The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Feb 12, 2013
Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 24: Solusi 3+4=7 kontradiktif? (Jawaban utk Prof Sutarto Bgn Ketiga)
Oleh Marsigit
Prof Sutarto dan yang lain,
Saya telah menggambarkan secara ekstrim adanya dua pandangan yang berbeda dalam telaah persoalan pembelajaran matematika di sekolah.
Pertama, pandangan dari para Pure Mathematician di bawah naungan Logicist-Formalist-Foundationalist; dan kedua, pandangan dari para Mathematical Educationist di bawah naungan Intuitionist-Fallibist-Socio-Constructivist.
Jika OBYEK TELAAH berada diwilayahnya Pure Mathematician, maka para Mathematical Educationist lah yang harus menyesuaikan diri, mempelajari Dunianya Logicist-Formalist-Foundationalist, yaitu dengan cara melakukan Mathematical Risearch.
Tetapi jika OBYEK TELAAH berada diwilayah Mathematical Educationist, maka Pure Mathematician seharusnyalah perlu menyelami, mempelajari dan involved di dalam pengembangan Mathematical Education dalam aspek-aspeknya Intuitionist-Fallibist-Sosio-Constructivist.
Tentu saya memblow-up hal demikian bukan semata untuk menonjolkan ego masing-masing, tetapi agar pemecahan masalah yang ada benar-benar bisa bersifat Tuntas. Jika masing-masing berpegang kepada EGOnya masing-masing maka tidak akan pernah bertemu.
Solusi yang ditawarkan adalah adanya saling pengakuan dan rasa menghormati, rasa saling membutuhkan dan saling mengisi, serta tidak saling menonjolkan egonya masing-masing, tidak bersifat hegemoni, proporsional sesuai dengan keahliannya masing-masing, menjalin komunikasi yang baik serta silaturakhim dalam bidang matematika dan pendidkan matematika.
Posting-posting saya yang sangat banyak dan terkesan berlebihan ini adalah eksperimen-eksperimen yang sengaja saya lakukan, apakah forum indoms bisa digunakan untuk maksud-maksud tersebut.
Saya menilai beberapa tokoh dari Pure Mathematician seperti Pak Wono sangat kooperatif, penyabar dan konstruktif terhadap ide-ide saya. Dalam implementasinya, kajadiannya sebetulnya bersifat MIX yaitu sulit dipisahkan antara keduanya. Lihatlah PMRI misalnya, di sana duduk secara bersama para Pure Mathematician (Prof Sembiring, dkk) dan para Mathematical Educationist (Prof. Sutarto, dkk). Itulah sebetulnya contoh solusi yang mungkin Bapak tanyakan (ujikan) kepada saya. Hehe....
Saya mengucapkan terimakasih kepada forum indoms ini, sekaligus mohon maaf atas gangguan yang saya timbulkan melalui posting-posting saya.
Demikian semoga bermanfaat. Amin
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Dalam elegi ini akhirnya menemukan titik temu antara pure-mathematics dan mathematical educationist. Keduanya sebenarnya mempelajari serta mengembangkan matematika yang sama. Matematika yang sesungguhnya adalah abstrak. Hanya saja metode belajarnya yang berbeda. Solusi dari elegi ini untuk mempertemukan keduanya adalah dengan adanya saling pengakuan dan rasa hormat, rasa saling membutuhkan dan mengisi, serta tidak menonjolkan egonya masing-masing. Hal ini memberikan implikasi pada guru dalam pembelajaran matematika. Pada hakikatnya matematika itu abstrak, pola berpikirnya deduktif. Namun, agar matematika menjadi lebih ramah di dunia anak-anak maka pembelajarannya menggunakan pola induktif. Pola induktif ini akan sangat membantu siswa membangun konsep-konsep matematika sendiri. Namun, guru tidak boleh lupa untuk tetap mengarahkan siswa pada pola deduktif juga agar matematika yang bersifat konsisten tidak menimbulkan miskonsepsi.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb
Ada dua pandangan berbeda dalam telaah persoalan pembelajaran matematika di sekolah yaitu pandangan para pure mathematician dan mathematical education. Obyek telah menurut pure mathematician menyatakan bahwa mathematical education yang harus menyesuaikan diri sedangkan menurut mathematical educationist yaitu pure mathematician lah yang seharusnya perlu menyelami. Hal tersebut menyiratkan adanya rasa ego pada masing-masing pandangan. Tentu hal tersebut tidak akan pernah menyelesaikan masalah. oleh karena itu perlu adanya rasa saling menghormati, saling mengakui, saling membutuhkan dan saling mengisi, serta tidak saling menonjolkan egonya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Dini Arrum Putri
ReplyDelete18709251003
S2 P Math A 2018
Matematika murni dan matematika sekolah berbeda dari segi materi atau dari pengajarannya. Namun dari elegi di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran matematika itu sendiri pun sama baik dari matematika murni atau matematika sekolah. Matematika adalah ilmu yang pasti bersifat abstrak, semua tergantung dari bagaimana penyampaian guru kepada siswanya.
