Sep 20, 2013

Jargon Pengakuan Subyek Belajar Filsafat




Berikut saya tampilkan sebuah jargon pengakuan Meina Berlianti, seorang subyek belajar filsafat. Semoga contoh ini akan membuka wacana kita mengungkap jargon.


Perjalananku Mempelajari Filsafat:
(Oleh Meina Berlianti)

Awalnya aku tak menyangka aku akan belajar filsafat di bangku kuliah. Padahal jurusan yang aku ambil sama sekali tak berhubungan dengan dunia filsafat. Tapi ternyata perkiraanku salah. Ternyata di matematika aku menemukan sebuah filsafat, dan di filsafat aku menemukan matematika. Bukan hanya matematika yang ada di dunia filsafat, masih banyak lagi ilmu l;ain yang ada didalamnya.

Tak aku pungkiri, butuh penyesuaian diri yang cukup lama dalam belajar filsafat. Kata-katanya yang cukup membingungkan, kalimatnya yang memusingkan dan bahasanya yang sulit aku pahami membutuhkan waktu yang lebih untuk mempelajarinya. Tapi akhirnya aku sadar filsafat bukanlah hal yang memusingkan pikiranku jika aku mampu menanamkannya dalam diriku karena sebenarnya filsafat itu adalah diriku, filsafat ada pada diriku.

Di tengah perjalananku dalam mempelajari filsafat aku mendapatkan sebuah kekuatan magic yang mendorongku untuk belajar filsafat. Aku masih ingat dengan kata-kata seorang ahli filsafat di kampusku, siapa lagi kalau bukan Dr. Marsigit, dosen matematika yang ahli berfilsafat. Hampir di setiap perkuliahan Beliau selalu berpesan pada kami bahwa filsafat adalah sebuah olah pikir, setiap orang yang berfilsafat tak pernah salah karena filsafat adalah olah bahasa dan olah pikir dari seseorang. Kata-kata itulah yang membuatku menjadi bersemangat dan yakin aku pasti bisa. Yah kini aku mulai sadar apa itu filsafat……

Sejauh aku belajar filsafat aku menjadi tahu buah dari filsafat itu. Karena filsafatlah aku mencoba berfikir kritis kan sesuatu. Berkat filsafatlah aku melatih diriku untuk menuangkan isi otakku dalam sebuah tulisan-tulisan. Berkat filsafatlah aku belajar memahami dan mengerti pikiran orang lain. Berkat filsafatlah aku mencoba menghargai dan menghargai pendapat orang lain. Berkat filsafatlah aku belajar membuat sebuah elegy. Berkat filsafatlah aku mulai tahu siapa diriku sebenarnya, ternyata selama ini aku terlalu sering termakan oleh mitos yang membuatku seperti mayat hidup. Berkat filsafatlah aku sadar betul betapa berharganya hidup ini.

Ternyata filsafat bukan hanya sekedar membaca elegi, fisafat bukanlah sekedar menghafal tokoh-tokoh,. Filsafat bukanlah sekedar mata kuliah yang harus aku tempuh di bangku kuliah. Filsafat adalah sebuah pelajaran hidup karena filsafat mampu menjadi guru di dalam hidupku.

Di setiap segi kehidupan pasti ada filsafat karena hidup adalah berfilsafat. Di dalam filsafat pasti ada kehidupan karena filsafat adalah hidup. Di setiap nafas dan kehidupanku pasti ada sebuah filsafat hidup. Walaupun tinggal beberapa minggu lagi aku belajar filsafat di kampusku tetapi aku masih bisa menemukan DIA di setiap sisi kehidupanku. Setiap saat aku masih bisa berfilsafat.

36 comments:

  1. Jefri Mailool
    18701261
    PPs S3 PEP

    Pada tulisan Prof. Marsigit sebelumnya tentang "jargon pertengkaran antara subjek dan objek", saya mencoba memaknai kata "jargon" sebagai pemikiran, ego, aturan, prinsip, sifat, argumentasi, karya, cara pandang, dalih, ataupun kuasa dari personal tertentu (berdasarkan contoh-contoh dan konteks yang dihubungkan pada kata "jargon"). Oleh karena itu, dalam tulisan ini mengenai "Jargon pengakuan subjek belajar filsafat", dapat saya terjemahkan bahwa ini merupakan argumentasi ataupun pemikiran/cara pandang dari sdri Berlianti tentang belajar filsafat. Sah-sah saja baginya (sdri. Berlianti) untuk mengatakan bahwa "filsafat adalah sebuah pelajaran hidup karena filsafat mampu menjadi guru di dalam hidupku (demikian menurutnya)". Namun, Jika kemudian kata "filsafat" diterjemahkan sebagai pikiranku dan pikiranmu (demikian menurut Prof. Marsigit), maka sesuai dengan pernyataan Berlianti bahwa "Filsafat mampu menjadi guru di dalam hidupnya", maka pernyataan ini menjadi sangat "berbahaya". Mengapa demikian? jika pikiran dijadikan sebagai guru (panutan yang harus diikuti), ini akan mengarah pada pemahaman bahwa pikiran adalah faktor penentu utama dalam hidup. Lantas, dimanakah baginya posisi Tuhan yang dipercaya sebagai panutan dan faktor penentu utama dalam kehidupan? Tampaknya Rasionalisme absolut Descartes menjadi kompasnya. Meski Descartes mengatakan bahwa ia mengakui adanya Tuhan dengan dalihnya "meragukan Tuhan" untuk sampai pada tujuannnya mengetahui keberadaan Tuhan, bahwa cara yang ditempuhnya adalah keliru. bahwa keraguannya menjadi alat pikirannya untuk membuktikan kebenaran termasuk pada hal yang sifatnya transendental (melampaui dirinya sendiri, yaitu Tuhan). Bagaimana kemudian jika pikirannya menipu dirinya, bagaimana jika pikirannya berspekulasi?, karena manusia terbatas adanya (no perfect). Adanya Tuhan hanya dapat dipahami dan diyakini dengan pengakuan (confessines) dengan iman/keimanan. Maka, jika dikatakan bahwa "filsafat menjadi guru dalam hidupku" adalah keliru.

