The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Aizza Zakkiyatul Fathin 18709251014 Pps Pendidikan Matematika A
Dalam bagan tersebut membandingkan pembelajaran tradisional dan pembelajaran yang inovatif. Dalam pembelajaran tradisional siswa digambarkan sebagai bejana yang kosong sehingga posisi guru adalah pengisi airnya. Artinya dalam pembelajaran tradisional masih menggunakan paradigma transfer of knowledge. Guru sebagai pusat pembelajaran. Guru memberikan materi secara langsung. Siswa hanya sebagai penerima yang pasif. Hal ini menyebabkan pembelajaran tidak bermakna. Sangat sedikit kemungkinan siswa memahami konsep. Oleh karena itu pembelajaran harus beralih kepada pembelajaran yang inovatif. Dalam pembelajaran inovatif digambarkan bahwa siswa adalah suatu benih yang dapat tumbuh dan berkembang jika dirawat dengan baik. Hal ini sama halnya dalam pembelajaran di dalam kelas guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mengembangkan kemampuannya dengan baik. Siswa yang membangun sendiri konsepnya dengan bimbingan guru. Sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
Anggoro Yugo Pamungkas 18709251026 S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Berdasarkan gambar yang berjudul traditional innovative teaching oleh marsigit diatas, menurut saya masalah dalam pembelajaran matematika tidak bisa disalahkan hanya karena dari masalah pembelajaran inovatif yang tradisional, namun masalahnya bisa dari faktor internal ataupun dari faktor eksternal. Kita tidak boleh main hakim sendiri, karena pembelajaran inovatif tradisional tetap masih cocok di daerah-daerah tertentu di Indonesia. Jadi, masalah pembelajaran bukan hanya karena satu sebab, tetapi bisa juga disebabkan oleh hal-hal yang lain.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri 18709251034 S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb. Selalu menjadi topik hangat di kalangan para pendidik semua jurusan dan semua penjuru dunia mengenai pengajaran tradisional dan inovatif. Tradisional dalam arti bukan hanya karena sejak jaman dahulu kala tetapi juga bisa saja sampai saat ini menjadi jaman dulunya masa depan. Penerapan pengajaran yang dianggap selalu melihat ke arah depan, melihat ke arah guru yang berbicara dan sebagai murid hanya duduk, pasang telinga dan pasang tangan untuk menulis, itu saja siklusnya. Tanpa disadari pendidik akan melakukan itu dan akan menjadi bingung ketika akan mengubah gaya mengajarnya akhirnya kembali lagi ke gaya mengajar yang lama. Tujuannya pembelajaran yang mengajak siswa melihat ke arah guru berbicara agar siswa terfokus pada satu arah yaitu gurunya tanpa ada komunikasi antar teman yang akan menganggu ketentraman di dalam kelas. Tetapi, hal itu berefek pada pengalaman sosial siswa yang tidak mengenal untuk bekerja sama menemukan pemecahan bersama dan dapat disebarkan ilmu ke teman-teman lainnya, bukan berarti hanya sekedar memberikan jawaban tetapi memberikan penjelasan atas perolehan jawaban. Sebaliknya dengan pembelajaran jaman sekarang atau modern atau menuntut guru untuk inovatif dalam mengajar kadang membuat kalang kabut para pendidik jaman dulu yang masih eksis di jaman sekarang.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri 18709251034 S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb. Jika jaman dulu yang dianggap tradisional, maka jaman sekarang yang katanya modern, milenial bisa jadi masih ada bumbu ketradisionalan. Jaman now jamannya para siswa siswi yang sudah bergelut dengan sosmed, smartphone yang belum sesuai dengan umur mereka yang akhirnya mendapat julukan kaum milenial. Hal tersebut tentunya harus diimbangi dengan teknik mengajar yang lebih now lagi dan bisa lebih canggih dari teknik mengajar yang hanya menerangkan di depan dan pulang. Bila pikiran siswa siwi jaman sekarang sudah menyangkut hal IPTEK yang berkembang, maka mereka sudah bisa berpikir secara modern tetapi dengan bantuan pendidikan karakter di sekolah. Guru yang ingin siswa siswinya tidak hanya caggih dalam IPTEK tetapi canggih juga dalam belajar maka diperlukan suatu cara, teknik, inovasi dalam mengajar yang jaman now sekali. Tidak dengan berbicara di depan kelas yang seakan-akan mendiktator para siswa, tetapi berada di samping dan belakang siswa untuk mendorong siswa agar lebih maju lagi. Banyak caranya, hanya saja pendidik harus menahan diri untuk tidak membeberkan segalanya cukup dengan kata kunci yang akan membuka wawasan para siswa agar lebih kreatif dan bisa menemukan cara mereka sendiri dalam mendapatkan informasi dan menyelesaikan masalah. Siswa yang tidak mau didorong malah maunya didikte harus dilakukan pendekatan secara intens agar siswa mengerti tujuan belajar dan dampaknya ke dia seperti apa di masa mendatang. Agar menjadi runtutan cerita yang bagus, guru hendaknya membuat buku diary berisi evaluasi perkembangan para siswa dari hari ke hari agar bisa menerapkan teknik baru yang sekiranya bisa lebih meningkatkan wawasan mereka lebih jauh lagi.
Endah Kusrini 18709251015 S2 Pendidikan Matematika A 2018
Gambar tersebut membandingkan perbedaan antara pembelajaran tradisional dengan pembelajaran inovatif. Dalam pembelajaran tradisional, guru bertugas untuk mentrasfer pengetahuan yang ia miliki kepada siswa-siswa. Siswa bersifat pasif. Siswa dianggap sebagai gelas kosong yang tidak mengetahui apa-apa dan tidak mempunyai pengalaman apa pun, sehingga tugas guru adalah mengisi gelas kosong tersebut dengan pengetahuan yang ia miliki. Dalam pembelajaran tradisional, peran guru bersifat sangat dominan. Pembelajaran tradisional bertujuan untuk mencetak siswa-siswa dengan hasil yang seragam.
Sementara pembelajaran inovatif menganggap siswa sebagai sebuah benih yang harus dijaga dan dirawat agar dapat tumbuh dengan baik. Pembelajaran inovatif mengakui adanya perbedaan dalam setiap individu dan menganggap bahwa masing-masing individu mempunyai potensi, sehingga pembelajaran inovatif tidak mengarahkan siswa menjadi satu hasil yang seragam namun disesuaikan dengan potensinya masing-masing. Tugas guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator. Siswa sendiri yang bertindak secara aktif untuk membangun pengetahuan mereka sendiri.
Pembelajaran pada era sekarang sudah berubah dari tradisional menadi konstruktif. Pembelajaran harus dilakukan sekreatif mungkin sehingga siswa tidak hanya pasif menjadikan guru sebagai informan utama namun harus berubah sehingga guru menjadi fasilitator, siswa ikut aktif dalam pembelajaran sehingga mereka bisa membangun atau mengkonstruksi pengetahuan mereka masing masing tentu dengan bimbingan dari guru. mengkontruksi seperti layaknya gambar tersebut adalah proses yang tidak singkat, membutuhkan kesabaran dan kekreatifan serta inovasi dalam pendidikan untuk membangun pengetahuan sedikit-demi sedikit, karena memngkontruksi itu membangun dari yang kecil untuk menjadikan nya lebih besar dan berkembang dan pada akhirnya terdapat buah dari pengetahuan yang dibangun. Ke depan semoga pendidikan anak anak Indonesia bisa lebih baik.
