The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Mar 8, 2011
Elegi Pertunjukkan Matematika
Oleh: Marsigit
Matematika 1:
Amvoim kolian koi kordia ahdisong boldiah kolian koi ahdisong corcuran sombadadu nol. Aku ingin mengetahui siapa sebenar-benar diriku itu? Wahai matematika 2 dapatkah engkau membantuku mencari siapa diriku itu?
Matematika 2:
Amvoim kolian koi kordia ahdisong boldiah kolian koi ahdisong corcuran sombadadu nol. Itu semua ndabigu dengan ali. Maka kadapiti koi kordia ahdisong boldiah ndabigu oleh amvoim dikolian koi ahdisong corcuran ndabigu amvoim sombadadu nola. Mkoi didapat amvoim kordia ahdisong boldiah ndabigu amvoim kolian koi ahdisong kordia dari boldiah ndabigu dua kolian amvoim darkuring dengan kordia dari boldiah ndabigu dua kolian amvoim ahdisong corcuran ndabigu amvoim sombadadu nol. Maka dikapati koi kordia di tambleho boldiah ndabigu amvoim kolian koi ahdisong kordia dari boldiah ndabigu dua amvoim ali sombadadu kordia dari boldiah ndabigu dua kolian amvoim darkuring corcuran ndabigu ampaho. Maka ndakatipi koi kordia ahdisong boldiah ndabigu amvoim dikolian koi ahdisong kordia dari boldiah dibamvoim dua kolian amvoim sombadadu boldiah kordia ndabigu ampaho kolian amvoim kordia darkuring ampaho kolian amvoim dikolian lagi corcuran ndabigu ampaho kolian kordia dari amvoim. Wahai matematika 1, dapatkah engkau meneruskan kalimatku ini?
Matematika 1:
Saya akan mencobanya. Koi ahdisong boldiah ndabigu dua kolian amvoim sombadadu plus manusa avran tangkap dua dari boldiah kordia darkuring ampaho kolian amvoim dikolian corcuran ndabigu ampaho dikolian amvoim kordia. Maka koi gnaya tamperma maupun koi yang kedau adalah nugata boldiah ndabigu dua kolian amvoim ahdisong atau darkuring avran dari boldiah kordia darkuring ampaho kolian amvoim kolian corcuran ndabigu dua kolian amvoim. Wahai matematika 2, sampai di sini dapatkah engkau menunjukkan kepadaku siapakah sebenarnya diriku itu?
Matematika 2:
Dirimu tidak lain tidak bukan adalah halasuta dari nugata boldiah ahdisong dengan avran kordia dari boldiah kordia darkuring ampaho kolian amvoim dikolian corcuran ndabigu dua kolian amvoim, atau nugata boldiah darkuring kordia dari boldiah darkuring ampaho kolian amvoim kolian corcuran ndabigu duakolian amvoim.
Penonton1:
Luar biasa!. Wahai penonton 2, apakah engkau mengerti pembicaraan dua matematikawan tersebut.
Penonton 2:
Luar biasa!. Wahai penonton 1, aku sama sekali tidak tahu apa yang mereka bicarakan.
Penonton 1:
Bukankah engkau selama ini merasa sebagai matematikawan hebat tiada tandingannya?
Penonton 2:
Janganlah menyindir begitu. Ternyata aku sekarang sadar bahwa sepandai-pandai orang masih ada yang lebih pandai. Tetapi yang jelas aku pahami dari pembicaraan dua matematikawan tersebut adalah, matematikawan 1 kelihatannya sudah menemukan dirinya sendiri. Itu yang sungguh sulit aku bisa megerti bagaimana dia bisa mengerti dirinya dengan penjelasan seperti itu?
Penonton 1:
Mungkin kita perlu menunggu, siapa tahu pada elegi selanjutnya ada jawaban dari orang tua berambut putih.
Penonton 2:
Baik. Mari kita tunggu elegi berikutnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Dini Arrum Putri
ReplyDelete18709251003
S2 P Math A 2018
Saya mencoba menyimpulkan dari elegi ini adalah percakapan dari beberapa matematikawan yang berusaha untuk memahami dirinya sendiri. Berusaha mengenal tentang kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri karena benar adanya bahwa sepandai-pandainya seseorang masih ada yang lebih pandai lagi dari kita. Maka sebenar-benarnya hidup adalah untuk selalu belaajr.
