Oct 10, 2012

Elegi Menggapai "Kant’s Method of Discovering the Concepts of the Pure Understanding"




By Marsigit

In the “Critique of Pure Reason”, Kant (1787) addresses the challenge of subsuming particular sensations under general categories in the Schematism section.



Kant argues that Transcendental Schemata allow us to identify the homogeneous features picked out by concepts from the heterogeneous content of our sensations.

Therefore, he indicates that judgment is only possible if the mind can recognize the components in the diverse and disorganized data of sense that make those sensations an instance of a concept or concepts.

Further, Kant argues that the necessary conformity of objects to natural law arises from the mind.

Kant's transcendental method has permitted us to reveal the a priori components of sensations i.e. the a priori concepts.

There are a priori judgments that must necessarily govern all appearances of objects.

These judgments are a function of the Table of Categories in determining all possible judgments.

The continuity of nature is also reflected in the dynamical categories, which are divided into those of relation and those of modality.

The relational categories are substance-accident, cause-effect, and agent-patient.

In each case, the corresponding principle is one of continuity.

Kant held that the only change occurred is a change in the state of an existing thing.

Thus, there are no discontinuities of existence in nature, no new things coming to be, and no existing things passing away.

All change is bound by laws of nature, which precludes the discontinuity that would result if change were random.

Following is the schematized of categories which is summarized by Kant :

Categories of the Understanding

As to:

Quantity - Quality - Relation – Modality
Unity (Measure) Reality Substance Possibility
Plurality (Magnitude) Negation Cause Existence
Totality (Whole) Limitation Community Necessity

Since individual images are perfectly separable as they occur within the sensory manifold, connections among them can be drawn only by the knowing subject in which the principles of connection are to find.

As in mathematics, so in science the synthetic a priori judgments must derive from the structure of the understanding itself.

Transcendental illusion is the result of applying the understanding and sensibility beyond their limits.

Although the objective rules may be the same in each case, the subjective idea of causal connection can lead to different deductions.

Kant argues that in the sections titled the Axioms, Anticipations, Analogies, and Postulates, there are a priori judgments that must necessarily govern all appearances of objects.

These judgments are a function of the Table of Categories in determining all possible judgments.

Axioms of Intuition states that all intuitions are extensive magnitudes.

Anticipations of Perception states that in all appearances the real that is an object of sensation has intensive magnitude, i.e., a degree.

Analogies of Experience states that:

a. in all variations by appearances substance is permanent, and its quantum in nature is neither increased nor decreased;

b. all changes occur according to the law of the connection of cause and effect; and

c. all substances, insofar as they can be perceived in space as simultaneous, are in thoroughgoing interaction.

Postulates of Empirical Thought states:

a. what agrees with the formal conditions of experience is possible;

b. what coheres with the material conditions of experience is actual; and that whose coherence with the actual is determined according to universal conditions of experience is necessary.


References:

1 Kant in “Kant” Retrieved 2004
2 Ibid.
3 Ibid.
4 Kant in Kemerling, G., 2001, “Kant: Synthetic A Priori Judgement.”. Retieved 2003
5 Kan in Meibos, A., 1998, “Intro to Philosophy: Kant and a priori Synthetic Judgments”, Prof. Arts Notes for PHIL 251 Retrieved 2004
6In Wallis, S.F, 2004, Immanuel Kant (1724-1804), New York: Media & Communication, The European Graduate School. Retreived 2004

10 comments:

  1. Ibrohim Aji Kusuma
    18709251018
    S2 PMA 2018

    Kata Transendental mengacu pada metode transendental yang diungkapkan oleh Immanuel Kant pada abad ke delapan belas Kemudian pada abad ke dua puluh dikembangkan oleh beberapa pemikir seperti Pierre Rousselot, Joseph Marechal, Karl Rahner dan Bernard Lonergan. Mereka berusaha menterjemahkan "intelektual" yang asli menurut pemikiran Thomas Aquinas sebagai subjektifitas dan kesadaran historis kant's berpendapat bahwa skema transendental memungkinkan kita mengidentifikasi hal hal yang sejenis berdasarkan keragaman.

    ReplyDelete
  2. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006

    Menurut Kant, ketagori dari pemahaman itu terdiri dari kuantitas, kuaitas, hubungan, modalitas, kesatuan sebagai sebuah ukuran, reliatas yang berisi keunkinan-kemungkinan, pluralitas dalam hal jarak, negasi yang enyebabkan keberadaan, totalitas yang meuat keseluruhan, keterbatasan, kominitas, kebutuhan.

