The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Apr 19, 2013
Elegi Ritual Ikhlas 22: Perkelahian Keburukan dan Kebaikan
Oleh Marsigit
Orang tua berambut putih:
Wah gawat situasinya. Samar-samar aku melihat di kejauhan ada perkelahian antara jargon keburukan dan jargon kebaikan. Perkelahian kelihatannya sangat seru. Masing-masing menggunakan dan menyerang dengan jargon-jargonnya.
Keburukan:
Wahai para kebaikan, bagaimana engkau bisa meraih kehormatanmu di dunia dan akhirat? Bagaimana pula engkau mendapatkan ilmu dunia dan akhirat? Sedangkan aku, lihatlah. Aku akan sikat habis semua kesempatan di dunia agar aku memperoleh kehormatanku dan ilmuku. Sedangkan akhirat, belumlah jelas bagiku. Aku hanya berpikir dan bertindak kepada hal-hal yang jelas-jelas saja. Naiflah bagi engkau itu yang selalu tidak jelas akan perilakumu itu.
Kebaikan:
Wahai jargon keburukan. Kenalkanlah diriku. Menyangkut kabaikanku, aku enggan menganggap diriku sebagai jargon. Mengapa? Karena kebaikanku itu sebagian besar berdomisili di dalam hatiku. Padahal engkau tahu bahwa hatiku itu bukanlah jargon-jargonku, melainkan dia itu adalah keyakinanku. Maka untuk menjawab dan membantah semua pemikiranmu, aku tidak akan menggunakan jargon-jargonku....Ketahuilah sesungguhnya..:“Barang siapa masuk ke kubur tanpa membawa bekal, tak ubahnya menyeberang laut tanpa perahu” (Abu Bakar ra). “Kehormatan dunia didukung oleh harta, sedang kehormatan akhirat didukung oleh amal saleh” (Umar Ibn Khatab ra)
“Perhatian kepada dunia menggelapkan hati, sedangkan perhatian kepada akhirat meneranginya” (Utsman Ibn Affan ra). “Barang siapa mencari ilmu, maka sorga akan mencarinya; dan barang siapa mengejar dosa, maka neraka akan mengejarnya” (Ali Ibn Abi Thalib)
Keburukan:
Waha..sombong amat engkau itu. Aku tidak peduli engkau menggunakan jargon atau bukan jargon. Bagiku sama saja. Semua itu adalah jargon-jargonmu. Tetapi sebaik apapun ucapanmu itu aku tidak akan mendengarkannya.
Kebaikan:
Dasar keburukan ya tetap buruk. Satu-satunya sifatmu yang tidak termaafkan adalah kesombonganmu.Ketahuilah..“Semua dosa yang bersumber dari syahwat, masih ada harapan akan diampuni Tuhan. Tapi dosa yang bersumber dari kesombongan tidak akan ada harapan untuk diampuni. Pembangkangan iblis terhadap Allah SWT bersumber dari kesombongannya, sedangkan tergelincirnya Adam bersumber dari syahwatnya”(Sufyan Tsauri)
Jargon keburukan:
Wahai kebaikan...rupanya engkau sudah mulai bicara dosa-dosa. Gajah dipelupuk mata tidak tampak, sedangkan kuman di seberang lautan itu tampak jelas.
Kebaikan:
Ketahuilah wahai keburukan...“Barang siapa berbuat dosa sambil tertawa, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka dalam keadaan menangis. Barang siapa berbuat taat sambil menangis, maka Allah akan memasukkannya ke dalam sorga dalam keadaan tertawa gembira”(Zahid)
Jargon keburukan:
Ah..itu kan kalau dosanya besar-besar. Sedangkan menurut perasaanku, jikalau ada dosa pada diriku, dosaku itu masih kecil-kecil.
Kebaikan:
Wahai keburukan...jangan kau anggap dosa kecil itu sepele, karena daripadanya akan berkembang dosa-dosa besar.Ketahuilah...“Bukan dosa kecil lagi jika dilakukan terus menerus, dan bukan dosa besar jika diikuti istigfar”(Muhammad SAW)
Keburukan:
Ah..wahai kebaikan. Engkau itu memang munafik. Mana mungkin engkau itu terbebas dari segala nafsu, syahwat, dosa, sombong dan melakukan yang khalal-khalal?
Kebaikan:
Aku melihat ada peningkatan pada dirimu. Sekarang engkau tidak lagi bersembunyi di balik jargon-jargonmu. Pertanda bahwa engkau tidak lagi menggunakan jargon di depan namamu. Tetapi ketahuilah bahwa celakalah orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai penguasa dan akalnya sebagai tawanannya. Sedangkan aku melihat hal yang demikian itu ada pada dirimu. Barang siapa meninggalkan dosa-dosa, hatinya akan menjadi lembut, dan barang siapa meninggalkan yang haram dan hanya makan yang halal saja, maka pikirannya akan menjadi bening. Allah telah berfirman kepada Nabi-nabinya:”patuhilah segala hal yang Aku perintahkan kepadamu dan janganlah engkau durhaka terhadap nasehat-nasehat-Ku”
Keburukan:
Aku mengakui telah melepas jargon-jargonku. Karena engkau mulai mengetahui siapa diriku, buat apa aku bersembunyi di balik jargon-jargonku itu. Dasar engkau selalu membenciku. Pertanyaan pertanyaanku selalu engkau bantah dengan peraturan-peraturan. Dasar engkau itu sok idealis.
Kebaikan:
Baiklah wahai keburukan. Sekarang yang ada tinggalah engkau dan diriku. Ketahuilah..
“Kasih sayang yang utuh kepada orang lain merupakan separuh akal. Pertanyaan yang baik merupakan separuh ilmu. Dan peraturann yang baik merupakan separuh kehidupan”(Umar ra)
Keburukan:
Wahai kebaikan..kelihatannya engkau itu berbicara seakan-akan hanya dirimu yang akan selamat dan hanya diriku yang akan tidak selamat. Sombong amat engkau itu!
