By Marsigit
Yogyakarta State University
Some students learn best when they see what is being taught, while others process information best auditorily. Many will prefer movement or touching to make the learning process complete. The best approach to learning styles is a multisensory approach. This type of environment allows for children, who are primarily kinesthetic or motor learners, to be able to learn through touch and movement; it allows the visual learner to see the concept being taught, and the auditory learner to hear and verbalize what is being taught. Ideally, the best learning takes place when the different types of processing abilities can be utilized. Constructivists have focused more on the individual learner’s understanding of mathematical tasks which they face (von Glasersfeld, 1995 in Brown, 1997).
Educationists use the terms 'traditional' and 'progressive' as a shorthand way of characterizing educational practices. The first is often associated with the terms 'classical/ whole class', 'direct', 'transmission', 'teacher-centred/subject-centred', 'conventional', or 'formal'; and the second is sometimes associated with the terms 'individual', 'autonomy', 'constructive', 'child-centred', 'modern', 'informal', and/or 'active learning'. The lack of any clear definition of what the terms mean is one of the sources of misleading rhetoric of the practices. Bennett (1976) found evidence that the loose terms 'traditional' and 'progressive' are symbolic of deep conflicts about some of the aims of education. The main sociological point is that the terms 'progressive' and 'traditional' are emotionally loaded but lack any consensual meaning among practitioners or researchers (Delamont, 1987). He found that, in the UK, ever since 1948 there has been a division between those exposing traditional and progressive ideals, and that feelings about these ideals are bitter and vehemently held. Then, since 1970, there have been some investigations on how the teachers' behaviors attributed by the term of 'traditional' or 'progressive'. The most persuasive prescriptive theory of teaching was that reflected in the Plowden Report (1967) which, influenced by the educational ideas of such theorists as Dewey and Froebel, posited a theory of teaching which distinguished between progressive and traditional teachers.
Specifically, Paul Ernest (1994) elaborated issues of mathematics education as follows:
a. Mathematical pedagogy - problem solving and investigational approaches to mathematics versus traditional, routine or expository approaches? Such oppositions go back, at least, to the controversies surrounding discovery methods in the 1960s.
b. Technology in mathematics teaching – should electronic calculators be permitted or do they interfere with the learning of number and the rules of computation? Should computers be used as electronic skills tutors or as the basis of open learning? Can computers replace teachers, as Seymour Papert has suggested?
c. Mathematics and symbolization – should mathematics be taught as a formal symbolic system or should emphasis be put on oral, mental and intuitive mathematics including child methods?
d. Mathematics and culture – should traditional mathematics with its formal tasks and problems be the basis of the curriculum, or should it be presented in realistic, authentic, or ethnomathematical contexts?”
The current and future challenges of (mathematics) education is how to innovate traditional teaching into innovative teaching; in which, traditional teaching is characterized as teacher centered, teacher delivering method, teachers' domination of initiation, direct teaching, strong controlled teaching. And progressive teaching is characterized as students' centered teaching in which the students will take over their role in learning.
References:
........., 2009, Nature of the Students, Going to a public school, New South Wales,
Department of Education and Training. Retrieved 2009
Brown, T., 1997, Mathematics Education and Language: Interpreting Hermeneutics and
Post-Structuralism. Kluwer Academic Publisher: Dordrecht
Cockroft, H. W., 1982, Mathematics counts : Report of the Committee of Inquiry into the Teaching of Mathematics in School under the Chairmanship of Dr. W H Cockroft, London : Her Majesty's Stationery Office.
Ebbutt, S. and Straker, A., 1995, Mathematics in Primary Schools Part I: Children and Mathematics. Collins Educational Publisher Ltd.: London
Ernest, P., 1994, Mathematics, Education and Philosophy: An International Perspective.The Falmer Press: London.
Ernest, P., 2002, What Is The Philosophy Of Mathematics Education?
Paul Ernest University of Exeter, United Kingdom. Retrieved
Ernest, P., 2007, Mathematics Education Ideologies And Globalization. Retrieved
Furlong, J., 2002, Ideology and Reform in Teacher Education in England:
Some Reflections on Cochran-Smith and Fries. Retrieved
Glenn, A., 2009, Philosophy of Teaching and Learning "Your job as a teacher is to make every single student feel like a winner”. Retrieved
Grouws, A. D. and Cooney, J. T., 1988, Effective Mathematics Teaching : Volume 1, Virginia : The NCTM, Inc.