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Self reminder terhadap diri kita sebagai matematikawan yang mungkin bisa jadi cenderung pure mathematics tanpa kita sadari. Ibarat menggenggam tali yang kuat dengan sangat erat. Seakan tidak mau melepas namun tangan terluka jika terus menggenggam. Boleh kita mempunyai prinsip yang kuat mengenai sesuatu hal. Tapi lihatlah cerminan diri. Ketika orang lain memberikan pendapatnya, janganlah termakan ego. Dengarkan pendapat orang lain. Ambil baiknya, kaji. Ambil sisi positifnya. Pengetahuan baru justru akan menambah wawasan kita dan tidak kaku dengan suatu paradigma baru.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Nani Maryani
ReplyDelete18709251008
S2 Pendidikan Matematika (A) 2018
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Agar seorang pure mathematician dapat dengan mudah masuk dan bergaul dengan si pembelajar (siswa), maka para pure matematician harus memasuki dunia sosial dan melakukan penelitian mengenai Mathematical Educatonist agar mereka memperoleh pengetahuan atau pengalaman mengenai bagaimana menjadi seorang Educationist yang baik dan benar. Cara ini juga mengingatkan para pure mathematician bahwa dengan mempelajari hal tersebut mereka juga mempelajari bagaimana kehidupan pendidikan secara langsung yang mungkin kurang mereka dapatkan ketika hanya mengenal substansi murni matematika saja.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kontradiksi pasti akan selalu ada. Tidak hanya dalam matematika tapi dalam kehidupan juga karena sebenar-benarnya hidup adalah kontradiksi. Solusi agar tidak terus terjadi kontradiksi adalah dengan adanya rasa untuk saling menghormati, mengakui, saling membutuhkan, tidak bersikap ego, tidak bersikap hegemoni, proporsional sesuai dengan keahlian, dan menjalin komunikasi yang baik. Hal ini perlu dilakukan agar ilmu matematika dan hubungan antara manusia selalu terjadi kebenarannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Agnes Teresa Panjaitan
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika A 2018
18709251013
Tulisan ini memberikan solusi bahwa matematika murni dan pendidikan matematika sebenarnya adalah dua hal yang sama. Menjadi bagian dari matematika. Yang menjadikan matematika murni dan pendidikan matematika sebagai variansi adalah pembelajarannya. Ruang dan waktu seperti apa yang paling tepat diisi oleh matematika murni ataupun matematika pendidikan. Dan perdebatan akan hal ini sebenarnya tidak perlu berlarut dalam mengimplementasikannya. kuncinya, saling menghormati.
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Pure mathematics dan school mathematics adalah dua hal yang berbeda. Perlu adanya saling pengakuan dan rasa menghormati, rasa saling membutuhkan dan saling mengisi, serta tidak saling menonjolkan egonya masing-masing, tidak bersifat hegemoni, proporsional sesuai dengan keahliannya masing-masing, menjalin komunikasi yang baik serta silaturakhim dalam bidang matematika dan pendidkan matematika.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
Solusi terbaik memang ketika pure mathematics dan educationist berdampingan. Sebenarnya kedua aliran tersebut saling membutuhkan satu sama lain. Dengan kata lain, kedua aliran tersebut duduk bersama dan menemukan solusi-solusi untuk permasalahan pendidikan matematika sehingga suatu saat nanti tidak akan ada lagi kedua aliran dalam pembelajaran matematika.
