Elegi ini dibuat sebagai Sintesis terhadap dua Elegi sebelumnya yaitu: Elegi Mengubah Mitos menjadi Logos, dan Elegi Pemberontakan Para Mitos.
Elegi Pemberontakan Para Etik dan Estetika
Oleh Marsigit
Etik dan Estetika:
Hemmm...diam saja, tidak tahan. Mau bicara, maka banyak orang yang akan mempertanyakanku. Terlalu banyak bicara nanti saya dikira tidak Etik dan tidak punya Estetika. Gimana ya...?
Orang Tua Berambut Putih:
Wahai Etik dan Estetika. Sebenar-benar hidupku adalah antara Diam dan Bicara.
Etik dan Estetika:
Wahai Orang Tua Berambut Putih, masih tetap konsisten juga engkau itu. Engkau berjanji akan selalu muncul pada setiap pertanyaan? Ya aku menyadari itulah hakekat Ilmu; dia selalu dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan. Tetapi jika engkau datang padahal tidak diundang, apakah engkau mempunyai Etik dan Estetika?
Orang Tua Berambut Putih:
Aku adalah hakekat, maka aku meliputi semua yang ada dan yang mungkin ada, dalam Ruang dan Waktunya. Oleh karena itu kehadiranku tidak memerlukan undangan umum. Undangan khususku adalah pada setiap pertanyaan. Engkau tampak Sombong. Mentang-mentang mendapat julukan Etik dan Estetika, maka selalu saja semuanya diukur dengan Etik dan Estetika. Lagi pula engkau tampak berbondong-bondong mau ke mana?
Etik dan Estetika:
Aku ingin memberontak kepada Bagawat.
Orang Tua Berambut Putih:
Lho apa masalahnya?
Etik dan Estetika:
Aku ingin mengingatkan kesombongan Bagawat. Mentang-mentang sebagai Bagawat, dia selalu main klaim saja. Aku juga melihat besarnya Ego dan Determinist pada diri Bagawat. Emangnya gampang menuduh Mitos adalah Syaitan. Emangnya gampang mengubah Mitos menjadi Logos. Nyuruh-nyuruh orang mengetahui hakekat dari yang ada dan yang mungkin ada. Apakah pantas seorang anak kecil, jikapun dibelajarkan oleh orang tuanya, mengetahui segala hal. Jangankan mengetahui segala hal; mengetahui sedikit hal saja dia harus berkonsultasi dulu dengan saya, yaitu Etik dan Estetika.
Bagawat:
Aku melihat Orang Tua Berambut Putih menghilang begitu saja, ada apa ini. O..rupanya ada orang Emosi. Jika seseorang sudah terkena Emosi maka hilanglah segala macam Ilmu dan Kebijakannya. Wahai Etik dan Estetika, apakah Etis dan Estetis jika engkau marah-marah begitu, padahal yang engkau marahi tidak ada di depanmu?
Etik dan Estetika:
Woh...Bagawat ada di situ. Panjang umur engkau. Aku memang sedang marah kepadamu.
Bagawat:
Aku tahu engkau sedang marah kepadaku; dan aku pun tahu semua pembicaraanmu.
Etik dan Estetika:
Lho kalau begitu engkau itu tidak Etis dan tidak mempunyai Estetika, mengintip pembicaraan orang lain.
Bagawat:
Aku tahu semuanya itu dari guruku Orang Tua Berambut Putih. Baiklah, silahkan sampaikan protesmu kepadaku, aku akan berusaha mendengarkan secara Etis dan Estetik.
Etik dan Estetika:
Waha..memang sombong engkau. Wahai Bagawat, jika engkau tidak punya Etik dan Estetika; atau paling tidak engkau kurang Etik dan Estetika, maka lepaskan saja gelarmu sebagai Bagawat.
Bagawat:
Dengan keikhlasanku, perkenankanlah aku memohon maaf pada dirimu. Bukannya aku sengaja melalaikan dirimu, tetapi semuanya terjadi karena Keterbatasanku, keterbatasan Waktu, dan keterbatasan Ruang; sehingga pembicaraanku dengan Cantraka baru-baru ini hanyalah berkutat pada Mitos, Logos, Mitos, Logos, ...dst. Dan tidak menyertakan dirimu. Maaf nggih maaf.
Etik dan Estetika:
Hemm...jika tidak aku maafkan maka kontradiksi; karena aku dianggap tidak Etis dan tidak mempunyai Estetika.
Bagawat:
Wahai Etik dan Estetika, kenapa engkau seperti orang bingung?
Etik dan Estetika:
Hemm...aku jadi bingung betul ni. Gimana ya? Jika ada orang minta maaf kepadaku, padahal menurutku dia tidak atau belum atau kurang mempunyai Etik dan Estetika aku jadi bingung. Apakah keburukan itu mempunyai Etik dan Estetika. Apakah ada Etika dan Estetikanya korupsi, mencuri, berbohong atau bahkan berbuat dosa?
Orang Tua Berambut Putih:
Tidaklah mudah menggapai Etik dan Estetika itu.Wahai Etik dan estetika, kelihatannya engkau bingung, terdiam seribu bahasa?
