The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Aizza Zakkiyatul Fathin 18709251014 Pps Pendidikan Matematika A
Bagan tersebut merupakan penjelasan Realistic Mathematic dengan menggunakan Iceberg Approach. Pembelajaran matematika dalam bagan tersebut digambarkan sebagai gunung es. Pada lapisan dasar adalah kongkrit, kemudian diatasnya model kongkrit, diatasnya lagi ada model formal dan paling atas adalah matematika formal. Pembelajaran dengan menggunakan pendeketan realistic mathematic ini, siswa tidak langsung memperoleh bentuk formal dari suatu konsep matematika. Siswa mempelajari tentang konsep matematika yang dihubungkan dengan kehidupan nyata. Kemudian siswa belajar menggunakan moel material berupa gambar dari contoh permasalahan dunia nyata tersebut. Setelah itu dengan menggunakan media-media yang semi material siswa dibawa ke bentuk formal. Hal ini digambarkan seperti pembentukan gunung es yang dimulai pada dasar yaitu daerah yang paling luas dibandingkan dengan bagian atasnya kemudian sampai pada paling atas adalah puncaknya. Saat ini masih banyak guru yang hanya mengajarkan siswa langsung pada bentuk formal atau puncaknya seperti langsung diberi rumus. Padahal masih banyak tahap yang ada di bawahnya yang sangat mempengaruhi dalam pembentukan konsep matematika pada siswa. Melalui hal-hal yang dekat dengan siswa yang justru akan memberi kebermaknaan dalam pembelajaran.
Bagan ini menggambarkan iceberg approach atau pendekatan gunung es dalam pembelajaran Matematika realistic. Di mana pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan secara pertahap mulai dari dasar gunung es sampai pada puncaknya. Dalam proses pembelajaran, langkah awal yang dilakukan guru adalah memberikan gambaran konkret kepada siswa mengenai hal-hal nyata yang berkaitan dengan materi yang diajarkan agar siswa bisa menghubungkan dengan prior knowledgenya. Selanjutnya siswa diarahkan untuk pembentukan pola pikir dari hal-hal nyata tersebut, selanjutnya membangun pengetahuan siswa dengan memasukkan konsep-konsep matematika yang relevan dan pada ahkirnya atau puncaknya menemukan sebuah konsep materi yang formal abstrak.
Anggoro Yugo Pamungkas 18709251026 S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Berdasarkan gambar yang berjudul realistic mathematics by moerlands diatas, Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah salah satu pembelajaran matematika yang pada zaman now sedang dicoba untuk dikembangkan dalam pembelajaran matematika di Indonesia. Pendekatan ini diadopsi dari Realistic Mathematics Education yang dikembangkan di Belanda oleh Frans Moerland (2003), dimana dia memvisualisasikan proses matematisasi dalam pembelajaran matematika realistik sebagai proses pembentukan gunung es (iceberg). Visualisasi dari proses matematisasi ini digambarkan pada gambar tersebut.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri 18709251034 S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb. Dalam rangka menuju kerealistikan dibutuhkan beberapa dukungan yang mampu mewujudkan mencapai realistik yang real. Dengan berbagai isi di dalam kapasitas yang telah tersedia dengan sendiri, diharapkan bisa menjadi komposisi untuk membentuk suatu pembelajaran yang realistik untuk semua aspek pendidikan. Dimulai dari aspek-aspek umum yang dirasa bisa menjadi komposisi realistik, kemudian disaring lagi menjadi komposisi utama pembentukan awal realistik, hingga menghubungkan komposisi-komposisi tersebut ke dalam langkah-langkah pembelajaran matematika berujung pada permukaan yang telah dibatasi kapasitasnya. Setelah mengalami pemrosesan hingga hampir menjadi bentuk realistik yang digunakan diperlukan tahap di mana semua proses di bawah permukaan akan difix kan menjadi sesuatu yang resmi dan sah digunakan untuk membantu kerealistisan matematika.
Endah Kusrini 18709251015 S2 Pendidikan Matematika A 2018
Gambar di atas menggambarkan pendekatan gunung es atau iceberg approach dalam pembelajaran matematika realistic. Terdapat empat bagian penyusunnya, yakni pada tahap pertama siswa dibiasakan untuk menyelesaikan masalah dalam konteks situasi sehari-hari tanpa harus mengakitkan secara langsung pada matematika formal (tahap orientasi lingkungan secara matematis). Tahap kedua adanya penggunaan alat peraga untuk mengekplorasi kemampuan siswa dalam bekerja secara matematis. Tahap ketiga pembuatan pondasi (building stone) matematis. Pada tahap ini anak mulai dikenalka dengan symbol-simbol. Tahap keempat atau tahap tertinggi yakni tahap matematika formal, yang berisi notasi-notasi matematika secara formal.