    ReplyDelete
  2. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A
    Dari cerita tersebut, Saya juga mengalami hal semacam itu. Dalam belajar filsafat sangat sulit memahami kata-katanya, dan mengerti apa maksudnya. Namun, dari belajar filsafat sedikit demi sedikt melatih untuk berpikir kritis karena filsafat adalah olah pikir. Berpikir mengenai sesuatu yang ada dan yang mungkin ada di sekitar kita adalah filsafat. Filsafat ada dimana-mana. Belajar filsafat adalah belajar makna yang ada dan yang mungkin ada disekitar kita. Apalagi belajar filsafat dari blog Pak Prof yang kaya akan elegi yang bermakna pelajaran hidup baik tentang hubungan dengan manusia dan hubungan manusia dengan Tuhannya. Semakin belajar filsafat lebih mendalam semakin kita bisa mengerti dan paham mengenai arti hidup yang sesungguhnya.

    ReplyDelete
  3. Totok Victor Didik Saputro
    18709251002
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Selamat pagi Prof.
    Filsafat hadir ditengah-tengah kita semua. Perkuliahan ini memfasilitasi kondisi ini untuk muncul dan senantiasa berkembang dalam diri dan kehidupan kita. Membaca adalah hal yang tidak asing untuk kita lakukan tetapi memahami isi bacaan adalah hal yang berbeda yang harus dilakukan. Tidak dapat dipungkiri pemahaman yang benar ataupun salah bisa muncul kapan saja. Ini adalah filsafat. Artinya kita sedang berfilsafat. Berfilsafat bisa dilakukan kapan dan dimana saja. Membaca dan memahami bacaan membuat kita mempunya bekal untuk berfilsafat. Hal ini pun baik secara sadar maupun tidak sadar dilakukan dalam keseharian. Artinya kita sedang mengulang apa yang kita baca dan pahami dalam sebuah bacaan. Artinya kita berfilsafat. Terima kasih.

    ReplyDelete
  4. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Filsafat merupakan suatu yang ada di pikiran kita. Semua yang ada di depan kita dan terakses dalam pikiran, ataupun semua yang mungkin ada dan ada dalam pikiran kita adalah filsafat. Semua yang masuk dalam pikiran kita adalah bacaan filsafat. Filsafat merupakan dunia, dimana hakekatlah hidangan dalam dunia ini. Dalam proses berfilsafat, kita terus digembleng untuk berpikir kritis, mencari hakekat yang memang tidak ada batasnya, karena di dalam hakekat terdapat hakekat, di dalam hakekatnya hakekat terdapat hakekat, dan seterusnya. Pola inilah yang membentuk intuisi, yang akan memberikan bekal pada kita untuk menjalani hidup.
    Dengan filsafat kita diajarkan untuk memandang suatu objek dalam berbagai sudut pandang, kita diajarkan bahwa nilai sesuatu itu relatif, dan kita diajarkan bahwa absolut itu hanya milik Tuhan. Melalui pencarian hakekat kita diajarkan untuk menerjemahkan suatu hal, melalui pelajaran sudut pandang dan relatifitas kita diajarkan untuk mau diterjemahkan, melalui pelajaran kesempurnaan kita diajarkan untuk berhati-hati. Dengan filsafat maka tindakan akan lebih tenang, menerima masukan akan lebih enjoy, dan memahami suatu suatu kegagalan atau keberhasilan secara hakiki.

