Ass Wr Wb
Jika ingin membaca lebih lanjut tentang DEDUCTIVISM, koneklah:
Wss Wr Wb
The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Sintha Sih Dewanti
ReplyDelete18701261013
PPs S3 PEP UNY
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Model hipotetik deduktif dapat melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Model ini menghendaki pola-pola tingkat tinggi dalam proses berpikir dan memberikan kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan atau pengalaman “ilmiah”. Kelebihan model hipotetik deduktif diantaranya memberikan peluang untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan beraktivitas ilmiah seperti pengamatan, dan memberi kesempatan waktu untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PM A PPs UNY 2018
Model atau Metode deduktif merupakan salah penjabaran dari pendekatan saintifik. Di mana hasil penemuan saintifik melalui perumusan hipotesis, pengujian hipotesis dan penyimpulan hipotesis tersebut. Hasil penyelidikan ilmiah dengan merumuskan hipotesis dapat dimanipulasi oleh tes pada data yang telah diamati sebelumnya. Penjabaran dengan metode deduktif ini berawal dari hal-hal yang bersifat umun menuju kepda penyimpulan yang bersifat khusus
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Berpikir deduktif adalah paradigma yang berdasar pada perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan kemudian menyimpulkan hipotesis tersebut. Dengan kata lain, deduktivisme ialah merupakan sebuah pemikiran yang diawali oleh pernyataan umum lalu dikembangkan atau diperjelas oleh pernyataan-pernyataan khusus. Paradigma ini sering digunakan dalam metode penyelidikan ilmiah. Selain itu, deduktivisme juga memiliki pandangan bahwa sesuatu dapat diakui sebagai pengetahuan jika dapat berasal dari beberapa aksioma yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
DeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Berdasarkan komentar dari saudara Fabri, bahwa "Berpikir deduktif adalah paradigma yang berdasar pada perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan kemudian menyimpulkan hipotesis tersebut", hampir sama dengan apa yang diutarakan dengan sudara Anggoro, dalam hal ini sepertinya bermaksud untuk menyatakan bahwa deduktivisme erat kaitannya dengan pola-pola dalam mmerumuskan hipotesis dalam suatu karya ilmiah.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Model atau metode hipotetis-deduktif adalah deskripsi metode ilmiah yang berlangsung dengan merumuskan hipotesis dalam bentuk yang dapat dipalsukan, menggunakan tes pada data yang dapat diamati di mana hasilnya belum diketahui. Deduksi juga bisa berarti menarik kesimpulan dari keadaan yang umum. Penalaran dedutif menghubungkan premis-premis dengan kesmpulan. Jika semua premis benar, istilah jelas, maka kesimpulan yang akan dihasilkan tersebut tentu benar.
Wassalamualaikum wr.wb.
Agnes Teresa Panjaitan
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika A 2018
18709251013
Deductivism adalah suatu metode deskriptif ilmiah yang menggunakan proses menarik kesimpulan yang berupa prinsip yang berlaku secara khusus dengan berlandaskan fakta yang bersifat umum. Dimulai dari sesuatu yang bersifat umum dan menuju hal-hal khusus. Contoh dari deductivism adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan pengalaman dalam memahami masalah serta mengumpulkan data.