Metode pembelajaran berubah seiring berjalannya waktu dan berkembangnya jaman. Mungkin dulu hanya mengandalkan guru saja yang berceramah di depan kelas, mengerjakan lks atau dengan cara-cara tradisional lainnya. Namun sekarang harapannya bagi pendidikan di indonesia yaitu metode belajar berubah menjadi metode yang lebih inovatif, memanfaatkan teknologi di dalamnya, belajar yang membuat siswa aktif dan banyak bertanya.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Konsep yang dapat dipahami dari makna pembelajaran inovatif dan partisipatif, antara lain: (1) model pembelajaran inovatif dan partisipatif dapat menumbuhkembangkan pilar-pilar pembelajaran pada siswa, antara lain: learning to know (belajar mengetahui), learning to do (belajar berbuat), learning to gether (belajar hidup bersama), dan learning to be (belajar menjadi seseorang) (Djohar, 1999); (2) model pembelajaran inovatif dan partisipatif tersebut mampu mendorong siswa untuk mengembangkan semua potensi dirinya secara maksimal, dengan ditandai oleh keterlibatan siswa secara aktif, kreatif dan inovatif selama proses pembelajaran di sekolah; (3) model pembelajaran inovatif dan partisipatif tersebut mampu mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan; dan (4) model pembelajaran inovatif dan partisipatif tersebut mampu mendorong siswa untuk melakukan perubahan perilaku secara positif dalam berbagai aspek kehidupan (baik secara pribadi atau kelompok).
Jadi, pembelajaran inovatif dan partisipatif adalah pembelajaran yang berorientasi pada strategi, metode atau upaya meningkatkan semua kemampuan positif siswa agar dapat meningkatkan kualitas intelektual (penguasaan Iptek), kualitas emosional (kepribadian) dan kualitas spiritual sehingga siap menyongsong masa depan yang penuh kompetisi.
Dalam proses pengembangan potensi atau kemampuan siswa tersebut, pembelajaran inovatif dan partisipatif menempatkan posisi dan peran-peran siswa sebagai sebagai pihak yang paling aktif (paling sentral), guru hanya sekedar sebagai pembimbing, motivator dan evaluator kegiatan pembelajaran siswa.
Totok Victor Didik Saputro 18709251002 S2 Pendidikan Matematika A 2018
Selamat malam Prof. Metode pembelajaran di Indonesia sangat familiar menggunakan metode ceramah. Metode ceramah dapat dikatakan metode tradisional dalam pembelajaran. Metode yang berpusat pada guru. Seiring perkembangan jaman, dengan perkembangan teknologi dan pendidikan yang sangat pesat, pembelajaran saat ini dituntut untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif. Bukan untuk menghilangkan metode lama yang sudah menjadi budaya di Indonesia melainkan menciptakan metode baru yang mampu dikombinasikan dan menjawab tantangan perkembangan jaman. Memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran adalah salah satu teknik yang dapat diterapkan sehingga menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Harapannya siswa mampu menerima dan memahami materi dengan lebih mudah. Terima kasih.
Tiara Cendekiawaty 18709251025 S2 Pendidikan Matematika B 2018
Perubahan pembelajaran dari tradisional menjadi inovatif memang sedang hangat-hangatnya. Pembelajaran tradisional identik dengan teacher center sehingga dalam pembelajaran hanya ada transfer ilmu tanpa memberi kesempatan lebih kepada siswa untuk berkreasi dengan pikirannya dan membangun pengetahuannya sendiri. Pembelajaran inovatif menawarkan berbagai perubahan. Diantaranya yaitu perubahan dari teacher center menjadi student center. Dengan student center siswa diberi kesempatan lebih banyak untuk membangun dan mengembangkan pengetahuannya sendiri. Peran gurupun beralih menjadi fasilitator.
Deden Hidayat 18709251032 S2 Pendidikan Matematika B 2018
Berdasarkan gambar di atas bahwa pembelajaran matematika di Indonesia mulai beralih dari pembelajaran tradisional kedalam pembelajaran inovatif. Pembelajaran tradisional membuat seolah-olah guru merupakan orang yang mengetahui segalanya. Jadi proses pembelajaran yang dilakukanpun hanya dikatakan sebagai suatu proses mentransfer ilmu dari guru ke siswa. Hal tersebut tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan yang dimilikinya, karena pusat pembelajaran sendiri merupakan guru.
Deden Hidayat 18709251032 S2 Pendidikan Matematika B 2018
Berbeda dengan pembelajaran tradisional, pada pembelajaran inovatif pusat dari pembelajaran di kelas adalah siswa. Jadi seorang guru bukan lagi berpikir bagaimana dia mengajarkan materi kepada siswa, melainkan lebih kepada bagaimana siswa belajar. Pembelajaran inovatif memberikan siswa kesempatan untuk dapat mengkonstruksi pengetahuan yang dimilikinya melalau pengalaman-pengalamannya dalam belajar. Hal ini bertujuan agar apa yang dipelajari oleh siswa menjadi sesuatu yang bermakna, sehingga tidak mudah lupa megenai apa yang telah dipelajarinya.
Fabri Hidayatullah 18709251028 S2 Pendidikan Matematika B 2018
Perubahan paradigma dari pembelajaran tradisional menuju pembelajaran yang inovatif masih menjadi permasalahan di dalam pembelajaran matematika di Indonesia. Pembelajaran yang banyak dilaksanakan di sekolah-sekolah Indonesia merupakan pembelajaran tradisional. Dalam pembelajaran tersebut, siswa hanya pasif menerima ilmu pengetahuan dari guru. Peran guru yang dominan dalam pembelajaran tradisional tidak mampu memberikan pembelajaran yang bermakna pada siswa. Maka perlu adanya perubahan paradigma menuju pembelajaran yang inovatif, yaitu pembelajaran yang konstruktif. Dalam pembelajaran konstruktif, siswa dipandang sebagai makhluk yang dapat berkembang. Siswa diberikan kesempatan untuk belajar secara aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya, sementara guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Pada kenyataannya, sebagian besar guru telah mengetahui hal ini. Namun, masih banyak yang tidak mau mengubah paradigmanya dengan berbagai alasan. Sementara itu, terdapat juga beberapa guru yang sudah mau mengubah paradigma pembelajarannya. Namun, masih banyak kendala yang perlu mereka hadapi untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran yang konstruktif. Oleh karena itu, perlu adanya kerja keras dan kerja sama antar guru agar dapat mewujudkannya.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri 18709251034 S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb. Berbicara pendidikan pada jaman dulu dan jam sekarang merupakan hal yang lumrah untuk dibahas karena memang patut untuk dibicarakan dan dicari masalah untuk diperbaiki dan digunakan pada pendidikan jaman sekarang. Para orangtua bercerita bahwa jaman dulu guru menjadi sangat diktator dan kesannya semua yang diucapkan guru harus dilakukan dengan benar dan tidak diperbolehkan siswa untuk menggunakan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan permasalahan dalam soal. Berbeda dengan sekarang yang menuntut siswa untuk menggunakan pemikiran mereka dalam mengembangkan cara dalam menyelesaikan masalah. Begitu juga dengan siswa jaman sekarang yang malah ingin didikte oleh guru dan mengakibatkan siswa tidak bisa berpikir secara terbuka. Itulah gunanya evaluasi sistem pengajaran jaman dulu dan jaman sekarang yang berharap siswa akan menemukan cara mereka dalam membentuk konsep.
