Oct 28, 2012

Kutarunggu Sang Rakata Menyatukan Lima Gunung (Pertama)




Oleh Marsigit

Rakata:
Wahai Ramasita, dalam perjalanan kita ini aku melihat ada 5 (lima) gunung, dua diantaranya cukup tinggi dan besar, yang satu sedang dan yang satu kecil, tetapi yang satu kelihatannya besar tetapi masih tertutup kabut. Coba sebutkan nama-nama gunung itu.



Ramasita:
Wahai sang Rakata, gunung yang paling tinggi itu namanya Gunung Ndakiti, sedang yang lebih rendah sedikit namanya Gunung Ndadismen, sedangkan gunung yang tertutup kabut itu tingginya nomor tiga, namanya adalah Gunung Nayahu. Sedang gunung yang tingginya nomor empat itu namanya Gunung Kanwala. Dan gunung yang paling rendah itu namanya Gunung Kasala.

Rakata:
Tentang empat gunung itu aku bisa jelas melihatnya. Tetapi gunung yang nomor tiga itu aku tidak bisa melihatnya. Bagaimana menurut penglihatanmu? Apakah dia masih tertutup kabut?

Ramasita:
Wahai sang Rakata, ini adalah suratan takdir. Sebetulnya gunung nomor tiga itu menurut penglihatanku bisa dilihat begitu jelasnya. Tiadalah sedikitpun kabut yang menutupinya. Tetapi takdir tetaplah takdir, bahwasanya untuk gunung nomor tiga itu engkau akan mengalami kesulitan melihatnya.

Rakata:
Sebentar Ramasita, aku tidak habis mengerti. Mengapa sekedar melihat gunung saja harus berbeda-beda antara orang satu dengan yang lainnya. Kenapalah aku ditakdirkan sulit melihat sebuah gunung tertentu, sedangka untuk gunung yang lain aku tampak jelas melihatnya.

Ramasita:
Wahai Rakata, ada syarat-syaratnya engkau bisa melihat gunung nomor tiga.

Rakata:
Apa syaratnya. Karena ini telah menjadi tantanganku, maka seberat apapun syaratnya aku ingin bisa melihat gunung nomor tiga itu.

Ramasita:
Syaranya adalah engkau harus terbebas dari rasa memiliki dan rasa sombong. Jika hal ini engkau paksakan maka engkau akan tergelincir dan terperosok masuk kedalam jurang yang dalam di samping gunung itu. Apakah engkau sanggup melakukannya.

Rakata:
Kalau rasa sombong aku berusaha mengatasinya dengan cara mohon ampun, tetapi rasa memiliki itu agak sulit. Karena hingga saat ini aku merasa memiliki banyak hal. Aku memiliki kegiatan, aku memiliki warga, aku memiliki fasilitas, aku memiliki kuasa dst. Bagaimana aku bisa menjalankan tugas-tugasku jika aku tidak boleh mempunyai rasa memiliki.

Ramasita:
Demikianlah ketetapannya. Tinggal engkau sanggup atau tidak.

Rakata:
Aku sanggup, tetapi bagaimana kalau sebentar saja syarat-syarat itu aku jalani.

Ramasita:
Walaupun engkau hanya melihat sekejap perihal gunung itu, tetapi dampaknya luar biasa, dan akan mempengaruhi jalan hidupmu. Maka sifat tidak memiliki dan tidak sombong itu harus menjadi tujuan dan jiwa hidupmu.

Rakata:
Baik saya sanggup

Ramasita:
Maafkan sang Rakata, perkenankanlah aku membuka kacamatamu. Sekarang bagaimana keadaannya?

Rakata:
Ya Tuhan mohon ampunlah diriku. Setelah Ramasita melepas kacamataku, maka aku melihat gunung nomor tiga itu berdiri begitu tegaknya. Terlihat olehku gunung itu menghampar begitu luasnya, tetapi semuanya tampak lebih rendah dariku. Kalihatannya diriku berada di puncak gunung ini. Kamanapun aku melangkah maka semua ngarai dan satwa di dalamnya selalu mengikutiku. Bahkan gunung-gunung yang lain pun menyesuaikan dengan gerak langkahku. Ada yang memberi jalan, ada yang berjalan beriringan, dst. Wah saya menjadi agak bimbang.

Rakata:
Wahai Ramasita apakah makna dari semua ini?

