The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Apr 19, 2013
Elegi Ritual Ikhlas 21: Menggapai Ramai
Oleh Marsigit
Suara1:
Aku adalah suara1. Aku diucapkan dengan sepenuh dayaku oleh subyekku. Suaraku terdengar keras sampai kemana-mana. Seluruh kampung bahkan mendengar suaraku, karena aku menggunakan pengeras suara. Terasa begitu dekat jarak antara bibirku dan kampungku. Tetapi aku merasa bahwa suaraku tidak dapat menggapai kecamatanku. Kecamatanku terlalu luas untuk mendengar suaraku, bahkan ketika aku telah menggunakan pengeras suara sekalipun. Aku mendengar suaraku begitu jelas di dalam telingaku.
Suara2:
Aku adalah suara2. Aku diucapkan dengan sepenuh dayaku oleh subyekku. Suaraku terdengar keras sampai kemana-mana. Seluruh kelas mendengar suaraku, tetapi kelas lain tidak mendengar suaraku, karena aku tidak pakai pengeras suara.Terasa begitu dekat jarak antara bibirku dan kelasku. Aku mendengar suaraku begitu jelas di dalam telingaku.
Suara3:
Aku adalah suara3. Aku diucapkan dengan sepenuh dayaku oleh subyekku. Tiadalah orang di luar diriku mendengar suaraku, karena aku menutup bibirku. Aku tidak mendengar suaraku di dalam telingaku. Tetapi aku mendengar suaraku di dalam mulutku.
Suara4:
Aku adalah suara4. Aku diucapkan dengan sepenuh dayaku oleh subyekku. Tiadalah orang di luar diriku mendengar suaraku, karena aku menutup bibirku. Aku juga menutup mulutku. Aku tidak mendengar suaraku di dalam telingaku. Aku juga tidak mendengar suaraku di dalam mulutku. tetapi aku mendengar suaraku di leherku.
Suara5:
Aku adalah suara5. Aku diucapkan dengan sepenuh dayaku oleh subyekku. Tiadalah orang di luar diriku mendengar suaraku, karena aku menutup bibirku. Aku juga menutup mulutku. Aku juga menutup leherku. Aku tidak mendengar suaraku di dalam telingaku. Aku juga tidak mendengar suaraku di dalam mulutku. Aku juga tidak mendengar suaraku di leherku. Tetapi aku mendengar suaraku di dadaku. Jika aku sebut dadaku sebagai hatiku maka aku mendengar suara di hatiku. Aku mendengar suaraku di hatiku yang satu.
Suara6:
Aku adalah suara6. Aku diucapkan dengan sepenuh dayaku oleh subyekku. Tiadalah orang di luar diriku mendengar suaraku, karena aku menutup bibirku. Aku juga menutup mulutku. Aku juga menutup leherku. Aku tidak menggunakan hanya hatiku yang satu. Aku tidak mendengar suaraku di dalam telingaku. Aku juga tidak mendengar suaraku di dalam mulutku. Aku juga tidak mendengar suaraku di leherku. Aku juga tidak mendengar suaraku di hatiku yang satu. Tetapi aku mendengar suaraku di dadaku sebelah kiri, sebelah tengah dan sebelah kanan. Jika aku sebut dadaku sebelah kiri, sebelah tengah dan sebelah kanan sebagai hatiku maka aku mendengar suara di tiga tempat hatiku. Aku mendengar suaraku di hatiku yang tiga.
Suara7:
Aku adalah suara7. Aku diucapkan dengan sepenuh dayaku oleh subyekku. Tiadalah orang di luar diriku mendengar suaraku, karena aku menutup bibirku. Aku juga menutup mulutku. Aku juga menutup leherku. Aku tidak menggunakan hanya hatiku yang satu. Aku tidak hanya menggunakan hatiku yang tiga. Tetapi aku menggunakan seluruh tubuhku sebagai hatiku. Anehnya aku mulai mendengar suaraku di dalam telingaku. Aku juga juga mulai mendengar suaraku di dalam mulutku. Aku juga mulai mendengar suaraku di leherku. Aku juga mulai mendengar suaraku di hatiku yang satu. Aku juga mulai mendengar suaraku di hatiku yang tiga. Tetapi aku juga mendengar suaraku di seluruh tubuhku. Jika aku sebut seluruh tubuhku sebagai hatiku maka aku mendengar suaraku di semua hatiku. Aku mendengar suaraku di hatiku yang tersebar di seluruh tubuhku.