Frans Moerland memvisualisasikan proses dalam pembelajaran matematika realistik sebagai proses pembentukan gunung es (iceberg). Dalam model gunung es terdapat empat tingkatan aktivitas, yakni (1) orientasi lingkungan secara matematis, (2) model alat peraga, (3) pembuatan pondasi (building stone) dan (4) matematika formal. Model RME atau biasa dikenal dengan realistik mathematis merupakan suatu proses dimana seatu pengetahuan dibangun dari benda-benda yang ada disekitar kita, atau benda-benda yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. ketika seorang siswa dapat melihat secara langsung atau dapat membayangkan apa yang akan dipelajari untuk membangun pengetahuan akan lebih mudah ditangkap dan diterima lebih lama untuk proses memori jangka panjang siswa, kemudian ketika sudah menerapkan matematika dalam kehidupan baru siswa diajak untuk membangun metode secara matematika formal.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah salah satu pembelajaran matematika yang saat ini sedang dicoba untuk dikembangkan dalam pembelajaran matematika di Indonesia. Pendekatan ini diadopsi dari Realistic Mathematics Education yang dikembangkan di Belanda. Frans Moerland (2003) memvisualisasikan proses matematisasi dalam pembelajaran matematika realistik sebagai proses pembentukan gunung es (iceberg). seperti gambar diatas.
Hasmiwati 18709251023 S2 Pend.Matematika B 2018 Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik guru mengarahkan siswa untuk penggunakan berbagai situasi dan kesempatan untuk menemukan kembali konsep-konsep matematika dengan caranya sendiri, konsep matematika diharapkan muncul dari proses matematisasi, yaitu dimulai dari penyelasaian yang berkaitan dengan konteks dan secara perlahan siswa mengembangkan alat dan pemahaman matematik ke tingkat yang lebih tinggi.
Konteks dalam PMR merujuk pada situasi dimana soal ditempatkan, sedemikian hingga siswa dapat menciptakan aktivitas matematik dan melatih ataupun menerapkan pengetahuan matematika yang dimilikinya. Konteks dapat pula berupa matematika itu sendiri, sepanjang siswa dapat merasakannya sebagai hal riil.
Totok Victor Didik Saputro 18709251002 S2 Pendidikan Matematika A 2018
Selamat malam Prof. Matematika realistik dengan pendekatan Iceberg digambarkan seperti pada gambar diatas. Adanya proses matematisasi progresif dalam langkah-langkah pendekatan tersebut. Sebelum memasuki proses itu, tentunya melakukan tahap penemuan terbimbing terlebih dahulu. Setelah melewati tahap ini, proses matematisasi dilakukan. Matematisasi yang terjadi ada dua, yaitu matematisasi vertikal dan horisontal. Proses ini menghasilkan bentuk matematika formal yang berawal dari fenomena-fenomena kontekstual dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih.
Tiara Cendekiawaty 18709251025 S2 Pendidikan Matematika B 2018
Pembelajaran melalui realistik matematik artinya pembelajaran matematika dikaitkan dengan realitas dan lingkungan yang dipahami oleh siswa dalam rangka memperlancar proses pembelajaran matematika. Realita berkaitan dengan benda-benda/hal-hal yang konkret yang dapat dengan mudah diimajinasikan oleh siswa. Melalui pemanfaatan hal konkret siswa dapat mengabstraksi yang pada akhirnya siswa akan membangun dan mengembangkan pengetahuan sendiri.
Deden Hidayat 18709251032 S2 Pendidikan Matematika B 2018
Pembelajaran matematika untuk anak sekolah memang harus diajarkan melalui hal-hal yang dekat dengan kehidupan siswa. Hal tersebut dikarenakan proses pembelajaran harus disesuaikan dengan tahapan berpikir dari siswa sendiri. Dengan memulai pembelajaran dari hal-hal yang real/ nyata akan membuat materi yang diajarkan mudah diterima oleh siswa. Berbeda jika seorang guru langsung mengajarkan konsep-konsep yang ada dalam matematika, maka seorang siswa akan menganggap bahwa matematika adalah suatu hal yang abstrak dan tidak ada kaitannya dengan kehidupan.
