The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Herlingga Putuwita Nanmumpuni 18709251033 S2 Pendidikan Matematika B 2018
Pendekatan iceberg atau gunung es dalam pembelajaran matematika adalah bagian dari pendekatan PMRI. Pada dasarnya iceberg dalam pembelajaran matematika juga menggambarkan tentang masalah besar seperti fenomena gunung es. Matematika yang diajarkan di sekolah lebih sering menyajikan sebagian kecil masalah matematika yang nampak dipermukaan saja, sedangkan permasalahan besar tidak nampak dan cenderung diabaikan. Urutan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran tersebut dibalik. Sebelum mengajarkan tentang bentuk formal suatu konsep dalam matematika (puncak dari gunung es) maka siswa terlebih dulu diberikan masalah sehari-hari yang berkaitan dan sering untuk mereka jumpai. Langkah selanjutnya guru akan memfasilitasi siswa untuk membangun konsep melalui permasalahan yang telah diberikan tersebut. Agar dapat mencapai puncak gunung es (bentuk formal matematika), siswa membutuhkan pengalaman belajar yang tidak sedikit. Siswa memerlukan eksplorasi segala sesuatu yang dapat mendasari pengetahuan siswa. Eksplorasi atau pembangunan pengetahuan dimulai dari dunia nyata yang sering dijumpai siswa. Selanjutnya baru masuk ke tahap dimana siswa dibimbing untuk membangun pengetahuan mereka secara lebih abstrak. Berawal dari dunia nyata, pembentukan skema, dan dilanjutkan dengan pembangunan pengetahuan merupakan langkah efektif dalam pembentukan pengetahuan formal abstrak siswa. Secara umum, dalam pembelajaran PMRI pembentukan pengetahuan formal abstrak siswa dilakukan melalui tahapan-tahapan yang melibatkan interaksi siswa dan guru yang didukung dengan perangkat pembelajaran yang baik.
Agnes Teresa Panjaitan S2 Pendidikan Matematika A 2018 18709251013
Hermeneutika adalah suatu penafsiran yang berkaitan dengan masalah yang ditimbulkan saat berhadaan dengan perilaku oleh manusia, penafsiran yang dilakukan biasanya terdapat pada kitab suci, literatur dan simbol. Hal ini juga tidak termasuk pengecualian dalam matematika. Dimana dalam gambar diatas merupakan hermenetika melalui pendekatan iceberg. Iceberg adalah pola gunung es dimana memunculkan permasalahan yang sedikit tampak di permukaan tetapi banyak permasalahan didasarnya, sedangkan dua kajian matematika yaitu vertical dan horizontal digambarkan dengan dua panah yang berbeda, linier dan siklik. Linier yang berarti sesuai dengan perkembangan zaman, dan siklik yaitu sesuatu yang berupa siklus yang dapat berulang.
Aizza Zakkiyatul Fathin 18709251014 Pps Pendidikan Matematika A
Hermeneutika adalah proses menerjemahkan sesuatu kegiatan. Dalam hermeneutika pembelajaran matematika membentuk suatu hubungan terjemah dan diterjemahkan antara matematika vertkal atau matematika murni dengan matematika horizontal atau matematika sekolah. Dalam pembelajaran matematika seorang guru harus mampu menentukan pilihan mana matematika yang harus diajarkan kepada siswa sekolah dan mana yang tidak. Dalam bagan tersebut hermeneutika pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan iceberg atau gunung es. Dimana dalam pembelajaran matematika itu harus melalui beberapa tahap diantaranya adalah pengenalan dunia matematis atau matematika konkret, bahan model matematika, dihubungkan dengan angka atau symbol, kemudian baru matematika formal atau abstrak. Membelajarkan matematika menggunakan pendekatan iceberg tersebut akan membantu siswa membangun dan mengembangkan pengetahuannya sendiri. Karena dalam paham konstruktivisme matematika sebaiknya diajarkan melalui pengalaman sehingga siswa akan membangun sendiri struktur pengetahuannya.
Anggoro Yugo Pamungkas 18709251026 S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Berdasarkan skema yang berjudul hermenetika pembelajaran matematika oleh marsigit diatas, iceberg approach atau pendekatan iceberg merupakan pendekatan yang dijadikan sebagai titik awal urutan belajar siswa yang diberikan berdasarkan pengalaman nyata sehingga siswa dapat terlibat langsung dalam kegiatan matematika dengan sendirinya. Untuk memanfaatkan pengetahuan matematika yang dimiliki siswa, pendekatan ini harus digunakan melalui potensi belajar yang berurutan. Titik terakhir dari urutan belajar siswa adalah dapat menemukan konsep matematika yang ditemukan oleh mereka sendiri.