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Matematika adalah bahasa. Bahasa dalam matematika secara menyampaian disesuaikan dengan budaya masing-masing. Dari elegi ini sebenarnya saya belum paham maksudnya apa dan bagaimana. Itu lah filsafat. Karena filsafat adalah bahasa dari masing-masing subjek. Dalam filsafat, subjek dapat menyembunyikan makna dari sesuatu yang ia sampaikan melalui bahasanya. Hanya dirinya yang tahu maksudnya. Mungkin dalam elegi ini menggunakan bahasa yang hanya dapat dipahami oleh dua matematikawan tersebut.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Di atas langit masih ada langit. Sepandai-pandainya kita, tentu masih ada orang yang lebih pandai dari kita. Secantik-cantiknya kita, tentu masih ada yang lebih cantik. Sekayakayanya kita, masih ada yang lebih kaya. Elegi ini mengingatkan kita agar jangan pernah merasa diri paling segala-galanya, jangan merasa sombong. Karena sejatinya yang maha segala-galanya, yang maha sempurna hanyalah Allah SWT.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Dari elegi ini saya juga menangkap bahwasanya sebagai seorang manusia, kita harus bisa menempatkan diri sesuai ruang dan waktunya. Termasuk sebagai seorang guru, kita tidak boleh mengajarkan matematika kepada siswa sesuai level pemikiran kita. Akan tetapi sesuaikanlah dengan level dan karakteristik siswa. Jangan anggap siswa sebagai manusia dewasa yang telah mengerti banyak hal sehingga kita mengajarkan matematika dengan cara-cara orang dewasa belajar, jangan pula menganggap siswa-siswa belum tau apa-apa sehingga kita bersikap sok-sokan dan mendzalimi siswa. Perlakukan mereka dengan baik, gunakan dasar pengalaman dan pengetahuan siswa untuk mempelajari hal-hal baru sesuai dengan dunia mereka.
Seftika Anggraini
ReplyDelete18709251016
S2 PM A 2018
Sepandai-pandainya orang masih ada yang lebih pandai. Tidak ada manusia terpandai dalam segala hal di dunia ini. Orang pandai bukan lah orang yang merasa mengetahui segalanya, namun orang pandai adalah orang yang merasa tidak mengetahui segalanya. Orang yang merasa mengetahui segalanya berarti orang tersebut sudah merasa puas dengan apa yang telah diketahui sehingga tidak ingin mencari tahu hal yang lainnya. Padahal masih banyak hal lain yang belum diketahuinya. Berbeda dengan orang yang merasa belum mengetahui segalanya, mereka akan senantiasa mencari dan terus mencari segala hal yang belum diketahuinya. Justru manusia seperti itu lah manusia yang lebih banyak ilmunya.
Terima kasih
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dari elegi diatas bahwa Tidak ada seorangpun yang paling pandai di dunia ini kecuali sang Pencipta. Akan tetapi adanya hal ini bukan menjadikan kita hanya untuk menjadi penikmat saja sesuatu yang telah ada. Alangkah lebih baiknya jika kita bisa maju tampil ke depan menciptakan sesuatu hasil karya yang baru yang sesuai dengan keinginan dan ketrampilan kita.
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Ilmu itu sangatlah luas, sementara manusia memiliki keterbatasan ruang dan waktu, termasuk juga terbatas daya pikirnya. Sehingga janganlah merasa bahwa kita telah menguasai seluruh ilmu yang ada, karena sesungguhnya kita hanya mempelajari sebagian kecilnya saja. Semakin banyak kita sebenar-benarnya belajar maka kita akan semakin banyak pula menemukan ketidaktahuan, oleh karena itu tidak ada alasan bagi kita dapat menyombongkan diri merasa sebagai orang yang paling berilmu tetapi sebaliknya, semakin banyak ilmu yang kita miliki maka kita haruslah semakin rendah hati.