Jaworski, B., 1994, Investigating Mathematics Teaching : A Constructivist Enquiry, London : The Falmer Press.
Orton, A. and Wain, G., 1994, Issues in Teaching Mathematics, London : Cassell.
Runes, D.D.,1942, Dictionary of Philosophy. Retrieved 2007
Swanson, R.A. and Holton III, E.F., 2009, Foundation of Human Resources Development
: Second Edition, Berrett-Kohler Publisher Inc.
Nani Maryani
ReplyDelete18709251008
S2 Pendidikan Matematika (A) 2018
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Beberapa ahli berpendapat mengenai perbedaan teori pengajaran guru yang progresif atau modern yang berpusat pada siswa dengan teori tradisional yang berpusat pada guru. Beberapa isu mengenai pendidikan matematika menurut Paul Ernest adalah Pedagogi matematis, teknologi dalam pembelajaran matematika, matematika dan simbolisasi, serta matematika dan budaya. Beberapa isu tersebut sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan saat ini dan yang akan datang. Tantangan terbesar dari seorang guru saat ini adalah mengenai memberikan inovasi pada pendidikan di Indonesia.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Tiara Cendekiawaty
ReplyDelete18709251025
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Menurut saya untuk masalah pedagogik matematika solusinya adalah siswa dibiasakan untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri melalui pengalamannya dan peran guru itu sebagai fasilitator. Apabila siswa kurang termotivasi maka guru harus stimulus kepada siswa berupa penguatan dan pembiasaan. Jadi pada intinya adalah menggunakan teori konstruktivisme tetapi untuk suatu kondisi tertentu dapat digabungkan dengan teori behaviorisme juga.
Tiara Cendekiawaty
ReplyDelete18709251025
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Pemanfaatan teknologi dalam mengajar matematika penggunaan komputer. Komputer memang tidak dapat menggantikan guru tetapi komputer dapat menunjang/membantu guru dalam mengajar sehingga ada suasana baru dalam pembelajaran. Untuk itu, guru harus mengikuti perkembangan teknologi agar dapat dimanfaatkan dengan baik.
Tiara Cendekiawaty
ReplyDelete18709251025
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Simbol dan matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam matematika, satu simbol melambangkan satu konsep matematika. Sehingga ada baiknya dalam memberi konsep jangan langsung pada definisi tetapi pemberian contoh-contoh supaya siswa terbiasa dengan simbol matematika sehingga dapat membentuk konsep matematikanya sendiri
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran dimana anak bisa membangun pemahamannya melalui proses abstraksi yang baik. Hal ini sangat diperlukan mengingat matematika itu abstrak dan membutuhkan penggambaran yang baik dalam setiap pembelajarannya. Untuk membangun suatu konsep yang baik, siswa dapat diberikan tugas-tugas untuk membangun dan memusatkan perhatian dalam setiap pembelajaran yang berlangsung
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Seiring dengan berkembangnya jaman, tentunya teknologi kini juga sudah dapat dimanfaatkan untuk hal yang lebih positif lagi seperti menggunakan teknologi untuk pembelajaran. Hal ini ternyata sangat membantu proses penggamabran andak, proses perhitungan, proses kemandirian belajar anak dan sebagainya yang tentunya dapat meningkatkan prestasi belajar. Konputer tidak semata-mata dapat menghambat tetapi jika diguankan sebaik-baiknya tentunya akan memberikan dampak yang positif pula seprti penggunaan kalkulator science dan multimedia yang baik
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Penggunaan simbol sangat lazim digunakan pada mateamtika. Terlebih lagi matematika terkenal akan adanya simbol-simbol. Sesungguhnya simbol adalah perwakilan dari setiap konsep yang ada. Sehingga penggunaan simbol juga harus disampaikan dengan baik dan diperkenalkan dengan baik agar tidak terjadi miss konsepsi dalam setiap pemberian simbol. Tapi dalam penggunaan simbol, siswa harus menguasai konsep terlebih dahulu sebelum dikenalkan dengan simbol terlebih dahulu