Muh. Fachrullah Amal 18709251036 S2 Pendidikan Matematika B 2018
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa hermeneutika adalah proses menterjemahkan dan diterjemahkan. Kaitannya dengan gambar di atas, teori dasar dalam pembelajaran matematika adalah teori pendekatan iceberg yang mana pendekatan tersebut merupakan bagian daripada pendekatan Realistic Mathematics Education (RME). Pada intinya adalah bagaimana suatu pembelajaran yang dimulai dari dasar sebagaimana gunung es di laut selalu dimulai dengan bagian dasar di bawah permukaan laut hingga akhirnya terbentuk sebuah gunung es. Sama halnya dengan pendidikan, di mana pada proses belajar matematika seyogyanya dimulai dari yang mendasar dengan beragam bentuk perlakuan yang diberikan hingga akhirnya siswa mampu untuk memecahkan berbagai persoalan matematika. Hal ini diibaratkan dengan spiral yang ada pada gambar di atas bahwa yang namanya belajar tidak cukup dengan mengetahui satu hal saja akan tetapi banyak hal yang perlu untuk dipelajari dan belajar sangat memungkinkan untuk diulang kembali materi yang sudah pernah diajarkan.
Falenthino Sampouw 18709251006 S2 Pendidikan Matematika
Selamat pagi, Prof. Pembelajaran matematika bisa bergerak secara linier maupun siklik. Linier yang bergerak maju mengikuti segala perkembangan zaman. Namun juga matematika dapat berulang atau siklik. Jika linier dan siklik digabungkan, akan menyerupai pegas. Terima kasih, Prof.
Hermenetika dapat diartikan terjemah dan menerjemahkan, jelas menjelaskan. Hermenetika pembelajaran matematika terdiri dari dua unsur yaitu garis lurus dan melingkar. Garis lurus menggambarkan bahwa pembelajaran akan terus berjalan, kita tidak akan mengulanginya kembali. Sedangkan melingkar artinya kita dapat mengulanginya, hanya saja berbeda ruang dan waktunya. Dalam matematika horizontal, siswa mengerjakan soal matematika yang berkaitan dengan dunia nyata berdasarkan cara mereka sendiri, masih menggunakan simbol yang mereka buat sendiri, mereka belum mengenal simbol-simbol formal matematika. Sedangkan matematika vertikal adalah saat mereka telah dapat menggunakan simbol-simbol matematika dalam menyelesaikan setiap permasalahan matematika atau juga dapat dikatakan telah menggunakan matematika formal. pengulangan yang terjadi merupakan pola melingkar yang selalu berulang namun berbda waktu dan ruang , sehingga pengetahuan itu tidak akan habis untuk dipelajari dan semua saling berkaitan satu dengan yang lain.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Pada dasarnya, hermeneutika berusaha memahami apa yang dikatakan dengan kembali pada motivasinya atau kepada konteksnya, diperlukan konsep kuno yang bernama “kata batin” – inner word. Hermenetika, yang dalam bahasa Inggrisnya adalah hermeneutics, berasal dari kata Yunani hermeneutine dan hermeneia yang masing – masing berarti “menafsirkan dan “ penafsiran”. Istilah ini didapat dari sebuah risalah yang berjudul Peri Hermeneias (Tentang Penafsiran). Hermeneutica juga memuat tentang pandangan hidup dari penggagasnya. Begitu pula halnya dengan pembelajaran matematika. Hermeneutika pembelajaran matematika digambarkan dalam gambar tersebut hampir sama halnya dengan hermeneutika hidup, dalam pembelajaran matematika, guru tidak mungkin memberikan pure mathematics pada siswa. Guru harus mengubah pure mathematics ke dalam bentuk school mathematics terlebih dahulu sebelum mengenalkannya pada siswa. School Mathematics itulah yang digambarkan sebagai matematika horisontal, sedangkan pure mathematics itulah matematika vertikal.
Tiara Cendekiawaty 18709251025 S2 Pendidikan Matematika B 2018
Hermeneutika ice berg dalam pembelajaran matematika memiliki siklus horizontal dan vertikal yang digambarkan secara linear dan sikilik. Linear karena terus berkembang mengikuti jaman dan siklik yang berarti terus berulang karena materi matematika memiliki keterkaitan satu sama lain.
Deden Hidayat 18709251032 S2 Pendidikan Matematika B 2018
Hermeneutika adalah proses menafsirkan, memaknai, atau menerjemahkan. Hermeneutika dalam pembelajaran matematika dijelaskan dengan matematika verrtikal dan matematika horizontal. Matematika vertikal digambarkan dengan garis lurus, dimana hal tersebut memberikan arti bahwa pembelajaran matematika seharunya terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Sedangkan matematika horizontal digambarkan dengan spiral, dimana hal tersebut berarti bahwa matematika merupakan suatu materi yang berulang, namun harus mampu disesuaikan dengan keadaan siswanya.
