Sep 20, 2013

Elegi Menggapai Dasar Gunung Es




Oleh: Marsigit

Pelaut:
Dengan perahuku ini, aku sedang mengarungi laut. Anehnya, laut serasa tidak bertepi. Aku juga tidak melihat cakrawala. Aku tidak melihat pulau-pulau. Aku juga tidak melihat perahu lainnya. Tetapi di sana-sini aku melihat banyak puncak gunung es. Semakin aku cermati, semakin tampak banyak gunung-gunung es itu di laut. Aku penasaran. Maka aku ambil kaca pembesar. Subhanallah, ternyata di luar kesadaranku. Aku telah dikepung oleh gunung-gunung es tersebut, yang banyaknya tidak dapat aku hitung. Apa maknanya ini semua?

Orang tua berambut putih datang:
Maknanya adalah, kenalilah mereka satu persatu.

Pelaut:
Bagaimana aku bisa mengenalinya? Sedangkan aku hanya mengetahui puncaknya saja.

Orang tua berambut putih:
Tetap kenalilah mereka satu persatu puncaknya terlebih dulu, sebelum engkau mengenal yang lainnya. Untuk itu coba engkau sebutkan dari yang paling dekat dulu.

Pelaut:
Baiklah. Itu ada komunikasi. Itu ada malas. Itu ada bodoh. Itu ada rajin. Itu ada sukses. Itu ada kejam. Itu ada cantik. Itu ada tampan. Itu ada kaya. Itu ada miskin. Itu ada dosen. Itu ada guru. Itu ada mahasiswa. Itu ada siswa. itu ada lurah. Itu ada carik. Itu ada ilmu. Itu ada metode. Itu ada kualitatif. Itu ada hasil. Itu ada definisi. Itu ada matematika. Itu ada filsafat. Itu ada pendidikan. Itu ada kuliah. Itu ada makanan. Itu ada toko. Itu ada sosial. Itu ada budaya. Itu ada ontologi. Itu ada epistemologi. Itu ada tanggung jawab. Itu ada baik. Itu ada buruk. Itu ada benar. Itu ada salah. Itu ada hakekat. Itu ada spiritual. Itu ada materi. Itu ada hidup. Itu ada mati. Itu ada potensi. Itu ada fakta. Itu ada wadah. Itu ada isi. Itu ada harmoni. Itu ada doa. Itu ada iklhas. Itu ada kosong. Itu ada keputusan. Itu ada berpikir. Itu ada ruang. Itu ada waktu. Itu ada intuisi. Itu ada transenden. Itu ada rasional. Itu ada pengalaman. Wah...masih banyak lagi. Apakah aku masih perlu menyebutkannya? Apakah yang baru saja aku sebut semuanya itu adalah puncak-puncak gunung es?

Orang tua berambut putih:
Itulah sebenar-benar ilmumu, yaitu kemampuan untuk menyebutkannya. Dan betul itulah sebenar-benar puncak gunung es.

Pelaut:
Kemudian, apakah sebetulnya yang disebut puncak gunung es?

Orang tua berambut putih:
Setiap kata-katamu itulah sebenar-benar puncak gunung es.

Pelaut:
Kalau setiap kata-kataku adalah puncak gunung es, maka dimanakah ngarai-ngarai?. Dimanakah lembah-lembahnya? Dimanakah sungai-sungainya? Dimanakah tanaman-tanamannya? Dimanakah kampung-kampungnya? Dimanakah penghuninya? Dan, dimanakah magmanya?

Orang tua berambut putih:
Semua yang engkau tanyakan itu sebenar-benarnya adalah tersembunyi di bawah permukaan laut.

Pelaut:
Bagaimanakah aku bisa mengenali mereka semuanya.

Orang tua berambut putih:
Caranya adalah dengan menyelam ke bawah permukaan laut.

Pelaut:
Bagaimana aku bisa menyelam ke bawah permukaan laut?

Orang tua berambut putih:
Gunakan akal sehatmu. Gunakan pikiran kritismu. Gunakan pertanyaanmu. Gunakan pengetahunmu. Gunakan cerminmu. Kenalilah setiap wadah dan isinya. Kembangkan metode yang dinamis. Lihatlah dengan multi perspektif. Lakukan perbandingan-perbandingan. Temukan tesisnya. Produksilah anti-tesisnya. Lakukan sintesis. Buatlah hipotesis. Temukan kontradiksinya. Temukan penjelasannya. Temukan contohnya. Temukan deskripsinya. Temukan cabangnya. Temukan tokohnya. Temukan referensinya. Lakukan crosschek. Dengarkan kata-katanya. Temukan sumber-sumbernya. Temukan konsistensinya. Ujilah nilai kebenarannya. Temukan a priorinya. Temukan a posteriorinya. Temukan hakekatnya. Dan tetapkanlah hatimu sebagai kompasmu.

Pelaut:
Wahai orang tua berambut putih. Bukankah apa yang engkau sebutkan itu adalah puncak-puncak gunung. Karena itu semua adalah kata-katamu. Maka semua kata-katamu itulah sebenar-benar puncak gunung.

Orang tua berambut putih:
Ketahuilah bahwa jika engkau dekati suatu gunung itu, maka tiadalah suatu gunung yang hanya mempunyai satu puncak. Di lembah gunung terdapatlah puncak-puncaknya yang lebih kecil, demikian seterusnya.

Pelaut:
Jika aku ingin mengetahui tentang komunikasi, maka bagaimanakah caranya?

Orang tua berambut putih:
Gunakan akal sehatmu. Gunakan pikiran kritismu. Gunakan pertanyaanmu. Gunakan pengetahunmu. Gunakan cerminmu. Kenalilah setiap wadah dan isinya. Kembangkan metode yang dinamis. Lihatlah dengan multi perspektif. Lakukan perbandingan-perbandingan. Temukan tesisnya. Produksilah anti-tesisnya. Lakukan sintesis. Buatlah hipotesis. Temukan kontradiksinya. Temukan penjelasannya. Temukan contohnya. Temukan deskripsinya. Temukan cabangnya. Temukan tokohnya. Temukan referensinya. Lakukan crosschek. Dengarkan kata-katanya. Temukan sumber-sumbernya. Temukan konsistensinya. Ujilah nilai kebenarannya. Temukan a priorinya. Temukan a posteriorinya. Temukan hakekatnya. Dan tetapkanlah hatimu sebagai kompasmu.

