Apr 5, 2013

Elegi Menggapai "Kant's Discovery of all Pure Concepts of the Understanding"




By Marsigit

In the Critique of Pure Reason, Kant, claims that pure understanding is the source of all principles, rules in respect of that which happens, and principles according to everything that can be presented to us as an object must conform to rules. Accordingly, Mathematics is made up of pure a priori principles that we may not ascribe to the pure understanding which is the faculty of concepts. Kant1 claims that not every kind of knowledge a priori should be called transcendental ; only that by which we know that certain representations can be employed or are possible a priori; and space is the knowledge that the representations are not empirical. Kant2 notes that the distinction between transcendental and empirical belongs only to the critique of knowledge, not to the relation of that knowledge to its objects.

Kant3 perceives truth as agreement of knowledge with its object and the general criterion must be valid in each instance regardless of how objects vary. Since truth concerns the content, a sufficient and general criterion cannot be given. Wallis4 explores the progressive stages of Kant's analysis of the faculties of the mind which reveals the transcendental structuring of experience. First, in the analysis of sensibility, Kant argues for the necessarily spatiotemporal character of sensation; and then Kant analyzes the understanding, the faculty that applies concepts to sensory experience. Kant5 concludes that the ?categories? provide a necessary, foundational template for our concepts to map onto our experience. In addition to providing these transcendental concepts, the understanding is also the source of ordinary empirical concepts that make judgments about objects possible. The understanding provides concepts as the rules for identifying the properties in our representations.
According to Kant6, all combination of an act of the understanding is called synthesis because we cannot apply a concept until we have formed it; and therefore, 'I think' must accompany all my representations. Intuition7 in which representation can be given prior to all thought, has a necessary relation to 'I think? and is an act of spontaneity that cannot belong to sensibility. The identity8 of the apperception of a manifold which is given in intuition contains a synthesis of representations, and is possible only through the consciousness of this synthesis. The analytic unity of apperception9 is possible only under the presupposition of a certain synthetic unity of the manifold of intuition. Kant10 claims that through the 'I' as simple representation, no manifold is given; for a manifold is given in intuition which is distinct from the 'I' and only through combination in one consciousness it can be thought.
Kant11 insists that the supreme principle of the possibility of all intuition in relation to sensibility is that all the manifold of intuition should be subject to the formal conditions of time and space; while, the supreme principle of the same possibility in its relation to the understanding is that the manifold of intuition should be subject to the conditions of the original synthetic unity of apperception. Ross, K.L. (2001) exposes that Kant proposes that space and time do not really exist outside of us but are "forms of intuition," i.e. conditions of perception, imposed by our own minds. While Gottfried, P (1987) notes from Kant that although the forms of time and space are subjective conditions of sensation and depend on their appearance of perceptual activity, they are nonetheless characterized as being a priori. They are antecedent to the specific sensations for which they provide a conceptual frame.
Kant12 states that time existed is not for itself or as an objective quality in things; to conceive of time as something objective would require its presence in things which were not objects of perception. However, since time and space are only knowable as the a priori forms of intuition, any other assumption about them, apart from this context, could not be substantiated. According to Kant13, time is also the form of our inner sense, of our intuition of ourselves and of our own inner situation; belonging neither to any pattern nor place, it determines the relationship of perceptions within our inner situation; because this inner intuition as such assumed no shaper, it had to be imagined by positing succession through a line extending ad-infinitum in which sensory impressions form a uni-dimensional sequence and by generalizing from the attributes of this line to those of time itself.

References:
1 Kant, I., 1787, ?The Critique of Pure Reason: Preface To The Second Edition?, Translated By J. M. D. Meiklejohn, Retrieved 2003
2 Ibid.
3 Ibid.
4 Wallis, S.F, 2004, ?Immanuel Kant (1724-1804)?, New York: Media & Communication, The European Graduate School. Retreived 2004
5 Ibid.
6 Kant, I., 1787, ?The Critique of Pure Reason: Preface To The Second Edition?, Translated By J. M. D. Meiklejohn, Retrieved 2003
7 Ibid.
8 Ibid.
9 Ibid.
10 Ibid.
11 Ibid.
12 Kant, I., 1787, ?The Critique of Pure Reason: Preface To The Second Edition?, Translated By J. M. D. Meiklejohn, Retrieved 2003
13 Ibid.

