The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Apr 19, 2013
Elegi Ritual Ikhlas 25: Menggapai Diri
Oeh Marsigit
Jika kita ingin melihat dunia maka tengoklah ke dalam pikiran kita, karena dunia itu persis seperti apa yang kita pikirkan.
Jika kita pikir dunia itu baik, maka baiklah dunia itu.
Jika kita tersenyum kepada dunia, maka dunia juga akan tersenyum kepada kita.
Tetapi jika kita menghujat dunia, maka dunia juga akan menghujat kita.
Jika kita berlaku sombong kepada dunia, maka dunia juga akan berlaku sombong kepada kita.
Jika kita santun kepada dunia maka dunia juga akan berlaku santun kepada kita.
Maka jika kita ingin merasakan dunia maka tengoklah perasaan kita, karena dunia itu persis seperti apa yang kita rasakan.
Janganlah menunda meraih syurga menunggu kematian kita, sedangkan neraka itu siap menjemput walau kita masih di dunia.
Mencari ilmu berbekal ilmu, menggapai hidayah berbekal hidayah.
Setinggi-tinggi urusan dunia dan akhirat adalah ikhlas adanya.
Aku menyadari bahwa kesombongan adalah dosa pertama dan paling besar di hadapan Tuhan.
Aku menyadari bahwa sebuah kesombongan akan menutup dan mencegah diriku memperoleh ilmu dan hidayah.
Lebih dari itu, kesombongan juga akan membakar habis semua yang telah aku peroleh.
Sedang aku juga menyadari bahwa bertambahnya umurku maka akan bertambah pula egoku.
Aku juga menyadari bahwa egoku yang aku lebih-lebihkan itu ternyata merupakan kesombonganku pula.
Maka aku selalu berusaha untuk meluruhkan kesombonganku dengan memohon ampun dan pertolongan kepada Tuhan. Amin.
Untuk kita semuanya yang selalu ikhlas dalam membaca dan berusaha semoga Tuhan YME selalu melimpahkan rakhmat dan hidayahnya.
Amiiin.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Nani Maryani
ReplyDelete18709251008
S2 Pendidikan Matematika (A) 2018
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Dunia adalah apa yang kita pikirkan dan apa yang kita rasakan, jika kita berpikir bahwa dunia itu baik maka baiklah dunia itu, begitu pula sebaliknya jika kita berpikir bahwa dunia itu buruk maka buruklah dunia itu. Untuk menjadi manusia yang terus berpikir dan merasa bahwa dunia itu baik maka manusia diharuskan untuk senantiasa mencari dan menuntut ilmu kapanpun dan dimanapun. Orang yang terus dan mau mencari ilmu adalah orang yang berusaha menjauh dari kesombongan, karena ia merasa bahwa ia tak ada apa-apanya tanpa ilmu. Sebegitu berbahanya sifat sombong sehingga dapat membakar dan menghalangi manusia dalam mencari ilmu dan mendapat hidayah. Semoga kita semua dijauhkan dari penyakit-penyakit hati, yang salah satunya adalah penyakit sombong Aamiin.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Apa yang kita pikirkan mempengaruhi bagaimana kita bertindak. Ketika pikiranmu positif maka responmu pun akan positif. Ketika pikiranmu negatif maka responmupun akan negatif. Bagaimana kamu berpikir, maka seperti itulah engkau akan bersikap. Makanya penting untuk berpikir sebelum bertindak, agar kita lebih hati-hati dalam berucap, bersikap, dan bertindak sehingga tidak menyakiti dan merugikan orang lain. Hidup itu timbal balik. Apa yang kita tanam, itulah yang kita petik. Allah berfirman dalam Qur’an Surat Al Zalzalah ayat 7 dan 8 yang artinya adalah : “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” Semoga Allah selalu melindungi kita dalam kebaikan. Aamiin.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Elsa Apriska
ReplyDelete18709251005
S2 PM A 2018
Elegi menggapai diri ini menjelaskan bahwa dunia dalah seperti apa yang ada dipikiranmu. Jika kita pikir dunia itu baik maka baiklah dunia itu, begitu pula sebaliknya. Hal ini juga mengingatkan untuk kita agar selalu berpikiran positif akan segala sesuatu sehingga yang kita peroleh pun positif. Begitu pula dengan kehidupan bermasyarakat bagaimana sikap kita begitu pula sikap yang akan kita peroleh dari masyarakat.
