The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Feb 12, 2013
Some Problems in the Effort of Promoting Innovations of Teaching Learning of Mathematics and Sciences in Indonesia
By Marsigit
The identification of the problems comes from some cases: pre-service teacher training programs, teacher certification program through training, teacher certification program trough course.
The main problem is how to promote innovative teaching learning of Mathematics and Sciences.
The promotion means to move from teacher centered of teaching be a students centered.
In the implementation to peer teaching, the identified problems are as follows:
1) how to involve the students from the very early of teaching learning processes,
2) how to facilitate all students with all their different characteristics, 3) how to develop students work sheet,
4) how to develop the structure of teaching learning,
5) how to develop the schema for interaction,
6) how to develop the scheme for achieving students' competencies,
7) how to develop supporting teaching aids,
8) how to develop teaching material,
9) how to develop Lesson Plan, and
10) how to develop Practical Work?
It was indicated that the teacher has difficulty how to encourage the engagement of their students.
Usually, from the start of their teaching the teachers employ greatly on their expository to introduce, to inform, to consolidate and to explain.
So from the beginning of the lesson the students are always in the passive position.
The affects of the situation is then clearly to identified that the teachers are characterized as to dominate the initiation, to dominate the activities, end even to dominate the creativity.
For the higher achievement students the teacher suggests them to wait the others; and for the lower achievement students the teacher tend to encourage them un-proportionally.
The teacher develops students work sheet in a single form and it mostly as a collection of problems.
Group discussions to be promoted are usually characterized as pseudo-group means that while the teacher let the students work in the groups, the teachers are still delivering their explanation to the whole class.
The most clear structure of teaching is in the schema of introduction, content and closing remark.
However, the teachers have not had a clear schema how to achieve students' competencies and how to develop the schema of interaction as well.
The reference for developing teaching aids and teaching material is still limited so that the teachers seemed to have difficulties to develop them.
The most crucial thing is that teachers' perception not to pay seriously on Lesson Plan preparation.
Most of the teachers prepare a very simple form of Lesson Plan that mostly they are expected by the supervisor, head teachers as well as the local government of education.
Yogyakarta, October 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Dari beberapa masalah yang harus dihadapi guru itu berawal dari bagaimana guru merubah pembelajaran dari teacher center ke student center. Hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Ada banyak aspek yang harus dikuasai guru. Diantaranya harus dapat membuat RPP dengan metode yang dapat membuat siswa aktif, membuat LKS yang tidak hanya berisi soal, dapat melayani pembelajaran dengan karakter siswa yang berbeda, dan sebagainya. Sehingga penting bagi pemerintah untuk selalu mengadakan pelatihan-pelatihan kepada guru. Dari pelatihan itu guru juga melakukan peer teaching agar hasil pelatihan itu tidak hanya sebatas teori.
Nani Maryani
ReplyDelete18709251008
S2 Pendidikan Matematika (A) 2018
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Salah satu permasalahan yang ada dalam mengimplementasikan peer teaching adalah bagaimana guru mengembangkan bahan atau materi untuk mengajar. Peer teaching merupakan suatu sistem pegajaran dimana siswa saling membantu dan belajar sendiri dengan mengajar satu sama lain, dengan kata lain pembelajaran dibantu dengan bimbingan atau tutor dari teman sebaya. Menemukan bahan ajar yang tepat untuk metode ini memang dirasa cukup sulit karena melibatkan pembelajaran antar siswa itu sendiri, akan tetapi ada satu hal yang harus dibawahi bahwa metode apapun yang digunakan, yang terpenting adalah guru harus selalu membimbing dan mendampingi kegiatan siswa.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Berdasarkan permasalahan yang ada, salah atunya adalah tentang bagaimana mengembangkan lembar kerja siswa? Menurut saya. LKS atau Lembar Kerja Siswa yang baik seharusnya dibuat sesuai dengan kebutuhan siswa. Sedangkan yang mengerti kebutuhan siswa adalah gurunya sendiri. Oleh karena itu sharusnya LKS juga dibuat oleh gurunya sendiri. APalagi LKS saat ini sesungguhnya hanya kumpulan soal yang dijual dipasaran. Seharusnya guru mulai membuat LKS yang sesuai dengan kebutuhannya dimana di dalamnya tidak hanya berisi kumpulan soal tetapi harus mampu mengkonstruksi pemahaman siswa sehingga siswa bisa lebih unggul lagi dalam memecahkan masalah matematika