Ramasita:
Itulah suratan takdir wahai sang Rakata. Katahuilah, bahwa sebenar-benar gunung nomor tiga itu adalah dirimu sendiri. Maka tidaklah mudah engkau melihat gunung itu, karena hal yang demikian sama artinya engkau berusaha meliat dirimu sendiri. Maka hanya dengan jalan tidak merasa memiliki dan tidak sombong serta berpikir kritis itulah engkau mampu melihat dirimu sendiri. Itulah maka sebetul-betulnya dirimu adalah gunung Nahayu dan gunung Nahayu itu adalah dirimu.

Rakata:
Ya Tuhan ampunilah diriku yang bebal ini. Dikarenakan pertolongan Ramasitalah aku engkau buka hijabku sehingga aku engkau perkenankan bisa melihat diriku sendiri. Wahai Ramasita, ada peristiwa aneh yang aku alami setelah aku mampu melihat diriku sendiri. Sedang peristiwa aneh itu adalah aku melihat empat gunung yang lain selalu mengajakku bicara. Apa maknanya ini?

Ramasita:
Wahai sang Rakata, Tuhan telah bermurah hati kepada dirimu maupun kepada diriku. Itu terbukti bahwa sudah dekat saatnya engkau diijinkan menyatukan lima gunung. Ini adalah peristiwa besar yang akan membawa dampak besar bagi kehidupan di sekitar gunung-gunung itu.

Rakata:
Buatlah undangan kepada gunung-gunung itu, kepada semua penghuninya, kepada semua wargaku. Adapun isi undangan adalah mengikuti acara penyatuan lima gunung di Kerajaan Hanuya sini.

35 comments:

  1. Yoga Prasetya
    18709251011
    S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A

    Menyadari posisi diri sendiri sebagai hamba manusia yang lemah akan lebih menuntun kita untuk tidak menjadi pribadi yang sombong. Tak ada yang perlu disombongkan dalam menjalani hidup ini, karena semuanya hanyalah titipan Ilahi yang akan kembali ke tempat yang abadi. Setinggi-tinggi ilmu yang kita miliki masih lebih tinggi Sang Pemilik Ilmu Yang Maha Mengetahui Segalanya.

    ReplyDelete
  2. Agnes Teresa Panjaitan
    S2 Pendidikan Matematika A 2018
    18709251013

    Saya menyimpulkan bahwa gunung disini adalah sesuatu yang indah bagi siapapun yang mampu melihatnya. Sesuatu yang indah hanya dapat dirasakan oleh manusia ketika manusia menempatkan segala yang ia dapatkan sebagai titipan, bukan lah sebagai sesuatu yang dimiliki seorang diri. Menurut saya hal ini berlaku dalam kehidupan, dimana ketika manusia menginginkan berkat yang besar dalam hidupnya, maka manusia harus menyadari bahwa dirinya masih belum ada apa-apanya sehingga harus terus berdoa dan berusaha.

    ReplyDelete
  3. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Manusia itu hanyalah bagian kecil dari alam semesta. Tidak pantas baginya untuk merasa sombong dengan apa yang ia miliki. Semua yang ia miliki hanyalah titipan Alloh SWT. Manusia hanya berusaha untuk menggapainya. Maka dari itu gunakan hati dan pikiran yang jernih agar tidak terjebak dalam mitos dan godaan setan. Dan berdoalah dengan penuh kerendahan dan penghambaan kepada Alloh agar terhidar dari rasa tinggi hati. Karenga sebenar-benar yang tinggi hanya Alloh SWT.