Fabri Hidayatullah 18709251028 S2 Pendidikan Matematika B 2018
Proses belajar matematika dalam pembelajaran matematika realistik dipandang seperti proses pembentukan gunung es. Mula-mula gunung terbentuk di dasar laut, semakin ke atas akan semakin meruncing dan terlihat di permukaan laut. Proses pembentukan gunung es tersebut diartikan sebagai proses belajar matematika dari yang konkret menuju abstrak. Dasar dari gunung es diartikan sebagai matematika yang bersifat konkret sedangkan puncaknya adalah matematika yang bersifat abstrak (matematika formal). Fenomena yang terjadi pada pembelajaran metamatika pada umumnya hanya pada puncak gunung es tersebut, yaitu matematika formal. Padahal masih banyak tahapan yang ada dibawah yang sangat mempengaruhi ilmu pengetahuan yang dibangun. Bahkan tahapan-tahapan yang ada di dasar tersebut memiliki bagian yang lebih besar daripada puncak dari gunung es. Maka, seharusnya dalam membelajarkan matematika pada siswa, pertama dimulai dengan hal-hal yang konkret, kemudian menuju ke skema, lalu ke model, hingga akhirnya ke matematika formal. Seperti halnya gunung es, agar dapat membangun pondasi pengetahuan yang kuat, maka proses-proses yang mendasar diberikan porsi yang besar.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri 18709251034 S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb. Banyak pendekatan yang digunakan oleh para pendidik dalam mengajarkan pelajaran di sekolah salah satunya matematika realistik. Menurut Moerlands, matematika realistik mempunyai kapasitas dalam menerapkannya yang berisi bagaimana menyaring segala kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan pembelajaran, kemudia kegiatan sehari-hari tersebut menjadi bahan dasar untuk digabungkan dengan isi materi dalam pelajaran matematika sehingga tidak semua kegiatan bisa digunakan untuk pembelajaran matematika. Dari penerapan kegiatan sehari-hari yang dijadikan patokan atau contoh dalam mengajarkan suatu materi matematika hingga terbentuklah suatu konsep formal yang sesuai dengan inti materi pembelajaran matematika.
Agnes Teresa Panjaitan S2 Pendidikan Matematika A 2018 18709251013
Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Moerlands, matematika realistik diibaratkan seperti fenomena gunung es (iceberg) yang sebaiknya dipelajari dari dasar, dalam ilustrasi diatas dapat disimpulkan bahwa unsur matematika yang paling dasar adalah mathematical world orientation yang berarti siswa dikenalkan pada matematika yang konkret pada awalnya, matematika yang ada dilingkungan mereka,kemudian model material yang berarti siswa sudah mampu memodelkan permasalahan yang mereka jumpai kedalam bentuk matematika. Selanjutnya adalah building stones: number relations yang berarti pemodelan yang dihubungkan dengan notasi matematika dan yang terakhir adalah formal notation yang berarti siswa dapa menotasikan pemodelan kedalam bentuk formal. Sehingga diharapkan dalam matematika realistik ini, siswa dapat mengkonstruk pengetahuan yang mereka miliki dari dasar sampai benar-benar memahami hal tersebut.
Amalia Nur Rachman 18709251042 S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Pendekatan Iceberg dalam matematika realistic digambarkan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran matematika dengan fenomena gunung es (Iceberg) yang biasanya digunakan dalam pembelajaran matematika di tingkat sekolah dasar. Tahapannya sendiri ada 4 tahap yaitu Mathematical world orientation, model material, building stone; number relations, dan formal notation. Dalam menumbuhkan jiwa matematika peserta didik sudah semestinya melihat aktifitas sehari-hari yang dilakukan atau dijumpai. Dengan demikian peserta didik dapat mengkonstruksikan permasalahan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari ke dalam matematika dengan cara memodelkannya. Kemudian setelah memodelkan diharapkan dapat dihubungkan dengan matematika ke dalam notasi formal matematika
Rosi Anista 18709251040 S2 Pendidikan Matematika B
Realistic mathematics adalah sebuah pendekatan belajar matematika yang menempatkan permasalahan matematika dalam kehidupan sehari-hari sehingga mempermudah siswa menerima materi dan memberikan pengalaman langsung dengan pengalaman mereka sendiri. Pembelajaran memang seharusnya dimulai dari masalah yang diambil dari dunia nyata. Masalah yang digunakan sebagai titik awal pembelajaran harus nyata bagi siswa agar mereka dapat langsung terlibat dalam situasi yang sesuai dengan pengalaman mereka.
Belajar matematika memang hendaknya diawali atau dikaitkan dengan kehidupan sehari hari. Sebelum ke arah matematika formal atau yang lebih kompleks. Matematika identik dengan konteks masalah yang nyata, itulah alesan bahwa sejak sekolah dasar siswa dibekali dengan pelajaran matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari hari. Siswa dikenalkan dengan sesuatu yang real atau realistik sebelum ke arah masalah yang lebih kompleks.
Frans Moerland (2003) memvisualisasikan proses matematisasi dalam pembelajaran matematika realistik sebagai proses pembentukan gunung es (iceberg). Menurut Prof. Dr Marsigit, maka skema pembelajaran matematika yang digambarkan sebagai gunung es ini, pada lapisan dasar adalah konkrit, kemudian di atasnya ada model konkrit , di atasnya lagi ada model formal dan paling atas adalah matematika formal.