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteBerdasarkan permasalahan yang ada, salah atunya adalah tentang how to develop supporting teaching aids? Menurut saya, untuk mengembangkan alat bantu pengajaran yang mendukung adalah dengan melihat terlebih dahulu kemampuas siswa dan ketersediaan yang ada di sekolah. Guru yang inovatif dapat menciptakan hal-hal yang baru yang bisa membantu dalam pembelajaran seperti pengembangan bahan ajar yang dapat membantu pembelajaran. Guru dapat menggunakan alat-alat peraga dengan mengguanakn bantuan digital seperti multimedia dan semcamnya. Hal ini bisa sangat membantu dalam proses belajar mengajar yang lebih inovatif lagi
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteBerdasarkan permasalahan yang ada, salah atunya adalah tentang how to develop Lesson Plan? Menurut saya, rencana pembelajaran yang baik adalah rencana yang pembelajaran dimana perlu benar-benar disiapkan untuk memajukan intelegensi siswa. Kebanayakan rencana pembelajaran sering dilupakan dan guru hanya mengajar asalkan semua materi dapat tersampaikan. Hal ini yang seharusnya dihindari terlebih lagi pada kurikulum 2013 ini siswa dituntut untuk lebih aktif lagi. Guru harus bisa menanamkan konsep kepada siswa dengan benar sehingga siswa dapat memahami pelajaran dengan lebih baik lagi
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteBerdasarkan permasalahan yang ada, salah atunya adalah tentang how to facilitate all students with all their different characteristics? Menurut saya, dalam setiap kelas pasti kemampuan anak akan beragam dan sebagai seorang guru harus adil dalam melakukan pembelajaran. Agar dapat mengajar dengan adil, guru bisa melalukan pembelajaran secara menyeluruh kemudian bisa mengamati siswanya yang masih merasa kesulitan dalam menerima pembelajaran. Guru dapat mendekati dan membimbingnya sehingga siswa mampu memahami materi dengan baik
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dini Arrum Putri
ReplyDelete18709251003
S2 P Math A 2018
Masih terdapat banyak kendala yang dialami oleh guru dalam merenapkan proses pembelajaran yang inovatif kepada siswa yang utama adalah guru masih mengalami kesulitan merubah pola belajar dari teacher oriented menjadi student oriented. Kendala dalam menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan k13 pun juga masih dialami, masalah-masalah lainnya seperti bagaimana mengatasi dan mamfasilitasi perbedaan karakteritik siswa yang berbeda-beda dan bagaimana menerapkan pembelajaran yang inovatif agar siswa aktif. Lesson plan perlu dilakukan sebagai bentuk evaluasi dalam pembelajaran agar guru dapat mempersiapkan secara optimal untuk memulai pembelajaran.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
This "Most of the teachers prepare a very simple form of Lesson Plan that mostly they are expected by the supervisor, head teachers as well as the local government of education" can be the problem in the learning process. Teachers should prepare the lesson plan which is appropriate for the students. From hoow they start the lesson, encouraging the students till they assess students.
Anggoro Yugo Pamungkas
ReplyDelete18709251026
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Berdasarkan artikel diatas, Dalam hidup tidak mungkin tidak ada masalah, sama halnya dengan pembelajaran matematiia. Pembelajaran matematika dapat dipandang sebagai proses mencari hidup yang dinamis yang selalu memerlukan inovasi dan perbaikan dari waktu ke waktu, sejalan dengan perkembangan zaman. Inovasi belajar dalam matematika sangat diperlukan pemahaman tentang sejarah, landasan, filosofi, ideologi dan paradigma. Karena pada zaman moderen di abad pertengahan adalah titik balik manusia memandang dunia dan mencapai puncaknya hingga sekarang sebagai zaman kontemporer. Bangsa Indonesia yang besar secara geografis, namun masih kecil jika dilihat dari peran dan kontribusinya. Pemahaman berbagai macam teori belajar di level global akan membantu memposisikan diri kita sebagai bangsa, lembaga atau individu didalam ikut mengembangkan pembelajaran matematika yang inovatif.
