The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Apr 19, 2013
Elegi Ritual Ikhlas 24: Menggapai Doa dan Ikhtiar
Oleh Marsigit
Cantraka:
Untuk kali ini aku sangat serius Bagawat. Tolong bantulah aku kenapa permohonanku belum dikabulkan? Padahal aku sudah berdoa. Dan doa ku itu banyak sekali.
Bagawat:
Engkau punya permohonan apa?
Cantraka:
Aku ingin jadi Bagawat.
Bagawat:
Menurut teorinya, suatu cita-cita itu dapat diraih dengan dua cara yang saling bersinergis, yaitu berdoa dan ikhtiar.
Cantraka:
Wah..terus terang untuk soal doa, aku hobinya. InsyaAllah, kapanpun dan dimanapun aku selalu berdoa. Tetapi urusan ikhtiar...inilah yang repot buatku.
Bagawat:
Lho kenapa kamu susah melakukan ikhtiar?
Cantraka:
Bukankah Bagawat tahu bahwa ikhtiar itu memerlukan banyak hal. Ikhtiar itu perlu tenaga, pikiran, perasaan, kerja keras, biaya, resiko, pengetahuan, waktu, dan fasilitas. Sedangkan kalau doa kan tinggal lantunkan saja...beres. Apakah bisa hidupku itu hanya mengandalkan nasib atau takdir saja atau doa saja, dan tak perlu ikhtiar segala?
Bagawat:
Ketahuilah Cantraka, orang yang hanya mengandalkan hidupnya dari Takdir, itu disebut kaum Fatal. Dan orang yang tidak percaya kepada Doa, yaitu hanya mengandalkan ikhtiar saja, itu disebut kamu Vital. Maka dapat aku katakan bahwa sebenar-benar hidup adalah dinamika interaktif antara dua kutub Fatalisme dan Vitalisme.
Cantraka:
Lho apa ruginya menjadi kaum Fatal. Lantas seperti apa contohnya?
Bagawat:
Taruhlah HP mu di tepi jalan dan tinggalkan untuk sementara waktu. Jika kemudian engkau menemukan bahwa HP mu itu hilang karena diambil orang maka sudah suratan takdir bahwa HP mu hilang.
Cantraka:
Lho jangan...HP baru ...canggih lagi. Tidak ...tidak...aku tidak mau kehilangan HP baruku secara sia-sia. Maka agar HP ku tidak hilang bahkan dia itupun aku kasih tali dan selalu aku ikatkan ke leherku.
Bagawat:
Itu namanya ikhtiar.
Cantraka:
Lho ikhtiar yang mana?
Bagawat:
Ya mengikatkan HP mu ke lehermu itulah ikhtiarmu agar HP barumu tidak hilang.
Cantraka:
O...gitu ya? Apa masih ada contoh yang lain?
Bagawat:
Contoh yang lain ya banyak sekali dan meliputi semua yang ada dan yang mungkin ada. Putus asa, patah semangat, loyo, tak bergairah, nrima ing pandum padahal bisa berusaha, tak mau memanfaatkan kesempatan, tak mau menambah ilmu, tidak mau bersilaturakhim, merasa puas dengan pencapaian sementara, ambil jalan singkat, hantam kromo, tak mau berkorban, tak mau kerja keras, apatis, pasif, menyerah sebelum bertanding ..... itu semua bentuk-bentuk Fatalisme.
Cantraka:
Apakah juga contohnya dari bentuk Vitalisme itu?
Bagawat:
Sombong, congkak, merasa bisa mengatur dunia, tertutup, menepuk dada, mengabaikan sekitar, eksploitatif, monopoli, arogan, menang sendiri, pendekatan kekuatan atau kekuasaan, otoriter, mendominasi, melupakan masa lalu, materialisme, pragmatisme, korupsi, nepotisme, kolusi, membanggakan overdosis teknologi, mafia, zionis, hitler, marxis, hedonisme, utilitarian, eksplorasi tak peduli dampak, kapitalis, komunis, parsialisme, reductionisme, bersenang-senang, cinta harta, senang dipuja, ambisius overdosis, terlalu kenyang, terlalu banyak tidur....semua itu adalah bentuk-bentuk Vitalisme.
Cantraka:
Tetapi begini Bagawat, suatu ketika aku sudah berikhtiar seratus persen. Ketika itu aku akan menghadapi Ujian Akhir. Setiap malam aku belajar, membaca buku, mengerjakan soal, mengerjakan PR, ...wah pokoknya luar biasa ikhtiarku. Tetapi apa hasil? E...ternyata aku tidak lulus. Aku kecewa bukan main. Ternyata ikhtiarku itu sia-sia belaka?
Bagawat:
Itu namanya Takdir.
Cantraka:
Lho Takdir gimana? Bukankah aku telah berusaha sekuat tenaga, tetapi tetap tidak lulus? Lantas ...apakah yang disebut Takdir itu?
Bagawat:
Ya Takdirmu itu memang belum lulus. Semua yang telah terjadi itulah Takdir. Maka sebaik-sebaik peristiwa atau kejadian adalah peristiwa atau kejadian yang telah terjadi. Mengapa? Karena itulah sebuah Takdir. Bukankah engkau dalam Agamamu dianjurkan agar beriman kepada Takdir?