19 comments:

  1. Amalia Nur Rachman
    18709251042
    S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018

    Pure concepts of the understanding merupakan pemahaman murni yang bersumber dari semua prinsip. Menurut Immanuel Kant, matematika mengandung prinsip prinsip a priori murni. Tidak semua pengetahuan a priori disebut transendental. Pengetahuan a priori sebagai transendental jika memuat representasi tertentu saja. Di sisi lain, ruang merupakan pengetahuan yang memuat representasi tanpa sesuatu yang empirik. Oleh sebab itu, kritik pengetahuan menjadi aspek perbedaan antara transedental dan empiris. Jadi perbedaan didapatkan bukan dari hubungan pengetahuan dengan objeknya namun melalui kritik pengetahuan

    ReplyDelete
  2. Nani Maryani
    18709251008
    S2 Pendidikan Matematika (A) 2018
    Assalamu'alaikum Wr.Wb.

    Pemahaman murni merupakan pemahaman yang bersumber dari semua prinsip. Kant membagi akal menjadi dua, yaitu akal teoritis (rasio murni) dan akal praktis (rasio praktis). Dalam rasio murni, Kant membahas persoalan mengenai ada dan tiada, pengertian, dan persoalan tentang epistemologinya. Sedangkan dalam rasio praktis, membahas mengenai tindakan. Menurut Kant, Matematika merupakan ilmu yang mengandung prinsip-prinsip a priori murni, yang merupakan ilmu dari pengalaman indrawi. Meski begitu, tidak semua pengetahuan a priori disebut transedental. Pengetahuan a priori disebut transedental jika jika memuatu representasi tertentu saja.

    Wassalamu'alaikum Wr.Wb

    ReplyDelete
  3. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Menurut Kant, konsep merupakan sesuatu pangkal dari sebuah pengetahuan, dimana ketika seseorang tidak mengetahui dan memahami konsep maka pengetahuannya akan rapuh. Pemahaman suatu konsep akan membangun kosntruksi ilmu dalam diri masing-masing individu. Begitu pula dalam mempelajari matematika, siswa harus diarahkan untuk dapat mengonstruksi ilmunya sehingga kebermaknaan ilmu akan lebih terasa.

    ReplyDelete
  4. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Pada artikel yang ada di atas, dapat kita ketahui bahwa dalam Critique of Pure Reason, Kantberpendapat bahwa pemahaman murni adalah sumber dari semua prinsip, aturan sehubungan dengan apa yang terjadi, dan prinsip-prinsip sesuai dengan segala sesuatu yang dapat disajikan kepada kita sebagai objek harus sesuai dengan aturan. Dari semua itu dapat kita katakan bahwa matematika terdiri dari prinsip-prinsip berupa a priori murni. Walaupun biasanya mungkin tidak dianggap pemahaman murni yang merupakan konsep.
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  5. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
    Dari elegi diatas diketahui bahwa Kant mengklaim bahwa tidak semua jenis pengetahuan a priori harus disebut transendental. Kant mencatat bahwa perbedaan antara transendental dan empiris hanya dimiliki oleh kritik pengetahuan, bukan pada hubungan pengetahuan itu dengan objeknya. Kant mempersepsikan kebenaran sebagai kesepakatan pengetahuan dengan objeknya dan kriteria umum harus valid dalam setiap kejadian terlepas dari bagaimana objek bervariasi. Kant menyimpulkan bahwa "kategori" menyediakan kerangka dasar yang diperlukan untuk konsep dalam memetakan ke pengalaman. Menurut Kant, semua kombinasi dari suatu tindakan pemahaman disebut sintesis karena tidak dapat menerapkan konsep sampai membentuknya. Kant menegaskan bahwa prinsip utama kemungkinan semua intuisi dalam kaitannya dengan kepekaan adalah bahwa semua ragam intuisi harus tunduk pada kondisi formal ruang dan waktu. Kant menyatakan bahwa waktu yang ada bukan untuk dirinya sendiri atau sebagai kualitas obyektif dalam berbagai hal.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

    ReplyDelete
  6. Jefri Mailool
    PEP 18701261002

    Keputusan apriori menggunakan sumber pengetahuan yang bersifat sintesis, tetapi bersifat apriori juga. segala kejadian mempunyai sebabnya. Ilmu eksata termasuk matematika, disusun atas keputusan sintesis bersifat apriori. pengetahuan merupakan sintesis dari unsur-unsur yang ada sebelum pengalaman, yaitu unsur-unsur apriori dengan unsur-unsur yang ada setelah pengalaman dari unsur-unsur aposteriori.