Sintha Sih Dewanti
ReplyDelete18701261013
PPs S3 PEP UNY
Dalam pelaksanaannya untuk peer teaching, salah satu masalah yang diidentifikasi pada tulisan ini adalah “how to involve the students from the very early of teaching learning processes”. Siswa adalah inti dari proses belajar mengajar. Untuk mendorong keterlibatan itu sendiri, guru sebaiknya menekankan pentingnya perhatian pada motivasi belajar siswa. Untuk dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar guru dapat melibatkan secara langsung siswa baik secara individual maupun kelompok; melakukan eksperimen bersama siswa, mengikutsertakan siswa atau memberi tugas kepada siswa untuk memperoleh informasi dari sumber luar kelas atau sekolah serta upaya melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan pesan pembelajaran.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika 2018
Salah satu masalah yang sedang dihadapi oleh guru yaitu bagaimana merubah dari teacher centered menjadi student centered. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru yaitu dengan menyiapkan RPP yang memuat metode pemebelajaran yang aktid dan menyenangkan. Selain itu LKS juga dibutuhkan untuk emmbantu siswa menemukan solusi dari permasalahn matematika. Untuk mencapai pembelajaran yang berpusat pada siswa membutuhkan effort yang besar yang tentunya melibatkan siswa dalam proses pembelajarannya. Sehingga guru perlu menerapkannya, atau bisa dengan mengikuti pelatihan-pelatihan untuk meng-upgrade dan improve skill mengajarnya.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Dari beberapa masalah dalam usaha/upaya untuk mempromosikan inovasi pembelajaran matematika dan ilmu pengetahuan di Indonesia diatas, masalah pertama yaitu mengenai perubahan dari teacher centered menuju students centered. Untuk melakukan perubahan tentunya bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi sesuatu tersebut telah mendarah daging dan menjadi sebuah budaya. Namun, sesusah dan sekeras apapun usaha yang harus dilakukan, tetaplah harus dilakukan. Karena memulai perubahan berarti selangkah lebih dekat dengan menuju Pendidikan Indonesia yang lebih baik. Merubah kebiasaan dari teacher centered memang tidak mudah, namun dapat diawali dengan merubah mindset terlebih dahulu. Mindset bahwa sumber belajar dikelas bukanlah hanya guru seorang. Masih banyak sumber belajar lain yang dapat siswa gunakan, misalnya buku teks pelajaran, internet dan lain-lain. Namun, apakah lantas kehadiran guru tidak penting? Tidak. Kehadiran guru tetaplah penting, guna membimbing dan menjadi fasilitator untuk siswa-siswanya. Karena tanpa pengawasan dan bimbingan mungkin saja apa yang dipelajari siswa akan melenceng jauh dari yang seharusnya dipelajari.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Selain merubah mindset bahwa sumber belajar satu-satunya bukanlah hanya guru semata, yang perlu disadari oleh guru pula yaitu bahwa siswa bukanlah sebuah bejana kosong yang dengan sesuka hati dapat diisi air sebanyak mungkin. Menurut teori beban kognitif, manusia memiliki working memory yang kapasitasnya terbatas. Saat beban kognitif yang diberikan terlalu banyak, proses penyimpanan memory kedalam long term memory akan terhambat. Akibatnya ingatan-ingatan yang telah ada akan susah untuk dipanggil kembali saat diperlukan. Oleh, karenan demikianlah otak manusia bekerja diharapkan para guru dalam memberikan asupan materi memperhatikan hal tersebut. Memperhatikan bahwa kapasitas working memory manusia adalah terbatas. Berikan materi secukupnya agar proses mengenali informasi baru yang kemudian pencarian informasi lama yang mungkin sesuai hingga proses penyimpanan pengetahuan baru dalam long term memory dapat berjalan dengan lancar. Guru harus menyadari bahwa siswa adalah sebuah lilin, dan tugas guru adalah membuat lilin tersebut menyala dan membuat lilin tersebut agar tidak menyala terlalu redup atau terlalu berlebihan hingga membakar sekitarnya. Guru sebagai fasilitator adalah untuk membimbing dan memfasilitasi kegiatan belajar siswa agar lilin tersebut tetaplah menyala dengan stabil.