Fabri Hidayatullah 18709251028 S2 Pendidikan Matematika B 2018
Pada gambar tersebut terdapat gambar spiral yang menunjukkan bahwa semua itu membentuk spiral. Seperti halnya dengan orang belajar, manusia hidup tidak langsung mengenal teori, namun memulainya dengan praktik. Seperti anak-anak yang baru belajar berjalan atau bersepeda tidak diajarkan bagaimana teorinya, tetapi mereka langsung belajar praktik dengan menggunakan intuisinya. Secara bertahap dan sesuai dengan perkembangannya, pada waktunya nanti mereka akan sampai pada ranah teori. Kemudian ketika mempelajari hal yang baru lagi, mereka akan kembali ke ranah praktek, kemudian sampai pada teorinya, dan begitu seterusnya membentuk spiral. Begitu pula dalam mempelajari matematika, anak-anak kecil memerlukan pengalaman terlebih dahulu. Pendekatan gunung es diartikan sebagai matematika realistik. Seperti halnya dengan fenomena pada gunung es, matematika memiliki beberapa tingkatan, tingkatan yang paling bawah ialh matematika konkret, diatasnya adalah matematika model konkret, diatasnya lagi merupakan matematika model formal, dan yang paling atas adalah matematika formal. Matematika untuk anak kecil adalah matematika pada tingkatan yang paling dasar, masih bersifat konkret. Sedangkan matematika formal adalah matematika untuk orang dewasa, tidak akan bisa dimengerti anak-anak. Maka guru tidak mungkin memberikan matematika murni (formal) kepada siswa. Guru harus mengubah matematika murni ke dalam matematika sekolah.
Dari postingan di atas intinya guru perlu membelajarkan matematika kepada siswa mulai dari lingkungan sekitarnya, dibantu dengan benda-benda konkret dan setelah itu guru mulai memfasilitasi siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri. Jika siswa sudah paham dengan konsep maka ia bisa mengerjakan atau menyelesaikan masalah.
Amalia Nur Rachman 18709251042 S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Dalam gambaran di atas, hermeneutika pembelajaran matematika digambarkan oleh matematika vertikal dan matematika horizontal. Yang dimkasud dengan matematika vertikal yaitu hubungan antara satu sama lain hanya untuk ranah kecil, seperti yang digambarkan oleh kupu-kupu. Sebagai contoh matematika diajarkan di sekolah sehingga keberfungsian matematika untuk siswa sekolah yang mempelajarinya. Sedangkan matematika horizontal digambarkan oleh bumi yang berarti keberfungsian matematika bersifat universal, dapat diterima dimanapun, kapanpun, dan oleh siapapun
Rosi Anista 18709251040 S2 Pendidikan Matematika B
Hermeunetika dalam pembelajaran matematika, guru tidak mungkin memberikan pure mathematics pada siswa. Guru harus mengubah pure mathematics ke dalam bentuk school mathematics terlebih dahulu sebelum mengenalkannya pada siswa. School Mathematics itulah yang digambarkan sebagai matematika horisontal, sedangkan pure mathematics itulah matematika vertikal.
Septia Ayu Pratiwi 18709251029 S2 Pendidikan Matematika 2018
Hermenetika merupakan proses menerjemahkan dan diterjemahkan atau merupakan kegiatan interpretasi. Hermenetika matematika melalui pendekatan Iceberg terdiri dari dua unsur yaitu garis lurus dan garis melingkar. Garis lurus diartikan bahwa pembelajaran matematika akan terus berjalan dan kita tidak akan mengulanginya lagi. Sedangkan garus melingkar artinya bahwa kita bisa mengulangi pembelajaran yang pernah kita lakukan hanya saja berbeda ruang dan waktunya. Hermenetika menggunakan prinsip gunung es ini dapat dimaksudkan sebagai pembelajaran realsitik matematika. Yang mana dalam matematika terdapat matematika Horizontal dan matematika vertical. Dalam matematika horizontal, siswa dapat mengerjakan soal-soal matematika melalui symbol yang ia temukan sendiri, yaitu tanpa mengetahui symbol formal matematika. Sedangkan matematika vertical ialah saat siswa sudah mengetahui symbol formal matematika dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematika.
Darwis Cahyo Nugroho 18709251038 S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb Pada sketsa yang digambarkan oleh prof Marsigit terdapat gambar spiral yang menunjukkan bahwa kehidupan di dunia ini membentuk spiral. Seperti halnya dengan orang belajar, manusia hidup tidak langsung mengenal teori, namun memulainya dengan praktik. Seperti anak-anak yang baru belajar berjalan atau bersepeda tidak diajarkan bagaimana teorinya, tetapi mereka langsung belajar praktik dengan menggunakan intuisinya. Secara bertahap dan sesuai dengan perkembangannya, pada waktunya akan sampai pada ranah teori.
Darwis Cahyo Nugroho 18709251038 S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb Ketika anak mempelajari hal yang baru lagi, anak akan kembali ke ranah praktek, kemudian sampai pada teorinya, dan begitu seterusnya membentuk spiral. Begitu pula dalam mempelajari matematika, anak-anak kecil memerlukan pengalaman terlebih dahulu. Pendekatan gunung es diartikan sebagai matematika realistik. Seperti halnya dengan fenomena pada gunung es, matematika memiliki beberapa tingkatan, tingkatan yang paling bawah adalah matematika konkret, diatasnya adalah matematika model konkret, diatasnya lagi merupakan matematika model formal, dan yang paling atas adalah matematika formal.