Etik dan Estetika:
Oh ..Orang Tua Berambut Puti siapakah diriku itu? Jika sedikit saja engkau tinggalkan, maka aku tidak berdaya. Aku bingung. Tolong sadarkan aku kembali. Siapakah Etik dan siapakah Estetik.
Orang Tua Berambut Putih:
Wah rupanya memang rentan jika Etik dan Estetik mengajak diskusi; apalagi yang diajak diskusi sang Bagawat. Etik dan Estetika cenderung emosional. Benar nih, engkau tidak tahu siapa hakekat dirimu itu?
Etik dan Estetika:
Benar
Bagawat:
Luar biasa.
Orang Tua Berambut Putih:
Apanya yang luar biasa Bagawat?
Bagawat:
Jika kita telah mengakui bahwa kita memang tidak tahu hakiki diri kita, bukankah itu merupakan Etik dan Estetika tertinggi?
Orang Tua Berambut Putih:
Amin. Cerdas engkau Bagawat. Tetapi aku kasihan kepada Etik dan Estetika. Baiklah. Akan aku jawab pertanyaanya itu.
Orang Tua Berambut Putih:
Sederhana saja. Atau menggunakan bahasa orang awam juga bisa. Etik adalah mengenai Benar dan Salah, sedangkan Estetika adalah mengenai Baik dan Buruk (atau Keindahan).
Etik dan Estetika:
Kemudian...secara filosofis..apakah definisi Etik dan Estetika itu?
Orang Tua Berambut Putih:
Ooo..jika engkau ingin membaca referensi tentang Etik dan Estetika, bisa baca atau konek berikut:
Etik:
Estetika:
Etik dan Estetika:
Alhamdulillah...terang benderang pengetahuanku tentang Etik dan Estetik. Wahai Bagawat, mentang-mentang ilmumu tinggi, maka jawablah pertanyanku ini.
Bagawat:
Silahkan
Etik dan Estetika:
Apakah ada Kebaikan untuk hal-hal yang Salah? Dan apakah ada Keburukan untuk hal yang Benar?
Bagawat:
Hemm...wah pertanyaanmu kok sulit. Mentang-mentang telah mendapat pencerahan dari Orang Tua Berambut Putih, lalu nantang-nantang saya. Wah kok gimana ya?
Orang Tua Berambut Putih:
Wahai Bagawat...pertanyaan itulah yang merupakan sumber perselisihan antara engkau dengan Etik dan Estetika. Secara Epistemologis adalah Salah jika bertindak tanpa mengetahui hakekat atau pengertian dari apa yang dilakukan. Tetapi secara Etik dan Estetika, adalah Bijaksana atau Baik-baik saja jika Anak Kecil bertindak sesuai dengan Petunjuk atau Arahan dari Orang Tuanya, walau dia tidak atau belum mengetahui konsepnya. Engkau sebagai Orang Dewasa pun terkena hukumnya, yaitu tidaklah selalu harus bahwa engkau selalu mengetahui hakekat segala yang ada dan yang mungkin ada, misal urusan Tetanggamu atau urusan pribadi orang lain.
Etik dan Estetika:
Lalu bagaimana...apakah ada Keburukan untuk hal yang Benar?
Bagawat:
Adalah Benar, jika aku memperkarakan ke Polisi, Tetanggaku yang punya pohon Bambu dan menimpa atap rumahku. Tetapi mungkin itu merupakan hal yang Buruk. Lebih Baik jika aku komunikasikan saja hal tersebut kepada Tetanggaku yang punya pohon Bambu itu. Bukankah demikian Orang Tua Berambut Putih?
Orang Tua Berambut Putih:
Betul sekali Bagawat. Wahai Etik dan Estetika, jika pertanyaanmu sudah aku jawab, lalu apa masalahnya sehingga engkau tampak belum begitu Ikhlas kepada Bagawat. Padahal aku mendengar bahwa sang Bagawat sudah minta maaf.
Etik dan Estetika:
Kenapa ketika membahas Mitos dan Logos, sang Bagawat tidak Etis dan tidak mempunyai Estetika, misal mengklaim bahwa Mitos adalah Syaitan begitu saja.
Orang Tua Berambut Putih:
Oooo...dengan ini aku tegaskan bahwa sebenar-benar Etik dan Estetika adalah Dasar, Payung, Pendahulu dan Penghujung dari Mitos dan Logos. Tidaklah yang Ada dan yang Mungkin Ada terbebas dari Etik dan Estetika. Dasarilah, dampingilah dan payungilah setiap Logosmu itu dengan Etik dan Estetika, agar memberi ke Baik kan bagi dirimu. Setinggi-tinggi Logos tidaklah mampu mengetahui semua relung Etik dan Estetika. Kemudian gunakanlah Etik dan Estetika untuk mengubah Mitos-mitosmu menjadi Logos-logosmu. Maka cari dan temukanlah Etik dan Estetika menggunakan Logosmu. Mereka itu bersemayam di dalam Hati Sanubarimu masing-masing. Etik dan Estetika tertinggi adalah Etik dan Estetika Absolut yaitu Etik dan Estetika Nya Allah SWT. Manusia hanya mampu berusaha menggapainya saja. Maka berdoa dan berdoalah memohon petunjuk Nya, agar engkau semua diberi kecerdasan Hati dan Pikir. Amin
Bagawat:
Selamat Etik dan Estetika atas keberhasilan pemberontakanmu. Mohon maaf dan selamat berjuang. Amin.
