The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Sep 20, 2013
Elegi Kerajaan Stigma
Oleh Marsigit
Stigmaraja:
We ha ha he he... aku adalah si raja stigma. Hemmm...aku telah menyebar prajurit-prajurit stigma untuk mengembara ke seluruh dunia. Hanya satu tujuanku yaitu menguasai dunia ini. Siapapun yang menjadi penghalang diriku maka dia aku anggap musuh. Maka dengan segenap cara, cara baik, cara buruk, cara licik, adu domba, peperangan, fitnah, apapun akan aku tempuh demi mewujudkan cita-citaku. Tidaklah boleh ada yang lain yang lebih dari diriku. Maka siang maupun malam, prajurit-prajuriku yang terpilih akan aku utus membujuk, merayu kalau perlu menghancurkan kerajaan-kerajaan lain yang tidak mendukung dan menjadi pesaingku.
Stigmakayat:
Wahai baginda sang raja, setelah mendengar titahmu aku merasa bangga mempunyai raja seperti dirimu. Raja seperti dirimu itulah yang selalu aku dambakan. Engkau adalah seorang raja yang kuat, berwibawa dan mempunyai cita-cita tinggi serta dapat menghidupi segenap rakyatmu. Tetapi bolehkah aku bertanya perihal satu perkara kepadamu. Kenapa engkau masih saja tampak menyembunyikan kesedihanmu? Jika engkau berkenan bolehkah aku mengetahuinya.
Stigmaraja:
Wahai stigmakayat, engkau adalah pembantuku yang sangat cerdas. Engkau selalu saja mengetahui relung hati dan pikiranku. Ketahuilah apa yang menyebabkan aku masih merasa belum tenteram? Itu tu..di kejauhan sana aku mendengar ada percabaan Kutarunggu. Sungguh percabaan itu telah menggangguku siang maupun malam. Konon dalam percabaan itu, semakin banyakk saja para cantriknya. Semakain banyak orang datang ke Kutarunggu berarti kedudukanku semakin terancam. Maka ketahuilah, dengan ini aku proklamirkan dan aku menyatakan perang terhadap percabaan Kutarunggu. Dikarenakan ulah orang-orang dari Kutarunggu itulah, aku mengalami kesulitan melaksanakan semua rencana-rencanaku. Untuk itu maka aku akan memanggil panglima-panglimaku untuk menyampaikan perihal tugas-tugasnya.
Stigmapangla:
Wahai sang baginda raja, perkenankanlah aku melapor perihal tugas-tugasku. Aku adalah panglima stigma. Tugasku adalah menyebar prajurit stigma. Prajurit-prajuritku selalu cerdik dan pandai mencari mangsa. Mangsa dari stigmaprajurit adalah para cantraman. Cantraman adalah orang baik-baik tetapi mereka belum mengakui kerajaan stigma. Cara memangsa para cantraman adalah dengan menyebar fitnah, isu dan gosip. Maka semua fitnah, isu dan gosip itu pada hakekatnya adalah prajurit stigma yang terdepan. Begitu para cantraman termakan oleh fitnah, isu dan gosip, maka berubahlah mereka menjadi stigma-stigma.
Stigmaraja:
Hus..aku ingin berita keberhasilanmu, bukan tentang definisimu. Itu semua aku sudah tahu, tidaklah engkau perlu menceramahiku. Maka selama ini apa keberhasilanmu?
Stigmapangla:
Para stigmakomandan telah menemukan subyek pada percabaan Kutarunggu. Namanya adalah Ahilu. Kelihatannya Ahilu itu mempunyai kedudukan tinggi di percabaan tersebut. Disamping sebagai panglima dia juga sebagai Cantralma. Ketahuilah bahwa seorang Cantralma itu mempunyai kedudukan strategis pada percabaan Kutarunggu. Sang Bagawat sering menggunakan pemikiran-pemikirannya untuk mempertimbangkan aspek kehidupan di Kutarunggu. Tetapi stigmakomandan telah berhasil merayunya untuk menjadikan dia sebagai subyek stigma.
Stigmaraja:
Apa dampaknya bagi kita dengan engkau mengangkat Ahilu sebagai subyek stigma?