Suara8:
Aku adalah suara8. Aku diucapkan dengan sepenuh dayaku oleh subyekku. Tiadalah orang di luar diriku mendengar suaraku, karena aku menutup bibirku. Aku juga menutup mulutku. Aku juga menutup leherku. Aku tidak menggunakan hanya hatiku yang satu. Aku tidak hanya menggunakan hatiku yang tiga. Aku tidak hanya menggunakan seluruh tubuhku sebagai hatiku. Tetapi aku juga menggunakan seluruh lingkunganku sampai batas pikiranku sebagai hatiku. Anehnya aku mulai mendengar suaraku di dalam telingaku. Aku juga juga mulai mendengar suaraku di dalam mulutku. Aku juga mulai mendengar suaraku di leherku. Aku juga mulai mendengar suaraku di hatiku yang satu. Aku juga mulai mendengar suaraku di hatiku yang tiga. Aku tidak hanya mendengar suaraku di seluruh tubuhku. Tetapi aku mendengar suaraku di seluruh lingkunganku sampai batas pikiranku. Jika aku sebut seluruh lingkunganku sampai batas pikiranku adalah hatiku maka aku mendengar suaraku di semua hatiku. Aku mendengar suaraku di hatiku yang tersebar di seluruh lingkunganku sampai batas pikiranku.
Suara9:
Padahal aku tahu suara apakah yang aku ucapkan itu. Itulah setinggi-tinggi ucapanku yaitu menyebut nama Tuhanku. Maka ketika aku menyebut nama Tuhan ku dengan segenap daya, upaya, jiwa dan ragaku, aku mendengar suara yang ramai membahanaluar biasa. Suara itu terdengar tidak hanya di seluruh sel-sel tubuhku tetapi suara itu juga aku dengar di seluruh lingkunganku sampai batas pikiranku. Maka aku merasa menemukan dunia dan di luar duniaku penuh dengan suara yang memanggil nama Tuhan ku. Ya Allah ya Robbi, ampunilah segala dosa-dosaku. Tiadalah sesuatu kecuali kuasa dan rakhmat Mu. Amien.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Sebenar-benar suara adalah setinggi-tinggi ucapan untuk menyebut nama Allah SWT. Contohnya ialah mengaji, membaca doa-doa, membaca shalawat, berdzikir. Biasakanlah menggunakan bibir kita untuk menyebut nama Allah SWT. Hindari menggunakan bibir kita untuk melantunkan suara-suara yang tidak diridoi oleh Allah SWT. Semoga kita selalu dalam lindunganNya. Aamiin.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Elsa Apriska
ReplyDelete18709251005
S2 PM A 2018
Dari elegi di atas saya peroleh pemahaman bahwa suarau yang paling tinggi adalah suara yang menyebut nama Allah SWT. Menyebut nama Allah SWT. Tidak perlu dengan suara yang keras atau menggunakan pengeras suara. Bahkan dengan menyebut-Nya dalam hati Allah SWT. Sudah mendengarkan panggilan itu. Elegi ini juga mengingatkan kita untuk selalu ingat kepada Allah SWT. Dengan senantiasa menyebut nama Allah SWT dengan berzikir, berdoa dan yang lainnya.