Agnes Teresa Panjaitan S2 Pendidikan Matematika A 2018 18709251013
Berdasarkan ilustrasi diatas menunjukkan dua tipe guru dalam pembelajaran matematika, yaitu guru yang masih menerapkan pembelajaran tradisional dengan metode pembelajaran yang bersifat secara langsung ataupun direct learning, dimana siswa hanya mendengarkan sementara guru sebagai pusat pembelajaran secara aktif menjelaskan kepada siswa, sedangkan guru dengan pembelajaran yang inovatif akan terus berproses dan bertumbuh menghasilkan buah yang tidak lain adalah siswa yang berprestasi.
Amalia Nur Rachman 18709251042 S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Pembelajaran tradisional dalam gambar diilustrasikan sebagai pembelajaran yang langsung dari guru ke murid. Sehingga siswa terlibat secara pasif dalam pembelajaran hanya menerima apa yang disampaikan atau diberikan oleh guru. Pembelajaran lebih didominasi oleh guru. Sedangkan dalam pembelajaran inovatif diilustrasikan sebagai pohon yang dimulai dari kecil sampai berbuah. Siswa sejak dini diajarkan untuk memahami segala sesuatu dari akarnya sehingga terjadilah pembelajaran yang “deep learning” karena siswa mengkonstruksikan konsep sendiri melalui pikirannya dengan bantuan guru. Sehingga keterlibatan siswa secara aktif dan guru hanya sebagai fasilitator atau moderator. Maka ilmu pengetahuan yang dibangun sendiri oleh siswa akan tumbuh sendiri sesuai dengan pengkonstruksian pikirannya sampai pada tahap maksimal
Rosi Anista 18709251040 S2 Pendidikan Matematika B
Pendekatan atau model pembelajaran tradisional cenderung berasumsi bahwa siswa memiliki kebutuhan yang sama, dan belajar dengan cara yang sama pada waktu yang sama, dalam ruang kelas yang tenang, dengan kegiatan materi pelajaran yang terstruktur secara ketat dan didominasi oleh guru. Sedangkan dalam pembelajaran modern yang inovatif, pengetahuan tidak lagi ditransfer dari guru sebagai pengajar kepada siswa, melainkan dibangun oleh para siswasecara kolaboratif dan kooperatif dengan kelompok yang saling mendukung dan difasilitasi oleh guru.
Septia Ayu Pratiwi 18709251029 S2 Pendidikan Matematika 2018
Bagan tersebut menjelaskan tentang permasalahan yang terdapat pada guru matematika di Indonesia. Pembelajaran di kelas terbagi menjadi dua yaitu pembelajaran tradisional dan pembelajaran inovatif. Pada pembelajaran tradisional, pembelajaran terpusat pada guru jagi guru sebagai elemen utama dalam pembelajaran. Biasanya metode yang digunakan berupa ceramah sehingga murid hanya mendengarkan dan kemudian menghafal apa yang telah dijelaskan oleh guru. Sedangkan pada pembelajaran inovatif, proses pembelajaran berubaah menjadi pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Yang mana siswa mulai diberi kebebasan untuk mengkontruk ilmu pengetahuannya melalui pengalaman-pengalaman yang ia dapatkan dalam lingkungan sosial budayanya. Oleh sebab itu, diharapkan guru dapat berinovasi untuk menciptakan pembelajaran yang inspiratif dan bermakna bagi siswa supaya pendidikan di Indonesia bisa mendapatkan angin segar melalui inovasi-inovasi pembelajaran.
Septia Ayu Pratiwi 18709251029 S2 Pendidikan Matematika 2018
Selaras dengan teori yang dikemukakan oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky, bahwa anak tidak dapat berkembang dengan sendirinya tanpa bantuan dari orang di sekitarnya. Sehingga saya rasa student centered sangat pas diterapkan dalam pembelajaran, sehingga anak dapat terlibat secara langsung, dan bisa menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuannya. Saat ini proses pembelajaran telah banyak berkembang, dan pembelajaran tradisional sudah mulai di tinggalkan karena berdampak negative bagi siswa. Dampak negative dari hal tersebut adalah kurangnya kemandirian dan motivasi siswa untuk belajar karena pembelajaran yang berlangsung tidak menarik bahkan tidak melibatkan mereka secara keseluruhan. Setelah mengalami perubahan paradigma, proses pembelajaran mengalami perkembangan yakni berlangsungnya pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga siswa dapat terlibat langsung dengan proses pembelajaran. Berbagai metode dapat digunakan dalam pembelajaran misalnya model pembelajaran kooperatif jigsaw, STAD, TGT, dan lain sebagainya. Tugas utama guru yakni sebagai fasilitator yang memfasilitasi aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa baik di kelas maupun di luar kelas. Seiring dengan berkembangnya teknologi, guru dapat menggunakan internet sebagai variasi pendekatan pembelajaran sehingga baik guru dan siswa dapat leluasa mencari sumber-sumber belajar.
Nur Afni 18709251027 S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. tantangan saat ini adalah menciptakan dan mengembang pembelajaran yang inovatif yang memperhatikan kebetuhan siswa dan karakteristik siswa. meninggalkan kebiasaan-kebiasan konvensional yang hanya berpusat pada guru. Membantu siswa untuk membangun pemahamannya sendiri adalah tugas utama seorang guru dengan didukung metode atau strategi juga media dan alat bantu belajar yang sesuai dengan karakteristik siswa. terimakasih
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang seringkali menjadi momok siswa. Dalam berbagai penelitian disebutkan salah satu penyebabnya adalah karena matematika dikemas dalam wujud abstrak, atau kurang kontekstual. Perlahan pola pembelajaran konvensional yang teacher centered mulai berubah. Saat ini mulai banyak didengungkan bahwa pembelajaran harus berbasis pada masalah nyata dan guru hanya menjadi fasilitator. Begitu pula pada kurikulum kita yang menganut filsafah konstruktivis dan kentekstualisme. Dengan memanfaatkan lingkungan siswa dapat lebih mudah memahami materi, selain itu guru juga akan lebih mudah dalam berinovasi untuk menyampaikan materi.
Salah satu permasalahan pembelajaran matematika yang masih sering terjadi saat ini adalah bagaimana metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Terkadang masih saja ada guru yang menggunakan metode pembelajaran yang tradisional, pembelajaran yang berpusat oleh guru, tentunya metode ini tidak tepat dalam mengkonstruksi pengetahuan siswa. Tugas guru adalah melakukan inovasi pembelajaran dengan memilih metode yang tepat (student centered) sehingga siswa dapat mengkonstruk pengetahuannya secara tepat.