2. Menetapkan hipotesis atau dugaan sementara.
3. Mendedikasikan prediksi berdasarkan hipotesis.
4. Mengujji coba atau mencari bukti (observasi).
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Pola pikir deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, selain itu metode deduksi ialah cara penanganan terhadap sesuatu objek tertentu dengan jalan menarik kesimpulan mengenai hal-hal yang bersifat umum. Logika deduktif adalah suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas penalaran yang bersifat deduktif, yakni suatu penalaran yang menurunkan suatu kesimpulan sebagai kemestian dari pangkal pikirnya sehingga bersifat betul menurut bentuk saja.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
DeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Dari pernyataan saudari Herlingga, dikatakannya bahwa "Pola pikir deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, selain itu metode deduksi ialah cara penanganan terhadap sesuatu objek tertentu dengan jalan menarik kesimpulan mengenai hal-hal yang bersifat umum. Logika deduktif adalah suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas penalaran yang bersifat deduktif", dari pernyataan tersebut sepertinya mengarah pada gagasan yang menitik beratkan kecenderungan paham deduktif yang dari Umum ke Khusus, hal ini hampir sama dengan isi komentar saya yang pertama di forum ini, dan memang ada celah dari wacana yang Prof Marsigit paparkan ke dalam link-link yang disajikan.
Janu Arlinwibowo
ReplyDelete18701261012
PEP 2018
Deduktif merupakan sebuah pola pikir dari umum ke khusus. Dalam perkembangannya orang akan mengenal pola diduktif sebagai pola kerucut. Dimana pola pikir diawali dengan berbagai teori umum yang dijadikan landasan untuk mengerucutkan (mengkhususkan) pembahasan. Deduktif menurapak kebalikan dari induktif yang membalik kekhususan menjadi awal berpikir. Pola deduktif banyak sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penelusuran alamat misal, ketika kita mencari suatu alamat langkah awal pasti mencari area yang lebih besar kemudia merunut ke area yang lebih kecil hingga spesifik menuju ke alamat yang diinginkan.
Anggoro Yugo Pamungkas
ReplyDelete18709251026
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Berdasarkan judul diatas, deduktivisme adalah model utama, pola atau metode perumusan yang di dasari dengan perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan menyimpulkan hipotesis. Metode ini yang sering digunakan dalam metode penyelidikan ilmiah. Suatu tes yang bisa tetapi tidak berjalan bertentangan dengan hipotesis mengakibatkan menguatkan teori. Hasil penyelidikan ilmiah dengan merumuskan hipotesis dalam bentuk bayangan dapat dipalsukan oleh tes pada data yang dapat diamati. Sebuah tes yang dapat dan tidak berjalan bertentangan dengan prediksi dari hipotesis tersebut diambil sebagai pemalsuan hipotesis.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
DeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Berdasarkan komentar dari saudara Aggoro bahwa "deduktivisme adalah model utama, pola atau metode perumusan yang di dasari dengan perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan menyimpulkan hipotesis. Metode ini yang sering digunakan dalam metode penyelidikan ilmiah. Suatu tes yang bisa tetapi tidak berjalan bertentangan dengan hipotesis mengakibatkan menguatkan teori. Hasil penyelidikan ilmiah dengan merumuskan hipotesis dalam bentuk bayangan dapat dipalsukan oleh tes pada data yang dapat diamati", dari pernyataan tersebut sepertinya memuat unsur kebenaran, sebab pada kenyataannya deduktivisme memuat teori sebagai penguat gagasan dalam suatu karya ilmiah.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
ReplyDeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Terkait topik bahasan di atas Mengenai Deductiviism bahwa deduktivisme memiliki keterkaitan dengan Model atau metode hipotetis-deduktif adalah deskripsi metode ilmiah yang diusulkan. Menurutnya, penyelidikan ilmiah berlangsung dengan merumuskan hipotesis dalam bentuk yang dapat dipalsukan, menggunakan tes pada data yang dapat diamati di mana hasilnya belum diketahui. Hasil tes yang bisa dan berjalan bertentangan dengan prediksi hipotesis diambil sebagai pemalsuan hipotesis. Hasil tes yang bisa saja, tetapi tidak berjalan bertentangan dengan hipotesis yang menguatkan teori. Kemudian diusulkan untuk membandingkan nilai penjelasan hipotesis yang bersaing dengan menguji seberapa ketat mereka dikuatkan oleh prediksi mereka. Selanjutnya, deduktivisme dapat diartikan bahwa deduktivisme adalah paradigma yang berdasar pada perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan kemudian menyimpulkan hipotesis tersebut. Pradigma ini yang sering digunakan dalam metode penyelidikan ilmiah. Menurut itu, hasil penyelidikan ilmiah dengan merumuskan hipotesis dalam bentuk yang dibayangkan dapat dipalsukan oleh tes pada data yang dapat diobservasi. Sebuah tes yang bisa dan tidak berjalan bertentangan dengan prediksi dari hipotesis tersebut diambil sebagai pemalsuan hipotesis. Sebuah tes yang bisa tetapi tidak berjalan bertentangan dengan hipotesis menguatkan teori. Hal ini kemudian diusulkan untuk membandingkan nilai penjelasan dari hipotesis bersaing dengan menguji seberapa ketat mereka dikuatkan oleh prediksi atau hipotesis mereka.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
DeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Dari pernyataan di atas, dapat diperoleh perspektif pribadi bahwa paham deduktif erat kaitannya dengan penjabaran umum yang kemudian dijabarkan secara khusus dan memuat penguatan oleh teori-teori yang berkaitan dengan tema atau judul penelitian yang bersifat ilmiah.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
ReplyDeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Selanjutnya, dari link https://plato.stanford.edu/entries/scientific-underdetermination/notes.html didapatkan penjelasan bahwa Catatan untuk Penentuan Teori Ilmiah yang Tidak Diketahui:
1) Sebagai contoh, jika bukti yang kami miliki mendukung generalisasi “semua Twinkies itu lezat”, maka itu akan sama-sama mendukung generalisasi “semua Twinkies adalah shmelicious”, di mana 'schmelicious' berarti “lezat jika dibuat dan dimakan sebelum tahun 2020 dan termakan jika dibuat atau dimakan sesudahnya. 2) Donald Gilles (1993) dan Larry Laudan (1990) memiliki masing-masing juga menyarankan bahwa beberapa, tesis yang berbeda telah secara keliru digabungkan sebagai "the" tesis dari underdetermination, tetapi masing-masing hasil untuk membagi medan jauh berbeda dari yang saya miliki. 3) Sebenarnya, hasil dari eksperimen hanyalah bahwa titik kehijauan cahaya muncul di sebelah kanan titik putih cahaya, yang membantu untuk menggambarkan masalah: tanpa informasi latar belakang lebih lanjut atau hipotesis tambahan ini bahkan tidak menunjukkan apa-apa tentang kecepatan cahaya dalam air atau udara, apalagi sifat partikel atau gelombang cahaya. 4) Dalam pekerjaan selanjutnya (1990) Quine akan merevisi ini ke pandangan bahwa unit pengujian adalah "massa semantik kritis" dari klaim, tetapi akan terus bersikeras bahwa ini adalah fitur umum yang sempurna dari klaim atau keyakinan pengetahuan. 5) Ini menunjukkan, kebetulan mengapa ada sesuatu yang menyesatkan tentang keluhan yang disuarakan bahwa Quinean underdetermination bertumpu pada pandangan konfirmasi hipotetis-kasar: pada pandangan Quine, setiap akun konfirmasi yang mungkin kita emban itu sendiri hanyalah fitur lain dari web dari keyakinan kami, dan kepatuhan kami yang terus-menerus terhadapnya daripada beberapa alternatif (termasuk, tetapi tentu saja tidak terbatas pada, dedetivisme hipotetis-kasar) itu sendiri merupakan bagian dari apa yang membutuhkan penjelasan. 6) Karena kedua masalah tersebut sangat terkait erat dalam epistemologi Quine, mungkin dapat dimengerti bahwa ia tidak memberikan argumen yang independen untuk mengambil introspekasi yang berlawanan secara serius. 