    ReplyDelete
  7. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006
    PEP S3

    Saya setuju bahwa kita tidak dapat menerapkan konsep sampai kita membentuknya. Ketika kita menerapkan suatu hal, artinya kita sudah membentuknya.

    ReplyDelete
  8. Dini Arrum Putri
    18709251003
    S2 P Math A 2018

    Dari elegi di atas kant menekankan bahwa tidak semua jenis pengetahuan yang bersifat priori harus transendental. Matematika mengandung konsep-konsep pure priori dimana semua pahaman murni berasal dari pure understanding dimana semua hal itu masuk dalam akal pemikiran rasio murni menurut kant sementara rasio praktis mempelajari tentang sesuatu yang ada dan tiada. Hal itu adalah pembagian akal menurut kant.

    ReplyDelete
  9. Sintha Sih Dewanti
    18701261013
    PPs S3 PEP UNY

    Dalam “Kritik atas Rasio Murni” oleh Imanuel Kant menjelaskan bahwa ciri pengetahuan bersifat umum, mutlak, dan memberi pengertian baru. Karena matematika dan ilmu alam murni adalah ilmu pasti, maka Kant mengusulkan untuk memeriksa bagaimana kebenaran sintetis mereka mungkin a priori dengan harapan pemeriksaan ini akan menjelaskan kemungkinan metafisika sebagai ilmu.

    ReplyDelete
  10. Septia Ayu Pratiwi
    18709251029
    S2 Pendidikan Matematika 2018

    Dalam artikel diatas, Kant menganggap bahwa pemahaman murni adalah sumber dari semua prinsip. Matematika tidak berhubungan dnegan prinsip a priori murni, bahwa tidak semua jenis penegtahuan murni harus transcendental. Dan ruang merupakan pengetahuan yang representasinya tidak empiris. Kant mencatat bahwa perbedaan antara transcendental dan empiris hanya dimiliki oleh kritik penegtahuan, bukan pada hubungan pengetahuan dengan objeknya.

    ReplyDelete
  11. Rosi Anista
    18709251040
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr wb
    Matematika merupakan ilmu yang mengandung prinsip-prinsip a priori murni. A priori adalah pengetahuan yang ada sebelum bertemu pengalaman. Menurut Kant, matematika merupakan ilmu yang tidak bisa didapat hanya dengan salah satu saja (a priori ataupun a posteriori). Keduanya tentu saling mendukung satu sama lain.

    ReplyDelete
  12. Fabri Hidayatullah
    18709251028
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Menurut Kant, pemahaman murni merupakan sumber dari semua prinsip dan aturan, serta prinsip berdasarkan semua hal yang dapat direpresentasikan sebagai objek yang harus mematuhi aturan. Ia menyatakan bahwa tidak semua jenis pengetahuan apriori harus disebut transendental. Kant juga menyatakan bahwa perbedaan antara transendental dan empiris ialah pada kritik pengetahuan, tidak pada hubungan pengetahuan dengan objeknya. Pemahaman menyediakan konsep sebagai aturan untuk mengidentifikasi sifat-sifat dalam representasi kita. Menurut kant juga bahwa kombinasi dari semua aktivitas pada pemahaman disebut sebagai sintesis karena kita tidak dapat mengaplikasikan konsep sampai kita telah membentuknya.

    ReplyDelete
  13. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Pada elegi di atas dijelaskan jika di dalam Critique of Pure Reason, Kant telah mengklaim bahwa pemahaman murni adalah sumber dari semua prinsip, aturan sehubungan dengan apa yang terjadi, dan prinsip sesuai dengan segala sesuatu yang dapat disajikan kepada kita sebagai objek harus sesuai dengan aturan. Dengan demikian, Matematika terdiri dari prinsip-prinsip a priori murni yang kita mungkin tidak menganggap pemahaman murni yang merupakan fakultas konsep.

