atau cantralaya akan mencoba untuk melindungi sehingga nantinya pikiran akan berpikir kembali secara kritis. Sehingga kita sebagai manusia berusaha untuk mengolah stigmagata dan cantralaya agar bisa terhindar dari pengaruh negatif yang akan menjerumuskan diri kita sendiri.

    ReplyDelete
  10. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Di dalam konflik pastilah ada tuduhan, pihak tertunduh, dan pihak penuduh. Begitu pula dalam elegi ini baik Cantralaya maupun Stigmagata mempunyai tuduhan masing-masing yang sama. Pada intinya konflik yang diceritakan dalam elegi ini adalah tentang pengaruh baik dan buruk. Stigmagata ingin menyebarkan pengaruh buruknya melalui stigma, namun datanglah Cantralaya yang berusaha menghalanginya. Jadi saya maknai di sini bahwa Cantralaya adalah kebaikan karena berusaha untuk melindungi diri sari pengaruh buruk si stigma. Menurut saya implementasinya dalam kehidupan manusia di dunia adalah pikiran diumpamakan sebagai Stigmagata sedangkan hati diumpakan sebagai Cantralaya. Ketika pikiran mudah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan di luar diri untuk menjadi negatif maka hati akan coba melindunginya sehingga nantinya pikiran akan berpikir kembali secara kritis. Maka yang paling di sini adalah bagaimana kita mampu untuk mengolah hati agar hati kita tetap dapat melindungi segala pikiran kita dari pengaruh buruk termasuk stigma itu sendiri. Semua itu dikembalikan kepada Allah yaitu dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

    ReplyDelete
  11. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Stigma adalah pikiran yang kalut dan hati yang kotor. Untuk terhindar dari stigma kita harus berpikir kritis dan menggunakan hati yang bersih atau ikhlas. Dalam setiap langkah dan perbuaatan kita harus berusaha dan bekerja dengan memadukan kecerdasan pikiran dan hati nurani secara harmoni. Saat pikiran sedang kalut dan hati kotor maka kita cendrung akan semakin banyak berbuat kesalahan ataupun dosa. Untuk itu marilah kita selalu berusaha agar tidak terbelenggu pada stigma. Semakin kita berstigma semakin pula kita terjerumus pada sifat berburuk sangka, menduga-duga tentang yang tidak-tidak. Berburuk sangka hanyalah akan merusak diri kita sendiri. Kita lama kelamaan akan hidup dalam ketakutan dan kekhawatiran akan sesuatu yang bahkan tidak pernah ada bukti nyata akan keberadaannya.

    ReplyDelete
  12. Aan Andriani
    18709251030
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Stigma bisa muncul dimana saja dan kapan saja. jika kita lengah dan tidak waspada maka stigma dapat merasuk kedalam diri sendiri. dalam kehidupan pasti ada yang kebaikan dan keburukan. Stigma merupakan keburukan tersebut. untuk dapat menghadapi stigma tidak bisa dengan stigma juga, namun stigma harus dilawan dengan pikiran kritis dan hati yang ikhlas. Karena keburukan hanya bisa dilawan dengan kebaikan. Sesungguhnya kebaikan itu hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, terus berusahalah dekat dengan-Nya untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan dari-Nya.
    Wassalamualaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  13. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Mengingat kembali bahwa Stigma adalah gangguan-gangguan yang mungkin dialami manusia, manusia tersebut berhak menentukan stigma-stigmanya, apakah ia akan menjadi stigma yang baik atau buruk. Stigma itu sendiri adalah hati dan pikiran. Kebalikan dari stigma adalah stigma itu sendiri dan lawan dari stigma adalah juga stigma. Oleh karenanya, untuk melawan stigma-stigma buruk yang mungkin dialami, buatlah stigma-stigma kebalikannya yaitu stigma baik, karena stigma baik dapat menjaga dan membentengi diri kita dari stigma-stigma buruk yang mungkin mengganggu dan melemahkan kualitas hidup.