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Jika guru menyadari bahwa dirinya bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa dan siswa juga bukanlah sebuah bejana kosong yang dengan seenak hati dapat diisi dengan air sebanyak mungkin, maka nampaknya usaha untuk mempromosikan inovasi pembelajaran di Indonesia akan tercapai dan student centered yang diinginkan bukan tidak mungkin dapat tercapai dan terlaksana dengan baik. Belajar dan mengajar adalah kegiatan dua arah yang harus seimbang diantara keduanya. Harus seimbang antara apa yang diberikan guru dan apa yang dilakukan siswa untuk menjadi lebih tau. Bahkan akan lebih baik jika lebih banyak atau lebih berat dari sisi siswa, dalam hal ini maksudnya adalah seperti tujuan dari student centered. Dimana siswa yang lebih banyak melakukan, dan tugas guru hanyalah memberikan fasilitas agar siswanya dapat belajar dengan baik. Dan selebihnya biarlah siswa mengalami atau melaksanakan sendiri pengalamannya memperoleh sebuah pengetahuan. Yang seperti itu jauh lebih baik dari pada guru terus memberikan materi bagai menganggap siswa sebuah bejana kosong, tugas guru adalah membuat lilin-lilin kecil mereka menyala dan menerangi sekitarnya dengan terang namun tetap pada batasnya tanpa membakar sekitar.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Mengenai pertanyaan “how to involve the student from the very early of teaching learning processes” kunci nya adalah apersepsi. Dalam sebuah pembelajaran, penyajian apersepsi amatlah penting keberadaannya. Bagaimana apersepsi disajikan akan mmpengaruhi semangat siswa untuk mengikuti pelajaran hingga jam pelajaran berakhir. Dalam apersepsi diharapkan guru membantu siswa mengingat kembali pembelajaran sebelumnya yang berhubungan dengan pelajaran pada hari itu. Hal tersebut berguna untuk membantu kerja dari pada working memori dalam teori beban kognitif. Jika guru telah memastikan dengan baik bahwa konsep prasyarat pembelajaran pada hari itu telah terpenuhi dengan baik, maka akan memudahkan siswa menerima pembelajarannya pada hari itu. Setelah membantu siswa mengingatkan konsep sebelumnya atau konsep prasyarat pembelajaran pada hari itu, guru hendaknya memperkenalkan apa yang akan dipelajari siswa pada hari itu. Agar siswa bersemangat menyambut pembelajarannya, hendaknya guru memberikan motivasi berupa menyampaikan manfaat dari mempelajari pelajaran hari itu. Pemberian motivasi amat penting keberadaannya, usahakan agar siswa merasa berada pada kondisi dimana mempelajari pelajaran har itu adalah sebuah tantangan yang harus dipecahkan oleh siswa. Buatlah siswa penasaran dengan sebuah permasalahan yang diberikan guru pada saat motivasi, semakin siswa merasa tertantang maka semakin baiklah. Olehkarenanya, apersepsi amatlah penting keberaannya guna melibatkan siswa seawal mungkin dalam pembelajaran.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Mengenai “how to facilitate all students with all their different characteristics”, secara kodrati manusia diciptakan berbeda satu sama lain. Tidak ada manusia didunia ini persis sama satu sama lain. Dua orang yang bersaudara kembarpun belum tentu sama persis walau mungkin sekilas sama, namun nyata nya tetaplah ada perbedaan diantara mereka. Jangankan dengan orang lain, dengan diri kita sendiripun, diri kita yang sekarang tentu tidaklah sama dengan diriku tadi dan nanti. Satu detik yang lalu tidak akan pernah sama dengan detik ini, dan satu detik saat ini tidak akan sama pula dengan satu detik berikutnya atau satu detik kemudian. Pun begitu dengan siswa, sebagai manusia tentulah seluruh siswa mempunyai berbagai macam perbedaan unik yang pasti berbeda satu sama lain. Guru hendaknya menyadari hal tersebut agar dapat memfasilitasi proses belajar siswa dengan semua perbedaan yang dimilikinya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi seluruh siswa dengan seluruh perbedaan yang dimilikinya adalah dengan membuat atau merancang Lembar Kerja yang mampu mencakup seluruh keinginan dan hasrat belajar bagi siswa.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Mengenai “how to develop student worksheet”, yang harus dilakukan guru pertama kali adalah mengenali berbagai macam karakteristik yang dimiliki setiap siswanya. Worksheet yang baik adalah worksheet yang mampu mencakup seluruh keinginan dan hasrat belajar bagi siswa. Maksudnya disini adalah bukan satu worksheet untuk seluruh siswa, namun satu worksheet tersebut mampu memenuhi seluruh keinginan dan keperluan siswa untuk belajar. Dimana secara kodrati manusia diciptakan berbeda, maka tentulah keinginan dan keperluan belajar tiap siswa pun berbeda pula. Yang benar adalah bukan satu worksheet untuk seluruh siswa, namun satu workshet mewakili satu kemampuan siswa. Jadi, bukan satu worksheet untuk satu kelas, namun beberapa worksheet untuk satu kelas.