Darwis Cahyo Nugroho 18709251038 S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb Matematika untuk anak anak adalah matematika pada tingkatan yang paling dasar, masih bersifat konkret. Sedangkan matematika formal adalah matematika untuk orang dewasa, tidak akan bisa dimengerti anak-anak. Maka guru tidak mungkin memberikan matematika formal kepada siswa. Guru harus mengubah matematika murni ke dalam matematika sekolah.
Ada dua unsure dasar dalam hermeneutika, yaitu lurus dan melingkar. Maksudnya, segala hal yang telah pernah terjadi tidak akan pernah terulang lagi dalam waktu yang sama, karena segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada pasti selalu menembus ruang dan waktu yang berdimensi-dimensi, meski dengan atau tanpa menyadarinya. Setiap manusia memiliki pemikiran yang berbeda-beda dalam menembus ruang dan waktu. Maksudnya, antara kejadian yang satu dengan lainnya saling berinteraksi, saling bertukar posisi dan selalu terjadi berulang-ulang dalam waktu yang berbeda, misalnya antara guru dan murid, kakak dan adik, langit dan bumi. Dalam hermeneutika melingkar, ada yang bersifat rutin dan berkembang. http://dewi-cepsi.blogspot.com/2013_01_01_archive.html
Hermeneutika, menerjemahkan dan diterjemahkan. Hidup ini berhermeneutika, begitu pula menjadi seorang pendidik. Sebagai seorang pendidik haruslah memahami kondisi diri siswa, bagaimana menyampaikan materi dalam pembelajaran matematika agar mudah diterima oleh siswa. selain itu seagai seorang guru haruslah tetap belajar, mencari ilmu, meningkatkan kemampuan diri.
Pembelajaran matematika tidak bisa lepas dari hermeneutika. Hermeneutika sendiri merupakan proses menerjemahkan dan diterjemahkan atau merupakan kegiatan interpretasi. Bahwa dalam pembelajaran matematika itu sendiri tidak hanya perlu menerjemahkan matematika secara tekstualnya saja, namun perlu untuk menerjemahkannya secara kontekstual. Dan pembelajaran matematika itu seperti lingkaran yang dibumbui dengan garis lurus. Ia akan meregang seperti per. Dan dari kejadian-kejadian kecil diterjemahakan terus sampai bisa menerjemahkan dunia dengan pola-polanya.
Assalamu'alaikum wr.wb' Novi Indriyani Kones 19701251002 S2 PEP A 2019
Pada dasarnya hidup itu siklik dan linier. Siklik itu artinya kita menjalani hidup dimulai dari pagi hari sampai bertemu pagi hari lagi terus berputar seperti itu. Namun, kita tidak dapat mengulang waktu yang sama untuk kejadian yang sama itulah namanya linier. Layaknya bumi mengelilingi matahari berputar secara siklik pada porosnya tetapi berjalan secara linier menemui ruang dan waktu yang berbeda.
Assalamu'alaikum wr.wb' Novi Indriyani Kones 19701251002 S2 PEP A 2019
Begitu juga dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika berjalan secara siklik karena berjalan secara terus menerus berulang-ulang dilakukan sampai berhenti pada titik siswa benar-benar memahami. Pembelajaran matematika juga berjalan linier artinya proses pembelajaran dapat diulang-ulang tetapi pada ruang dan waktu yang berbeda.
Terima kasih prof untuk tulisan ini, Sesungguhnya jika kita mengembarakan pikiran kita namun tak menjadikan hati/spiritual kita sebagai komandan, kemungkinan besar bisa jadi pikiran kita tak akan kembali lagi seperti sedia kala. Hal seperti itulah menunjukkan fenomena linear (lurus tak berujung). Dalam kaitannya dengan pembelajaran matematika maka jika kita hanya mengandalkan pikiran saja ketika mempelajari matematika, maka hidup kita akan linear seperti garis lurus, tidak mengerti hidupnya akan berhenti dimana, dan tak mampu kembali merefleksikan matematika dalam kehidupan dengan cara bersyukur. Maka kita akan terjebak perangkat syaitan karena akan tumbuh sifat sombong dalam diri kita. Kesombongan yang ditiupkan syaitan ke dalam hati kita mampu menggelincirkan kita. Kita merasa mempunyai pengetahuan yang tak terbatas, padahal kodratnya manusia adalah terbatas. Ketika kita belajar matematika dan sudah mempunyai gelar matematikawan ulung, tetap lah berendah hati, karena jika tidak maka syaitan berusaha mempengaruhi pikiran kita agar seakan-akan kita mampu memikirkan segala yang ada dan yang mungkin ada di dunia dan di akhirat menggunakan matematika kita. Namun sebaliknya jika hidup kita dikomandani oleh hati/spiritual maka pada setiap titiknya akan terjadi hermenitika kehidupan yaitu titik awalfenomena menajam (dengan saintifik), yaitu ketika belajar matematika menggunakan pendekatan saintifik. Kemudian fenomena mendatar (membudayakan), dalam pembelajaran matematika yaitu membudayakan matematika. Selanjutnya fenomena mengembang (konstruksi-membangun hidup) yaitu mengaplikasikan matematika dalam kehidupan
