Mar 8, 2011

Elegi Sang Bagawat Menggoda Sarang Lebah




Oleh Marsigit

Raja Lebah:
Wk..wk..wk...hai semua prajurit lebah...sudahkah engkau melaksanakan tugasmu menjaga sarang lebah dan mencari makanan untuk telur-telurku?. Laporkanlah segala persoalan yang ada.

Prajurit Lebah:
Ampun paduka yang mulia sang Raja Lebah...tiadalah suatu kekurangan apapun yang ada pada sarang kita itu. Hanya sedikit persoalan kecil yang ingin saya laporkan.

Raja Lebah:
Apa masalahnya?

Prajurit Lebah:
Untuk segala jenis musuh...besar, kecil, tua, muda, sedikit, banyak, ...aku tidak merasa takut...sampai matipun aku pertaruhkan jiwaku untuk kebesaran sarang kita ini. Tetapi kali ini kami menghadapi fenomena yang agak aneh?

Raja Lebah:
Lho...fenomena apa?

Prajurit Lebah:
Kami menangkap ada getaran atau frekuensi yang tidak diketahui asalnya...tetapi sebetulnya cukup mengganggu bagi telur-telurmu. Jika dibiarkan maka telur-telurmu terancam bisa tidak menetas atau kalau menetas maka akan mengalami perubahan genetika. Jika telur-telur kita yang menetas nanti mengalami perubahan gen maka bisa membahayakan kerajaan kita...karena keturunan kita itu akan mempunyai sifat dan tabiat yang berbeda. Pelan tetapi pasti maka keturunan kita itu justru akan menjadi musuh kita sendiri.

Raja Lebah:
Wheh...lha.. dhalah.....aku perintahkan kepada engkau semua untuk mencari dimana dan siapa sumbernya. Tangkap dan bawalah ke sini. Jika perlu kita jadikan dia sebagai makanan telur-telurku.

Prajurit Lebah:
Sudah dicari kemana-mana tetapi tidak ditemukan.

Raja Lebah:
Kalau begitu ...strategi saya adalah ...pertebal dan perkuat benteng pertahanan kita. Semua tembok pelidung dibuat rangkap. Setiap lobang dipasang senjata penangkal.

Bagawat:
Sherrr...sherrrr....sherrr.....

Cantraka:
Wahai Bagawat...sedang melakukan kegiatan apakah dirimu itu? Sejak tadi kelihatannya engkau mempunyai kegiatan yang bertujuan. Tetapi engkau itu kelihatan seperti meniup-niup udara? Untuk apakah? Bolehkah saya mengetahui?

Bagawat:
O...oo...Cantraka...engkau harus mengetahuainya. Kenapa? Jika aku capai maka engkau akan bisa menggantikanku. Demikian juga agar semua Cantraka murid-muridku mempunyai ketrampilan meniup udara seperti diriku ini...sehingga pada saatnya nanti bisa menggantika diriku.

Cantraka:
Tetapi tolong jelaskan wahai Bagawat....bagaimana cara meniup, apa yang engkau tiup, dan apa meksud tiupanmu itu?

Bagawat:
Oo..ooo tentu akan saya jelaskan. Dengarkanlah baik-baik. Sederhana saja teorinya. Saya sebetulnya sedang melakukan experimen kecil tetapi dengan tujuan besar.

Cantraka:
Apa yang engkau maksud melakukan experimen kecil tetapi dengan tujuan besar?

Bagawat:
Lihatlah di sana itu...! Di sana ada sebuah Kerajaan Lebah lengkap dengan Raja, Punggawa dan Prajuritnya. Disamping kebaikan-kebaikannya ...tetapi saya melihat terdapat keburukan-keburukan. Keburukan dari sifat Kerajaan Lebah itu antara lain: bersifat tertutup, bersifat angkuh, anti pembaharuan, menganggap seolah-olah hanya mereka sendiri yang ada, anti perubahan, mematenkan eksploitasi, bersifat dominan, bersifat arogan, mengandalkan kekuasaan, komunikasi searah, tidak menghargai tamu, tidak menghargai ide yang lain, mencuri kebaikan orang lain, bersifat penjilat, menekan bawahan, bekerjasama dengan Neopragma Dunia Selatan, menutup telinga dari bisikan baik, bersifat eksklusif, protektif...dst.

Cantraka:
Lho...apa pedulinya?