    ReplyDelete
  5. Aan Andriani
    18709251030
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Filsafat merupakan olah pikir. Kata-kata dalam filsafat yang cenderung susah membuat kita berpikir lebih keras. Sesungguhnya filsafat selalu ada dalam kehidupan kita, tidak hanya dalam perkulaiah tapi juga dalam kehidupan. Filsafat menyangkut banyak hal, mulai dari filsafat hidup, filsafat mati, filsafat matematika, filsafat seni, filsafat bahasa, dan seterusnya. Semua yang ada dan yang mungkin ada merupakan obyek adkajian dari filsafat. Perlu disadari bahwa kita akan selalu menjumpai filsafat. Sesungguhnya filsafat itu tidak sulit, jika kita benar-benar mau mempelajarinya karena banyak sekali obyek kajian dari filsafat yang bisa kita jumpai dalam kehidupan. Tentu hal ini akan mempermudah kita dalam mempelajari filsafat. Namun hal ini kembali lagi pada diri kita masing-masing, apakah kita bisa membuka hati untuk belajar filsafat atau tidak, jika tidak maka sampai kapanpun tidak akan pernah bisa. Tapi jika ia maka kita akan lebih mudah dalam mempelajarinya yang tentunya akan membuat kita lebih peka terhadap kehidupan ini, lebih kritis dalam berpikir, dan lain sebagainya.
    Wassalamualaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  6. Erma Zelfiana Surni
    18709251009
    S2. P.Matematika A 2018

    Assalamualaikum Wr. Wb
    Pertama saya akan memberikan pengakuan yang hampir sama seperti mba Meliana. Kebingungan, itulah yang juga saya alami bahkan mungkin sebagian besar mahasiswa lainnyapun ikut mengalami. Betapa tidak mata kuliah ini benar-benar masih baru bagi saya. Masih baru bukan berarti saya benar-benar tidak tahu adanya filsafat. Tapi masih baru disini karena saya sebelumnya enggan untuk mau mengenal dan mendalami filsafat karena asumsi yang sudah terbentuk bahwa filsafat itu menyesatkan, ini sekaligus menunjukkan bahwa saya sudah termakan oleh mitos.
    Awalnya saya mengira kebingungan itu adalah awal kesesatan dari kesesatan-kesesatan yang ada dalam filsafat sebagaimana yang ada dalam asumsi saya sebelumnya. Namun kemudian saya menyadari bahwa kebingungan itu memang akan menjadi kesesatan jika tidak meneruskan dan melanjutkan apa yang sudah dimulai dalam filsafat. Justru kebingungan itulah yang menjadi modal kita dalam memahami lebih dalam tentang filsafat.
    Yang kedua bahwa belajar memang dimulai dari kebingungan dan kesulitan memahami. Bukanlah belajar namanya jika sudah tidak bingung dan sudah paham melainkan itulah orang yang sudah termakan mitos. Karena orang yang sudah paham pun tetap akan menemui kebingungan jika ia terus belajar. Maka Hakikat seorang pembelajar bagi saya pribadi ialah semakin ia belajar semakin ia bingung dan semakin banyak yang ia pahami tentang apa yang ia tidak pahami. Oleh karena itu belajar adalah ikhtiar (baik hati maupun pkiran) kita untuk tidak menjelma menjadi patung. Inilah yang seharusnya menjadi pegangan khususnya bagi saya pribadi dalam berusaha memahami elegi-elegi yang ada dalam blog ini.

    ReplyDelete
  7. Falenthino Sampouw
    18709251006
    S2 Penddikan Matematika

    Selamat malam, Prof.
    Kata megic tentang filsafat adalah olah pikir membawa suatu kesimpulan bahwa filsafat itu dekat dengan siapa saja. Karena tentunya setiap manusia dianugrahi akal, dan mengenal akal adalah potensi manusia untuk berpikir. Semua yang kita pikirkan bersifat kritis dan reflektif, jika ditambahkan dengan mengungkapkan melalui penjelasan, karya seni, dan lain sebagainya, membuat kita berfilsafat. Semua itu berarti bahwa sebenar-benarnya filsafat adalah diri kita sendiri. Filsafat membawa banyak kesadaran dalam hidup kita. Salah satunya adalah bahwa dengan belajar filsafat, kita ditunjukkan betapa banyak hal yang juga kita tak ketahui.
    Terima kasih, Prof.

    ReplyDelete
  8. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PM A PPs UNY 2018

    Dalam elegi ini hal yang diungkapkan adalah mengenai pengalaman dalam mepelajari filsafat. Saya sependapat bahwa butuh penyesuaian diri yang cukup lama dalam belajar filsafat, apalagi sebelumnya saya tidak pernah belajar mengenai filsafat. Dan ketika di bangku kuliah ini, baru memperoleh pengetahuan baru mengenai filsafat yang ruang lingkupnya begitu luas, dan juga dari sisi kata, kalimat, maupun bahasanya sangat rumit, membingungkan dan memusingkan saya, rasanya menjenuhkan.

    ReplyDelete
  9. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PM A PPs UNY 2018

    Sesungguhnya filsafat itu adalah olah pikir. Ketika kita berfilsafat maka kita sedang melakukan olah pikir. Dengan berfilsafat, kita mampu berpikir kritis akan sesuatu hal, dan ada banyak manfaatnya dalam kehidupan kita. Misalkan saja dalam membaca elegi-elegi dalam blog ini, butuh waktu yang cukup lama, membaca berulang kali untuk bisa memahaminya. Ternyata setelah diikuti beberapa bulan semakin lama semakin membuka wawasan saya tentang kita masing-masing mempunyai pikiran dan kita pun berhak mengembangkannya atau sebaliknya. Itu semua bergantung pada niat kita sendiri. jadi benar bahwa sebenarnya hidup adalah pilihan. Belajar filsafat hendaknya kita ikhlas hati maupun pikiran kita untuk membaca begitu banyak elegi yang ada ini, karena ada makna yang tersirat dalam elegi yang tentunya bermanfaat bagi kita semua.