Kebaikan:
Wahai keburukan, ketahuilah...“Ada tiga hal yang menyelamatkan manusia dan ada tiga hal lainnya yang akan membinasakannya. Tiga hal yang menyelamatkan manusia yaitu: takut kepada Allah baik dalam keadaan sepi sendirian maupun di hadapan orang banyak; hidup sederhana baik diwaktu miskin maupun kaya; bersikap adil baik di waktu senang maupun marah. Sedangkan tiga perkara yang membinasakan yaitu: kikir yang keterlaluan; hawa nafsu yang diturut; dan kagum pada diri sendiri”(Muhammad SAW)
Keburukan:
Wahai kebaikan. Aku lihat engkau itu barlagak santun.
Kebaikan:
Wahai keburukan, ketahuilah...“Barang siapa tak punya sopan santun, berarti ia tak berilmu. Barang siapa tidak memiliki kesabaran berarti ia tidak beragama”(Hasan al-Basri)
Keburukan:
Wahai kebaikan..menurutku engkau terlalu banyak bicara. Engkau tidak memberi kesempatan kepadaku untuk membantah. Kelihatannya engkau itu bisa hidup sendiri tanpa diriku.
Kebaikan:
Wahai keburukan..“Berilah kesempatan kepada siapa yang engkau kehendaki, niscaya engkau menjadi pemimpinnya. Tadahkan tanganmu kepada siapa yang engkau kehendaki, niscaya engkau menjadi tawanannya. Cukupkan dirimu tanpa membutuhkan orang lain, niscaya engkau menjadi tandingannya”(Ali Karramallahu wajhah)
Keburukan:
Wahai kebaikan, apakah engkau tidak butuh harta dan kemuliaan dunia? Padahal untuk meraihnya itu haruslah berbekal imu. Bukankah engkau tahu bahwa ilmuku itu telah cukup untuk itu.
Kebaikan:
Wahai keburukan...barang siapa hanya mengandalkan kecerdasan akalnya, ia akan sesat. Barang siapa merasa kaya dengan hartanya, maka hartanya akan terasa sedikit. Barang siapa merasa mulia karena dukungan makhluk, maka ia sebenarnya hina.
Keburukan:
Bolehkah aku mengetahui sifat-sifatmu?
Kebaikan:
Ada empat hal yang merupakan diriku sebagai kebaikan: pertama, sifat malu pada laki-laki itu baik, tetapi sifat malu pada perempuan itu lebih baik; kedua, sifat adil pada setiap orang itu baik, tetapi sikap adil dari seorang pemimpin itu lebih baik; ketiga, orang tua bertaubat itu baik, tetapi orang muda bertaubat itu lebih baik; keempat, sifat pemurah orang kaya itu baik, tetapi sifat pemurah orang miskin itu lebih baik.
Keburukan:
Ah..itu kan menurutmu. Menurutku mungkin bisa lain. Tetapi, apakah engkau bisa menyebut ciri-ciriku?
Kebaikan:
Ada empat hal yang merupakan dirimu sebagai keburukan: pertama, dosa yang diperbuat oleh orang muda itu buruk, tetapi dosa yang diperbuat orang tua itu lebih buruk lagi; kedua, sibuk urusan dunia oleh orang bodoh itu buruk, tetapi lebih buruk lagi sibuk urusan dunia oleh orang pintar; ketiga, malas beribadah bagi orang bodoh itu buruk, tetapi lebih buruk lagi malas bagi orang pintar; keempat, sombongnya orang kaya itu buruk, tetapi lebih buruk lagi sombongnya orang miskin.
Keburukan:
Ah..kamu itu sok pintar. Memangnya hanya engkau orang yang paling berilmu, beramal, dan bijak.
Kebaikan:
Wahai keburukan, ketahuilah...“Ilmu itu petujuk amal. Filsafat itu gudangnya ilmu. Akal adalah penuntun kebajikan. Hawa nafsu itu tempat bercokolnya dosa. Harta merupakan kebanggaan orang congkak. Dan dunia itu ladangnya akhirat”(Yahya Ibn Muad)
Keburukan:
Baiklah kebaikan..aku akan mengujimu. Jika engkau bisa menjawab pertanyaan-pertanyaanku maka aku akan mempertimbangkan kebaikan-kebaikanmu. Pertanyaan-pertanyaanku adalah: apa yang lebih berat dari langit?, apa yang lebih luas dari bumi?, apa yang lebih keras dari batu?, apa yang lebih panas dari neraka?, dan apa yang lebih berbisa dari pada racun?
Kebaikan:
Wahai keburukan, ketahuilah...“Membohongi masyarakat itu lebih berat dibanding langit. Kebenaran itu lebih luas dari langit. Hati seorang munafik itu lebih keras dibanding batu. Pemimpin yang zhalim itu lebih panas dibanding neraka. Dan adu domba itu lebih berbisa dibanding racun”(Ali Karramallahu wajhah)
Keburukan mulai bimbang:
Wah kebaikan..aku mulai ragu dengan sikapku. Setelah engkau katakan bahwa hati seorang munafik itu lebih keras dari batu, maka aku merasa disambar petir di siang hari bolong. Jangan-jangan aku ini termasuk golongan orang munafik. Aku mulai merasa tidak pede bicara dengan engkau. Apakah memang engkau itu betul-betul kebaikan. Apakah kebaikanmu itu memang betul-betul engkau. Apakah sebetul-betul kebaikan itulah yang engkau maksud sebagai bukan jargon. Aku mulai terasa berat dalam hatiku. Aku mulai terasa haru dalam hatiku. Tubuhku mulai bergetar. Kenapa selama ini aku selalu mengandalkan jargon-jargonku untuk memantapkan kedudukanku. Padahal menghadapi kebaikan sejati ternyata aku tidak dapat mengandalkan jargon-jargonku. Wahai kebaikan perhatikanlah diriku. Apakah aku sudah tampak seperti orang bertaubat. Bolehkah engkau memberi kesempatan bagi diriku untuk meneteskan air mataku. Hih....hih....Jika aku ingin bertaubat bagaimanakah caranya? Bolehkah aku memohon kepada dirimu? Janganlah selalu sebut aku sebagai keburukan. Aku ingin engkau menyebutku sebagai kebaikan pula. Oh Tuhan ampunilah dosa-dosaku, ampunilah keburukanku ini.