Pelaut:
Jika aku ingin mengetahui apa yang ada di bawah puncak gunung kosong, bagaimanakah caranya?

Orang tua berambut putih:
Gunakan akal sehatmu. Gunakan pikiran kritismu. Gunakan pertanyaanmu. Gunakan pengetahunmu. Gunakan cerminmu. Kenalilah setiap wadah dan isinya. Kembangkan metode yang dinamis. Lihatlah dengan multi perspektif. Lakukan perbandingan-perbandingan. Temukan tesisnya. Produksilah anti-tesisnya. Lakukan sintesis. Buatlah hipotesis. Temukan kontradiksinya. Temukan penjelasannya. Temukan contohnya. Temukan deskripsinya. Temukan cabangnya. Temukan tokohnya. Temukan referensinya. Lakukan crosschek. Dengarkan kata-katanya. Temukan sumber-sumbernya. Temukan konsistensinya. Ujilah nilai kebenarannya. Temukan a priorinya. Temukan a posteriorinya. Temukan hakekatnya. Dan tetapkanlah hatimu sebagai kompasmu.

Pelaut:
Kenapa engkau ulang-ulang saja jawabanmu?

Orang tua berambut putih:
Inilah sebenar-benar kesaksianku. Bahwa sebenar-benar yang sedang engkau lakukan adalah sedang menggapai filsafat.

57 comments:

  1. Falenthino Sampouw
    18709251006
    S2 Pendidikan Matematika

    Selamat sore, Prof.
    Belajar filsafat sebenarnya sedang mengenali banyak gunung es yang muncul pada lautan. Filsafat juga melatih berpikir reflektif dan kritis. Berpikir reflektif adalah menyelam kedalam lautan dan mengenal keutuhan gunung es. Berpikir kritis adalah bagaimana memilah gunung es yang perlu dihindari. Dengan demikian kita mmemanajemen hidup kita dengan baik dan lebih bermakna.
    Terima kasih, Prof.

    ReplyDelete
  2. Aan Andriani
    18709251030
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Kegiatan menggapai dasar gunung es sama saja sama saja sedang menggapai filsafat. Untuk dapat mengetahui dari dasar apa yang ingin diketahui maka kita harus lebih mengenal apa yang ingin diketahui. Jangan hanya mengenal puncaknya saja. Gunakan berbagai cara untuk dapat mengetahui dasarnya, misalnya dengan menggunakan akal sehat, berpikir kritis, dan lain sebagainya. Terus berusaha untuk memikirkan apa yang orang lain tidak pikirkan ini merupakan salah satu kegiatan dalam berfilsafat. Jadi sesungguhnya dengan rasa ingin mengetahui dan menemukan dasar dari hal-hal yang ingin kita ketahui sudah menjadi bukti bahwa kita sedang berfilsafat.
    Wassalamualaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  3. Elsa Apriska
    18709251005
    S2 PM A 2018

    Melalui elegi ini berlajar filsafat diibaratkan sebagai kegiatan menggapai gunung es. Filsafat adalah ilmu olah pikir. Untuk mengetahui lebih dalam ilmu-ilmu yang kita peroleh kita perlu menyelaminya atau mempelajari dasarnya. Caranya adalah dengan menggunakan akal sehat, pikiran kritis, pertanyaan-pertanyaan dan yang lainnya. Jadi dengan mempelajari dasar-dasar ilmu yang kita ketahui maka kita sedang berfilsafat.

    ReplyDelete
  4. Septia Ayu Pratiwi
    18709251029
    S2 Pendidikan Matematika B

    Menggapai dasar gunung es ini diibaratkan bahwa seseorang ingin mengetahui suatu hal secara mendalam. Jika ia ingin mengetahui sesuatu maka ia harus menggunakan akal pikiran, tenaga, perspektifnya untuk menemukan apa yang terletak di dasar dari suatu hal tersebut. jika ia hanya mengetahui puncak atau permukaan dari persoalan tersebut, maka ia tidak seharunya mengambil kesimpulan yang tidak menyimpulkan keseluruhan dari hal itu. Misalkan dasar gunung es tersebut adalah persepektif dari seseorang, maka orang lain tidak bisa memberikan kesimpulan dari apa yang sebenarnya orang lain itu pikirkan. Ia harus menemukan tesis dan anti tesisnya, lalu melakukan sintesis, menganalisa, mebuat pernyataan, contoh, dan pandangan dan sudut orang lain juga untuk mengetahui dasar dari pemikiran seseorang. Saya rasa untuk menafsirkan elegi menggapai dasar gunung es ini membutuhkan effort, pemahaman, dan sudut pandang yang luas untuk dapat mengerti inti dari elegi tersebut.

    ReplyDelete
  5. Erma Zelfiana Surni
    18709251009
    S2. P.Matematika A 2018

    Assalamualaikum Wr. Wb
    Puncak gunung es itu ialah bagian yang tampak dari gunung es diatas permukaan laut, namun masih ada bagian-bagian gunung yang lebih luas bahkan besar tersembunyi dibawah permukaan itu, maka untuk bisa melihatnya kita harus menyelami dasar laut. Kata-kata manusia diibaratkan sebagai gunung es yang diterjemah dan diterjemahkan untuk memahami setiap makna dan hakikatnya secara mendalam. Terjemah dan menerjemahkan inilah yang diibaratkan menyelami dasar laut. Tentunya untuk menyelam didasar laut dibutuhkan alat serta metode atau cara cara untuk menyelam. Begitupun dengan terjemah dan menerjemahkan makna kita butuh alat dan metode atau cara. Alatnya bisa pemikiran para filsuf, elegi-elegi, buku-buku, dst. Metodenya yaitu berpikir kritis, sintesis antara tesis dan anti tesisnya, menemukan referensinya, menggunakan metode yang dinamis, dan semua yang disebutkan oleh orang tua berambut putih diatas itulah metode atau caranya.