Dalam Pendekatan Matematika Realistik yang dicanangkan Frans Moerlands, proses pembentukan gunung es di laut selalu dimulai dari bagian dasar di bawah permukaan laut dan seterusnya akhirnya terbentuk puncak gunung es yang muncul di atas permukaan laut. Bagian dasar gunung es lebih luas dari pada puncaknya, dengan demikian konstruksi gunung es tersebut menjadi kokoh dan stabil. Dalam model gunung es terdapat empat tingkatan yaitu (1) orientasi lingkungan secara matematis, (2) model alat peraga, (3) pembuatan fondasi, dan (4) matematika formal.
Nani Maryani 18709251008 S2 Pendidikan Matematika (A) 2018 Assalamu'alaikum Wr.Wb
Gambar di atas menunjukan atau menjelaskan tentang iceberg approach atau pendekatan yang diumpamakan sebagai Gunung Es pada matematika realistik. Gambar tersebut menggambarkan proses dari yang paling dasar hingga puncak. Pada bagian dasar berisi langkah awal yang seorang guru lakukan dalam memberikan gambaran secara konkrit kepada siswa mengenai hal-hal nyata yang ditemui siswa setiap harinya sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa sebelumnya. Semakin menuju kepuncak, siswa diajarkan untuk membentuk pola pikir mereka sendiri, sehingga mereka dapat mamahami dan menemukan sebuah konsep abtrak dari konsep yang diajarkan oleh guru.
Nani Maryani 18709251008 S2 Pendidikan Matematika (A) 2018 Assalamu'alaikum Wr.Wb
Pendekatan Iceberg atau gunung es dalam Matematika Realistik ini diharap dapat membangun pengetahuan dan daya serap siswa terhadap materi pembelajaran yang ada di sekolah. Karena sebenarnya Matematika bukan bersifat abstrak, akan tetapi matematika merupakan model dan aplikasi yang diambil dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, pengenalan matematika sebaiknya dipadukan dengan keseharian siswa.
Lovie Adikayanti 19709251068 S2 Pendidikan Matematika D
Assalamualaikum wr.wb Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) diadopsi dari Realistic Mathematics Education yang dikembangkan di Belanda. Frans Moerland (2003) memvisualisasikan proses matematisasi dalam pembelajaran matematika realistik sebagai proses pembentukan gunung es (iceberg), dimana jika seseorang mempelajari matematika hendaklah dimulai dari dasar. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa gunung es tersusun dari beberapa unsur matematika dimulai dari yang paling dasar, yaitu: “mathematical world orientation”, dimana saat siswa pertama kali mengenal matematika, ia dikenalkan kepada matematika konkret, yang mempelajari matematika melalui keadaan nyata yang pada kehidupan sehari-hari dan terdapat di lingkungan sekitar. Kedua, “model material”, dimana pada fase ini siswa telah mampu memodelkan permasalahan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari ke dalam bentuk matematika. Ketiga, “building stones: number relations”, dimana pada saat ini pemodelan masalah matematika yang telah dilakukannya dihubungkan dengan notasi matematika. Dan yang terakhir adalah “formal notation”, dimana siswa telah mampu untuk menotasikan pemodelan masalah matematika ke dalam bentuk notasi formal. Dengan demikian, melalui matematika realistik ini diharapkan siswa dapat membangun pengetahuan matematika formal mereka karena telah memiliki dasar yang kuat.
Matematika realistik menurut Moerlands diibaratkan seperti gunung es yang tinggi, dimana jika seseorang mempelajari matematika hendaklah dimulai dari dasar. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa gunung es tersusun dari beberapa unsur matematika dimulai dari yang paling dasar, yaitu: “mathematical world orientation”, dimana saat siswa pertama kali mengenal matematika, ia dikenalkan kepada matematika konkret, yang mempelajari matematika melalui keadaan nyata yang terdapat di lingkungan sekitar. Kedua, “model material”, dimana pada fase ini siswa telah mampu memodelkan permasalahan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari ke dalam bentuk matematika. Ketiga, “building stones: number relations”, dimana pada saat ini pemodelan masalah matematika yang telah dilakukannya dihubungkan dengan notasi matematika. Dan yang terakhir adalah “formal notation”, dimana siswa telah mampu untuk menotasikan pemodelan masalah matematika ke dalam notasi formal. Dengan demikian, melalui matematika realistik ini, siswa diharapkan mampu untuk membangun pengetahuan dari dasar sehingga benar-benar memahaminya.
Matematika realistis merupakan sebuah pendekatan belajar matematika yang menempatkan permasalahan matematika dalam kehidupan sehari-hari sehingga mempermudah siswa menerima materi dan memberikan pengalaman langsung dengan pengalaman mereka sendiri. Masalah-masalah realistis digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep atau pengetahuan matematika formal, dimana siswa diajak bagaimana cara berpikir menyelesaikan masalah, mencari masalah, dan mengorganisasi pokok persoalan.