Kebaikan:
Wahai keburukan yang mulai sadar akan kebaikan. Artinya engkau itu adalah setengah baik, sebelum aku betul-betul mengetahui bahwa engkau betul-betul baik. Ketahuilah, bahwa tidaklah mudah orang bertaubat itu. Ada syarat-syaratnya orang bertaubat: membaca istighfar, menyesal dalam hati, melepaskan diri dari perbuatan maksiat, berjanji tidak akan mengulangi dosa-dosa, mencintai akhirat, gemar belajar dan beribadah.
Kebaikan baru:
Wahai kebaikan saya bertekad akan menjalani syarat-syaratmu itu, maka bagaimanakah kemudian keadaanku?
Kebaikan:
Wahai kebaikan baru, bacalah:Dengan nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Penyayang; Maha suci Tuhan yang ‘arasy-Nya berada di langit; Maha Suci Tuhan yang kerajaan dan kekusaan-Nya ada di bumi; Maha Suci Tuhan yang agama-Nya berada di muka bumi; Maha Suci Tuhan yang ruh-Nya merata di ruang semesta; Maha Suci Tuhan yang kekuasaan-Nya ada di Neraka; Maha Suci Tuhan yang mengetahui rahasia dalam kandungan; Maha Suci Dzat yang memutuskan siska kubur; Maha Suci Tuhan yang membangun langit tanpa tiang; Maha Suci Tuhan yang menempatkan bumi; Maha Suci Tuhan yang tidak ada tempat bersandar dan tempat kembali kecuali hanya kepada-Nya. Amien..amien..amien.
Kebaikan baru:
Dengan nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Penyayang; Maha suci Tuhan yang ‘arasy-Nya berada di langit; Maha Suci Tuhan yang kerajaan dan kekusaan-Nya ada di bumi; Maha Suci Tuhan yang agama-Nya berada di muka bumi; Maha Suci Tuhan yang ruh-Nya merata di ruang semesta; Maha Suci Tuhan yang kekuasaan-Nya ada di Neraka; Maha Suci Tuhan yang mengetahui rahasia dalam kandungan; Maha Suci Dzat yang memutuskan siska kubur; Maha Suci Tuhan yang membangun langit tanpa tiang; Maha Suci Tuhan yang menempatkan bumi; Maha Suci Tuhan yang tidak ada tempat bersandar dan tempat kembali kecuali hanya kepada-Nya. Amien..amien..amien.
Orang tua berambut putih:
Saya telah menyaksikan dan merasakan Tuhan telah menurunkan rakhmat dan hidayah Nya buat kita semua. Alhamdullilah.Amien..amien..amien.
Referensi:
Ibnu Hajar al-'Asqalani, 1986, "Untaian Hikmah: Percikan Ucapan Nabi Muhammad SAW, Sahabat, Mujahid dan Guru-guru Sufi", Bandung: Penerbit Pustaka
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Nani Maryani
ReplyDelete18709251008
S2 Pendidikan Matematika (A) 2018
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Hidup di dunia ini hanyalah sebentar, sebagai hamba Allah SWT hendaknya kita menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk hidup abadi di akhirat nanti. Memilih untuk melakukan kebaikan atau keburukan adalah mutlak keputusan kita sebagai manusia biasa sekaligus hamba Allah SWT, meski begitu bukan berarti apa yang kita lakukan tidak berdampak apa-apa terhadap kehidupan akhirat, semua terdapat perhitungan dan balasan sesuai dengan apa yang kita perbuat di dunia. Seperti firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Zalzalah yang artinya “Barangsiapa berbuat kebaikan sebesar zaroh pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan sebesar zaroh pun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya pula.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Keburukan dan kebaikan adalah dua hal yang berlawanan. Ibarat hitam dan putih, keburukan itu adalah hitam dan kebaikan itu adalah putih. Kita hidup pasti tidak terlepas dari keburukan dan kebaikan. Namun, kita ini sudah tumbuh menjadi pribadi yang dewasa, jadi tentu pasti kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Karena kita sudah memiliki pikiran dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk maka lakukanlah hal yang sekiranya menurut kita baik. Yang terpenting adalah jangan hidup dalam kebimbangan dan keraguan. Orang yang ragu-ragu itu tak jauh beda dengan orang yang melakukan perbuatan buruk karena keraguan itu sumbernya adalah setan. Punyailah prinsip agar tidak ragu-ragu dan bimbang dalammu melangkah.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Elsa Apriska
ReplyDelete18709251005
S2 PM A 2018
Kebaikan dan keburukan adalah dua hal yang tidak bisa dihindarkan dari kehidupan manusia. Tapi manusia dianugrahi akal dan pikiran sehingga seharusnya mereka mampu untuk membedakan mana yang baik dan buruk. Dan di dunia ini manusia di tuntut untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Dari elegi ini juga saya menambah ilmu lagi bahwa begitu tercelanya sifat sombong karena dosa yang bersumber dari sifat sombong tidak akan diampuni oleh Allah SWT. Memang tidak pantas manusia untuk sombong di bumi Allah SWT. Sifat sombong hanya akan menjatuhkan dan menjerumuskan dirinya sendiri.