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PM A PPs UNY 2018
Suara hati yang diucapkan dengan segenap daya, upaya, jiwa dan raga merupakan suara yang kita ucapkan untuk menyebut nama Tuhan yang Maha Esa dalam setiap doa-doa kita. suara ini adalah bentuk tertinggi dari semua suara yang kita keluarkan sebab ini adalah bentuk komunikasi tertinggi antara ciptaan dan penciptanya. Suara kita yang senantiasa memanggil nama Tuhan dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari dapat membahana, membawa berkah dan anugerah bagi kita.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Berdasarkan elegi tersebut, bahwa suara bukan hanya yang diucapkan oleh mulut dan bisa didengarkan oleh telinga. Namun yang ada dalam jiwa dan raga kita juga merupakan suara. Setinggi-tingginya suara yaitu menyebut nama-nama Allah SWT. Menyebutkan nama Allah SWT bisa kita lakukan dengan terus beribadah dan berdzikir kepadaNya. Karena kita diciptakan oleh Allah SWT tidak lain hanya untuk beribadah kepadaNya.
Surya Shofiyana Sukarman
ReplyDelete18709251017
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Beradasar elegi menggapai ramai tersebut, berbagai macam suara ramai, mulai suara yang hanya didengarkan oleh telinga hingga suara yang didengar oleh segenap daya, upaya, jiwa dan raga. Itulah suara yang tertinggi, suara yang itu tidak hanya diseluruh sel-sel tubuh tetapi juga akan terdengar di seluruh lingkungan sampai batas pikiran seseorang, suara yang selalu memanggil dan memuji nama Tuhan, tak pernah lupa untuk mengingat Allah baik dalam keadaan senang maupun sedih dan selalu berzikir setulus hati.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Setinggi-toinggi ucapan yaitu menyebut Nama Allah. Semua yang ada dan yang mungkin ada di alam semesta ini sesungguhnya selalu beribadah dan mengucapkan nama Allah. Seluruh anggota tubuh kita senantiasa mengucap nama-Nya. Tidak hanya di mulut tapi juga di hati, leher, pikiran, dan anggota tubuh yang lainnya. Sehingga tidak hanya telinga yang dapat mendengarkan, tapi juga anggota tubuh yang lainnya. Ketika kita menyebut nama Allah dengan kesungguhan hati, maka hal itu tidak akan hanya di dengar oleh telinga, tapi juga yang ada dan yang mungkin ada. Semuanya mendengarkan, senantiasa beribadah kepada Allah, dan semua menyebutkan nama Allah namun manusia masih penuh dengan salah dan dosa. Maka mohon ampunlah karena tiada sesuatu kecuali kuasa dan rahmat-Mu.
Wassalamualaikum wr.wb.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu’alaikum, Wr.Wb.
Suara yang paling mulia adalah ketika kita mengangungkan dan menyebut nama Allah. Dengan berdzikir, membaca Kitab Allah, maupun dengan berdoa. Dari hati dengan penuh keikhlasan menyebut dan menganggungkan Allah. Mengingat Allah dimana dan kapan saja. Selalu melantunkan dzikir dan mengangungkan NamaNYA. Suara lantunan yang tidak hanya di mulut saja tetapi dari hati dengan penuh keikhlasan.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Lain halnya dengan menggapai sepi, sekarang membahas ramai yang tanpa dipengaruhi oleh lingkungan sosial bisa saja terjadi dalam diri sendiri. Misalnya, pikiran kacau karena sedang ramai-ramainya topik yang berdemo ingin dibahas dan disimpan dalam memori otak, hati gundah karena begitu banyak hal yang dibathin dan tidak mau bergantian untuk dibathin nya. Tangan, kaki, mata, hidung, telinga, mulut selalu ramai karena sibuk menanggapi respon dari hati dan otak yang harus segera reflek bertindak. Bila ramainya dipengaruhi oleh lingkungan luar tubuh, maka itu beda situasi karena ramainya membutuhkan atau dipengaruhi oleh orang lain yang akan mengubah juga segala perilaku dan pola pikir manusia.