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Bagan tersebut merupakan penjelasan Realistic Mathematic dengan menggunakan Iceberg Approach. Pembelajaran matematika dalam bagan tersebut digambarkan sebagai gunung es. Pada lapisan dasar adalah kongkrit, kemudian diatasnya model kongkrit, diatasnya lagi ada model formal dan paling atas adalah matematika formal. Pembelajaran dengan menggunakan pendeketan realistic mathematic ini, siswa tidak langsung memperoleh bentuk formal dari suatu konsep matematika. Siswa mempelajari tentang konsep matematika yang dihubungkan dengan kehidupan nyata. Kemudian siswa belajar menggunakan moel material berupa gambar dari contoh permasalahan dunia nyata tersebut. Setelah itu dengan menggunakan media-media yang semi material siswa dibawa ke bentuk formal. Hal ini digambarkan seperti pembentukan gunung es yang dimulai pada dasar yaitu daerah yang paling luas dibandingkan dengan bagian atasnya kemudian sampai pada paling atas adalah puncaknya. Saat ini masih banyak guru yang hanya mengajarkan siswa langsung pada bentuk formal atau puncaknya seperti langsung diberi rumus. Padahal masih banyak tahap yang ada di bawahnya yang sangat mempengaruhi dalam pembentukan konsep matematika pada siswa. Melalui hal-hal yang dekat dengan siswa yang justru akan memberi kebermaknaan dalam pembelajaran.
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PPs UNY PM A 2018
Bagan ini menggambarkan iceberg approach atau pendekatan gunung es dalam pembelajaran Matematika realistic. Di mana pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan secara pertahap mulai dari dasar gunung es sampai pada puncaknya. Dalam proses pembelajaran, langkah awal yang dilakukan guru adalah memberikan gambaran konkret kepada siswa mengenai hal-hal nyata yang berkaitan dengan materi yang diajarkan agar siswa bisa menghubungkan dengan prior knowledgenya. Selanjutnya siswa diarahkan untuk pembentukan pola pikir dari hal-hal nyata tersebut, selanjutnya membangun pengetahuan siswa dengan memasukkan konsep-konsep matematika yang relevan dan pada ahkirnya atau puncaknya menemukan sebuah konsep materi yang formal abstrak.
Anggoro Yugo Pamungkas
ReplyDelete18709251026
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Berdasarkan gambar yang berjudul realistic mathematics by moerlands diatas, Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah salah satu pembelajaran matematika yang pada zaman now sedang dicoba untuk dikembangkan dalam pembelajaran matematika di Indonesia. Pendekatan ini diadopsi dari Realistic Mathematics Education yang dikembangkan di Belanda oleh Frans Moerland (2003), dimana dia memvisualisasikan proses matematisasi dalam pembelajaran matematika realistik sebagai proses pembentukan gunung es (iceberg). Visualisasi dari proses matematisasi ini digambarkan pada gambar tersebut.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Dalam rangka menuju kerealistikan dibutuhkan beberapa dukungan yang mampu mewujudkan mencapai realistik yang real. Dengan berbagai isi di dalam kapasitas yang telah tersedia dengan sendiri, diharapkan bisa menjadi komposisi untuk membentuk suatu pembelajaran yang realistik untuk semua aspek pendidikan. Dimulai dari aspek-aspek umum yang dirasa bisa menjadi komposisi realistik, kemudian disaring lagi menjadi komposisi utama pembentukan awal realistik, hingga menghubungkan komposisi-komposisi tersebut ke dalam langkah-langkah pembelajaran matematika berujung pada permukaan yang telah dibatasi kapasitasnya. Setelah mengalami pemrosesan hingga hampir menjadi bentuk realistik yang digunakan diperlukan tahap di mana semua proses di bawah permukaan akan difix kan menjadi sesuatu yang resmi dan sah digunakan untuk membantu kerealistisan matematika.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Gambar di atas menggambarkan pendekatan gunung es atau iceberg approach dalam pembelajaran matematika realistic. Terdapat empat bagian penyusunnya, yakni pada tahap pertama siswa dibiasakan untuk menyelesaikan masalah dalam konteks situasi sehari-hari tanpa harus mengakitkan secara langsung pada matematika formal (tahap orientasi lingkungan secara matematis). Tahap kedua adanya penggunaan alat peraga untuk mengekplorasi kemampuan siswa dalam bekerja secara matematis. Tahap ketiga pembuatan pondasi (building stone) matematis. Pada tahap ini anak mulai dikenalka dengan symbol-simbol. Tahap keempat atau tahap tertinggi yakni tahap matematika formal, yang berisi notasi-notasi matematika secara formal.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Frans Moerland memvisualisasikan proses dalam pembelajaran matematika realistik sebagai proses pembentukan gunung es (iceberg). Dalam model gunung es terdapat empat tingkatan aktivitas, yakni (1) orientasi lingkungan secara matematis, (2) model alat peraga, (3) pembuatan pondasi (building stone) dan (4) matematika formal. Model RME atau biasa dikenal dengan realistik mathematis merupakan suatu proses dimana seatu pengetahuan dibangun dari benda-benda yang ada disekitar kita, atau benda-benda yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. ketika seorang siswa dapat melihat secara langsung atau dapat membayangkan apa yang akan dipelajari untuk membangun pengetahuan akan lebih mudah ditangkap dan diterima lebih lama untuk proses memori jangka panjang siswa, kemudian ketika sudah menerapkan matematika dalam kehidupan baru siswa diajak untuk membangun metode secara matematika formal.