Anggoro Yugo Pamungkas
ReplyDelete18709251026
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Berdasarkan artikel diatas, membahas tentang matematika murni dan matematika sekolah. Memang kedua pandangan ini mempunyai perbedaan. Perbedaan yang mendasar antara matematika murni dengan matematika sekolah adalah pola berpikirnya. Pola pikir matematika murni adalah deduktif. Sifat atau teorema yang ditemukan secara induktif harus kemudian dibuktikan kebenarannya secara deduktif sesuai engan strukturnya. Tidaklah demikian halnya dengan matematika sekolah. Meskipun siswa pada akhirnya diharapkan mampu berfikir deduktif, namun dalam proses pembelajarannya dapat digunakan pola pikir induktif. Pola pikir induktif yang digunakan dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika 2018
Setelah mengalami perdebatan pada elegi-elegi sebelumnya, akhirnya pada elegi ini terdapat titik temu antara pure mathematics dan school mathematics. Kedua matematika tersebut mengembangkan keilmuan yang sama yaitu matematika. Pada akhirnya keduanya memberikan pengakuan dan rasa saling menghormati bahwa kedua matematika tersebut saling mengisi. Bahwa kedua matematika tersebut mempunyai sasarannya masing-masing. pure mathematics menyasar pembelajar tingkat lanjut, sedangkan mathematical educationist menyasar siswa SD-SMP.
Sintha Sih Dewanti
ReplyDelete18701261013
PPs S3 PEP UNY
Pada artikel ini dituliskan bahwa “Secara ekstrim adanya dua pandangan yang berbeda dalam telaah persoalan pembelajaran matematika di sekolah, yaitu pandangan dari para Pure Mathematician di bawah naungan Logicist-Formalist-Foundationalist; dan pandangan dari para Mathematical Educationist di bawah naungan Intuitionist-Fallibist-Socio-Constructivist.” Pure Mathematician berkontribusi dalam studi tentang konsep-konsep matematika secara independen dari aplikasi apa pun di luar matematika. Konsep-konsep ini mungkin berasal dari dunia nyata, dan hasil yang diperoleh kemudian berguna untuk aplikasi praktis. Di sisi lain pada Mathematical Educationist berkontribusi dalam pendidikan matematika terutama berkaitan dengan alat, metode dan pendekatan yang memfasilitasi praktik atau studi praktik pembelajaran matematika.
Atin Argianti
ReplyDelete18709251001
PPs PM A 2018
Berdasarkan elegi tersebut telah diteangkan bahwa matematika murni dan matematika sekolah adalah dua hal yang sama-sama mempelajari matematika yaitu tenatang matematika yang abstrak. Keabstrakan matematika yang membedakan metode penyampaiannya pada siswa yang belajar matematika. Selain itu, objek matematika juga berbeda bahwa matematika murni harus menyesuaiakan diri sedangkan matematika sekolah harus dipahami. Karena perbedaan tersebut, matematika murni dan matematika sekolah harus saling menghormati dan tidak menonjolkan kelebihan-kelebihan masing-masing.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Seorang matematikawan yang baik adalah mereka yang dapat menyesuaikan dimana mereka dapat menerapkan ilmu yang dimiliki. Logicist-Formalist-Foundationalist atau Intuitionist-Fallibist-Socio-Constructivist. Ketika mereka akan menerapkan dilingkungan pure matematikawan pemikiran abstrak memang sangat dibutuhkan. Tetapi ketika berada dilingkungan pendidikan makan kebutuhan realita matematika sangat dibutuhkan.seorang matematikawan juga harus paham kedua paham itu dan bisamenempatkan sesuai dengan kebutuhan yang ada . hal tersebut akan jauh lebih baik karena pengusaan ilmu yang ada. kebermanfaatan ilmu bisa disebarluaskan.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia mengedepankan aktivitas manusia dan matematika harus di hubungkan secara nyata terhadap konteks kehidupan sehari-hari siswa sebagai suatu sumber pengembangan dan sebagai area aplikasi melalui proses matematisasi baik horizontal maupun vertikal. Hal tersebut akan sangat bermanfaat bagi siswa karena siswa dapat mengkonstruksikan matematika yang terlihat abstrak menjadi matematika yang realistik. Hal ini juga sejalan dengan kaum Intuitionist-Fallibist-Socio-Constructivist. Pada masa sekarang pendidikan realistik, yang pendidikan anak berdasarkan keadaan nyata untuk dihubungkan dalam suatu pembelajaran untuk siswa dapat mengenali lingkungan sekitar dan permasalahan yang ada sehingga dengan mudahsiswa akan memecahkan permaslahanan tersebut.