Nani Maryani 18709251008 S2 Pendidikan Matematika (A) 2018 Assalamu'alaikum Wr.Wb
Salah satu permasalahan yang paling sering terjadi di Indonesia adalah banyaknya guru yang masih belum sadar akan pentingnya berkreativitas dalam pembelajaran di kelas. Masih banyak guru yang merasa bahwa menjadi guru yang tradisional dengan hanya berbicara di depan kelas saja merupakan metode yang terbaik karena mereka lebih berpengalaman menggunakan metode tersebut dan tidak mau mengambil konsekuensi untuk menggunakan inovasi-inovasi pembelajaran yang sebenarnya akan lebih membuat siswa tertarik dalam pembelajaran dalam kelas.
Nani Maryani 18709251008 S2 Pendidikan Matematika (A) 2018 Assalamu'alaikum Wr.Wb
Perbedaan pembelajaran tradisional dan inovatif yang mencolok tentu saja akan mengakibatkan impact dan pengaruh ke peserta didik yang juga berbeda secara signifikan. Umumnya perlakuan guru kepada peserta didik merupakan cara untuk meningkatkan pretasi pembelajaran dari berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Akan tetapi, masih banyak pihak yang belum melek akan inovasi, entah itu dari pihak sekolah, guru maupun orang tua. Misalnya saja di daerah-daerah yang masuk dalam 3T, bagi mereka akan lebih baik menjalankan pembelajaran tradisional dari pada tidak melaksanakan pembelajaran sama sekali. Sehingga satu hal yang pertama harus diperhatikan oleh pemerintah adalah pemerataan pendidikan.
Lovie Adikayanti 19709251068 S2 Pendidikan Matematika
Assalamualaikum wr.wb Seperti yang memang kita dapati dalam proses pembelajaran di kelas, pada umumnya guru cenderung menggunakan metode tradisional dalam mengajarkan materi matematika. Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru dan siswa hanya dijadikan sebagai objek bukan sebagai subjek. Guru memberikan ceramah kepada siswa-siswanya sementara siswa hanya mendengarkan. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi jenuh sehingga siswa sulit menerima materi-materi yang diberikan oleh guru. Cara mengajar tradisional menjadikan siswa tidak bebas untuk mengemukakan pendapatnya. Selain itu, komunikasi yang terjadi hanya sebatas komunikasi 1 arah, yaitu guru ke siswa. Sehingga guru kurang dapat memahami bagaimana perkembangan perilaku siswa-siswanya. Seharusnya Guru harus dapat menciptakan suasana yang kondusif dan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Agar pembelajaran menyenangkan, maka perlu adanya perubahan cara mengajar dari metode pembelajaran tradisional menuju metode pembelajaran yang inovatif. Dalam metode pembelajaran inovatif siswa dilibatkan secara aktif dan bukan hanya dijadikan sebagai objek. Salah satu pembelajaran inovatif adalah cara belajar konstruktif. Cara belajar konstruktif merupakan cara belajar berdasarkan pada proses dan kebebasan dalam menggali informasi bagi siswa. Dalam hal ini berarti siswa diberikan “ruang gerak” tersendiri untuk menemukan gagasan dan ide mereka sendiri berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dilakukannya. Dengan demikian, siswa menjadi lebih kreatif sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif.
Berdasarkan gambar yang Pak Prof. tampilkan, terlihat dua situasi yang saling bertolak belakang. Yang pertama adalah cara belajar mengajar matematika secara tradisional dan yang kedua adalah cara belajar mengajar matematika inovatif. Dari gambar tersebut terselip sebuah gambaran bagaimana wajah pendidikan di Indonesia. Seperti yang memang kita dapati dalam proses pembelajaran di kelas, pada umumnya guru cenderung menggunakan metode tradisional dalam mengajarkan materi matematika. Guru terbiasa memberikan sesuatu yang “instan” kepada siswanya, sehingga tidak heran jika siswa juga hanya terpaku terhadap rumus-rumus baku yang diberikan gurunya. Misalnya, dalam mengenal bangun datar persegi, siswa hanya terpaku pada rumus luas dan keliling. Dimana rumus luas persegi adalah sisi dikali sisi, dan rumus keliling adalah empat dikali sisi. Memang jika pertanyaan yang diberikan guru hanya seputar menanyakan berapa luas dan keliling dari persegi, itu bukanlah suatu masalah bagi siswa. Akan tetapi jika pertanyaannya lebih kompleks lagi, maka siswa akan bingung dan menganggap soal tersebut sulit. Untuk mengatasi permasalahan ini, sebaiknya pendidikan di Indonesia mulai beranjak dari sistem pembelajaran tradisional menuju pembelajaran yang inovatif. Salah satu pembelajaran inovatif adalah cara belajar konstruktif. Cara belajar konstruktif merupakan cara belajar berdasarkan pada proses dan kebebasan dalam menggali informasi bagi siswa. Dalam hal ini berarti siswa diberikan “ruang gerak” tersendiri untuk menemukan gagasan dan ide mereka sendiri berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dilakukannya. Dengan demikian, siswa menjadi lebih kreatif dan imajinatif sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif.
Dini Senjaningrum 19709251067 Pendidikan Matematika D 2019 Dari ilustrasi pada gambar di atas, yang dapat saya pahami adalah bagaimana konsep pembelajaran tradisonal dan konsep pembelajaran inovatif dilaksanakan. Untuk konsep pembelajran tradisonal, pengetahuan dan materi diberikan oleh guru kepada siswa hanya untuk diterima dan dicontoh. Sedangkan untuk pembelajaran inovatif, pengetahuan dan materi diberikan oleh guru kepada siswa berupa informasi yang dapat membangun pemikiran siswa secara mandiri untuk menghasilkan sebuah pengetahuan yang lebih luas.
Dini Senjaningrum 19709251067 Pendidikan Matematika D 2019 Pada gambar di atas juga terlihat perbedaan proses pembelajaran dari masing-masing pembelajaran. Dalam pembelajaran tradisional, pembelajaran terpusat pada guru, sedangkan dalam pembelajaran inovatif,siswa menjadi pusat pembelajaran dan peran guru hanya sebagai fasilitator untuk siswa dalam menerima materi pembelajaran.