Stigmapangla:
Wah dampaknya luar biasa. Ternyata mulai terjadi kekacauan di Kutarunggu. Semua orang di Kutarunggu mengarahan pendengaran dan penglihatannya kepada perkataan dan perbuatan Ahilu. Padahal perkataan dan perbuatan Ahilu telah aku kendalikan, artinya perkataan dan perbuatannya adalah perkataan dan perbuatan para stigma. Itulah keberhasilanku. Maka atas doa restumu perkenankanlah aku memohon bantuan tambahan prajurit untuk segera meruntuhkan percabaan Kutarunggu.
Stigmaraja:
Wa ha ha ha..we he he he.... Tidak percuma aku membayarmu dengan gaji yang tinggi. Demikianlah selayaknya engkau harus berbakti kepadaku. Maka dalam rangka menyelesaikan tugas-tugasmu, aku akan turuti semua permintaanmu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ady Ferdian Noor
ReplyDeleteDikDas S3 / 18706261004
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Kerajaan bisa kekuasaan, puncak pimpinan, puncak strategi, puncak pendekatan, puncak pembelajaran, puncak perang, puncak keinginan, puncak kenikmatan, puncak kemenangan, puncak nafsu, puncak kelihaian, puncak kebohongan,.... semua itu padahal sementara, antara ada dan tiada, semua terjadi karena mengikuti sifat ruang dan waktu tapi tidak pernah berpikir bahwa tidak sempurna dan selalu tidak sempurna... Kerajaan adalah puncak keabadian di dunia hanya sebatas itu itu pun ada batas ruang dan waktunya.. tiba saat dipanggil Sang Pencipta.. ternyata dia tidak kuasa menghalanginya... terima kasih
Restu Widhi Laksana
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika A 2018
18709251022
Bismillahirrokhmanirrokhim
Sebuah elegi singkat yang menggambarkan bahwa stigma itu selalu ada. Selama ada proses berfikir maka kemungkinan terjebak dalam sebuah stigma akan terus ada. Sesuai yang disebutkan bahwa stigma yang paling mudah mengena adalah fitnah, isu dan gosip. Dengan ketiga hal ini akan sangat mudah menyetir pendapat publik yang sebagian besar orang awam dalam konteks tertentu.
Yang paling mudah untuk disusupi oleh stigma semacam ini yaitu orang dengan Ego tinggi (Ahilu). Orang dengan ego yang tinggi cenderung merasa dirinya lebih baik dari orang lain, maka ketika ada orang yang lebih baik ia cenderung lari kepada para stigma untuk membantu menjatuhkan orang lain agar dirinya tetap menjadi yang terbaik alih-alih meningkatkan potensi dan kemampuannya sendiri. Hal ini sangat besar sekali dampaknya jika orang-orang yang dianggap mampu dan berpendidikan di suatu negara termakan juga oleh fitnah, isu dan gosip, seperti yang baru-baru ini terjadi. Hal ini menunjukkan pada kita betapa kurangnya orang dengan daya kritis, dan hati ikhlas di negri ini.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Stigma merupakan sifat buruk. Ia akan selalu berusaha untuk menjadi penguasa dari semua penguasa. Para stigma akan selalu berusaha dengan cara-caranya yang tidak benar seperti menyebarkan fitnah, isu, dan gosip. Sebagai seorang petinggi harus cerdas dan tidak mudah terpengarus dengan orang lain. Apalagi dengan adanya berita yang belum tentu kebenarannya. Sikap yang harus dilakukan yaitu mencari kebenaran dari berita yang telah beredar. Jangan sampai berita tersebut membuat orang lain maupun diri sendiri menjadi dirugikan. Oleh karena itu, seorang petinggi harus baik hatinya maupun pikirannya. Sesungguhnya seseorang yang sudah terpengaruh dengan stigma-stigma yang ada akan sulit untuk diarahkan pada hal-hal yang baik dan dapat menimbulkan kerugian banyak orang. Jangan sampai keburukan mengendalikan kebaikan.
Wassalamualaikum wr.wb.
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Adanya elegi kerajaan stigma ini membuka pemahaman tentang stigma dalam hal ini stigma negatif. Stigma itu bisa muncul dengan berbagai sebab dan berbagai cara. Menimpakan stigma pada orang lain bisa muncul dan disebabkan karena rasa ketidaksukaan, rasa benci, rasa terancam, rasa iri maupun dengki. Stigma juga muncul dengan berbagai cara sebagaimana yang disebutkan oleh Stigmaraja diatas salah satunya ialah fitnah. Hal yang paling berbahaya ialah ketika orang yang dianggap berpengaruh dan menjadi figur dalam suatu kelompok justru membawa dan menimpakan stigma-stigma pada pribadi maupun golongan lain. Kelompok-kelompok tersebut dengan mudahnya akan percaya dan yakin dengan hoax ataupun fitnah yang dibawa oleh orang tersebut. Inilah yang perlu diwaspadai sekarang ini, pentingnya berhati hati dalam menerima berbagai informasi dari orang orang yang dianggap berpengaruh dan berperan penting dilingkungan maupun dinegara kita.