Bagawat:
Kalau tidak ada kritik dari luar...maka mereka akan cenderung lebih bersifat hegemoni dan monopoli sampai sifat kanibalisme terhadap kerajaan-kerajaan lebah yang lain. Hal demikian tentu akan mengganggu keseimbangan ekosistem, psikosistem, culturalsistem, sociosistem, dan geostrategicsistem.

Cantraka:
Lantas...apa yang akan engkau lakukan?

Bagawat:
Itulah aku sedang meniup udara ini. Maksudku adalah dengan tiupan udaraku ini akan tercipta gelombang frekuensi lemah hingga sampai pada penghuni lebah itu. Selanjutnya akan tercipta suasana beranya. Nah suasana bertanya itulah yang saya harapkan akan membuka diri mereka terhadap dunia lainnya. Sherrr...sherrrr....sherrr.....

Prajurit Lebah1:
Apa pedulinya tiaupan angin sepoi-sepoi kaya gini. Bagiku cuek saja...gak usah dipikirin.

Prajurit Lebah2:
Kalau cuma sekali sih gak apa-apa. Karena kejadiannya berkali-kali saya jadi merasa terganggu.

Prajurit Lebah3:
Lagi pula tiupan ini itu kan tak sebanding dengan tiupan angin kencang seperti biasanya? Tetapi karena polanya sama dan dengan durasi yang tetap pula...maka telah mempengaruhi intuisiku. Ketahuilah bahwa sebuah intuisi itu dapat dipengaruhi oleh fenomena berfrekuensi tetap dan kontinu.

Raja Lebah:
Benar apa kata Prajurit Lebah3...sebetulnya akan aku abaikan saja fenomena ini...tetapi ibarat suarat tetesan air di atas batu...suara khas dan frekuensi rutin talah menyebabkan ....intuisiku menjadi tertarik keluar. Hemmm....bagaimana cara mengatasinya?

Bagawat:
Sherrr...sherrrr....sherrr.....

Cantraka:
Wahai sang Bagawat...lapor. Ada seekor anak lebah setengah dewasa terjatuh di sampingmu itu. Ini dia aku tangkap...silahkan terimalah...dia masih hidup walaupun badannya kelihatannya lemas sekali.

Bagawat:
Ooo...ooo syukurlah...ini mungkin jalan yang diberikan bagi keberhasilan programku ini. Wahai si Anak Lebah...istirahatlah dulu, tenangkanlah pikiranmu, pelankan nafasmu, ....minumlah air putih ini...

Anak Lebah:
Lho ...engkau siapa? Ada orang ...kok tidak seperti biasanya. Biasanya orang-orang itu selalu mengejarku dan berusaha membunuhku. Tetapi engkau itu lain. Engkau malah menolongku. Terimakasih wahai orang tua atas pertolonganmu. Siapakah namamu dan dia...?

Bagawat:
Kenalkanlah...namaku Bagawat sedangkan dia itu si Cantraka. Wahai si Anak Lebah...terserahlah apa yang engkau pikirkan, apa yang akan engkau lakukan, apa yang engkau kerjakan, apa yang engkau rencanakan. Aku dengan Cantraka ini tak sengaja bisa menolongmu. Jika engkau ingin pulang dan minta saya antar...maka akan saya antar. Namun jika engkau ingin beristirahat di sini ya bolehlah. Aku akan mencarikan madu kesukaanmu dan tempat yang aman bagimu.

Anak Lebah:
Wahai sang Bagawat...pertemuanku dengan kamu kali ini telah merubah persepsiku. Persepsiku terdahulu adalah bahwa semua unsur-unsur di luar diriku itu bersifat konfrontatif dengan duniaku. Itu sebabnya maka kami bersifat protektif.

Bagawat:
Apakah ada maksud dibalik pernyataanmu itu yang ingin engkau sampaikan kepadaku?

Anak Lebah:
Sungguh darimu aku telah belajar nilai-nilai kehidupan. Aku telah menangkap nilai kehidupan yang humanis, alami, spiritual, demokratis, berbudaya, konstruktif...dst.

Bagawat:
Kongkritnya seperti apa?