Cantraka:
Wah aku bingung Bagawat? Lantas aku harus bagaimana? Berdoa belum jaminan, sementara berikhtiar juga sama saja. Kalau begitu apakah Tuhan itu tidak adil terhadap diriku?
Bagawat:
Hai Cantraka...jangan lancang ucapanmu itu. Bertobatlah segera. Istigfarlah..istigfarlah. Tuhan itu Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha Mendengar dan Maha Pengampun.
Cantraka:
Apakah Tuhan mendengar semua doa-doaku? Apakah Tuhan mengetahui semua ikhtiarku? Apakah Tuhan mengasihaniku?
Bagawat:
Tuhan itu Maha Kuasa, maka tiadalah sesuatu halpun di dunia ini tidak terpantau oleh Nya. Sebenar-benar yang terjadi adalah bahwa Tuhan itu mengetahui doa-doamu, mengetahui ikhtiar-ikhtiarmu dan mengasihanimu. Tuhan itu mempunyai rencananya sendiri terhadap umatnya. Maka bertaubatlah dan berdoa dengan ikhlas memohon ampun kepada Allah SWT. Astagfirullah Al Adzim 5 x. Al Fatihah 1 x, Al Ikhlas 3 x. Amin
Cantraka:
Astagfirullah Al Adzim 5 x. Al Fatihah 1 x, Al Ikhlas 3 x. Amin. Wahai Bagawat ...berapa kali aku harus berdoa agar permintaanku dikabulkan oleh Tuhan?
Bagawat:
Bermilyar-milyar kali engkau lantunkan doamu jika engkau belum ikhlas dan Tuhan tidak rida, maka belumlah dikabulkan permintaanmu itu.
Cantraka:
Ikhlas? Apa itu Ikhlas? Apakah selama ini saya belum Ikhlas?
Bagawat:
Itulah dimensi doa. Tiadalah seseorang itu dapat menunjuk dirinya sebagai sudah Ikhlas. Itulah semata-mata kekuasaan Nya.
Cantraka:
Lantas...bagaimana agar saya bisa Ikhlas?
Bagawat:
Dunia dan akhirat itu punya gurunya masing-masing. Itulah pentingnya ikhtiar mencari orang yang ahli atau guru dibidangnya. Tingkatkanlah dimensi spiritualmu dengan cara mengaji, membaca al Kitab, dan mempelajari tata cara ibadah yang benar, berjuang di jalan Allah, mengikuti pengajian, jamaah masjid, shalat malam, berpuasa, dzikir, i’tikaf atau tinggal di masjid, dan bertanya atau berkonsultasi kepada ustad, kyai, atau alim ulama bagaimana beribadah dan berdoa secara ikhlas itu. Pilar dari kesemuanya itu adalah laksanakan semua perintah Tuhan dan tinggalkan semua larangan Nya dengan berpedoman pada Al Qur’an dan sunah Rosul. Maka buanglah jauh-jauh kesombonganmu itu. Buanglah jauh-jauh ke “AKU” anmu di depan hadapan Nya. Mohon ampunlah selalu atas dosa-dosa. Berikanlah apa saja yang paling dicintai sekalipun semata-mata karena Allah. Dermakanlah harta di jalan Allah. Dan lawanlah diri sendiri jika perlu semata-mata karena mengharap ridha Allah. Berserah dirilah keharibaan Nya. Jika Allah SWT rida, maka segala-galanya. Tetapi jika belum rida, maka segala-galanya pula.
Cantraka:
Amin..amin..amin... Tetapi wahai Bagawat ...kenapa aku melihat engkau berkata yang terakhir sambil meneteskan air mata dan gemetaran?
Bagawat:
Sungguh semua kata-kataku itu aku tujukan kepada diriku sendiri. Jika hal yang demikian itu bermanfaat juga bagimu, maka aku hanya bisa memanjatkan puji syukur ke hadlirat Allah SWT. Marilah kita berlomba-lomba dalam doa dan ikhtiar. Amin.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Nani Maryani
ReplyDelete18709251008
S2 Pendidikan Matematika (A) 2018
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Dalam perjalanan hidup manusia, do’a, ikhtiar, dan tawakal merupakan tiga hal yang harus seimbang dan berjalan berdampingan. Berdo’a saja tanpa berikhtiar adalah bohong, dan berikhtiar tanpa berdo’a adalah sombong. Hanya Allah SWT yang Maha Tau atas setiap kebutuhan hamba-Nya dibandingkan diri kita sendiri. Mungkin seringkali kita mengeluh bahwa telah melakukan segala sesuatu sebaik mungkin tapi belum berakhir baik, akan tetapi perlu diingat kembali bahwa yang terbaik bagi kita belum tentu terbaik menurut Allah juga, seperti pada firman Allah pada surah Al-Baqoroh ayat 216 “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Doa. Ada yang dikabulkan, ada yang belum dikabulkan, Allah tau yang terbaik untuk hambaNya. Janganlah berdoa menuntu untuk segera dikabulkan, namun berdoalah meminta yang terbaik atas doamu. Manusia hanya bisa merencanakan. Allah yang menentukan. Dan yang harus diingat, ketika ingin mewujudkan impian kita, berdoa saja tidaklah cukup, kita juga perlu berikhtiar dengan sungguh-sungguh. Hasil tidak akan mengkhianati proses. Berdoa dan berikhtiarlah dengan ikhlas. Insya Allah segalanya menjadi berkah. Aamiin.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Elsa Apriska
ReplyDelete18709251005
S2 PM A 2018
Sebagai makhluk Tuhan yang beriman memang sudah sepatutnya kita percaya dengan takdir. Namun tidak lantas hanya memasrahkan hidup kepada sang takdir. Manusia juga perlu untuk berdoa dan berikhtiar atas kehidupannya. Berdoa merupakan wujud dari kepercayaannya kepada kuasa Tuhan, bahwa hanya kepada Tuhan lah tempat meminta yaitu melalui doa. Dan ikhtiar adalah bentuk kegigihannya untuk memperoleh apa yang diinginkannya. Namun di luar doa dan ikhtiar yang telah dilakukannya, manusia tetap harus menerima segala takdir yang ditetapkan Tuhan kepadanya karena itu adalah yang terbaik untuknya.