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr wb
Pure mathematics dan matematika sekolah memang memiliki dasar ilmu matematika nya, namun kedua hal tersebut memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut ditinjau dari segi tingkat kesulitan dan kekompleksan materi dan juga sasarannya. Dalam elegi ini terlihat bahwa keduanya saling melengkapi dan dipertemukan dalam suatu ilmu matematika.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Solusi dari dua pandangan yang berbeda dalam persoalan pembelajaran matematika di sekolah yaitu dengan adanya saling pengakuan, rasa menghormati, rasa saling membutuhkan, dan rasa saling mengisi, serta tidak menonjolkan egonya masing-masing, menjalin komunikasi yang baik antara bidang matematika dan pendidikan matematika. Sebagai contohnya yaitu pada pembelajaran matematika PMRI dimana dapat duduk bersama para pure mathematicians dan mathematical educationist.
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Baik pure mathematics maupun mathematics education harusnya menempati porsinya masing-masing. Matematika orang dewasa dalam hal ini pure mathematics jika dipaksakan untuk para siswa yang masih berada dibangku sekolah menengah kebawah itu sama saja memaksakan ruang dan waktunya. Cara berpikir mereka masih bersifat konkrit sehingga pembelajaran harus disesuaikan dengan pengalaman inderawinya. Jangankan anak-anak, orang dewasapun terkadang kesulitan dalam memahami sesuatu jika tidak disertai dengan contoh konkrit. Maka cara terbaik adalah pure mathematics cukup menempati posisinya di Perguruan tinggi dan sekolah menengah keatas. Adapun untuk mathematics education harus lebih banyak diterapkan pada sekolah menengah kebawah.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Seperti yang telah disampaikan dalam elegi pemberontakan pendidikan matematika yang lain, secara umum obyek matematika dibedakan menjadi dua. Jika obyeknya berada di dalam pikiran berarti matematika murni, sedangkan jika obyeknya berada di luar pikiran adalah matematika untuk pendidikan. Dalam elegi ini diberikan solusi untuk dapat menaungi keduanya, yaitu dengan adanya saling pengakuan dan rasa menghormati, rasa saling membutuhkan dan saling mengisi, serta tidak saling menonjolkan egonya masing-masing, menjalin komunikasi yang baik dalam bidang matematika dan pendidkan matematika. Ini dapat menjadi masukan yang perlu dipertimbangkan bagi para matematikawan yang terlibat di dalam membuat kebijakan pendidikan matematika.
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Menarik menurut saya paragraf berikut. Jika OBYEK TELAAH berada diwilayahnya Pure Mathematician, maka para Mathematical Educationist lah yang harus menyesuaikan diri, mempelajari Dunianya Logicist-Formalist-Foundationalist, yaitu dengan cara melakukan Mathematical Risearch. Tetapi jika OBYEK TELAAH berada diwilayah Mathematical Educationist, maka Pure Mathematician seharusnyalah perlu menyelami, mempelajari dan involved di dalam pengembangan Mathematical Education dalam aspek-aspeknya Intuitionist-Fallibist-Sosio-Constructivist.terimakasih
Surya Shofiyana Sukarman
ReplyDelete18709251017
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Pada akhirnya, matematika murni dan matematika sekolah sama pentingnya. Mathematical educations dan pure mathematics memiliki ranahnya masing-masing namun sangat diperlukan kerjasama diantara keduanya, dengan adanya saling pengakuan diantara dua pihak, rasa saling menghormati, rasa saling membutuhkan dan saling mengisi, serta tidak saling menonjolkan egonya masing-masing, maka pendidkan di Indonesia dapat meningkat
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Elegi di atas memiliki pandangan dari segi pure mathematician dan mathematical educationist. Kedua pandangan tersebut memiliki konsep yang berbeda-beda. Namun perbedaan yang ada tidak membuat kita untuk tidak saling menghormati, menghargai sesama matematikawan yang memiliki tujuan yang sama dalam mendidik anak bangsa.