    ReplyDelete
  10. Diana Prastiwi
    PPs P.Mat A 2018
    18709251004

    Hidup tidak terlepas dari filsafat. Filsafat dekat dengan berpikir. Filsafat adalah cara berpikir. Salah satu bentuk berpikir adalah mencari ilmu. Filsafat dekat dan identik dengan diri kita sendiri. Mengembangkan diri dengan belajar untuk mendapatkan pengetahuan, sehingga menjadi orang berilmu merupakan cara untuk menjadi manusia annas. Manusia yang berpengetahuan, menggunakan pengetahuan dan membentuk jaringan/hubungan dengan hal lain.Pengetahuan sangat menentukan cara pandang seseorang dalam berpikir dan bertindak.

    ReplyDelete
  11. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Menurut saya, hal yang diceritakan diatas sebagaian besar sama seperti yang saya rasakan setelah mempelajari filsafat lebih dalam lagi, terlebih lagi diajarkan oleh Pak Marsigit. Selama ini sejak saya belajar filsafat di perguruan tinggi S-1, saya hanya mempelajari filsafat berdasarkan teori-teori yang ada. Apa yang paling ingat adanya beberapa paradoks yang ada. Hak tersebut masih saya ingat tapi kurang membekas dipikiran saya sebagai suatu pengalaman belajar yang mendukung saya untuk kemampuan berfilsafat saya.
    Setelah saya mulai menempuh pendidikan S-2 dan bertemu dengan Pak Marsigit, saya menjadi tahu bagaimana seharusnya seseorang berpikir filsafat karena sesungguhnya filsafat merupakan pola pikirmu dan cara berpikirmu sebagai seseorang yang berfilsafat. Teori-teori yag ada masih terus digunakan tetapi sebagai mahasiswa harus ikut aktif untuk berpikir secara filsafat juga. Terlebih lagi dari adanya blog ini saya bisa berfilsafat lagi seperti pola pikir Pak Marsigit. Manfaat yang saya dapatkan adalah daya juang saya di dalam masyarakat bisa menjadi individu yang lebih bermanfaat lagi dengan pemikiran filsafat yang saya dapatkan.
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  12. Septia Ayu Pratiwi
    18709251029
    S2 Pendidikan Matematika B

    Apa yang telah diceritakan oleh saudari Meina Berlianti diatas sama halnya dengan apa yang telah saya rasakan selama ini. Pada awalnya saya melakukan protes terhadap diri saya sendiri “Buat apa belajar filsafat?” “apa hubungannya dengan apa yang saya pelajari?” dll sehingga saya sedikit ‘mengabaikan’ hakikat dari filsafat tersebut. Kemudian saya mulai menyadari bahwa filsafat adalah dasar dari sebuah ilmu pengetahuan. Semakin dalam penjelasan yang diberikan oleh prof. Marsigit, semakin dalam pula saya mengerti bahwa filsafat ini memberikan dampak yang besar terhadap pemikiran saya. Hal tersebut membuat saya menengok kejadian-kejadian di masa lalu saya. Seseorang pernah bertanya kepada saya sebenarnya siapakah diri saya, itulah awal mula saya belajar berfilsafat. Akan tetapi saya hanya mengenal sebagian ilmu-ilmu filsafat yang ada sehingga apa yang saya perlajari tidak utuh dan akhirnya tidak bisa membentuk pemikiran saya. Di perkuliahan ini saya kembali diajak untuk berfilsafat, saya merasa harus menemukan memori baru yang semoga nantinya akan bersatu dengan memori yang lama sehingga dapat membentuk suatu pengetahuan filsafat yang utuh. Meskipun sejujurnya saya masih meraba-raba sesungguhnya bagaimana cara berfilsafat yang benar, namun saya menemukan manfaat yang besar dari belajar berfilsafat itu sendiri.

    ReplyDelete
  13. Diana Prastiwi
    18709251004
    S2 Pend. Mat A 2018

    Disetiap segi kehidupan, pasti ada filsafat karena hidup adalah berfilsafat. Di dalam filsafat ada kehidupan karena filsafat adalah hidup, begitu seterusnya. Karena dalam hidup kita senantiasa berpikir. Sedangkan filsafat adalah cara berpikir. Cara berpikir kita pasti berkembang karena ilmu yg kita punya juga terus bertambah. Filsafat adalah diriku. Aku adalah filsafat itu sendiri. Jadi, mengembangkan diri menjadi lebih baik adalah bagian dari berfilsafat juga. Berfilsafat adalah cara memahami diri sendiri dengan sebenar-benarnya kita, dan dari filsafah kita dapat memahami orang lain dengan baik, bagaimana dia berfikir dan bagaimana dia bersikap dalam suatu ruang dan waktu.