    ReplyDelete
  4. Restu Widhi Laksana
    S2 Pendidikan Matematika A 2018
    18709251022
    Bismillahirrokhmanirrokhim
    Sebuah gunung mungkin adalah perwujudan dari orang tersebut. Seorag manusia sudah fitrahnya akan kesulitan untuk mengenali dan melihat dirinya sendiri secara objektif. Hal ini akan semakin sulit ketika manusia tersebut memiliki pangkat dan jabatan tinggi. Dalam kisah ini sang Rakata sangat beruntung untuk dapat melihat dirinya secara utuh. Melihat seluruh dataran diatas gunung dirinya yang mungkin dimaksudkan untuk menganalogikan potensi diri seseorang. Melihat seluruh ngarai dan makhluk hidup yang ada dibawah kepemimpinannya mengarah dan bergerak mengikutinya sebagai pemimpin. Meliat bahwa banyak sekali hal yang dapat dicapai jika kita mampu melihat diri sendiri memang sangat mengagumkan. Dalam elegi ini disebutkan beberapa caranya adalah dengan melepaskan sikap sombong dengan memohon banyak ampunan, kemudian melepaskan rasa memiliki yang sungguh memang berat saya rasakan. Saya bisa menyadari bahwa saya memang tidak memiliki suatu hal pun di dunia ini, namun saya masih merasa memiliki semua hal yang ada dalam genggaman saya. Hal ini perlu saya cari kembali dalam elegi yang lain.
    kemudian bersikap kritis, bahwa kekritisan tidak hanya diterapkan pada suatu hal di luar diri kita saja namun juga kekritisan pada diri sendiri sebagai bentuk dari self awareness. Kritis untuk menempatkan diri dan bersikap sesuai ruang dan waktunya.

    ReplyDelete
  5. Anggoro Yugo Pamungkas
    18709251026
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Berdasarkan artikel yang berjudul kutarunggu sang rakata menyatukan lima gunung (pertama) diatas, menurut saya kiasan lima gunung disini maksudnya adalah lima sifat yang ada pada diri manusia, namun disini menitikberatkan pada yang nomor tiga yaitu sifat sombong. Sifat sombong itu dapat menutupi sifat-sifat yang lain, misalnya kita sudah melakukan perbuatan baik, karena sombongnya perbuatan baik yang telah kita lakukan, kita umumkan kepada orang lain. Nah hal itu percuma, kita yang seharusnya mendapat pahala, malah kita tidak jadi mendapat pahala dan malah mendapat dosa. Oleh sebab itu, jauhilah sifat sombong, karena sombong itu sangat dibenci Allah Subhanahuwata'ala. Semoga kita slalu mendapat perlindungan-Nya dan slalu diampuni kesalahan-kesalahan Kita. Aamiin

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  7. Muh. Fachrullah Amal
    18709251036
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Berdasarkan elegi di atas, bahwa sebelum kita mengenali diri orang lain terlebih dahulu kenali diri sendiri. Karena dengan mengenali diri sendiri kita akan lebih mudah untuk menyesuaikan dengan beragam persoalan yang mungkin ada. Janganlah sedikitpun ada rasa sombong yang terdapat dalam diri kita karena kesombongan akan membuyarkan semua rencana atau angan-angan yang telah diperjuangkan. Dengan sifat sombong akan pula memengaruhi kondisi-kondisi yang lain dan memungkinkan kejadian tersebut akan lebih buruk. Jauhkan dan tinggalkan segala bentuk kesombongan agar kita mampu untuk mengenali diri sendiri.

    ReplyDelete
  8. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  9. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  10. Erma Zelfiana Surni
    18709251009
    S2. P.Matematika A 2018

    Assalamualaikum Wr. Wb
    Dari elegi ini saya memahami kalau gunung tinggi nomor tiga yang tertutup kabut itu adalah diri kita sendiri yang tertutupi oleh kesombongan dan rasa memiliki yang tinggi sementara keempat gunung lainnya adalah orang lain. Terkadang ketika dikuasai oleh kesombongan, manusia memang sulit untuk melihat dirinya sendiri namun sifat orang lain terlihat begitu jelas. Begitulah manusia mampu melihat sedang, rendah, kecilnya orang lain tapi tidak mampu melihat celah dalam diri sendiri. Orang yang memiliki sifat sombong dan rasa kepemilikan yang tinggi adalah orang yang didalam dirinya masih melekat sifat "Maha", sehingga membuatnya tidak mampu menghargai orang disekitarnya. Sulit menerima pendapat orang lain karena merasa 'maha" tahu, sangat sulit mengakui kemampuan orang lain karena merasa "Maha" bisa, dst. Satu-satunya cara agar bisa menghargai orang lain adalah dengan menanggalkan sifat "Maha" itu didalam diri.

    ReplyDelete
  11. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Agar mampu melihat siapa diri kita sebenarnya, bagaimana sebenarnya diri kita maka kita harus terbebas dari rasa memiliki dan rasa saombong. Sebenar-benarnya manusia adalah sama di hadapan Tuhan, yang membedakan hanyalah iman dan takwanya. Oleh karena itu, manusia tidak mempunyai hak untuk sombong. Bahkan di atas langit pun masih ada langit lagi, bagaimana mungkin manusia mau bertingkah sombong.