Janu Arlinwibowo
ReplyDelete18701261012
PEP 2018
Elegi Kerajaan Stigma membuat saya memandang bahwa dalam diri seorang manusia memiliki ego, yang terkadang diluapkan dengan arogan. Terkadang manusia memiliki kehendak yang berlebihan. Menginginkan semua yang diinginkan menjadi hak nya. Menurut saya sifat ini condong kepada kapitalsm, dimana kekuasaan terhadap orang lain menjadi pusat perhatian. Memang ketegasan seorang pemimpin adalah bekal untuk mengomandoi rakyatnya. Namun pemaksaan-pemaksaan kehendak untuk mengikuti pemimpin bukanlah hal bijak, karena sama saja menutup nurani dari rakyat. Semua adalah raja, karena sebenar-benarnya rakyat telah tertutupi oleh raja.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika B
Elgi kerjaan stigma mengajarkan bahwa stigma adalah hal yang negative. Stigma sering mempegaruhi masyarakat untuk berpikir, berucap, dan bertindak yang tidak sesuai dengan fakta. Faktor-faktor dan stigma adalah rendahnya minat masyarakt untuk mencaritahu bukti dan kebenaran dari suatu hal. Sehingga masyarakat mudah terhasut oleh berita Hoax atau berita buatan manusia yang bertujuan untuk memecah belahkan kerukunan hidup manusia. Oleh sebab itu, kita harus terus melapangkan dada untuk menerima kebenaran dan berpikir ulang tentang kabar-kabar yang tidak jelas sumbernya supaya terhindar dari fitnah dan ghibah.
Falenthino Sampouw
ReplyDelete18709251006
S2 Pendidikan Matematika
Selamat siang, Prof.
Penggabungan kata "kerajaan" dan "stigma" menjadi "kerajaan stigma" dapat saya pahami betapa stigma memiliki potensi yang sangat besar dalam menguasai. Jelas saja ketika stigma diberikan kepada seseorang atau kelompok, maka orang atau kelompok tersebut akan dicap sesuai stigma tersebut. Seakan-akan itu menjadi identitaas dan mampu memenjarakan. Stigma akan selalu ada karena sifat ego yang berbuah iri dari seseorang. Dan hal ini bisa terus menerus berkembang dengan menyebarkan kabar-kabar tidak benar, biasanya berkaitan dengan ras, suku, agama, warna kulit, ideologi, dan lain-lain.
Maka demikian kita yang memahami bahwa stigma itu berbahaya, perlu menghidari stigma-stigma negatif.
Terima kasih, Prof.
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dari percakapan diatas, dapat saya tangkap bahwa stigma ingin menguasai dunia dengan menghalalkan segala cara. Stigma dilakukan demi kepentingan diri sendiri dan sekelompok yang bertujuan sama untuk menguasai dunia.Kemudian terdapat pulan cantraman dimana termasuk golongan orang-orang baik. Orang yang baik pasti akan menjadi sasaran stigma untuk menjadikan mereka menjadi bagiannya sehingga menjadi buruk. Hal -hal tersebut salah satunya bisa melalui penyebaran isu yang tidak benar. Oleh karena itu agar bisa menjadi cantraman yang sejati, janganlah termakan isu dengan mudahnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Elsa Apriska
ReplyDelete18709251005
S2 PM A 2018
Elegi mengenai kerajaan stigma ini menjelaskan benar bagaimana stigam ini sangat bisa menguasai. Seperti yang dijelaskan Prof Marsigit bahwa stigma adalah gejala bahasa. Stigma itu melabelkan keadaan dnegan bahasa. Dan biasanya stigma ini mengarah pada hal yang negatif. Saat seseorang sudah dijatuhi stigma maka seakan-akan itu adalah menggambarkan dirinya. Kejadian yang sering terjadi sekarang adalah menstigmakan seseorang padahal bukan itu kenyataanya. Maka dikatakan berhati-hatilah dengan stigma.