    ReplyDelete
  6. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Begitulah ilmu pengetahuan. Terlihat seperti gunung es yang pada permukaan air terlihat kecil. Padahal jika kita ingin mnyelami lebih dalam tentang ilmu pengetahuan itu atau gunung yang kita tuju, kita dapat melihat betapa besarnya bagian gunung yang berada di dalam air. Semakin dalam engkau mencari ilmu, maka semakin merasa kecil dirimu dibawah ilmu tersebut karena ilmu itu tanpa batas dari kemampuanmu sendiri.
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  7. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Semua kejadian, bencana, ilmu pengetahuan, sebab, akibat, rencana, diam, ramai, marah, sedih, menangis, senang, rajin, malas, melamun, bergurau, dan lain-lain merupakan bentuk komunikasi secara tersirat. Alasan yang dimiliki oleh mereka berada di paling dasar, berada paling bawah alam sadar yang kadang tidak disadari manusia mengapa itu semua terjadi dan bahkan sengaja agar terjadi. Puncaknya memang berupa akibat, berupa efek, berupa dampak yang telah ditimbulkan dari kejadian-kejadian pada dasar paling bawah. Sehingga, perlu untuk memilah dan memahami makna setiap kegiatan yang berdasar dari dasar untuk menjadi akibat yang baik di puncak sana dan menularkan yang baik-baik pada puncak-puncak lainnya.

    ReplyDelete
  8. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PPs UNY PM A 2018

    Berdasarkan elegi ini, puncak gunung es merupakan tujuan. Banyak puncak gunung es itu menunjukan banyak tujuan yang bisa kita gapai dalam hidup di dunia ini. Sementara dasar gunung es adalah prosesnya. Untuk menggapai tujuan tersebut salah satunya dengan berproses. Proses tersebut adalah belajar untuk mendekatkan kita pada tujuan kita. karena itu hendaknya kita terus belajar, karena dengan belajar tentunya puncak-puncak itu dapat kita gapai.

    ReplyDelete
  9. Rosi anista
    18709251040
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr wb
    Berdasarkan percakapan di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa untuk mempelajari atau mengenali lebih dalam akan suatu hal hendaknya kita mendefinisikan terlebih dahulu apa yang ada dipikiran kita sekarang. Kemudian seperti yang bapak sampaikan sebenar-benarnya kita berpikir adalah berfilsafat, maka benar jika berfilsafat itu "Gunakan akal sehatmu. Gunakan pikiran kritismu. Gunakan pertanyaanmu. Gunakan pengetahunmu. Gunakan cerminmu. Kenalilah setiap wadah dan isinya. Kembangkan metode yang dinamis. Lihatlah dengan multi perspektif. Lakukan perbandingan-perbandingan. Temukan tesisnya. Produksilah anti-tesisnya. Lakukan sintesis. Buatlah hipotesis. Temukan kontradiksinya. Temukan penjelasannya. Temukan contohnya. Temukan deskripsinya. Temukan cabangnya. Temukan tokohnya. Temukan referensinya. Lakukan crosschek. Dengarkan kata-katanya. Temukan sumber-sumbernya. Temukan konsistensinya. Ujilah nilai kebenarannya. Temukan a priorinya. Temukan a posteriorinya. Temukan hakekatnya. Dan tetapkanlah hatimu sebagai kompasmu."

    ReplyDelete
  10. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Apa yang tampak, apa yang ada di sekitar kita, dapat diibaratkan sebagai puncak-puncak gunung es. Dengan berfilsafat kita berusaha mencari hakekat dari suatu hal. Berfilsafat tersebut dapat diibaratkan sebagai menggapai dasar gunung es. Filsafat adalah olah piker. Jika kita ingin berfilsafat atau mencari hakekat dari sesuatu maka kita harus menggunakan pikiran kita secara kritis. Berfilsafat dapat kita wujudkan dengan bertanya, memikirkan sesuatu, dan terus berusaha mencari jawaban. Dengan kata lain, pertanyaan merupakan awal mula meyelami lautan dan menggapai dasar gunung es.

    ReplyDelete
  11. Amalia Nur Rachman
    18709251042
    S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018

    Dalam menggapai dasar gunung es, kita disadarkan akan besarnya perjuangan dalam mempelajari berbagai ilmu. Ilustrasi gunung es hanya tampak pada sebagian kecil puncaknya saja, padahal gunung es itu sendiri memiliki dasar yang tak terlihat yang sangat berpotensi besar dan lebih besar dibandingkan puncaknya yang terlihat. Sama halnya dengan ilmu, semakin kita melihat lingkungan sekitar maka semakin bertambah pula ilmu yang kita temukan. Kita ketahui bahwa satu ilmu saja mempunyai banyak cabang ilmu. Hal ini mendorong kita untuk menuntut ilmu, jangan merasa puas akan ilmu yang telah kita miliki, namun jangan ada sedikitpun kesombongan atas ilmu yang kita miliki. Semoga ilmu yang kita miliki dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar

    ReplyDelete
  12. Samsul Arifin / 18701261007 / S3 PEP 2018

    Apa yang tampak dari luar sebenarnya adalah etalase yang membungkus apa yang ada sebenarnya di dalamnya dan kita tidak akan tahu sebelum kita mumbuka bungkus itu.Kita hanya bisa menerka atau menjawab berdasar imajinasi dan intuisi yang kita punya.. Begitu juga, jika ingin mengetahui sesuatu yang ada di dunia ini secara mendalam dan mendapatkan kebenaran ilmiah, maka harus menggunakan akal pikiran, tenaga, metode yang ilmiah serta melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dan berbagai arah serta dimensi.

    ReplyDelete
  13. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006
    PEP S3

    Dari artikel di atas, dapat diketahui bahwa jawaban dari setiap pertanyaan adalah seperti proses ilmiah. Dalam memahami suatu hal, kita harus melakukan tahap-tahap tersebut dengan demikian kita akan terhindari dari berita bohong.

