The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Apr 19, 2013
Elegi Ritual Ikhlas 33: Doakulah yang tersisa
Oleh Marsigit
Kebiasaanku:
Bekerja, istirahat, beribadah, makan, minum, tidur, nonton tv, kuliah, naik motor, belanja, arisan, piknik, merapikan kamar tidur, mandi, ... itu kebiasanku. Tetapi aku ingin masih mencari kebiasaanku yang lain. Membaca buku, membaca koran, ngobrol dengan teman, membaca kitab, nginternet, ... itu juga kebiasaanku. Kayaknya masih ada. Membantu orang tua, kerjabakti, tidur..eh sudah, kuliah..eh sudah. Apa lagi ya kebiasaanku? Oh iya sekarang aku punya kebiasaan yaitu berfilsafat.
Pikiranku berfilsafat:
Karena aku sedang berfilsafat maka aku sekarang akan melakukan eksperimen yaitu akan aku borgol orang tua berambut putih agar tidak bisa lagi mendekatiku. Mengapa supaya aku bisa leluasa bertanya tanpa harus diganggu oleh kehadiran dia. Aku mulai bertanya. Untuk apa aku bekerja, untuk apa aku istirahat, untuk apa aku beribadah, untuk apa aku makan, untuk apa aku minum, untuk apa aku tidur, untuk apa aku nonton tv, untuk apa aku kuliah, untuk apa aku naik motor, untuk apa aku belanja, untuk apa aku arisan, untuk apa aku piknik, untuk apa aku merapikan kamar tidur, mandi, ... untuk apa aku itu kebiasanku. Untuk apa aku membaca buku, untuk apa aku piknik, untuk apa aku membaca koran, untuk apa aku ngobrol dengan teman, untuk apa aku membaca kitab, untuk apa aku nginternet..dst.
Pikiranku didatangi rasa khawatir?:
Ketika aku berfilsafat tiba-tiba muncul rasa khawatir. Yah itulah datang rasa khawatir. Setiap aku mulai berfilsafat datanglah rasa khawatir. Aneh, padahal orang tua berambut putih sudah bisa aku lumpuhkan. Tetapi mengapa sekarang muncul rasa khawatir. Wahai khawatir siapakah dirimu itu, dari manakah engkau, di mana tempat tinggalmu. Mengapa tiba-tiba engkau datang menghampiriku?
Khawatir:
Aku adalah rasa khawatirmu. Tempat tinggalku diantara batas hati dan pikiranmu. Maka aku bisa hadir baik dalam pikiran maupun hatimu.
Pikiranku:
Mengapa engkau tiba-tiba menghampiriku?
Khawatir:
Aku selalu hadir pada setiap keragu-raguanmu.
Pikiranku:
Apakah engkau mengetahui apakah sebenarnya keraguanku sekarang ini?
Khawatir:
Engkau betul-betul ragu-ragu karena engkau mulai memikirkan kebiasanmu. Sementara engkau masih teringat apa yang dikatakan orang tua berambut putih bahwa kebiasaan tanpa memikirkannya adalah mitosmu. Maka semakin banyak engkau mengingat-ingat kebiasaanmu maka semakin banyak pula mitos-mitosmu. Itulah sebenar-benari khawatirmu, yaitu bahwa engkau merasa khawatir dimangsa oleh mitos-mitosmu.
Pikiranku:
Benar juga apa yang engkau katakan. Lalu bagaimana solusinya menurutmu?
Khawatir:
Sesungguh-sungguh solusinya tergantung akan dirimu. Tetapi bagiku adalah di sini saja tempat yang paling nyaman. Aku tidak mau engkau bawa ke dalam pikiranmu, juga aku tidak mau engkau bawa ke dalam hatiku. Sesungguh-sungguh hakekat khawatir itu adalah diriku, yaitu batas antara pikiran dan hatimu.
Pikiranku:
Wahai khawatir. Betapa bodohnya engkau itu. Jawabanmu itulah sebenar-benar solusiku. Maka janganlah menolak perintahku. Maka engkau akan aku bawa jauh ke dalam pikiranku.
Khawatir:
Terserah engkau jualah. Tetapi jika engka ingin memaksaku, maka aku mempunyai permintaan kepadamu.
Pikiranku:
Apakah permintaanmu itu?
Khawatir:
Kemanapun aku engkau ajak pergi dalam pikiranmu, maka aku akan selalu muncul jikalau engkau tidak dapat menggunakan pikiranmu. Demikian juga, kemanapun engkau aku ajak pergi ke dalam hatimu, maka aku akan muncul ketika engkau tidak dapat membersihkan hatimu.
Pikiranku:
Baik syaratmu aku terima, maka marilah engkau masuk dalam-dalam ke dalam pikiranku.