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Fitnah, isu, gossip memang merupakan hal yang sangat berbahaya. Fitnah, isu, gossip sebetulnya merupakan jebakan stigma. Jika manusia tidak mampu menyaring segala informasi yang ia terima, bisa jadi ia akan mudah terkena jebakan stigma. Cara agar tidak terperangkap dengan jebakan stigma adalah dengan menajamkan hati dan pikiran. Artinya kita harus menggunakan hati nurani dalam bertindak, sedangkan dalam berpikir kita harus senantiasa berpikir kritis. Jangan asal mempercayai sesuatu, periksa dulu kebenaran informasi tersebut. Karena sejatinya memang fitnah, isu, gossip merupakan awal dari ketidakharmonisan dalam hidup bermasyarakat.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Dalam elegi di atas, kerajaan stigma dapat kita maknai sebagai sikap untuk melakukan apa saja demi mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini sangat tidak sesuai dengan elegi standard dan proses pada artikel sebelumnya. Hal ini terjadi ketika seseorang mencapai apa yang diinginkan tanpa mempedulikan keadaan sekitarnya. Dalam pencapaian tersebut, segala cara akan di’halal’kan asalkan tujuan tersebut tercapai oleh dirinya, bahkan bisa sampai cara tersebut mengakibatkan orang lain menerima dampaknya.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
Elegi di atas menyiratkan bahwa ketika seseorang berada pada posisi tertinggi, stigma yang muncul adalah bagaimana mempertahankan kekuasaan. Proses mempertahankan kekuasaan biasanya dengan menghalakan segala cara. Saat ini banyak sekali fitnah dan cara-cara tercela lain yang digunakan baik untuk mempertahankan maupun memperoleh kekuasaan. Semoga kita dihindarkan dari permasalahn tersebut.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Stigma disini berkaitan dengan perangai yang menuju keburukan. Seperti upaya mencapai tujuan yang diharapkan dengan cara-cara yang tidak baik, seperti menyebar fitnah, membuat isu dan juga gosip. Sesungguhnya fitnah dan gosip itu sangatlah keji. Stigma ini cenderung memberikan pengaruh yang buruk. Bahkan orang yang mulanya berperilaku baik sekalipun akan mudah terjebak stigma jika tidak memiliki prinsip yang kuat. Maka sebagai manusia yang beragama, kita harus senantiasa berdoa dan memohon pertolongan Allah SWT agar terhindar dari hal-hal yang negatif.
Rosi anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr wb
Setelah membaca elegi di atas, saya berpendapat bahwa stigmaraja di atas dimaksudkan adalah pengaruh buruk atau dampak negatif berbentuk apapun yang ingin menguasai dunia. Orang-orang baik dianggap suatu ancaman karena tidak searah dengan jalan keburukan tersebut. Dalam zaman sekarang, pengaruh atau dampak buruk tersebut bisa saja bermunculan dari fitnah atau isu-isu atau yang biasa disebut hoax. Maka dari itu, sebagai manusia sekarang seiring dengan perkembangan tekhnologi, jangan sampai perkembangan tekhnologi tersebut mengikis sisi baik dari kehidupan kita.
Totok Victor Didik Saputro
ReplyDelete18709251002
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Selamat malam Prof.
Stigma memiliki pandangan negatif dalam kehidupan. Pandangan ini tidak dapat dihindari. Artinya dapat muncul kapanpun dan dimanapun kita dikehendaki. Siapa yang menghendaki hal ini terjadi? Jawabannya sangatlah sederhana. Stigma dapat muncul dari diri kita dan lingkungan kita. Stigma yang muncul dari diri kita artinya Ia sudah membangun kerajaan tersendiri dalam diri kita. Tidaklah baik ketika kondisi ini dialami. Artinya harus segera diatasi. Bagaimana caranya? Ikhlaslah bertindak dan selalu berikhtiar sehingga pikiran dan hati diselaraskan. Stigma yang muncul dari lingkungan atau luar diri tidaklah sebesar apa yang muncul dari dalam diri. Stigma ini bisa muncul dalam bentuk godaan. Ketika hati dan pikiran kita sudah bersinergi maka mampulah kita menghadapi stigma ini. Terima kasih.