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PM A PPs UNY 2018
Manusia sebagai makhluk dengan tingkat terbaik diberikan kehendak bebas untuk menentukan pilihan. Akibatnya kita berpotensi untuk melakukan kebaikkan dan keburukan. Kita sendirilah yang menentukan hendak melakukan kebaikan atau keburukan. Setiap pribadi tentunya berharap untuk senantiasa berbuat kebaikkan dalam keseharian hidupnya, namun keinginan daging manusia membuat kita tergoda untuk melakukan keburukan. Keburukan dapat dikalahkan dengan selalu melakukan kebaikan. Bila timbul keinginan untuk melakukan sesuatu yang buruk, iklaslah meminta tuntunan Tuhan agar dijauhkan dari keburukan, mohon ampunlah kepada Tuhan jika keburukan tengah melanda diri kita. Sikap ikhlas membuat hati menjadi bersih, pikiran jernih dan terbebas dari pengaruh setan.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Kita sebagai manusia tidak bisa dipisahkan dari keburukan dan kebaikan. Keburukan muncul karena kita tidak bisa mengendalikan hawa nafsu dalam diri kita dengan baik. Keburukan yang ada pada dalam diri kita bisa kita hindari dengan mengendalikan hawa nafsu, menyesali apa yang telah kita perbuat dan berikhtiar kepada sang maha kuasa. Selain itu, kita juga harus memperbanyak doa kepada Allah SWT dengan bersungguh-sungguh dengan hati yang jernih agar selalu dijauhkan dari keburukan merupakan hal yang harus selalu kita lakukan. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu dalam jalan kebaikan dan terjauh dari keburukan.
Surya Shofiyana Sukarman
ReplyDelete18709251017
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Hidup ini adalah pilihan, pilihan untuk melakukan hal yag baik ataupun melaukukan hal yang buruk. Kita diberi akal dan pikiran agar bisa menentukan mana yang baik dan buruk, untuk mengerjakan amal kebaikan dan untuk menjauhi keburukan. Sebaik-baik manusia pasti pernah melakukan keburukan dalam hidupnya. Begitu pula dengan seburuk-buruknya manusia pasti pernah melakukan suatu kebaikan. Marilah kita tingkatkan keimanan dalam diri kita dengan menghindari segala sesuatu yang menyebabkan keburukan itu datang dalam hati. Salah satu caranya yaitu dengan menyibukkan diri melakukan sesuatu yang bermanfaat dan memperbanyak mengingat Allah. Insyaallah keburukan akan kalah dengan kebaikan dalam diri kita. Aamiin.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Dalam kehidupan pasti ada kebaikan dan keburukan. Keburukan hanya berpikir dan bertindak dengan yang jelas-jelas saja seperti urusan duniawi tanpa memikirka urusan akherat. Salah satu sifat buruk yang tidak termaafkan adalah sifat sombong. Walaupun hanya sedikit saja itu sudah menyebabkan dosa. Jangan menyepelekan dosa kecil, karena dari yang kecil-kecil bisa menjadi besar dan menjadi malapetakan bagi kita, terkecuali jika kita menyadarinya dan melakukan istighfar, maka dosa kecil itu tidak akan membesar. Keburukan seseorang bisa luntur jika terus dipengaruhi dengan kebaikan. Bergaulah dengan orang yang baik, lakukanlah hal-hal yang baik, walaupun sedikit yang kita lakukan dalam hal kebaikan, maka yang sedikit itu lama-lama bisa menjadi bukit jika terus menerus dilakukan dan akan menghilangkan keburukan yang ada dalam diri sendiri.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jefri Mailool
ReplyDeletePPS S3 PEP 18701261002
Antara kebaikan dan keburukan/kejahatan adalah dua hal yang saling bertentangan yang sudah ada sejak dahulu. Kebaikan dan kejahatan adalah dua pilihan yang selalu menyertai keberadaan kehidupan di dunia ini. Surga dan neraka adalah konsekuensi dari menjatuhkan pada pilihan-pilihan itu. Memilih kebaikan konsekuensinya surga, sedangkan kejahatan dengan konsekuensinya neraka, maka sebenarnya hukum sebab dan akibat pun berlaku dalam hal ini. Siapa yang menabur kejahatan akan menuai kejahatan dan barang siapa yang menabur kebaikan akan menuai kebaikan. Maka sebagai manusia, kuncinya adalah bijaksana dalam mempergunakan hari-hari hidup di dunia ini. Memperhatikan dengan saksama bagaimana kita hidup, jangan menjadi orang yang bebal melainkan orang arif.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu’alaikum, Wr.Wb.
Di dunia ini ada keburukan dan ada kebaikan. Manusia dapat memisahkan mana yang baik dan mana yang buruk. Ambil yang baik sesuai perintah Tuhan dan hindari hal-hal yang buruk yang datangnya dari setan. Berlomba-lombalah dalam kebaikan. Segala yang kita pilih harus “Kehormatan dunia didukung oleh harta, sedang kehormatan akhirat didukung oleh amal saleh” (Umar Ibn Khatab ra). Disisi lain, Manusia itu tempatnya salah. Kadang sengaja maupun tak sengaja kita berbuat keburukan/kesalahan yang termasuk dosa. “Semua dosa yang bersumber dari syahwat, masih ada harapan akan diampuni Tuhan. Tapi dosa yang bersumber dari kesombongan tidak akan ada harapan untuk diampuni. Pembangkangan iblis terhadap Allah SWT bersumber dari kesombongannya, sedangkan tergelincirnya Adam bersumber dari syahwatnya”(Sufyan Tsauri). Jadi marilah bersegera dan selalu bertaubat karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu’alaikum, Wr.Wb.