Hatiku:
Wahai pikiran. Mengapa selama ini engkau abaikan diriku? Bukankah engkau telah berjanji bahwa diriku akan engkau selalu jadikan komandan kemanapun engkau pergi?
Pikiranku:
Wahai hatiku, bukankah engkau tahu dan menyaksikan sendiri betapa sibuknya aku sekarang ini. Pekerjaanku sangat banyak. Ditambah lagisekarang aku mempunyai penghuni baru dalam pikiranku. Dengan pikiranku ini aku harus menjaga dan selalu berpikir agar tidak muncul khawatir dalam pikiranku.
Hatiku:
Wahai pikiran, bukankah engkau tahu bahwa jika engkau biarkan terlalu lama hatiku tidak engkau hampiri maka sedikit-demi sedikit hatiku terkena debu dan menjadi kotor. Padahal aku baru saja mendengarkan permintaan khawatir, bahwa dia juga akan hadir dalam hatimu manakala hatimu kotor. Ketahuilah bahwa sesungguh-sungguhnya hatimu telah mulai kotor sekarang ini. Maka ketahuilah bahwa khawatir itu sebenarnya telah hadir dalam hatimu.
Pikiranku:
Lalu bagaimana. Kalau begitu aku ingin bertanya kepada orang tua berambut putih. Wahai orang tua berambut putih. Marilah engkau aku lepaskan borgolmu itu. Maafkanlah atas kesombonganku ini. Ketahuilah bahwa aku sekarang sedang mempunyai masalah besar. Khawatir telah muncul di mana-mana. Khawatir telah muncul baik dalam pikiranku maupun dalam hatiku. Bagaimanakah wahai orang tua berambut putih solusinya?
Orang tua berambut putih:
Itulah sebenar-benar hakekat manusia. Tiadalah manusia dapat mencampuradukkan pikiran dan hatinya secara sembarangan. Sebenar-benar hati dan pikiran adalah berbeda. Itulah mengapa ada batas antara pikiranmu dan hatimu. Di dalam batas itulah khawatirmu berdomisili. Tetapi tiadalah manusia dapat mengetahui batas pikiran dan hatimu jika engkau menggunakan pikiranmu. Maka sebenar-benar batas antara pikiran dan hatimu itulah maka hatimu yang akan menunjukkanmu. Maka bertanyalah kepada hatimu untuk mengetahui batas pikiran dan hatimu.
Pikiranku:
Wahai hatiku. Dimanakah batas antara pikiranku dan hatiku?
Hatiku:
Aku bersedia menjawab jika aku telah engkau bersihkan dari segala kotoran yang ada dalam diriku.
Pikiranku:
Bagaimana aku bisa membersihkan engkau wahai hatiku?
Hatiku:
Tanyakanlah kepada orang tua berambut putih.
Pikiranku:
Wahai orang tua berambut putih. Bagaimanakah aku dapat membersihkan hatiku.
Orang tua berambut putih:
Tiadalah kuasa manusia itu untuk membersihkan hatinya sendiri. Berdoa dan berserah dirilah kepada Tuha YME agar berkenan membersihkan hatimu.
Pikiranku:
Wahai Tuhanku, ampunilah segala dosaku, ampunilah segala dosa-dosa leluhurku, ampunilah segala dosa-dosa pemimpinku, ampunilah segala dosa-dosa orang tuaku. Belas kasihanilah aku. Tolonglah aku. Bebaskanlah aku dari rasa khawatir baik dalam pikiranku maupun dalam hatiku.
Pikiranku:
Wahai orang tua berabut putih. Kenapa doaku belum juga terkabul?
Orang tua berambut putih:
Doamu belum terkabul itu disebabkan oleh karena kesombonganmu.
Pikiranku:
Mengapa aku yang telah melantunkan doa-doaku ini masih engkau anggap sombong?
Orang tua berambut putih:
Itulah sebenar-benar dirimu, yang tidak tahu diri. Bukanlah semestinya engkau melantunkan doa-doa. Doa-doa itu bukan bidang pekerjaanmu. Itulah sebenar-benar pekerjaan hatimu.
Pikiranku:
Oh ampunilah Tuhanku maka aku harus bagaimana?
Orang tua berambut putih:
Sekarang gantian. Giliran engkau yang akan aku borgol. Engkau akan aku borgol agar engkau tidak mengganggu aktivitas hatimu dalam melantunkan doa-doa.
Pikiranku:
Terus bagaimana nasib dan keadaanku nanti setelah engkau borgol diriku?
Orang tua berambut putih:
Jikalau engkau telah aku borgol, maka engkau akan terbebas dari khawatir. Ketahuilah bahwa terbebas dari khawatir ada dua cara dalam pikiranmu. Pertama, gunakan pikiranmu sebaik mungkin atau tidak engkau gunakan sama sekali.