7) Di sini sekali lagi versi-versi yang holistik dan kontradiktif dari penentuan yang kurang dalam membuat kontak historis, karena prospek jaringan pengetahuan yang setara secara empiris atau "sistem dunia" pertama kali dikemukakan oleh Quine dalam konteks holistik (1975). 8) Garis pemikiran ini sejajar, tentu saja, daya tarik Laudan untuk "penalaran standar" lebih lanjut dari penalaran sebagai tanggapan terhadap pembuktian bawah yang menyeluruh dalam Bagian 2, di atas. 9) John Norton (2008) berpendapat, bagaimanapun, bahwa contoh ini hanya melibatkan dua varian notasi dari satu teori. 10) Dalam karya terbaru, John Manchak (2009) berpendapat bahwa contoh ini bahkan lebih kuat daripada yang tampak, karena underdetermination tetap ada bahkan jika kita mengizinkan diri kita asumsi bahwa semua hukum fisik yang kita tentukan secara lokal berlaku di seluruh alam semesta secara keseluruhan. 11) Stanford berpendapat bahwa analisis yang serupa berlaku untuk beberapa contoh terkenal dari persamaan empiris, seperti prospek kejam dari alam semesta yang terus menyusut yang konstanta fisiknya juga berubah sehingga membuat ini tidak terdeteksi bagi kita.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAssalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
ReplyDeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Selanjutnya, pada link http://www.laeuferpaar.de/Papers/CompassH-D.pdf, terdapat suatu artikel yang membahas tentang Hypothetico-deductive (H-D), yakni konfirmasi dibangun di atas gagasan yang mengonfirmasi bukti terdiri dari prediksi sukses yang diikuti secara deduktif dari hipotesis yang diuji. Artikel ini mengulas ruang lingkup, sejarah, dan perkembangan terkini dari akun H-D yang terhormat: Pertama, kami memotivasi mendekati dan memperjelas hubungannya dengan teori konfirmasi Bayesian. Kedua, kami menjelaskan dan mendiskusikan paradoks penyentuhan yang mengeksploitasi fakta bahwa konfirmasi H-D tidak menunjukkan relevansi yang nyata. Ketiga, kami tinjau beberapa proposal terbaru yang mengarah pada formulasi konfirmasi H-D yang lebih sehat dan lebih komprehensif. Akhirnya, kami menyimpulkan bahwa reputasi konfirmasi hipotetis-putus asa sebagai usang dan putus asa tidak layak: tidak hanya masalah teknis dapat ditangani secara memuaskan, metode hipotetis-deduktif juga sangat relevan untuk praktek ilmiah.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
ReplyDeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Selanjutnya, pada link http://www.scielo.br/scielo.php?pid=S0031-10492008002300001&script=sci_arttext, juga memuat suatu artikel tentang Sistematika filogenetik (analisis kladistik hubungan filogenetik) tidak terstruktur secara hipotetikoduktif (dalam pengertian model hukum yang mencakup penjelasan ilmiah). Jika ya, tidak akan ada alasan untuk meminta bukti total, karena persyaratan itu secara otomatis dipenuhi dalam penjelasan yang terstruktur secara deduktif. Sebaliknya, daya tarik untuk kebutuhan bukti total dalam sistematika filogenetik menunjukkan bahwa inferensi filogenetik secara induktif, atau abduktif, terstruktur. Prinsip dari total bukti telah digunakan untuk membuat inferensi induktif suatu argumen sekuat yang seharusnya, tetapi untuk ini menjadi kasus, bukti total juga harus merupakan bukti yang relevan, yaitu bukti 'dari jenis yang tepat' relatif terhadap negara. urusan yang harus dijelaskan. Kesesuaian karakter adalah kondisi yang diperlukan untuk inferensi filogenetik, tetapi tidak juga kondisi yang cukup. Apa yang diperlukan sebagai tambahan adalah landasan sebab-akibat dari pernyataan karakter dalam teori pewarisan, pengembangan dan fungsi.
Tiara Cendekiawaty
ReplyDelete18709251025
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Artinya metode berpikir deduktif berasal dari pernyataan bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan bersifat khusus. kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua kasus umum yang mendukungnya.