    ReplyDelete
  14. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
    Orang yang berkuasa atau sok kuasa jika bertemu dengan orang yang berkuasa atau sok kuasa juga maka akan mengeluarkan stigma masing-masing yang akan menghancurkan keduanya. Stigma ialah pikiran yang kalut dan hati yang kotor. Ibarat api bertemu dengan api maka akan semakin menjadi berapi-api. Sebaiknya api dipertemukan dengan air agar redam. Sebaiknya ada pihak yang menengahi antara orang yang berkuasa agar tidak lagi keluar stigma yang dapat menghancurkan keduanya.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

    ReplyDelete
  15. Dini Arrum Putri
    18709251003
    S2 P Math A 2018

    Stigma yang berkembang saat ini lebih mendominasi kepada stigma yang negatif. Kebanyakan orang berlomba-lomba untuk membuat stigma negatif demi menjatuhkan orang lain. Dan berujung banyak manusia yang terjebak dengan mitos. Pengetahuan-pegetahuan saat ini juga sering diibaratkan sebagai aliran yang sesat banyak orang yang mengungkapkan suatu kebohongan contohnya saja pengetahuan. Dan semoga kita selalu terhindar dari jebakan mitos dan terus berusaha menggapai logos.

    ReplyDelete
  16. Tiara Cendekiawaty
    18709251025
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Stigma seringkali berhubungan dengan sesuatu yang negatif. Tak dapat dipungkiri, stigma dapat muncul dimana saja, kapan saja, dan menimpa siapa aja. Munafik apabila kita sebagai manusia biasa tidak pernah terbelenggu dengan stigma tetapi yang dapat dilakukan ada membuat benteng agar kita selalu berusaha untuk tidak terbelenggu lagi dengan stigma. Benteng berupa senantiasa berpikir kritis dan menggunakan hati nurani kita.

    ReplyDelete
  17. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Stigma memang sangat berbahaya. Setiap manusia hendaknya senatiasa waspada akan stigma-stigma. Stigma ada di mana-mana. Cara agar terhindar dari stigma adalah dengan senantiasa berpikiran kritis dan berhati nurani. Jika dihadapkan pada suatu hal, jangan langsung mempercayainya, namun selidiki dulu, fikirkan dulu dari berbagai sisi.

    ReplyDelete
  18. Deden Hidayat
    18709251032
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Berdasarkan elegi tersebut bahwa konflik yang terjadi dari permasalahan tersebut adalah akibat dari pengaruh baik dan buruk. Ketika pikiran dalam diri kita mudah terpengaruh oleh keadaan buruk dari luar maka hati yang kita milliki akan mencoba menjaga dan melindunginya. Hati akan melindungi diri kita sehingga pikiran kita akan kembali lagi melakukan berpikir secara kritis. Oleh karena itu, tugas kita adalah menjaga dan mengolah hati yang kita miliki agar tetap ikhlas dan jernih sehingga tetap melindungi pikiran kita oleh pengaruh-pengaruh yang buruk termasuk salah satumya stigma.

    ReplyDelete
  19. Fabri Hidayatullah
    18709251028
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Konflik antara Stigmagata dan Cantralya seperti menggambarkan konflik yang terjadi di dalam hati kita masing-masing ketika sedang menolak suatu keburukan yang datang untuk mengotori hati. Namun, meski begitu, stigma akan tetap terus menerus menggoda hati kita. Stigma tersebut dapat muncul dalam bentuk yang berbeda-beda. Maka jika kita tidak bisa membentengi hati kita kita akan mudah terpengaruh oleh stigma negatif. Oleh karenanya agar tidak masuk dalam perangkap stigma, kita harus selalu mawas diri, berpikir kritis, dan selalu memohon pertolongan Allah SWT.

    ReplyDelete
  20. Septia Ayu Pratiwi
    18709251029
    S2 Pendidikan Matematika 2018

    Stigma satu dengan stigma yang lainnya itu sama. Seseorang berucap tentang hal jelek kepada orang lain, itu stigma. Seseorang yang memaki orang lain, itu juga stigma. Seseorang yang bertengkar dan saling olok-mengolok itu stigma. Semua yang kita katakan dan kita ucapkan, itu stigma. Kesimpulannya, bahwa stigma dapat menjatuhkan seseorang dengan mudah jika tidak ditanggapi dengan benar dan secara baik-baik. Stigma dibalas dengan stigma sama saja dengan menyiram bunga saat cuaca hujan.

    ReplyDelete
  21. Rosi Anista
    18709251040
    S2 Pendidikan Matematika B

    Stigma itu merupakan cerita tentang sesuatu hal yang belum pasti. Stigma juga bergantung pada pemikiran setiap orang. Misalnya begini saat seseorang memperoleh stigma entah dari orang lain ataupun membaca sendiri suatu cerita yg kemudian dijadikan stigma, kemudian orang tersebut menceritakan kepada orang lain. Dan orang kedua kembali menceritakan kepada orang ketiga tentu cerita tersebut akan sedikit berbeda dari cerita orang pertama tadi, entah itu ceritanya bertambah atau berkurang. Maka dari itu hendaknya dalam menerima suatu stigma, kita tidak boleh 100% menyerap berita tersebut namun harus benar-benar mengetahui keabsahan dari cerita tersebut.