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Pendekatan iceberg atau gunung es dalam pembelajaran matematika adalah bagian dari pendekatan PMRI. Pada dasarnya iceberg dalam pembelajaran matematika juga menggambarkan tentang masalah besar seperti fenomena gunung es. Matematika yang diajarkan di sekolah lebih sering menyajikan sebagian kecil masalah matematika yang nampak dipermukaan saja, sedangkan permasalahan besar tidak nampak dan cenderung diabaikan. Urutan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran tersebut dibalik. Sebelum mengajarkan tentang bentuk formal suatu konsep dalam matematika (puncak dari gunung es) maka siswa terlebih dulu diberikan masalah sehari-hari yang berkaitan dan sering untuk mereka jumpai. Langkah selanjutnya guru akan memfasilitasi siswa untuk membangun konsep melalui permasalahan yang telah diberikan tersebut. Agar dapat mencapai puncak gunung es (bentuk formal matematika), siswa membutuhkan pengalaman belajar yang tidak sedikit. Siswa memerlukan eksplorasi segala sesuatu yang dapat mendasari pengetahuan siswa. Eksplorasi atau pembangunan pengetahuan dimulai dari dunia nyata yang sering dijumpai siswa. Selanjutnya baru masuk ke tahap dimana siswa dibimbing untuk membangun pengetahuan mereka secara lebih abstrak. Berawal dari dunia nyata, pembentukan skema, dan dilanjutkan dengan pembangunan pengetahuan merupakan langkah efektif dalam pembentukan pengetahuan formal abstrak siswa. Secara umum, dalam pembelajaran PMRI pembentukan pengetahuan formal abstrak siswa dilakukan melalui tahapan-tahapan yang melibatkan interaksi siswa dan guru yang didukung dengan perangkat pembelajaran yang baik.
Agnes Teresa Panjaitan
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika A 2018
18709251013
Hermeneutika adalah suatu penafsiran yang berkaitan dengan masalah yang ditimbulkan saat berhadaan dengan perilaku oleh manusia, penafsiran yang dilakukan biasanya terdapat pada kitab suci, literatur dan simbol. Hal ini juga tidak termasuk pengecualian dalam matematika. Dimana dalam gambar diatas merupakan hermenetika melalui pendekatan iceberg. Iceberg adalah pola gunung es dimana memunculkan permasalahan yang sedikit tampak di permukaan tetapi banyak permasalahan didasarnya, sedangkan dua kajian matematika yaitu vertical dan horizontal digambarkan dengan dua panah yang berbeda, linier dan siklik. Linier yang berarti sesuai dengan perkembangan zaman, dan siklik yaitu sesuatu yang berupa siklus yang dapat berulang.
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Hermeneutika adalah proses menerjemahkan sesuatu kegiatan. Dalam hermeneutika pembelajaran matematika membentuk suatu hubungan terjemah dan diterjemahkan antara matematika vertkal atau matematika murni dengan matematika horizontal atau matematika sekolah. Dalam pembelajaran matematika seorang guru harus mampu menentukan pilihan mana matematika yang harus diajarkan kepada siswa sekolah dan mana yang tidak. Dalam bagan tersebut hermeneutika pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan iceberg atau gunung es. Dimana dalam pembelajaran matematika itu harus melalui beberapa tahap diantaranya adalah pengenalan dunia matematis atau matematika konkret, bahan model matematika, dihubungkan dengan angka atau symbol, kemudian baru matematika formal atau abstrak. Membelajarkan matematika menggunakan pendekatan iceberg tersebut akan membantu siswa membangun dan mengembangkan pengetahuannya sendiri. Karena dalam paham konstruktivisme matematika sebaiknya diajarkan melalui pengalaman sehingga siswa akan membangun sendiri struktur pengetahuannya.
Anggoro Yugo Pamungkas
ReplyDelete18709251026
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Berdasarkan skema yang berjudul hermenetika pembelajaran matematika oleh marsigit diatas, iceberg approach atau pendekatan iceberg merupakan pendekatan yang dijadikan sebagai titik awal urutan belajar siswa yang diberikan berdasarkan pengalaman nyata sehingga siswa dapat terlibat langsung dalam kegiatan matematika dengan sendirinya. Untuk memanfaatkan pengetahuan matematika yang dimiliki siswa, pendekatan ini harus digunakan melalui potensi belajar yang berurutan. Titik terakhir dari urutan belajar siswa adalah dapat menemukan konsep matematika yang ditemukan oleh mereka sendiri.