Hatiku:
Terimakasih wahai orang tua berambut putih. Aku sekarang merasa ringan dan lega. Semoga aku akan bisa melantunkan doa-doaku dengan khusyuk dan tawadu’. Maka pergilah engkau dan tinggalkan aku sendiri di sini. Biarkan aku sendiri di sini tanpa siapapun, kecuali doa-doaku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Hidup itu kontradiksi. Ketika kita ingin A ternyata diri kita tidak terlepas dari tidak A. Ketika kau memfokuskan pada pikiranmu, kekhawatiranmu muncul. Ketika kau memfokuskan pada kekhawatiranmu, hatimu muncul. Hati dan pikiran itu berbeda. Ada batas antara hati dan pikiran dan dalam batas itulah khawatir berada. Sebenar-benar batas antara hati dan pikiran adalah hati yang bersih. Bagaimana cara memiliki hati yang bersih? Mohon ampunlah kepada Allah, dan berdoalah dengan ikhlas, jangan berdoa dengan kesombongan. Semoga kita senantiasa dapat menjaga hati dan pikiran kita dalam batas wajarnya. Aamiin.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PM A PPs UNY 2018
Kita melakukan berbagai kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan-kegiatan itu akhirnya menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang sering kita lakukan menimbulkan keragu-raguan dalam hati untuk dapat melakukannya atau tidak. Keraguan tersebut membuat kita khawatir dalam melewati hari-hari hidup kita. Rasa khawatir dalam diri merupakan batas antara pikiran dan hati, dan hati kitalah yang menjadi penentu bagaimana menyikapi rasa khawatir tersebut. Hati hendaknya bersih dari segala salah dan dosa sehingga mempu menentukan mana yang harus dilakukan atau tidak dilakukan. Hati yang bersih diraih dengan memohon ampun dari Tuhan atas semua salah dan dosa yang kita perbuat.
Elsa Apriska
ReplyDelete18709251005
S2 PM A 2018
Sebenar-benar hidup adalah dengan hati dan pikiran. Namun pada kenyataannya manusia tidak bisa benar-benar mensinkronkan hati dan pikirannya. Kekhawatiran akan muncul diantara hati dan pikiran manusia. Khawatir merupakan sifat alamiah yang dimiliki manusia. Rasa khawatir akan hidup, orang lain, terhadap masa depan dan khawatir-khawatir lainnya. Rasa khawatir ini memang akan selalu mengikuti manusia selama ia masih hidup dan menggunakan pikirannya. Maka untuk menguranginya kita harus senantiasa mengingat Allah SWT. dengan selalu melantunkan doa-doa dengan khusyuk dan ikhlas agar rasa khawatir yang dimiliki ini tidak menjadi berlebihan.
Nani Maryani
ReplyDelete18709251008
S2 Pendidikan Matematika (A) 2018
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Terkadang, pertempuran terburuk yang pernah kita alami adalah pertempuran anntara kata hati dan pikiran. Kadang pikiran ini berkata Ikuti kata hatimu dan terkadang hati ini berkata Ikuti pikiranmu. Hati lebih kepada mengungkapkan bagaimana keinginan kita yang sebenarnya meski banyak konsekuensi yang harus dilalui, sedangkan apa yang dikatakan pikiran adalah sebaliknya, yaitu sesuatu yang menginginkan kita untuk bermain pada zona aman. Dalam membuat suatu keputusan, kita pasti sering merasakan kebingunan karena pasti begitu banyak kemungkinan yang terjadi setelahnya. Akan tetapi, sebagai manusia kita harus selalu berusaha dan berdo’a agar selalu dituntun ke dalam jalan yang benar dan terbaik menurut Allah SWT.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Jika hati itu ada dilangit dan pikiran itu ada dibumi, maka do'a itu ranahnya bukanlah dipikiran. ketika kita berdo'a dengan pikiran maka itu sama saja bukanlah do'a melainkan hanyalah sebuah ego yang menghendaki segala sesuatu terjadi sesuai dengan keinginannya. Berharap secara berlebihan itulah kuasa pikiran yang menyebabkan munculnya khawatir. Contoh seseorang telah selesai mengikuti ujian CPNS ketika berharap dan berdo'a "Meminta kelulusan" disitulah pikirannya berkuasa menjadi ego. Namun ketika dia berdo'a dan berpasrah agar "Tuhan memberikan yang terbaik" maka disitulah ia berdoa yang sesungguhnya. Berdo'a yang sesungguhnya itu ranahnya berada dihati. Berdo'a dengan hati berarti bersimpuh dihadapanNya dengan segala kerendahan hati dan melepas berbagai belenggu pikiran, dengan kembali menjadi hamba yang pasrah dan berserah diri kepadaNya.