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PM A PPs UNY 2018
Terdapat dua hal penting dalam hidup manusia yaitu takdir dan ikhtiar. Hidup merentang antara fatal dan vital. Segala yang kita harapkan dapat tercapai dengan doa dan ikhtiar. Kita tidak boleh mengandalkan hidup dari doa dan takdir saja ataupun hanya mengandalkan ikhtiar saja. Semua yang terjadi dalam hidup kita adalah takdir, dan kita hendaknya berikhtiar mensyukuri dengan keikhlasan hati takdir yang diberikan Tuhan kepada kita. Kita hendaknya mampu menerima takdir dengan keiklasan hati dan mau beriktiar untuk segala hal yang terjadi dalam kehidupan kita. Berikan ruang dan waktu kepada taktir dan ikhtiar dengan mengucap syukur dan mohon ampun dari Tuhan, meningglkan kesombongan kita dan berserah diri kepaNya.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Setiap dari kita pasti memiliki target yang ingin kita capai di kemudian hari. Kita belum tahu berhasil atau tidak dalam menggapai target tersebut. Oleh karena itu, untuk menggapai suatu target yang kita inginkan kita harus berusaha maksimal dan sebaik-baiknya. Namun, usaha yang kita lakukan tidaklah cukup, usaha yang kita lakukan harus dibarengi dengan ikhtiar dan doa kepada Allah SWT. Insya Allah dengan ikhtiar dan doa yang kita lakukan secara terus-menerus akan mempermudah jalan kita untuk menggapai target yang ingin kita capai.
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Sebagaimana yang selalu dikatakan Prof. Marsigit "Takdir itu terpilih, dan Ikhtiar itu memilih".
Jika takdir itu fatal dan ikhtiar itu vital, maka keduanya haruslah seimbang dan beriringan. Berdo'a tanpa ikhtiar itulah malas, dan berikhtiar tanpa do'a itulah kesombongan.
Namun bagaimana jika telah berdo'a dan berusaha kita tetap saja menemui sebuah kegagalan dan justru orang yang tidak pernah berdo'a dan minim ikhtiar yang justru mendapat berbagai kesuksesan ?. Bisa saja itu sudah menjadi takdir, Istidroj, ujian, cobaan, azab, teguran dst, maka sesunggunya semua itu adalah rahasia-Nya yang tiada seorangpun bisa mengungkapnya. Maka tugas kita hanyalah terus berdo'a, berusaha, mengamalkan segala perintah dan menjauhi laranganNya seikhlas mungkin.
Surya Shofiyana Sukarman
ReplyDelete18709251017
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Setiap orang pasti memiiki harapan dalam hidupnya, ketika seseorang memiliki harapan maka ia akan menetapkannya dalam hati dan pikirannya. Untuk menggapai harapan atau keinginan tersebut hendaknya kita berikhtiar yang disertai doa. Ikhtiar dan doa itu merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan. Ketika kita telah berikhtiar semaksimal mungkin maka teruslah berdo’a kepada-Nya, karena do’a adalah kekuatan kita, senjata kita dan masa depan kita, bersabarlah menunggu dikabulkan oleh-Nya, karena Allah punya cara dan rahasia tersendiri dalam mengabulkan do’a-do’a hambanya. Namun, apabila kita telah brikhtiar semaksimal mungkin dan senantiasa selalu berdo’a, maka apaun hasilnya baik itu keberhasilan ataupun kegagalan kita harus bijak menerimanya, kegagalan bukan suatu kejatuhan namun dengan kegagalan kita dapat mengerti apa yang menjadi kekurangan kita untuk menjadi yang lebih baik, ambil hikmahnya dan terus berhusnudzon, karena Allah mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya, terus percaya dan jangan ragu kepada-Nya.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Cita-cita dapat diraih dengan berdoa dan berikhtiar. Hidup tidak akan bisa berhasil jika hanya berdoa tanpa didampingi dengan usaha. Namun semua usaha yang telak dilakukan namun belum membuahkan hasil yang diinginkan itu semua yang namanya takdir. Bukan berarti takdir tidak bisa dirubah, namun jika Allah sudah berkehendak maka tidak akan ada yang bisa merubahnya walaupun kita sudah berusaha semaksimal mungkin. Untuk itukita juga harus bisa ikhlas, karena tidak semua yang diinginkan dapat tercapai. Kita hanya bisa berdoa dan berusaha untuk menggai hidup yang lebih baik, amun jika ada yang tidak sesuai dengan apa yang sudah dicita-citakan maka kita harus senantiasa ikhlas karena bisa saja apa yang menurut kita itu buruk sebenarnya itu baik untuk kita. Apa yang kita inginkan tidak dikabulkan Allah bukan berarti Allah tidak sayang kepada kita, tapi itu karena Allah sudah menetapkan takdir yang lebih baik dari apa yang kita pikirkan dan inginkan. Oleh karena berpikirlah baik terhadap Allah agar engkau juga mendpaatkan kebaikannya. Sesungguhnya Allah itu sama dengan apa yang engkau pikirkan.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jefri Mailool