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Matematika dan budaya sesungguhnya memiliki hubungan. Budaya sendiri merupakan pola pikir dari sekelompok orang yang memiliki pemikiran yang sama. Oleh karena itu, budaya mateamtika juga dapat dibangun seperti dalam penggunaannya di kelas. Matematika bisa dibudayakan seperti budaya menjawab soal menggunakan diketahui, ditanya, jawab, dan jadi. Walau hanya sederhana, tetapi jika siswa dikenalkan hal demikian untuk digunakan maka pemikiran siswa juga akan selalu terkonstruk dalam menyelesaikan masalah
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang memperhatikan karakter setiap siswa. salah satu karakteristik siswa adalah gaya belajar. Gaya belajar ini meliputi auditory, visual, ataupun kinsetetik. Oleh karena itu pendekatan terbaik dalam pembelajaran adalah melalui pendektakn multisensory. Telah dijelaskan bahwa menurut Glasersfeld, pembelajaran yang ideal terjadi ketika berbagai jenis kemampuan pemprosesan dapat dimanfaatkan dalam hal ini adalah gaya belaja siswa.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
From this statement Some students learn best when they see what is being taught, while others process information best auditorily we can conclude that students have different way to understand the material. This should be our consideration in choosing the way we deliver the material.
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PPs UNY PM A 2018
Kemampuan pedagogis siswa dapat berkembang apabila siswa diberikan kesempatan untuk dapat mengkonstruk pengetahuannya sendiri dengan memperhatikan beban kognitif dari masing-masing materi yang diajar. Salah satu bantuan agar siswa dapat mengkonstruk sendiri pengetahuannya melalui penggunaan teknologi. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran telah lama dimanfaatkan untuk membantu peningkatan kualitas pembelajaran. Pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran terutama teknologi komputer memudahkan para pendidik untuk menjelaskan materi pembelajaran yang bersifat abstrak dan jauh dari penalaran peserta didik menjadi mudah dijangkau atau dipahami.
Anggoro Yugo Pamungkas
ReplyDelete18709251026
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Berdasarkan artikel diatas, belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya. Dalam belajar yang terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu mendapatkan hasil baik.
Sintha Sih Dewanti
ReplyDelete18701261013
PPs S3 PEP UNY
Salah satu masalah pendidikan matematikyang dikemukakan oleh Paul Ernest (1994) adalah “Technology in mathematics teaching – should electronic calculators be permitted or do they interfere with the learning of number and the rules of computation?” Namun, dibalik pertentangan yang sampai saat ini masih tetap ada, ternyata penggunaan kalkulator di negara-negara maju mendapatkan peran penting dalam pembelajaran matematika. Penggunaan kalkulator dalam pembelajaran matematika di Singapura bahkan telah dilakukan sejak SD. Salah satu contoh penggunaan kalkulator ilmiah dalam pembelajaran matematika SD adalah untuk mengenalkan aturan pengerjaan operasi bilangan. Kalkulator ilmiah mempunyai cara kerja yang mengikuti aturan-aturan pengerjaan dalam matematika. Sebenarnya hal ini menuntut kesiapan guru dalam merancang pembelajaran matematika dengan menggunakan kalkulator secara matang agar tidak berdampak buruk bagi siswa.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika 2018
“Pembelajaran terbaik terjadi ketika berbagai jenis kemampuan dapat dimanfaatkan”
Saya setuju dengan statement diatas, bahwa pembelajaran yang bermakna ialah ketika kita mendapatkan manfaat dari apa yang telah kita pelajari. Setiap anak mempunyai intelegensianya masing-masing. Pembelajaran yang baik ialah yang dapat melibatkan berbagai macam kecerdasan atau multisensor. Seperti pembelajaran visual, auditori, kinestetik, atau visual auditori.