Dalam gambar diatas terlihat perbandingan pembelajaran tradisional dan pembelajaran inovatif. Pembelajaran tadisional semua berpusat pada guru, guru sebagai satu-satunya sumber ilmu. Sehingga yang terjadi dikelas adalah hanya berupa pentrasferan ilmu guru kepada siswa. Siswa hanya sebagai penerima tanpa mengetahui bahwa yang diperoleh dari guru ini didapat dari mana. Hal ini yang menyebabkan sangat sedikit kemungkinan siswa memahami konsep. Oleh karena itu pembelajaran harus beralih ke pembelajaran yang inovatif. Dalam gambar di atas pembelajaran inovatif digambarkkan seperti pohon berbuah yg mulai dari biji sampai tumbuh besar dan berbuah. Pembelajaran dikelas harusnya seperti pohon tersebut guru hanya sebagai fasilitator untuk mengarahkan siswa. Siswa mengkontruksi sendiri pengetahuannya, sehingga yang diperoleh dengan pembelajaran yang inovatif pembelajaran akan lebih bermakna
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Dalam bagan tersebut membandingkan pembelajaran tradisional dan pembelajaran yang inovatif. Dalam pembelajaran tradisional siswa digambarkan sebagai bejana yang kosong sehingga posisi guru adalah pengisi airnya. Artinya dalam pembelajaran tradisional masih menggunakan paradigma transfer of knowledge. Guru sebagai pusat pembelajaran. Guru memberikan materi secara langsung. Siswa hanya sebagai penerima yang pasif. Hal ini menyebabkan pembelajaran tidak bermakna. Sangat sedikit kemungkinan siswa memahami konsep. Oleh karena itu pembelajaran harus beralih kepada pembelajaran yang inovatif. Dalam pembelajaran inovatif digambarkan bahwa siswa adalah suatu benih yang dapat tumbuh dan berkembang jika dirawat dengan baik. Hal ini sama halnya dalam pembelajaran di dalam kelas guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mengembangkan kemampuannya dengan baik. Siswa yang membangun sendiri konsepnya dengan bimbingan guru. Sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
Anggoro Yugo Pamungkas
ReplyDelete18709251026
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Berdasarkan gambar yang berjudul traditional innovative teaching oleh marsigit diatas, menurut saya masalah dalam pembelajaran matematika tidak bisa disalahkan hanya karena dari masalah pembelajaran inovatif yang tradisional, namun masalahnya bisa dari faktor internal ataupun dari faktor eksternal. Kita tidak boleh main hakim sendiri, karena pembelajaran inovatif tradisional tetap masih cocok di daerah-daerah tertentu di Indonesia. Jadi, masalah pembelajaran bukan hanya karena satu sebab, tetapi bisa juga disebabkan oleh hal-hal yang lain.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Selalu menjadi topik hangat di kalangan para pendidik semua jurusan dan semua penjuru dunia mengenai pengajaran tradisional dan inovatif. Tradisional dalam arti bukan hanya karena sejak jaman dahulu kala tetapi juga bisa saja sampai saat ini menjadi jaman dulunya masa depan. Penerapan pengajaran yang dianggap selalu melihat ke arah depan, melihat ke arah guru yang berbicara dan sebagai murid hanya duduk, pasang telinga dan pasang tangan untuk menulis, itu saja siklusnya. Tanpa disadari pendidik akan melakukan itu dan akan menjadi bingung ketika akan mengubah gaya mengajarnya akhirnya kembali lagi ke gaya mengajar yang lama. Tujuannya pembelajaran yang mengajak siswa melihat ke arah guru berbicara agar siswa terfokus pada satu arah yaitu gurunya tanpa ada komunikasi antar teman yang akan menganggu ketentraman di dalam kelas. Tetapi, hal itu berefek pada pengalaman sosial siswa yang tidak mengenal untuk bekerja sama menemukan pemecahan bersama dan dapat disebarkan ilmu ke teman-teman lainnya, bukan berarti hanya sekedar memberikan jawaban tetapi memberikan penjelasan atas perolehan jawaban. Sebaliknya dengan pembelajaran jaman sekarang atau modern atau menuntut guru untuk inovatif dalam mengajar kadang membuat kalang kabut para pendidik jaman dulu yang masih eksis di jaman sekarang.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Jika jaman dulu yang dianggap tradisional, maka jaman sekarang yang katanya modern, milenial bisa jadi masih ada bumbu ketradisionalan. Jaman now jamannya para siswa siswi yang sudah bergelut dengan sosmed, smartphone yang belum sesuai dengan umur mereka yang akhirnya mendapat julukan kaum milenial. Hal tersebut tentunya harus diimbangi dengan teknik mengajar yang lebih now lagi dan bisa lebih canggih dari teknik mengajar yang hanya menerangkan di depan dan pulang. Bila pikiran siswa siwi jaman sekarang sudah menyangkut hal IPTEK yang berkembang, maka mereka sudah bisa berpikir secara modern tetapi dengan bantuan pendidikan karakter di sekolah. Guru yang ingin siswa siswinya tidak hanya caggih dalam IPTEK tetapi canggih juga dalam belajar maka diperlukan suatu cara, teknik, inovasi dalam mengajar yang jaman now sekali. Tidak dengan berbicara di depan kelas yang seakan-akan mendiktator para siswa, tetapi berada di samping dan belakang siswa untuk mendorong siswa agar lebih maju lagi. Banyak caranya, hanya saja pendidik harus menahan diri untuk tidak membeberkan segalanya cukup dengan kata kunci yang akan membuka wawasan para siswa agar lebih kreatif dan bisa menemukan cara mereka sendiri dalam mendapatkan informasi dan menyelesaikan masalah. Siswa yang tidak mau didorong malah maunya didikte harus dilakukan pendekatan secara intens agar siswa mengerti tujuan belajar dan dampaknya ke dia seperti apa di masa mendatang. Agar menjadi runtutan cerita yang bagus, guru hendaknya membuat buku diary berisi evaluasi perkembangan para siswa dari hari ke hari agar bisa menerapkan teknik baru yang sekiranya bisa lebih meningkatkan wawasan mereka lebih jauh lagi.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Gambar tersebut membandingkan perbedaan antara pembelajaran tradisional dengan pembelajaran inovatif. Dalam pembelajaran tradisional, guru bertugas untuk mentrasfer pengetahuan yang ia miliki kepada siswa-siswa. Siswa bersifat pasif. Siswa dianggap sebagai gelas kosong yang tidak mengetahui apa-apa dan tidak mempunyai pengalaman apa pun, sehingga tugas guru adalah mengisi gelas kosong tersebut dengan pengetahuan yang ia miliki. Dalam pembelajaran tradisional, peran guru bersifat sangat dominan. Pembelajaran tradisional bertujuan untuk mencetak siswa-siswa dengan hasil yang seragam.
Sementara pembelajaran inovatif menganggap siswa sebagai sebuah benih yang harus dijaga dan dirawat agar dapat tumbuh dengan baik. Pembelajaran inovatif mengakui adanya perbedaan dalam setiap individu dan menganggap bahwa masing-masing individu mempunyai potensi, sehingga pembelajaran inovatif tidak mengarahkan siswa menjadi satu hasil yang seragam namun disesuaikan dengan potensinya masing-masing. Tugas guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator. Siswa sendiri yang bertindak secara aktif untuk membangun pengetahuan mereka sendiri.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat 2018
Pembelajaran pada era sekarang sudah berubah dari tradisional menadi konstruktif. Pembelajaran harus dilakukan sekreatif mungkin sehingga siswa tidak hanya pasif menjadikan guru sebagai informan utama namun harus berubah sehingga guru menjadi fasilitator, siswa ikut aktif dalam pembelajaran sehingga mereka bisa membangun atau mengkonstruksi pengetahuan mereka masing masing tentu dengan bimbingan dari guru. mengkontruksi seperti layaknya gambar tersebut adalah proses yang tidak singkat, membutuhkan kesabaran dan kekreatifan serta inovasi dalam pendidikan untuk membangun pengetahuan sedikit-demi sedikit, karena memngkontruksi itu membangun dari yang kecil untuk menjadikan nya lebih besar dan berkembang dan pada akhirnya terdapat buah dari pengetahuan yang dibangun. Ke depan semoga pendidikan anak anak Indonesia bisa lebih baik.