ReplyDeletePPs S3 PEP 18701261002
Doa dan ikhtiar seperti halnya antara iman dan perbuatan. Iman tanpa perbuatan adalah mati, sama seperti tubuh tanpa roh adalah mati. Begitu pun sebaliknya, perbuatan/ikhtiar yang tidak dilandasi iman/doa-doa kita, adalah sia-sia adanya. Oleh karena itu, dua hal ini penting menjadi pegangan kita dalam perjalanan hidup. Senantiasa berdoa dan terus bekerja/berusaha maka akan mendatangkan kebaikan bagi kita.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Mengenai takdir, yang kebanyakan orang lebih bertumpu pada takdir dan akhirnya menunggu hingga takdirnya tiba merupakan hal yang tidak bisa disalahkan juga. Karena bila orang-orang tersebut sudah memutuskan untuk lebih memilih menunggu takdirnya, maka mereka sudah hampir menyerah untuk berikhtiar. Tetapi tidak ada salahnya juga menunggu takdir, karena ingin mengetahui seperti apa takdirnya hingga takdir itu datang kepadanya. Akan tetapi bila takdir diiringi dengan doa akan lebih bagus dan bisa mencapai Ikhtiar yang dimakasud. Doa, Ikhtiar, dan Takdir merupakan hal yang sakral dan sering dibicarakan juga di kalangan para tetua khususnya muda mudi yang sedang dalam penantian jodoh.
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Doa dan ikhlas memiliki hubungan yang sangat erat. Dalam berdoa harus disertai perasaan yang tulus ikhlas sehingga dapat mendapat ridha dari Allah. Jika Allah sudah ridha, niscaya segala yang diinginkan akan dikabbulkan oleh Allah SWT. Tapi tentunya disertai dan diimbangi dengan usaha yang dilakukan di dunia. Jangan terjebak pula hingga justru tercipta perasaan yang takabur. Berusahalah sebaik-baiknya untuk membersihkan hati dengan memperbanyak berdzikir agar syaitan-syaitan yang bersemanyam di hati menghilang.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Janu Arlinwibowo
ReplyDelete18701261012
PEP 2018
Cara untuk mencapai sesuatu adalah dengan berdoa dan berikhtiar. Menurut penjelasan Prof Marsigit orang yang hanya mengandalkan hidupnya dari Takdir, itu disebut kaum Fatal. Dan orang yang tidak percaya kepada Doa, yaitu hanya mengandalkan ikhtiar saja, itu disebut kamu Vital. Maka dapat aku katakan bahwa sebenar-benar hidup adalah dinamika interaktif antara dua kutub Fatalisme dan Vitalisme. Kedua aspek tersebut harus beriringan secara harmonis atau dalam arti lain antara doa dan usaha harus berimbang. Alloh menjanjikan pada umat bahwa akan dikabulkanNya permintaan-permitaan jika umat sholat dan sabar. Dalam sholat jelas terkandung doa-doa yang menunjukan kerendahan diri di depan Alloh. Dalam bersabar terandung pemaknaan hakekat dan hikmah dimana ketika tahap ini manusia berserah pada Alloh. Yang kedua, Alloh menjanjikan barang siapa yang mau berusaha maka Alloh akan merubah nasibnya. Perkara yang kedua adalah himbauan Alloh bahwa manusia harus berikhtiar semaksimal mungkin untuk mencapai sesuatu. Dengan keseimbangan keduanya insya Alloh akan memberikan kemudahan, kebaikan dan kebutuhan. Aamiin
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Doa dan ikhtiar merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya dilakukan dalam kondisi yang berkesinambungan, tidak aka nada artinya bila hanya salah satu. Ketika kita hanya berikhtiar saja tanpa berdoa, walaupun sekeras apapun kita berikhtiar tidak akan mencapai keberkahan dan RIdhoNya. Ketika kita tidak mendapatkan berkah dan RidhoNya maka apapun yang kita dapat tidak akan ‘bermanfaat’ bagi kita. Begitu juga sebaliknya, ketika kita hanya terus menerus berdoa tanpa melakukan ikhtiar, hal tersebut sama saja istilahnya dengan ‘berpangku tangan pada Allah SWT’. Na’udzubillahimindzalik. Walaupun kita berdoa hingga mencapai amalan paling sunnah sekalipun tidak akan menghasilkan apa yang kita harapkan. Doa dan ikhtiar saling beriringan. Berpintalah terlebih dahulu kepada Allah SWT akan apa yang harapkan merupakan kebutuhan kita yang sangat kita perlukan. Mengawali dan mengakhiri segala perbuatan dengan doa dan selanjutnya berikhtiar sekuat tenaga untuk menggapainya akan membentuk keyakinan yang kokoh. Allah Maha Kuasa lagi Maha Mengetahui. Seberapa gigih kita berusaha dan seberapa tulus kita dalam berdoa, sejatinya hanya Allah yang Mengetahuinya. Apapun hasil yang kita peroleh dari ikhtiar dan doa yang maksimal merupakan hal yang terbaik bagi kita menurut Allah.