Dalam elegy ini ada empat hal yang merupakan dirimu sebagai keburukan: pertama, dosa yang diperbuat oleh orang muda itu buruk, tetapi dosa yang diperbuat orang tua itu lebih buruk lagi; kedua, sibuk urusan dunia oleh orang bodoh itu buruk, tetapi lebih buruk lagi sibuk urusan dunia oleh orang pintar; ketiga, malas beribadah bagi orang bodoh itu buruk, tetapi lebih buruk lagi malas bagi orang pintar; keempat, sombongnya orang kaya itu buruk, tetapi lebih buruk lagi sombongnya orang miskin. Maka jika memakukan kesalahan marilah kita segera bertaubat. Ada syarat-syaratnya orang bertaubat: membaca istighfar, menyesal dalam hati, melepaskan diri dari perbuatan maksiat, berjanji tidak akan mengulangi dosa-dosa, mencintai akhirat, gemar belajar dan beribadah.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Kebaikan berawal dari niat baik berujung pada kebaikan itu pula, keburukan berawal dari niat buruk berujung pada buruk juga. Tidak selamanya kebaikan berujung kebaikan begitu juga dengan keburukan, karena banyak sekali kemungkinan-kemungkinan yang terjadi bersilangan. Keburukan yang niat awalnya baik dan tanpa diketahui memang akhirnya berakhir dengan buruk. Bila buruk semakin menjadi buruk perlu dilakukan penjernihan agar keburukan menjadi semakin kecil intensitasnya hingga menjadi tidak ada keburukan dan malah menjadi kebaikan. Itulah, jangan menilai orang dari masa lalunya yang bisa saja kelam tetapi tanpa tahu sebabnya seperti itu. Kenali dulu orang tersebut lalu beikan kesiimpulan.
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Baik keburukan maupun kebaikan pada dasarnya semua akan ada balasannya, sekecil apapun itu. Maka keburukan sekecil apapun hendaknya tidak disepelekan apalagi sampai terus mengulanginya. Manusia hanya bisa berusaha untuk mencapai kebaikan itu karena tidak ada satupun dari kita yang bisa lupuk dari keburukan sekecil apapun itu. Maka sudah sewajarnyalah kita sesama manusia saling mengingatkan menuju kebaikan. Terkadang ada beberapa dari kita yang tidak ingin menasehati dan takut menggurui sesamanya hanya karena masih merasa belum sepenuhnya baik dan pantas untuk mengingatkan kebaikan pada yang lainnya. Jika harus menunggu baik dulu untuk mengajak orang lain pada kebaikan, maka dunia ini akan dipenuhi keburukan semata karena tidak akan ada manusia yang bisa mencapai kebaikan absolut. Kebaikan absolut hanyalah milik Allah SWT semata. Salah satu penutup kebaikan dan hidupnya keburukan dalam diri seseorang adalah hati yang terlalu keras dan tidak mau menerima siraman kebaikan-kebaikan lagi.
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sebenar-benarnya kehidupan pasti ada yang namanya kebaikan dan keburukan karena hidup adalah kontradiksi. Bagaimanapun besarnya suatu keburukan, pasti akan kalah dengan keburukan karena yang buruk tidak akan memiliki daya jika disirami oleh kebaikan secara terus menerus. Agar bisa mengalahkan keburukan yang ada dalam diri, manusia harus senantiasa berada dalam lindungan Allah dengan cara banyak berdzikir dan berdoa.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Janu Arlinwibowo
ReplyDelete18701261012
PEP 2018
Keburukan adalah sesuatu yang dibenci oleh Alloh, sedangkan kebaikan adalah sesuatu yang disukai oleh Alloh. Alloh adalah penguasa semesta alam yang memiliki kuasa untuk menentukan sesuatu. Kebaikan adalah sesuatu yang dirahmatiNya, dan keburukan adalah sesuatu yang dilaknatNya. Oleh karena itu kebaikan pasti memiliki kekuatan yang lebih besar daripada keburukan. Sehingga dalam keadaan apapun kebaikan pasti akan menghadirkan kebaikan, begitu pula jika kebaikan bertemu dengan keburukan, pasti kebaikan akan memiliki dominasi terhadap keburukan. Dan insya Alloh setiap kebaikan dapat menginduksi keburukan hingga menjadi kebaikan-kebaikan baru.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Tidak dapat dipungkiri bahwa keburukan merupakan salah satu sisi dalam diri manusia selain sisi kebaikan. Tanpa kita sadari, keburukan keburukan kecil sering kita lakukan, misalnya saja ghibah. Ketidaksadaran ini sebenarnya jika kita rasakan dengan hati, akan ada ‘peringatan’ untuk tidak melakukan keburukan tersebut, namun kita tetap mengabaikannya. Astaghfirullahal’adzim. Maka dari itu, alangkah baiknya jika kebaikan dalam diri selalu kita tingkatkan agar terhindar dari keburukan-keburukan yang kecil maupun besar. Semoga kita senantiasa berada dalam bimbinganNya dalam menjadi insan yang lebih baik. aamiin
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Tanpa keburukan, tidak akan ada kebaikan. Keburukan dan keburukan ada agar manusia berusaha. Keburakan bisa dalam bentuk perbuatan dosa, dosa kecil maupun dosa besar. Keburukan hasil dari godaan setan. Apapun yang kita lakukan di dunia ini akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Balsan untuk kebaikan dan keburukan yang kita lakukan. Untuk itu, kita hendaknya banyak-banyak bertaubat kepada Allah., perbanyak istighfar.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Dari elegi tersebut didapatkan bahwa 3 hal kebaikan yang dapat kita lakukan antara lain bersikap baik dimanapun, kapanpun, baik ketika sendiri maupun dihadapan orang banyak. Tidak riya. Yang kedua adalah hidup dalam kesederhanaa, walaupun keadaan miskin ataupun kaya. Merasa cukup dan bersyukur atas apa yang dimiliki. Kebaikan yang ketiga adalah bersikap adil di waktu senang dan marah. Bijak terhadap diri sendiri dalam mengendalikan emosi. Pepatah mengatakan, jangan memberikan janji di waktu senang dan jangan mengambil keputusan di waktu marah.Mungkin karenapada waktu-waktu tersebut godaan setan sangat besar, sehingga kita menjanjikan atau memutuskan sesuatu yang tidak tepat.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Dari elegi tersebut didapatkan bahwa 3 hal keburukan yang hendaknya dihindari yaitu kikir yang keterlaluan. Kita merasa bahwa kekayaan dan ilmu itu hanya milik kita, sehingga tidak mau membagi. Padahal tidak akan berkurang harta dan ilmu kita apabila dibagikan. Yang kedua yaitu hawa nafsu yang dituruti. Nafsu yang diturui ini bisa menyebabkan keborosan, kecanduan, terlena. Sesungguhnya yang boros dan suka berfoya-foya adalah setan. Yang ketiga adalah kagum pada diri sendiri. Satu atau dua kali kagum pada pencapaian diri mungkin diperlukan karena untuk memotivasi diri agar tetap semangat dan bersyukur, namun apabila sudah terlalu membanggakan diri maka yang timbul adalah sifat sombong. Manusia yang dipenuhi sifat sombong akan egois, akhirnya merugikan orang lain. Semoga kita tidak termasuk ke dalam orang-orang yang melakukan keburukan tersebut.