    ReplyDelete
  14. Amalia Nur Rachman
    18709251042
    S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018

    Dalam mempelajari ilmu filsafat, diharapkan dapat membawa manfaat dalam kehidupan, bukan hanya sebagai ilmu untuk dimengerti dan dipahami semata. Hal tersebut juga berlaku pada ilmu lainnya, hakikat menuntut ilmu yang sesungguhnya yaitu dapat memberikan kebaikan dan manfaat bagi kehidupan di dunia maupun akhirat kelak. Selain itu, seperti yang telah kita ketahui bahwa belajar filsafat merupakan bentuk belajar mengenai diri kita sendiri, karena filsafat merupakan diri kita sendiri. Filsafat adalah diri kita sendiri maka dapat kita katakana bahwa hidup merupakan filsafat dan filsafat juga merupakan kehidupan kita

    ReplyDelete
  15. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Saya setuju dengan pendapat Sdr. Meina Berlianti, karena saya pun mengalami hal yang sama. Dulu saya mengira filsafat merupakan sesuatu materi pelajaran yang sangat sulit. Filsafat adalah ilmunya para dewa, yang berada jauh diawang-awang sana. Belajar filsafat harus menghafal aliran-aliran filsafat beserta para tokoh-tokoh pencetusnya. Namun setelah saya benar-benar mempelajari filsafat, ternyata filsafat itu sangat dekat dengan kehidupan kita. Filsafat adalah pikiran kita sendiri. Berfilsafat berarti menggunakan pikiran kita untuk berusaha memahami sesuatu. Mempelajari aliran-aliran filsafat penting juga memang, tetapi memahami esensinya dan bagaimana refleksinya dalam kehidupan kita itu yang lebih penting. Dan saya mendapatkan itu semua dari elegi-elegi yang ada dalam blog ini.
    Terima kasih.

    ReplyDelete
  16. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006
    PEP S3


    Artikel di atas menunjukkan bahwa seseorang bisa saja berubah pikiran mengenai filsafat. Filsafat ternyata adalah hidup. Filsafat tidak hanya tentang pikiran para filsuf tetapi filsafat adalah aspek kehidupan.

    ReplyDelete
  17. Fabri Hidayatullah
    18709251028
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Saya tersentuh dengan pernyataan berikut, “Ternyata filsafat bukan hanya sekedar membaca elegi, filsafat bukan sededar menghafal tokoh-tokoh. Filsafat bukanlah sekedar mata kuliah yang harus aku tempuh di bangku kuliah.” Demikian pula yang saya rasakan setalah saya berusaha mengenali filsafat. Setelah mengikuti perkuliahan filsafat dengan Prof. Marsigit dan juga membaca beberapa tulisan beliau di blog ini, saya merasakan bahwa filsafat itu sungguh dekat. Filsafat bukan sekedar mata kuliah, filsafat mengajak saya untuk berfikir reflektif dan lebih sopan terhadap ruang dan waktu. Sedikit demi sedikit saya menyadari manfaat-manfaat yang bisa saya petik dari belajar filsafat. Maka dari itu, belajar filsafat tidak boleh berhenti hanya sampai pada akhir perkuliahan besok.

    ReplyDelete
  18. Deden Hidayat
    18709251032
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Berfilsafat membantu kita untuk dapat menyesuaikan diri sesuai dengan ruang dan waktunya. Bukan perkara yang mudah tentunya dalam mempelajari filsafat. Hal ini disebabkan karena filsafat selain olah pikir, filsafat juga merupakan olah bahasa. Dimana bahasa-bahasa yang digunakan dalam filsafat merupakan bahasa analogi, yang mana bahasa ini mempunyai makna disebaliknya. Hal yang harus kita lakukan dalam memahami filsafat yaitu belajar dan belajar. Jika kita mampu terus menerus belajar maka akan memberikan kita sebuah pemahaman dalam memandang sesuatu. Namun proses belajar yang kita lakukan harus kita dampingi dengan pikiran dan hati yang jernih.

    ReplyDelete
  19. Rosi Anista
    18709251040
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr wb
    Berfilsafat itu seiring dengan kita menjalani kehidupan. Berfilsafat terjadi begitu saja tidak di dalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen, dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi, dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Karena sebenar-benarnya berfilsafat adalah saat kita berpikir.

    ReplyDelete
  20. SUHERMI
    18709251007
    S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA A

    Apa yang dialami saudari Meina Berlianti, juga saya alami dalam belajar filsafat ini. Kesulitan memahami bahasa dan menangkap makna yang ingin Bapak sampaikan dalam elegi. Namun semakin saya baca, semakin saya memahami maksud dari filsafat itu sendiri, walaupun hingga saat ini, belum cukup bagi saya untuk benar-benar memahami seperti apa filsafat itu sendiri. Meskipun filsafat itu sebenarnya diri kita sendiri. Seperti yang Bapak sampaikan, yaitu dengan banyak membaca sehingga pemahaman yang diperoleh menjadi lebih baik lagi.