“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
QS. Al-Baqarah:216)
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Doa dan ikhtiar diperlukan manusia dalam mewujudkan keinginan atau cita-cita. Memaksimalkan usaha disertai dengan doa kepada Allah. Apabila sudah berusaha dan berdoa, ternyata keinginan kita tidak tercapai maka hal tersebut takdir yang dipilihkan Allah. Keyakinan manusia bahwa Allah akan menjawab semua doa manusia dengan doa yang diinginkan atau menjawab doa dengan yang lebih baik dari yang kita minta.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 pendidikan matematika 2018
Terdapat dua macam takdir yaitu takdir yang bisa dirubah dan takdir yang tidak bisa dirubah. Dalam menjalani takdiri kehidupan manusia hanya bisa berusaha dan berdo'a. Ikhtiar dapat merubah nasib suatu kaum lalu kemudian dilanjutkan dengan berserah diri kepada Allah karena Allah lah yang akan mengatur semuanya. Allah berfirman "sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum,kecuali ia dapat merubah merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". Sementara takdir yang tidak dapat dirubah yaitu berupa hidup, mati, jodoh dan rezeki. Yang kita tahu rezeki seseorang yang satu dengan yang lainnya tidak akan pernah tertukar, Allah lah yang menentukan seberapa besar rezeki yang akan Dia berikan sehingga tugas manusia yaitu terus berusaha dan berdo'a supaya selalu diberikan nikmat baik iman maupun islam. Kemudian manusia harus bersyukur dan ikhlas menerima segala pemberian Allah kepada kita karena Allah Maha Mengetahui segala seuatu yang terbaik bagi diri manusia.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
Dikutip dari artikel di atas bahwa hidup adalah interaktif antara dua kutub yaitu fatalisme dan vitalisme. Kaum fatalisme adalah kaum yang hanya mengandalkan doa saja sedangkan kaum vitalisme adalah kaum yang hanya mengandalkan doa saja. Dalam hidup, kita tisak bisa mengandalkan doa saja maupun ikhtiar saja. Bisa dibayangkan bahwa ketika kita hanya berikhtiar untuk menuntut ilmu tanpa melantunkan doa, maka, kita akan menjadi manusia yang sombong.
Sintha Sih Dewanti
ReplyDelete18701261013
PPs S3 PEP UNY
Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan. Walaupun segala sesuatu yang terjadi di dunia ini telah ditetapkan oleh Allah SWT, Allah tidak akan menyia-nyiakan segala usaha manusia sebagai bentuk ikhtiar yang memberi kesempatan dan kebebasan manusia untuk menentukan nasibnya sendiri. Di samping itu, ikhtiar juga harus ditopang oleh kekuatan doa. Berdoa mengandung pengertian permohonan pertolongan kepada Allah atas segala sesuatu. Berdoa tidak saja di kala ditimpa musibah, melainkan dalam keadaan segar dan sehat. Dengan berdoa, kita mengembalikan segala urusan kita kepada Allah. Dengan demikian, apa yang akan terjadi pada diri kita akan kita terima dengan ridho dan ikhlas.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Doa dan ikhtiar bagai sekeping uang logam, harus beriringan berjalan bersisian.
Doa itu baik, ikhtiar juga baik.
Namun, akan lebih baik jika dilakukan beriringan.
Kata orang, tak ada hasil yang mengkhianati usaha. Dan bentuk dari usaha adalah doa dan ikhtiar.
Doa yang dibarengi ikhtiar. Ikhtiar yang dibarengi doa. Apapun itu asal beriringan.
Jika hasilnya tidak sesuai keinginan, mungkin itulah yang namanya manusia.. manusia dengan segala sifat ke awam an dan ketidak tahu an nya, tidak tahu mana yang benar-benar BENAR untuk dirinya.
Ingat, Tuhan tidak sejahat itu
Hanya saja terkadang manusia belum menyadari maksud Tuhan.
Berbaik sangkalah seperti Tuhan yang senantiasa berbaik sangka pada umatnya
Samsul Arifin / 18701261007 / S3 PEP 2018
ReplyDeleteDoa pada hakekatnya adalah meminta sesuatu kepada Tuhan. Terkabul atau tidaknya doa adalah mutlak kuasa dan wewenang dari Tuhan..Seperti halnya dalam suatu permintaan lainnya, agar permintaan kita dikabulkan diperlukan strategi..Strategi untuk dikabulkannya doa kita oleh Allah SWT adalah bahwa apapun yang kita perbuat di dunia ini selalu berpedoman pada apa yang diperintah dan apa yang dilarang oleh Allah SWT. Selain itu doa harus di berengi dengan ikhtiar..