Etik dan Estetika:
Terimakasih. Amin.
Totok Victor Didik Saputro
ReplyDelete18709251002
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Selamat pagi Prof.
Etik dan estetika adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Etik terdiri dari benar dan salah sedangkan estetika terdiri dari baik dan buruk. Kebenaran lahir karena adanya kesalahan. Kesalahan artinya berbuat sesuatu yang salah. Berbuat sesuatu yang salah artinya memuat keburukan di dalamnya. Keburukan muncul karena kebaikan yang belum tercapai. Hal ini terjadi karena adanya kebenaran yang belum terungkap. Artinya kesalahan menguasai kehidupan. Masalah utamanya adalah etik dan estetika tidak berada dalam ruang dan waktunya. Perpaduan dua hal ini bisa sesuai dengan harapan ketika sesuai pula dengan apa yang dipikirkan. Terima kasih.
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Etik adalah mengenai benar dan salah. Menurut wikipedia etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsru etis dalam pendapat-pendapat spontan. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Sedangkan estetika adalah mengenai baik dan buruk atau keindahan. Etik dan estetika diperlukan dalam berbagai aspek. Karena telah dijelaskan bahwa sebenar-benar etik dan estetika adalah dasar, payung, pendahuluan dan penghujung dari mitos menuju logos. Apa yang dilakukan manusia hanya berusaha menggapai etik dan estetik. Setinggi-tingginya etik dan estetik adalah etik dan estetikanya Alloh SWT.
Janu Arlinwibowo
ReplyDelete18701261012
PEP 2018
Sesungguhnya segala sesuatu di dunia memiliki batasan-batasannya. Antara etik dan estetik pun memiliki berbagai kontradiksi. Kebaikan dalam keburukan, keburukan dalam kebaikan. Apakah ada hal tersebut? Alloh mengajarkan setiap manusia untuk selalu berbaik sangka dan mengambil hikmah dari semua kejadian. Untuk memahami betapa sesungguhnya yang baik itu hanya milik Yang Maha Baik. Setiap keburukan pasti ada hikmah, Alloh Maha Adit dan Mengetahui kebutuhkan umat. Itulah cara untuk menyeimbangkan kehidupan. Logos pun demikian, memiliki batasan-batasan yang mengarahkannya pada suatu penilaian relatif. Logos tidak akan mampu menjangkau etik dan estetik secara keseluruhan karena keterbatasannya.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Manusia hanya bisa berusaha dan berdoa dalam menggapai sesuatu. Etik dan estetika merupakan dua hal yang saling berhubungan. Etik mengenai benar dan salah, sedangkan estetika mengenai baik dan buruk. Jika seseorang melakukan hal benar maka akan berdampak pada kebaikan. Sedangkan jika seseorang melakukan hal yang salah, maka akan berdampak pada kebaikan. Namun ada juga seseorang yang mempunyai cara yang salah untuk mencapai kebaikan. Hal ini tentu akan tetap salah, karena walaupun tujuannya baik jika tidak diiringi dengan cara yang baik pula, maka tujuan itu akan bernilai salah. Misalnya saja, seorang kakak yang miski ingin membelikan obat untuk adiknya, tapi tidak punya uang. Akhirnya sang kakak mencuri agar dapat uang untuk membelikan obat. Suatu ketika sang kakak ketahuan dan dibawa ke kantor polisi. Hal ini bukannya dapat membantu sang adik tapi malah tambah menyusahkan keadaan. Oleh karena itu, tujua yang baik harus diiringin dengan perbuatan yang baik juga. Dasarilah, dampingilah, dan payungilah setiap logos dengan etik dan estetika agar memberi kebaikan pada diri sendiri.
Wassalamualaikum wr.wb.
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Etik dan estetika adalah dua hal yang tidak asing bagi kita namun untuk memahami maknanya secara mendalam bagi saya pribadi masih butuh banyak belajar.
Dalam elegi ini dikatakan bahwa etik itu yang benar dan salah sementara estetika ialah yang baik dan buruk. Namun pada referensi yang diberikan oleh orang tua berambut putih justru saya menemui kebingungan dimana dikatakan bahwa "Ethics seeks to resolve questions of human morality by defining concepts such as good and evil, right and wrong, virtue and vice, justice and crime" yang berarti "Etik mencari penyelesaian dari masalah moralitas manusia dengan mendefinisikan konsep BAIK BURUK, benar salah..." dan pada referensi indonesia saya juga menemukan bahwa " Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab". Sementara untuk estetika baik referensi dari orang tua berambut putih maupun referensi indonesia lainnya saya menemukan bahwa estetika itu lebih kepada sifat keindahan dan perasaan.
Nah dari referensi lain ini justru saya menemukan bahwa baik buruk ini bisa jadi adalah etik. sementara untuk estetika itu justru berkaitan dengan indah tidaknya sesuatu dan bagaimana merasakan.