    ReplyDelete
  12. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Seseorang pastilah memiliki keterbatasan dalam hidupnya. Namun terkadang ada orang justru yang tidak bisa dengan mudah untuk menyadari keterbatasan-keterbatasan yang ada pada dirinya. Kita sering kali justru tertarik memperbincangkan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki orang lain, bahkan tak jarang justru menyombongkan kemampuan yang kita miliki. Seharusnya kita memiliki sifat rendah hati, karena dengan rendah hati kita akan lebih mudah melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada diri kita sehingga kita bisa memperbaikinya. Karena musuh terbesar dari seorang manusia justru adalah dirinya sendiri.

    ReplyDelete
  13. Aan Andriani
    18709251030
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Sebagai seorang manusia pasti memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelemahan yang dimiliki bukan untuk dikeluhkan dan disesalkan namun tetap disyukuri karena paapun yang kita miliki merupakan apa yag terbaik bagi kita. Selain itu juga kelebihan yang kita miliki bukan untuk disombongkan, namun untuk tetap disyukuri juga, karena apa yang kita miliki sesungguhnya atas ridho dari Allah. kita tidak akan bisa melakukan apapun dan tidak akan mendapatkan apapun jika tanpa ridho-Nya.
    Wassalamualaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  14. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
    Jati diri. Siapa aku? Bagaimana orang lain mengenalku? Darimana aku? Mau kemana aku? Untuk mengetahui jati diri kita maka kita harus tidak merasa memiliki, tidak sombong, dan berpikir kritis. Sifat tidak memiliki dan tidak sombong harus menjadi tujuan dan jiwa hidup. Tidak ada seorangpun yang lebih mengetahui diri kita ini selain Allah SWT. Allah Maha Mengetahui. Jika hanya Allah yang paling mengetahui tentang diri kita, mengapa kita harus mencari dan menemukan makna jati diri dari selain Allah? Mengapa hidup kita harus dikendalikan oleh berbagai konsep jati diri yang bukan bersumber dari Allah? Ini merupakan hal yang sangat penting, sebab hanya dari Allah kita akan menemukan segala jawaban yang paling tepat yang dijamin kita tidak akan salah sehingga hidup kita akan lebih bermakna. Tentu saja, kita tetap boleh (bahkan harus) untuk selalu terus menggali bakat serta potensi kita. Yang ditekankan disini adalah bahwa jati diri bukan hanya sebatas itu saja. Itu merupakan keunikan kita, bukan jati diri kita.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

    ReplyDelete
  15. Dini Arrum Putri
    18709251003
    S2 P Math A 2018

    Manusia diciptakan oleh Tuhan, semua alam semesta juga ada karena ada sang pengada yaitu sang pencipta, Tuhan. Tuhan yang menentukan segalanya, manusia hanya bisa berencana. Sehingga Tuhan dapat berbuat apa saja untuk menghukum hambanya yang berlaku sombong, tidak ada yang perlu disombongkan di dunia ini, kita diibaratkan sebagai makhluk yang tingga di Dunia dengan menjalankan segala perintah yang sudah diberikan, sombong hanya akan membawa kita kepada keserakahan dan lupa akan siapa yang menciptakan kita,

    ReplyDelete
  16. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Suratan takdir
    Suratan takdir adalah ketentuan Tuhan yang tak pernah dipahami oleh manusia. Takdir setiap orang pun berbeda-beda, karena tiap manusia tak ada yang sama bahkan dengan diri sendiripun kita tak dapat menyamainya. Suratan takdir tak dapat dipahami namun kita bisa memilih untuk menerimanya, karena sesungguhnya pemahaman juga bagian dari suratan tadir. Jika kita menerimanya maka bonus dari Tuhan adalah pemahaman tersebut dalam bentuk hikmah dan kemudahan.
    Dari elegi tersebut dapat saya simpulkan bahwa rasa memiliki dan rasa sombong adalah racun bagi kehidupan. Rasa memiliki dan rasa sombong dapat menutup mata dan hati dari melihat siapa diri kita sebenarnya. Yang ringan itu merasa memiliki dan merasa sombong, dan yang berat itu terbebas dari padanya. Rasa memiliki dan rasa sombong adalah jerat mematikan yang berhadiah dari Tuhan jika kita mampu terbebas darinya.
    Jika kita terjerat dalam rasa tersebut maka terperosok adalah hasilnya. Namun, jika kita mampu melepaskan diri dari rasa tersebut, maka dengan kemurahan dan izin dari Tuhan sekitarmu akan berjalan mengitari dan mengikutimu dengan sendirinya.