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PM A PPs UNY 2018
Dunia dapat dipandang baik dan buruk tergantung apa yang kita pikirkan dan rasakan. Pikiran dan hati kita menentukan bagaimana kita mampu menggapai keberadaan diri sendiri di dunia ini. Apa yang kita pikirkan dan rasakan itulah yang akan terjadi dan dialami oleh diri kita. Jika kita berpikir positif maka senegatif apapun keadaannya kita akan mendapat suatu alasan untuk tetap positif. Seperti seberat apapun masalah, kita tetap diberi kekuatan dan jalan keluar dari Tuhan untuk mampu mengatasinya sebab pencobaan yang kita alami tidak akan melebihi kekuatan kita. Jauhkan diri dari ego dan kesombongan, mohon ampunlah kepada Tuhan. Kita harus memiliki keikhlasan hati dan berusaha agar Tuhan melimpahkan rahmatNya.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Berdasarkan elegi tersebut, bahwa dunia merupakan refleksi dari diri kita sendiri. Apa yang ada dalam pikiran kita akan merefleksikan keadaan yang kita lakukan. Maka dari itu, ketika kita masih menyalahkan pada suatu keadaan itu menandakan bahwa kurangnya penglihatan kita terhadap diri sendiri. Oleh karena itu, untuk dapat menggapai dunia kita harus bisa menggapai diri kita sendiri. Untuk menggapainya kita harus bisa menghilangkan ego dan kesombongan yang ada dalam diri kita. Kemudian kita juga harus selalu mendekatkan diri kita kepada Allah SWT dengan selalu menerapkan ikhlas dalam menjalani kehidupan.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteErma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Dunia itu adalah diri kita, apa yang kita pikirkan dan apa yang kita rasakan itulah dunia. apa yang terjadi didunia itu karena pantulan dari diri kita sendiri. Dunia menjadi kejam karena pikiran kita yang kejam menganggapnya kejam. Dunia tidak adil karena pikiran kita yang tidak adil menganggapnya tidak adil tanpa melihat sisi lainnya. Misal, seorang A menganggap dunia itu kejam dan tidak adil karena dia terlahir dari keluarga yang berantakan tidak seperti keluarga temannya yang utuh dan harmonis, tanpa disadarinya dia telah kejam terhadap dunia sekaligus terhadap dirinya sendiri karena pikirannya itu telah membunuhnya sendiri dengan menutup matanya(kedua bola matanya dan mata batinnya) untuk melihat sisi lain dari kehidupannya. Jika dia mampu bangkit dan berusaha keras untuk keluar dari dunia yang dianggapnnya kejam dan tidak adil itu, maka akan dia temui bahwa dunia itu kehidupan dan batu loncatan menuju kedunia yang lebih baik dan bermutu.
Dunia juga bisa menjadi sombong, ketika kita selalu berada dalam lingkaran "merasa" merasa paling hebat, merasa paling berilmu, merasa paling tahu. Merasa paling berilmu berarti merasa tidak butuh ilmu lagi maka dunia tidak akan memberikannya ilmu, dia akan jauh dari dunia majelis ilmu. Merasa tidak butuh bantuan orang lain maka dia akan jauh dari dunia sosial, dunia persahabatan, dst.
Hancurnya dunia, hancurnya pula diri kita tidak hanya disebabkan karena kesombongan tetapi juga karena keluhan yang tidak ada habisnya.