Terlepas dari anggapan saya tentang adanya perbedaan konsep etik estika antara yang ada dielegi dan referensi lain, sependek pemahaman saya saat ini baik etik maupun estetik keduanya merupakan nilai yang menjadi tolak ukur manusia dalam bertindak dan berperilaku. Sampai saat ini kita masih sulit mencapai etik dan estetika yang berlaku universal. Mengapa ? karena keterbatasan manusia yang memiliki sifat "relatif dan kontradiktif" menyebabkan adanya perbedaan etik dan estetika jangankan antara satu dengan yang lainnya bahkan antara diri sendiri pun kita akan temui perbedaan. Apa yang dirasakan baik bagi kita belum tentu dirasakan baik bagi orang lain, begitupun sebaliknya. Apa yang dianggap buruk belum tentu buruk bagi orang lain, begitupun sebaliknya. Apa yang diangap baik dan benar hari ini belum tentu masih menjadi baik dan benar dimasa yang akan datang, apa yang dianggap indah hari ini belum tentu masih indah dimasa yang akan datang, dst. Itulah mengapa dikatakan etik dan estetika yang tertinggi dan Absolut hanyalah milik Allah SWT.
Jefri Mailool
ReplyDeleteS3 PEP 18701261002
Etika dan Estetika adalah dua hal yang sangat penting dipertimbangkan ketika kita ingin memproduksi karya-karya kita, hasil-hasil pemikiran kita. Logos harus dipayungi oleh etika maupun estetika. seperti yang kita lihat dan dengar bahwa banyak pelanggaran yang terjadi berkaitan dengan etika dalam karya-karya ilmiah. Hal itu terjadi karena individu yang mengadakannya tidak memiliki kesadaran akan etika dalam menghasilkan karya ilmiah. Disisi yang lain, secara estetika,perlu memikirkan aspek SOTA (State Of The Art). Mari menjadikan karya kita, penelitian kita sebagai bagian dari seni. Memiliki kontribusi yang siginifikan bagi pemecahan masalah. Membawa manfaat bagi ilmu itu sendiri maupun bagi kepentingan umum sehingga benar-benar menjadi pencapaian tertinggi. Demikian ungkapan yang saya kutip dari Wikipedia mengenai SOTA: The state of the art is the highest level of development, as of a device, technique, or scientific field, achieved at a perticular time. It also applies to the level of development (as of a device, procedure, process, technique, or science) reached at any particular time unssualy as a result of modern methods.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Etik identik dengan etika yang mengagungkan kebaikan dan keburukan. Kebaikan yang berasal dari kebaikan dan keburukan yang berasal dari keburukan, maksudnya kebaikan yang berniatkan akan melakukan hal baik dan keburukan yang berniatkan akan melakukan hal buruk tanpa berpikir panjang. Bisa saja melakukan keburukan karena mepetnya keadaan yang memaksanya melakukan hal buruk tersebut. Jadi apakah masih bisa disebut dengan keburukan? Semua yang berbau buruk akan tetap menjadi kesan negatif terhadap orang lain. Begitu pula dengan kebaikan, baik bila ada maunya saja apakah masih disebut kebaikan? Bagi yang tahu niat seperti itu maka akan menganggapnya negatif, bagi yang hanya tahu luarnya saja maka akan menganggapnya positif. Sehingga, Etika yang berupa baik buruk bisa saja menjadi halusinasi menjadi kebalikannya.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Estetika merupakan hal yang selalu membicarakan tentang keindahan, keindahan dalam arti kerapian atau hal-hal yang berujung pada keindahan, pemandangan keindahan, tampak oleh mata ini bahwa mereka itu indah, hati tentram menerima keadaan indah tersebut, jiwa merasa sehat karena didukung oleh perasaan tentram. Tetapi, tidak melulu estetika berdampak keindahan bagi semua orang, yaitu estetika satu sisi di mana di satu sisi orang A menganggap indah sedangkan sisi lainnya orang B mengagnggapnya tidak indah. Hal itu akan menjadi perdebatan hingga muncullah etik baik dan buruk di antara keduanya. Perlu mempertimbangkan antara anggapan positif dan negatif untuk memulai estetika agar mnejadi seimbang dan saling menerima.
Falenthino Sampouw
ReplyDelete18709251006
S2 Pendidikan Matematika
Selamat pagi, Prof.
Sejak awal membaca tulisan di atas, dalam benak saya bahwa protes dari etik dan estetika kepada begawat yang lebih membahas mitos dan logos adalah kurang tepat. Karena saya berpikir bahwa etik dan estetika itu adalah hasil dari logos. Saat logos meningkat, maka muncul etika dan estetika. Namun setelah membaca hingga ke bawah. Saya mendapatkan bahwa pemikiran saya itu salah. Logos justru dihasilkan oleh etik dan estetika berpikir. Dengan demikian, etik dan estetika merupakan payung dari logos. Misalnya saja, kita melakukan penelitian. Penelitian itu buah dari pemikiran, dan bisa dikatakan sebuah penelitian karena mengikuti sistematika berpikir yang itu merupakan etik dan estetikanya. Etika menilai susuatu itu benar atau salah dan estetika menilai sesuatu itu baik atau buruk. Buah pikiran (bisa apa saja) akan dinilai oleh etika dan estetika.
Terima kasih, Prof.