    ReplyDelete
  14. Fabri Hidayatullah
    18709251028
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Dari tulisan ini, saya memaknai bahwa jika ilmu diibaratkan sebagai gunung es, puncak-puncak gunung es yang dapat kita lihat merupakan ilmu yang kita miliki. Apabila kita mau menyelaminya lebih dalam, kita akan menemukan hal-hal lain yang tersembunyi di dasar gunung. Bahkan hal-hal yang berada di dasar gunung lebih besar dari sekedar apa yang kita ketahui dipuncaknya. Untuk mendalami ilmu-ilmu tersebut, kita dapat memulainya dengan mengenali satu-persatu dari apa yang kita ketahui, kemudian memahaminya lebih dalam dengan menggunakan akal untuk berfikir, melihat dari berbagai sudut pandang, menemukan hakikatnya, dan menggunakan hati sebagai petunjuk

    ReplyDelete
  15. Deden Hidayat
    18709251032
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Suatu ilmu tidak akan datang sendiri kepada kita jika kita tidak mencari ilmu tersebut. Untuk memperolehnya juga diperlukan suatu proses yang harus kita lakukan. Proses yang kita lakukan juga merupakan suatu proses yang panjang, hal tersebut bertujuan agar ilmu yang kita miliki merupakan ilmu yang mendalam dan seluas-luas. Namun untuk dapat memahami suatu ilmu secara mendalam dan luas diperlukan sebuah pemikiran yang kritis, terbuka dan kreatif.

    ReplyDelete
  16. Aji Joko Budi Pramono
    PEP-S3-2018
    18701261003

    Kita biasanya memahami sesuatu itu hanya sekilas, dari situ menarik kesimpulan untuk mengambil keputusan. Sering keputusan yang diambil jauh dari memuaskan oleh karena banyak hal-hal yang belum dipahami. Pemahaman mendalam ini banyak memerlukan waktu untuk menganalisa, mencari alternatif solusi yang dipilih dari banyak pilihan itu. Jika telah memahami seluruh aspek sesuatu itu maka paling sedikit keputusan yang diambil mendekati kenyataa yang direncanakan. Jika kita memahami secara mendalam tentang dunia kita akan dapat merelakan segala sesuatu yang bersifat duniawi. Hampir semua aktivitas dapat diaplikasikan pemahaman secara mendalam seperti diatas karena semuanya mempunyai tujuan yang sama. Kita ingin mengetahui segala sesuatu sampai mendalam sehingga dapat menguasai maupun mengendalikannya

    ReplyDelete
  17. Totok Victor Didik Saputro
    18709251002
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Selamat sore Prof.
    “Sejauh-jauhnya jalan yang ingin kamu tempuh tetapi kamu masih mampu sampai pada tujuanmu itu, maka dekatlah dia”. Kalimat ini mengartikan bahwa apa yang kamu pikirkan haruslah sejalan dengan tindakanmu. Mengapa demikian? Ketika kamu menganggap dasar yang ingin kamu tempuh sangatlah jauh dan tidak akan mampu, maka terjadilah hal itu. Hal sebaliknya juga dapat terjadi. Ketika kamu terus memikirkan bahwa kamu mampu menggapainya, maka terjadilah hal itu. Pondasi yang harus dimiliki adalah keikhlasan dalam menjalani hal tersebut sehingga kamu senantiasa selalu bersyukur dalam menghadapi proses yang dilalui. Terima kasih.

    ReplyDelete
  18. SUHERMI
    18709251007
    S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA A

    Untuk memahami sesuatu dengan baik diperlukan banyak hal untuk memahaminya sehingga kita tidak salah dalam mendapatkan pemahamannya. diperlikan pengetahuan yang cukup, akal kritis yang cukup, metode yang baik, namun tidak melupakan hati sebagai panduan.

    ReplyDelete
  19. Umi Arismawati
    18709251037
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamu'alaikum, wr, wb.
    Elegi menggapai filsafat menjelaskan bagaimana belajar filsafat. Kita harus terus memahami bagaimana gunung e situ, memdalam gunung es tersebut karena kadang sesuatu tidak sebatas Nampak dipermukaan. Sama halnya dengan belaajr filsafat. Kita harus berulang-ulang membacanya dan memahami maknanya. Sesungguhnya banyak sekali hikmah dan pelajaran didalamnya.

    ReplyDelete
  20. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  21. Surya Shofiyana Sukarman
    18709251017
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Berdasarkan elegy diatas menggambarkan seeorang yang berusaha mencari ilmu yang diilustrasikan seperti gunung es. Gunung es yang dilihat oleh orang adalah bagian puncaknya saja yang terlihat diatas permukaan air namun ternyata dibagian bawahnya ada dasarnya yang jauh lebih besar dari puncak yang terlihat. Sama halnya dengan menuntut ilmu, ketika seseorang menuntut ilmu, orang akan mudah merasa sombong jika sudah merasa menguasai suatu ilmu tertentu padahal masih banyak ilmu-ilmu yang belum diketahuinya. Sehingga dalam menggapai ilmu hendaklah manusia selalu berikhtiar dengan diirinngi dengan hati yang ikhlas dan senantiasa selalu berdo’a agar terhindar dari sifat sombong.

    ReplyDelete
  22. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Membaca elegi ini mengingatkan saya pada elegi sebelum-sebelumnya yang telah saya baca dan membahas jika gunung es bisa juga merupakan anlogi dari bentuk formal suatu konsep dalam matematika. Sebelum mengajarkan tentang bentuk formal suatu konsep dalam matematika (puncak dari gunung es) maka siswa terlebih dulu diberikan masalah sehari-hari yang berkaitan dan sering untuk mereka jumpai. Langkah selanjutnya guru akan memfasilitasi siswa untuk membangun konsep melalui permasalahan yang telah diberikan tersebut. Agar dapat mencapai puncak gunung es (bentuk formal matematika), siswa membutuhkan pengalaman belajar yang tidak sedikit. Siswa memerlukan eksplorasi segala sesuatu yang dapat mendasari pengetahuan siswa. Eksplorasi atau pembangunan pengetahuan dimulai dari dunia nyata yang sering dijumpai siswa. Selanjutnya baru masuk ke tahap dimana siswa dibimbing untuk membangun pengetahuan mereka secara lebih abstrak.