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Dari elegi ini saya memahami bahwa ada keramain yang tidak harus digapai dari ramainya orang-orang dilingkungan sekitar kita, melainkan keramaian itu menyatu dan melekat dalam diri kita, itulah keramaian yang berasal dari mengingat dan menyebut nama Allah disetiap hembusan nafas, disetiap langkah, disetiap aktifitas, dst. Hakikat ramai yang sesungguhnya disini ialah ramai karena selalu merasa Allah selalu menyertai, bersama, menatap, mendengar, dan memantau kita.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteOrang yang memahami hakikat ramai yang sesungguhnya tidak akan mau dan takut untuk melakukan perbuatan-perbuatan dosa yang keji dan ingkar meskipun lingkungan sekitarnya sepi karena ia selalu merasa ada keramaian dari Allah yang mengawasinya. Orang yang mencuri ditempat sepi itu adalah orang yang tidak memahami, merasakan dan menyatu dengan hakikat ramai yang sesungguhnya karena berpikir mencuri ditempat sepi itu aman dan tidak ada orang lain yang melihat aksinya, tidak takut bahkan tidak peduli sama sekali akan adanya Allah yang mengawasi.
ReplyDeleteRindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dari semua suara yang ada di muka bumi ini, suara yang paling tinggi, yang paling keras, yang paling lantang, yang paling membahana adalah suara untuk menyebut asma Allah SWT. Pernah suatu saat saya mendengarkan suatu cerita yang sangat mempesona dimana ada seseorang non muslim yang melihat umat Islam melakukan sholat. Orang itu kagum dengan kekompakan dan ketulusan umat Islam dalam melakukan sholat. Terlebih lagi saat menyerukan takbir. Tergeraklah hatinya sehingga dia ingin menjadi bagian dari hamba Allah hingga menjadi mualaf. Subhanallah. Sungguh agung kekuasaan Allah.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Janu Arlinwibowo
ReplyDelete18701261012
PEP 2018
Semesta bertasbih padaMu, itulah potongan lagu opick yang sekilas nampak senada dengan elegi manggapai ramai. Riuh suara tasbih semesta ini sesungguhnya hanya menyebut nama Alloh, mohon ampun dan memujaNya. Seperti juga pada diri seorang manusia, kita kenal yang dapat bersuara hanyalah mulut saja, namun pernahkah kita memberhatikan bahwa sesungguhnya manusia terdiri atas banyak bagian. Lihatlah bagaimana tumbuhan dapat bertasbih padahal dia tidak memiliki mulut, batu dapat bicara, langit dapat bicara, semua dapat bicara, hanya saja riuh suara mereka manusia tidak sanggup menggapainya. Begitu pula manusia yang terdiri ata banyak sel yang bukan tidak mungkin turut menyemarakan riuh suara memujaNya.
Peneliti Jepang Masaru Emoto menemukan bahwa air merupakan suatu bagian dari alam semesta yang menampilkan ketundukannya pada Alloh. Diterangkan dalam risetnya bahwa ketika air diberikan umpatan makan atom dari air akan berbentuk tidak karuan, sementara ketika dikasih pujian dan doa akan membentuk Kristal indah, ingatlah bahwa manusia tersusun atas air. Inilah bukti dalam tubuh manusia memberikan riuh puji dan permohonan ampun pada Alloh dengan bahasa mereka masing-masing.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Dalam elegi tersebut, hati adalah yang paling utama. Hati dapat berupa dada, seluruh tubuh, bahkan lingkungan yang dibatasi pikiran. Luasnya hati tersebut tidak lain adalah kuasa Allah. Sebaik-baiknya keramaian adalah keramaian hati yang menyebut nama Allah SWT.