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah salah satu pembelajaran matematika yang saat ini sedang dicoba untuk dikembangkan dalam pembelajaran matematika di Indonesia. Pendekatan ini diadopsi dari Realistic Mathematics Education yang dikembangkan di Belanda. Frans Moerland (2003) memvisualisasikan proses matematisasi dalam pembelajaran matematika realistik sebagai proses pembentukan gunung es (iceberg). seperti gambar diatas.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik guru mengarahkan siswa untuk penggunakan berbagai situasi dan kesempatan untuk menemukan kembali konsep-konsep matematika dengan caranya sendiri, konsep matematika diharapkan muncul dari proses matematisasi, yaitu dimulai dari penyelasaian yang berkaitan dengan konteks dan secara perlahan siswa mengembangkan alat dan pemahaman matematik ke tingkat yang lebih tinggi.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Konteks dalam PMR merujuk pada situasi dimana soal ditempatkan, sedemikian hingga siswa dapat menciptakan aktivitas matematik dan melatih ataupun menerapkan pengetahuan matematika yang dimilikinya. Konteks dapat pula berupa matematika itu sendiri, sepanjang siswa dapat merasakannya sebagai hal riil.
Totok Victor Didik Saputro
ReplyDelete18709251002
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Selamat malam Prof.
Matematika realistik dengan pendekatan Iceberg digambarkan seperti pada gambar diatas. Adanya proses matematisasi progresif dalam langkah-langkah pendekatan tersebut. Sebelum memasuki proses itu, tentunya melakukan tahap penemuan terbimbing terlebih dahulu. Setelah melewati tahap ini, proses matematisasi dilakukan. Matematisasi yang terjadi ada dua, yaitu matematisasi vertikal dan horisontal. Proses ini menghasilkan bentuk matematika formal yang berawal dari fenomena-fenomena kontekstual dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih.
Tiara Cendekiawaty
ReplyDelete18709251025
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Pembelajaran melalui realistik matematik artinya pembelajaran matematika dikaitkan dengan realitas dan lingkungan yang dipahami oleh siswa dalam rangka memperlancar proses pembelajaran matematika. Realita berkaitan dengan benda-benda/hal-hal yang konkret yang dapat dengan mudah diimajinasikan oleh siswa. Melalui pemanfaatan hal konkret siswa dapat mengabstraksi yang pada akhirnya siswa akan membangun dan mengembangkan pengetahuan sendiri.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Pembelajaran matematika untuk anak sekolah memang harus diajarkan melalui hal-hal yang dekat dengan kehidupan siswa. Hal tersebut dikarenakan proses pembelajaran harus disesuaikan dengan tahapan berpikir dari siswa sendiri. Dengan memulai pembelajaran dari hal-hal yang real/ nyata akan membuat materi yang diajarkan mudah diterima oleh siswa. Berbeda jika seorang guru langsung mengajarkan konsep-konsep yang ada dalam matematika, maka seorang siswa akan menganggap bahwa matematika adalah suatu hal yang abstrak dan tidak ada kaitannya dengan kehidupan.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Proses belajar matematika dalam pembelajaran matematika realistik dipandang seperti proses pembentukan gunung es. Mula-mula gunung terbentuk di dasar laut, semakin ke atas akan semakin meruncing dan terlihat di permukaan laut. Proses pembentukan gunung es tersebut diartikan sebagai proses belajar matematika dari yang konkret menuju abstrak. Dasar dari gunung es diartikan sebagai matematika yang bersifat konkret sedangkan puncaknya adalah matematika yang bersifat abstrak (matematika formal). Fenomena yang terjadi pada pembelajaran metamatika pada umumnya hanya pada puncak gunung es tersebut, yaitu matematika formal. Padahal masih banyak tahapan yang ada dibawah yang sangat mempengaruhi ilmu pengetahuan yang dibangun. Bahkan tahapan-tahapan yang ada di dasar tersebut memiliki bagian yang lebih besar daripada puncak dari gunung es. Maka, seharusnya dalam membelajarkan matematika pada siswa, pertama dimulai dengan hal-hal yang konkret, kemudian menuju ke skema, lalu ke model, hingga akhirnya ke matematika formal. Seperti halnya gunung es, agar dapat membangun pondasi pengetahuan yang kuat, maka proses-proses yang mendasar diberikan porsi yang besar.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Banyak pendekatan yang digunakan oleh para pendidik dalam mengajarkan pelajaran di sekolah salah satunya matematika realistik. Menurut Moerlands, matematika realistik mempunyai kapasitas dalam menerapkannya yang berisi bagaimana menyaring segala kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan pembelajaran, kemudia kegiatan sehari-hari tersebut menjadi bahan dasar untuk digabungkan dengan isi materi dalam pelajaran matematika sehingga tidak semua kegiatan bisa digunakan untuk pembelajaran matematika. Dari penerapan kegiatan sehari-hari yang dijadikan patokan atau contoh dalam mengajarkan suatu materi matematika hingga terbentuklah suatu konsep formal yang sesuai dengan inti materi pembelajaran matematika.