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PPs UNY PM A 2018
Berdasarkan elegi ini, kerajaan adalah suatu keadaan dimana kekuasaan berkumpul. Kerajaan stigma berarti keadaan dimana stigma-stigma bersatu. Stigma adalah sifat negatif. Sehingga jika orang yang memiliki kekuasaan juga memiliki kerajaan stigma maka ia akan selalu haus pujian dan hormat. Segala cara akan dilakukan agar mereka tetap dihormati dan mempertahankan kekonsistenan kekuasaannya.
SUHERMI
ReplyDelete18709251007
S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA A
Stigma selalu berkonotasi negatif. Stigma selalu berkaitan dengan fitnah, isu dan gosip. Dewasa ini Stigma bisa menjadi hoax. Diperlukan fikiran yang kritis dan hati yang jernih dalam menghadapi stigma ini.
Surya Shofiyana Sukarman
ReplyDelete18709251017
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Elegi Kerajaan Stigma ini menjelaskan sungguh bahayanya kerjaan stigma ini, stigma-stigma ini yang memiliki ego tinggi dan ingin menguasai dunia dengan menghalalkan berbagai cara, dimana dalam elegy ini merupakan stigma negative, yang dilakukan dengan cara seperti menyebar fitnah, isu, gosip, hoax. Oleh karena itu, hidup dijaman sekarang dimana seringnya bermunculan stigma-stigma maka kita jangan mudah langsung percaya, kita sebagai manusia harus berpikir kritis dalam menanggapi setiap permasalahan dan selalu mencari ataupun mengecek kebenaran yang ada.
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Stigma ialah berbagai pandangan orang yang menilai diri kita negatif, hal yang kita lakukan negatif sampai pemikiran kita negatif. Sebenarnya hamir setiap hari kita menerima stigma. Bisa dari teman, tetangga, orang lewat atau bahkan dari keluarga dan orang tua kita sendiri. Makna dari kerajaan stigma pada elegi di atas mungkin adalah kumpulan-kumpulan stigma. Apabila seseorang telah mendapat banyak stigma dari oang-orang disekelilingnya maka akan sulit baginya untuk bisa dianggap sebagai sosok yang berbeda atau lepas dari stigma yang ditujukan padanya. Oleh karenanya kita harus memliki sifat menjadi cantraman sejati agar dapat menilai seseorang tidak hanya berdasarkan stigma yang melekat padanya.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Berdasarkan elegi kerajaan stigma tersebut, bahwa stigma merupakan sebuah pandangan negatif. Stigma akan selalu ada dalam kehidupan kita, orang yang paling mudah dikuasia oleh stigma adalah orang yang memiliki ego yang tinggi. Orang seperti itu akan beranggapan bahwa dirinya merupakan orang yang paling benar dan paling hebat dibandingkan dengan yang lain. Oleh karena itu, berpikir dengan pikiran yang jernih adalah hal yang harus kita lakukan untuk dapat terhindar dari stigma-stigma tersebut.
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Elegi yang menggambarkan bahwa setiap kehidupan pasti selalu ada stigma yang melekat dalam diri manusia. Stigma dalam elegi ini merupakan sifat yang buruk dengan berbagai cara untuk menghalalkan apapun, kekuasaan, fitnah, perebutan harta, nafsu dan berbagai stigma yang merusak pikiran. Stigma negatif yang ada pada diri hendaknya harus dilawan dengan berpikir jernih dan hati yang bersih serta tentunya selalu memohon kekuatan kepada Allah SWT dalam menghadapi dan melawan sifat buruk yang ada dalam hati.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Dalam elegi tersebut diceritakan bahwa Stigmapangla adalah seorang utusan dari kerajaan Stigma yang ingin menghasut Ahilu agar menjadi bagian dari kerajaan stigma. Jika Ahilu sampai terpengaruh maka kacau dan mungkin hancurlah Kutarunggu. Pada elegi sebelumnya stigma adalah keadaan yang dianggap tidak baik, keadaan yang mempunyai pengaruh tidak baik. Sang Ahilu adalah seseorang yang dianggap sebagai orang penting dalam Kutarunggu, maka jika Ahilu terlena dan menjadi bagian dari stigma, kacaulah Kutarunggu. Jika kita anggap bangsa Indonesia seperti Kutarunggu, maka Ahilu nya adalah para pejabat-pejabat pemerintah. Jika para pejabat pemerintah negara Indonesia terserang dan menjadi bagian dari stigma maka kacaulah bangsa ini. Namun, ternyata tidak usah jauh-jauh mengkhawatirkan negara, diri sendiripun juga patut untuk di khawatirkan. Ahilu dapat kita analogikan sebagai hati, hati merupakan organ pengontrol yang mempunyai kekuasaan untuk menentukan apa yang akan terjadi pada diri, jika hati tidak dapat dijaga dari pengaruh stigma, maka hidup akan menjadi kacau. Pun begitu jika ingin menyelamatkan bangsa Indonesia dari gangguan stigma, yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah melindungi hati kita dari pengaruh stigma tersebut.
140. Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Stigmaraja atau pengaruh ini berusaha untuk memberikan pengaruh dengan berbagai macam cara yang positif maupun negatif. Stigmaraja tidak ingin ada yang lain menggantikan kedudukannya. Segala usaha dan cara dilakukannya untuk menghentikan percobaan kutarungu termasuk dengan gosip dan isu. Karena stigma yang berkembang melalui fitnah tersebut dapat menggoyahkan kerajaan kutarungu dengan perlahan. Stigma inilah yang perlu kita hindari jangan sampai termakan oleh stigma hingga menghancurkan kerajaan kita. Semoga Allah selalu melindungi kita dari pengaruh buruk. terimakasih
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Ketika stigma sudah menjatuhi suatu orang atau kelompok, maka mereka telah mendapatkan label dari stigma itu. Stigma itu bisa muncul dari suatu tindakan seperti fitnah, isu, hoax, dan gossip yang mana semuanya atas dasar ego yang tinggi. Sekalinya sudah mendapat stigma, maka stigma ini mampu menguasai segala yang terkait pada objek yang terkena stigma. Betapa berbahayanya stigma ini, maka dari itu perlulah kita memfilter informasi dan berpikir kritis.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dari elegi diatas bahwa cerminan dunia ini yang digambarkan melalui kerajaan stigma di mana di dalamnya hiduplah orang-orang yang ingin menghalalkan segala cara demi apa yang ia inginkan. Ingin semuanya serba instan dan tak mau repot. Namun apakah itu tujuan hidup yang sebenarnya? Tentu bukan. Tujuan hidup ini tidak selalu tentang duniawi namun hidup ini juga tentang rohani. Stigma cenderung ingin menguasai dunia ini namun tidak memikirkan tentang dunia akhirat. Ini bukan tujuan hidup kita yang sebenarnya.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Stigma yang diberikan seseorang dapat mempengaruhi perilaku orang tersebut. Seseorang yang tadinya tidak tahu apa-apa, polos, yang tumbuh di lingkungan yang kurang baik akan mendapat stigma negatif dan terpengauh pula untuk menjadi buruk. Stigma juga disebut sebagai tanda bahwa seseorang dianggap ternoda dan karenanya mempunyai watak yang tercela, misalnya seorang bekas narapidana yang dianggap tidak layak dipercayai dan dihormati.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
Elegi kerajaan stigma ini membuka wawasan kita tentang stigma. Sejatinya stigma ada yang positif dan negatif. Dalam elegi ini yang dibahas adalah stigma negatif. Stigma itu bisa muncul dengan berbagai sebab dan cara. Menimpakan stigma pada orang lain bisa muncul dan disebabkan karena rasa tidak suka, benci, dan rasa iri dengki. Stigma juga muncul dengan berbagai cara sebagaimana yang disebutkan oleh Stigma raja diatas salah satunya adalah fitnah.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
Fitnah yang paling berbahaya ialah ketika orang yang dianggap berpengaruh dan menjadi public figur dalam suatu kelompok justru membawa dan menimpakan stigma-stigma pada pribadi Atau bahkan golongan lain. Kelompok tersebut dengan mudahnya akan percaya dan yakin dengan fitnah yang dibawa oleh pemimpin tersebut. Inilah yang perlu diwaspadai sekarang ini, pentingnya berhati hati dalam menerima berbagai informasi dari orang orang yang dianggap berpengaruh dan berperan penting dilingkungan kita.
Kartianom
ReplyDelete18701261001
S3 PEP 2018
Menurut saya elegi di atas menggambarkan kepemimpinan seseorang yang akan melakukan cara apapun untuk kekuasaan, walaupun cara yang kotor sekalipun. Entah itu menyebarkan fitnah terhadap pesaingnya, mengadu domba rakyat, dan lain sebagainya. Di bawah kekuasaan pemimpin yang tidak bertanggung jawab tentunya nasib rakyat dipertaruhkan.
Hendra b.