    ReplyDelete
  21. Surya Shofiyana Sukarman
    18709251017
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Membaca artikel ini membuatku terharu, karena apa yang yang dituliskan penulis juga merupakan representasi perasaanku dalam mempelajari filsafat, sama halnya dengan penulis bahwa ini juga baru pertama kalinya aku belajar fislsafat, tapi sudah banyak pelajaran-pelajaran yang kudapat dari perkuliahan ini, banyak kata-kata yang membuatku tersentuh dalam mempelajarinya, banyak arti atau makna dalam kehidupan ini yang telah menyadarkanku. Saya sangat berterima kasih kepada Bapak Marsigit karena telah mengajarkan dan membimbing kami selama perkuliahan filsafat ini, kalimat-kalimat yang sangat tertarik dari artikel diatas bahwa filsafat adalah sebuah perjalanan hidup karena filsafat mampu menjadi guru di dalam hidupku dan di setiap segi kehidupan pasti ada filsafat karena hidup adalah berfilsafat.

    ReplyDelete
  22. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Telah diungkap pada bacaan di atas jika filsafat bukan hanya sekedar membaca elegi, fisafat bukanlah sekedar menghafal tokoh-tokoh, bukanlah sekedar mata kuliah yang harus aku tempuh di bangku kuliah. Filsafat adalah sebuah pelajaran hidup. Sebenar-benar filsafat adalah dirimu. Dan sebenar-benar dirimu maka dirimulah yang memahaminya. Filsafat adalah ilmu olah pikir dengan refleksif diri. Sehingga benar bahwa sebenar-benar duniamu adalah pikiranmu.

    ReplyDelete
  23. Elsa Apriska
    18709251005
    S2 PM A 2018

    Membaca pembukaan dari tulisan di atas seakan menggambarkan bagaimana keadaan saya pertama belajar filsafat. Mata kuliah ini merupakan pertama kali dalam hidup saya belajar mengenai filsafat. Yang ada dalam benak saya terdahulu bahwa filsafat itu rumit dan tidak bisa dimengerti dengan mudah oleh orang-orang. Dan ketika pertama belajar dan membaca elegi-elegi di blog ini memang seperti itu adanya. Namun dengan berjalannya waktu, seperti yang Prof katakan bahwa filsafat itu adalah ilmu olah pikiran. Dan manusia sebagai makhluk sempurna yang diciptakan Allah SWT dianugerahi akal dan pikiran. Selama hidup manusia akan terus berpikir, yang artinya selama hidup ternyata kita selalu berfilsafat. Artinya sebenarnya filsafat itu amat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Tidak perlu pusing untuk memikirkan apa itu filsafat. Karena sebenar-benar filsafat adalah diri kita senidiri.

    ReplyDelete
  24. Deden Hidayat
    18709251032
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Filsafat merupakan suatu ilmu yang tidak mudah untuk dipahami. Namun, ketidakmudahan tersebut merupakan tantangan bagi kita untuk terus meningkatkan pemahaman yang kita miliki melalui proses belajar. Tentunya agar memiliki pemahaman yang baik diperlukan suatu proses belajar yang tidak sebentar. Dalam berfilsafat tidak ada yang namanya kesalahan mutlak, hal ini disebabkan karena filsafat merupakan olah pikir dari setiap orang. Jadi setiap orang memiliki filsafatnya masing-masing, hal yang harus kita lakukan adalah saling terjemah dan menerjemahkan. Dengan saling menerjemahkan kita akan terhindar dari yang namanya mitos-mitos dalam kehidupan.

    ReplyDelete
  25. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Bagi saya, belajar filsafat bersama Prof. Marsigit adalah sarana pengingat diri. Pengingat bahwa diri ini adalah seorang hamba. Pengingat bahwa diri ini adalah makhluk social. Pengingat bahwa kodratnya manusia adalah cenderung berpotensi melakukan kesalahan. Kesalahan bahwa diri ini cenderung melupakan hakikatnya yang sebenarnya, yaitu sebagai hamba dan sebagai makhluk social.
    Sebagai hamba, kesalahan terbesar adalah peng-aku an. Seringkali saya merasa bahwa diri ini adalah milikku, hidup ini adalah hidupku, akibat ini adalah penyebab dariku, dan perasaan aku-aku yang lain. Perasaan peng-aku an tersebut yang ternyata menuntun saya pada kesalahan terbesar lain yaitu kesombongan. Sombong, melupakan bahwa diri ini adalah hamba yang dipunyai penciptanya. Sombong, melupakan bahwa setiap yang terjadi berasal dari penyebab utama, penyebab absolut, yaitu Allah SWT. Mengapa diri ini senantiasa lupa? Lupa bahwa penyebab utama berada disini adalah karena Allah, lupa bahwa penyebab bisa berkuliah disini adalah karena kemurahan hati dan kasih sayang Allah yang mengabulkan doa orang tua dirumah yang amat mencintai saya, lupa bahwa penyebab segala kemudahan dan pertolongan adalah karena kuasa dan kasih sayang Allah. Betapa sombongnya saya yang melupakan semua itu.
    Sebagai mahkluk social, kesalahan terbesar saya juga sama yaitu lupa. Lupa bahwa orang lain juga sama seperti saya. Memang tidak ada yang sama didunia ini, bahkan dengan diri sendiri pun diriku yang sekarang tidak sama dengan diriku yang tadi dan diriku nanti (kata Prof. Marsigit). Namun, sama yang dimaksud adalah sama dalam hal perlakuan. Seperti kata pepatah: berperilakulah seperti apa kamu ingin diperlakukan. Dan saya sering melupakan hal itu, melupakan bahwa hal-hal kecil yang saya lakukan tanpa memikirkan akibatnya adalah berpotensi mendzholimi orang lain. Dan saya teringat akan kejadian dikelas, saat itu saya sedang batuk dan saya tidak mengenakan masker. Prof. Marsigit meminta saya untuk menggunakan masker. Awalnya saya tak mengerti mengapa Prof. Marsigit meminta saya untuk melakukan hal tersebut, dan penjelasan beliau mengingatkan saya bahwa tindakan tersebut sama saja saya tidak menghormati orang lain. Sederhana memang, namun dampaknya tak sesederhana itu. Saya menyebarkan virus kepada orang lain yang berarti bahwa saya tidak menghormati kesehatan orang lain. Jika saya sendiri tak mampu menghormati orang lain, lalu apakah tidak sombong namanya jika saya tetap ingin dihormati juga oleh orang lain. Terimakasih Prof. sungguh pelajaran yang amat berharga.