Atin Argianti
ReplyDelete18709251001
PPs PM A 2018
Berdasarkan elegi tersebut, saya belajar bahwa menggapai doa dan ikhtiar harus diseimbangkan antara diri sendiri dengan tindakan kita. Keduanya adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan anatar doa dan ikhtiar. Jika hanya berdoa saja tanpa ikhtiar berarti bohong, dan jika hanya ikhtiar saja tanpa doa berarti sombong. Karena doa dan ikhtiar berjalan selaras tanpa mengunggulkan salah satunya. Doa dan ikhtiar juga harus dibarengi dengan rasa syukur karena apa yang kita minta pada Allah SWT, Allah SWT akan memberikan yang terbaik dari apa yang kita minta untuk itu kita harus bersyukur dengan segala pemberiannya.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Untuk mencapai sesuatu manusia harus senantiasa berusaha/ berikhtiar dan berdoa. Setelah berikhtiar dan berdoa, segalah hasil dan ketentuan kita pasrahkan kepada Allah. Karena memang sejatinya manusia hanya dapat berusaha, sedangkan hasilnya seperti apa adalah tergantung pada kuasa Allah. Manusia juga harus meyakini bahwa segala hasil yang telah ditetapkan oleh Allah adalah hasil terbaik bagi dirinya. Karena manusia memang hanya dapat berencana, sementara Allah adalah sebaik-baik pemberi keputusan.
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Ikhtiar itu memerlukan banyak hal. Ikhtiar itu perlu tenaga, pikiran, perasaan, kerja keras, biaya, resiko, pengetahuan, waktu, dan fasilitas. Sedangkan doa adalah usaha dalam memohon pada Allah. Meskipun berbeda, namun gabungan doa dan ikhtiar adalah kombinasi terbaik untuk bisa memperoleh hasil yang baik. Seperti kata pepatah berusahalah memberikan yang terbaik pada bagianmu dan biakan tangan Tuhan yang bekerja pada separuh bagian yang lainnya.
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr wb
Manusia hanya bisa merencanakan. Allah yang menentukan. Seperti contohnya doa, di dalam doa kita panjatkan pengharapan dan keinginan kita, minta ampunan kepada Allah. Nmaun doa tersebut harus senantiasa selaras dengan usaha atau ikhtiar yang kita lakukan. Karena Allah tidak akan mengubah nasib atau kehidupan hamba-Nya jika tidak ada niat dan usaha dari hamba-Nya tersebut.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Sehebat apapun ikhtiar yang dilakukan, jika tidak disertai dengan doa tidaklah cukup. Demikian pula sebanyak apapun doa yang dilantunkan, jika tidak disertai dengan ikhtiar juga tidak akan cukup. Maka di dalam mencapai suatu keingin diperlukan ikhtiar dan doa yang baik. Ikhtiar yang baik adalah ikhtiar yang ikhlas dan sungguh-sungguh dan doa yang baik ialah doa yang ikhlas seperti yang ada di elegi ritual ikhlas. Setelah beriktiar dan berdoa, kita harus berserah diri, tawakal menerima takdir dari Allah SWT. Takdir Allah tersebutlah yang merupakan jawaban terbaik dari ikhtiar dan doa kita.
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sebenar-benarnya menjalani hidup adalah berikhtiar. Berikhtiar mencari ilmu, berikhtiar belajar dengan sungguh-sungguh, serta berikhtiar untuk mengamalkannya. Didalam berikhtiar belajar yang ada dan yang mungkin ada kita harus belajar pada gurunya atau guru sesuai bidangnya agar kita memperoleh ilmu yang benar. Dalam berikhtiar, berikhtiarlah sesuai dengan perintahNya dengan Al-qur’an serta sunah yang menjadi pedoman. Jika dalam berikhtiar ada yang belum tercapai bukan berarti ikhtiar kita sia-sia, bisa jadi Allah menggantinya dengan yang lebih baik. Allah maha mengetahui kebutuhan hambanya. terimakasih
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr, wb
Doa dan ikhtiar adalah 2 hal penting yang harus kita lakukan jika kita ingin mendapatkan sesuatu. Usaha yang tanpa diimbangi dengan doa adalah usaha yang sia-sia. Jika kita memohon sesuatu dan yang kita lakukan hanya berdoa setiap hari dan tidak pernah melakukan ikhtiar maka permohonan tersebut tidak akan pernah terwujud. Untuk itu doa dan ikhtiar tidak dapat dipisahkan.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr, wb
Begitulah hubungan antara doa dan usaha (ikhtiar). Keduanya harus ada ketika kita menginginkan sesuatu. Setelah ikhtiar dan berdoa sudah kita lakukan maka tinggal kita serahkan hasilnya kepada Allah SWT. Apapun hasilnya, baik atau butuk kita serahkan kepada Allah dan hasilnya tersebut yang disebut dengan takdir.
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Doa dan ikhtiar disertai tawakal yang menjadi pupuk semangat kita dalam mewujudkan cita-cita. ikhtiar ini menujukkan bentuk total action sekaligus implementasi dari untaian doa yang kita panjatkan. Yakin bahwa Allah akan selalu memberikan yang terbaik.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah 2: 216)
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Ikhtiar dan doa adalah dua hal yang sering dilakukan oleh seluruh umat manusia. Berikhtiar dengan ikhlas karena sesuatu yang dimimpikan serta berdoa dengan ikhlas kepada Allah SWT, karena tidak ada hasil yang akan menghianati usaha. Allah SWT Maha Melihat setiap hambanya yang tak pernah putus asa dalam berikhtiar dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Maka doa dan ikhtiyar harus selalu beriringan.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Dalam menjalankan kehidupan ini, manusia hendaknya selalu berusaha dan berdoa agar tujuannya dapat terwujud. Tetapi apabila di suatu waktu usaha dan doa belum terwujud, maka Allah memang belum mentakdirkan untuk terwujud. Selalu berprasangka baik kepada Allah agar doa dan ikhtiar bisa terwujud. Berserah diri kepada Allah swt atas segala usaha yang telah dilakukan. Berdoa dan ikhtiar untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. Tentu saja dengan tulus ikhlas yang mengiringi. Berdoa dan ikhtiar dengan ikhlas yang sebenar-benarnya ikhlas agar Allah swt dapat mewujudkan apa yang diinginkan. Hanya Allah yang tahu seberapa besar perjuangannya untuk mewujudkan tujuan hidupnya dengan doa dan ikhtiar.