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Etik dan Estetika merupakan suatu dasar, penghujung, dan payung dari mitos dan logos. Mitos dan Logos berkontradiksi sehingga terdapat ada dan yang mungkin ada untuk terbebas dari yang namanya etik dan estetika. Logos harus didampingi, didasari, dan dipayungi dengan etik dan estetika sehingga akan memberikan dampak yang baik bagi diri sendiri. Hal ini dikarenakan setinggi-tingginya logos, masih tidak bisa mengetahui semua etik dan estetika. Selain itu, etik dan estetika yang ada bisa dimanfaatkan untuk mengubah mitos menjadi logos. Etik dan Estetika yang tertinggi adalah Etik dan Estetika Absolut yang artinya berasal dari Allah SWT. Perbanyak berdoa dan memohon petunjuk-Nya agar dapat meraihnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika 2018
Etik dan etika adalah dua hal yang saling berkaitan. Etik merupakan sebuah sikap sedangkan estetika adalah suatu keindahan yang terdapat pada sesuatu. Etik bernilai benar dan salah, sedangkan estetika berniai baik atau buruk. Dalam kehidupan bermasyarakat kita perlu memperhatikan etik dan estetika dalam bersosialisasi. Beberapa hal yang terdapat dalam etik dan estetika misalkan seorang menyalakan musik dengan sangat kencang sehingga tetangga di sekitarnya merasa terganggu oleh suara music tersebut. maka sang tetangga bisa melaporkannya ke polisi, akan tetapi hal tersebut bukan merupakan hal yang baik dalam etika bermasyarakat. Selain orang yang menyalakan music dengan keras tersebut dinyatakan bersalah, tetangga yang melaporkan kasus itu juga bersikap tidak baik karena masalah tersebut dapat diselesaikan dengan cara mengomunikasikannya kepada tetangganya tersebut. Penghalang etik dan estetika adalah ego. Oleh sebab itu supaya ego tersebut tidak menghancurkan hubungan persaudaraan antar manusia, maka butuh komunikasi yang kuat yang dapat meminimalisir kesalahpahaman atau keributan antar sesama.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Etik berkaitan dengan benar atau salah, sedangkan estetika berkaitan dengan baik dan buruk. Etik dan estetik merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Benar identic dengan baik dan salah identic dengan buruk, namun demikian tidak semua yang benar itu baik dan tidak pula semua yang salah itu buruk. Oleh karena itu manusia memang harus bijaksana dalam menempatkan segala hal sesuai dengan ruang dan waktunya.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Etik dapat dikatakan berhubungan antara benar dan salah sesuatu hal, sedangkan estetika berkaitan dengan baik dan buruknya sesuatu. Dalam implementasinya jelas, dalam kehidupan kita harus mampu secara etik mana yang benar dan salah serta secara estetika yang mana yang baik dan buruk bagi diri kita. Etik dan estetika dapat kita gunakan untuk mengubah mitos menjadi logos. Etik dan estetika merupakan pangkal dan ujung dari mitos dan logos. Dalam setiap logos pun, etik dan estetika harus mendampinginya agar dapat membawa kebaikan dan manfaat bagi sekitar
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika 2018
Etik dan etika adalah dua hal yang saling berkaitan. Etik merupakan sebuah sikap sedangkan estetika adalah suatu keindahan yang terdapat pada sesuatu. Etik bernilai benar dan salah, sedangkan estetika berniai baik atau buruk. Dalam kehidupan bermasyarakat kita perlu memperhatikan etik dan estetika dalam bersosialisasi. Beberapa hal yang terdapat dalam etik dan estetika misalkan seorang menyalakan musik dengan sangat kencang sehingga tetangga di sekitarnya merasa terganggu oleh suara music tersebut. maka sang tetangga bisa melaporkannya ke polisi, akan tetapi hal tersebut bukan merupakan hal yang baik dalam etika bermasyarakat. Selain orang yang menyalakan music dengan keras tersebut dinyatakan bersalah, tetangga yang melaporkan kasus itu juga bersikap tidak baik karena masalah tersebut dapat diselesaikan dengan cara mengomunikasikannya kepada tetangganya tersebut. Penghalang etik dan estetika adalah ego. Oleh sebab itu supaya ego tersebut tidak menghancurkan hubungan persaudaraan antar manusia, maka butuh komunikasi yang kuat yang dapat meminimalisir kesalahpahaman atau keributan antar sesama.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Secara umum, etik adalah berkaitan dengan yang benar dan yang salah sedangkan estetika berkaitan dengan keindahan atau baik dan buruk. Baik-buruk, benar-salah tersebut relatif terhadap ruang dan waktu. Keempat unsur tersebut dapat berkombinasi menjadi yang “baik dan benar”, “buruk dan salah”, “baik tetapi salah”, “buruk tetapi benar”, “salah tetapi baik”, dan “benar tetapi buruk”. Maka yang baik tidak selalu benar, yang benar tidak selalu baik, dan seterusnya. Sementara itu, segala yang ada dan yang mungkin ada memiliki etik dan estetika. Maka inilah pentingnya filsafat sehingga kita dapat menempatkan etik dan estetika pada ruang dan waktu yang sesuai.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
Orang yang sudah terpedaya emosi maka segala ilmu dan kebijaksanaannya akan hilang. Saya sepakat dengan kalimat tersebut. Setinggi apapun ilmu yang kita miliki, jika kita sudah terpedaya emosi maka hilanglah sudah segala ilmu tersebut.