Sintha Sih Dewanti
ReplyDelete18701261013
PPs S3 PEP UNY
Suara hati menilai suatu tindakan manusia benar atau salah, baik atau buruk. Dalam hati, manusia sebelum bertindak atau melakukan sesuatu, ia sudah mempunyai kesadaran atau pengetahuan umum bahwa ada yang baik dan ada yang buruk. Setiap orang memiliki kesadaran moral tersebut, walaupun kadar kesadarannya berbeda-beda. Jika perbuatan itu baik, kata hati muncul sebagai suara yang menyuruh dan jika perbuatan itu buruk, kata hati akan muncul sebagai suara yang melarang. Pada saat suatu tindakan dijalankan, kata hati masih tetap bekerja, yakni menyuruh atau melarang. Sesudah suatu tindakan, maka kata hati muncul sebagai pemberi vonis. Untuk perbuatan yang baik, kata hati akan memuji, sehingga membuat orang merasa bangga dan bahagia. Namun, jika perbuatan itu buruk atau jahat, maka kata hati akan menyalahkan, sehingga, orang merasa gelisah, malu, putus asa, menyesal.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika 2018
Kemulian suara terdapat esensinya. Suara yang mulia yaitu yang dipergunakan untuk berdo’a, berdzikir, mengaji dan membicarakan kebaikan. Suara lirih hendaknya dipergunakan untuk berdo’a karena semakin lirih suara seseorang maka maka semakin ia ingin mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh kehambaan dan kerendahan diri di hadapan-Nya karena Allah Maha Mendengar. Keramaian tidak selalu berfaedah, terkadang keheningan bisa menjadi cara seseorang untuk bermuhasabah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Yang dapat saya pahami bahwa keramaian dapat berupa suara-suara yang bergemuruh di dalam hati dan tubuh seseorang. Ada pepatah mengatakan bahwa diam adalah emas, hal tersebut mengajarkan kita bahwa jika kita tidak dapat mengendalikan lisan kita hendaknya tetap diam. Oleh sebab itu, menjaga lisan adalah salah satu cara untuk menjauhi kemudharatan.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
Setingg-tinggi suara adalah ketika mengucapkan nama Allah SWT. Menyebut Tuhan harus dilakukan dengan sepenuh daya dan upaya. Ramai bukan berarti bising. Dari elegi di atas, ketika menyebut tuhan dengan sepenuh daya dan upaya, kemudian terdengar lah suara yang ramai. Itu lah sebenar-benar kuasa Tuhan. Tiadalah sesuatu atas kuasaMu.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Setinggi-tinggi ucapan adalah menyebut nama Tuhan, dan setinggi-tinggi menyebutNya adalah berasal dan dirasa oleh hati bukan yang didengar orang.
Suara9 adalah pencapaian paling tinggi dalam menyebut nama Tuhan. Pencapaian ikhlas tertinggi dalam menyebut nama Tuhan. Saat kita mencapai itu maka kuasa Tuhan mulai terasa. Keajaiban. Kuasa yang tak mampu dipikirkan oleh nalar manusia. Bagaimana mungkin suara yang tak terucap dimulut namun terdengar diseluruh lingkungan bahkan hingga batas pikiran? Itulah Kuasa Tuhan.
Samsul Arifin / 18701261007 / S3 PEP 2018
ReplyDeleteKemulian seseorang salah satunya bisa dilhat dari ucapannya..Sebaik-baiknya ucapan adalah ucapan yang memuliakan nama Tuhan YME melalui doa dan berdzikir..Dalam kehidupan hubungan manuisa ucapan yang sangat mulia adalah keluar dari mulut seseorang tentang kebaikan orang lain, bukan kekurangan atau kejelekannya..Menjadga lisan untuk menghindari ucapan-ucapan kotor dan selalu menyuarakan kebaikkan adalah lading ibadah untuk mendapatkan ridho Allah SWT.
Atin Argianti
ReplyDelete18709251001
PPs PM A 2018
Menggapai ramai adalah bagaimana kita bermunajah pada Allah SWT, yang menanamkan dalam hati dan pikiran selalu menyebut nama Allah SWT. Setiap lantunan doa yang terucap maupun dalam hati akan selalu di dengar oleh Allah SWT. Hal tersebut adalah komunikasi tanpa penghalang, tanpa mengurangi pulsa atau paketan data. Tetapi bergantung kita sebagai hamba yang selalu ingat pada Allah SWT dan bagaimana cara mengingat sang pencipta kita. Jadi, menggapai ramai adalah berlomba-lomba dalam mengingat Allah SWT dengan selalu menyebut nama Allah SWT di hati maupun di pikiran.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Setinggi-tinggi suara manusia adalah dzikirnya kepada Allah. meskipun tiada orang lain yang mengetahui atau mendengar suara tersebut, tetapi seluruh tubuh kita mampu merasakannya. Dzikir harus senantiasa dilantunkan oleh manusia dalam segala situasi dan kondisi. Karena dzikir kepada Allah tidak boleh putus. Berkomunikasi dengan Allah harus terus berlanjut dan terjalin secara kontinu.