    ReplyDelete
  26. Nur Afni
    18709251027
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    Filsafat mengajarkan kami untuk melatih berpikir kritis tentang semua yang ada dan yang mungkin ada. Filsafat benar-benar membuat otak kami berpikir tentang filsafat sebener-benarnya diri kami. Melalui elegi kami mencoba memahami filsafat yang ada dan mungkin ada. Meskipun filsafat bukan hanya sekedar elegi apalagi menghapal tokoh-tokoh pencetus filsafat. Filsafat adalah sebuah pengalaman hidup dalam mengarungi hidup sesuai ruang dan waktu. terimakasih

    ReplyDelete
  27. Dita Aldila Krisma
    18709251012
    PPs Pendidikan Matematika A 2018

    Mengetahui kata filsafat, yang ada dalam bayangan saya dulu adalah visual para filsuf-filsuf terbingkai yang terpampang di tembok beserta pemikirannya yang sulit untuk dimengerti, dipahami, dan memikirkan apa keguanannya. Dan ternyata ketika mengikuti kuliah filsafat, tidaklah demikian. Pada perkuliahan filsafat ini diajarkan untuk berpikir yang mana filsafat merupakan pikiranmu itu sendiri, diajarkan untuk berpikir kritis dan refelktif. Dan dosen memberikan fasilitas blog untuk dibaca, dikomentari serta perkuliahan tatap mata dikelas yang sebaiknya kita refleksikan. Meskipun demikia, berbicara mengenai filsafat memang tidak bisa lepas dari para tokoh atau filsufnya karena itulah yang bisa mendasari dari suatu pemikiran.

    ReplyDelete
  28. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Filsafat adalah ilmu tua yang tetap eksis dan konteks sepanjang zaman, saat ini filsafat dianggap suatu materi yang sangat sulit dipahami dikarenakan beratnya materi-materi yang terkandung dalam filsafat. Saya sendiri kadang menganggap bahwa bukanlah filsafat jika tidak terjadi kebingungan saat proses belajar filsafat. Yang dapat saya simpulkan adalah sebelum mempelajari filsafat mari luruskan niat yang positif sesuai hakikat filsafat itu sendiri. Sebelumnya saya tidak pernah belajar filsafat secara formal, sekarang saat duduk di bangku S2 saya sadar walaupun sebelumnya saya tidak pernah belajar filsafat tanpa disadari saya telah berfilsafat dan berdampak baik bagi orang-orang di sekeliling saya. Karena filsafat itu sendiri hakikatnya ada pada diriku.

    ReplyDelete
  29. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Banyak ilmu yang kite peroleh dari berfilsafat. Karena filsafat sendiri merupakan olah pikir, filsafat adalah diri kita sendiri. Banyak hal yang saya peroleh dari belajar filsafat. Salah satunya adalah ikhlas dalam menuntut ilmu. Kemudia juga kita sebagai manusia tidak boleh sombong terhadap ilmu pengetahuan yang telah kita miliki. Dan masih banyak hal lainnya.

    ReplyDelete
  30. hendra b.
    18701261008
    PEP S3 2018

    sebenar-benar filasafat adalah pikiran mu, sebenar-benar pikiran mu adalah bahasamu, sebenar-benar bahasamu adalah penjelasanmu. Jika penjelasanmu dapat diapahami oleh lawan biacar atau orang lain maka sesunguhnyaengkau sedang benar-benar berfilsafat. jadi jangan batasi berpikir filsafatmu dengan rasa takut salah, rasa minder dan dan rasa malu-malu serta rasa yang lain-lainnya. sebab berfilsafat adalah sebenar-benar dirimu.

    ReplyDelete
  31. Sintha Sih Dewanti
    18701261013
    PPs S3 PEP UNY

    Membaca “Perjalananku Mempelajari Filsafat” oleh Meina Berlianti, seperti menceritakan hal yang saya rasakan. dalambenak saya, filsafat adalah ilmu yang mengawang-awang. Karena saya merasa filsafat terlalu tinggi dan rumit, dan hingga tak mudah dicerna. Filsafat merupakan kegiatan olah nalar dalam dinamika jatuh bangunnya pengalaman, seperti kebutuhan mendasar atas makna dan arah kehidupan, kebutuhan tentang bagaimana misteri-misteri kehidupan dapat dijelaskan dan dipahami, kebutuhan untuk mengerti apa yang sesungguhnya diinginkan oleh jiwa itu sendiri.