Tiara Cendekiawaty
ReplyDelete18709251025
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Elegi diatas menyadarkan kita bahwa diatas langit masih ada langit dan sepaham-pahamnya kita akan sesuatu ketika kita menyampaikan kepada orang lain belum tentu orang lain paham dengan apa yang kita ucapkan. Sebaik-baiknya manusia adalah yang senantiasi merefleksikan diri dan tidak pernah menyombongkan kehebatannya.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
saya teringat ungkapan bahwa di atas langit masih ada langit yang kerap digunakan untuk menyadarkan kita bahwa kita tidak boleh sombong, arogan, dan tinggi hati atas kemampuan atau potensi kita. Di luar sana pastilah ada orang lain yang memiliki kemampuan atau potensi lebih bagus dan hebat.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Kita terkadang lupa bahwa ilmu yang kita miliki masih merupakan bagian kecil dari luasnya ilmu yang ada didunia ini. Hal tersebut menandakan bahwa kita masih memiliki keterbatasan dalam ilmu yang dimiliki saat ini. Hal yang dirasa sudah kita pahami, namun ternyata masih banyak hal yang kita tidak ketahui. Oleh sebab itu, sebagai manusia sudah seharusnya kita selalu menjauhkan diri kita dari sifat puas akan sesuatu, karena sifat puas tersebut bisa menumbuhkan kesombongan dalam diri kita. Akan lebih baik jika kita terus memperluas dan meningkatkan ilmu yang kita miliki saat ini agar terhindar dari sifat sombong.
Yuntaman Nahari
ReplyDelete18709251021
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Bahasa memiliki peranan yang penting dalam matematika. Menyampaikan dan membagi ilmu yang kita miliki jauh lebih bernilai daripada sekedar memiliki ilmu tanpa menyampaikannya. Seperti yang dipaparkan dalam elegi di atas bahwa Matematika 1 dan matematika 2 adalah 2 subyek yang berbeda tetapi memiliki pemikiran yang sama. Dengan bahasa yang sulit dimengerti, matematika 1 hanya dapat dibantu oleh matematika 2. Seandainya matematika 1 mengungkapkan dirinya dengan bahasa yang mudah dimengerti maka penonton 1 dan 2 pun dapat membantu.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
Artinya adalah bahwa pemahaman hanyalah dan sangatlah terbatas terhadap dimemnsi yang ada di atas kita. Karena seperti itu tidaklah baik jika manusia berlaku sombong, karena sejatinya manusia adalah makhluk yang memiliki banyak kekurangan. Hal ini pun berarti bahwa pengetahuan itu belum tercapai oleh kita, kecuali kita dibuat paham oleh orang yang memiliki ilmu dengan dimensi yang ebih tinggi.
Totok Victor Didik Saputro
ReplyDelete18709251002
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Selamat sore Prof.
Terkadang menjadi seorang ilmuan termasuk matematikawan dipandang orang sebagai hal yang sangat luar biasa. Banyak orang yang menganggap jika seorang matematikawan memiliki pengetahuan yang lebih luas dan dalam dibandingkan dengan orang kebanyakan. Padahal berdasarkan cerita diatas kita tahu bahwa ada juga seorang matematikawan yang memiliki banyak pengetahuan namun tidak mengenal siapa dirinya sebenarnya. Ia mampu mempelajari berbagai pengetahuan namun ia merasa kesulitan mencari tahu siapa dirinya. Terima kasih.
Agnes Teresa Panjaitan
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika A 2018
18709251013
Dibalik stigma bahwa matematika merupakan hebat dan tiada tandingannya terdapat hal lainnya yang coba dibahas dalam elegi ini. Yaitu bahasa matematika, menurut saya matematika satu dan matematika dua adalah tenaga pendidik yang mencoba menyampaikan ide atau ilmu yang mereka berikan tetapi tidak sesuai dengan audience atau penontonya(siswa) pada kenyataannya kehebatan tidak dimaknai ketika tidak ada yang mengerti. Sehingga dalam pembelajaran matematika diperlukan kesadaran bahwa perlu membahasakan matematika yang dapat dimengerti siswa.
Muh. Fachrullah Amal
ReplyDelete18709251036
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Melihat daripada elegi di atas sejujurnya saya sendiripun belum mengerti dari maksud yang di atas. Hal ini menunjukkan bahwa sesuatu yang kita anggap mudah belum tentu mudah menurut orang lain karena kemampuan kognitif seseorang berbeda-beda. Oleh karena itu, jangan pernah merasa lebih baik dan merasa tahu segalanya.