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr wb
Etik dan estetik tentunya saling berkaitan, seperti dalam elegi di atas, sesuatu yang tidak etis maka tidak akan memiliki estetik. Maka dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang benar dan sesuai etik adalah suatu yg memiliki estetik atau kebenaran.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Etik berhubungan dengan benar dan salah, sedangkan Estetika berhubungan dengan baik dan buruk. Etik dan Estetika adalah pendahulu dan penghujung. Jika dasarnya baik atau benar tidak ada jaminan penghujungnya akan tetap baik dan benar. Pun begitu dengan salah dan buru, tak ada jaminan pula penghujungnya akan tetap salah dan buruk bisa saja malah justru baik dan benar. Dan itulah tugas dari logos. Berdoalah agar apapun pendahulunya, baik & benar atau salah & buruk akan menuju penghujung yang sama, yaitu baik dan benar.
Dini Arrum Putri
ReplyDelete18709251003
S2 P Math A 2018
Etik berbicara tentang benar atau salah sementara estetika bicara mengenai baik atau buruknya. Etik dan Estetika adalah dua hal yang saling berkaitan. Benar atau salahnya sikap seseorang tersebut tergantung pada baik atau buruknya bahasa yang ia gunakan, baik atau buruknya perilakunya. Sedangkan baik atau buruknya perilaku seseorang tersebut dinilai dari benar atau salahnya ucapan atau bahasanya. Dua-duanya saling berkaitan. Manusia dikatakan salah atau benar, atau manusia dikatakan baik atau buruk berujung dengan sikap dan sifat yang kita tanamakan untuk diri kita sendiri.
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Dalam kehidupan sehari-hari etika sangatlah penting peranannya, karena dengan adanya etika maka dapat mengatur bagaimana manusia dapat bergaul atau bersosialisasi dengan sesamanya. Etika sangat mempengaruhi kehidupan manusia, karena dengan adanya etika membuat manusia berorientasi bagaimana ia menjalankan kehidupannya dalam tindakannya sehari-hari dan bisa membedakan perbuatannya benar atau salah. Dalam estetika, manusia diajarkan untuk mengerti keindahan, mengenal rasa dan melihat sesuatu dengan perasaan. Peran estetika dalam pendidikan karakter, mampu membekali dan membangun manusia dengan unsur jiwa yang penuh dengan toleransi dan perasaan. Estetika juga bermanfaat untuk mengasah ketajaman manusia dalam berolah rasa yang dibutuhkan dalam menjalani kehidupan.
SUHERMI
ReplyDelete18709251007
S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA A
Etik berkaitan benar dan salah sedangkan estetika berkaitan tentang penilaian baik dan buruk. Dalam materi pelajaran penilaian benar salah benar mutlak adanya, sedangkan dalam kehidupan penilaian benar salah, baik buruk itu relatif, tergantung dari sisi mana menilainya. Semoga kita senantiasa diberikan kemampuan untuk berfikir jernih dan menggunakan hati nurani sebagai mana mestinya.
Surya Shofiyana Sukarman
ReplyDelete18709251017
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Berdasarkan postingan tersebut, dapat saya ketahui jika etik dan estetika merupakan pendahulu dari mitos dan logos. Segala macam ilmu tidak terlebas dari etik dan estetika. Etik mengenai benar salah. Agar manusia dapat memahami apa yang ada dan yang mungkin ada harus berpegang pada kebenaran. Pemahaman tersebut dapat menggapai logos dan menjadi sebuah ilmu yang bermanfaat jika didasarkan pada nilai estetika. Estetika adalah mengenai baik dan buruk (keindahan). Sesuatu yang benar tidak selalu baik dan sesuatu yang salah tidak selalu buruk. Ilmu yang kita dapatkan tidak akan bernilai jika kita tidak berpegang pada kebenaran dan kebaikan. Oleh karena itu untuk menggapai logos akan selau mempertimbangkan nilai etik dan estetik.
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Etik dan estetika merupakan dua hal yang berkaitan dalam menjalani kehidupan. Etik merupakan sikap baik dan buruk sedangkan estetika merupakan keindahan. Dalam bertindak harus memerlukan etik yang baik agar tidak melanggar norma-norma yang ada. setiap perkataan yang kita ucapkan hendaknya mengandung nilai estetika yang dapat membuat orang lain tersentuh ketika mendengar. Estetika sangat diperlukan dalam bertutur kata terhadap sesama manusia. Sejogjanya kita dapat melihat seseorang tersebut baik atau tidak dapat terlihat dari bahasa dan perkataan yang diucapkan.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Etik dan estetika merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh piikiran kita. Dimana pikiran kita tersebut mengolah sesuatu dalam pikirannya untuk kemudian diwujudkan dalam bentuk perbuatan, perilaku, dan yang lainnya. Etik dan estetik merupakan dua hal yang saling berhubungan dan harus ada dalam diri kita, karena etik sendiri merupakan perilaku mengenai benar atau salahnya sesuatu. Sedangkan estetik merupakan pandangan terhadap nilia keindahan yang berupa baik atau buruk.