    ReplyDelete
  22. Darwis Cahyo Nugroho
    18709251038
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum wr.wb
    Stigma adalah tanda yang dikenakan kepada sesuatu, namun dalam konteksnya biasanya objek yang dikenai stigma adalah manusia. Stigma ini bisa berupa pandangan umum dimana seseorang menyamaratakan sifat atau pola tingkah laku dan pola berfikir orang lain dengan model yang pernah ditemui. Stigma juga dapat berupa asumsi dimana seseorang menyimpulkan sebelum mengetahui yang sebenarnya. Selain itu stigma juga dapat berupa diskriminasi. Contohnya ketika ada anak yang memiliki penyakit kulit di jauhi karena stigma buruk terhadap penyakit kulit

    ReplyDelete
  23. Darwis Cahyo Nugroho
    18709251038
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum wr.wb
    Stigma menghalangi kita untuk membaca sebuah isi tulisan dan menghentikan kita melangkahkan kaki pada sebuah kesempatan. Stigma membuat kita hanya melihat buku "by the cover" dan membuat kita melihat artikel berdasarkan judul.
    Dari gambaran stigma dalam tulisan di atas juga tidak berbeda bahwa stigma cenderung untuk berfikir bahwa orang yang ada didepannya sedang sok berkuasa, diberi kuasa, mempunyai kuasa dan cap lain yang bisa ia sematkan daripada untuk bertanya dan mengenal lebih jauh. Sekali kita menyematkan sebuah stigma pada seseorang maka kita cenderung menyematkan stigma-stigma lain. Sehingga sebuah stigma akan terus membuat kita memproduksi stigma lain baik yang sifatnya berlawanan maupun yang sifatnya padanan kata.

    ReplyDelete
  24. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Stigmata dan cantralya saling beradu argument. Cantralnya selalu membuat stigmata kualahan karena kalimatnya selalu dibalikan. Namun sekalipun diulang, diingkar, dibalik maka stigma tetaplah suatu stigma.

    ReplyDelete
  25. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Dalam menjalani hidup terdapat stigma-stigma yang dapat mempengaruhi kita. Tentunya stigma-stigma tersebut dapat memberikan dampak negatif terhadap diri kita. Untuk itu kita perlu membentengi diri dengan selalu memohon berdoa kepada Tuhan untuk selalu dilindungi dari stigma-stigma yang dapat merusak.

    ReplyDelete
  26. Diana Prastiwi
    18709251004
    S2 P. Mat A 2018

    Stigma merupakan suatu pandangan yang cenderung bernilai negative akan suatu hal. Namun tidak dipngkiri stigma dapat bernilai baik. Sejauh ini, stigma membuat kita berburuk sangka kepada yang lain, dan pandangan yang buruk akan menggangu kesehrian kita karena ketika pandangan sudah buruk akan menghalangi suatu kebaikan masuk dalam diri kita. Maka hal tersebut berbahaya bagi kehidupan kita. Sehingga untuk menghindari hal tersebut, kita bisa melakukan istighfar dan terus mendekatkan diri kepada Allah SWT.

    ReplyDelete
  27. M. Ikhsan Ghozali
    19701261003
    PEP S3 2019

    Assalamu'alaikum wr.wb.
    Lawan stigma adalah stigma atau stigma dilawan dengan stigma. Di satu sisi, strategi ini mungkin bisa dipakai dengan tujuan untuk menegaskan bahwa stigma itu sesungguhnya tidak berlaku buat orang yang distigmakan tersebut. Namun di sisi lain, ketika stigma dilawan dengan stigma, kemungkinan untuk terjadi hal yang makin buruk tentunya tidak bisa dihindari. Bisa saja ia malah menjadi spiral stigma, satu stigma memunculkan stigma lainnya, dan pada akhirnya bisa menjadi lingkaran setan, tak pernah ada habisnya.
    Keburukan hendaknya dibalas dengan kebaikan. Sebagaimana dalam elegi lainnya, disebutkan bahwa untuk mengatasi stigma hendaknya menggunakan pikiran kritis dan hati yang bersih. Semoga kita senantiasa dalam lindugan-Nya dan terhindar dari perbuatan tidak terpuji.
    Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
    Wassalamu'alaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  28. Hidayatul wafiroh
    19701251010
    S2 PEP A 2019