Anak Lebah:
Setelah badanku sehat...aku akan pulang dan akan berjuang untuk menyampaikan temuanku. Aku bahkan ingin melakukan sosialisasi perihal temuanku. Lebih dari itu aku juga ingin menyampaikan proposal kepada Rajaku. Proposal itu ada intinya adalah bagaimana mengembangkan Kerajaan Lebah yang tidak bersifat tertutup, tidak bersifat angkuh, tidak anti pembaharuan, tidak menganggap seolah-olah hanya mereka sendiri yang ada, tidak anti perubahan, tidak mematenkan eksploitasi, tidak bersifat dominan, tidak bersifat arogan, tidak mengandalkan kekuasaan, tidak hanya komunikasi searah, tetapi menghargai tamu, tetapi menghargai ide yang lain, jangan mencuri kebaikan orang lain, jangan bersifat penjilat, jangan menekan bawahan, jangan bekerjasama dengan Neopragma Dunia Selatan, jangan menutup telinga dari bisikan baik, jangan bersifat eksklusif, dan jangan protektif, mendengar suara rakyat, memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme, .....dst.

29 comments:

  1. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Kesombongan adalah penyakit pertama dan paling berbahaya bagi kehidupan. Kesombongan akan menutup segalanya, menutup pikiran untuk terus belajar, menutup hati. Percuma saja memiliki segalanya tetapi masih sombong. Tidak ada artinya itu semua. Kesombongan membuat diri manusia merasa sudah mencapai segalanya. Kritikan, saran, pendapat, semua itu akan mereka anggap remeh. Dengan kesombongan ilmu yang mereka punya tidak akan berkembang. Malah justru akan stagnan, akan tertinggal dengan yang lain. Oleh karena itu gunakan hati dan pikiran yang kritis dalam kehidupan ini sehingga terhindar dari penyakit paling berbahaya dialah sombong.

    ReplyDelete
  2. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Untuk mencapai kemajuan kita harus terbuka akan hal-hal baru dan menerima kritik saran masukan dari luar diri kita. Jangan puas dengan apa yang kita miliki saat ini, terus perbaiki diri, kembangkan kemampuan diri, dan sebarkan kepada orang-orang di sekitar kita. Karena sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

    ReplyDelete
  3. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Jangan jadikan kekuasaan sebagai alat untuk menghancurkan anak- anak keturunan kita. Jangan gunakan kekuasaan kita sebagai guru untuk membatasi anak-anak murid kita. Jangan menghalangi anak-anak murid kita untuk berkembang. Mereka harus bisa lebih sukses dari gurunya, sehingga beri kesempatan kepada mereka untuk belajar dengan berbagai cara dan metode. Biarkan mereka berkembang sesuai potensinya masing-masing.

    ReplyDelete
  4. Dini Arrum Putri
    18709251003
    S2 P Math A 2018

    Jangan pernah merasa apa yang ada di dalam diri kita menjadi suatu bentuk kekuasaan. Apa yang kita miliki di dunia dan apa yang kita peroleh semata-mata hanya bentuk wujud kita dalam menjalankan tugas sebagai khalifah di muka bumi ini, bukan sebagai bentuk untuk berkuasa atau menyombongkan diri. Sebenar-benarya hidup akan bermanfaat jika kita dapat mengaplikasikan semua pengetahuan yang kita peroleh.

    ReplyDelete
  5. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Untuk mencapai dimensi yang lebih tinggi maka yang pertama yang kita lakukan adalah terbuka dengan segala kritikan, satu kritikan lebih memacu kita untuk menjadi lebih baik dari pada seribu pujian yang kita terima, dengan menambah teman atau meningkatkan pergaulan akan membuat kita menjadi lebih maju tetapi tidak bersifat hegemoni dan monopoli. Sebagai seorang guru saya mengasumsikan lebah itu sebagai siswa, jika kita sebagai guru mampu memberikan pelajaran tentang nilai-nilai kehidupan dengan baik, maka satu murid yang kita ajarkan kemudian mengajarkan nilai-nilai kehidupan tersebut kepada yang lain dan seterusnya maka akan tercipta suatu kehidupan yang humanis, alami, spiritual, demokratis, berbudaya, konstruktif...dst.

    ReplyDelete
  6. Agnes Teresa Panjaitan
    S2 Pendidikan Matematika A 2018
    18709251013

    Elegi ini menceritakan tentang adanya permasalahan apabila suatu institusi/lembaga/ kelompok bersifat tertutup dan cenderung mementingkan kearogansiannya akan saran dan masukan dari luar, institusi yang baik kepala maupun anggotanya tidak mempedulikan apa yang terjadi di luar. Padahal, mungkin saja yang terjadi di luar dan permasalahan di luar akan menjadi pembaharuan dan menyumbangkan ide segar dalam institusi tersebut. Dengan mendengarkan dan melihat serta mempedulikan apa yang terjadi di luar , tentu institusi/lembaga/kelompok akan menjadi lebih baik dan lebih berkembang.

