The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Oct 10, 2012
Forum Tanya Jawab 34: Tidak Percaya Hukum Sebab Akibat
Ass, untuk semuanya:
Sintesiskan tesis-tesis dan anti-tesis anti-tesisnya untuk menentukan sikapku, apakah aku harus menerima atau menolak Hukum Sebab Akibat?
Dapat menggunakan referensi.
Tuliskan sintesis anda sebagai komen mengikuti posting ini.
Demikian selamat mencoba. Semoga bermanfaat. Amin
Marsigit
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ibrohim Aji Kusuma
ReplyDelete18709251018
S2 PMA 2018
Dalam hukum agama dikenal hukum sebab akibat. Barang siapa yang melakukan sesuatu hal yang baik maupun hal yang buruk maka ia akan menerima balasannya. Kalaupun tidak di dunia maka akan dibalas di akherat, seperti kepercayaan dan keyakinan kita akan amal dan dosa. Barang siapa beramal baik maka Allah akan membalas kebaikan itu. Barang siapa yang melakukan hal yang buruk atau dosa maka azab akan menanti. Maka dengan demikian mutlak berlakulah sebab dan akibat.
Ibrohim Aji Kusuma
ReplyDelete18709251018
S2 PMA 2018
Apakah aku harus menerima atau menolak Hukum Sebab Akibat?, Jawabannya adalah manusia tidak akan pernah bisa menolaknya. Satu-satunya jalan ialah menerima sepenuh hati dengan lapang dada. Karena hukum sebab akibat/hukum kausal merupakan kodrat Yang Maha Kuasa.
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PM A PPs UNY 2018
Untuk melakukan apa yang kita inginkan kita didorong oleh suatu alasan yang menggerakkan kita. Sebab mengapa kita memilih untuk melakukan atau pun tidak melakukan sesuatu tergantung dari alasan-alasan yang mendorong kita . Alasan-alasan yang mendasari kita untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu tentunya membawa pengaruh yang menentukan bagaimana dan seperti apa kita nantinya kita setelah kita melakukan sesuatu. Pengaruh tersebut merupakan akibat dari apa yang kita lakukan. Jadi, segala sesuatu itu mempunyai hukumm sebab dan akibat, apa yang ditanam itulah yang dituai.
Totok Victor Didik Saputro
ReplyDelete18709251002
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Selamat malam Prof.
Hukum sebab akibat akan selalu dekat dengan kehidupan kita. Pilihan yang dibuat dalam menjalani hidup bermula dari sebab dan berujung pada akibat. Sebab muncul karena adanya keunikan berupa permasalahan yang harus diselesaikan. Sedangkan akibat muncul karena pemecahan masalah yang kita lakukan. Jadi, sudah seharusnya kita menerima hukum sebab akibat tersebut. Terima kasih.
Muh. Fachrullah Amal
ReplyDelete18709251036
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Semua makhluk yang ada di muka bumi akan mengalami hukum sebab akibat. Siapa yang berbuat maka dialah yang bertanggung jawab, bahkan tidak hanya manusia melainkan makhluk lainpun berlaku sebab akibat. Setiap perbuatan pasti ada konsekuensi yang harus diterima, mau itu kita suka ataupun tidak suka tetap kita tidak akan berpaling dari hukum tersebut. Banyak sekali contoh permasalahan sebab akibat yang terjadi disekitar kita seperti membuang sampah sembarangan, mungkin bagi sebagian orang menganggap hal ini merupakan bagian sepele. Namun, ketika kita melihat akibat yang dapat terjadi kedepannya, sangat memungkinkan terjadinya musibah banjir dan bentuk akibat dari membuang sampah sembarangn tadi.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
Untuk setiap akibat, tentu ada sebabnya. Hukum sebab akibat sama seperti hukum menabur dan menuai. Hukum menabur dan menuai menyatakan lima hal, yaitu : 1. Kita harus punya kemauan untuk menabur. Kemauan adalah titik awalnya. Tanpa adanya kemauan tentu segala sesuatunya tidak akan terjadi. 2. Apa yang kita tabur, demikan pula yang akan kita tuai. Jika kita menabur bibit kentang, kita hanya akan menuai kentang, bukan tomat. Jika kita menabur angin, kita akan menuai badai. 3. Kita harus menabur dahulu, baru kemudian menuai. Kita harus memberi dahulu sebelum menerima sesuatu. Kita tidak bisa mengharapkan api yang menyala sebelum kita menyiramkan minyak tanah. Tetapi ada orang yang ingin menerima terus sebelum memberi. Pasti kegagalan yang bakal dialaminya. 4. Jika kita menaburkan sebutir benih, kita takkan menuai buah -- hasil panen yang berlipat ganda. Jika kita menabur bibit yang positif, maka panen kita akan berlipat ganda secara positif, dan jika bibitnya negatif, maka panennya pun akan negatif pula.