ReplyDelete18701261008
PEP S3 2018
pelajaran menarik yang dapat saya simak dari ceritra di atas adalah bahwa apabila subuah kejahatan dilakukan dengan cara testruktur dan terencana makaa\ akan dapat mengalah kebaikan dalam hal ini kutarunggu.
Dari elegi diatas bahwa cerminan dunia ini yang digambarkan melalui kerajaan stigma di mana di dalamnya hiduplah orang-orang yang ingin menghalalkan segala cara demi apa yang ia inginkan. Ingin semuanya serba instan dan tak mau repot. Namun apakah itu tujuan hidup yang sebenarnya? Tentu bukan. Tujuan hidup ini tidak selalu tentang duniawi namun hidup ini juga tentang rohani. Stigma cenderung ingin menguasai dunia ini namun tidak memikirkan tentang dunia akhirat
ReplyDeleteSintha Sih Dewanti
ReplyDelete18701261013
PPs S3 PEP UNY
Pada elegi ini, seorang raja yang kuat, berwibawa dan mempunyai cita-cita tinggi serta dapat menghidupi segenap rakyatmu tetapi sang raja masih saja tampak menyembunyikan kesedihannya. Stigma dapat mendorong seseorang (rakyat) untuk mempunyai prasangka pemikiran, perilaku, dan atau tindakan. Dari stigma inilah dapat menyebabkan penurunan percaya diri, kehilangan motivasi, penarikan diri dari kehidupan sosial.
M. Ikhsan Ghozali
ReplyDelete19701261003
PEP S3 2019
Assalamu'alaikum wr.wb.
Stigma adalah hal buruk, yakni ciri negatif yang menempel/ditempelkan kepada individu/kelompok yang dianggap musuh/pihak yang berbeda kepentingan: politik, ekonomi, sosial, budaya, dll. Tujuannya adalah untuk menjatuhkan individu/kelompok yang dianggap musuh tersebut. Cerita di atas menunjukkan bahwa stigma dibentuk secara sistematis, bisa dalam bentuk fitnah, isu, gosip yang disebarkan sehingga dipercaya oleh khalayak. Stigma bisa berdampak pada terbunuhnya karakter bahkan fisik pihak yang dianggap musuh. Jadi, dapat dikatakan bahwa stigma adalah hal yang buruk dan jahat.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Aulia Nur Arivina
ReplyDelete18709251051
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Assalamu’alaikum wr.wb.
Elegi kerajaan stigma, diidentikkan dengan perbuatan yang negative. Stigmapangla menegaskan bahwa semua fitnah, isu dan gosip itu pada hakekatnya adalah prajurit stigma yang terdepan. Mereka memiliki anggapan bahwa orang baik adalah musuh mereka yang harus diperangi. Segala upaya mereka kerahkan untuk menimbulkan kehancuran.
Aulia Nur Arivina
ReplyDelete18709251051
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dalam kehidupan sehari-hari kita tentunya menerima stigma, mulai dari diri kita sendiri, teman, tetangga atau bahkan orang-orang di sekitar kita. Dengan adanya stigma, kita menunjukkan kualitas diri pada orang yang berada di sekitar. Sehingga kita harus pandai-pandai memilih lingkungan dan harus berpendirian teguh apabila yang kita lakukan tidak menyalahi aturan agama dan negara. Jangan sampai mudah terhasut terutama pada berita-berita hoax yang bertebaran jika belum terbukti kebenarannya.
Assalamu'alaykum wr wb
ReplyDeleteDwi Kawuryani
19709251061
Pendidikan Matematika S2 D
Kerajaan dapat diartikan sebagai puncak, puncak dari diri, puncak dari ilmu, puncak dari sebuah gunung es. Setiap gunung es hanya memiliki satu puncak, artinya setiap hal hanya memiliki satu kerajaan atau satu raja yang dianggap sebagai puncak. Dalam hal ini apabila ada puncak yang lain, maka puncak yang lain lagi sudah tidak lagi menjadi sebuah puncak. Kaitanyya dengan pembelajaran adalah, bahwa guru adalah puncak ketika berada didalam kelas. Yang berarti bahwa guru harus mampu berperan sebagai raja, yaitu puncak dari proses pembelajran. Guru harus mampu menguasai kelas dengan baik agar siswa dapat belajar secara maksimal.