    ReplyDelete
  7. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Segala sesuatu di dunia ini memiliki dampak postif dan negatif. Di era global seperti sekarang jangan hanya beranggapan kalau pengarah dari luar itu semuanya hanya memiliki dampak negatif. Jika beranggapan seperti itu maka sama saja dengan menutup wawasan kita. Ambilan aspek postifnya untuk meningkatkan kualitas diri, saring dan buang pengaruh negatifnya. Perluas terus kemampuan diri dengan memperbanyak wawasan.

    ReplyDelete
  8. Tiara Cendekiawaty
    18709251025
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Bagawat menggoda sarang lebah bagaikan godaan terhadap nilai kehidupan yang humanis, alami, spiritual, demokratis, berbudaya, konstruktif. Hal ini terlihat dari sedikit banyak masyarakat bahkan pemerintah yang bersikap angkuh, tertutup, menghalalkan segala cara untuk menggapai keinginannya. Sedangkan sarang lebah dapat diibaratkan sebagai benteng agar tidak tergoda. Apa bentengnya? Dengan selalu menjaga nilai-nila kehidupan. Hidup itu memang penuh godaan namun yang terpenting adalah bagaimana kita membentengi diri kita agar tidak tergoda dan mudah goyah.

    ReplyDelete
  9. Seftika Anggraini
    18709251016
    S2 PM A 2018

    Tidak semua hal yang datang dari luar diri kita itu tidak baik. Kita perlu memiliki sifat terbuka untuk menerima hal-hal dari luar agar kita berkembang. Dunia ini telah berkembang, maka kita juga perlu berkembang agar tidak tertinggal. Dengan adanya hal-hal baru yang datang, itu memberikan kesempatan kepada kita untuk belajar dan memperoleh informasi yang lebih banyak.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  10. Seftika Anggraini
    18709251016
    S2 PM A 2018

    Selain memiliki sifat terbuka, kita harus memiliki sifat selektif terhadap apa yang datang. Diseleksi mana yang dapat diterima dan mana yang tidak dapat diterima. Jangan sampai hal baru tersebut justru membawa dampak buruk terhadap kehidupan kita. Sebagai bangsa Indonesia, jangan sampai jati diri kita hilang akibat hal baru yang diterima.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  11. Fabri Hidayatullah
    18709251028
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Dari sini kita belajar bahwa sifat yang tertutup dan angkuh tidak akan dapat membuat kita bisa mengembangkan ilmu pengetahuan. Selama hidup, kita sebaiknya lebih terbuka dan bersedia belajar dari berbagai sumber agar pengetahuan kita berkembang. Penting juga bagi kita untuk dapat bergaul dengan dunia di luar lingkungan kita, baik dalam kanca nasional maupun internasional agar semakin banyak ilmu yang kita peroleh. Dengan demikian, kita juga dapat memperbaiki ilmu yang mungkin selama ini kita anggap benar tetapi sesungguhnya tidak tepat. Tentu dalam melakukan itu semua kita tetap harus melandaskan diri kita pada spiritualitas dan ati diri kita sehingga kita harus pandai pandai memilahnya.

    ReplyDelete
  12. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PPs UNY PM A 2018

    Elegi ini menjelaskan bahwa manusia tidak bisa hidup di dunia ini sendirian, tanpa memerlukan bantuan orang lain karena sifat manusia adalah sebagai makhluk sosial.
    Kita pada dasarnya adalah makhluk sosial dan juga adalah makhluk yang membawa perubahan. Jika kita tertutup dan tidak menerima masukan orang lain cenderung kita merasa benar dan menyebabkan relasi antar sesama menjadi renggang.

    ReplyDelete
  13. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PPs UNY PM A 2018

    Salah satu hal penting dalam bersosial adalah kita mendapatkan kesempatan untuk diperhatikan oleh orang lain. Walaupun tanpa diminta , kita yang terlibat dalam suatu komunitas akan diperhatikan dan perhatian yang baik adalah perhatian untuk memperbaiki kekurangan kita. inilah wujud interaksi yang baik yaitu saling mengenal dan membangun. Untuk menjaga hubungan sosial itu maka kita tidak boleh membeda-bedakan manusia satu dengan lainnya, tidak boleh sombong, angkuh, menutup diri, tidak menghargai pendapat orang lain.