Agnes Teresa Panjaitan
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika A 2018
18709251013
Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Moerlands, matematika realistik diibaratkan seperti fenomena gunung es (iceberg) yang sebaiknya dipelajari dari dasar, dalam ilustrasi diatas dapat disimpulkan bahwa unsur matematika yang paling dasar adalah mathematical world orientation yang berarti siswa dikenalkan pada matematika yang konkret pada awalnya, matematika yang ada dilingkungan mereka,kemudian model material yang berarti siswa sudah mampu memodelkan permasalahan yang mereka jumpai kedalam bentuk matematika. Selanjutnya adalah building stones: number relations yang berarti pemodelan yang dihubungkan dengan notasi matematika dan yang terakhir adalah formal notation yang berarti siswa dapa menotasikan pemodelan kedalam bentuk formal. Sehingga diharapkan dalam matematika realistik ini, siswa dapat mengkonstruk pengetahuan yang mereka miliki dari dasar sampai benar-benar memahami hal tersebut.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Pendekatan Iceberg dalam matematika realistic digambarkan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran matematika dengan fenomena gunung es (Iceberg) yang biasanya digunakan dalam pembelajaran matematika di tingkat sekolah dasar. Tahapannya sendiri ada 4 tahap yaitu Mathematical world orientation, model material, building stone; number relations, dan formal notation. Dalam menumbuhkan jiwa matematika peserta didik sudah semestinya melihat aktifitas sehari-hari yang dilakukan atau dijumpai. Dengan demikian peserta didik dapat mengkonstruksikan permasalahan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari ke dalam matematika dengan cara memodelkannya. Kemudian setelah memodelkan diharapkan dapat dihubungkan dengan matematika ke dalam notasi formal matematika
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Realistic mathematics adalah sebuah pendekatan belajar matematika yang menempatkan permasalahan matematika dalam kehidupan sehari-hari sehingga mempermudah siswa menerima materi dan memberikan pengalaman langsung dengan pengalaman mereka sendiri. Pembelajaran memang seharusnya dimulai dari masalah yang diambil dari dunia nyata. Masalah yang digunakan sebagai titik awal pembelajaran harus nyata bagi siswa agar mereka dapat langsung terlibat dalam situasi yang sesuai dengan pengalaman mereka.
Dini Arrum Putri
ReplyDelete18709251003
S2 P Math A 2018
Belajar matematika memang hendaknya diawali atau dikaitkan dengan kehidupan sehari hari. Sebelum ke arah matematika formal atau yang lebih kompleks. Matematika identik dengan konteks masalah yang nyata, itulah alesan bahwa sejak sekolah dasar siswa dibekali dengan pelajaran matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari hari. Siswa dikenalkan dengan sesuatu yang real atau realistik sebelum ke arah masalah yang lebih kompleks.
Janu Arlinwibowo
ReplyDelete18701261012
PEP 2018
Frans Moerland (2003) memvisualisasikan proses matematisasi dalam pembelajaran matematika realistik sebagai proses pembentukan gunung es (iceberg). Menurut Prof. Dr Marsigit, maka skema pembelajaran matematika yang digambarkan sebagai gunung es ini, pada lapisan dasar adalah konkrit, kemudian di atasnya ada model konkrit , di atasnya lagi ada model formal dan paling atas adalah matematika formal.