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Adanya perbedaan karakteristik yang miliki siswa bukan berarti guru harus membuat worksheet sejumlah banyaknya siswa pula. Pembuatan worksheet dapat dibuat dengan mengkatagorikan siswa kedalam kelompok-kelompok yang memiliki kemampuan dan karakter yang sejenis. Sekelompok siswa dengan karakteristik kemampuan yang sama diberikan satu worksheet yang sama, namun worksheet tersebut tetaplah berbeda dengan worksheet yang diberikan kepada sekelompok siswa yang berbeda karakteristik kemampuannya. Jadi, untuk mengembangkan worksheet yang baik diperlukan usaha guru untuk mengenali berbagai macam kemampuan yang dimiliki oleh siswanya terlebih dahulu, baru kemudian membuat berbagai macam worksheet yang berbeda-beda disesuaikan dengan karakteristik kemampuannya. Dan usahakanlah juga jangan hanya membuat satu variasi worksheet untuk siswa dengan kemampuan kognitif yang tinggi. Karena, biasanya siswa yang mempunyai karakteristik kemampuan kognitif yang tinggi akan lebih cepat menyelesaikan pekerjaaannya dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan yang cenderung rendah. Agar waktu yang dimiliki siswa berkemampuan kognitif tinggi tidak sia-sia, maka akan lebih baik jika disajikan workshett cadangan untuk mereka.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Bukanlah sesuatu yang mudah merubah paradigm teacher centeres kepada paradigma student center. Hal ini dikarenakan kebanyakan guru sudah terbiasa dengan paradigma lama dan pada waktu masih menjadi siswapun sudah terbiasa dengan paradigma lama tersebut. Perlu kemauan dan tekad yang kuat untuk bisa mengubah paradigma tersebut secara nyata. Perubahan paradigma akan berdampak positif bagi para siswa, karena siswa dapat mengeksplorasi secara aktif dan konstruktif konsep-konsep, prinsip-prinsip, prosedur-prosedur, dan soal-soal matematika.
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Nuansa dialogis dalam proses pembelajaran semakin dikembangkan untuk membentuk karakter siswa yang berani, jujur, bertanggung jawab dan mampu beragumentasi secara ilmiah. Sebelumnya pendekatan teacher center dimana proses pembelajaran lebih berpusat pada guru hanya akan membuat guru semakin cerdas tetapi siswa hanya memiliki pengalaman mendengar paparan saja. Out put yang dihasilkan oleh pendekatan belajar seperti ini tidak lebih hanya menghasilkan siswa yang kurang mampu mengapresiasi ilmu pengetahuan, takut berpendapat, tidak berani mencoba yang akhirnya cenderung menjadi pelajara yang pasif dan miskin kreativitas. Pembelajaran yang berpusat pada siswa diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku.
Agnes Teresa Panjaitan
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika A 2018
18709251013
Dari beberapa poin yang ada dalam tulisan diatas,dapat disimpulkan bahwa beberapa permasalahan dalam pembelajaran dapat mulai diselesaikan dengan peranan guru. Guru yang memulai aktivitas, memperkenalkan, menginformasikan dan mengkonsolidasi dan menjelaskan. Sehingga untuk permulaan siswa menjadi objek (yang dikenai pekerjaan). Untuk itu, guru yang menjadi penginisiasi dalam aktivitas pembelajaran, dan untuk melakukan inisiasi tersebut, guru hendaknya melakukan persiapan dengan membuat rencana pembelajaran agar pembelajaran berjalan sesuai dengan indikator yang diharapkan.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Masalah dalam upaya menciptakan pembelajaran inovatif pada matematika dan sains salah satunya yaitu how to develop Lesson Plan. Seperti yang kita tahu bahwa sebelum melaksanakan suatupe mbelajaran seorang guru diharuskan membuat rencana perencanaan pembelajaran. Rencana perencanaan pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting, karena didalamnya memuat langkah-langkah pembelajaran, media dan strategi yang akan digunakan dan yang lainnya. Oleh karena itu, dalam merencanakan suatu pembelajaran seorang guru sebaiknya sudah melakukan kajian menganai karakteristik siswa dan materi yang akan diajarkan.