    ReplyDelete
  14. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006

    Berbicra tentang kehidupan di dunia pasti kita tidak luput dari yang namanya bersosialisai mulai dari kalangan anak-anak , dewasa, bahkaan sampai tua renta. Kita sebagai makhluk hidup yang punya akal pikiran pasti menyadari bahwa betapa pentingnya kita bersosialisasi, tanpa sosialisasi hidup kita tidak ada seninya dan kita juga tidak boleh munafik bahwasanya menjadi manusia pasti sangat membutuhkan orang lain. Mulai dari hal yang terkecil sampai hal yang terbesaar.

    ReplyDelete
  15. Deden Hidayat
    18709251032
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Berpikir kritis dapat membebaskan diri kita dari sifat tertutup dan angkuh. Sifat tertutup dan angkuh dapat menghalangi jalan masuknya suatu ilmu kedalam diri kita. Sifat tersebut akan membuat diri kita seolah-olah menjadi orang yang paling benar dalam segala hal, tidak menerima masukan atau pendapat dari orang lain. Agar terhindar dari sifat tersebut kita harus selalu berpikir kritis dalam melaksanakan sesuatu. Dengan selalu berpikir kritis akan membuat kita menjadi selalu ingin menjadi orang yang lebih baik daripada sebelumnya.

    ReplyDelete
  16. Muh. Fachrullah Amal
    18709251036
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Keadaan anak lebah yang awalnya memiliki sifat yang tertutup, angkuh, dan bersifat seakan-akan dunia ini hanya dia yang ada seketika berubah setelah bertemu dengan sang begawat yang mana sifat-sifatnya tadi seakan menjadi kontradiktif. Pertemuan sang begawat dan anak lebah merupakan pertemuan yang mendapatkan sesuatu yang berbeda dengan selain diriku (anak lebah). Yang mana persepsi dahulunya berubah menjadi sesuatu yang kontradiktif. Karena sebenar-benar hidup adalah penuh dnegan kontradiktif.

    ReplyDelete
  17. Muh. Fachrullah Amal
    18709251036
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Kejadian yang dapat diperoleh dari kejadian antara sang begawat dengan anak lebah adalah sesuatu yang kita anggap tidak baik dari segi ekstrinsik seseorang bukanlah menjadi patokan utama dalam menilai seseorang, karena bisa saja ketika kita mengenalinya terlebih dahulu kita mendapatkan perlakuan yang positif dari orang tersebut maka ekspektasi kita diawal seketika terbantahkan setelah kita mengenalinya. Oleh karena itu, sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan dan memiliki banyak kekurangan janganlah kita mudah menilai atau menjudge seseorang dari fisik atau unsur ekstrinsiknya saja, karena kita belum tahu karakter sebenarnya seperti apa. Baik buruknya seseorang tidak dapat dinilai sepenuhnya dari luar saja.

    ReplyDelete
  18. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Berprasangka buruk terhadap orang lain sama saja menutup akses untuk menuju lebih baik. Dan tidak bersedia menerima perubahan ditambah dengan selalu berprasangka buruk kepada orang lain sama saja dengan sombong. Seperti yang terjadi dengan Negara Korea Utara, namun kini Korut telah membuka diri dan mulai menerima akses dari luar. Alhamdulillah. Dalam elegi tersebut sang Begawat telah mengajarkan bahwa atau apa yang harus kita lakukan jika mengalami atau jika dihadapkan pada sesorang atau sekelompok orang yang tidak mau menerima perubahan dan selalu menutup akses terhadap dunia luar, maka yang harus kita lakukan adalah memberinya stimulus dari luas, berikan stimulus-stimulus ringan yang tidak mengganggu, biarkan ia yang keluar dan dengan sendirinya mendatangi kita. Jangan mencela apalagi melakukan tindakan kasar kepada orang yang seperti itu. Karena kekerasan malah justru akan semakin menguatkan keyakinan yang ia pegang selama ini, bahwa dunia luar diluar dunianya adalah berbahaya dan jahat.