Muh. Fachrullah Amal
ReplyDelete18709251036
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa hermeneutika adalah proses menterjemahkan dan diterjemahkan. Kaitannya dengan gambar di atas, teori dasar dalam pembelajaran matematika adalah teori pendekatan iceberg yang mana pendekatan tersebut merupakan bagian daripada pendekatan Realistic Mathematics Education (RME). Pada intinya adalah bagaimana suatu pembelajaran yang dimulai dari dasar sebagaimana gunung es di laut selalu dimulai dengan bagian dasar di bawah permukaan laut hingga akhirnya terbentuk sebuah gunung es. Sama halnya dengan pendidikan, di mana pada proses belajar matematika seyogyanya dimulai dari yang mendasar dengan beragam bentuk perlakuan yang diberikan hingga akhirnya siswa mampu untuk memecahkan berbagai persoalan matematika. Hal ini diibaratkan dengan spiral yang ada pada gambar di atas bahwa yang namanya belajar tidak cukup dengan mengetahui satu hal saja akan tetapi banyak hal yang perlu untuk dipelajari dan belajar sangat memungkinkan untuk diulang kembali materi yang sudah pernah diajarkan.
Falenthino Sampouw
ReplyDelete18709251006
S2 Pendidikan Matematika
Selamat pagi, Prof.
Pembelajaran matematika bisa bergerak secara linier maupun siklik. Linier yang bergerak maju mengikuti segala perkembangan zaman. Namun juga matematika dapat berulang atau siklik. Jika linier dan siklik digabungkan, akan menyerupai pegas.
Terima kasih, Prof.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Hermenetika dapat diartikan terjemah dan menerjemahkan, jelas menjelaskan. Hermenetika pembelajaran matematika terdiri dari dua unsur yaitu garis lurus dan melingkar. Garis lurus menggambarkan bahwa pembelajaran akan terus berjalan, kita tidak akan mengulanginya kembali. Sedangkan melingkar artinya kita dapat mengulanginya, hanya saja berbeda ruang dan waktunya. Dalam matematika horizontal, siswa mengerjakan soal matematika yang berkaitan dengan dunia nyata berdasarkan cara mereka sendiri, masih menggunakan simbol yang mereka buat sendiri, mereka belum mengenal simbol-simbol formal matematika. Sedangkan matematika vertikal adalah saat mereka telah dapat menggunakan simbol-simbol matematika dalam menyelesaikan setiap permasalahan matematika atau juga dapat dikatakan telah menggunakan matematika formal. pengulangan yang terjadi merupakan pola melingkar yang selalu berulang namun berbda waktu dan ruang , sehingga pengetahuan itu tidak akan habis untuk dipelajari dan semua saling berkaitan satu dengan yang lain.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Pada dasarnya, hermeneutika berusaha memahami apa yang dikatakan dengan kembali pada motivasinya atau kepada konteksnya, diperlukan konsep kuno yang bernama “kata batin” – inner word. Hermenetika, yang dalam bahasa Inggrisnya adalah hermeneutics, berasal dari kata Yunani hermeneutine dan hermeneia yang masing – masing berarti “menafsirkan dan “ penafsiran”. Istilah ini didapat dari sebuah risalah yang berjudul Peri Hermeneias (Tentang Penafsiran). Hermeneutica juga memuat tentang pandangan hidup dari penggagasnya. Begitu pula halnya dengan pembelajaran matematika. Hermeneutika pembelajaran matematika digambarkan dalam gambar tersebut hampir sama halnya dengan hermeneutika hidup, dalam pembelajaran matematika, guru tidak mungkin memberikan pure mathematics pada siswa. Guru harus mengubah pure mathematics ke dalam bentuk school mathematics terlebih dahulu sebelum mengenalkannya pada siswa. School Mathematics itulah yang digambarkan sebagai matematika horisontal, sedangkan pure mathematics itulah matematika vertikal.
Tiara Cendekiawaty
ReplyDelete18709251025
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Hermeneutika ice berg dalam pembelajaran matematika memiliki siklus horizontal dan vertikal yang digambarkan secara linear dan sikilik. Linear karena terus berkembang mengikuti jaman dan siklik yang berarti terus berulang karena materi matematika memiliki keterkaitan satu sama lain.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Hermeneutika adalah proses menafsirkan, memaknai, atau menerjemahkan. Hermeneutika dalam pembelajaran matematika dijelaskan dengan matematika verrtikal dan matematika horizontal. Matematika vertikal digambarkan dengan garis lurus, dimana hal tersebut memberikan arti bahwa pembelajaran matematika seharunya terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Sedangkan matematika horizontal digambarkan dengan spiral, dimana hal tersebut berarti bahwa matematika merupakan suatu materi yang berulang, namun harus mampu disesuaikan dengan keadaan siswanya.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Pada gambar tersebut terdapat gambar spiral yang menunjukkan bahwa semua itu membentuk spiral. Seperti halnya dengan orang belajar, manusia hidup tidak langsung mengenal teori, namun memulainya dengan praktik. Seperti anak-anak yang baru belajar berjalan atau bersepeda tidak diajarkan bagaimana teorinya, tetapi mereka langsung belajar praktik dengan menggunakan intuisinya. Secara bertahap dan sesuai dengan perkembangannya, pada waktunya nanti mereka akan sampai pada ranah teori. Kemudian ketika mempelajari hal yang baru lagi, mereka akan kembali ke ranah praktek, kemudian sampai pada teorinya, dan begitu seterusnya membentuk spiral. Begitu pula dalam mempelajari matematika, anak-anak kecil memerlukan pengalaman terlebih dahulu. Pendekatan gunung es diartikan sebagai matematika realistik. Seperti halnya dengan fenomena pada gunung es, matematika memiliki beberapa tingkatan, tingkatan yang paling bawah ialh matematika konkret, diatasnya adalah matematika model konkret, diatasnya lagi merupakan matematika model formal, dan yang paling atas adalah matematika formal. Matematika untuk anak kecil adalah matematika pada tingkatan yang paling dasar, masih bersifat konkret. Sedangkan matematika formal adalah matematika untuk orang dewasa, tidak akan bisa dimengerti anak-anak. Maka guru tidak mungkin memberikan matematika murni (formal) kepada siswa. Guru harus mengubah matematika murni ke dalam matematika sekolah.