Pikiran bisa menjadi ego yang tinggi ketika hati kita sedang kotor. Tiadalah yang dapat membersihkan hati melainkan kuasa Tuhan maka berdo'a adalah cara menjernihkan hati.
Surya Shofiyana Sukarman
ReplyDelete18709251017
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Hati dan pikiran memnag tidak bisa dicampuradukkan, karena sebenar-benarnya hati dan pikran memaglah berbeda, antara pikiran dan hati memiliki batas, batas inilah tempat bersemayamnya rasa kekhawatiran. Untuk mengetahui batas tersebut tidak dapat dengan menggunakan pikiran tetpi melalui hati, hati yang bersih, ikhlas dan terbebas dari segala kotoran yang ada dalam diri kita. Maka, marilah kita menjadi seseorang yang selalu membersihkan hati kita dengan selalu memohon ampun dan berdoa kepada Allah SWT.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Rasa khawatir berada diantara hati dan pikiran. Jika kita ragu-ragu dalam pikiran kita, maka hal itu merupakan tanda-tanda munculnya kekhawatiran. Rasa khawatir dapat dihilangkan dengan cara menggunakan pikiran kita sebaik-baiknya. Selain itu kita juga harus berserah diri kepada Allah. Kita harus selalu berdoa segenap hati, pasrah dengan apa yang yang sudah diusahakan, dan ikhlas dalam menerima segala takdir-Nya. Pikiran kita bisa tenang jika kita senantiasa ikhlas dalam melakukan segala sesuatu. Untuk menggapai itu juga tentu harus diiringi dengan ilmu. Jika tanpa ilmu, kita juga tidak akan bisa melakukannya dengan baik dan benar.
Wasalamualaikum wr.wb.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Berdoa dan berserah diri kepada Allah SWT merupakan jalan untuk membersihkan hati kita. Jika hati kita bersih maka pikiranpun akan jernih, terbebas dari hal-hal yang membuat kita ragu, khawatir, cemas dan lainnya. Namun untuk dapat menggapai hati yang bersih kita harus menghilangkan kesombongan dalam diri kita. Oleh karena itu, doa yang kita lakukan haruslah doa yang khusuk dan tawadhu’, agar doa-doa yang kita lantunkan mudah-mudahan dikabulkan oleh Allah SWT.
Janu Arlinwibowo
ReplyDelete18701261012
PEP 2018
Kekhawatiran merupakan sesuatu kebimbangan yang seringkali membuat manusia terlunta-lunta. Pemikiran yang tidak fokus menyebabkan kekhawatiran itu datang dan mengganggu, dalam artian lain ada sesuatu yang mengganjal di pikiran. Untuk menghindarkan kekhawatiran dapat dilakukan dengan dua hal yaitu gunakan pikiran secara total atau jangan gunakan pikiran sama sekali. Alloh menganjurkan umatNya untuk berpikir, oleh karena itu berpikirlah dengan total. Sesungguhnya dalam setiap berpikir sering terbesit ganjalan, dan manusia sulit untuk menghilangkannya. Berdoa adalah media membersihkan ganjalan yang paling baik.
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salah satu cara untuk menggapai hati adalah dengan cara berdoa. Doa yang baik adalah doa yang dilakukan dengan khusyuk dan tulus ikhlas agar dapat ridha dari Allah. Selain itu, cara berdoa agar bisa sampai lebih cepat dan mudah adalah dengan cara berdoa yang khusyu dan tawadu. Tenangkan hati dan pikiran agar bisa berdoa dengan sempurna hingga meraih ridha ilahi.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Batas antara hati dan pikiran merupakan letak rasa khawatir dalam diri kita. Rasa khawatir muncul karena adanya keraguan dalam hati kita. Tidak ada jalan lain selain berdoa kepada Allah untuk menghilangkan rasa khawatir tersebut. Sedikit demi sedikit rasa khawatir akan berkurang melalui doa doa yang kita panjatkan. Tidak lupa juga selalu berprasangka baik kepada Allah SWT, dan meyakini bahwa segala yang terjadi, yang kita usahakan yang kita miliki dalam kehidupan kita merupakan yang terbaik menurut Allah dan telah diatur oleh Nya
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat 2018