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Setinggi-tinggi ucapan yaitu menyebut nama Allah S.W.T.pada setiap doa dan pada setiap memulai hal apapun. Allah S.W.T. adalah Maha Pencipta yang telam menciptakan alam semesta termasuk manusia. Hanya kepada Allah kita kembali. Allah selalu mendampingi hamba-hambaNya yang taat di saat sedang diuji dengan kebahagiaan maupun kesedihan.
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr wb
Filsafat merupakan salah satu ilmu yang sulit dipahami karena menggunakan bahasa yang tidak familiar terkadang. Namun disinilah letak berfilsafatnya, misalnya saat kita membaca elegi-elegi sebelumnya, elegi tersebut sulit dipahami sehingga kita harus sambil berpikir saat membaca elegi tersebut. Saat kita berpikir, kita memunculkan pemahaman baru. Karena sebenar-benar berfilsafat adalah berpikir, adalah pikiran kita.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Suara berdimensi dan berhierarki sehingga meliputi berbagai macam suara. Namun, setinggi-tingginya suara ialah untuk menyebut nama Allah SWT. Seluruh anggota badan, bahkan seluruh alam semesta bertasbih menyerukan nama Tuhan. Secara tidak langsung, elegi ini mengajak para pembaca untuk selalu mendekatkan diri pada Allah dengan senantiasa berdzikir dan berdoa, memohon ampunan dan perlindungan-Nya.
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Suara merupakan sebuah simbol dari filsafat. Suara dapat menerjemahkan objek filsafat yang ada dan yang mungkin ada. Suara juga dapat di terjemahkan sebagai objek dari filsafat meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Namun setingi-tingginya suara adalah suara yang melantunkan asma Allah SWT. karena semua adalah kuasaNya. terimakasih
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr. wb.
Ucapan atau suara yang paling bermakna dan bermanfaat adalah ketika kita menyebut nama Allah SWT. Seharusnya kita sebagai manusia menyadari betapa banyak ucapan-ucapan yang buruk yang seharusnya tak patut untuk dikeluarkan. Dari pada kita menghabiskan waktu kita untuk menggosip atau bersendaugurau yang tidak penting lebih baik perbanyaklah mengagungkan nama Allah disetiap aktivitas kita. Oleh karena itu, marilah bertaubat dan mari senantiasa menyebut nama Allah karna seindah apapun suara kita tiada artinya jika hanya digunakan untuk berbuat dosa.
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
“Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sholat dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan” (QS An Nuur 24:41). Memperbanyak bacaan dzikir sangatlah disukai Allah SWT. Semoga kita diberi kekuatan iman untuk menjalankan, untuk menunaikan segala perintah Allah dan menjauhi, menjauhkan segala apa yang dilarang oleh Allah, sehingga kita mendapat derajat takwa yang tinggi disisi Allah.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Dari berbagai perilaku manusia yang bisa dianggap kadang anti sosial atau manusia yang menyukai keramaian karena membenci sepi bisa jadi seperti itu. Orang yang menyukai kesepian bukan berarti tidak menyukai ramai, mereka suka hanya saja kurang tertarik untuk menyepi di keramaian. Berbeda dengan orang yang menyukai ramai sehingga tidak menyukai kesepian, mereka hanya ingin ditemani karena mungkin sepi bisa membuat dirinya hanya bertambah ksoong dan sepi sehingga akan membuatnya semakin tertekan. Itulah mengapa orang-orang kadang bergembira di suasana ramai, bukan kaena suka ramai tetapi hanya untuk menghindari sepi yang dialaminya.