    ReplyDelete
  19. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018 (PM B 2018)

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Seperti yang kita ketahui bahwa lebah adalah salah satu hewan yang merupakan hewan pekerja keras seperti semut. Melalui elegi diatas, lebah disini digambarkan demikian. Lebah bekerja sangat keras hingga melupakan keterbatasannya dan hingga tidka peduli dengan lingkungannya. Sehingga saat Cantraka dan Begawat menolongnya, lebah merasa tergugah hatinya bahwa di dunia ini, apa yang dilakukan, apa yang dikerjakan ada baiknya harus selalu dibagikan kepada lingkungannya agar semuanya mendapatkan dampak yang baik dan lebah juga dapat mendapatkan manfaatnya seperti adanya timbal balik yang ada
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  20. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    Perlu bagi manusia untuk menerima kritik dari luar karena dengan kritik dari luar kita dapat mengetahui kekurangan kita dan hal apa yang saja perlu kita perbaiki. Kritik yang baik dapat dimasukkan ke dalam telinga kanan dan dicerna ke dalam otak. Sedangkan kritik yang buruk bisa dimasukkan ke dalam telinga kanan dan dikeluarkan ke telinga kiri jika kurang sependapat. Namun jangan pernah menutup diri untuk hal-hal yang terjadi di luar sana karena hal-hal yang terjadi di luar sanalah yang mengajarkanmu tentang bagaimana caranya untuk bertahan dalam kejamnya hidup. Janganlah berpikir negatif terlebih dahulu terhadap suatu hal sebelum kamu merasakan dan melakukannya secara langsung. Terima kasih.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

    ReplyDelete
  21. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    Pertemuan mengajarkan kita untuk memaknai hidup. Bertemu dengan orang baik mengajarkan kita untuk menjadi baik. Bertemu dengan orang yang kurang baik juga akan mempengaruhi sikap kita menjadi kurang baik apabila kita tidak mempunyai keimanan yang kuat. Untuk itulah, hargailah setiap pertemuanmu dengan orang yang kau temui, karena pertemuan memberimu ilmu untuk belajar memaknai hidup. Terima kasih.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

    ReplyDelete
  22. Dita Aldila Krisma
    18709251012
    PPs Pendidikan Matematika A 2018

    Fenomena begawat dan lebah menunjukkan adanya pemikiran yang tertutup dan terbuka. Orang yang berpikir tertutup merasa bahawa dirinya selalu benar, paling bisa, paling hebat, dan paling-paling lainnya. Berpikir tertutup menjadi diri orang tidak mau menerima saran atau kritik dari orang lain sehingga jarang mau menerima perubahan. Biasanya, orang yang berpikir tertutup ini berpikiran sempit, berpikir jangka pendek, suka memerintah dan mengatur. Ia menganggap bahwa semua akan berjalan jika ada dirinya. Jika ada orang lain yang mengusiknya atau tidak sependapat dengannya maka ia aka melakukan pembelaan terhadap dirinya sendiri dan menentang orang lain atas dasar ideology yang ia anut.

    ReplyDelete
  23. Dita Aldila Krisma
    18709251012
    PPs Pendidikan Matematika A 2018

    Si anak lebah pun tersadar bahwa selama ini dunianya tengah berpikir tertutup. Menjadi lebih baiklah ia saat ia mulai berpikir terbuka. Berpikir terbuka memberikan dampak positif bagi kita. Apa saja manfaatnya? Memiliki ide untuk membuat alternative penyelesaian, pikiran tidak kaku sehingga bisa memahami sudut pandang orang lain, menjadi rekan yang bisa diandalkan, dapat membaca peluang dan mengambil kesempatan, meminimalisir salah persepsi, berpikir kritis sehingga tidak mudah tertipu.

    ReplyDelete
  24. Totok Victor Didik Saputro
    18709251002
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Selamat pagi dan Selamat Tahun Baru 2019 Prof.
    Sifat ego masing-masing orang berbeda-beda. Hal ini juga dapat muncul dalam sebuah organisasi. Memikirkan kepentingan personal tanpa menghiraukan pendapat orang lain. Artinya Ia telah menutup diri terhadap pengaruh dari luar dirinya. Dampaknya adalah organisasi tersebut terkena budaya tertutup pula. Hal ini terjadi karena dimulai dari orang-orang didalamnya sehingga organisasi yang mungkin dapat berkembang seiring perkembangan jaman tetapi masih berurusan dengan masalah internal. Oleh sebab itu, bersifat terbuka satu sama lain dan melihat perkembangan dunia luar sangatlah diperlukan untuk tumbuhkembangnya sebuah organisasi. Terima kasih.