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018 (PM B 2018)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Melalui elegi ini, kita dapat merefleksikan diri kita. Elegi tersebut menyadarkan kita bahwa jangan bersikap sobong walaupun engkau telah menyebut dirimu sebagai ahli matematika. Karena sesungguhnya diatas langit masih ada langit. Dibawah gunung es masih ada bongkahan es lebih besar lagi. Janganlah engkau merasa cukup puas dengan ilmu yang engkau miliki karena sesungguhnya ilmumu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Allah
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Sebagai pendidik kita harus mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Mengetahui kemampuan dari siswa akan memudahkan kita dalam menentukan metode dan cara pengajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran di kelas. Pemberian suatu materi harus kita sesuaikan dengan tingkat kemampuan pemahaman dari siswa sendiri. Dengan menyesuakian terhadap kemampuan yang dimiliki oleh siswa akan memudahkan siswa dalam memahami atau menerima materi yang sedang dipelajari.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Membaca elegi tersebut mengingatkan saya akan sebuah pepatah yang mengatakan bahwa sepandai-pandainya tupai melompat maka akan jatuh juga. Begitulah gambaran orang pandai pasti tidak mungkin tidak perah jatuh, pasti suatu saat ia akan merasakan yang namanya jatuh. Janganlah terlalu sombong dengan merasa bahwa sudah pandai, karena diatas langit ada langit lain lagi dan diatas yang paling atas ada Sang Pembuat langit yaitu Allah SWT, apalah yang perlu disombongkan, karena sesungguhnya yang memiliki kepandaian adalah Allah, sedikit kepandainya yang mungkin kita milikimerupakan wujud dari kasing sayang Allah kepada kita dengan mengaruniakan setitik pengetahuan.
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Ternyata apa yang kita pelajari itu belum apa-apa karena ilmu itu luas. Ketika kamu merasa mengetahui sesuatu, ternyata ada hal lain yang belum kamu ketahui. Untuk itu, janganlah pernah menyerah dalam menuntut ilmu. Kalau kata pepatah, carilah ilmu sampai ke negeri Cina. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim”. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PPs UNY PM A 2018
Matematika adalah ilmu yang memanusiakan manusia. Artinya matematika yang diajarkan harus dapat dipahami oleh pendengar atau pencari ilmu. Penyampaian matematika haruslah memperhatikan tingkat kogntif pendengar dan pengajar harus menggunakan bahasa matematika yang dapat dipahami oleh pendengar. Pengajar yang baik bukan hanya menyampaikan ide tapi harus mampu membuat peserta didik paham maksudnya. Matematika memiliki bahasa tersendiri sehingga cara penyampaian juga harus diperhatikan. Kesalahan dalam bahasa matematika menyebabkan peserta didik bingung dan memberi kesan kurang baik terhadap matematika.
Elsa Apriska
ReplyDelete18709251005
S2 PM A 2018
Matematika dan bahasa sangat erat kaitannya. Kita lihat dari elegi di atas, ketika matematika disampaikan dengan bahasa yang tidak baik seorang ahli pun tidak mengerti akan hal itu. Di sisi lain bisa kita ambil pelajaran bahwa di atas langit masih ada langit. Jangan merasa sombong dengan ilmu yang kita miliki. Sekalipun telah menjadi ahli dibidang tertentu ternyata masih banyak hal yang harus dipelajari. Oleh karena itulah dalam hidupnya manusia akan selalu mengejar logos, karena saat ia sudah berenti mengejar logos di saat itulah ia terjebak dalam mitosnya. Dan mitos itulah yang akan membawanya keambang kehancuran.
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Sehebat apapun kita, sepandai apapun kita, semampu apapun kita, alangkah baiknya bila apa yang kita ketahui dapat dimengerti orang lain sehingga dapat diambil kebermanfaatannya. Para matematikawan tampak telah memahami suatu ilmu dan menemukan hakikatnya namun orang lain tidak memahami betul apa yang dimaksud para matematikawan, sekalipun oleh orang yang sudah paham matematika juga belum bisa memahami percakapan mereka. Pertunjukkan tersebut saya artikan seperti guru yang sangat pandai matematika mengajar di kelas namun penyampainnya tidak bisa dipahami oleh siswa, sekalipun siswa yang pandai belum juga memahami apa yang disampaikan guru.