Nani Maryani
ReplyDelete18709251008
S2 Pendidikan Matematika (A) 2018
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Deduktivisme merupakan suatu paradigma atau pandangan yang berdasar pada perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan kemudian menyimpulkan hipotesis tersebut. Pradigma ini seringkali digunakan dalam metode penyelidikan ilmiah. Hasil penyelidikan ilmiah dengan merumuskan hipotesis dalam bentuk yang dibayangkan dapat dipalsukan oleh tes pada data yang dapat diobservasi. Sebuah tes yang bisa dan tidak berjalan bertentangan dengan prediksi dari hipotesis tersebut diambil sebagai pemalsuan hipotesis. Sebuah tes yang bisa tetapi tidak berjalan bertentangan dengan hipotesis akan menguatkan teori. Hal ini kemudian diusulkan untuk membandingkan nilai penjelasan dari hipotesis bersaing dengan menguji seberapa ketat mereka dikuatkan oleh prediksi atau hipotesis mereka.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Deduktivisme artinya suatu aliran yang selalu menggunaka metode deduktif dalam mencari suatu pengetahuan. Deduktif sendiri merupakan salah satu cara berpikir yang berproses pada perumusan hipotesis, pengujian, dan penyimpulan atas hipotesis tersebut. Pola deduktif memilik alur pikir dari hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat khusus. Sehingga, hypothetico deduktif sering kali berkaitan dengan metode eksperimen yang dimulai dari teori-teori secara umum yang digunakan untuk membuktikan sebuah fenomena tersebut sesuai dengan teori.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Deductivism merupakan paham filsafat yang mengajarkan bahwa pola berpikir dari hal umum menuju hal-hal khusus. Silogisme merupakan pola pikir dalam penarikan kesimpulan secara deduktif. Dalam penalaran deduktif, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Untuk memahami suatu gejala, kita harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika 2018
Model atau metode hipotetico-deduktif adalah deskripsi yang diusulkan dari metode ilmiah. Deductivism atau deduktivisme adalah Filsafat yang memegang bahwa penyelidikan ilmiah hasil oleh perumusan hipotesis dalam bentuk yang bisa dibayangkan dipalsukan oleh tes pada data diamati. Contoh dari deduktivisme ini adalah :
1. Menggunakan pengalaman
2. Membuat dugaan
3. Menyimpulkan perediksi dari hipotesis
4. Uji coba; mencari tesis, anti-tesis, dan sintesis.
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Sebuah deduktivist akan didasarkan pada teori normatif etika (misalnya utilitarianisme) dan menyimpulkan jawaban spesifik dasar dilema etika teori ini. Dapat disimpulkan bahwa deductivism merupakan suatu paham yang mengarah ke berpikir deduktif dimana pola berpikir diarahkan dari yang umum ke yang lebih khusus atau spesifik.
Seftika Anggraini
ReplyDelete18709251016
S2 PM A 2018
Deduksi berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara berpikir yang ditangkap atau diambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Metode ini merupakan metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Terima kasih
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Deductivism adalah filsafat yang memegang bahwa penyelidikan ilmiah hasil oleh perumusan hipotesis dalam bentuk yang bisa dibayangkan dipalsukan oleh tes pada data diamati. Donald Gilles (1993) dan Larry Laudan (1990) masing-masing juga menyarankan bahwa banyak, tesis berbeda telah secara keliru digabungkan sebagai "tesis" underdetermination, tetapi masing-masing hasil membagi medan jauh berbeda dari yang saya miliki. Mungkin yang paling penting, dalam diskusi-diskusi ini perhatian mereka terbatas hampir secara eksklusif pada versi-versi dari apa yang saya sebut penindasan holistik. terimakasih
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Deduktif adalah sebuah penarikan kesimpulan yang berdasar pada hal umum kemudian ke hal yang lebih khusus atau spesifik. Deduktivisme adalah paradigma yang berdasar pada perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan kemudian menyimpulkan hipotesis tersebut. Pradigma ini yang sering digunakan dalam metode penyelidikan ilmiah. Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif, karena proses mencari kebenaran (generalisasi) dalam matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan yang lain. Berangkat ke pendekatan dalam pembelajaan, pendekatan pembelajaran deduktif adalah pembelajaran yang dimulai dengan memberikan sesuatu yang bersifat umum, kemudian peserta didik diminta memeberikan contoh-contoh yang sesuai dengan pernyataan semula. Pembelajaran akan mudah diingat oleh siswa jika disertai dengan contoh-contoh konkrit yang dapat dialami dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran akan efektif jika disesuaikan dengan lingkungan siswa dalam kesehariannya sehingga mudah dipahami.