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Etika dan etik merupakan landasan dari logos dan mitos. Semua yang terkandung dalam yang ada dan mungkin ada adalah bagian dari etik dan estetika. Seyogyanya logos didampingi oleh etik dan estetikam untuk kebaikan. Namun logos tidak mampu untuk menjelaskan semua yang terkandung dalam etik dan estetika. Etik dan estetika adalah alat untuk mengubah mitos menjadi logos. Etik dan etika sesungguhnya ada didalam hati dan merupakan kuasa dari Tuhan yang maha esa. Maka gunakanlah etik dan estetika dengan sebaik-baiknya. terimakasih
ReplyDeleteDita Aldila Krisma
18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Etik menyangkut konsep benar dan salah. Etika dipahami sebagai kemampuan untuk berpikir kritis tentang nilai-nilai moral dan mengarahkan tindakan kita pada nilai-nilai tersebut. Sementara estetika berkaitan dengan konsep baik dan buruk. Secara filsafat, estetika berhubungan dengan sifat seni, keindahan, dan rasa dan terhadap penciptaan dan merupakan apresiasi. Penerapannya, ketika kita sedang berbicara dengan orang yang pangkatnya lebih tinggi atau yang lebih kita hormati, kita memperhatikan etik dan estetika. Apa yang kita sampaikan merupakan kebenaran dan sikap yang kita tunjukkan adalah kebaikan serta kesopanan atau nilai-nilai moral yang berlaku dalam lingkup lawab bicara kita.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dari ‘Elegi Pemberontakan Para Etik dan Estetika’ di atas saya mendapatkan pengetahuan mengenai etik dan estetika. Estetika dan etika sebenarnya hampir tidak berbeda. Etika membahas masalah tingkah laku perbuatan manusia ( baik dan buruk ). Sedangkan estetika membahas tentang indah atau tidaknya sesuatu. Karena pada hakikatnya etik dan estetika pada dasarnya merupakan suatu tindakan dimana seseorang mengolah alam pikirnya yang kemudian di wujudkan dalam bentuk tindakan, prilaku, cara pandang, dan lain sebagainya. Sesungguhnya etik dan estetika hanya akan dicapai jika kecerdasan pikir diimbangi dengan kecerdasan hati.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Etik dan estetika merupakan dua hal yang sering kita dengar dalam kehidupan kita. Etik adalah mengenai benar dan salah sedangkan estetika adalah mengenai baik dan buruk (keindahan). Setiap kegiatan yang kita lakukan harus disertai dengan etik dan estetika agar memberi kebaikan bagi kita. Begitu pula pada logos, setiap logos harus berkaitan dengan etik dan estetika. Sama halnya dengan logos, etik dan estatika tertinggi adalah juga Etik dan Estetika Absolut yaitu Etik dan Estetika Nya Allah SWT. Jadi manusia hanya mampu berusaha menggapainya saja yaitu dengan berdoa dan memohon petunjuk kepada Allah, agar diberi kecerdasan Hati dan Pikir.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dari elegi diatas bahwa secara epistemologis adalah salah jika bertindak tanpa mengetahui hakekat atau pengertian dari apa yang dilakukan. Tetapi secara Etik dan Estetika, untuk orang yang tidak atau belum mengetahui konsepnya tetap dianggap baik-baik saja. Kita tidak harus tahu hakekat segala sesuatu, termasuk diantaranya adalah untuk privasi orang lain. Dasarilah segala sesuatu sebelum dilakukan dengan etik dan estetika terlebih dahulu. Etik dan Estetika tertinggi adalah Etik dan Estetika Absolut yaitu Etik dan Estetika Nya Allah SWT. Kita sebagai manusia hendaknya mencari sehingga hidup kita lebih bermakna.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Pada dasarnya, etik berkaitan dengan benar dan salah, sedangkan estetika berhubungan dengan baik dan buruk (atau keindahan). Ada kebaikan untuk hal-hal yang Salah dan ada keburukan untuk hal yang benar. Salah jika bertindak tanpa mengetahui hakekat atau pengertian dari apa yang dilakukan. Sebenar-benarnya etik dan estetika adalah dasar, payung, pendahuluan dan penghujung dari mitos dan logos. Oleh karena itu, dasarilah, dampingilah, dan payungilah setiap logos/ilmu yang kita miliki dengan etik dan estetika, agar dapat memberikan kebaikan untuk diri kita. Gunakanlah etik dan estetika untuk mengubah mitos-mitos yang ada menjadi logos. Etik dan estetika tertinggi adalah etik dan estetika absolut yaitu etik dan estetika Allah SWT. Maka kita sebagai manusia ciptaan Allah SWT senantiasa berusaha dan berdoa kepada Allah SWT agar selalu diberi petunjuk, pertolongan, dan diberi kemudahan dalam segala urusan.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Perilaku yang diidentikan dengan etika diri menjadi identitas utama bila akan bertemu orang karena bisa menampakkan kepribadian sekaligus. Bila dikombinasikan dengan keindahan mungkin maksudnya adalah etika yang menunjukkan keindahan , yang menyukai keindahan sehingga orang lain yang melihatnya menjadi tertarik dan menghargai kita apa adanya. Sikap tersebut menjadi hal utama dalam menarik perhatian orang lain agar bisa bekerja sama dan bisa saling membantu disaat saling membutuhkan.
Kartianom
ReplyDelete18701261001
S3 PEP 2018
Segala sesuatu yang ada dan mungkin ada memiliki etika dan estetika. Etika berkenaan dengan moral, benar atau salah. Sedangkan estetika berkenaan dengan keindahan, baik atau buruk. Etika dan estetika tertinggi adalah etika dan estetika yang sesuai dengan kodrat Tuhan Yang Maha Esa. Untuk itu hendaknya kita selalu memohon petunjuk kepada-Nya.