Dini Arrum Putri
ReplyDelete18709251003
S2 P Math A 2018
Metode pembelajaran berubah seiring berjalannya waktu dan berkembangnya jaman. Mungkin dulu hanya mengandalkan guru saja yang berceramah di depan kelas, mengerjakan lks atau dengan cara-cara tradisional lainnya. Namun sekarang harapannya bagi pendidikan di indonesia yaitu metode belajar berubah menjadi metode yang lebih inovatif, memanfaatkan teknologi di dalamnya, belajar yang membuat siswa aktif dan banyak bertanya.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Konsep yang dapat dipahami dari makna pembelajaran inovatif dan partisipatif, antara lain: (1) model pembelajaran inovatif dan partisipatif dapat menumbuhkembangkan pilar-pilar pembelajaran pada siswa, antara lain: learning to know (belajar mengetahui), learning to do (belajar berbuat), learning to gether (belajar hidup bersama), dan learning to be (belajar menjadi seseorang) (Djohar, 1999); (2) model pembelajaran inovatif dan partisipatif tersebut mampu mendorong siswa untuk mengembangkan semua potensi dirinya secara maksimal, dengan ditandai oleh keterlibatan siswa secara aktif, kreatif dan inovatif selama proses pembelajaran di sekolah; (3) model pembelajaran inovatif dan partisipatif tersebut mampu mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan; dan (4) model pembelajaran inovatif dan partisipatif tersebut mampu mendorong siswa untuk melakukan perubahan perilaku secara positif dalam berbagai aspek kehidupan (baik secara pribadi atau kelompok).
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Jadi, pembelajaran inovatif dan partisipatif adalah pembelajaran yang berorientasi pada strategi, metode atau upaya meningkatkan semua kemampuan positif siswa agar dapat meningkatkan kualitas intelektual (penguasaan Iptek), kualitas emosional (kepribadian) dan kualitas spiritual sehingga siap menyongsong masa depan yang penuh kompetisi.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Dalam proses pengembangan potensi atau kemampuan siswa tersebut, pembelajaran inovatif dan partisipatif menempatkan posisi dan peran-peran siswa sebagai sebagai pihak yang paling aktif (paling sentral), guru hanya sekedar sebagai pembimbing, motivator dan evaluator kegiatan pembelajaran siswa.
Totok Victor Didik Saputro
ReplyDelete18709251002
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Selamat malam Prof.
Metode pembelajaran di Indonesia sangat familiar menggunakan metode ceramah. Metode ceramah dapat dikatakan metode tradisional dalam pembelajaran. Metode yang berpusat pada guru. Seiring perkembangan jaman, dengan perkembangan teknologi dan pendidikan yang sangat pesat, pembelajaran saat ini dituntut untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif. Bukan untuk menghilangkan metode lama yang sudah menjadi budaya di Indonesia melainkan menciptakan metode baru yang mampu dikombinasikan dan menjawab tantangan perkembangan jaman. Memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran adalah salah satu teknik yang dapat diterapkan sehingga menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Harapannya siswa mampu menerima dan memahami materi dengan lebih mudah. Terima kasih.
Tiara Cendekiawaty
ReplyDelete18709251025
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Perubahan pembelajaran dari tradisional menjadi inovatif memang sedang hangat-hangatnya. Pembelajaran tradisional identik dengan teacher center sehingga dalam pembelajaran hanya ada transfer ilmu tanpa memberi kesempatan lebih kepada siswa untuk berkreasi dengan pikirannya dan membangun pengetahuannya sendiri. Pembelajaran inovatif menawarkan berbagai perubahan. Diantaranya yaitu perubahan dari teacher center menjadi student center. Dengan student center siswa diberi kesempatan lebih banyak untuk membangun dan mengembangkan pengetahuannya sendiri. Peran gurupun beralih menjadi fasilitator.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Berdasarkan gambar di atas bahwa pembelajaran matematika di Indonesia mulai beralih dari pembelajaran tradisional kedalam pembelajaran inovatif. Pembelajaran tradisional membuat seolah-olah guru merupakan orang yang mengetahui segalanya. Jadi proses pembelajaran yang dilakukanpun hanya dikatakan sebagai suatu proses mentransfer ilmu dari guru ke siswa. Hal tersebut tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan yang dimilikinya, karena pusat pembelajaran sendiri merupakan guru.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Berbeda dengan pembelajaran tradisional, pada pembelajaran inovatif pusat dari pembelajaran di kelas adalah siswa. Jadi seorang guru bukan lagi berpikir bagaimana dia mengajarkan materi kepada siswa, melainkan lebih kepada bagaimana siswa belajar. Pembelajaran inovatif memberikan siswa kesempatan untuk dapat mengkonstruksi pengetahuan yang dimilikinya melalau pengalaman-pengalamannya dalam belajar. Hal ini bertujuan agar apa yang dipelajari oleh siswa menjadi sesuatu yang bermakna, sehingga tidak mudah lupa megenai apa yang telah dipelajarinya.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Perubahan paradigma dari pembelajaran tradisional menuju pembelajaran yang inovatif masih menjadi permasalahan di dalam pembelajaran matematika di Indonesia. Pembelajaran yang banyak dilaksanakan di sekolah-sekolah Indonesia merupakan pembelajaran tradisional. Dalam pembelajaran tersebut, siswa hanya pasif menerima ilmu pengetahuan dari guru. Peran guru yang dominan dalam pembelajaran tradisional tidak mampu memberikan pembelajaran yang bermakna pada siswa. Maka perlu adanya perubahan paradigma menuju pembelajaran yang inovatif, yaitu pembelajaran yang konstruktif. Dalam pembelajaran konstruktif, siswa dipandang sebagai makhluk yang dapat berkembang. Siswa diberikan kesempatan untuk belajar secara aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya, sementara guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Pada kenyataannya, sebagian besar guru telah mengetahui hal ini. Namun, masih banyak yang tidak mau mengubah paradigmanya dengan berbagai alasan. Sementara itu, terdapat juga beberapa guru yang sudah mau mengubah paradigma pembelajarannya. Namun, masih banyak kendala yang perlu mereka hadapi untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran yang konstruktif. Oleh karena itu, perlu adanya kerja keras dan kerja sama antar guru agar dapat mewujudkannya.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Berbicara pendidikan pada jaman dulu dan jam sekarang merupakan hal yang lumrah untuk dibahas karena memang patut untuk dibicarakan dan dicari masalah untuk diperbaiki dan digunakan pada pendidikan jaman sekarang. Para orangtua bercerita bahwa jaman dulu guru menjadi sangat diktator dan kesannya semua yang diucapkan guru harus dilakukan dengan benar dan tidak diperbolehkan siswa untuk menggunakan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan permasalahan dalam soal. Berbeda dengan sekarang yang menuntut siswa untuk menggunakan pemikiran mereka dalam mengembangkan cara dalam menyelesaikan masalah. Begitu juga dengan siswa jaman sekarang yang malah ingin didikte oleh guru dan mengakibatkan siswa tidak bisa berpikir secara terbuka. Itulah gunanya evaluasi sistem pengajaran jaman dulu dan jaman sekarang yang berharap siswa akan menemukan cara mereka dalam membentuk konsep.