Kartianom
ReplyDelete18701261001
S3 PEP 2018
Dalam penalaran deduktif kebalikan dengan penalaran induktif. Pada deduktif dimulai dari hal yang bersifat umum terlebih dahulu dan kemudian menuju ke hal yang bersifat khusus. Atau dapat dikatakan bahwa penalaran deduktif melalui satu atau lebih pernyataan umum yang kemudian digunakan untuk membuat suatu kesimpulan.
Jefri Mailool
ReplyDeletePEP 18701261002
Deduksi merupakan penalaran dari suatu kebenaran umum ke suatu yang khusus dari kebenaran itu.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
From these sentences scientific inquiry proceeds by formulating a hypothesis in a form that can be falsifiable, using a test on observable data where the outcome is not yet known. A test outcome that could have and does run contrary to predictions of the hypothesis is taken as a falsification of the hypothesis. A test outcome that could have, but does not run contrary to the hypothesis corroborates the theory. It is then proposed to compare the explanatory value of competing hypotheses by testing how stringently they are corroborated by their predictions, we know that hypthetico-deductive starts from the hyoithesis, then test the hypothesis by using test or non-test to know that the result is in contrary with hypothesis or not.
Elsa Apriska
ReplyDelete18709251005
S2 PM A 2018
Deduktivisme adalah paradigma yang berdasar pada perumusan hipotesis, pengujian hipotesis dan kemudian menyimpulkan hipotesis tersebut. Paradigma ini yang sering digunakan dalam metode penyelidikan ilmiah. Menurut itu, hasil penyelidikan ilmiah dengan merumuskan hipotesis dalam bentuk yang dibayangkan dapat dipalsukan oleh tes pada data yang dapat diobservasi. Sebuah tes yang bisa dan tidak berjalan bertentangan dnegan prediki dari hipotesis tersebut diambil sebagai pemalsuan hipotesis. Sebuah tes yang bisa tetapi tidak berjalan bertentangan dengan hipotesis menguatkan teori. Hal ini kemudian diusulkan untuk membandingkan nilai penjelasan dari hipotesis bersaing dengan menguji seberapa ketat mereka dikuatkan oleh prediksi atau hipotesis mereka.
Rizki Nisa Setyowati
ReplyDelete19701251013
PEP S2 A
Deduktivisme sebagai paradigma berpikir meletakkan teori umum sebagai landasan untuk mengerucutkan pembahasan. Deduktivisme bekerja dengan menyistesis premis-premis menjadi sebuah kesimpulan yang nilai kebenarannya berlaku secara umum. Berpikir deduktif sering dikaitkan dengan metode eksperimen karena memulai proses berpikir dari teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan dan membuktikan fenomena-fenomena yang terjadi.