Khintoko Intan Permatasari
ReplyDelete19701251020
S2 PEP A 2019
Assallamuallaikum wr.wb
Masyaallah. Memang benar adanya, cita-cita dapat diraih dengan dua cara yaitu berdoa dan berikhitar. Sebanyak-banyaknya kita berdoa jika tidak diimbangi dengan berusaha maka seperti menanti emas yang jatuh dari langit. Berusaha sekeras apapun jika tidak diimbangi dengan berpasrah, meminta, mengadu, mengharap hanya dengan Allah, juga tak kan berkah setiap urusan kita. Menjadi keraslah hati kita. Sombonglah kita. Angkuhlah kita dengan Pencipta Alam Semesta jika hidup tanpa doa. Melalui doa melembutkan hati yang keras. Doa perantara antara makhluk dengan penciptanya. Tempat mengadu. Tempat meminta. Tempat berterima kasih. Sesungguhnya begitu indahnya, berkomunikasi dengan pencipta melalui doa.
M. Ikhsan Ghozali
ReplyDelete19701261003
PEP S3 2019
Assalamu'alaikum wr.wb.
Manusia adalah makhluk yang istimewa, yang bebas tapi terbatas dan diberikan kelebihan berupa akal budi dan qalbu. Dengan akal budi, manusia bisa mengembangkan segala potensi yang ada di dirinya dan makhluk lainnya dengan tujuan ibadah kepada Allah SWT. Dengan qalbu, manusia bisa merasakan getaran kebesaran Allah SWT.
Kehidupan manusia ibarat buku yang hanya ada Bab Pendahuluan dan bab Penutup. Dengan akal budi dan qalbunya, manusia diberikan kebebasan untuk menentukan sendiri lembaran kosong dalam bab-bab isi, baik ataupun buruk. Untuk mengisinya, manusia harus berihtiar dan berdo'a karena keduanya mesti beriring. Jika hanya mengandalkan do'a, manusia akan terjebak ke dalam fatalisme, sedangkan jika hanya mengandalkan ihtiar, ia akan terjebak dalam vitalisme. Meskipun Allah telah membuat ketetapan (takdir) bagi manusia, tapi manusia dituntut untuk berihtiar dan berdo'a secara gigih, sungguh-sungguh, dan ikhlas, serta tawakkal atas apa pun hasilnya. Percaya pada ketetapan Allah ini (qadha dan qhadar/lebih dikenal dengan takdir) merupakan bagian dari rukun iman. Dengan beriman pada rukun iman ke-6 ini, manusia dapat (1) terhindar dari sifat sombong/sifat tercela lainnya, (2) menjadi pribadi yang tenang dan selalu bersyukur, (3) menjadi orang yang optimis dan tak pantang menyerah. Semoga Allah melindungi kita dari sifat-sifat tercela. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Hidayatul wafiroh
ReplyDelete19701251010
S2 PEP A 2019
Dalam memperoleh sesuatu berdoa dan ikhtiar haruslah bersinergi. Orang yang hanya berdoa tetapi tidak ada ikhtiarnya sama halnya orang yang pasrah akan takdir yang akan diterimanya. Sedangkan orang yang hanya beriktiar saja sama halnya orang yanh sombong dapat memperoleh apapun. Ikhtiar adalah bentuk usaha kita di dunia, dan doa adalah berantara menggapai rida Allah untuk ikhtiar kita di dunia. Hasil dari doa dan ikhtiar bisa berbagai macam yaitu Allah mengabulkan langsung keinginan kita, Allah menunda mengabulkan keinginan kita sampai waktu yang tepat, dan Allah menggantikan keinginan kita dengan hal yang lain karena Allah mengetahui apa yang kita butuhkan. Kita selalu berdoa dan berikhtiar, serta selalu husnuzon apapun hasil yang diberikan oleh Allah kepada kita.
Mira Amalia Yudhanti
ReplyDelete19701251014
S2 PEP A
Tujuan dapat dicapai dengan dua cara yang saling sinergis, yaitu doa dan usaha. Akan tetapi, jika kita sudah berdoa, mencoba dan hasil yang kita peroleh tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan maka itulah yang disebut dengan takdir. Kewajiban manusia untuk berdoa dan berusaha di dunia, sedangkan masalah takdir adalah kuasa Allah SWT. Namun, Allah SWT berkuasa atas segala sesuatu dan takdir manusia juga hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Maka jangan pernah bersandar kepada takdir dan meninggalkan amal kebaikan di dunia ini karena Allah SWT memiliki rencana sendiri untuk umat-Nya, dan rencana-Nya jauh lebih baik dan lebih indah daripada rencana manusia mana pun.