Agnes Teresa Panjaitan
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika A 2018
18709251013
Berdasarkan ilustrasi diatas menunjukkan dua tipe guru dalam pembelajaran matematika, yaitu guru yang masih menerapkan pembelajaran tradisional dengan metode pembelajaran yang bersifat secara langsung ataupun direct learning, dimana siswa hanya mendengarkan sementara guru sebagai pusat pembelajaran secara aktif menjelaskan kepada siswa, sedangkan guru dengan pembelajaran yang inovatif akan terus berproses dan bertumbuh menghasilkan buah yang tidak lain adalah siswa yang berprestasi.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Pembelajaran tradisional dalam gambar diilustrasikan sebagai pembelajaran yang langsung dari guru ke murid. Sehingga siswa terlibat secara pasif dalam pembelajaran hanya menerima apa yang disampaikan atau diberikan oleh guru. Pembelajaran lebih didominasi oleh guru. Sedangkan dalam pembelajaran inovatif diilustrasikan sebagai pohon yang dimulai dari kecil sampai berbuah. Siswa sejak dini diajarkan untuk memahami segala sesuatu dari akarnya sehingga terjadilah pembelajaran yang “deep learning” karena siswa mengkonstruksikan konsep sendiri melalui pikirannya dengan bantuan guru. Sehingga keterlibatan siswa secara aktif dan guru hanya sebagai fasilitator atau moderator. Maka ilmu pengetahuan yang dibangun sendiri oleh siswa akan tumbuh sendiri sesuai dengan pengkonstruksian pikirannya sampai pada tahap maksimal
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Pendekatan atau model pembelajaran tradisional cenderung berasumsi bahwa siswa memiliki kebutuhan yang sama, dan belajar dengan cara yang sama pada waktu yang sama, dalam ruang kelas yang tenang, dengan kegiatan materi pelajaran yang terstruktur secara ketat dan didominasi oleh guru. Sedangkan dalam pembelajaran modern yang inovatif, pengetahuan tidak lagi ditransfer dari guru sebagai pengajar kepada siswa, melainkan dibangun oleh para siswasecara kolaboratif dan kooperatif dengan kelompok yang saling mendukung dan difasilitasi oleh guru.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika 2018
Bagan tersebut menjelaskan tentang permasalahan yang terdapat pada guru matematika di Indonesia. Pembelajaran di kelas terbagi menjadi dua yaitu pembelajaran tradisional dan pembelajaran inovatif. Pada pembelajaran tradisional, pembelajaran terpusat pada guru jagi guru sebagai elemen utama dalam pembelajaran. Biasanya metode yang digunakan berupa ceramah sehingga murid hanya mendengarkan dan kemudian menghafal apa yang telah dijelaskan oleh guru. Sedangkan pada pembelajaran inovatif, proses pembelajaran berubaah menjadi pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Yang mana siswa mulai diberi kebebasan untuk mengkontruk ilmu pengetahuannya melalui pengalaman-pengalaman yang ia dapatkan dalam lingkungan sosial budayanya. Oleh sebab itu, diharapkan guru dapat berinovasi untuk menciptakan pembelajaran yang inspiratif dan bermakna bagi siswa supaya pendidikan di Indonesia bisa mendapatkan angin segar melalui inovasi-inovasi pembelajaran.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika 2018
Selaras dengan teori yang dikemukakan oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky, bahwa anak tidak dapat berkembang dengan sendirinya tanpa bantuan dari orang di sekitarnya. Sehingga saya rasa student centered sangat pas diterapkan dalam pembelajaran, sehingga anak dapat terlibat secara langsung, dan bisa menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuannya. Saat ini proses pembelajaran telah banyak berkembang, dan pembelajaran tradisional sudah mulai di tinggalkan karena berdampak negative bagi siswa. Dampak negative dari hal tersebut adalah kurangnya kemandirian dan motivasi siswa untuk belajar karena pembelajaran yang berlangsung tidak menarik bahkan tidak melibatkan mereka secara keseluruhan. Setelah mengalami perubahan paradigma, proses pembelajaran mengalami perkembangan yakni berlangsungnya pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga siswa dapat terlibat langsung dengan proses pembelajaran. Berbagai metode dapat digunakan dalam pembelajaran misalnya model pembelajaran kooperatif jigsaw, STAD, TGT, dan lain sebagainya. Tugas utama guru yakni sebagai fasilitator yang memfasilitasi aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa baik di kelas maupun di luar kelas. Seiring dengan berkembangnya teknologi, guru dapat menggunakan internet sebagai variasi pendekatan pembelajaran sehingga baik guru dan siswa dapat leluasa mencari sumber-sumber belajar.
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
tantangan saat ini adalah menciptakan dan mengembang pembelajaran yang inovatif yang memperhatikan kebetuhan siswa dan karakteristik siswa. meninggalkan kebiasaan-kebiasan konvensional yang hanya berpusat pada guru. Membantu siswa untuk membangun pemahamannya sendiri adalah tugas utama seorang guru dengan didukung metode atau strategi juga media dan alat bantu belajar yang sesuai dengan karakteristik siswa. terimakasih
Janu Arlinwibowo
ReplyDelete18701261012
PEP 2018
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang seringkali menjadi momok siswa. Dalam berbagai penelitian disebutkan salah satu penyebabnya adalah karena matematika dikemas dalam wujud abstrak, atau kurang kontekstual. Perlahan pola pembelajaran konvensional yang teacher centered mulai berubah. Saat ini mulai banyak didengungkan bahwa pembelajaran harus berbasis pada masalah nyata dan guru hanya menjadi fasilitator. Begitu pula pada kurikulum kita yang menganut filsafah konstruktivis dan kentekstualisme. Dengan memanfaatkan lingkungan siswa dapat lebih mudah memahami materi, selain itu guru juga akan lebih mudah dalam berinovasi untuk menyampaikan materi.
Kartianom
ReplyDelete18701261001
S3 PEP 2018
Salah satu permasalahan pembelajaran matematika yang masih sering terjadi saat ini adalah bagaimana metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Terkadang masih saja ada guru yang menggunakan metode pembelajaran yang tradisional, pembelajaran yang berpusat oleh guru, tentunya metode ini tidak tepat dalam mengkonstruksi pengetahuan siswa. Tugas guru adalah melakukan inovasi pembelajaran dengan memilih metode yang tepat (student centered) sehingga siswa dapat mengkonstruk pengetahuannya secara tepat.