    ReplyDelete
  17. Diana Prastiwi
    18709251004
    S2 P. Mat A 2018

    Perbedaan dekat dengan manusia. Mulai dari beda pendapat, umur, pendidikan, ekonomi dan lain lain. Tujuan manusia adalah salah satu hal yang bisa menyatukan perbedaan perbedaan agar harmonis. Komunikasi dan silaturahmi juga bisa menjadi salah satu cara merawat perbedaan karena perbedaan itu indah. terkadang perbedaan memang diprlukan dalam hidup ini, membayangkan jika perbedaan tidak ada adalah yang yang aneh juga. karena perbedaan ada membuktikan bahwa dunia itu berwarna berdinamis dan lebih indah jika perbedaan itu diterima dan diapresiasi sehingga membentuk suatu hormonisasi yang indah.

    ReplyDelete
  18. Diana Prastiwi
    18709251004
    S2 P. Mat A 2018

    Kekurangan dan kelebihan selalu melekat pada manusia, maupun kegiatan yang dilakukan manusia. Maka kita tidak boleh sombong ataupun menyalahkan yang lain karena setiap kita mempunyai nilai plus dan minus. Jangan sampai kita jeli melihat yang lain, daripada melihat celah buruk kita. Maka tidak ada yang sempurna melainkanNya. Kita adalah bendahara Allah maka sepatutnya kita bertindak tanduk, mengolah rasa, pekerjaan, bumi dengan baik untuk kebermanfaatan bersama. Allah menciptakan pasangan setiap kegiatan atau setiap yang ada dibumi ini untuk saling melengkap dan saling menjaga satu dengan yang. allah menciptakan kelemahan pada manusia dengan tujuan agar manusia tidak sombong terhadap orang lain.

    ReplyDelete
  19. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PPs UNY PM A 2018

    Setiap manusia memiliki pengetahuan yang berbeda-beda, karena alasan perbedaan ini maka seharusnya saling menghormati, tidak saling sombong antara satu dengan yang lain. Keutuhan diri diperoleh dengan mampu melakukan refleksi pada diri sendiri. Refleksi diri bukan hal yang mudah karena berkaitan dengan kemampuan kita berpikir kritis, tidak merasa memiliki, dan tidak sombong dengan ilmu yang dimiliki.

    ReplyDelete
  20. Seftika Anggraini
    18709251016
    S2 PM A 2018

    Refleksi diri merupakan hal yang penting untuk dilakukan bagi setiap manusia. Dengan melakukan refleksi diri, kita mampu melihat kedudukan kita dengan orang-orang lain di sekitar kita. Kedudukan yang dilihat bukan lah kedudukan merasa diri paling tinggi, namun kedudukan sudah seberapa banyak diri kita memebrikan manfaat bagi yang lain.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  21. Tiara Cendekiawaty
    18709251025
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Gunung dapat diibaratkan seperti dejarat manusia. semakin tinggi gunung tersebut maka semakin tinggi pula derajatnya. Tinggi rendahnya derajat manusia tidak dilihat dari sebarapa banyak apa yang kita miliki melainkan seberapa iman kita. Terkadang banyaknya apa yang kita miliki hanya menyebabkan munculnya sifat sombong. Agar kita mendapat derajat yang tinggi maka kita harus meningkatkan iman kita.

    ReplyDelete
  22. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Mengenali diri sendiri memang sesuatu yang sangat sulit. Seringkali manusia mudah untuk menilai orang lain, namun sangat sulit untuk menilai diri sendiri. Musuh terbesar bagi manusia juga lah melawan diri sendiri. Melawan sifat-sifat buruk dalam diri. Melawan rasa sombong, rasa memiliki, dan sifat-sifat buruk lainnya yang seringkali bersemayam dalam diri.