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Salah satu masalah untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif yaitu how to develop students work sheet? Lembar kerja siswa yang baik yaitu lembar kerja yang dapat memfasilitasi seluruh kemampuan siswa yang berada di kelas. Namun, lembar kerja siswa yang ada sekarang ini hanya berupa kumpulan latihan soal saja. Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk dapat mengembangkan lembar kerja siswa sendiri. Dimana dalam mengembangkannya seorang guru harus memperhatikan karakteristik siswa di kelas. Kemudian lembar kerja siswa yang dikembangkan oleh guru harus mampu memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Perubahan paradigma dari pembelajaran tradisional menuju pembelajaran yang inovatif tidak dapat ditawar lagi. Perubahan zaman telah memberikan tantangan untuk dapat menciptakan SDM yang berkualitas. Diantaranya mampu berpikir logis, kritis, dan kreatif. Sementara itu, pembelajaran tradisional lebih banyak membuat siswa pasif dan akan berdampak pada kehidupannya. Memang perubahan tidaklah mudah untuk dilaksanakan. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya permasalahan yang masih ditemui dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif. Maka perubahan paradigma ini memerlukan usaha yang sungguh-sungguh dari guru untuk menciptakan pembelajaran yang benar-benar mampu membelajarkan siswa. Guru-guru perlu berkolaborasi dan berdiskusi dalam menyelesaikan berbagai kendala yang ditemui.
18709251001
ReplyDeletePPs PM A 2018
Dari postingan tersebut, kita mengetahui bahwa terdapat permasalah dalam pembelajaran yang dihadapi oleh guru. Salah satunya adalah bagaimana mengembangkan skema interaksi. Skema tersebut harus terjadi dengan guru dan siwanya dalam pembeajaran karena akan memiliki tujuan yaitu terbentuknya komunikasi. Skema interaksi yang paling dasar adalah guru yang mendominasi proses interaksi dan juga siswa mendominasi interaksi tersebut. Interaksi tersebut diharapkan akan seimbang anatara guru dan siswa serta saling mendominasi.
Atin Argianti
ReplyDelete18709251001
PPs PM A 2018
Kemudian ada permasalah bagaiamana mengembangkan skema untuk kompetensi siswa berprestasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan secara kuantitas dan kualitas harus dilakukan secara terus menerus. Sehingga pendidikan dapat digunakan sebagai wahana untuk membangun karakteristik dan budaya bangsa.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Mengenai “how to develop the structure of teaching learning”, struktur pembelajaran terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pembelajaran Kompetitif, pembelajaran Mandiri dengan Modul, dan pembelajaran Kooperatif.
https://www.google.com/amp/s/tepenr06.wordpress.com/2011/08/26/struktur-pembelajaran/amp/
Masing-masing dari struktuk pembelajaran ini memiliki sistem, kekurangan, dan kelebihannya masing-masing. Pembelajaran kompetitif, seperti namanya yaitu kompetisi yang dapat diartikan sebagai perlombaan. Dimana sebuah perlombaan pada umumnya, pasti ada pemenang yang ada yang kalah. Pun begitu dengan struktur pembelajaran kompetitif. Pembelajaran seperti ini mungkin bermanfaat untuk memacu semngat siswa agar terus melakukan yang terbaik, agar terus menang, dan mengalahkan temannya. Dibalik kesuksesan pembelajaran ini, ujung dari permasalahan adalah sebuah pengkotak-kotakkan, dimana siswa yang menjadi pemenang bukan tidak mungkin menjadi sombong, dan siswa yang mungkin selalu salah akan merasa minder dengan teman yang lain. Adanya persaingan yang terjadi membuat anak-anak berlomba-lomba untuk menang hingga mungkin berambisi untuk mengalahkan temannya sendiri. Nampaknya pembelajaran ini cocok digunakan untuk memacu semangat siswa dalam porsi yang sesuai dan kurang tepat jika diterapkan atau dilakukan terus menerus setiap hari, karena pembelajaran akan menjadi tidak terkontrol.