Dini Arrum Putri
ReplyDelete18709251003
S2 P Math A 2018
Dari postingan di atas intinya guru perlu membelajarkan matematika kepada siswa mulai dari lingkungan sekitarnya, dibantu dengan benda-benda konkret dan setelah itu guru mulai memfasilitasi siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri. Jika siswa sudah paham dengan konsep maka ia bisa mengerjakan atau menyelesaikan masalah.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Dalam gambaran di atas, hermeneutika pembelajaran matematika digambarkan oleh matematika vertikal dan matematika horizontal. Yang dimkasud dengan matematika vertikal yaitu hubungan antara satu sama lain hanya untuk ranah kecil, seperti yang digambarkan oleh kupu-kupu. Sebagai contoh matematika diajarkan di sekolah sehingga keberfungsian matematika untuk siswa sekolah yang mempelajarinya. Sedangkan matematika horizontal digambarkan oleh bumi yang berarti keberfungsian matematika bersifat universal, dapat diterima dimanapun, kapanpun, dan oleh siapapun
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Hermeunetika dalam pembelajaran matematika, guru tidak mungkin memberikan pure mathematics pada siswa. Guru harus mengubah pure mathematics ke dalam bentuk school mathematics terlebih dahulu sebelum mengenalkannya pada siswa. School Mathematics itulah yang digambarkan sebagai matematika horisontal, sedangkan pure mathematics itulah matematika vertikal.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika 2018
Hermenetika merupakan proses menerjemahkan dan diterjemahkan atau merupakan kegiatan interpretasi. Hermenetika matematika melalui pendekatan Iceberg terdiri dari dua unsur yaitu garis lurus dan garis melingkar. Garis lurus diartikan bahwa pembelajaran matematika akan terus berjalan dan kita tidak akan mengulanginya lagi. Sedangkan garus melingkar artinya bahwa kita bisa mengulangi pembelajaran yang pernah kita lakukan hanya saja berbeda ruang dan waktunya. Hermenetika menggunakan prinsip gunung es ini dapat dimaksudkan sebagai pembelajaran realsitik matematika. Yang mana dalam matematika terdapat matematika Horizontal dan matematika vertical. Dalam matematika horizontal, siswa dapat mengerjakan soal-soal matematika melalui symbol yang ia temukan sendiri, yaitu tanpa mengetahui symbol formal matematika. Sedangkan matematika vertical ialah saat siswa sudah mengetahui symbol formal matematika dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematika.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
Pada sketsa yang digambarkan oleh prof Marsigit terdapat gambar spiral yang menunjukkan bahwa kehidupan di dunia ini membentuk spiral. Seperti halnya dengan orang belajar, manusia hidup tidak langsung mengenal teori, namun memulainya dengan praktik. Seperti anak-anak yang baru belajar berjalan atau bersepeda tidak diajarkan bagaimana teorinya, tetapi mereka langsung belajar praktik dengan menggunakan intuisinya. Secara bertahap dan sesuai dengan perkembangannya, pada waktunya akan sampai pada ranah teori.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
Ketika anak mempelajari hal yang baru lagi, anak akan kembali ke ranah praktek, kemudian sampai pada teorinya, dan begitu seterusnya membentuk spiral. Begitu pula dalam mempelajari matematika, anak-anak kecil memerlukan pengalaman terlebih dahulu. Pendekatan gunung es diartikan sebagai matematika realistik. Seperti halnya dengan fenomena pada gunung es, matematika memiliki beberapa tingkatan, tingkatan yang paling bawah adalah matematika konkret, diatasnya adalah matematika model konkret, diatasnya lagi merupakan matematika model formal, dan yang paling atas adalah matematika formal.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
Matematika untuk anak anak adalah matematika pada tingkatan yang paling dasar, masih bersifat konkret. Sedangkan matematika formal adalah matematika untuk orang dewasa, tidak akan bisa dimengerti anak-anak. Maka guru tidak mungkin memberikan matematika formal kepada siswa. Guru harus mengubah matematika murni ke dalam matematika sekolah.
Janu Arlinwibowo
ReplyDelete18701261012
PEP 2018
Ada dua unsure dasar dalam hermeneutika, yaitu lurus dan melingkar.