Tiara Cendekiawaty
ReplyDelete18709251025
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Untuk menentukan sikapku, apakah aku harus menerima atau menolak hukum sebab akibat? Menurut saya sebagai manusia kita harus menerimanya karena sebab akibat tersebut juga muncul karena diri kita sendiri. Dan ada yang kita lakukan itu akan berbalik pada diri kita sendiri. Apabila kita menanam benih kebajikan maka kita akan mendapat kebajikan, begitu pula sebaliknya. “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (QS. Luqman: 16).
Falenthino Sampouw
ReplyDelete18709251006
S2 Pendidikan Matematika
Selamat pagi, Prof.
Al-Ghazali dan David Hume menganggap bahwa hukum sebab akibat dinilai dari runtun waktu. Hukum sebab akibat bagi mereka dinilai karena manusia terbiasa melihat kejadian A mendahului kejadian B, sehingga A menyebabkan B. Sehingga mereka cenderung menolak eksistensi hukum sebab akibat. Contohnya. hujan didahului oleh langit yang gelap. Namun dalam kenyataannya, bisa ditemukan hujan saat matahari bersinar terang (hujan panas). Al-Ghazali cenderung menilai bahwa yang menyebabkan hujan adalah Allah. Nah, disinilah sedikit celanya. Bahwa ternyata segala sesuatu itu ada sebabnya. Dan sebab paling tinggi adalah Tuhan. Maka hukum sebab akibat itu eksis, paling tidak kita menemukan bahwa sebab (Tuhan) selalu eksis.
Terima kasih, Prof.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Apa yang terjadi di dunia ini sejatinya merupakan hokum sebab akibat. Segalah yang terjadi pasti ada penyebabnya, dan segala akibat pasti ada sebab yang mendahuluinya. Oleh karena itulah, manusia harus senantiasa berbuat baik dan hati-hati dalam bertindak. Karena pada dasarnya segala sesuatu yang kita perbuat, kelak akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAtin Argianti
ReplyDelete18709251001
PPs PM A 2018
Menurut pendapat saya kita harus percaya dengan adanya hukum sebab akibat, mengapa? Karena sama seperti hukum Newton ketiga yaitu ada aksi ada reaksi yang mengartikan bahwa ada sebuah sebab sehingga benda tersebut dapat bergerak. Jika kita implementasikan pada kehidupan kita, kita yang mencari ilmu karena kita diwajibkan untuk selalu mencari ilmu tetapi kita juga harus mengamalkannya agar ilmu tersebut bermanfat bagi kita dan orang lain, akibatnya ilmu yang kita amalkan tidak akan pernah habis tetapi semakin bertambah. Hal tersebut yang membuat saya untuk selalu percaya hukum sebab akibat.
Janu Arlinwibowo
ReplyDelete18701261012
PEP 2018
Siapa yang menanam dia yang memanen,
Rajin pangkal pandai,
Berakit-rakit dahulu berenang-renang ketepian,
Dalam agama ataupun dalam pandangan awam hokum sebab akibat mutlak berlaku, memang terkadang ada sebuah keberuntungngan yang tidak disadari kedatangannya namun dapat dipastikan keberuntungan itu datang bukan tanpa sebab, mungkin datang karena akumulasi usahanya yang terdahulu ataupun akumulasi kebaikan-kebaikannya.