    ReplyDelete
  14. Yoga Prasetya
    18709251011
    S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
    Kants memaknai bahwa matematika terdiri dari prinsip a priori murni yang mungkin tidak menganggap konsep murni pemahaman. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang sudah ada sebelum pengalaman. Pada dasarnya matematika telah memiliki prinsip, aturan dan objek yang telah digunakan dalam ruang dan waktu tertentu.

    ReplyDelete
  15. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Dari elegi tersebut dapat disimpulkan bahwa pure understanding adalah sumber dari semua prinsip dan aturan sehubungan dengan apa yang terjadi dan prinsip-prinsip yang sesuai dengan aturan. Kesesuaian adalah hal yang sangat penting, karena jika tidak sesuai maka kepercayaan atas kebenaran tersebut akan diragukan. Matematika terdiri dari prinsip-prinsip a priori murni yang mungkin tidak dianggap sebagai konsep. Tidak semua pengetahuan murni dapat dikatakan transendental. Kebenaran adalah kesepakatan atau kesesuaian antara objek dan kriteria valid disetiap kejadian terlepas dari bagaimana variasi dari objek tersebut. Oleh karenanya, lagi-lagi kesesuaian adalah hal yang amat penting dan harus diperhatikan dengan baik.

    ReplyDelete
  16. Nur Afni
    18709251027
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    Kant memandang kebenaran sebagai kesepakatan pengetahuan dengan objeknya dan kriteria umum harus valid dalam setiap contoh terlepas dari bagaimana objek berbeda. Lebih lanjut Kant menyimpulkan bahwa kategori memberikan templat dasar yang penting bagi konsep untuk dipetakan ke pengalaman. Selain itu, pemahaman juga merupakan sumber konsep empiris biasa yang memungkinkan penilaian tentang objek. Pemahaman tersebut memberikan konsep sebagai aturan untuk mengidentifikasi properti dalam representasi. terimakasih

    ReplyDelete
  17. Dita Aldila Krisma
    18709251012
    PPs Pendidikan Matematika A 2018

    Klaim dari Kant : tidak setiap jenis pengetahuan a priori harus disebut transendental; perbedaan antara transendental dan empiris hanya dimiliki oleh kritik pengetahuan, bukan pada hubungan pengetahuan itu dengan objek-objeknya, dan memandang kebenaran sebagai kesepakatan pengetahuan dengan objeknya dan kriteria umum harus valid dalam setiap contoh terlepas dari bagaimana variasi objek. Dari ketiga klaim tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan bentuk empiris yang memandang kedudukan objek-objek yang terkait. Dari sesuatu yang empiris ini diharapkan dapat mengerti konsep tentang memahai suatu hal dan dapat membuat suatu penilaian juga keputusan.

    ReplyDelete
  18. Atin Argianti
    18709251001
    PPs PM A 2018
    Kant menyatakan bahwa matematika memuat prinsip-prinsp a priori. Tetapi tidak semua a priori bersifat transcendental. Hal tersebut terjadi jika a priori mengandung representasi yang tertentu. Padahal peamahaman murni yang bersumber dari prinsip. Dari segi tersebut terdapat kontradiksi terhadap transcendental karena a priori yang memuat represntasi tanpa adanya empiric, sehingga terjadi kritik pengetahuan.

    ReplyDelete
  19. Vera Yuli Erviana
    NIM 19706261005
    S3 Pendidikan Dasar 2019

    Assalamu'alaikum Wr. Wb.
    Pada artikel yang ada di atas dapat kita ketahui bahwa Kant mengklaim bahwa tidak semua jenis pengetahuan a priori harus disebut transendental. Kant mempersepsikan kebenaran sebagai kesepakatan pengetahuan dengan objeknya dan kriteria umum harus valid dalam setiap kejadian terlepas dari bagaimana objek bervariasi. Kant mencatat bahwa perbedaan antara transendental dan empiris hanya dimiliki oleh kritik pengetahuan, bukan pada hubungan pengetahuan dengan objeknya. Tidak semua pengetahuan murni dapat dikatakan transendental. Kebenaran adalah kesepakatan atau kesesuaian antara objek dan kriteria valid disetiap kejadian terlepas dari bagaimana variasi dari objek tersebut.

    ReplyDelete