    ReplyDelete
  23. Deden Hidayat
    18709251032
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Kesombongan akan membuat kita merasa mudah melihat kekurangan dari orang lain, namun akan sulit melihat kekurangan yang dimiliki oleh diri sendiri. padahal kemampuan melihat kekurangan diri sendiri merupakan cara bagi kita untuk menggapai sesuatu yang kita inginkan. Tanpa bisa mengenali kekurangan yang kita miliki, akan menghambat kita dalam menggapai sesuatu. Oleh karena itu penting bagi kita untuk bisa melihat kekurangan yang kita miliki. Cara yang dapat kita lakukan yaitu menghilangkan kesombongan dalam diri kita. Kesombongan dapat kita hilangkan dengan cara berpikir secara kritis dengan dibarengi hati yang ikhlas.

    ReplyDelete
  24. Fabri Hidayatullah
    18709251028
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Seperti yang diceritakan dalam elegi ini, kesombongan dan perasaan memiliki dapat menutupi segala sesuatu. Bahkan hal tersebut dapat membuat kita tidak mampu mengenali diri kita sendiri. Kesombongan membuat kita tidak tahu bahwa sebenarnya kita hanyalah makluk yang memiliki segala keterbatasan. Masih banyak di luar sana yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan kita. Maka, sebagai manusia yang terbatas kita harus menghilangkan segala kesombongan dan perasaan memiliki. Dan sesungguhnya sebenar-benar yang memiliki segalanya hanyalah Allah SWT.

    ReplyDelete
  25. Septia Ayu Pratiwi
    18709251029
    S2 Pendidikan Matematika 2018

    Cerita diatas mengajarkan kita bahwa kita tidak akan pernah bisa melihat diri kita sendiri. Oleh sebab itu kita membutuhkan orang lain untuk berkaca supaya kita bisa merefleksi diri kita. Manusia jarang menyadari kesalahan yang dibuat oleh dirinya karena ia tidak bisa dan tidak sanggup untuk menilai dirinya sendiri, sedangkan orang lain dapat dengan mudah menemukan kesalahan orang lain. sehingga sebagai manusia kita harus saling tolong-menolong terhadap kebaikan untuk perbaikan kearah lebih baik. Selain itu manusia harus terbebas dari sifat sombong dan rasa memiliki, karena sejatinya apa yang ada di dunia ini hanyalah titipan dari Allah SWT yang sewaktu-waktu akan diambil oleh-Nya. Tugas manusia hanya menjaga titipan-Nya sebaik mungkin dan menerima serta menjadikan pelajaran dari apa yang telah diberikan-Nya.

    ReplyDelete
  26. Rosi Anista
    18709251040
    S2 Pendidikan Matematika

    Sikap sombong seringkali muncul dibarengi saat kita sudah mencapai suatu kesuksesan, banyak sekali orang yang tidak bisa lepas dari kesombongan tersebut. Seperti yang kita ketahui kesombongana dalah sifat yang tidak disukai Allah SWT, untuk itu saat kita menyadari bahwa apa yang kita lakukan dengan kesombongan tersebut hanya akan mendapat murka Allah hendaknya kita memohon ampunan kepada Allah SWT.

    ReplyDelete
  27. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Untuk melihat sesuatu kita harus dapat melihat dengan bijak dimana segala aspek subjektif harus dikesampingkan. Kita harus dapat mengilhami dengan baik fenomena yang tampak, kita harus dapat berpikir ekstensif dan intensif. Kesombongan akan dapat menutup beberaa sudut padang karena kesombongan akan membuat ego kita tinggi. Dimana dalam keadaan tersebut kita sulit untuk menerima bahwa terdapat orang lain yang lebih dari kita, dari sudut manapun oleh karena itu seringkali kita menutup mata

    ReplyDelete
  28. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Tuhan tidak suka dengan hambanya yang memelihara rasa sombong. Bagaimana mungkin seseorang yang memiliki kesombongan di dalam hatinya dapat mengenal dirinya sendiri, apalagi mengenal Tuhannya. Sebenar-benar jalan untuk mengenali diri sendiri adalah dengan menghilangkan kesombongan di dalam hati. Namun rasa sombong terkadang tidak mudah dihilangkan. Rasa sombong pada diri manusia ada, walaupun itu hanya sedikit. Untuk itu kita harus tetap berusaha membersihkan hati dari perasaan-perasaan yang dapat membawa kita kedalam jurang kegelapan.