Manusia adalah makhluk paling mulia yang diciptakan Allah subhanahu wa ta’ala di muka bumi. Kemuliaannya mengalahkan semua jenis makhluk termasuk malaikat. Sehingga ketika para malaikat diperintahkan untuk bersujud sebagai tanda hormat kepada Adam, mereka segera melaksanakan perintah Allah tanpa bertanya lag
ReplyDeleteDiana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Suara hati bukan masalah perasaan, melainkan meminta pertanggungjawaban yang rasional. Manusia tidak bisa mengambil keputusan dengan asala hanya mengandalkan pendapat pribadi, tetapi sudah seharusnya mencari bukti dan informasi yang sesuai sebelum mengambil keputusan. Selain itu, suara hati juga memiliki andil dalam pengambilan keputusan. Apabila hati dalam keadaan bersih, maka suara hati yang didengarkan adalah suara yang langsung dituntun oleh Allah swt. Oleh karenanya tidak boleh mengabaikan begitu saja. Karena nantinya akan dimintai pertanggungjawaban juga.
M. Ikhsan Ghozali
ReplyDelete19701261003
PEP S3 2019
Assalamu'alaikum wr.wb.
Secara keilmuan, ada enam tingkatan suara manusia, mulai dari tinggi sampai rendah, yakni tenor, bariton, bas (untuk laki-laki), sorpan, mezo-sopran, dan alto (untuk perempuan). Akan tetapi, setinggi apa pun tingkatan suara tersebut, hanya bermakna secara fisik dan terbatas. Berbeda dengan tingkatan (atau apa pun sebutannya) dalam elegi di atas, yang menunjukkan ada sembilan suara dan hanya suara 1 dan suara 2 yang bersifat fisik. Sementara suara 3 sampai sembilan lebih bermakna nonfisik.
Dalam konteks berdo'a. memohon kepada Allah SWT, tidak ada perbedaan jenis kelamin di dalamnya, hanya ketaqwaan dan keikhlasan yang membedakan. Dapat disebut bahwa suara 9 adalah suara tertinggi karena suara ini keuar dari dalam qalbu dan semata-mata ditujukan kepada Allah. Tanpa diucapkan, Allah Maha Mengetahui hingga hati terdalam manusia.
Memang kadangkala manusia merasa kurang afdhol jika berdo'a tanpa dilafadz-kan. Al Hasan pernah pernah mangatakan bahwa "Tidaklah tujuanmu berdoa itu untuk memperoleh apa yang menjadi hajatmu. Bila tujuanmu hanya demikian, maka kamu akan terhalang dari Allah. Oleh sebab itu, jadikanlah doamu itu sebagai munajat (berbisik-bisik) kepada-Nya." (Khazanah, 23/09/19). Kedekatan diri manusia dengan Allah juga memengaruhi bagaimana ia berhubungan/berkomunikasi/berdialog (berdo'a). Tanpa harus mengeluarkan suara melalui mulut, hatinya, setiap embusan nafasnya senantiasa berdzikir dan berdo'a sehingga terlindungi dari kemunkaran. Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian dari saya. Mohon maaf dan terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Hidayatul wafiroh
ReplyDelete19701251010
S2 PEP A 2019
Setinggi-tinggi ucapan adalah menyebut nama Allah. Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Menyebut nama Allah merupakan ibadah kepada Allah. Salah satunya dzikir membuat manusia merasakan ketenangan dan kesejukan dalam dirinya. Dzikir dengan keikhlasan akan membuat semua elemen tubuh merasakan nikmat Allah. Selalu mengingat Allah dengan Menyebut nama Allah. Serta selalu mengharap ridha Allah dalam segala kehidupan.
Mira Amalia Yudhanti
ReplyDelete19701251014
S2 PEP A
Setinggi-tingginya ucapan ketika kita menyebut asma Allah SWT. Karena pada saat kita menyebutkan asma Allah SWT dengan sepenuh hati, jiwa, dan raga kita akan mendengar suara yang menggema daripada suara-suara lainnya. Misalnya saja pada saat mengaji, berdoa, dan berdzikir yang dapat membuat hati kita merasa tenang dan terjaga. Oleh karena itu, di manapun dan kapanpun sempatkanlah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT supaya kita senantiasa dijaga dan dilindungi-Nya.