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Berbeda dengan struktur pembelajaran kompetitif, struktur pembelajaran Mandiri dengan Modul tidak menimbulkan suasana kompetisi di dalam kelas. Pembelajaran Mandiri dengan Modul seperti namanya, siswa dituntut untuk mempelajari sendiri secara mandiri modul yang telah disediakan. Walau tidak menimbulkan suasana kompetitif tetap saja, ujung dari pembelajaran ini sama dengan pembelajaran kompetitif yaitu pembelajaran menjadi tidak berarah. Jika ingin melakukan melakukan pembelajaran seperti ini, para pembuat modul atau mungkin guru dalam hal ini, agar lebih memperhatikan isi dari modul yang dibuatnya. Jangann sampai modul tersebut malah justru membuat siswa semakin bingung dan hal tersebutlah yang menjadi salah satu kekurangan dari struktur pembelajaran Mandiri dengan Modul ini. Kekurangan berikutnya yaitu terletak pada siswa yang mungkin mempunyai pengetahuan kognitif rendah, dimana siswa tersebut kurang mampu memahami modul dengan baik. Pembelajaran Mandiri dengan Modul ini mungkin tepat untuk siswa dewasa di perguruan tinggi. Namun kurang tepat untuk siswa sperti disekolah dasar ataupun menengah. Jikapun ingin diterapkan tetaplah bisa dengan syarat sesekali dan perlu dipastikan bahwa modul yang digunakan benar-benar modul yang baik yang justru tidak menimbulkan siswanya semakin bingung.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Struktur pembelajaran yang terakhir yaitu struktur pembelajaran Kooperatif. Dari dua struktur pembelajaran diatas, muncullah struktur pembelajaran ini yaitu pembelajaran Kooperatif. Dimana pada pembelajaran ini siswa dikelompokkan kedalam kelompok kecil yang heterogen. Dalam pembelajaran kooperatif siswa dengan kemampuan tinggi, sedang dan rendah disatukan dalam satu kelompok yang sama, dimana mereka dituntut untuk saling kompak. Dua struktur pembelajaran sebelumnya tetap baik dilakukan jika dalam porsi yang wajar, namun tetap saja struktur pembelajaran ini nampaknya menjadi struktur yang baik diantara keduanya. Melalui pembelajaran ini siswa dituntut untuk belajar secara berkelompok dan secara tidak langsung menuntut siswa untuk melatih kemampuan bekerjasama dalam tim. Hal tersebut dapat membuat siswa menjadi terlatih untuk bertanggung jawab dan agar mereka mampu bekerja dalam tim, dimana kemampuan tersebut akan berguna bagi kehidupan pascasekolah nya. Ketiga struktur pembelajaran tersebut akan baik jika diterapkan dengan syarat persiapan yang baik, jika pembelajaran kompetitif siapkan suasana kompetisi yang sehat, jika belajar mandiri dengan modul siapkan modul yang benar-benar dapat membantu siswa dengan baik.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Mengenai “how to develop supporting teaching aids”, ada begitu banyak alat bantu yang dalam membantu proses belajar mengajar menjadi lebih baik. Contohnya penerapan media pembelajaran dapat menjadi alat bantu yang dapat digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar. Ada berbagai macam media pembelajaran yang dapat digunakan, beberapa waktu lalu ada sebuah tesis yang bahkan menggunakan sebuah struk receipt PLN dalam membantu mengenalkan konsep fungsi bagi siswa, dari hasil penelitian yang dilakukannya. Pembelajaran berbantuan struk receipt PLN tersebut efektif untuk mebuat siswa menguasai konsep fungsi. Struk receipt PLN tersebut adalah satu dari sekian alat bantu yang dapat digunakan oleh guru dalam membuat pembelajaran yang lebih inovatif dan menarik. Oleh karenanya guru dituntut untuk menjadi lebih kreatif dalam membuat suasana pembelajaran yang menarik dan efektif bagi siswanya, jika mungkin membuat sendiri terasa sulit para guru dapat membaca sumber-sumber atau penelitian-penelitian yang telah dilakukan orang lain agar dapat diterapkan di kelas nya.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Mengenai “how to develop teaching material” sama seperti alat bantu pengajaran yang dapat diperoleh dengan jalan kreativitas sendiri atau dengan membaca sumber-sumber terpercaya yang pastinya telah dibuktikan melalui jalan penelitian. Bahan ajar adalah segala mcam bahan yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas. Terkadang guru kewalahan dengan pemilihan bahan ajar yang tepat untuk siswanya karena didalam kurikulum sendiri tidak dicantumkan bahan ajar apa yang harus digunakan oleh guru. Oleh karena diperlukan kreatifitas guru dalam memilih bahan ajar yang menarik tidak hanya buku tek ataupun modu. Bahan ajar juga dapat dikembangkan melalui pemanfaatan kemajuan teknologi, seperti power point, flash, geo gebra dan lain-lain.