Anna Isabela Sanam
ReplyDeletes2 PEP A 2019
19701251001
Berpikir adalah kegiatan mental yang akan menghasilkan pengetahuan. Dengan demikian maka deductivism sendiri adalah proses menarik kesimpulan pada sebuah keadaan yang khusus didasari pada kenyataan – kenyataan yang bersifat umum. Singkatnya adalah mengkonsepkan suatu hal dari yang umum kepada hal yang lebih khusus atau terperinci. Salah satu contoh adalah bahwa metode banyak diterapkan dalam hal penulisan. Contoh konkritnya adalah dalam penelitian sering kita tetapkan sebuah hipotesis sebagai dugaan umum atau sementara yang belum diketahui kebenarannya. Untuk membuktinnya maka dilalui proses – proses khusus melalui sebuah penelitian konkrit.
Terima kasih Prof.
Rochyati
ReplyDelete19709251074
S2 P. Mat D 2019
Deduktivisme merupakan lawan dari induktivisme. Aliran ini beranggapan bahwasuatu prosedur berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Kaum rasionalisme sering menggunakan cara berpikir deduktif ini. Cara berpikir ini sering dipakai oleh Arisototelis. Namun menurut John Locke, berpikir deduksi relatif lebih rendah kedudukannya apabila dibandingkan dengan pengalaman indera dalam pengembangan pengetahuan.
Choirul Amri
ReplyDelete(19709251078 S2 Pendidikan Matematika Kelas D 2019)
Bismillah, deduktivisme dipandang dalam Filsafat sebagai yang memegang bahwa penyelidikan ilmiah hasil oleh perumusan hipotesis dalam bentuk yang bisa dibayangkan dipalsukan oleh tes pada data yang diamati. Deduktivisme berkebalikan dengan induktivisme. sebuah jalan pemikiran yang menggunakan argumen-argumen deduktif untuk beralih dari premis-premis yang ada, yang dianggap benar, kepada kesimpulan-kesimpulan, yang mestinya benar apabila premis-premisnya benar. Contoh klasik dari penalaran deduktif, yang diberikan oleh Aristoteles, ialah Semua manusia fana (pasti akan mati). Sokrates adalah manusia. Maka kesimpulannya adalah Sokrates pasti (akan) mati. Terimakasih.
Ardhya Handayani
ReplyDelete19701251015
S2 PEP 2019 A
Deduktif merupakan pengambilan kesimpulan dari general (umum) ke khusus (kesimpulan dari pernyataan yang telah buktikan). Model hipotesis deduktivisme merupakan proses merumuskan permasalahan yang falsifiable (dapat dibantahkan), pembuktian dapat beripa percobaan maupun observasi. Hasil yang diperoleh inilah yang dibandingkan dengan hipotesis, apakah benar atau tidak
Rifki Rinaldo
ReplyDelete19709251070
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Hipotesis deduktif adalah metode yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Hipotesis Deduktif cenderung menggunakan beberapa teori ilmiah yang sudah ada dan di ambil kesimpulannya. Berdasarkan hal itu deduktif juga bisa digunakan sebagai penalaran. Dalam penalaran deduktif siswa diminta untuk mengumpulkan premis-premis yang ada dan harus memberi kesimpulan dari premis yang telah di kumpulkan.
sintha faedu anggraeni
ReplyDelete19709251071
S2 pend matematika D 2019
Menurut yang saya baaca deduktivisme merupakan suatu ideologi yang meyakini bahwa kebenaran sesuatu bisa dicapai dengan cara deduksi. Deduksi merupakan metode berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat benar secara umum kemudian ditarik kesimpulan yang ke suatu pernyataan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan cara berpikir yang disebut silogismus. Silogismus dilakukan dengan cara menyusun dua buah pernyataan yang diyakini benar (disebut sebagai premis) kemudian dari dua premis tersebut ditarik suatu kesimpulan.
Sri Ningsih
ReplyDelete19709251064
S2 Pendidikan Matematika kelas D
Deductivism adalah filsafat yang memegang bahwa penyelidikan ilmiah hasil oleh perumusan hipotesis dalam bentuk yang bisa dibayangkan dipalsukan oleh tes pada data yang diamati.