Khintoko Intan Permatasari
ReplyDelete19701251020
S2 PEP A 2019
Ramai berasal dari suara. Suara gaduh, bising, maupun suara yang tidak terdengar oleh telinga. Allah swt menciptakan manusia lengkap dengan alat pendengarnya, yaitu telinga. Telinga manusia dapat mendengarkan suara yang jauh maupun dekat, suara kencang maupun kecil. Tapi tetap saja ada batas pendengaran yang dimiliki oleh manusia. Telinga hanya mampu menerima suara dari luar saja. Ada batas maksimal dan minimal yang dapat didengarkan manusia. Saat manusia menemukan batas minimal untuk mendengar melalui telinganya, tanpa disadari ada suara lain yang menjerit. Suara itu adalah suara hati yang berasal dari hati manusia sendiri. Manusia yang tidak mampu mendengarkan suara hatinya sendiri adalah dalam keadaan jauh dari Allah swt, hati yang sakit, bisa menjadi faktor manusia tidak mampu mendengarkan suara hatinya. Oleh karenanya, senantiasa mendekatkan diri kepada Allah swt, bedzikir, ikhlas dalam menalani cobaan, serta memohon ampunan kepda-Nya agar hati ini menjadi bersih, sehingga nantinya dapat mendengarkan suara hati.
Ardhya Handayani
ReplyDelete19701251015
S2 PEP 2019 A
Dalam elegi ini membahas mengenai suara dan keramaian. Ketika ada kata ramai, maka hal yang terpikir pertamakali adalah suara, keras dan kebisingan. Namun jika dipahami lagi ramai tidak selalu hal tersebut. Namun keramaian juga dapat didapatkan ketika sendiri yaitu suara hati. Namun ucapan yang terbaik adalah ketika manusia berdoa, berdzikir, dan menyebut nama Allah SWT, dan keramaian yang terbaik adalah ketika kita merasakan bahwa diri dan lingkungan menyebut nama Allah.
Jewish Van Septriwanto
ReplyDelete19709251077
S2 Pendidikan Matematika 2019 kelas D
Terima kasih prof. atas tulisan ini, Elegi ini menggambarkan bahwa suara yang ada dan biasa didengar oleh manusia dan diucapkan oleh bibir. Tetapi ada bebargai sumber suara yang terkadang disadari oleh manusia. Cakupan dari suara-suara tersebut juga bervariasi, misalnya hanya sampai untuk satu kecamatan, kemudian satu ruangan kelas dan pada akhirnya hanya untuk diri kita sendiri. Kekuatan terbesar dari suara-suara tersebut adalah suara yang ditujukan untuk yang maha kuasa. Yang disaksikan oleh langit dan para malaikat.
Vera Yuli Erviana
ReplyDeleteNIM 19706261005
S3 Pendidikan Dasar 2019
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setinggi-tingginya suara adalah suara yang menyebut nama Allah SWT. Menyebut nama Allah SWT dapat dilakukan dengan berdzikir, bersholawat, mengaji, dan membaca doa. Menyebutkan nama Allah SWT tidak perlu diucapkan dengan keras. Tetapi dapat diucapkan lirih di dalam hati. Dengan meyakini Allah SWT di dalam hati dan menjalani kesehariannya dengan selalu menjalankan perintah Allah, insyaAllah kita dapat selalu dekat dengan Allah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Lovie Adikayanti
ReplyDelete19709251068
S2 Pendidikan Matematika D
Assalamualaikum wr.wb
Istilah ramai dalam elegi ini ada dua macam yaitu keramaian dunia dan keramaian di luar dunia, keramaian dunia bisa ditimbulkan dari macam-macam suara yang ada dan yang mungkin ada.Dan bisa dipastikan bahwa kita mengalami keramaian di dunia ini.Sedangkan keramaian di luar dunia inilah yang tidak mudah kita alami. Untuk dapat menggapai ramai diluar dunia maka kita perlu berdoa dan menyebut nama Allah dengan segenap hati dan jiwa yang benar-benar bersih. Ramai yang ditimbulkan di luar dunia adalah ramainya orang-orang yang berdoa dan memanggil nama Allah. Jadi untuk dapat menggapai ramai di luar dunia maka kita harus dapat menggapai sepi terlebih dahulu yaitu doa-doa kita tanpa keakuan.