Hidup adalah pilihan. Manusia dibekali akal dan pikiran oleh Allah swt untuk berpikir dan memutuskan suatu perkara. Dalam menjalani kehidupannya saat akan mengambil keputusan kadangkala ragu-ragu maupun khawatir akan hasil yang akan diputuskan. Ragu-ragu maupun khawatir yang muncul dalam diri manusia bisa disebabkan karena terjadi pertarungan antara hati dan pikiran manusia. Khawatir berada diantara batas hati dan pikiran. Rasa itu dapat hadir dalam hati maupun pikiran, atau bisa datang pada keduanya. Khawatir muncul seiring dengan rasa ragu-ragu yang menyelimuti diri. Menyeimbangkan hati dan pikiran memang bukanlah hal yang mudah. Ketika salah satu timpang, maka rasa khawatir akan muncul. Setan akan muncul dalam keragu-raguan. Jika kita sudah memilih seuatu hal, makan sudah seharusnya dilakukan sepenuh hati.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 pendidikan matematika
Manusia merupakan tempat melakukan kesalahan. Sehingga kita selalu khawatir dengan segala apa yang trlah kita lakukan. Bisa jadi kekhawatiran muncul jika kita tidak dapat mengontrol perilaku kita sehingga cenderung berada di tempat yang salah. Namun kekhawatiran bukan hal yang burik jika tidak dilakukan secara berlebihan. Untuk menghindari kekhawatiran yang berlebihan itu, wajib bagi kita untuk terus berdo'a, menjaga hati dan sikap kita supaya selalu di lindungi oleh Allah SWT. Karena apapun yang kita lakukan hanya do'a kitalah yang tersisa.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
Tiadalah kuasa manusia untuk membersihkan hatinya sendiri. Dari elegi di atas, dapat diketahui bahwa manusia tidak memiliki kuasa untuk membersihkan hatinya sedangkan kebersihan hati adalah hal yang baik. Cara untuk membersihkan hati adalah dengan berdoa dan memohon kepada Allah untuk membersihkan hati. Tetapi, kita juga diingatkan dari elegi di atas bahwa ketika kita berdoa, maka, berhati-hatilah dengan kesombongan karena kesombongan adalah pangkal tidak dikabulkannya doa.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling spesial karena dibekali akal dan pikiran oleh Allah swt untuk berpikir dan memutuskan suatu perkara. dalam menjalani kehidupannya saat akan mengambil keputusan kadangkala ragu-ragu maupun khawatir akan hasil yang akan diputuskan. Ragu-ragu maupun khawatir yang muncul dalam diri manusia bisa disebabkan karena terjadi pertarungan antara hati dan pikiran manusia. Khawatir berada diantara batas hati dan pikiran. Rasa itu dapat hadir dalam hati maupun pikiran, atau bisa datang pada keduanya. Khawatir muncul seiring dengan rasa ragu-ragu yang menyelimuti diri. Menyeimbangkan hati dan pikiran memang bukanlah hal yang mudah. Ketika salah satu timpang, maka rasa khawatir akan muncul.
Atin Argianti
ReplyDelete18709251001
PPs PM A 2018
Berdasarka elegi tersebut saya belajar bahwa hakekat manusia yang dianugrahi pikiran dan hati. Pikiran dan hati yang dibatasi oleh rasa khawatir maka rasa khawatir dapat singgah di hati dan pikiran. Jika pikiran dihampiri oleh khawatir itu karena kebiasaan yang selalu dilakukan yang menjadi mitos. Mitos-mitos yang ada dalam pikran karena hanya teringat kebiasaan-kebiasaan saja. Untuk menghindarinya adalah dengan memantapkan diri atau menata diri agar hati dan pikiran selalu berirngan dan khawatir ditempatkan diantara hati dan pikiran. Dan sebenar-benarnya kekhawatiran diantara hati dan pikiran.
Atin Argianti
ReplyDelete18709251001
PPs PM A 2018
Saya menambahkan komen, manusia yang tidak dapat membedakan urusan hati dan pikiran atau mencampur adukkannya sembarangan maka akan muncul kekhawatiran. Karena sebenar-benarnya hati dan pikiran adalah dua hal yang berbeda. Karena hati lebih tinggi dari pikiran, hati yang paling lembut dari lembutnya kapas, dapat digunakan untuk mengetahui batas hati dan pikiran. Untuk membersihkan hati kita adalah dengan berdoa kepada Allah SWT.