Sintha Sih Dewanti
ReplyDelete18701261013
PPs S3 PEP UNY
Kebaikan merujuk kepada kebahagiaan, kepuasan, kenikmatan, berharga dan bermanfaat bagi hidup manusia. Sedangkan keburukan mengarah pada perbuatan, tindakan, sikap, dan perilaku yang dibenci oleh semua orang; ditolak oleh akal sehat dan nurani; serta dinyatakan cacat oleh pikiran jernih dan bening. Dalam menentukan baik dan buruk tidaklah menjadi hal yang tabu dan terlarang jika menggunakan tataran akal, selama apa yang dihasilkan akal tersebut tidak bertentangan dengan wahyu Allah. Akal sebenarnya mampu menentukan nilai baik dan buruk, namun tetap harus sesuai dan dibatasi oleh wahyu Allah.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika 2018
Manusia tidak bisa terlepas dari kebaikan dan keburukan. akan tetapi kita bisa memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang seharunya kita lakukan dan mana yang seharusnya kita hindari. akan tetapi keburukan dapat menjadi magnet untuk kebaikan. Seperti halnya sekumpulan orang berperilaku buruk dapat mempengaruhi satu orang yang bertahan pada sisi kebaikan. Oleh sebab itu sebagai manusia yang diberikan ilmu, seyogyanya kita bisa memiliki pendidirian supaya tidak mudah terjerumus pada keburukan yaitu dengan berdo’a dan selalu meminta pertolongan supaya dihindarkan dari bahaya akibat pengaruh keburukan.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
Celakalah bagi kita semua yang masih menempatkan hawa nafsu di atas akal sehat. Hawa nafsu ada yang baik dan yang tidak baik seperti disebutkan pada elegi-elegi sebelumnya. Ketika kita mengedepankan hawa nafsu di atas akal sehat, maka, kita akan celaka. Kita tidak bisa melihat kebaikan orang lain misalnya. Ketika kita diliputi kesombongan terhadap kepintara atau kebaikan kita misalnya, maka, kita akan melihat orang lain lebih rendah di hadapan kita.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Tak ada guru jika tak ada murid,
Tak ada dosa jika tak ada pahala,
Tak ada dunia jika tak ada akhirat,
Tak ada besar jika tak ada kecil,
Mulailah dari yang kecil, mulailah lihat yang kecil,
Maka janganlah sesekali meremehkan yang kecil, karena dosa besar berawal dari dosa kecil yang senantiasa dilaksana.
Ketahuilah...“Bukan dosa kecil lagi jika dilakukan terus menerus, dan bukan dosa besar jika diikuti istigfar”(Muhammad SAW)
Samsul Arifin / 18701261007 / S3 PEP 2018
ReplyDeleteTuhan menciptakan apa yang ada di dunia itu berpasangan..Tak terkecuali dengan kebaikan, pastilah ada pasangannya yang kontradiktif yaitu keburukan..Kebaikan tidak akan terdefinisikan klau tidak pembandingnya yaitu keburukan..Kedua sifat tersebut tentunya membawa konsekwensi masing-masing. Kebaikan cenderung membawa suatu kebahagiaan dan kenikmatan.Sebaliknya keburukan cenderung membawa ke arah kesengsaraan.. Namun perlu diingat bahwa interprestasi kebaikan dan keburukkan tergantung ruang dan waktunya..
Atin Argianti
ReplyDelete18709251001
PPs PM A 2018
Kita hidup di dunia tidak lepas dengan hal yang baik dan buruk, serta kita hidup di dunia hanya sebentar karena kehidupan yang abadi di akhirat. Kita di dunia seperti mampir untuk minum atau hanya mencari bekal yang banyak untuk ke hidupan selanjutnya. Manusia yang dari tanah akan kembali ke tanah dengan amal yang dilakukannya di dunia. Kebaikan dan keburukan yang dilakukan selama di dunia akan mendapat balasan di hari pembalasan. Untuk itu, manusia yang masih hidup di dunia agar selalu dalam aturan Allah SWT untuk berlomba-lomba berbuat kebaikan, beramal sholeh dan selalu bersyukur dengan apa yang dimilikinya, karena kita dapat membedakan hal yang buruk dan yang baik.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Dunia ini memang berisi kebaikan dan keburukan. Manusia bebas memilih akan menjadi baik atau buruk. Namun manusia juga harus siap dengan segala konsekuensi yang akan ditanggungnya. Berbuat baik itu memang berat, tetapi kelak akan berbuah manis. Sebaliknya, berbuat buruk itu mudah ringan dan menjanjikan hasil yang instan, tetapi akan mendatangkan malapetaka di kelak kemudian hari. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa berada dalam kebaikan. Amiin.
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Ketahuilah, bahwa tidaklah mudah orang bertaubat itu. Ada syarat-syaratnya orang bertaubat: membaca istighfar, menyesal dalam hati, melepaskan diri dari perbuatan maksiat, berjanji tidak akan mengulangi dosa-dosa, mencintai akhirat, gemar belajar dan beribadah. Semuanya harus dilandasi diri sendiri. Taubat adalah kembali kepada Allah setelah melakukan kesalahan. Taubat marupakan rahmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya agar mereka dapat kembali kepada-Nya. Dan sebenar-benarnya taubat adalah taubat nasuhah. Taubat Nasuhah itu adalah mohon ampun kepada Allah dengan lisan dan penyesalan di dalam hati terhadap suatu dosa yang telah dilakukan dengan jalan meninggalkan dosa tersebut disertai niat tidak akan kembali lagi mengulanginya.