Surya Shofiyana Sukarman
ReplyDelete18709251017
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Postingan ini memberikan kita informasi bahwa dunia itu seperti apa yang dipirkan, sehingga jika seseorang berpikir bahwa dunia itu baik, maka baiklah dunia itu, dan begitu pun sebaliknya jika kita berpikir dunia itu buruk, maka buruklah dunia. Elegi ini mengajarkan kita untuk selalu berprasangka baik ataupun postive thinking, dengan pikiran dan hati yang selalu baik, maka kebaikanpun akan datang pada kita. Sehingga bagaimanapun hidup yang kita jalani, kita akan mensyukurnyi dan tetap berhusnudzan kepada ketetapan-Nya karena apa yang diberikan Tuhan merupakan yang terbaik bagi kita.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Dunia itu persis dengan apa yang dipikirkan. Jika kita berpikir dunia itu baik, maka baiklah dunia. Jika kita berpikir dunia itu menangis, maka menangislah dunia. Jika ingin merasakan dunia maka tengoklah perasaan kita, karena dunia itu sama seperti yang kita rasakan. Jangan menunda kebaikan untuk meraih syurga, lakukanlah sejak dini. Jauhilah sifat sombong karena itu dapat menutup pintu hati untuk memperoleh ilmu. Jika kita sombong kita seolah-olah tidak perlu ilmu lagi, merasa ilmunya sudah setinggi langit, merasa sudah tidak memerlukan orang lain, dan sebagainya. Oleh karena itu, sadarilah bahwa kita bukanlah apa-apa dibandingkan dengan Yang Maha Kuasa, apa yang dimiliki kita hanya sementara, kita tidak akan bisa hidup tanpa bantuannya, untuk itu mohon ampunlah atas segala kesombongan yang telah ada. Mohon ampun dengna ikhlas dan sepeuh hati untuk dapat meraih rahmat dan hidayahnya. Semoga kita menjadi umat yang senantiasa ikhlas dan selalu berjuang di jalan yang benar. Amin.
Wassalamualaikum wr.wb.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Diri ini diri kita sendiri, bukan diri teman, bukan diri tetangga, bukan diri pacar, tetapi diri milik sendiri yang telah dianugerahkan Oleh Allah SWT. Makna diberikan diri ini agar lebih memperhatikan bagaimana kondisi, baik fisik, psikis, jiwa, raga lebih baik lagi dan lebih bermanfaat bagi orang lain. Memahami diri sendiri dulu agar tidak kewalahan saat berinteraksi dengan orang lain, sehingga perlu adanya “me time” untuk memanjakan diri dan relaksasi diri agar lebih menyatu dan rukun untuk melakukan aktifitas ke depannya. Hargai setiap usaha yang telah dilakukan oleh tubuh ini, karena mereka sudah berusaha keras menuruti apapun yang telah kita kehendaki. Itu termasuk tahapan di mana usaha untuk menggapai diri tercapai.
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala ucapan dan perbuatan adalah doa. Oleh karena itu jika seseorang mengatakan "aku tidak bisa" maka selamanya dia tidak akan bisa melakukan hal yang akan dia kerjakan. Berbeda dengan dia yang selalu berkata "insyaAllah pasti bisa", niscaya segala bentuk jerih payahnya akan berhasil karena disertai dengan ridha ilahi. Untuk menggapai diri juga harus seperti itu. Berpikir secara positif untuk terus melakukan kebaikan di jalan Allah hingga dapat menggapai dirimu yang sebaik-baiknya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Janu Arlinwibowo
ReplyDelete18701261012
PEP 2018
Dunia adalah pikiran kita, dunia adalah apa yang ada di otak kita, dunia adalah segalanya yang mengisi kepala kita. Sesuatu aka nada sesuai dengan pengadanya. Dunia akan baik jika kita pikirkan sebagai kebaikan, dunia akan menjadi buruk sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Dunia akan menjadi sempit jika kita berpikir sombong, berpikir bahwa kita telah mencakup ilmu-ilmu yang banyak. Sedangkan dunia akan menjadi luas ketika kita selalu merendahkan diri dan menyadari bahwa kita adalah umat dengan keterbatasan, absolute hanya milik Alloh. Kesombongan akan membatasi gerak kita di dunia karena dunia sempit dalam pikiran kita, mengganaap sudah banyak yang kita miliki. Lain hal ketika kerendahan diri akan membuat dunia luas sehingga kita bebas menjelajah, mencari ilmu-ilmu lain. Potensi akan terus berkembang dan setiap tambahan ilmu akan membuka mata bahwa dunia lebih luar dari bayangan sebelumnya.