Sintha Sih Dewanti
ReplyDelete18701261013
PPs S3 PEP UNY
Setiap orang mempunyai kemampuan memahami berbagai hal dengan cara tertentu, misalnya dengan mempertimbangkan pengalaman masa lalu, kondisi kehidupan saat ini. atau keinginan dan kebutuhan mendatang. Hal tersebut bisa menjadi masukan yang berguna bagi diri kita. Akan tetapi intuisi tidak dapat menggantikan proses pengambilan keputusan. Pikiran dan hati, logika dan intuisi, keduanya akan bekerja sama dengan baik jika kita mau berusaha dan berlatih. Manusia cenderung menganggap pikiran logis sebagai hal yang baik. Berpikir logis akan mengarahkan tindakan kita berdasarkan logika tanpa melibatkan emosi atau penilaian subjektif. Pikiran membantu kita memperoleh hal-hal yang baik dan bermanfaat. Tentunya diimbangi dengan doa. Oleh karena itu, dengan keterpaduan pikiran, hati, logika, intuisi dan doa, kita tidak perlu terlalu merasa khawatir.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Anatra pikiran dan hati seharusnya tak berbatas, mereka sehrusnya berjalan bersama sesuai porsinya masing-masing, jika pikiran tak mampu mengontrol hati dan hati tak mampu mengontrol pikiran, mka khawatirlah hasilnya. Karena batas antara pikiran dan hati adalah khawatir. Agar khawatir tidak mengganggu hati dan pikiranmu maka bersihkanlah hatimu dengan berdoa kepada Allah dengan sebenar-benar doa yang ikhlas, bukan doa yang disertai kesombongan. Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari kesombongan, karena tak ada yang tau setipis apa batas antara ikhlas dan sombong.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Hati dan pikiran adalah dua anugerah yang luar biasa yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Hati dan pikiran mempunyai domain yang berbeda. Keraguan di dalam pikiran akan menuntun manusia untuk belajar, sementara keraguan di dalam hati akan membawa kesesatan. Oleh karena itu, jangan sampai ada keraguan dalam hati kita. Bersihkan hati, hiasi hati dengan senantiasa berdoa kepada Illahi.
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Doa adalah adalah suatu bentuk komunikasi antara manusia (umat) dengan Allah S.W.T. yang adalah Sang Pencipta yang menciptakan manusia. Allah menyuruh hamba-Nya bersungguh-sungguh dalam berdoa dan dilakukan dengan suara lirih (tidak keras). Allah berfirman: Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang lirih. Berdoa dengan suara lirih itu menunjukkan sopan santun dan keikhlasan, maka akan mendekatkan kepada terkabulnya doa yang dipanjatkan.
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr wb
Hati dan pikiran terkadang tidak sejalan atau tidak sama, sehingga dalam hidup kita sering menemui keraguan. Keraguan tersebut seringkali membuat kita bingung dan tidak tahu mana hal yang benar dan yang salah. Dalam menghadapi kondisi tersebut hendaknya kita selalu memanjatkan doa meminta petunjuk kepada Allah.
Umi Arismawati
Delete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, Wr. Wb.
Keraguan memang dapat sangat mengganggu kita dalam memilih keputusan. Untuk itu perlu berdoa kepada Allah untuk diberi ketetapan hati dalam memutuskan sesuatu. Jika Allah selalu dilibatkan dalam segala urusan kita, insyaAllah kita akan diberi kelancaran dan Allah akan meridhoi apa yang kita kerjakan.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Menghilangkan khawatir ialah dengan membersihkan hati. Sedangkan yang bisa membersihkan hati ialah dengan berdoa dan berserah diri kepada-Nya. Menghilangkan khawatir juga bisa dengan menggunakan pikiran sebaik mungkin atau justru tidak menggunakan pikiran sama sekali. Maksudnya ialah ketika sedang berdoa, jangan biarkan pikiran mengembara. Dengan demikian, hati dapat memanjatkan doa dengan kusyu tanpa terhalang apapun bahkan oleh pikiran kita masing-masing.
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Khawatir atau muncul rasa takut adalah hal bisa saja muncul dalam pikiran dan perasaan manusia. Namun jangan sampai khawatir berlebihan karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Solusinya jika kita meras khawatir berdoalah mintalah agar diberikan ketenangan dan kekuatan. Doa adalah satu-satunya penghubung untuk berbicara kepada Allah SWT. berdoalah dengan khusyuk apalagi diwaktu dan tempat yang mustajab. Semoga Allah mengabulkan segala doa-doa baik kita. aamiin
Umi Arismawati
Delete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, Wr. Wb.
Kita memang sering dihinggapi rasa kekhawatiran. Benar bila kekhawatiran yang berlebih itu tidak baik dan dapat kita redam dengan berdoa. Berdoalah dan meminta pada Allah untuk selalu diberi ketenangan dan keteguhan hati. Dengan begitu rasa kekhawatiran akan berkurang.
Samsul Arifin / 18701261007 / S3 PEP 2018
ReplyDeleteSerigkali apa yang kita pikirkan tidak sesuai dengan hati nurani kita. Ketika hati mengatakan tidak sesuai dengan apa yang kita pikirkan maka akan menimbulkan kekhawatiran pada manusia. Dan solusi untuk mengatasi kekhawatiran tersebut adalah dengan berdoa dan berserah diri hanya kepada Tuhan. Berdoalah dengan bersungguh-sungguh , dengan hati yang bersih maka Tuhan akan menghilangkan kekhawatiran manusia.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, Wr. Wb.