Ibrohim Aji Kusuma
ReplyDelete18709251018
S2 PMA 2018
Saya tertarik dengan tanggapan penonton melihat percakapan antar matematikawan. Jadi dialog mereka terlihat sekali bahwa mereka tidak memahami apa yang dibicarakan oleh matematikawan. Mereka hanya mengerti sekilas bahwa para matematikawan sedang mencari tahu siapa dirinya sebenaranya. Inilh yang terjadi jika bahasa satu dengan yang lain tidak nyambung.
Ibrohim Aji Kusuma
ReplyDelete18709251018
S2 PMA 2018
Seandainya ini terjadi dalam kegiatan belajar dan mengajar maka sangat berbahaya. Matematikawan ibarat guru yang menjelaskan materi dan siswa sebagai penonton yang merasa kebingungan, tidak memahami materi yang disampaikan. Tentu saja ini akan menjadi pembelajarn matematikan yang gagal.
Zuari Anzar
ReplyDelete19701251006
S2 PEP A 2019
Saya tidak mengerti tentang apa yang di bicarakan dua matematika dalam elegi ini. Namun setelah membaca seluruh elegi saya dapat menyimpulkan bahwa pemahaman hanya dan sangatlah terbatas terhadap dimensi yang ada di atas kita. Seperti penonton 2 selama ini dia merasa sebagai matematikawan yang hebat tanpa tandingan, namun setellah melihat pertunjukan dia menyadari bahwa seseorang yang merasa pintar pasti ada yang lebih pintar daripada dia.
Aulia Nur Arivina
ReplyDelete18709251051
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dari postingan Bapak tentang elegi petunjuk matematika, saya teringat dengan elegi menggapai sastra. Percakapan matematika 1 dan matematika 2 yang mendiskusikan tentang siapa dirinya, hanya Allah SWT yang tahu, matematika 1 dan matematika 2 tidak dapat mengetahui siapa dirinya sendiri. Sedangkan percakapan penonton 1 dan penonton 2 yang menyaksikan percakapan antar matematika juga tidak mengerti, padahal ada seorang matematikawan. Jadi, saya dapat belajar bahwa orang pandai atau sepintar apapun, manusia tidak mempunyai kesempurnaan, manusia hanya dapat bersyukur dan berdoa dengan apa yang telah miliki saat ini.
Wilis Putri Hapsari
ReplyDelete19701251017
S2 PEP A 2019
Di atas langit masih ada langit, maka tidak sepatutnya manusia untuk menyombongkan diri. Mvoim kordia ahdisong boldiah ndabigu amvoim kolian koi ahdisong kordia dari boldiah ndabigu dua kolian amvoim darkuring dengan kordia dari boldiah ndabigu dua kolian amvoim ahdisong corcuran ndabigu amvoim sombadadu nol. Maka dikapati koi kordia di tambleho boldiah ndabigu amvoim kolian koi ahdisong kordia dari boldiah ndabigu dua amvoim ali sombadadu kordia dari boldiah ndabigu dua kolian amvoim darkuring corcuran ndabigu ampaho. Maka ndakatipi koi kordia
Semoga kita termasuk orang yang takzim dan senantiasa sadar bahwa kita akan selalu penuh terhadap kekurangan.
Dhamar Widya Safitri
ReplyDelete19701251009
S2 PEP A 2019
Assalamualaikum.
Seperti yang sudah dibahas di artikel-artikel yang lain bahwa manusia tidak memiliki hak untuk sombong. Masih ada yang lebih tinggi dibanding yang tertinggi. Teruslah belajar, memperbanyak ilmu dan jangan sombong dengan ilmu yang dimiliki.
Terimakasih
Rifki Rinaldo
ReplyDelete19709251070
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Dari elegi diatas dapat disimpulkan bahwa setiap manusia mempunyai waktu dan ruang masing-masing. Misalnya manusia yang lebih pintar dari kita mempunyai dimensi dia sendiri. sedangkan manusia pintar ini juga punya dimensi lagi terhadap manusia pintar yang ada diatasnya lagi. jadi seperti pepatah lama, "diatas langit masih ada langit". Maka dari itu kita belajar bahwa sebanyak ilmu yang kita dapatkan masih ada yang belum kita ketahui dan masih ada manusia diatas kita yang lebih tau dari kita dst. Sebagaimana dengan itu kita dianjurkan tidak boleh sombong terhadap apa yang sudah Allah berikan kepada kita, khususnya pada ilmu dalam elegi diatas.