    ReplyDelete
  3. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PPs UNY PM A 2018

    Elegi ini berkaitan dengan metode Kant dalam menemukan konsep pemahaman murni. Di mana dijelaskan bahwa penghakiman hanya mungkin jika pikiran dapat mengenali komponen dalam data yang beragam dan tidak terorganisir rasa yang membuat sensasi-sensasi contoh konsep atau konsep. Dalam ilmu sintetis sebuah penilaian apriori harus berasal dari struktur pemahaman itu sendiri.

    ReplyDelete
  4. Fabri Hidayatullah
    18709251028
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Menurut Kant, skemata transendental membuat kita dapat mengidentifikasi sifat homogen yang dipikih dengan konsep dari materi yang heterogen dari perasaan kita. Maka ia menyatakan bahwa penilaian atau judgment hanyalah mungkin terjadi bila pikiran dapat mengenali komponen dalam keragaman dan kekacauan fakta yang membuat perasaan-perasaan tersebut menjadi contoh dari konsep atau menjadi konsep. Metode transendental Kant memungkinkan kita untuk mengungkapkan komponen a priori. Menurut kant, di dalam pikiran kita terdapat empat kelompok pemahaman, yaitu kuantitas, kualitas, hubungan, dan modalitas. Pemahaman hanya dapat dicapai dengan pengetahuan subjek dalam menemukan koneksinya.

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. Amalia Nur Rachman
    18709251042
    S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018

    Menurut Immanuel Kant, matematika memuat prinsip-prinsip a priori murni. Kant menyatakan bahwa pengetahuan a priori disebut sebagai transcendental hanya ketiks memuat representasi tertentu saja, dan ruang bukan sesuatu yang bersifat empiris merupakan melainkan pengetahuan yang memuat representasi terhadap sesuatu. Kant mengemukakan perbedaan transendental dan empiris melalui kritik pengetahuan, bukan melalui hubungan di antara pengetahuan dengan objek-objeknya

    ReplyDelete
  7. Agnes Teresa Panjaitan
    S2 pendidikan matematika A 2018
    18709251013

    Dalam tulisan ini disampaikan bahwa Kant mengkategorikan pemahaman dalam beberapa skema, yaitu :
    Kuantitas-Kualitas-relasi-modalitas
    Kesatuan(mengukur) peluang substansi realitas
    Pluralitas(besarnya) keberadaan akibat negasi
    Totalitas(keseluruhan) Kebutuhan limitasi komunitas.
    Karena citra yang ada pada manusia pada dasarnya terpisah dari yang terlihat, hubungan antara kategori diatas hanya dapat digambarkan dengan mengetahui prinsip keterhubungan subjeknya. Seperti dalam matematika, dalam Sains sintetis dari pernyataan suatu priori harus diturunkan dari struktur pemahaman itu sendiri.

    ReplyDelete
  8. Septia Ayu Pratiwi
    18709251029
    S2 Pendidikan Matematika 2018

    Kant berpendapat bahwa Skema Transendental memungkinkan kita untuk mengidentifikasi fitur-fitur homogen yang dipilih oleh konsep-konsep dari konten heterogen dari sensasi kita. Lebih lanjut Kant berpendapat bahwa kesesuaian onjek tergantung pada pikiran kita. Metode transcendental yang dikemukakan oleh Kant ini mengandung konsep a priori yang mana ada penilaian a priori yang mengatur semua penampilan objek.

    ReplyDelete
  9. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Dalam filsafat Kant, pikiran kita ini merupakan suatu kategori dimana kita harus memperhatikan Kuantitas-Kualitas-Modalitas. Namun kemampuan pikiran mengkategorikan tidak serta merta dapat langsung kita menfaatkan. Kita juga harus memahami pengkategorian tersebut agar dapat memaksimalkan kemampuan kerja pikiran, dan memaksimalkan wawasan yang kita miliki untuk menyelesaikan berbagai masalah.

    ReplyDelete
  10. Syaiful Syamsuddin
    19701261002
    S3 PEP 2019

    Assalamu alaikum wr.wb
    Dalam bukunya Critique of Pure Reason, Kant mengatakan bahwa Transendental schemata memungkinkan kita untuk mengidentifikasi fitur homogen dari konsep-konsep isi heterogen tersebut. Oleh karena itu, ia menunjukkan bahwa penilaian (judment) hanya mungkin jika pikiran dapat mengenali komponen dalam beragam data dan tidak teratur. Selanjutnya, Kant berpendapat bahwa kesesuaian objek diperlukan dengan hukum alam yang muncul dari pikiran. Metode transendental Kant telah mengizinkan kita untuk mengungkapkan konsep a priori. Dan ada penilaian apriori yang tentu harus mengatur semua penampilan objek.

    ReplyDelete