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Dunia merupakan cerminan diri. Segala hal di dunia ini berasal dari diri kita sendiri. Maka dari itu, alangkah baiknya kita mengisi dunia ini dengan segala kebaikan yang terus kita lakukan kapan saja, dimana saja maupun kepada siapa saja. Dengan begitu kita dapat meminimalisasi keburukan dalam diri kita. Keburukan keburukan kecil seperti sifat sombong, perasaan tidak ikhlas dan keburukan yang lainnya dapat kita hindari dengan memupuk kebaikan sesering mungkin. Oleh karena itu, patutlah kita untuk berinstropeksi atas apa yang telah kita perbuat dan kita pikirkan untuk dapat menjadi tumpuan kea rah yang lebih baik.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Dunia adalah apa yang kita pikirkan. Hebat sekali pikiran kita hingga mampu membentuk dunia seperti yang kita pikirkan. Jika kamu berpikir bahwa hari ini berat, apapun yang terjadi hari ini akan berat, jika kamu berpikir hari ini ringan maka hari ini akan banyak kejadian tak terduga yang meringankan bebanmu. Pikiran mampu merubah persepsi seseorang terhadap sesuatu. Dengan pikiran manusia mampu mengendalikan apapun. Berhati-hatilah dengan pikiran kita, semoga kita selalu memikirkan hal-hal baik.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika 2018
Pikiran kita mempengaruhi dunia kita. Jika kita berpikir positif maka kita akan dikelilingi oleh suatu hal yang positif, dan jika kita berpikir negative maka apa yang terjadi di sekitar kita adalah hal-hal yang negative pula. Oleh sebab itu kita harus mengendalikan pikiran kita supaya dapat selalu berpikir dan bertindak secara positif. Dari Abu Hurairah adhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi SAW bersabda, Allah SWT berfirman “Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada Ku”. Hadits tersebut menjelaskan bahwa selain berprasangka baik kepada diri sendiri maka kita harus berhusnudhon kepada Allah SWT yang telah menciptakan kita di bumi ini. Karena apa yang kita prasangkakan kepada Allah SWT maka hal itu pulalah yang menjadi hidup kita. Selain itu hendaknya kita bisa mencintai diri kita sendiri baik dari kekurangan maupun kelebihan. Karena seseorang yang dapat mencintai dirinya sendiri, ia akan dipenuhi rasa syukur dan ikhlas dengan penciptaannya di muka bumi ini. dari sudut pandang psikologi, orang yang dapat menghargai dirinya ialah dia yang mampu terbebas dari belunggu keburukan yang terdapat dalam dirinya, ia adalah orang bebas yang dapat menentukan jalan hidupnya sendiri. Oleh sebab itu untuk menggapai diri ini, kita harus dapat mengenali segala kekurangan dan kelebihan yang kita milki.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
Kesombongan akan menutup kita dari mendapatkan ilmu dan hidayah. Saya sepakat dengan kalimat tersebut yang dikutop dari artikel di atas. Kesombongan adalah ketika kita sudah mengetahui segalanya, kesombongan adalah ketika kita merasa lebih baik dari yang lain. Oleh karena itu, ketika kesombongan sudah merasuk dalam hati, maka, kita akan sulit untuk memperoleh ilmu dan hidayah.
Sintha Sih Dewanti
ReplyDelete18701261013
PPs S3 PEP UNY
Setiap manusia mempunyai pikiran. Pikiran bisa menjadi kawan maupun lawan. Nilai pikiran bergantung pada cara dan metode kita menggunakannya. Semua bergantung pada apa yang ada di balik pikiran kita. Cara menggunakan pikiran merupakan faktor yang sangat menentukan kualitas hidup. Jika kita mengubah kualitas pikiran kita, maka secara otomatis kualitas hidup kita juga akan berubah. Kita menciptakan realitas kita berdasarkan kemauan dan kemampuan berpikir. Pikiran merupakan sebuah instrumen berpikir yang sangat canggih. Sayangnya banyak orang kehilangan kendali atas instrumen ini. Semua ini terjadi karena kita telah membiarkan pikiran kita mengendalikan diri kita, dan bukan sebaliknya. Akibatnya pikiran kita tidak dapat bekerja dengan benar. Kita harus belajar menggunakan pikiran kita seperti kita menggunakan tangan dan kaki. Tangan dan kaki dapat kita kendalikan dengan baik, bekerja demi kebaikan kita. Maka kita juga harus mampu mengendalikan pikiran, bekerja demi keuntungan atau kebaikan kita.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Dunia itu persis seperti apa yang kita fikirkan. Benar.