Rasa khawatir itu ada dalam diri kita yaitu diantara batas hati dan pikiran. Rasa khawatir dapat hadir baik dalam pikiran maupun hati manusia yang sedang dalam keragu-raguan. Kita bisa membebaskan diri kita dari rasa khawatir dengan pikiran kita melalui 2 cara, yaitu menggunakan pikiran kita semaksimal mungkin atau tidak menggunakannya sama sekali. Dalam berdoa kita harus menghilangkan pikiran-pikiran khawatir dalam diri kita. Doa adalah tempat dimana kita dapat berkomunikasi dengan Allah. Agar Allah mengabulkan doa kita, maka dalam berdoa haruslah khusyuk.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, Wr. Wb.
kita dapat berdoaapapun kepada Allah SWT. Setiap apa yang kitainginkan dapat kita minta kepada Allah. Akan tetapi setiap doa belum tentu dikabulkan. Seperti yang telah disampaikan bahwa Doa belum terkabul itu salah satunya disebabkan oleh karena kesombongan kita. Sebagai manusia kita harusmenjauhi sikap sombong. Sudah sepatutnya dalam berdoa kita harus berserah dan tunduk kepada Allah.
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Kahwatir dapat memenjarakan hati dan pikiran kita. Mengapa karena rasa khawatir ini tumbuh manakala hati kita sedang kosong dan pikiran sedang berhenti. Artinya pengetahuan atau ilmu yang kita punya tidak digunakan sebagai mana mestinya untuk mengendalikan rasa khawatir. Apabila kita mampu menggunakan pikiran kita untuk mencari solusi maka rasa khawatir akan mereda, sementara ketika hati kita tegerak untuk berdoa maka sedikit demi sedikit rasa khawatir akan sirna. Segala hal yang kita perbuat tergantung pada hati kita yang terkoneksi dengan pikiran.
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Apa yang kita rencanakan terkadang belum tentu sama dengan realita yang terjadi. selalu ada kontradiksi di dalam kehidupan ini. Jika sesuatu yang kita rencanakan belum berhasil, yakinlah rencana Allah lebih indah dari rencana kita. Selalu berdoa di setiap waktu dan setiap saat tanpa kenal lelah. Karena kekuatan doa itu luar biasa. Salah satunya bisa mengubah takdir.
M. Ikhsan Ghozali
ReplyDelete19701261003
PEP S3 2019
Assalamu'alaikumm wr.wb.
Manusia adalah makhluk istimewa yang diberikan akal budi (pikiran) dan qalbu (hati). Keduanya saling terhubung dan saling melengkapi, tidak bisa difungsikan hanya salah satu saja. Di antara keduanya ada khawatir, sebagai kontrol, penyeimbang agar tidak melampaui batas. Untuk bisa memaksimalkan akal-budi dan qalbu, diperlukan pikiran yang jernih dan hati yang bersih. Tidak jarang manusia terjerumus dalam kesombombongan karena dua hal ini. Untuk itu, hendaknya selalu membersihkan diri (akal-budi dan qalbu) dengan selalu berdzikir, berdo'a memohon ampunan dan lindungan Allah, beribadah sebagaimana yang diperintahkan, dan menjauhi segala yang dilarang. Sebab, sebenar-benar Pemilik dan Penguasa atas manusia dan makhluk lainnya adalah Allah SWT. Semoga Kita bisa memelihara akal-budi dan hati kita, senantiaa mendapat pengampunan dan lindungan dari Allah SWT.
Demikian yang bisa saya samapaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Khintoko Intan Permatasari
ReplyDelete19701251020
PEP A S2 2019
Assalamu'alaikum wr.wb
Terbebas dari rasa khawatir ada dua cara dalam pikiran. Pertama, gunakan pikiran sebaik mungkin atau tidak digunakan sama sekali. Rasa khawatir atau gelisah akan muncul apabila kita tidak dapat menggunakan pikiran dengan benar. Khawatir akan muncul dalam hati apabila kita tidak dapat membersihkan hati. Cara untuk membersihkan hati dari kegelisahan adalah berdoa dengan sungguh-sungguh memohon ampunan dan pertolongan kepada Allah SWT. Sebaik baik doa yaitu berlandas pada hati yang ikhlas yang diucapkan dari hati, bukan dari pikiran. JIkalau doa yang dipanjatkan belum terkabul. Maka jangan mudah berkecil hati.
Hidayatul wafiroh
ReplyDelete19701251010
S2 PEP A 2019
Pikiran mengendalikan hati dan hati mengendalikan pikiran. Sehingga hati dan pikiran hendaklah bekerjasama. Namun, hidup ini sering terjadi kontradiksi. Salah satunya kontradiksi hati dan pikiran sehingga muncullah khawatir. Khawatir itulah ada dalam batas hati dan pikiran. Khawatir dapat dikendalikan dengan pikiran dan hati yang suci. Dengan selalu memohon ampun kepada Allah dan selalu mencari ilmu pengetahuan sehingga pikiran kita terbuka dan tidak terperosok dalam sikap sombong.sombong yang dapat menjadi pupuk untuk rasa khawatir dalam diri manusia.