    Berdasarkan elegi di atas bahwa stigma adalah pikiran yang kalut dan hari yang kotor. Stigma ada untuk melemahkan manusia. Jika manusia kurang waspada, berilmu, dan tidak menggunakan hati maka dengan mudah akan dipengaruhi stigma. Selalu gunakan akal pikiran dan hati untuk menghalangi stigma. Dengan akal pikiran dan hati kita mencari tahu terlebih dahulu kebenaran dari stigma tersebut. Sehingga tidak terjadi ketidakpastian agar tidak menimbulkan hal yang buruk, fitnah, dan hoax. Hal tersebut yang dapat merugikan manusia sendiri. Selalu pertambah pengetahuan dan ibadah kita.

    ReplyDelete
  29. Ngaenun Nangim
    19709251058
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Stigma sejatinya dapat mempengaruhi cara berpikir, cara bersikap, dan kebiasaan orang. Bahkan, jika dipercayai dengan kuat, diyakini, dan terus dipertahankan dalam hidupnya, berakibat dalam mempengaruhi wataknya. Untuk menghindari pengaruh stigma, sangatlah penting bagi kita untuk menguatkan kemampuan spiritual, emosional, dan intelekual agar mampu berpikir dengan jernih, kritis, dan benar.

    ReplyDelete
  30. Vera Yuli Erviana
    NIM 19706261005
    S3 Pendidikan Dasar 2019

    Assalamualaikum Wr. Wb.
    Sifat itu dipengaruhi oleh stigma. Stigma dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Setiap orang akan menerima stigma dari orang lain. Sebagai manusia kita harus dapat menghadapi stigma dengan berpikir positif. Karena berpikir positif akan menjadikan kita menjadi manusia yang lebih baik.

    ReplyDelete
  31. Zuari Anzar
    19701251006
    S2 PEP A 2019

    Dari elegi diatas bahwa cerminan dunia ini yang digambarkan melalui kerajaan stigma di mana di dalamnya hiduplah orang-orang yang ingin menghalalkan segala cara demi apa yang ia inginkan. Ingin semuanya serba instan dan tak mau repot. Bahwa pikiran kritis itu mampu menangkal setiap stigma. Seperti yang pernah diungkapakan sebelumnya bahwa untuk mengusir yang namanya stigma adalah dengan menggunakan pikiran yang kritis dan hati yang ikhlas. Tidaklah suatu kemungkaran dapat dicegah melainkan dengan pikiran yang kritis dan hati yang bersih lagi ikhlas.Tujuan hidup ini tidak selalu tentang duniawi namun hidup ini juga tentang rohani. Stigma cenderung ingin menguasai dunia ini namun tidak memikirkan tentang dunia akhirat. Ini bukan tujuan hidup kita yang sebenarnya.

    ReplyDelete
  32. Sarah desiana pahu
    19709251063
    S2 PM D 2019
    Stigma juga dapat terbentuk tanpa mengetahui kebenarannya. Seperti elegi diatas, stigma yang asal-asalan tercipta karena melihat luarnya saja. Padahal hal itu tidak baik karena malah menimbulkan permasalahan dan permusuhan. Alangkah baiknya sebelum menciptakan sebuah stigma, seseorang harus tau dulu kebenarannya dan jangan terburu-buru dalam mengambil kesimpulan. Kalaupun sudah ada stigma yang tercipta baik positif atau negatif, lebih baik disimpan dalam hati dahulu. Bila sudah tau kebenarannya barulah kita bisa menciptakan stigma-stigma kita. Tapi ingat jangan menyakiti orang lain dengan stigma kita. Terima kasih.

    ReplyDelete
  33. Sarah desiana pahu
    19709251063
    S2 PM D 2019
    Saya ada membaca mengenai stigma di paparan lainnya. Untuk menangkal stigma negatif itu sepemahaman saya adalah dengan berpikir positif, berpikir kritis, ikhlas dan sebagainya. Karena semua yang kita lakukan itu sangat berpengaruh terhadap stigma-stigma kita. Memang tidaklah mudah membentuk stigma positif apalagi bila itu tidak sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Tapi alangkah baiknya kita lebih memperbanyak stigma positif daripada stigma negatif. Sehingga tidak terjadi permusuhan maupun ketidakbermoralan. Terima kasih.

    ReplyDelete