Kartianom
ReplyDelete18701261001
S3 PEP 2018
Matematika murni dan pendidikan matematika, dua hal yang saling membutuhkan satu sama lain. Para matematikawan dari matematika murni dan para pendidik dari pendidikan matematika dapat melakukan penelitian yang hasilnya dapat saling membantu satu sama lain dan juga saling melengkapi.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Matematikawan yang baik yang berasal dari Logicist-Formalist-Foundationalist atau Intuitionist-Fallibist-Socio-Constructivist harus dapat menyesuaikan di mana mereka berada dalam menerapkan ilmu yang dimiliki. Ketika mereka akan menerapkan dilingkungan pure matematikawan pemikiran abstrak memang sangat dibutuhkan. Tetapi ketika berada dilingkungan pendidikan makan kebutuhan realita matematika sangat dibutuhkan.seorang matematikawan juga harus paham kedua paham itu dan bisamenempatkan sesuai dengan kebutuhan yang ada . hal tersebut akan jauh lebih baik karena pengusaan ilmu yang ada. kebermanfaatan ilmu bisa disebarluaskan.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P.Mat 2018
Dalam pembelajaran matematika, ilmuwan membutuhkan keadaan yang nyata dan faktor2 pendidikan juga akan dilibatkan. Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia mengedepankan aktivitas manusia dan matematika harus di hubungkan secara nyata terhadap konteks kehidupan sehari-hari siswa sebagai suatu sumber pengembangan dan sebagai area aplikasi melalui proses matematisasi baik horizontal maupun vertikal. Hal tersebut akan sangat bermanfaat bagi siswa karena siswa dapat mengkonstruksikan matematika yang terlihat abstrak menjadi matematika yang realistik. Hal ni juga sejalan dengan kaum Intuitionist-Fallibist-Socio-Constructivist. Pada massa sekarang pendidikan realistik, yang pendidikan anak berdasarkan keadaan nyata untuk dihubungkan dalam suatu pembelajaran untuk siswa dapat mengenali lingkungan sekitar dan permasalahan yang ada sehingga dengan mudahsiswa akan memecahkan permaslahanan tersebut.
Lovie Adikayanti
ReplyDelete19709251068
S2 Pendidikan Matematika D
Assalamualaikum wr.wb
Ini seperti perbedaan paham dan perbedaan pemikiran tentang matematika. Padahal keduanya dapat bersatu karena kesemuanya membicarakan tentang dunia matematika. Dengan adanya saling pengakuan dan rasa menghormati, rasa saling membutuhkan dan saling mengisi, serta tidak saling menonjolkan egonya masing-masing, tidak bersifat hegemoni, proporsional sesuai dengan keahliannya masing-masing, menjalin komunikasi yang baik serta silaturakhim dalam bidang matematika dan pendidikan matematika maka dunia matematika akan utuh dan baik bidang matematika maupun pendidikan matematika akan berkembangan serta mampu mengatasi persoalan di bidang pendidikan matematika di Indonesia. Karena seharusnya semua bidang itu harus di pegang oleh ahlinya masing-masing dan terjadi sinergi antar para ahli demi membangun masa depan bangsa
Ngaenun Nangim
ReplyDelete19709251058
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Sudut pandang seseorang mempengaruhi cara bertindak dan tanggapan akan suatu hal. Namun yang perlu ditekankan adalah ketidakterlibatan rasa ego di dalamnya. Keterlibatan rasa ego dapat membuat segala yang dilakukan menjadi subjektif dan keobjektifan terhadap sesuatu menjadi kabur. Hal ini berkaitan erat dengn sopan santun terhadap ruang dan waktu. Sistem belajar harus sopan terhadap ruang dan waktu. Pendapatpun harus sopan ruang dan waktu. Oleh karena itu, Pure Mathematician dan para Mathematical Educationist pun harus sesuai dengan ruang dan waktu.
Ahmad Syajili
ReplyDelete19709251066
S2 PM D 2019
Assalamualaikum wr.wb
Terima kasih Pak Prof. atas postingan elegi ini. Elegi inilah yang saya tunggu-tunggu, yaitu bagaimana menyikapi antara pure mathematics dengan matematika sekolah. Dari elegi ini saya menemukan bahwa jika kita berada dalam wilayah objek telaah pure mathematics maka matematika sekolah hendaklah menyesuaikan diri dengan dunianya pure mathematics. Begitu juga sebaliknya, jika kita berada dalam wilayah objek telaah matematika sekolah, maka pure mathematics juga harus mampu menyelami dunia matematika sekolah.