Mira Amalia Yudhanti
ReplyDelete19701251014
S2 PEP A
Dalam elegi di atas, hati dan pikiran merupakan dua hal yang berbeda. Doa adalah permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya dan doa tidak akan dikabulkan jika masih ada kesombongan pada dirinya. Pikiran kita akan terbebas dari rasa khawatir jika kita menggunakannya dengan sebaik mungkin, maka bersihkan hati kita melalui doa dengan sungguh-sungguh dan tawadu'.
ahmad syajili
ReplyDelete19709251066
S2 PM D 2019
Assalamualaikum wr.wb
Dari elegi ini saya memahami bahwa rasa khawatir muncul dikarenakan antara hati dan pikiran tidak sejalan. Selain itu, keragu-raguan juga akan muncul jika hati sedang tidak bersih. Maka untuk mengatasi dan melepaskan diri dari rasa khawatir dan ragu-ragu yang harus dilakukan adalah dengan berdoa. Berdoa memohon ampunan kepada Allah SWT dengan rasa ikhlas, khuyuk dan tawadu’.
Untuk itu, setiap akan memulai aktivitas ikutsertakanlah Allah SWT, berdoa memohon ampunan dan keberkahan dari-Nya. Sehingga apapun yang akan kita lakukan mendapat keridhaan dari-Nya serta kita akan terbebas dari rasa ragi-ragu dan khawatir.
Sekar Hidayatun Najakh
ReplyDelete19701251007
S2 PEP A 2019
Assalamualaykum wr wb...
Di dalam diri manusia sejatinya adalah hati yang bersih, murni dan suci. Khawatir menjelma menjadi ragu yang berada di perbatasan antara hati dan pikiran. Khawatir seakan membenggu, menghambat lalu lintas perbatasan tersebut. Khawatir tercipta dari kesalahan atau dosa yang terlanjur diperbuat. Maka untuk memutus belenggu khawatir adalah memohon ampun dan petunjuk dari Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa. Agar kiranya, lalu lintas antara hati dan pikiran tidak lagi terhambat... terciptalah rasa yakin, aman, dan damai di dalam diri.
Terimakasih Prof.
Ardhya Handayani
ReplyDelete19701251015
S2 PEP 2019 A
Khawatir muncul dalam diri manusia karena adanya ketidakselarasan antara pikiran dan hati. Perasaan ini hadir ketika kita mencampur adukan pikiran dan hati secara sembarangan. Ketika pikiran kita sudah tidak mampu lagi menjakau, khawatir dan keraguan mulai muncul, maka kita kembalikan kepada hati kita, dengan berdoa. Dalam elegi ini juga diingatkan kembali mengenai doa dengan ikhlas, khusyu’ dan tawadu’ tanpa adanya kesombongan dalam diri. Maka dari itu selalu berdoa kepada Allah SWT, meminta pertolongan dan ampunan NYA, sehingga dihindarkan dari perawaaan khawati dan cemas.
Lovie Adikayanti
ReplyDelete19709251068
S2 Pendidikan Matematika D
Assalamualaikum wr.wb
Dengan berdoa kita menunjukkan kepada Allah bahwa kita ini tidak berdaya dan lemah dihadapan Allah. Allah lebih menyukai orang yang rajin berdoa dan memohon pertolongan Allah daripada orang yang tidak pernah berdoa. Orang yang tidak pernah berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah menunjukkan bahwa orang tersebut adalah orang sombong. orang yang tidak pernah berdoa kepada Allah merasa bahwa dirinya mampu melakukan apapun sendiri tanpa bantuan/pertolongan dari Allah.
Kita bisa membebaskan diri kita dari rasa khawatir dengan pikiran kita melalui 2 cara, yaitu menggunakan pikiran kita semaksimal mungkin atau tidak menggunakannya sama sekali. Dalam berdoa kia harus menghilangkan pikiran-pikiran khawatir dalam diri kita. Agar Allah mengabulkan doa kita, maka dalam berdoa harulah khusyuk. Apabila kita telah berdoa dan memohon kepada Allah, namun Allah belum mengabulkan doa kita tersebut maka mungkin dalam berdoa kita belum khusyuk atau mungkin masih ada kesombongan dalam diri kita sewaktu kita melantunkan doa-doa. Dengan berdoa menunjukkan bahwa kita tidak berdaya dan menunjukkan bahwa keberhasilan yang kita capai tidak lepas dari pertolongan Allah.