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Mengenai “how to develop lesson plan” adalah hal penting yang perlu dipelajari dan dikembangkan. Lesson Plan atau di Indonesia disebut dengan RPP yang merupakan singkatan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah pegangan seorang guru dalam mengajar dikelas. Segala sesuatunya akan menjadi lebih baik jika dilakukan dengan penuh rencana dan persiapan yang matang, pun begitu dengan sebuah pembelajaran. Sebuah pembelajaran akan lebih baik jika dipersiapkan dengan matang terlebih dahulu. Kehadiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada dasarnya dapat membantu guru dalam merencanakan pembelajaran apa yang akan diberikan guru kepada siswanya. Namun, yang terjadi dilapangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tidak lagi gunakan untuk merencanakan sebuah pembelajaran. Para guru akan sibuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) jika diminta mengumpulkan oleh pemerintah atau pihak yang berwenang. Pembuatannya pun hanya sekedar mengganti tanggal bulan dan tahun, mengenai isi dari tahun ketahun tetaplah sama. Namun, kita juga tidak bisa menyalahkan guru sepenuhnya, mengingat beban mengajar dan administrasi yang perlu dipenuhi guru terlampau banyak, nampaknya penyiapan RPP disetiap pertemuannya dapat memberatkan guru. Lantas, solusi apa yang harus diberikan? agar sama-sama saling membantu dan tidak memberatkan satu pihak saja.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Menurut Wikipedia, pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilakukan melalui langkah-langkah seperti mengkaji silabus, mengidentifiasi materi pembelajaran, menentukan tujuan pembelajaran, mengembangkan kegiatan pembelajaran, penjabaran jenis penilaian, menentukan alokasi waktu, dan menentukan sumber belajar. pada kenyataannya membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tidaklah semudah menyebutkannya. Dan pada kenyataannya, nampaknya masih banyak guru-guru yang belum mengerti benar bagaimana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik dan benar, kebanyakan dari mereka tidak benar-benar membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) nya sendiri. Bahkan yang menjadi sebuah ironi adalah ada lembaga khusus yang tiap semester berkeliling ke sekolah-sekolah menawarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kepada para guru, dan bisnis tersebut nampaknya bagai gayung bersambut yang dengan senang hati diterima para guru dengan alasan simbiosis mutualisme.
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Para guruh arus memiliki skema yang jelas untuk mencapai kompetensi siswa serta mengembangkan skema interaksi. Struktur pengajaran haruslah jelas yang di dalamnya ada skema pengantar, isi dan penutup. Diskusi kelompok siswa dibiarkan tetap berjalan sembari guru memberikan penjelasan yang membantu siswa dalam diskusinya. Terimakasih
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Dalam pelaksanaan pembelajaran akan sangat wajar apabila terdapat masalah dan tantangan. Justru rasanya sungguh aneh jika tidak terdapat satupun kendala dalam proses pembelajaran. Pada pelaksanaan pengajaran di kelas guru akan berjumpa dengan berbagai kesulitan, akan tetapi bukan berarti kesulitan-kesulitan tersebut tidak dapat dihadapi, dievaluasi, dan dicari solusinya. Salah satunya adalah bagaimana bisa menghilangkan kecemasan yang berlebih terhadap matematika yang terjadi di beberapa diri siswa. Untuk dapat mengatasi masalah ini tentu diperlukan effort yang besar dari seorang guru.
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Beberapa masalah dalam pengajaran pembelajaran matematika telah disebutkan dalam elegi di atas. Masalah-masalah tersebut adalah masalah yang sering terjadi dan dialami oleh seorang guru pada umumnya. Salah satunya yaitu masalah mengembangkan rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran menjadi faktor masalah yang selalu muncul terkait dengan kurikulum yang selalu berubah dalam setiap periode pembelajaran. Hal ini membuat seorang guru kurang mampu mengembangkan rencana pembelajaran yang serba dadakan tanpa persiapan. Selain itu masalah dalam mengembangkan bahan ajar yang masih minim dalam pengembangan yang dilakukan oleh guru. Hal ini bisa saja terjadi karena kurangnya pengetahuan yang luas, kreatifitas dan keterbatasan guru dalam berinovasi dan minimnya pengetahuan dibidang teknologi yang dimanfaatkan untuk pembelajaran.