Kartianom
ReplyDelete18701261001
S3 PEP 2018
Dalam Pendekatan Matematika Realistik yang dicanangkan Frans Moerlands, proses pembentukan gunung es di laut selalu dimulai dari bagian dasar di bawah permukaan laut dan seterusnya akhirnya terbentuk puncak gunung es yang muncul di atas permukaan laut. Bagian dasar gunung es lebih luas dari pada puncaknya, dengan demikian konstruksi gunung es tersebut menjadi kokoh dan stabil. Dalam model gunung es terdapat empat tingkatan yaitu (1) orientasi lingkungan secara matematis, (2) model alat peraga, (3) pembuatan fondasi, dan (4) matematika formal.
Nani Maryani
ReplyDelete18709251008
S2 Pendidikan Matematika (A) 2018
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Gambar di atas menunjukan atau menjelaskan tentang iceberg approach atau pendekatan yang diumpamakan sebagai Gunung Es pada matematika realistik. Gambar tersebut menggambarkan proses dari yang paling dasar hingga puncak. Pada bagian dasar berisi langkah awal yang seorang guru lakukan dalam memberikan gambaran secara konkrit kepada siswa mengenai hal-hal nyata yang ditemui siswa setiap harinya sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa sebelumnya. Semakin menuju kepuncak, siswa diajarkan untuk membentuk pola pikir mereka sendiri, sehingga mereka dapat mamahami dan menemukan sebuah konsep abtrak dari konsep yang diajarkan oleh guru.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Nani Maryani
ReplyDelete18709251008
S2 Pendidikan Matematika (A) 2018
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Pendekatan Iceberg atau gunung es dalam Matematika Realistik ini diharap dapat membangun pengetahuan dan daya serap siswa terhadap materi pembelajaran yang ada di sekolah. Karena sebenarnya Matematika bukan bersifat abstrak, akan tetapi matematika merupakan model dan aplikasi yang diambil dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, pengenalan matematika sebaiknya dipadukan dengan keseharian siswa.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Lovie Adikayanti
ReplyDelete19709251068
S2 Pendidikan Matematika D
Assalamualaikum wr.wb
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) diadopsi dari Realistic Mathematics Education yang dikembangkan di Belanda. Frans Moerland (2003) memvisualisasikan proses matematisasi dalam pembelajaran matematika realistik sebagai proses pembentukan gunung es (iceberg), dimana jika seseorang mempelajari matematika hendaklah dimulai dari dasar. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa gunung es tersusun dari beberapa unsur matematika dimulai dari yang paling dasar, yaitu: “mathematical world orientation”, dimana saat siswa pertama kali mengenal matematika, ia dikenalkan kepada matematika konkret, yang mempelajari matematika melalui keadaan nyata yang pada kehidupan sehari-hari dan terdapat di lingkungan sekitar. Kedua, “model material”, dimana pada fase ini siswa telah mampu memodelkan permasalahan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari ke dalam bentuk matematika. Ketiga, “building stones: number relations”, dimana pada saat ini pemodelan masalah matematika yang telah dilakukannya dihubungkan dengan notasi matematika. Dan yang terakhir adalah “formal notation”, dimana siswa telah mampu untuk menotasikan pemodelan masalah matematika ke dalam bentuk notasi formal. Dengan demikian, melalui matematika realistik ini diharapkan siswa dapat membangun pengetahuan matematika formal mereka karena telah memiliki dasar yang kuat.
Ahmad Syajili
ReplyDelete19709251066
S2 PM D 2019
Matematika realistik menurut Moerlands diibaratkan seperti gunung es yang tinggi, dimana jika seseorang mempelajari matematika hendaklah dimulai dari dasar. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa gunung es tersusun dari beberapa unsur matematika dimulai dari yang paling dasar, yaitu: “mathematical world orientation”, dimana saat siswa pertama kali mengenal matematika, ia dikenalkan kepada matematika konkret, yang mempelajari matematika melalui keadaan nyata yang terdapat di lingkungan sekitar. Kedua, “model material”, dimana pada fase ini siswa telah mampu memodelkan permasalahan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari ke dalam bentuk matematika. Ketiga, “building stones: number relations”, dimana pada saat ini pemodelan masalah matematika yang telah dilakukannya dihubungkan dengan notasi matematika. Dan yang terakhir adalah “formal notation”, dimana siswa telah mampu untuk menotasikan pemodelan masalah matematika ke dalam notasi formal. Dengan demikian, melalui matematika realistik ini, siswa diharapkan mampu untuk membangun pengetahuan dari dasar sehingga benar-benar memahaminya.
Zuari Anzar
ReplyDelete19701251006
S2 PEP A 2019
Matematika realistis merupakan sebuah pendekatan belajar matematika yang menempatkan permasalahan matematika dalam kehidupan sehari-hari sehingga mempermudah siswa menerima materi dan memberikan pengalaman langsung dengan pengalaman mereka sendiri. Masalah-masalah realistis digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep atau pengetahuan matematika formal, dimana siswa diajak bagaimana cara berpikir menyelesaikan masalah, mencari masalah, dan mengorganisasi pokok persoalan.