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr wb
Kebaikan dan keburukan adalah dua hal yang berlawanan, namun sangat erat kaitannya. Suatu kebaikan dapat terjadi saat niat, hati dan pikiran kita memang ingin melakukan suatu kebaikan tersebut. Dan suatu keburukan akan terjadi jika niat, hati dan pikiran kita senantiasa terdapat keburukan maka hal yang kita lakukan pun akan mengarah kepada keburukan. Namun sesuatu yang awalnya diniatkan, dipikirkan dan dirasakan dalam hati adalah suatu kebaikan, kadangkala akan menjadi sebuah keburukan jika kita berada pada lingkungan yang mendukung keburukan tersebut. Maka dari itu, kita harus bisa membatasi diri, memilih dan memilah mana yang baik dan buruk untuk dekat dengan kita.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Selama hidup, kebaikan sekaligus keburukan akan selalu dilakukan. Keburukan merupakan segala hal yang mengandung dosa, baik kecil maupun besar. Sementara kebaikan adalah bekal bagi kehidupan di akhirat nanti. Segala kebaikan maupun keburukan akan diperhitungkan di akhirat nanti. Oleh karena itu, meskipun manusia tidak akan luput dari kesalahan, Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk bertaubat, menyesali perbuatannya, memohon ampun, berjanji tidak mengulangi, dan juga meningkatkan kualitas ibadah. Maka sebaik-baik keburukan adalah yang berubah menjadi kebaikan.
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sadar akan keburukan itu harus. Dimanapun kapanpun dalam kondisi apapun hendaknya kita selalu mengucapkan istigfar seraya memohon ampunan kepada Tuhan yang maha esa. Berusaha hilangkan keburukan dengan cara bertaubat sungguh-sungguh bukan hanya sekedar ucapan kata taubat tapi diiringi dengan niat dan perilaku untuk menyesali dalam hati serta berjanji untuk tidak mengulangi dosa-dosa. Serta berusaha untuk belajar memperbaiki diri. Semoga Allah Tuhan semesta alam mengampuni setiap perbuatan kita yang salah. aamiin
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr, wb
Didalam kehidupan ini dapat dikattegorikan menjadi 2 hal yang saling berlawanan yaitu kebaikan dan keburukan. Kebaikan itu munculnya dari dalam hati. Kelak yang dapat dijadikan bekal ketika di akhirat hanyalah amal kebaikan kita/ amal sholeh, bukan harta ataupun kehormatan. Ilmu yang kita amalkan untuk kebaikan akan menolong kita untuk menuju ke surga, sedangkan kesombongan merupakan keburukan yang akan menuntun kita ke neraka.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr, wb
Sebagai manusia hendaknya kita senantiasa melakukan kebaikan-kebaikan dengan tulus ikhlas, mengharap ridho Allah SWT. Oleh karena itu segeralah bertaubat apabila pernah melakukan suatu keburukan/ kesalahan, dengan cara membaca istighfar, menyesal dalam hati, melepaskan diri dari perbuatan maksiat, berjanji tidak akan mengulanginya. Kemudian marilah kita selalu berbuat baik agar kelak kita dapat memperoleh syafaat dari Allah SWT.
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Sifat kebaikan yang bisa menjadi pedoman kita diantaranya mempunyai sifat malu, bersikap adil, bertaubat, bersifat pemurah. Sementara sifat keburukan yang perlu diwaspadai adalah perbuatan dosa, lebih mementingkan urusan dunia daripada akhirat, malas beribadah, dan sombong. Kita dengan bekal akal dan pikiran, seharusnya bisa memikirkan dan membuat keputusan mana yang merupakan kebaikan dan keburukan dan tentunya memilih yang baik. hati-hati terhadap godaan-godaan yang mengarahkan pada keburukan.
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Dunia ini dipenuhi dengan kebaikan dan keburukan. Setiap manusia memiliki keburukan dan kebaikan di dalam dirinya. Sekuat-kuatnnya keburukan akan terkalahkan dengan kebaikan. Sebagai hamba manusia hanyalah berusaha menjadi pribadi yang selalu mencintai kebaikan dalam setiap aktivitas dunia yang ditinggalkan. Selalu meminta perlindungan Allah SWT agar diberikan kebaikan hati, pikiran dan perbuatan. karena syaithan tak pernah berhenti untuk mengajak manusia kedalam keburukan dan meninggalkan kebaikan.
Segala bentuk tindakan manusia mengacu pada pandangannya tentang baik dan buruk. Nilai kebaikan dan keburukan senantiasa akan menjadi sumber rujukan (frame of reference) dalam melakukan berbagai tindakan hidupnya. Nilai baik, dan buruk, bukanlah dominasi kajian filasat, melainkan juga merupakan fokus pembahasan berbagai sumber agama, tak terkecuali al-Quran. Problemnya : ”bagaimana konsep baik (kebaikan) dan buruk (keburukan) berdasarkan pemaparan al-Quran ? Secara spesifik penelitian ini diarahkan untuk mengetahui makna al-hasanah al-sayyiah, alkhair syarr, al-ma’ruf al-munkar, al-maslahah al-mafsadah dan al-birr afahisyah, al-itsm, al-rijs, serta al-khabaits secara etimologis
ReplyDeleteDiana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Manusia tidak dapat lepas dari kebaikan dan keburukan itu, karena sudah melekat kuat dalam diri manusia. Hanya doa, dzikir, ikhtiar, dan tawakal yang dapat dilakukan manusia agar dapat meminimalisirkan perbuatan buruk itu sendiri. Semoga senantiasa dijauhkan dari keburukan-keburukan yanga hanya akan menjerumuskan manusia dalam kehinaan dan semakin jauh dari Allah swt. Amin
M. Ikhsan Ghozali
ReplyDelete19701261003
PEP S3 2019
Assalamu'alaikum wr.wb.