    ReplyDelete
  23. Nur Afni
    18709251027
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    Hal penting untuk menggapai filsafat melalui elegi ini adalah dengan cara menggunakan akal pikiran yang sehat. Kritis dalam bertanya sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki untuk membaca kejadian. Kenalilah setiap wadah dan isinya. Kembangkan metode yang dinamis. melihatlah dengan pandangan yang beragam dari berbagai sisi. Lakukan perbandingan-perbandingan. Temukan tesisnya. Produksilah anti-tesisnya. Lakukan sintesis. Buatlah hipotesis. Temukan kontradiksinya. Temukan penjelasannya. Temukan contohnya. Temukan deskripsinya. Temukan cabangnya. Temukan tokohnya. Temukan referensinya. Lakukan crosschek. Dengarkan kata-katanya. Temukan sumber-sumbernya. Temukan konsistensinya. Ujilah nilai kebenarannya. Temukan a priorinya. Temukan a posteriorinya. Temukan hakekatnya. Dan tetapkanlah hatimu sebagai kompasmu. terimakasih

    ReplyDelete
  24. Surya Shofiyana Sukarman
    18709251017
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Pengetahuan kita tentang apa yang ada dan mungkin ada perlu kita cari hakekatnya dengan menggunakan pengetahuan, metode yang dinamis, multi perspektif, menemukan tesis, menemukan antitesis, membuat hipotesis, dst. Dari setiap kumpulan ilmu kita dapat membentuk ilmu baru. Semakin kita mempelajar suatu ilmu maka akan semakin luas pemahaman kita. Menuntut ilmu itu sepanjang hayat. Maka selagi masih hidup, marilah kita menuntut ilmu dengan memhami hakekatnya. Karena hakekat itu adalah yang paling dalam dan yang paling luas. Namun, manusia hanya bisa berikhtiar untuk menemukan apa yang ada dan yang mungkin ada, karena sebenar-benar pengetahuan adalah milik Allah SWT.

    ReplyDelete
  25. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Gunung es pada dasarnya merupakan dirimu yang sedang dalam proses belajar, sedangkan puncaknya adalah sebenar-benar kata-katamu. Jika ada puncak maka pasti ada dasarnya. Jika puncak adalah yang terlihat jelas dan yang nampak, maka dasar tidak tampak. Diperlukan usaha untuk menggapai dasar gunung es, atau mungkin dapat saya sebut dasar ilmu pengetahuan. Gunakan seluruh kemampuan berpikir kritismu. Menggapai dasar gunung es berarti berusaha mencari makna dibalik ilmu pengetahuan, yang tentunya mencari makna dibalik fisik bukan merupakan kegiatan yang mudah. Diperlukan usaha keras dan pikiran yang kritis.

    ReplyDelete
  26. Dita Aldila Krisma
    18709251012
    PPs Pendidikan Matematika A 2018

    Ketika berfilsafat maka kita sedang menggali pikiran secara dalam dan luas. Kita pun menjadi berpikir reflektif. Mempelajari filsafat dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh agar dapat memahami mulai dari dasarnya sampai puncaknya. Menggunakan akal sehat, pikrian kritis, membawa pertanyaan, membawa pengetahuan, dan melakukan analisis. Dengan demikian maka kita akan memperoleh ilmu yang utuh dan bermanfaat. Perlu menjadi catatan bahwa kita harus pandai memilah dan memilih keutuhan ilmu yang tidak menyimpang.

    ReplyDelete
  27. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Berdasarkan elegi di atas kita dapat mengetahui bagaimana kita dapat menggapai filsafat. Sebenar-benar ilmu adalah kemampuan untuk menyebutkannya, itulah salah satu yang dapat kita pelajari dan itulah yang dimaksud gunung es dalam artikel di atas. Dalam menggapai gunung es memerlukan banyak cara yakni menggunakan akal, pikiran, pengetahuan, dan masih banyak lagi. Dan itulah dalam rangka menggapai filsafat.

    ReplyDelete
  28. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Puncak gunung es dalam elegi ini adalah semua yang ada dan yang mungkin ada di dunia ini. Maka untuk dapat memahami setiap apapun yang ada dan yang mungkin ada maka kita harus mendalami dan menyelami lebih jauh lagi seperti menyelami dasar lautan, dengan kita gunakan akal sehat, pikiran kritis, pengetahuan, metode yang dinamis, gunakanlah logika dan pengalaman kita dan menguji kebenarannya,mencari konsistensinya,hakekatnya dan sebagainya. Dengan demikian inilah yang harus dilakukan untuk dapat menggapai filsafat.

    ReplyDelete
  29. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Pengetahuan atau ilmu itu diibaratkan dengan gunung es dan yang ada di puncak itu adalah para ilmuwan. Untuk mencapai puncak tersebut, diperlukan proses atau usaha. Siswa SD itu berada di bagian paling bawah dari gunung es sehingga pembelajaran di SD haruslah sesuai dengan tingkatan cara berpikir mereka.Bagaimana kita bisa mencapai puncak gunung es tersebut? Ya, tentunya dengan usaha menggunakan akal pikiran yang telah dianugrahkan Allah kepada kita.

    ReplyDelete
  30. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    "Elegi Menggapai Dasar Gunung Es" memberikan gambaran terhadap saya bahwa ilmu itu sangatlah luas dan dalam maknanya. Pemikiran yang terbuka, aktif, kreatif dan kritis dalam memaknai dan mempelajarinya. Tidak hanya sekedar ujungnya saja tetapi sampai ke akar-akarnya, karena apabila tidak sampai ke akarnya kita dapat saja salah memaknai suatu ilmu. Tetapi sebenarnya yang paling penting disini adalah prosesnya. Proses yang dapat disebut sebagai belajar. Karena sesuatu itu apabila dengan instan maka kita tidak dapat memaknainya dengan benar. Diperlukan proses yang panjang untuk mencapai suatu tujuan walaupun tidak sempurna. Karena kesempurnaan hanya lah milik Allah SWT.

    ReplyDelete
  31. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Seperti gunung es, ilmu itu tidak hanya yang terlihat di permukaan. Layaknya gunung es, untuk benar-benar memahami suatu ilmu, kita harus berjuang dan berusaha lebih, tidak sekedar melihat puncaknya gunung es. Karena tanpa usaha dan kesungguhan maka kita tidak akan pernah mengetahui dasar gunung es yang sebenarnya lebih besar dan lebih luas dari puncaknya yang terlihat.