    ReplyDelete
  25. Puspitarani
    19709251062
    S2 Pendidikan Matematika D 2019
    Terima kasih Bapak atas artikel berjudul Elegi Sang Bagawat Menggoda Sarang Lebah yang telah Bapak share kepada kami. Dari judulnya saja saya dapat menerka-nerka kiranya seperti apa jika seseorang itu mencoba untuk menggoda sarang lebah. Pastinya apabila sarang lebah itu digoda maka pemilik sarangnya akan marah. namun ternyata apa yang saya terka itu belum sepenuhnya benar. Elegi ini menyadarkan saya bahwa alasan mengapa selama ini seseorang/kelompok/masyarakat/negara bersikap tertutup terhadap perubahan dan pembaharuan, penguasa pada kelompok tersebut mematikan peran dan keaktifan yang dikuasainya adalah prasangka buruk mereka terhadap hal di luar dunia mereka. Mereka berpikir bahwa unsur-unsur di luar diri mereka bersifat konfrontatif dengan dunia mereka. Hal ini akan menjadi pelajaran bagi saya jika menjadi pendidik matematika nantinya, karena pendidikan membutuhkan inovator pendidikan yang hal ini tidak akan bisa tercapai jika pendidik mengganggap dirinya ekslusif dan tidak mau menerima masukan dari dunia luar.

    ReplyDelete
  26. Zuari Anzar
    19701251006
    S2 PEP A 2019

    Pada elegi di atas memberi tahu kita tentang Kerajaan lebah yang sombong, anti reformasi, komunikasi langsung, tidak menghargai ide yang lain, tidak menghargai tamu, dll. Dapat kita menyimpulkan bahwa dalam kehidupan ini tidak ada satu makhluk yang sempurna, maka tidak pantas berada di sana ketika orang sombong untuk menyombongkan apa yang dimilikinya. Kita tidak akan bisa hidup tanpa interaksi dengan dunia luar. Hidup ditakdirkan untuk membantu orang lain. Untuk itu, kita harus peka terhadap apa yang terjadi, jangan melihat sesuatu hanya dari apa yang ada di dalamnya, tetapi juga harus melihat ke dunia luar dengan apa yang terjadi di sekitar kita. Sikap tertutup terkadang tidak bisa dihindari. Namun Semua itu hanya berdasar pada dekatnya jarak pandang seseorag dalam mengenal dunia ini. Setiap manusia punya pandangan serta pendirin. Sehingga ketika seseorang tidak mau terbuka dengan hal-hal yang jauh dari pandangnya, maka ia akan bersikap hati-hati.

    ReplyDelete
  27. Dhamar Widya Safitri
    19701251009
    S2 PEP A 2019

    Assalamualaikum.
    Semua ilmu, saran, dan ide yang membuat manusia terus maju dan berkembang. Manusia adalah makhluk sosial, tidak bisa hidup tertutup. Menolak perubahan adalah sikap sombong, merasa diri sudah berada paling atas. Merasa diri sudah hebat tanpa perlu ide, saran, atau ilmu baru. Sebagai manusia perlu adanya penerimaan ilmu, saran, dan ide dari luar untuk terus berkembang.
    Terimakasih

    ReplyDelete
  28. Wilis Putri Hapsari
    19701251017
    S2 PEP A 2019

    Menjadi memimpin seharusnya mempunyai sifat yang welas asih dan terbuka pada perubahan yang lebih baik. Mengedepankan kepentingan kelompok dan mengesampingkan kepentingan pribadi adalah hal yang tidak dipunyai oleh si raja lebah. Bahkan hal-hal kecil yang mengusik dirinya sendiri pun memerlukan dan merepotkan orang lain dengan meminta bantuan untuk menyelesaikannya. Semoga dengan kembalinya si anak lebah, raja lebah dapat dengan lebih bisa lagi dewasa memimpin dan bertindak.

    ReplyDelete
  29. Wilis Putri Hapsari
    19701251017
    S2 PEP A 2019

    Dari Bagawat saya dapat mengambil pelajaran, bahwa segala sesuatu yang diniatkan untuk kebaikan walau itu kecil tetap akan dihitung sebagai amal kebaikan. Bahkan hal kecil yang dilakukan itu atas izin Allah SWT dapat membawa sebuah perubahan besar yang bermakna.

    ReplyDelete