Nani Maryani
ReplyDelete18709251008
S2 Pendidikan Matematika (A) 2018
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Salah satu permasalahan yang paling sering terjadi di Indonesia adalah banyaknya guru yang masih belum sadar akan pentingnya berkreativitas dalam pembelajaran di kelas. Masih banyak guru yang merasa bahwa menjadi guru yang tradisional dengan hanya berbicara di depan kelas saja merupakan metode yang terbaik karena mereka lebih berpengalaman menggunakan metode tersebut dan tidak mau mengambil konsekuensi untuk menggunakan inovasi-inovasi pembelajaran yang sebenarnya akan lebih membuat siswa tertarik dalam pembelajaran dalam kelas.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Nani Maryani
ReplyDelete18709251008
S2 Pendidikan Matematika (A) 2018
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Perbedaan pembelajaran tradisional dan inovatif yang mencolok tentu saja akan mengakibatkan impact dan pengaruh ke peserta didik yang juga berbeda secara signifikan. Umumnya perlakuan guru kepada peserta didik merupakan cara untuk meningkatkan pretasi pembelajaran dari berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Akan tetapi, masih banyak pihak yang belum melek akan inovasi, entah itu dari pihak sekolah, guru maupun orang tua. Misalnya saja di daerah-daerah yang masuk dalam 3T, bagi mereka akan lebih baik menjalankan pembelajaran tradisional dari pada tidak melaksanakan pembelajaran sama sekali. Sehingga satu hal yang pertama harus diperhatikan oleh pemerintah adalah pemerataan pendidikan.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Lovie Adikayanti
ReplyDelete19709251068
S2 Pendidikan Matematika
Assalamualaikum wr.wb
Seperti yang memang kita dapati dalam proses pembelajaran di kelas, pada umumnya guru cenderung menggunakan metode tradisional dalam mengajarkan materi matematika. Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru dan siswa hanya dijadikan sebagai objek bukan sebagai subjek. Guru memberikan ceramah kepada siswa-siswanya sementara siswa hanya mendengarkan. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi jenuh sehingga siswa sulit menerima materi-materi yang diberikan oleh guru. Cara mengajar tradisional menjadikan siswa tidak bebas untuk mengemukakan pendapatnya. Selain itu, komunikasi yang terjadi hanya sebatas komunikasi 1 arah, yaitu guru ke siswa. Sehingga guru kurang dapat memahami bagaimana perkembangan perilaku siswa-siswanya.
Seharusnya Guru harus dapat menciptakan suasana yang kondusif dan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Agar pembelajaran menyenangkan, maka perlu adanya perubahan cara mengajar dari metode pembelajaran tradisional menuju metode pembelajaran yang inovatif. Dalam metode pembelajaran inovatif siswa dilibatkan secara aktif dan bukan hanya dijadikan sebagai objek. Salah satu pembelajaran inovatif adalah cara belajar konstruktif.
Cara belajar konstruktif merupakan cara belajar berdasarkan pada proses dan kebebasan dalam menggali informasi bagi siswa. Dalam hal ini berarti siswa diberikan “ruang gerak” tersendiri untuk menemukan gagasan dan ide mereka sendiri berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dilakukannya. Dengan demikian, siswa menjadi lebih kreatif sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif.
Ahmad Syajili
ReplyDelete19709251066
S2 PM D 2019
Berdasarkan gambar yang Pak Prof. tampilkan, terlihat dua situasi yang saling bertolak belakang. Yang pertama adalah cara belajar mengajar matematika secara tradisional dan yang kedua adalah cara belajar mengajar matematika inovatif.
Dari gambar tersebut terselip sebuah gambaran bagaimana wajah pendidikan di Indonesia. Seperti yang memang kita dapati dalam proses pembelajaran di kelas, pada umumnya guru cenderung menggunakan metode tradisional dalam mengajarkan materi matematika. Guru terbiasa memberikan sesuatu yang “instan” kepada siswanya, sehingga tidak heran jika siswa juga hanya terpaku terhadap rumus-rumus baku yang diberikan gurunya.
Misalnya, dalam mengenal bangun datar persegi, siswa hanya terpaku pada rumus luas dan keliling. Dimana rumus luas persegi adalah sisi dikali sisi, dan rumus keliling adalah empat dikali sisi. Memang jika pertanyaan yang diberikan guru hanya seputar menanyakan berapa luas dan keliling dari persegi, itu bukanlah suatu masalah bagi siswa. Akan tetapi jika pertanyaannya lebih kompleks lagi, maka siswa akan bingung dan menganggap soal tersebut sulit.
Untuk mengatasi permasalahan ini, sebaiknya pendidikan di Indonesia mulai beranjak dari sistem pembelajaran tradisional menuju pembelajaran yang inovatif. Salah satu pembelajaran inovatif adalah cara belajar konstruktif.
Cara belajar konstruktif merupakan cara belajar berdasarkan pada proses dan kebebasan dalam menggali informasi bagi siswa. Dalam hal ini berarti siswa diberikan “ruang gerak” tersendiri untuk menemukan gagasan dan ide mereka sendiri berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dilakukannya. Dengan demikian, siswa menjadi lebih kreatif dan imajinatif sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif.
Dini Senjaningrum
ReplyDelete19709251067
Pendidikan Matematika D 2019
Dari ilustrasi pada gambar di atas, yang dapat saya pahami adalah bagaimana konsep pembelajaran tradisonal dan konsep pembelajaran inovatif dilaksanakan. Untuk konsep pembelajran tradisonal, pengetahuan dan materi diberikan oleh guru kepada siswa hanya untuk diterima dan dicontoh. Sedangkan untuk pembelajaran inovatif, pengetahuan dan materi diberikan oleh guru kepada siswa berupa informasi yang dapat membangun pemikiran siswa secara mandiri untuk menghasilkan sebuah pengetahuan yang lebih luas.
Dini Senjaningrum
ReplyDelete19709251067
Pendidikan Matematika D 2019
Pada gambar di atas juga terlihat perbedaan proses pembelajaran dari masing-masing pembelajaran. Dalam pembelajaran tradisional, pembelajaran terpusat pada guru, sedangkan dalam pembelajaran inovatif,siswa menjadi pusat pembelajaran dan peran guru hanya sebagai fasilitator untuk siswa dalam menerima materi pembelajaran.
Zuari Anzar
ReplyDelete19701251006
S2 PEP A 2019
Dalam gambar diatas terlihat perbandingan pembelajaran tradisional dan pembelajaran inovatif. Pembelajaran tadisional semua berpusat pada guru, guru sebagai satu-satunya sumber ilmu. Sehingga yang terjadi dikelas adalah hanya berupa pentrasferan ilmu guru kepada siswa. Siswa hanya sebagai penerima tanpa mengetahui bahwa yang diperoleh dari guru ini didapat dari mana. Hal ini yang menyebabkan sangat sedikit kemungkinan siswa memahami konsep. Oleh karena itu pembelajaran harus beralih ke pembelajaran yang inovatif. Dalam gambar di atas pembelajaran inovatif digambarkkan seperti pohon berbuah yg mulai dari biji sampai tumbuh besar dan berbuah. Pembelajaran dikelas harusnya seperti pohon tersebut guru hanya sebagai fasilitator untuk mengarahkan siswa. Siswa mengkontruksi sendiri pengetahuannya, sehingga yang diperoleh dengan pembelajaran yang inovatif pembelajaran akan lebih bermakna