Oct 10, 2012

Forum Tanya Jawab 66: Tangisan dan Nyanyian Para Filsuf



Ass, kepada semua Pembaca yang budiman,

Apa, bilamana dan bagaimana Tangisan dan Nyanyian Para Filsuf?

Selamat menjawab, semoga bermanfaat.

Amin

9 comments:

  1. Agnes Teresa Panjaitan
    S2 Pendidikan Matematika A 2018
    18709251013

    Sebelumnya saya belum yakin dengan konsep tangisan dan nyanyian disini. Namun, menurut
    saya tangisan artinya ratapan akah suatu kesedihan dan duka akan suatu hal yang tidak menyenangkan, sedangkan kebahagian yang diutarakan dapat berupa nyanyian. Mengapa hal ini terjadi pada filsuf karena adanya sesuatu yang tidak sesuai dalam objek filsafat yang ada dan mungkin ada, sedangkan kebahagiaan adalah kesesuaian yang diharapkan dari objek filsafat. Bagaimana hal ini bisa terjadi apabila fenomena-fenemona tersebut terjadi dalam kehidupan nyata.

    ReplyDelete
  2. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PM A PPs UNY 2018

    Kesedihan para filsuf dalam tangisan dan nyanyian berarti bahwa keberadaan kita dalam berfilsafat yang tidak mengindahkan keberadaan para filsuf seperti memberikan pemikiran tanpa dilandasi oleh apa yang telah dikemukakan para filsuf serta kita tidak mampu mengambil hikmah dari apa yang telah dipelajari. Kebahagian dalam tangisan dan nyanyian para filsuf diartikan bahwa kita telah berhasil mengemukakan pikiran kita dalam filsafat berlandaskan apa yang dipaparkan para filsuf dan mampu untuk mengambil hikmah dari segala pemikiran para filsuf tersebut.

    ReplyDelete
  3. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Tangisan dan nyanyian adalah dua respon yang saling berlawanan. Menurut saya tangisan para filsuf itu terjadi ketika filsafat dijadikan segala-galanya melebihi spiritual. Pada dasarnya filsafat itu satu grade dibawah spiritual. Filsafat tidak akan pernah mencapai spiritual. Tangisan para filsuf ini juga bisa disebabkan karena filsafat manusia menjadi tidak ikhlas dalam berpikir yang pada akhirnya akan terjebak pada mitos. Sedangkan nyanyian filsafat itu terjadi ketika filsafat diterapkan sebagaimana mestinya. Menjadikan manusia dalam berfilsafat semakin rendah diri akan keterbatasannya dalam berpikir. Menjadikan filsafat lebih dekat dengan Tuhannya.

    ReplyDelete
  4. Totok Victor Didik Saputro
    18709251002
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Selamat malam Prof.
    Dipandang dari sudut filsafat, menurut saya para filsuf tidaklah pernah memiliki tangisan. Apa yang menjadi kebiasaan adalah nyanyian. Mengapa demikian? Tangisan bagaikan hal yang tidak ada dalam kamus pemikiran para filsuf. Para filsuf memutuskan dan menetapkan paham mereka masing-masing dalam menjalani kehidupan. Oleh sebab itu, mereka akan jauh dari tangisan. Nyanyian akan sering muncul karena semangat ketertarikan yang luar biasa terhadap bidang para filsuf tersebut. Artinya para filsuf sungguh menikmati diri sebagai seorang filsuf dan tidak pernah menyesalinya. Terima kasih.

    ReplyDelete
  5. Muh. Fachrullah Amal
    18709251036
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Tangisan dan nyanyian para filsuf mengindikasikan seu=buah pencapaian yang luar biasa dan tidak semua orang mampu untuk melahirkan sebuah teori filsafat. Filsafat itu sendiri adalah olah pikir dan kita ketahui bersama bahwa setiap individu memiliki pikiran yang berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang filsuf yang rela mengorbankan waktu dan tenaga dalam memikirkan dan mempelajari ssuatu teori atau fenomena yang menarik perhatiannya serta memecahkannya.

    ReplyDelete
  6. Tiara Cendekiawaty
    18709251025
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Tangisan dan nyanyian merupakan dua hal yang berbeda. Tangisan ada karena adanya kesedihan, sedangkan nyanyian identik dengan kebahagiaan. Menurut saya, tangisan filsuf terjadi karena tidak adanya lagi olah pikir atau sebaliknya segala sesuatu itu dapat dicapai oleh pikiran sehingga tidak ada yang dapat menandingi pikiran. Padahal faktanya ketika tidak ada olah pikir berarti tidak berfilsafat dan pikiran itu memiliki keterbatasan. Sedangkan nyanyian terjadi karena manusia senantiasa berpikir tetapi tetap pada ruang dan waktunya, artinya menyadari bahwa tidak semua yang ada dapat dicapai oleh pikirannya.

    ReplyDelete
  7. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    Para filsuf juga manusia, punya air mata, punya suara. Para filsuf bisa menangis, para filsuf bisa bernyanyi. Para filsuf menangis apabila ilmu filsafat yang diajarkan muridnya hanya sebatas dikenal saja filsafatnya. Para filsuf bernyanyi apabila ilmu yang diajarkan muridnya masuk sampai hati dan pikiran muridnya apalagi apabila sampai menerapkannya dalam kehidupan. Semoga kita senantiasa membuat para filsuf bernyanyi. Terima kasih.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

    ReplyDelete
  8. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Tangisan dan nyanyian merupakan dua hal yang sama-sama berkaitan dengan suara atau bunyi. Tangisan identic dengan suara dari seseorang yang menggambarkan kedukaan, rasa sedih, prihatin, dan hal-hal lainnya yang berkonotasi negative. Sementara nyayian identic dengan suara dari seseorang yang menggambarkan kebahagiaan, suka cita, dan hal-hal lainnya yang berkonotasi positif. Jika kita memandang tangisan dan nyanyian dari sudut pandang para filsuf, maka hal tersebut tentu berkaitan dengan bagaimana manusia memikirkan segala yang ada dan yang mungkin ada. Tangisan para filsuf bisa diartikan dengan kemataian berfikir dalam diri manusia. Kematian berfikir dapat bermakna enggan berfikir, merasa diri sudah mengetahui segala sesuatu, malas berfikir, atau bahkan menggunakan pemikiran orang lain namun mengakuinya sebagai pemikiran sendiri tanpa mencantumkan sumber yang digunakan. Sementara nyanyian para filsuf dapat bermakna keberhasilan manusia dalam memaksimalakan pemikirannya untuk menterjemahkan dan diterjemahkan, sehingga manusia dapat memaknai segala yang ada dan yang mungkin ada serta mampu menjadi pribadi yang sopan terhadap ruang dan waktu.

    ReplyDelete
  9. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Nyanyian para filsuf adalah untauian harmoni dari ilmu-ilmunya, yang disampaikan melalui tulisan, ucapan, dan tindakan. Ilmunya menyanyi menembus ruang dan waktu. Sampai saat ini masih terdengar nyaring ditelinga kita, bagaimana Plato menyanyikan teorinya, bagaimana Sokrates menyanyi, bagaimana Kant melantunkan tembang criticismnya. Namun sembari menyanyi, filsuf pun dapat menangis melihat dunia. Saat ilmunya itu digunakan untuk media kesombongan, saat ilmu-ilmunya dianggap sebagai biang kesesatan, filsuf menangis saat dirinya sendiri di masa lalu yang pernah berbuat tidak baik malah dianut oleh manusia jaman sekarang.

    ReplyDelete