Seperti buah jatuh yang tak jauh dari pohonnya.
Seperti keadaan yang tergantung dari sugesti/mindset sang perasa.
Berfikirlah yang baik, bersugestilah yang baik, dan berlaku lah seperti engkau ingin diperlakukan.
Samsul Arifin / 18701261007 / S3 PEP 2018
ReplyDeleteDunia yang ada sekarang terbentuk karena pikiran manusia. Dunia juga tidaklah absolut menyesuaikan ruang dan waktu saat manusia berpikir tentang dunia. Setiap manusia mempunyai dunia sendiri-sendiri senyesuaikan pikiran, rasa, suasana hati masing-masing. Oleh sebab itu dunia dapat didefinisikan bermacam-macam tergantung sudut pandang tiap-tiap orang. Jika kita berpikir kebaikan, maka dunia akan terasa baik. demikian sebaliknya...Demikian juga untuk menggapai diri, seseorang harus mengenali dan memahami dirinya sendiri.
Atin Argianti
ReplyDelete18709251001
PPs PM A 2018
Berdasarkan elegi tersebut, saya belajar bahwa sugesti kita akan mempengaruhi apa yang akan terjadi kemudian. Karena pikiran yang kita pikirkan mempengaruhi apa yang kita lakukan. Jika kit menanamkan sugesti yang baik akan berpengaruh baik untuk diri kita dan lingkungan. Sebaliknya jika sugesti kita tidak baik maka akan menimbulkan kejadian yang tidak baik. Jadi, untuk menggapai diri kita harus menanamkan pikiran yang baik untuk memunculkan hal yang baik, seperti berpikir sebelum bertindak maupun berucap serat selau hati-hati dengan apa yang kita lakukan. Karena diri kita adalah pikiran kita.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Sesungguhnya segala sesuatu memang bergantung pada diri kita sendiri. Cara pandang kita mempengaruhi hidup kita. Bukan hanya pemikiran, namun juga perasaan. Hati dan pemikiran kita sangat berpengaruh terhadap kehidupan, tentang bagaimana kita memandang kehidupan, bagaimana memandang masalah, dan bagaimana menjalani kehidupan. Jika hati dan pikiran kita baik, maka segalanya akan menjadi baik. Jika hati dan pikiran kita buruk, maka dunia akan selalu terlihat buruk.
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Setinggi-tinggi urusan dunia dan akhirat adalah ikhlas adanya. Untuk kita semuanya yang selalu ikhlas dalam membaca dan berusaha semoga Tuhan YME selalu melimpahkan rakhmat dan hidayahnya. Untuk kita semuanya yang selalu ikhlas dalam membaca dan berusaha semoga Tuhan YME selalu melimpahkan rakhmat dan hidayahnya.
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr wb
Dari elegi menggapai diri di atas, saya dapat menarik kesimpulan bahwa jika kita ingin diperlakukan A, maka hendaknya perlakuan kita juga harus A. Seperti kata pepatah, apa yang kita tanam itulah yang akan kita tuai. Bukan karma, namun bukankah apa yang kita perbuat nantinya akan kembali kepada diri kita.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Segala tindakan/pikiran/ucapan yang dilakukan akan membawa konsekuensi sesuai dengan telah yang dilakukan. Seperti yang dituliskan dalam elegi ini bahwa “Jika kita ingin menengok dunia maka tengoklah ke dalam pikiran kir, karena dunia itu sama persis seperti apa yang kita pikirkan.” Jika kebaikan yang kita lakukan maka kebaikan pula yang akan kita dapat begitu pula sebaliknya. Maka elegi ini mengajak kita untuk senantiasa berintrospeksi diri agar terhindar dari perbuatan buruk.