    ReplyDelete
  32. Darwis Cahyo Nugroho
    18709251038
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum wr.wb
    Elegi menggapai dasar gunung es merupakan cerita seseorang yang ingin menggapai filsafat. Untuk dapat mengetahui dari dasar apa yang ingin diketahui maka harus lebih mengenal apa yang ingin diketahui dengan cara menggali informasi tentang ilmu tersebut. Jangan hanya mengenal puncaknya saja. Gunakan berbagai cara untuk dapat mengetahui dasarnya, misalnya dengan menggunakan akal sehat, berpikir kritis, dan lain sebagainya. Terus berusaha untuk memikirkan apa yang orang lain tidak pikirkan ini merupakan salah satu kegiatan dalam berfilsafat. Jadi dengan rasa ingin tahu dari ilmu yang ingin kita ketahui sudah menjadi bukti jika kita sedang berfilsafat.

    ReplyDelete
  33. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Kasus menggapai dasar gunug es bisa dianggap sama seprti kasus memulai pertemanan dengan seseorang tetapi ingin mengatahui sifatnya seperti apa. Awalnya kenali dulu luarnya, yang artinya kenali perilaku kebiasaan yang mereka lakukan jangan cepat ambil kesimpulan yang akhirnya malah menjatuhkan sifat yang tidak kepada orang itu. Setelah mengetahui kebiasaannya mulai mengenali jalan pikirannya bila ada kasus tertentu bagaimana sikap orang tersebut, bila sudah cukup mengenali jalanpikirannya, beralih ke hati nya bagaimana dia sebenarnya bila mengabaikan sikap luarnya maupun jalan pikirannya. Karena biasanya berbeda antara perilaku, pikiran, dan hati orang. Sehingga paling dasar yang digapai oleh orang kebanyakan adalah hati sesorang karena sudah menggambarkan sleuruhnya.

    ReplyDelete
  34. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Dari elegi dia atas dapat dilihat bahwa untuk menggapai filsafat kita harus menggunakan akal sehat, pikiran kritis, dan pengetahuan. Untuk dapat memperoleh sebenar-benarnya ilmu, memperoleh ilmu yang kemudian akan mengakar di dalam hati kita, kita harus belajar menggunakan akal sehat, dan juga gunakan hati sebagai arah, agama sebagai batasan.

    ReplyDelete
  35. Hendra B.
    18701261008
    PEP S3 2018

    pengetahuan yang telah diperoleh seyogyanya bukan untuk disimpan rapi di dalam pikiran melainkan digunakan untuk memahami sesuatu yang dianggap perlu untuk memahami seperti cerita puncak gunung es untuk mengetahui dibalik puncak gunung maka gunakan seluruh pengetahuan untuk mencari tahunya.

    ReplyDelete
  36. Desi Nurwidawati
    S3 PEP 18701261009


    Elegi menggapai dasr gununf Es, tidak lah semua orang dapat menggapai kesuksesan jika dia tidak berusaha keras. Berusaha atas dasar agama yang mewajibkan untuk berjuang dalam hidup menggunakan akal dan berserah diri pada Alloh agar tidak menjadi manusia yang sombong

    ReplyDelete
  37. Imroatus Syarifah
    19709251057
    Pend. Matematika S2 D 2019

    Berdasarkan elegi di atas, kita dapat menggapai dasar gunung es dengan mengenali terlebih dahulu puncaknya. Dengan memahami puncaknya kita dapat dengan mudah menggapai dasarnya. Namun, hal tersebut agak kontradiktif dengan gunung es yang diumpakan dalam matematika realistik. Kita mengenal matematika mulai diusai sekolah. Dimana agar konsep matematika dengan mudah dipahami yaitu dengan menggapai dasar gunung es terlebih dahulu. Setelah seiring bertambahnya umur dan berkembang pemikiran kita barulah beranjak untuk menggapai puncaknya. Itu pun hanya segelintir orang yang berhasil sampai menggapai puncaknya.
    Jadi apakah sama gunung es kehidupan dengan gunung es pada matematika?

    ReplyDelete
  38. Ngaenun Nangim
    19709251058
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Manusia yang sedang menggapai filsafat, harus benar-benar memahami dan menguasai dengan tepat segala aspeknya. Dimana dalam filsafat tidak terdapat eksperimen atau percobaan, tapi mengemukakan masalah secara persis, mencari solusi, serta memberikan argumentasi atas solusi tersebut. Oleh sebab itu, gunakanlah logika, metode, dan sistem untuk mengkaji masalah umum dan mendasar mengenai berbagai persoalan, seperti pengetahuan, akal, pikiran, eksistensi, dan bahasa. Sehingga pada akhirnya manusia menjadi lebih terdidik dan bijaksana, serta mampu menilai hal-hal di sekitarnya secara objektif.

    ReplyDelete
  39. Ahmad Syajili
    19709251066
    S2 Pendidikan Matematika 2019

    Assalamualaikum wr.wb

    Dari elegi menggapai dasar gunung es ini, saya memahami bahwa ilmu itu sangat luas dan besar yang diibaratkan sebagai gunung es. Ketika seseorang mulai mengenali ilmu, maka ia diibaratkan seperti melihat puncak gunung es. Hanya sedikit yang ia ketahui. Namun, semakin dalam ia menyusuri gunung es tersebut, hingga ke lembahnya, ke ngarainya, hingga ke puncak yang kecil, maka yang ia temukan akan jauh lebih besar dari puncaknya. Begitulah ilmu. Ketika seseorang hanya sekedar mengenali ilmu, maka yang ia ketahui hanya sedikit. Namun semakin jauh ia mendalami ilmu tersebut, maka ia akan menemukan bahwa dirinya sangat kecil dibanding ilmu yang sangat luas. Tetapi yang musti diingat adalah dalam perjalanan mencari dan mendalami ilmu, selalu gunakan hati sebagai petunjuk agar selalu berada pada jalur yang benar.

    ReplyDelete
  40. Aulia Nur Arivina
    18709251051
    S2 Pendidikan Matematika C 2018

    Assalamu’alaikum wr.wb.
    Berdasarkan elegi menggapai dasar gunung es dapat diambil kesimpulan bahwa sebelum kita memahami sesuatu, kita harus terlebih dahulu mengenalinya. Cara untuk mengenalinya dapat dilakukan dengan mengomunikasikan terlebih dahulu. Tidak hanya mengenali puncaknya. Jika kita sudah mengenal sesuatu, tetapi akan mengenal juga objek-objek lain yang dekat. Jadi untuk mengenali seseorang, kita harus mengenali diri kita sendiri kemudian orang yang dekat dengan kita, dan selanjutnya mengenali orang yang dekat dengan orang tersebut. Proses ini disebut cara menggapai filsafat.