Dini Senjaningrum
ReplyDelete19709251067
Pendidikan Matematika D 2019
Manusia hidup dengan takdirnya masing-masing. Walaupun sudah memiliki takdir masing-masing, manusia selalu memiliki cita-cita yang ingin diwujudkan. Dari percakapan di atas, dijelaskan cara untuk mewujudkan cita-cita tersebut yaitu dengan doa dan ikhtiar. Dua kegiatan yang berbeda tetapi saling melengkapi satu sama lain. Jika doa dan ikhtiar telah dilakukan dan cita-cita belum atau tidak tercapai, maka hal tersebut dikatakan sebagai takdir.
Jewish Van Septriwanto
ReplyDelete19709251077
S2 Pendidikan Matematika 2019 kelas D
Terima kasih prof. atas tulisan ini, Sebenar-benarnya hidup adalah dinamika interaktif fatal dan vital, dimana doa dan ikhtiar tidak bisa dipisahkan hubungannya. Doa mendukung ikhtiar dan ikhtiar adalah salah satu implikasi dari doa. Sehingga keduanya adalah hal terpenting dalam mencapai segala aspek yang ada dalam kehidupan.
Ardhya Handayani
ReplyDelete19701251015
S2 PEP 2019 A
Dalam elegi ini dijelaskan bahwa ada 2 hak yaitu fatal dan vital. Fatal merupakan percaya pada takdirnya a (berserah dengan berdoa saja), sedangkan vital adalah mengandalkan usaha. Fatal dan vital ini harus seimbang dan dinamis yang berarti doa dan ikhtiar harus selalu beriringan. Tidak bisa kita hanya berdoa saja, atau berusaha saja. Ketika sudah melakukan keduanya (iktiar dan doa) maka ditutup dengan iman kepada takdir Allah. Hal yang menjadi renungan setelah membaca elegi ini adalah ‘apakah kita sudah melakukan doa dan ikhtiar secara seimbang?’. Ataukah selamaini hanya mementingkan satu pihak saja.
Vera Yuli Erviana
ReplyDeleteNIM 19706261005
S3 Pendidikan Dasar 2019
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Kunci dalam menjalani kehidupan adalah berdoa dengan ikhlas, berikhtiar, dan mempercayai takdir. Untuk menggapai impian kita, kita harus berdoa dengan ikhlas, berdoa hanya kepada Allah, serta mengharapkan keridhaannya. Namun, untuk menggapai impian, tidak cukup hanya dengan doa. Kita harus selalu berikhtiar, berusaha dengan giat tanpa rasa malas. Namun, apabila impian kita belum terwujud, itulah yang dinamakan takdir. Memang belum waktunya kita untuk mendapatkan itu. Yang perlu kita ingat adalah bahwa semua doa yang kita panjatkan kepada Allah, pasti akan dikabulkan, namun mungkin tidak dalam waktu yang kita harapkan. Sementara itu, jika doa kita tidak terwujud, mungkin karena hal tersebut tidak baik untuk kita, dan menggantinya dengan hal lain yang lebih baik. Ingat bahwa Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Lovie Adikayanti
ReplyDelete19709251068
S2 Pendidikan Matematika D
Assalamualaikum wr.wb
Cita-cita dapat diraih melalui dua hal yang bersinergis, yaitu doa dan ikhtiar. Kita tidak bisa hanya mengandalkan doa saja atau pun ikhtiar saja. Orang yang hanya mengandalkan hidupnya dari takdir disebut kaum fatal, sedangkan orang yang hanya mengandalkan hidupnya dari ikhtiar saja disebut kaum vital.
Dalam hidup ini, kita harus menyeimbangkan antara ikhtiar dan do’a. Kita tidak bisa hanya berdoa saja tanpa melakukan usaha atau sebaliknya kita tidak boleh hanya berusaha tanpa diiringi dengan do’a. Apabila kita telah berusaha (ikhtiar) dengan sungguh-sungguh maka kita harus menyerahkan semua keputusannya kepada Allah. Kita harus berdo’a agar Allah meridhoi apa yang kita lakukan tersebut. Oleh karena itu, apabila kita melakukan suatu usaha (ikhtiar) maka kita juga harus mengimbanginya dengan do’a.
Dini Senjaningrum
ReplyDelete19709251067
Pendidikan Matematika D 2019
Doa dan ikhtiar merupakan dua kegiatan berbeda akan tetapi saling berhubungan. Dengan doa kita menata hati dan pikiran untuk senantiasa ikhlas dan berserah diri kepada Tuhan karena dengan Kuasa-Nya lah semua permohonan manusia dapat dikabulkan. Sedangkan ikhtiar merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh apa yang menjadi permohonan atau keinginannya. Sebaiknya doa dan ikhtiar dapat dijalankan berdampingan untuk mencapai sebuah keseimbangan dalam hidup.
Indra Kusuma Wijayanti
ReplyDelete18709251046
Pendidikan Matematika S2 C
Setiap manusia harus memiliki sebuah mimpi ke depan, sebuah rencana ke depan untuk meraih apa yang menjadi cita dan cintanya. Orang yang gagal merencanakan sama saja ia sedang merencanakan kegagalan. Oleh karena itu kita harus berikhtiar untuk menggapainya. Bukan hanya berikhtiar, karen asegala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada itu dibawah Kuasa-Nya kita harus memohon kepada-Nya untuk dikabulkan segla yang kita ikhtiarkan. Berusaha dan Berdoa adalah dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu kita harus menempatkan berusaha dan berdoa secara proporsional sehingga kita dapat mencapai cita dan cinta kita, amiin.