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kita akan mendapatkan balasan sesuai dengan amal perbuatan kita. Jika kita ingin diberlakukan baik maka berlakulah baik. Jika kita sehat maka berlakulah sehat. Jika kita ingin mendapatkan ilmu maka carilah ilmu. Jika berbuat keburukan maka kita akan mendapatkan balasannya. Namun janganlah berlaku sombong karena kita tidak akan mendapatkan manfaat. Selalu rendah hati. Sombong adalah perilaku syaitan. Semoga kita terhindar dari perbuatan yang tidak baik. aamiin
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr, wb
Yang dapat saya ambil dari elegi tersebut bahwa segala yang kita pikirkan dan kita rasakan ternyata membawa pengaruh kepada kehidupan kita di dunia. Dunia ini adalah cerminan dari pikiran kita. Jika kita berpikir dunia dan seisinya itu baik maka dunia dan siesinya itu akan baik. Namun apabila kita berpikir bahwa dunia dan seisinya itu buruk maka dunia dan seisinya itu akan buruk juga. Semua itu tergantung dengan apa yang ada dalam pikiran dan perasaan kita.
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Sesungguhnya apapun yang kita lakuakn di dunia ini akan kembali kepada diri kita sendiri. Maka perhatikanlah apa yang telah kita buat hari ini, segalanya akan kita pertanggungjawabkan. Selain itu, alam telah memberi contoh kepada kita, bahwa apa yang diterima alam, itulah yang akan diberikan ke manusia. Tidaklah pantas bila kita melakukan kesimbongan karena dampaknya akan berakibat pada diri kita sendiri.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Kita sebagai manusia hendaknya berhati-hati dalam bertindak dan menjauhkan diri dari penyakit hati, terutama sombong. Karena sombong adalah dosa pertama dan besar dihadapan Allah swt. Allah sangatlah tidak menyulai mereka yang berlaku sombong. Sombong terhadap dirinya, orang lain, maupun lingkungannya. Senantiasa memohon ampunan dan perlindungan kepada Allah swt agar dihindarkan dari sifat sombong dan penyakit hati lainnya. Sehingga dapat menjadi insan yang dapat memahami diri sendiri dan melakukan kewajiban-kewajiban yang sudah sepantasnya dilakukan manusia sebagai khalifah di bumi. Semoga Allah swt senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Amin.
M. Ikhsan Ghozali
ReplyDelete19701261003
PEP S3 2019
Assalamu'alaikum wr.wb.
Elegi di atas mengungkap bahwasanya dunia adalah refleksi dari diri manusia, pikiran dan perasaannya. Memandang dan memperlakukan dunia layakna kita melihat dan memperlakukan diri kita di cermin. Dalam kehidupan, manusia menjalani dua bentuk hubungan, yakni habl min Allah dan habl min an-nas. Dalam kedua hubungan ini, manusia harus baik, kepada Allah dan kepada sesama manusia. Saat melakukan kesalahan, melanggar perintah Allah, hendaknya segera memohon ampun, berdo'a kepada Allah. Tapi ketika melakukan kesalahan kepada sesama manusia, hendaknya segera meminta maaf dan berdo'a kepada Allah sebab pintu maaf dari Allah adalah keikhlasan pemaafan dari orang tersebut. Semoga kita senantiasa dalam lindungan-Nya. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Hidayatul wafiroh
ReplyDelete19701251010
S2 PEP A 2019
Dunia adalah apa yang kita pikirkan dan apa yang kita rasakan. Dunia satu dengan yang lainnya akan berbeda tergantung bagaimana orang memandang dunia itu. Dunia akan baik saat kita berpikir dunia ini baik, dan sebaliknya. Kesombongan dapat menutup jalan kita dalam menambahkan ilmu, karena kesombongan dapat membuat manusia lupa bahwa sesungguhnya dia bukan manusia yang sempurna. Selalu perprinsip bahwa manusia itu tidak sempurna, bertaubat, ikhlas, beribadah, dan selalu berpikiran baik adalah langkah kita menggapai rida Allah. Karena manggapai diri dapat diperoleh dengan menggapai rida Allah.
