Ass, untuk semuanya:
Sintesiskan tesis-tesis dan anti-tesis anti-tesisnya untuk memahami bahwa ternyata untuk yang kesekian kalinya saya harus minta maaf atas Kemarahan Filsafatku terhadap Kesombongan dirimu.
Filsafatku marah menyaksikan dirimu yang selalu berfilsafat di depan diriku; padahal aku menyaksikan dirimu berfilsafat dengan sombong di depan diriku.
Salah satu bentuk kesombongan dirimu adalah engkau mengklaim yang parsial sebagai komprehensif, yang relatif sebagai absolut, yang pilihan sebagai kewajiban.
Kesombongan yang lain dari dirimu adalah bahwa engkau mengakui pikiran orang lain sebagai hasil karya pikiranmu sendiri.
Maka dengan ini Filsafatku menyatakan kemarahannya kepadamu. Aku marah karena kesombongan berfilsafatmu akan menyebabkan engkau menjadi tidak sedang berfilsafat.
Tetapi saya menemukan bahwa jika saya melakukan hal yang demikian maka engkau pun akan marah juga.
Maka Filsafatku berusaha merubah marahnya menjadi permohonan maaf kepadamu semata-mata
dikarenakan kekuasaanmu.
Tetapi anehnya, ketika aku memohon maaf kepada dirimu, aku menemukan bahwa dirimu ternyata tidak ikhlas.
Sehingga akupun menjadi ragu atas permohonan maafku.
Tuliskan sintesis anda sebagai komen mengikuti posting ini.
Demikian selamat mencoba. Semoga bermanfaat. Amin
Marsigit
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PM A PPs UNY 2018
Setiap orang memiliki pemikiran sendiri dalam berfilsafat. Setiap orang juga tidak menyukai sikap pemaksaan, terlebih sifat pemaksaan dalam berfilsafat. Sangatlah tidak wajar jika kesombongan yang kita miliki dalam berfilsafat cenderung memaksa pemikiran kita untuk dituruti oleh orang lain. Kita bertingkah seolah-olah pemikiran kitalah yang paling benar dan berasumsi bahwa pemikiran orang lain tidak selevel dengan kita. Pemikiran yang berbeda dalam filsafat bisa menimbulkan kemarahan jika kita memaksa kehendak kita kepada orang lain atau berharap orang lain mempunyai pemikiran yang sama dengan kita.
Totok Victor Didik Saputro
ReplyDelete18709251002
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Selamat sore Prof.
Ketika rasa syukur yang kita miliki mulai berkurang dan berujung pada kesombongan, marahlah filsafatmu. Artinya kamu tidaklah lagi berada pada ruang dan waktumu. Bagaimana mengatasinya? Mulailah berfilsafat kembali dan sesuaikan dengan ruang dan waktumu maka engkau akan menumbuhkan rasa pedulimu terhadap filsafat kembali. Terima kasih.
Muh. Fachrullah Amal
ReplyDelete18709251036
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Banyak orang yang disekitar kita yang belum mengenal apa itu filsafat, namun tidak sedikit orang yang mengaku hebat dengan kemampuan filsafatnya ketika berbicara dihadapan orang lain. Inilah sebenar-benar sombong, karena filsafat yang notabenenya adalah kemampuan olah pikir, justru dijadikan sebagai kebanggaan atas kemampuan yang dimilikinya. Janganlah merasa sombong dengan apa yang kita punya di dunia ini karena lagi-lagi semuanya hanyalah sementara.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
setiap manusia pasti menyimpen kesombongan yang kadang kala mereka bahkan kita tidak menyadari semuanya bahwa ucapan dan perlakuan itu kadang kala merupakan kesombongan. saya memahami bahwa benar dosa manusia pertama adalah kesombongan karena kesombonganlah yg bisa disimpan dalam bungkus sesuatu yg namanya kerendahan hati.
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Orang yang sombong tentulah akan membuat orang lain marah. Namun, marah ini ada berbagai kemungkinan alasan diantaranya karena iri bahwa dia telah lebih mengusai filsafat, ataupun bisa saja marah karena dia tidak suka dengan orang yang menyalahgunakan filsafat untuk kesombongan. Maka dari itu orang yang belajar filsafat seharusnya diniatkan karena semata-mata hanya untuk berusaha menggapai filsafat bukan untuk memiliki filsafat. Karena sombong dan marah bukanlah sifat filasafat. Justru dengan filsafat orang semakin rendah hati dan sabar. Terimakasih.
Tiara Cendekiawaty
ReplyDelete18709251025
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Filsafat itu tentang diriku, filsafat itu tentang olah pikir sehingga setiap manusia memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Dengan perbedaan ini seharusnya tidak menimbulkan suatu pemaksaan dan kesombongan melainkan menyatukan segala perbedaan yang ada. Sesungguhnya ketika memaksakan kehendak kepada orang lain, bertindak sesuka hati, dan menyombongkan diri sebenarnya kita terjebak dalam mitos karena sudah tidak mampu berpikir dengan menganggap dirinya lah yang paling segala dibandingkan orang lain.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Manusia memang bukan makhluk yang sempurna. Manusia diwajibkan untuk belajar/ menuntut ilmu. Dengan menuntut ilmu diharapkan manusia dapat meningkatkan pemahamannya tentang segala sesuatu. Dengan menuntut ilmu pula manusia akan meningkat dimensinya dalam berfikir. Sehingga manusia akan mampu memikirkan segala sesuatu dari segala sisi, menghindari sikap condong ke satu hal atau hanya berfikir parsial. Dengan semakin berilmu, manusia juga seharusnya tidak lagi terjebak pada claim sepihak. Apalagi menggunakan dan mengakui pemikiran orang lain sebagai pemikirannya sendiri.
Atin Argianti
ReplyDelete18709251001
PPs PM A 2018
Berdasarkan postingan tersebut, kesombongan yang menyebabkan kemarahan. Ha tersebut karena kesombongan ya mengubah hal yang biasa menjadi yang di luar jangkauan diri. Selain itu, kesombongan karena mengambil karya orang dan diakuinya. Kesombongan tersebut membuat kemarahan karena sebuah kekauasaan.
Janu Arlinwibowo
ReplyDelete18701261012
PEP 2018
Dalam filsafat selalu memperhatikan suatu sikap, karena inti dalam filsafat itu adalah ketika kita dapat memahami bahwa kita itu kecil, sehingga tidak sepantasnya untuk sombong. Begitu pula dengan sikap impulsive kita yang sering marah, apa hak kita untuk marah terhadap sesuatu karena sesungguhnya kesalahan bagi kita belum tentu salah bagi mereka. Kemarahan adalah identik dengan sikap ketinggian hati, yang selalu merasa benar, maka permintaan maaflah yang dapat menetralkan kemarahan, karena permintaan maaf adalah cerminan bahwa kita ikhlas dan tidak sombong.