    ReplyDelete
  41. Mira Amalia Yudhanti
    19701251014
    S2 PEP A

    Untuk dapat mengetahui dan memahami tentang suatu hal yang baru kita kenal, tidak hanya dicari jawabannya sebatas kata-katanya saja, tetapi banyak hal yang dapat kita lakukan, seperti gunakan akal sehatmu. gunakan pikiran kritismu. gunakan pertanyaanmu. gunakan pengetahunmu, gunakan cerminmu, dan-lain-lain seperti yang sudah dijelaskan oleh orang tua berambut putih. Seperti ketika kita ingin mengetahui tentang komunikasi harus ditelusuri dengan mendalam. Karena apa yang kita lakukan tersebut berarti kita sedang menggapai filsafat.

    ReplyDelete
  42. Sintha Fardu Anggraeni
    19709251071
    S2 pend matematika/D/2019

    Terimaksih Bapak Prof Marsigit. Setiap dalam mempelajari segala sesuatu kita harus berpikir kritis dengan menggunakan berbagai macam sudut pandang. Untuk mendapatkan berbagai macam sudut pandang maka harus memperluas wawasan. Untuk memperluas wawasan harus banyak mencari tahu dengan mempelajari sesuatu. Menurut Immanuel Kant memiliki tiga pertanyaan dasar dalam filsafatnya yaitu: 1) apa yang dapat saya ketahui (Kritik der reinen Vernunft); 2) Apa yang seharusnya saya lakukan (Kritik der praktischen Vernunft); dan 3) Apa yang bisa saya harapkan (Kritik der Urteilkraft). (Hardiman, 2007:132)

    ReplyDelete
  43. Assalamu'alaykum wr wb
    Dwi Kawuryani
    19709251061
    Pendidikan Matematika S2 D
    Menggapai gunung es dapat diartikan tentang filsafat seseorang. Menggapai dasarnya adalah menggapai proses pemikiran filsafat. Pundah gunung es adalah bagian yang terlihat diatas permukaan air, artinya puncak gunung es adalah ucapan yang dapat dilihat orang lain, seperti puncak gunung es yang akan dapat dilihat oleh semua orang tanpa perlu menyelami kedalam air. Sedangkan untuk mencapai dasar gunung es, diperlukan usaha untuk menyelam kedalam air, mengetahui lebih banyak. Sehingga dasar gunung es yang merupakan dasar pemikiran filsafat bagi setiap orang tidak dapat dilihat secara langsung oleh orang lain, melainkan membutuhkan proses penyelaman. Setiap orang dapat diartikan sebagai sebuah gunung es sendiri, artinya setiap orang memiliki pemikiran filsafatnya sendiri yang pasti berbeda dengan filsafat orang lain.
    Wassalamu'alaikum wr wb

    ReplyDelete
  44. Hidayatul wafiroh
    19701251010
    S2 PEP A 2019

    Gunung-gunung es tersebut adalah ilmu. Ilmu itu banyak dan ilmu tidak akan ada habisnya. Kita adalah seorang pelaut yang terus berikhtiar menambah ilmu. Untuk menambah ilmu maka kita harus mendaki setiap gunung-gunung es tersebut dengan akal pikiran dan hati nurani. Jika kita ingin tahu tentang sesuatu hal maka kita dapat mendaki gunung ilmu tersebut dengan membaca buku, bertanya kepada orang ahlinya, mencari informasi dengan media sosial dan masih banyak lagi cara. Namun, kita tetap harus tetap menggunakan akal pikiran dan hati nurani. Tanpa ikhtiar, akal pikiran, dan hati kita akan terjebak berada hanya pada satu gunung ilmu dan kita tidak dapat mengetahui ilmu yang lain.

    ReplyDelete
  45. Jewish Van Septriwanto
    S2 Pendidikan Matematika D 2019
    19709251077

    Dari tulisan diatas yang dapat saya simpulkan bahwa sebenar-benarnya hidup adalah serti gunung es, yang dari luar berisi terlihat berbagau persoalan-persoalan. Namun, jika diselami terdapat berbagai solusi. Artinya dalam memandang suatu persoalan, sebaiknya diselami terlebih dahulu sampai menemukan solusi.

    ReplyDelete
  46. Indra Kusuma Wijayanti
    18709251046
    Pendidikan Matematika S2 C
    Sejatinya awal itu kontradiktif, dikarenakan tidak ada yang bisa menentukan secara tepat dan sama. Sebenar-benar yang absolut hanyalah Allah SWT yang tidak ada awal karena Allah itu kekal abadi. Jika ada awal maka ada akhir. Itulah pasangan. Tidak ada kesepakatan awal yang mutlak bagi manusia karena sebelum manusia ikut menyepakati sudah ada akhir yang mendahului. Begitu seterusnya dunia ini berputar sampai kiamat datang.

    ReplyDelete
  47. Indra Kusuma Wijayanti
    18709251046
    Pendidikan Matematika S2 C
    Seperti yang dikatakan orang tua, kita harus menggunakan akal sehat, menggunakan pikiran kritis, bertanya, menggunakan pengetahuan, menggunakan cermin. Kita juga harus mengenali wadah dan isinya, mengembangkan metode, melihat dengan beberapa perspektif dan melakukan perbandingan.

    ReplyDelete
  48. Indra Kusuma Wijayanti
    18709251046
    Pendidikan Matematika S2 C

    Kemudian baru kita bisa menemukan tesis, memproduksilah anti-tesis, membuat hipotesis, menemukan kontradiksinya, menemukan penjelasannya, menemukan contohnya., menemukan deskripsinya, menemukan cabangnya, menemukan tokohnya, menemukan referensinya, melakukan crosschek, mendengarkan kata-katanya, menemukan sumber-sumbernya, menemukan konsistensinya, menguji nilai kebenarannya. menemukan a priorinya, menemukan a posteriorinya, menemukan hakekatnya, dan menetapkan hati sebagai kompasnya. Dengan serangkaian itu barulah kita akan tau makna dan hakikat filsafat yang sesungguhnya.