Maksudnya, segala hal yang telah pernah terjadi tidak akan pernah terulang lagi dalam waktu yang sama, karena segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada pasti selalu menembus ruang dan waktu yang berdimensi-dimensi, meski dengan atau tanpa menyadarinya. Setiap manusia memiliki pemikiran yang berbeda-beda dalam menembus ruang dan waktu.
Maksudnya, antara kejadian yang satu dengan lainnya saling berinteraksi, saling bertukar posisi dan selalu terjadi berulang-ulang dalam waktu yang berbeda, misalnya antara guru dan murid, kakak dan adik, langit dan bumi. Dalam hermeneutika melingkar, ada yang bersifat rutin dan berkembang.
http://dewi-cepsi.blogspot.com/2013_01_01_archive.html
Kartianom
ReplyDelete18701261001
S3 PEP 2018
Hermeneutika, menerjemahkan dan diterjemahkan. Hidup ini berhermeneutika, begitu pula menjadi seorang pendidik. Sebagai seorang pendidik haruslah memahami kondisi diri siswa, bagaimana menyampaikan materi dalam pembelajaran matematika agar mudah diterima oleh siswa. selain itu seagai seorang guru haruslah tetap belajar, mencari ilmu, meningkatkan kemampuan diri.
Zuari Anzar
ReplyDelete19701251006
S2 PEP A 2019
Pembelajaran matematika tidak bisa lepas dari hermeneutika. Hermeneutika sendiri merupakan proses menerjemahkan dan diterjemahkan atau merupakan kegiatan interpretasi. Bahwa dalam pembelajaran matematika itu sendiri tidak hanya perlu menerjemahkan matematika secara tekstualnya saja, namun perlu untuk menerjemahkannya secara kontekstual. Dan pembelajaran matematika itu seperti lingkaran yang dibumbui dengan garis lurus. Ia akan meregang seperti per. Dan dari kejadian-kejadian kecil diterjemahakan terus sampai bisa menerjemahkan dunia dengan pola-polanya.
Assalamu'alaikum wr.wb'
ReplyDeleteNovi Indriyani Kones
19701251002
S2 PEP A 2019
Pada dasarnya hidup itu siklik dan linier. Siklik itu artinya kita menjalani hidup dimulai dari pagi hari sampai bertemu pagi hari lagi terus berputar seperti itu. Namun, kita tidak dapat mengulang waktu yang sama untuk kejadian yang sama itulah namanya linier. Layaknya bumi mengelilingi matahari berputar secara siklik pada porosnya tetapi berjalan secara linier menemui ruang dan waktu yang berbeda.
Terimakasih
Wassalamu'alaikum wr.wb
Assalamu'alaikum wr.wb'
ReplyDeleteNovi Indriyani Kones
19701251002
S2 PEP A 2019
Begitu juga dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika berjalan secara siklik karena berjalan secara terus menerus berulang-ulang dilakukan sampai berhenti pada titik siswa benar-benar memahami. Pembelajaran matematika juga berjalan linier artinya proses pembelajaran dapat diulang-ulang tetapi pada ruang dan waktu yang berbeda.
Terimakasih
Wassalamu'alaikum wr.wb
Jewish Van Septriwanto
ReplyDelete19709251077
S2 PM D 2019
Terima kasih prof untuk tulisan ini, Sesungguhnya jika kita mengembarakan pikiran kita namun tak menjadikan hati/spiritual kita sebagai komandan, kemungkinan besar bisa jadi pikiran kita tak akan kembali lagi seperti sedia kala. Hal seperti itulah menunjukkan fenomena linear (lurus tak berujung). Dalam kaitannya dengan pembelajaran matematika maka jika kita hanya mengandalkan pikiran saja ketika mempelajari matematika, maka hidup kita akan linear seperti garis lurus, tidak mengerti hidupnya akan berhenti dimana, dan tak mampu kembali merefleksikan matematika dalam kehidupan dengan cara bersyukur. Maka kita akan terjebak perangkat syaitan karena akan tumbuh sifat sombong dalam diri kita. Kesombongan yang ditiupkan syaitan ke dalam hati kita mampu menggelincirkan kita. Kita merasa mempunyai pengetahuan yang tak terbatas, padahal kodratnya manusia adalah terbatas. Ketika kita belajar matematika dan sudah mempunyai gelar matematikawan ulung, tetap lah berendah hati, karena jika tidak maka syaitan berusaha mempengaruhi pikiran kita agar seakan-akan kita mampu memikirkan segala yang ada dan yang mungkin ada di dunia dan di akhirat menggunakan matematika kita. Namun sebaliknya jika hidup kita dikomandani oleh hati/spiritual maka pada setiap titiknya akan terjadi hermenitika kehidupan yaitu titik awalfenomena menajam (dengan saintifik), yaitu ketika belajar matematika menggunakan pendekatan saintifik. Kemudian fenomena mendatar (membudayakan), dalam pembelajaran matematika yaitu membudayakan matematika. Selanjutnya fenomena mengembang (konstruksi-membangun hidup) yaitu mengaplikasikan matematika dalam kehidupan