Wassalamu'alaikum wr wb
Mira Amalia Yudhanti
ReplyDelete19701251014
S2 PEP A 2019
Stigma bisa berdampak baik maupun buruk. Akan tetapi, dalam elegi di atas stigma menggambarkan dampak buruk untuk seseorang. Padahal stigma dapat melekat dalam diri siapapun. Dalam kehidupan banyak stigma-stigma negatif misalnya fitnah, gosip yang disebarkan oleh para stigma yang dapat menjatuhkan orang lain. Perkatan dan perbuatan dari orang yang telah terkena stigma akan menjadi perhatian utama dari masyarakat. Dengan demikian, perlu adanya pikiran dan hati yang bersih untuk menyikapi stigma yang melekat pada diri seseorang, agar kita tidak termakan oleh stigma tersebut.
Indra Kusuma Wijayanti
ReplyDelete18709251046
Pendidikan Matematika S2 C
Hakikat manusia tidak pernah bisa merasakan puas. Apa yang dimilikinya selama ini masih merasa kurang dan kurang. Merasa dirinya sebagai seorang yang paling hebat. Karena hakikat manusia yang seperti itu kadangkala manusia menghalalkan segala cara untuk memperoleh kekuasaan yang dimiliknya. Baik dengan cara yang baik maupun dengan menggunakan cara yang keji sekalipun. Seseorang yang menghalalkan segala cara Mungkin mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan, tetapi yakinlah ketika mereka memeperoleh suatu kekuasaan dengan cara yang tidak benar, pasti kekuasaan tersebut tidak akan berjalan dengan dengan baik dan akan kembali dengan cara yang buruk juga.
Hidayatul wafiroh
ReplyDelete19701251010
S2 PEP A 2019
stigma adalah pikiran yang kalut dan hari yang kotor. Stigma ada untuk melemahkan manusia. Stigma bisa berupa fitnah, adu domba, isu, gosip, hoax dan sebagainya. Tanpa akal pikir dan hati nurani maka manusia dengan mudahnya percaya pada stigma tersebut. Akibatnya kekacauan, peperangan, ketidakpercayaan, kebencian semakin meraja lela. Tujuan adanya stigma yaitu untuk menjatuhkan sesuatu atau untuk berkuasa. Jika kita mendengar atau menerima berita sesuatu maka hendaknya kita cari tahu dulu kebenarannya sebelum melakukan sesuatu yang belum tentu itu benar atau salah. Semoga Allah melindungi kita dari fitnah.
Puspitarani
ReplyDelete19709251062
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Terima kasih Bapak untuk Elegi Kerajaan Stigma yang telah Bapak share kepada kami. Elegi ini menunjukkan kepada kita semua bahwa banyak orang di luar sana yang menghalalkan berbagai cara demi kepentinganya sendiri. Memunculkan stigma-stigma negatif dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Hal tersebut dapat kita jumpai pada dunia maya, banyak netizen-netizen yang terprofokasi oleh stigma negatif dan langsung ikut-ikutan berstigma negatif padahal belum tau fakta nyatanya.
Vera Yuli Erviana
ReplyDeleteNIM 19706261005
S3 Pendidikan Dasar 2019
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dalam elegi ini yang dibahas adalah stigma negatif. Stigma itu bisa muncul dengan berbagai sebab dan cara. Menimpakan stigma pada orang lain bisa muncul dan disebabkan karena rasa tidak suka, benci, dan rasa iri dengki. Stigma juga muncul dengan berbagai cara sebagaimana yang disebutkan oleh Stigma raja diatas salah satunya adalah fitnah. Inilah yang perlu diwaspadai sekarang ini, pentingnya berhati hati dalam menerima berbagai informasi dari orang orang yang dianggap berpengaruh dan berperan penting dilingkungan kita.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteRona Happy Mumpuni
ReplyDelete19709251059
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Stigma dalam dunia memang berupa pemikiran individual atau kelompok. Dalam suatu pemerintahan stigma seorang pemimpin harus kuat, tidak tergoyahkan dengan siapapun bawahannya. Namun tentunya stigma seorang pemimpin haruslah demi kemajuan wilayah dan rakyatnya. Sebagai seorang petinggi juga harus cerdas dan tidak mudah terpengarus dengan orang lain. Apalagi dengan adanya berita yang belum tentu kebenarannya. Sikap yang harus dilakukan yaitu mencari kebenaran dari berita yang telah beredar. Jangan sampai berita tersebut membuat orang lain maupun diri sendiri menjadi dirugikan.