    ReplyDelete
  49. Fitria Restu Astuti
    19709251069
    S-2 Pendidikan Matematika D 2019

    Yang kita ketahui saat ini diibaratkan seperti puncak dari gunung es yang ngarainya, lebahnya berada di dasar laut yang gelap dan tidak terlihat. Artinya banyak ilmu yang kita ketahui dan kita terapkan ini hanya mengambil ilmu-ilmu yang sudah ditemukan oleh pendahulu kita. untuk menggali ilmu-ilmu yang kita miliki lebih dalam lagi kita perlu menyelam ke dasar laut dan melihat lembah dari gunugn es itu. Caranya yaitu dengan menggunakan akal sehat,pikiran kritis, menyusun pertanyaan-pertanyaan, pengetahuan, cermin (merefelksikan), dan juga harus mampu mengenali setiap wadah dan isinya. Barulah kita akan memperoleh ilmu yang sebenar-benar ilmu.

    ReplyDelete
  50. Sekar Hidayatun Najakh
    19701251007
    S2 PEP A 2019

    Assalamualaykum wr wb...
    Gunung es diibaratkan sebagai pikiran. Gunung es yang tampak di permukaan lautan lebih kecil ukurannya dibandingkan dengan yang tersembunyi di bawah lautan. Puncak gunung es yang tampak itulah apa yang sudah diketahui oleh pikiran. Maka jika ingin melihat seberapa besar gunung es yang terdapat di dalam lautan, itulah ilmu yang belum diketahui oleh pikiran. Maka sebenar-benarnya pikiran adalah filsafat, yang objeknya adalah segala yang ada dan yang mungkin ada.

    Terimakasih Prof.

    ReplyDelete
  51. Rifki Rinaldo
    19709251070
    S2 Pendidikan Matematika 2019 D

    Menggapai dasar gunung es dapat diumpamakan adalah cara kita menggapai ilmu. Manusia dalam menuntut ilmu harus mengenali apa yang nampak dan nyata dihadapannya. Konteks dasar gunung es merupakan ilmu yang belum ada dalam pikiran. Dalam menggapainya diperlukan pengetahuan dan logika dalam pikiran. ilmu itu termasuk wadah dan isi, sebaik-baiknya seseorang mengetahui kedua-duanya, itulah sebenar-benarnya kita berfilsafat.

    ReplyDelete
  52. Vera Yuli Erviana
    NIM 19706261005
    S3 Pendidikan Dasar 2019

    Assalamualaikum Wr. Wb.
    Menggapai dasar gunung es sama saja sama saja sedang menggapai filsafat. Untuk dapat mengetahui dari dasar apa yang ingin diketahui maka kita harus lebih mengenal apa yang ingin diketahui. Jika ia ingin mengetahui sesuatu maka ia harus menggunakan akal pikiran, tenaga, perspektifnya untuk menemukan apa yang terletak di dasar dari suatu hal tersebut. jika ia hanya mengetahui puncak atau permukaan dari persoalan tersebut, maka ia tidak seharunya mengambil kesimpulan yang tidak menyimpulkan keseluruhan dari hal itu.

    ReplyDelete
  53. Tiara Wahyu Anggraini
    19709251065
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Dari elegi tersebut dapat kita pahami bahwa gunung es merupakan perumpamaan dari ilmu. Puncak gunung merupakan ilmu yang telah kita ketahui, sedangkan permukaan bawah gunung merupakan hal yang belum kita ketahui. Oleh karena itu, untuk mengetahui suatu ilmu lebih dalam kita harus berjuang menyelam ke dasarnya. Tidak sekedar melihat dari puncaknya saja, karena semakin kita menyelam dalam maka semakin juga kita mengerti dan memahami lebih lanjut makna yang tersimpan dari ilmu tersebut.

    ReplyDelete
  54. Lovie Adikayanti
    19709251068
    S2 Pendidikan Matematika D
    Assalamualaikum wr.wb
    Kalau boleh saya memisalkan bahwa lautan adalah segala yang ada dan yang mungkin ada. Gunung-gunung es adalah hakekat dari bagian-bagian dari yang ada dan yang mungkin ada. Dan di masing hakekat dari bagian-bagian tersebut masih ada hakekat yang lainnya, yaitu puncak-puncaknya yang lebih kecil. Maka, akan ada puncak-puncak yang lebih kecil lagi sampai mencapai dasar di bawah permukaan laut yaitu hakekat yang lebih dalam. dan masih ada lagi dasar yang paling dasar. Dan seterusnya...
    Dalam menggapai dasar gunung es, selalu berusaha menggapai hakekat yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya

    ReplyDelete
  55. Assalamualaikum wr. wb
    Novi Indriyani Kones
    19701251002
    PEP S2 A 2019

    Dari artikel ini saya dapat mengambil pelajaran bahwa tanpa kita sadari bahwa segala sesuatu dalam hidup ini sebenar-benarnya untuk menggapai filsafat. Hal ini dikarenakan bahwa dalam menjelaskan dan mempraktekan segala sesuatu kita mencoba berusaha menggapai filsafat dari sisi definisi, pertanyaan, argumen, kontradiksi, pengalaman, pengetahuan dan sebagaianya dari semua yang ada dan yang mungkin ada.

    Terimakasih
    Wassalamu'alaikum wr.wb

    ReplyDelete
  56. Alfiana Dewi
    19701251005
    S2 PEP A 2019

    Menggapai dasar gunung es ini diibaratkan bahwa seseorang ingin mengetahui suatu hal secara mendalam. yang diibaratkan menyelami dasar laut. Tentunya untuk menyelam didasar laut dibutuhkan alat serta metode atau cara cara untuk menyelam. Begitupun dengan arti makna kita butuh alat dan metode atau cara. Alatnya bisa pemikiran para filsuf, elegi-elegi, buku-buku, dst.Jika ia ingin mengetahui sesuatu maka ia harus menggunakan akal pikiran, tenaga, perspektifnya untuk menemukan apa yang terletak di dasar dari suatu hal tersebut.

    ReplyDelete