Hendra b
ReplyDelete18701261008
PEP S3 2018
seting-tinggi ilmu yang kita miliki seharusnya haruslah di bekali dengan etika dan estetika, logos tanpa etik dan estetika malah akanmenjauhkan ke kebenaran .
M. Ikhsan Ghozali
ReplyDelete19701261003
PEP S3 2019
Assalamu'alaikum wr.wb.
Menurur saya, etik dan estetik mesti seiring sejalan. Tidak bisa masing-masing saling menafikan atau menegasikan. Sebaik-baiknya yang benar adalah yang benar juga baik. Ungkapan "Katakanlah yang benar meskipun pahit" kadang terkesan berlebihan. Namun, sesungguhnya tidaklah demikian sebab untuk mengatakan kebenaran tetap harus dengan cara-cara yang baik, bukan dengan cara yang buruk. Jadi, harus ada keselarasan antara niat dan cara yang sama-sama benar dan baik.
Ada juga ungkapan bahwa berbohong demi kebaikan, yang menurut saya tidak bisa serta merta disebut sebagai perbuatan tidak benar dan tidak baik. "Berbohong" di sini tidak bisa langsung dianggap sebagai perbuatan tercela melainkan perlu diketahui dulu duduk perkaranya: niatnya, ketidakterusterangan tentang apa, cara menyampaikannya, dan akibat yang bisa ditimbulkan apabila disampaikan dengan terus terang. Tetapi, bukan berarti kebohongan yang disampaikan dengan baik lantas dibenarkan. Kondisi ini bisa jadi kontradiktif. Inilah mengapa penting mendasarkan diri tidak semata pada otak/pikiran/ilmu, melainkan juga perlu mendasarkan pada hati/qalbu. Logos dan mitos akan menjadi liar apabila tidak didasari juga dengan etik dan estetika. Etik dan estetika yang bersemayam dalam qalbu ini mesti pula dicari dengan logos.
Semoga Allah menganugerahkan kecerdasan hati pada kita. Aamiin.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Mira Amalia Yudhanti
ReplyDelete19701251014
S2 PEP A
Berdasarkan elegi di atas, etik yaitu mengenai benar atau salah, sedangkan estetika mengenai baik dan buruk atau berkaitan dengan keindahan. Semua hal yang baik belum tentu benar dan semua hal yang benar belum tentu baik. Etik dan estetika dapat kita gunakan untuk mengubah mitos-mitos dalam hati dan pikiran kita menjadi logos. Kemudian kita dapat menggunakan logos untuk menemukan etik dan estetika. Dengan demikian, etik dan estetika merupakan dua hal yang saling berhubungan dan berkaitan satu sama lain.
Rochyati
ReplyDelete19709251074
S2 P. Mat D 2019
Immanuel Kant berpendapat bahwa etika adalah urusan “nalar praktis”. karena pada dasarnya nilai-nilai moral itu telah tertanam pada diri manusia sebagai sebuah kewajiban(imperative kategoris). Menurut Asy’ariyah (salah satu tokohnya adalah Al- Ghozali), mengatakan bahwa makna etika murni bersifat subjektif , artinya bisa bermakna dengan adanya subjek, dalam hal ini adalah Allah. Satu-satunya tujuan bertindak moral ialah mematuhi Allah. Sedangkan estetika (keindahan) menurut Kant merupakan sifat obyek bukan terletak pada subyek. Estetika adalah nilai-nilai indah dan jeleknya sesuatu.Maka pentingnya mempelajari aksiologi adalah kita dapat membahas tentang nilai yaitu etika dan estetika.
Vera Yuli Erviana
ReplyDeleteNIM 19706261005
S3 Pendidikan Dasar 2019
Assalamualaikum Wr. Wb.
Etik berkaitan dengan benar dan salah, sedangkan estetika berhubungan dengan baik dan buruk (atau keindahan). Etika dan estetika tertinggi adalah etika dan estetika yang sesuai dengan kodrat Tuhan Yang Maha Esa. Seyogyanya logos didampingi oleh etik dan estetikam untuk kebaikan. Namun logos tidak mampu untuk menjelaskan semua yang terkandung dalam etik dan estetika. Etik dan estetika adalah alat untuk mengubah mitos menjadi logos. Etik dan etika sesungguhnya ada didalam hati dan merupakan kuasa dari Tuhan yang maha esa. Maka gunakanlah etik dan estetika dengan sebaik-baiknya.
Aulia Nur Arivina
ReplyDelete18709251051
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Assalamu’alaikum wr.wb.
Berdasarkan elegi pemberontakan para etik dan estetika, saya belajar bahwa etik dan estetika yang ada dalam manusia adalah emosi. Manusia yang dikarunia kecerdasan hati dan pikiran, hanya dapat menggapai etik dan estetika. Manusia hanya dapat berusaha dan berdoa agar logos tidak tertutupi dengan mitos. Karena etik dan estetika sebagai pelindung logos manusia. Dan etik dan estetika akan menjadi bijaksana dalam manusia jika mengetahui semua hakekat yang ada dan yang mungkin ada.