Dini Arrum Putri
ReplyDelete18709251003
S2 P Math A 2018
Pembelajaran yang baik dan optimal adalah ketika guru bisa berinovasi untuk menyiapkan pembelajaran yang dapat membantu dan memfasilitasi siswa untum bisa belajar secara mandiri membangun pengetahuannya lewat pengalaman pengalaman belajar yang bermakna. Guru perlu memahami karakteristik siswa, guru perlu melalukak inovasi dalam setiap pembelajarannya.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika 2018
Seiring berkembangnya zaman teknologi menjadi bagian penting dalam pembelajaran. Pemanfaatan teknologi seperti komputer dan internet dalam pembelajaran matematika dapat memudahkan guru untuk menyampaikan materi matematika. Siswa juga dapat mengkonstruk pengetahuannya sendiri dengan mencari informasi melalui internet. Akan tetapi guru harus mengontrol penggunaan internet supaya penggunaannya tidak disalahgunakan oleh siswa. Selain itu pembelajaran yang melibatkan teknologi di dalamnya, dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Dalam pembelajaran matematika tampak jelas bahwa siswa akan merasa bosan, jenuh, dan frustasi bila hanya berkutat dengan rumus. Guru haruslah berpandangan bahwa matematika sebagai kegiatan. Dalam kegiatan pembelajaran matematika, siswa akan memperoleh suatu pengalaman belajar yang bermakna dan berarti. Sehingga diharapkan siswa dapat menemukan rumus itu sendiri melalui sebuh kegiatan yang difasilitasi oleh guru.
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Pembelajaran matematika harus masuk akal. para guru harus mengusahakan pemahaman mengenai konsep konsep dan prosedur matematika. Siswa harus paham konsep di balik semua prosedur matematika, dan bukan hanya bagaimana suatu prosedur matematika dilakukan.Pemahaman yang mendalam seperti ini biasanya tidak dapat diperoleh dalam waktu yang singkat, bahkan mungkin perlu beberapa tahun. Mungkin ada beberapa konsep yang siswa hanya mengerti sebagian pada awalnya, kemudian diperdalam pada tahun-tahun berikutnya. Prosedur yang diajarkan tanpa konsep di baliknya biasanya mudah dilupakan.
Agnes Teresa Panjaitan
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika A 2018
18709251013
Berdasarkan tulisan diatas, yang dapat saya simpulkan adalah bahwa setiap siswa memiliki gaya belajar yang bervariasi yaitu audio, visual, kinestetik dan lain sebagainya. Secara teori untuk memfasilitasi hal tersebut dalam belajar matematika adalah dengan pendekatan multisensor. Pendekatan ini dapat meningkatkan pemahaman siswa. Permasalahan lain yang diamati adlah penggunaan teknologi, simbol matematika dan hubungan budaya dengan matematika. Inovasi yang ada dalam matematika merupakan salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan dalam menyelesaikan persoalan matematika.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Cara belajar siswa bermacam-macam. Ada siswa yang lebih baik ketika belajar melalui visual, ada siswa yang lebih baik ketika belajar melalui auditori, dan adapula siswa yang belajar lebih baik melalui kinestetik. Melihat kenyataan tersebut, maka pembelajaran yang terbaik adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan multisensori. Dengan demikian, pembelajaran yang dilakukan akan dapat memfasilitasi siswa dengan cara belajarnya masing-masing. Di samping gaya belajar, guru juga perlu memahami karakteristik siswa yang lain sehingga guru dapat melakukan proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Selain itu, pembelajaran yang baik merupakan pembelajaran yang student center. Guru perlu melakukan inovasi pembelajaran.
Atin Argianti
ReplyDelete18709251001
PPs PM A 2018
Dari postingan tersebut, saya merefleksikan dengan pendidikan yang ada di Indonesia yaitu pendidikan di Indoensia yang sekarang menganut kurikulum 2013 dengan pendekatan saitifik. Harapannya dalam proses pembelajaran guru sebagai fasilitator dapat megajak siswanya untuk mengkostruk pengetahuan yang mereka miliki dengan memanfaatkan teknologi yang telah ada sebelumnya. Pengunaan teknologi dapat dimanfaakan guru dan siswa untuk menunjang proses pembelajaran.
Atin Argianti
ReplyDelete18709251001
PPs PM A 2018
Bahasa matematika adalah symbol, hal tersebut menjadikan matematika bersifat abstrak. Matematika yang tidak dapat terpisahkan dengan symbol mengajarkan siswa untuk menggunakan kemampuan penalaran matematika. Tetapi siswa tidak semua memiliki persamaan daam kmampuan penalaran tersebut. Hal tersebut membuat guru untuk berinovasi dalam menyampaikan pembelajarannya agar siswa dapat mengkonstruk kemudian menalar pelajaran matematika.