    ReplyDelete
  32. M. Ikhsan Ghozali
    19701261
    PEP S3 2019

    Assaamu'alaikum wr.wb.
    Belajar filsafat memang sungguh tida mudah. Seperti yang dikatakan Prof. Marsigit, butuh ihtiar dan hati yang ikhlas untuk terus membaca dan merujuk pada pemikiran para filsuf serta kesediaan untuk menerjemahkan dan diterjemahkan.
    Terkait dengan tulisan di atas, sebuah jargon dikenalkan Prof. Marsigit, yakni sebuah pengakuan. Jika merujuk pada diri saya sendiri, jargon tersebut juga cocok menjadi jargon saya, tertutama yang juga sedang belajar filsafat.
    Jargon-jargon semacam ini banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Persoalan jargon pun terus berkembang seiring kehidupan manusia, utamanya terkait dengan perkembangan bahasa. Persoalan bahasa ini sudah sejak dulu sudah menjadi perhatian para filsuf sejak masa klasik, meskipun baru berkembang ketika muncul linguistik modern yang dipelopori oleh de Saussure. Kemunculan linguistik ini dikarenakan banyaknya kesalahan ataupun penyimpangan dalam penggunaan bahasa, termasuk dalam filsafat. Jika linguistik bertujuan mendapatkan kejelasan tentang bahasa atau mencari hakikat bahasa. Sedangkan filsafat bahasa hakikat ilmu pengetahuan konseptual yang di dalamnya mempelajari bahasa sebagai objek (Dasuki, 2018, "Perdebatan Para Filsuf Tentang Bahasa: Mulai Awal Munculnya Kajian Filsafat Bahasa". openjournal.unpam.ac.id)
    Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
    Wassalamu'alaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  33. Ahmad Syajili
    19709251066
    S2 PMD 2019

    Assalamualaikum wr.wb

    Terima kasih Pak Prof. atas sharing tulisan yang menginspirasi dari Meina Berilanti. Memang semakin ke sini saya semakin memahami bahwa filsafat bukanlah hanya terkait dengan membaca elegi dan menghafal pendapat para filsuf. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah bahwa filsafat itu adalah olah pikir seseorang, bagaimana kita memahami diri sendiri. Bagaimana melalui filsafat kita mampu menembus ruang dan waktu yang penuh dengan kontradiksi dan terhindar dari mitos. Untuk itu selagi masih masih bisa belajar, semua orang pasti bisa berfilsafat termasuk diri saya sendiri.

    ReplyDelete
  34. Sekar Hidayatun Najakh
    19701251007
    S2 PEP A 2019

    Assalamualaykum wr wb...
    Berpikir adalah hakikat dari filsafat. Sebenar-benar berpikir adalah filsafat. Di dalam kajian filsafat, berfilsafat berarti munculnya kesadaran jika belum tahu, menyadari dan mengetahui mengenai ketidaktahuan, menyadari kapan mulai mengetahui, serta menyadari batas antara tahu dan tidak tahu. Filsafat adalah pemahaman yang sederhana di dalam kompleksitas, namun filsafat juga pemahaman yang kompleks di dalam kesederhanaan. Filsafat terdiri dari paradigma (asumsi dasar) dan ideologi (landasan). Sehingga menurut saya, filsafat membantu untuk memahami makna kehidupan termasuk makna ilmu pengetahuan yang sebenarnya. Sebenar-benar filsafat adalah apa yang ada di dalam diri. Maka sebenar-benarnya diri adalah subjek filsafat.

    Terimakasih Prof...

    ReplyDelete
  35. Vera Yuli Erviana
    NIM 19706261005
    S3 Pendidikan Dasar 2019

    Assalamualaikum Wr. Wb.
    Bukan perkara yang mudah tentunya dalam mempelajari filsafat. Hal ini disebabkan karena filsafat selain olah pikir, filsafat juga merupakan olah bahasa. Dimana bahasa-bahasa yang digunakan dalam filsafat merupakan bahasa analogi, yang mana bahasa ini mempunyai makna disebaliknya. Hal yang harus kita lakukan dalam memahami filsafat yaitu belajar dan belajar. Jika kita mampu terus menerus belajar maka akan memberikan kita sebuah pemahaman dalam memandang sesuatu.

    ReplyDelete
  36. Heriansyah
    19701261017
    S3 PEP 2019

    Tidak ada yang bisa dilepaskan dari filsafat, tapi karena katidaktahuan ditambah ketidakikhlasan kadang membuat kita sulit memahami filsafat. Selama belajar filsafat terjebak kepada kata-kata, maka yang kita dapatkan hanya menghafal filsafat. Maka pahami kehidupan dengan baik maka kita akan belajar filsafat hidup yang benar.

    ReplyDelete