    ReplyDelete
  29. M. Ikhsan Ghozali
    19701261003
    PEP S3 2019

    Assalamu'alaikum wr.wb.
    Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Seseorang mungkin memiliki kelebihan tertentu, tapi juga memiliki kekurangan pada hal lain. Maka, kelebihan yang dimiliki bukanlah untuk menjadikannya sombong dan merendahkan orang lain yang memiliki kekurangan. Bisa jadi orang lain itu memiliki kelebihan dalam hal lain dan kita yang kekurangan. Sesungguhnya Allah Maha Adil, Pengasih dan Penyayang. Semoga kita senantiasa dalam ampunan dan lindungan-Nya. Aamiin.
    Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
    Wassalamu'alaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  30. Hidayatul wafiroh
    19701251010
    S2 PEP A 2019

    Dari elegi di atas, rasa memiliki dan rasa sombong akan menutup hati, pikiran, dan pandang kita terhadap ilmu dan diri kita sendiri. Semua ini adalah titipan dan milik Allah. Sehingga kita tidak ada hak untuk memilikinya dan sombong. Rasa sombong dapat menjerumuskan kepada hal-hal yang tidak baik. Rasa memiliki dapat membawa kita pada keegoisan. Dengan tidak sombong dan tidak memiliki akan membawa kita untuk memperoleh ilmu-ilmu yang lain sehingga memberikan manfaat untuk orang-orang sekitar.

    ReplyDelete
  31. Mira Amalia Yudhanti
    19701251014
    S2 PEP A

    Manusia diciptakan memang tidak sempurna. Dimana setiap insan memiliki kelebihan dan kekurangan. Biasanya manusia terlalu memperhatikan kelebihannya sehingga lupa dengan kekurangan dirinya, akibatnya muncul sifat sombong dan angkuh. Oleh karena itu, sebaik-baiknya manusia ialah yang mampu menggunakan kelebihannya untuk membantu sesama dan mengetahui kekurangan pada dirinya untuk menghindar dari sifat sombong dan angkuh terhadap orang lain.

    ReplyDelete
  32. Vera Yuli Erviana
    NIM 19706261005
    S3 Pendidikan Dasar 2019

    Assalamualaikum Wr. Wb.
    Manusia adalah bagian kecil dari alam semesta. Gunung dianggap sebagai sesuatu yang indah dan besar bagi siapapun yang melihatnya. Tetapi terkadang manusia menjadi lupa siapa dia karena terjebak dalam mitos dan godaan, karena semua itu hanyalah titipan dan manusia harus menyadari itu.

    ReplyDelete
  33. Zuari Anzar
    19701251006
    S2 PEP A 2019

    Bahwa kesombongan itu memang akan menutupi hati kita. Iblis diusir dari dari surga karena sikap kesombongannya dan sikap tidak tahu dirinya dihadapan Penciptanya. Dan kesombongan tetaplah menutupi hati seseorang. Mengenal diri sendiri akan membawa kita keluar dari kesombongan. Melihat kekurangan diri sendiri memang begitu sulit untuk dilakukan. Itulah mengapa diperlukan sebuah renungan diri untuk berusaha intropeksi agar segala apa yang kita pikirkan dalam hati dan pikiran serta segala apa yang kita lakukan dan tindakan tidak berlebihan dan jika masih ada sikap arogan dari diri kita maka kita sebenarnya belum memahami diri kita.

    ReplyDelete
  34. Sarah desiana pahu
    19709251063
    S2 PM D 2019
    Elegi ini menggambarkan kehidupan manusia, dimana penting bagi kita sebagai manusia untuk menjauhkan diri dari yang namanya kesombongan. Cobalah untuk berpikir kritis dalam segala hal, agar kesombongan tidak merajalela. Karena memang tidak ada gunanya juga untuk menyombongkan diri. Semua yang dimiliki manusia hanyalah karena pemberian Tuhan semata. Ia berkuasa untuk memberi maka Ia juga berkuasa untuk mengambil. Jadi tetaplah rendah hati dan bijaksana. Terima kasih.

    ReplyDelete
  35. Sarah desiana pahu
    19709251063
    S2 PM D 2019
    Selain itu yang saya pahami juga adalah gambaran dimana manusia itu dapat melihat atau mengenali dirinya sendiri bila ia menanggalkan kesombongannya dan punya sifat tidak memiliki serta berpikir kritis. Ketiganya ini dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Jadi bijaksanalah dalam mengelola kehidupan dan tetap jauhi stigma-stigma negatif. Terima kasih.

    ReplyDelete