Mira Amalia Yudhanti
ReplyDelete19701251014
S2 PEP A
Jika kita ingin melihat dunia lihatlah ke dalam pikiran kita, karena dunia sama dengan apa yang kita pikirkan. Maka jika kita ingin mengalami dunia, maka lihatlah perasaan kita, karena dunia sama dengan apa yang kita rasakan. Jadi, kita harus berperilaku baik terhadap dunia dan dunia juga akan berperilaku baik terhadap kita. Satu hal penting yang harus kita hindari adalah kesombongan, karena kesombongan bisa menghancurkan amal shaleh, dibenci Allah SWT dan Rasul, dan diabaikan Allah SWT. Oleh karena itu kita perlu merendahkan diri, meminta pengampunan-Nya dan pertolongan-Nya untuk bersikap rendah hati.
Khintoko Intan Permatasari
ReplyDelete19701251020
S2 PEP A 2019
Memahami diri sendiri sebagai insan yang jauh dari sempurna sangatlah perlu. Apa yang kita pikirkan dan ucapkan bisa menjadi doa. Maka berhati-hatilah terhadap otak dan mulut. Apabila itu baik maka bisa baik juga, tetapi bisa juga sebaliknya. Allah Maha Mengetahui yang dilakukan umatnya. Berpikir, berucap, dan berperasaan dengan sangat hati-hati karena Allah dapat mendengarkannya. Bisa jadi apa yang dipikirkan, diucapkan, dan dirasakan menjadi pahala atau mungkin boomerang bagi diri sendiri. Alangkah baiknya, senantiasa berprasangka baik kepada Allah swt agar hidup menjadi damai dan tenteram.
Jewish Van Septriwanto
ReplyDelete19709251077
S2 Pendidikan Matematika 2019 kelas D
Terima kasih prof. atas tulisan ini, Kesombongan akan mencegah diri kita terhadap ilmu dan hidayah adalah kalimat perenungan yang menurut saya perlu untuk disadari oleh setiap individu. Karena sombong menunjukkan bahwa adanya kebanggaan terhadap apa yang ada di diri kita, dan membuaat manusia lupa untuk berbenah dan mengevaluasi diri menjadi individu yang lebih baik lagi. Jika hal tersebut terjadi, maka manusia akan merasa dirinya adalah sempurna dan tidak perlu mendapat koreksi. Hal ini tentu sangat berbahaya, karna manusia adalah mahluk yang tidak sempurna tetapi dengan menyadari ketidaksempurnaannya, manusia dapat memperbaiki kualitas diri.
Ardhya Handayani
ReplyDelete19701251015
S2 PEP 2019 A
Elegi ini mengajak untuk merefleksikan diri, melihat pada diri sendiri. Dunia yang kita rasakan merupakan cerminan dari pikirkan dan perasaan. Jika dirasa dunia yang dijalani saat ini menyedihkan maka itu merupakan perwujudan dari pikiran dan perasaan. Sehingga jika ingin dunia baik dengan selalu perbaiki diri (terus menambah ilmu), menjauhkan diri dari kesombongan dan senantiasi berdoa kepada Allah agar selalu diberi perlingdungan.
Vera Yuli Erviana
ReplyDeleteNIM 19706261005
S3 Pendidikan Dasar 2019
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dunia akan bertindak sebagaimana kita memperlakukan dunia. Jika kita ingin dunia berperilaku baik kepada kita, hendaknya kita berperilaku baik kepada dunia. Hal yang perlu kita hindari adalah kesombongan. Perilaku sombong dapat menjauhkan diri kita dari Allah SWT. Oleh sebab itu, hendaknya kita merendahkan diri kepada Allah SWT, meminta pertolongan, dan perlindungan-Nya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Dini Senjaningrum
ReplyDelete19709251067
Pendidikan Matematika D 2019
Hal penting yang saya dapat garis bawahi adalah adanya hubungan timbal balik dalam kehidupan. Setiap perbuatan yang kita lakukan, akan selalu diperhitungkan baik buruknya. Selalu ikhlas dengan segala keadaan yang terjadi, selalu berusaha mengevaluasi diri, dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan merupakan cara terbaik untuk menjalani kehidupan ini dan menjadikan kita pribadi yang lebih baik.