Gaya belajar siswa berbeda-beda. Ada yang melihat apa yang diajarkan, ada yang memproses informasi dengan baik secara auditor. Ada juga dengan melakukan gerakan-gerakan untuk membuat proses belajar lengkap. Dikutip dari elegi ini bahwa gaya belajar yang baik untuk anak adalah kinestetik atau motorik. Yaitu belajar melalui sentuhan atau gerakan. Idealnya menurut Von dengan menggunakan pendekatan konstruktivis. terimakasih
ReplyDeleteHerlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Proses pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang memberikan banyak pengalaman belajar bagi siswa dan dapat memfasilitasi siswa untuk memahami konsep dengan abstraksi dalam benak mereka sendiri, serta mengembangkan potensi yang mereka miliki. Pembelajaran yang baik juga merupakan pembelajaran yang tidak menimbulkan kecemasan berlebih bagi diri siswa dan memberikan motivasi bagi mereka agar merasa senang sehingga memperoleh pembelajaran yang bermakna.
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Pada proses pembelajaran memiliki sifat proses belajar mengajar yang dapat diketahui. Seorang siswa memiliki perbedaan dalam menangkap atau memahami materi ataupun ilmu yang diberikan gurunya. Beberapa sifat siswa dalam proses belajar mengajar ada yang mampu mengguanakan visual, menggunakn auditori dan menggunakan kinestetik. Setiap siswa memiliki keterbatasan yang beranekaragam. Sehingga seorang guru harus lebih kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran, agar semua siswa mampu menerima pesan atau teori yang disampaikan.
Rizki Nisa Setyowati
ReplyDelete19701251013
PEP S2 A
Proses mengajar-belajar yang ideal dalam menghadapi tantangan global dan masa depan adalah multisensori dan kontruktivistik. Kontrustivistik menempatkan siswa sebagai pusat proses mengajar-belajar sehingga ia mampu mengembangkan pengetahuan untuk memecahkan masalah secara otentik. Sedangkan multisensori mampu mengakomodosi perbedaan gaya belajar siswa. Maka dengan pendekatan belajar multisensor, siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik dan cara belajarnya.
Assalamu'alaykum wr wb
ReplyDeleteDwi Kawuryani
19709251061
Pendidikan Matematika S2 D
Setiap siswa memiliki karakter belajar yang berbeda. Beberapa siswa belajar paling baik ketika mereka melihat apa yang diajarkan, sementara yang lain memproses informasi dengan baik secara auditorial. Pendekatan terbaik untuk gaya belajar adalah pendekatan multisensor. Melalui pendekatan ini, guru dapat memfasilitasi anak yang kinestetik agar dapat belajar melalui sebuah pengalaman secara langsung dan siswa yang belajar dengan visual bisa mengkonstruk pengetahuan memalui melihat konsep yang diajarkan, dan juga memfasilitasi setiap jenis belajar siswa. Pembelajaran terbaik terjadi ketika berbagai jenis kemampuan pemrosesan dapat dimanfaatkan.
Wassalamu'alaikum wr wb
Syaiful Syamsuddin
ReplyDelete19701261002
S3 PEP 2019
Assalamu alaikum wr.wb
Pembelajaran inovatif saat sekarang menjadi tuntutan yang harus dijalankan oleh guru dalam mengadakan suatu proses pembelajaran. Dalam hal ini siswa diberi kesempatan untuk mengeksplore dan membangun pengetahuannya dengan bimbingan guru. Maka dalam pembelajaran guru tidak hanya sebagai one and the only one resources of knowledge, tetapi lebih jauh guru harus menyediakan sumber-sumber belajar yang bervariasi bagi siswa. Tidak hanya itu dalam proses belajar mengajar dibutuhkan juga adanya interaksi. Interaksi dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang sangat luas, tidak sekedar hubungan guru dengan siswa tetapi interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya menyampaikan pesan berupa materi pelajaran melainkan juga nilai dan sikap pada diri siswa yang sedang belajar.