Hidup manusia dipenuhi dengan jargon yang secara umum dapat digolongkan menjadi jrgon kebaikan dan jargon keburukan. Jargon-jargon ini mengisi akal budi dan hati manusia. Kedua jargon tersebut terus saling berebut untuk memengaruhi satu sama lain sehingga tak jarang manusia berada dalam kondisi dilema, mengalami pertentangan batin. Manusia sebagai pemilik akal budi dan hati ini harus bisa mengontrol agar jargon keburukan tidak muncul, setidanya diminimalkan. Untuk itulah, dzikir, do;a, ibadah, dan upaya lainnya untuk mendekatkan diri kepada Allah mesti terus dilakukan agar mendapatkan perlindungan-Nya. Jika pun jargon keburukan muncul, sebaiknya segera memohon ampun kepada Allah SWT dan bertaubat.
Semoga kita senantiasa dalam lindungan-Nya dan terhindar dari kesesatan. Aamiin.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Hidayatul wafiroh
ReplyDelete19701251010
S2 PEP A 2019
Manusia tidak lepas dari keburukan dan kebaikan. Namun, manusia dikarunia akal pikiran untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Hidayah untuk menuju kebaikan yang Allah berikan ada dimana-mana, tergantung apakah manusia bisa menerima atau mengabaikannya hal itu kembali lagi pada akal pikir dan hati manusia. Keburukan berakar pada orang-orang yang munafik karena orang-orang munafik memiliki hati yang keras lebih dari batu sehingga mereka menganggap mereka yang paling benar dan sombong atas apa yang dimiliki. Selalu bersyukur dan bertaubat adalah kunci agar terhindar dari sifat orang-orang munafik karena dunua ini adalah ladang kebaikan untuk bekal di akhir.
Mira Amalia Yudhanti
ReplyDelete19701251014
S2 PEP A
Segala bentuk tindakan manusia mengacu pada pandangannya tentang baik dan buruk. Perbuatan baik, betapapun kecilnya, pasti akan mendapat balasan. Demikian juga perbuatan jelek pasti akan mendapat balasan. Balasan bisa diterima di dunia, dan bisa pula di akhirat kelak. Bahkan tidak menutup kemungkinan ada balasan yang tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat. Oleh karena itu, jauhkanlah dari hal keburukan karena hal itu akan menghancurkan kehidupanmu.
Khintoko Intan Permatasari
ReplyDelete19701251020
S2 PEP A 2019
Fitrah dasar manusia adalah senantiasa berbuat baik. Apapun yang dilakukan akan menuju pada kebaikan. Islam menjaga fitrah manusia untuk selalu berbuat baik dan melawan keburukan. Keburukan hanya akan menjerumuskan manusia dalam kehidupan yang jauh dari cahaya Ilahi. Pemaksaan kebaikan tidak akan menjadikan orang itu baik. Karena pada dasarnya kebaikan itu berasal dari dalam hati, tidak ada pemaksaan dalam mencapainya. Apabila hati bersih dan jernih, maka kebaikan itu akan senantiasa mengiringi. Manusia akan senantiasa disibukkan dengan berbuat baik,tidak akan terpikir sama sekali untuk berbuat keburukan.
Ardhya Handayani
ReplyDelete19701251015
S2 PEP 2019 A
Dari elegi ini dapat dilihat bagaimana kebaikan dan keburukan meerupakan sebuah lawan atau hal yang berbanding terbalik. Sudut pandang keburukan yang memksimalkan kehidupan dunia sehingga berbuat sesuka hati. Dalam arti lain berarti tidak dapat mengotrol nafsu. Sedangkan kebaikan merupakan suatu proyeksi dari hati yang bersih dan sebagai persiapan diri untuk bekal di hari akhir. Kebaikan dan keburukan dapat dimiliki oleh siapa saja termasuk orang yang berilmu. Seseorang yang berilmu harus diikuti dengan kesantunan (tepat dalam ruang dan waktunya), jika seseorang yang berilmu tidak memiliki kesantunan maka kesombongan dan keburukan lain yang muncul. Maka ada baiknya sebagai manusia selalu berdoa dan memohon akan diberi perlingdungan dari hal hal yang kurang baik, serta senantiasa berdzikir untuk membuat hati bersih.
Assalamu'alaykum wr wb
ReplyDeleteDwi Kawuryani
19709251061
Pendidikan Matematika S2 D
Di dalam elegi tersebut lebih banyak menceritakan tentang aspek spiritual yaitu tentang kebaikan dan keburukan. Yang menjadi pembelajaran untuk para pembaca adalah bahwa suatu keburukan dapat menjadi suatu kebaikan apabila telah melakukan tobat dengan syarat-syarat yang dilakukan dengan baik dan tulus. Karena sesungguhnya setiap manusia memiliki kebaikan di dalam dirinya. Sehingga untuk dapat mengalahkan keburukan itu maka seseorang harus senantiasa berbuat baik agar terhindar dari perbuatan yang buruk.
Wassalamu'alaikum wr wb
Vera Yuli Erviana
ReplyDeleteNIM 19706261005
S3 Pendidikan Dasar 2019
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Kehidupan di dunia hanyalah sementara. Sebagai makhluk Allah yang beriman hendaknya kita memanfaatkan waktu kita di dunia ini dengan memperbanyak bekal amalan kita dengan berbuat banyak kebaikan. Kebaikan dan keburukan merupakan hal yang berlawan. Keduanya merupakan pilihan, apakah akan berbuat kebaikan atau keburukan. Sebaiknya kita memperbanyak kebaikan kita dari pada keburukan. Kita dapat menjauhkan diri kita dari keburukan dengan memohon perlindungan dari Allah SWT.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.