Mar 8, 2011

Elegi Konferensi Internasional Imajiner

Oleh: Marsigit

Orang tua berambut putih ingin menyelenggarakan konferensi internasional imajiner. Semua orang penting diundang. Temanya adalah mengungkap hakekat ilmu. Moderatornya Socrates. Berikut jalannya sidang:

Socrates:
Wahai Permenides, Heraclitos, Pythagoras, ....Apakah ilmu menurut dirimu?



Thales:
Menurutku ilmu itu terkandung dalam air. Barang siapa mampu mengungkap misteri air, maka dialah yang akan mempunyai ilmu itu. Maka tiadalah sesuatu itu tercipta, kecuali dari air.

Anaximenes:
Menurutku ilmu itu terkandung dalam udara. Barang siapa mampu mengungkap misteri udara, maka dialah yang akan mempunyai ilmu itu. Maka tiadalah sesuatu itu tercipta, kecuali dari udara.

Pythagoras:
Menurutku ilmu itu suci. Maka hanya orang-orang sucilah yang berhak mempunyai ilmu.

Permenides:
Menurutku, ilmu itu bersifat tetap. Tiadalah sesuatu yang berubah dalam ilmu itu. Itulah sebabnya maka sesuatu yang berubah bukanlah suatu ilmu. Maka sebenar-benar ilmu adalah tetap. Hanyalah yang tetap yang aku sebut sebagai ilmu. Maka sebenar-benar segala sesuatu itu pada hakekatnya adalah tetap.

Heraclitos:
Menurutku, ilmu itu bersifat berubah. Tiadalah sesuatu yang tetap dalam ilmu itu. Itulah sebabnya maka sesuatu yang tetap bukanlah suatu ilmu. Maka sebenar-benar ilmu adalah berubah. Hanyalah yang berubah yang aku sebut sebagai ilmu.

Demokritos:
Menurutku, ilmu ada yang benar dan ada yang tidak benar. Ilmu yang benar adalah yang berada dalam pikiran. Sedangkan ilmu yang tidak benar yang diperoleh dengan melihat.

Plato:
Menurutku manusia mempunyai dua dunia, yaitu dunia pengalaman dan dunia ide. Sedankan ilmuharus bersifat tetap, dan yang tetap itu adalah ide. Jadi menurutku ilmu adalah ide itu sendiri.

Aristoteles:
Menurutku ilmu adalah pengalaman. Tiadalah ilmu tanpa pengalaman. Jadi pengalaman itulah sebenar-benar ilmu.

Euclides:
Menurutku ilmu adalah deduksi. Maka tiadalah ilmu kecuali ditemukan dengan metode deduksi.

Plotinos:
Menurutku ilmu adalah pancaran dari Tuhan. Maka tiadalah ilmu jika hal demikian tidak dipancarkan oleh Tuhan.

Rene Descartes:
Menurutku ilmu itu identik dengan keraguan. Maka tiadalah ilmu tanpa keraguan. Keraguanku itulah ilmuku.

Bacon:
Menurutku ilmu itu kalau terbebas dari idol. Idol adalah berhala pengganggu manusia dalam memperoleh ilmunya. Jadi sebenar-benar ilmu menurutku adalah terbebas dari idol.

Berkely:
Menurutku, ilmu adalah tipuan belaka. Sesungguhnya dunia itu tipuan. Maka tiadalah aku mempunyai ilmu kecuali tipuan belaka.

Hume:
Menurutku ilmu adalah totalitas dari pengalaman kita. Ilmu itu berada di atas pengalaman kita. Jadi tiadalah ilmu jika tidak berada di atas pengalaman.

Kant:
Menurutku ilmu adalah keputusan. Keputusanku itulah ilmuku. Maka janganlah berharap mempunyai ilmu jika tidak dapat mengambil keputusan.

Fichte:
Menurutku ilmu adalah diriku yang otonom. Diriku yang otonom itulah ilmuku. Itu sama artinya bahwa ilmuku adalah idealismeku.

Hegel:
Menurutku ilmu adalah sejarah. Dunia itu mensejarah. Maka sebenar-benar ilmu adalah sejarahnya dunia dengan segenap isinya.

Comte:
Menurutku ilmu adalah positive. Ilmu itu tentang hal yang sungguh-sungguh terjadi dan real. Itulah sebenar-benar ilmu yaitu positive.

Darwin:
Menurutku ilmu adalah perkembangan. Suatu perkembangan betul-betul disebut ilmu jika sesuai dengan hukum-hukum mekanik.

Husserl:
Menurutku ilmu adalah mengabaikan yang tidak diselidiki, dan memperhatikan yang diselidiki. Itulah fenomenologi. Maka sebenar-benar ilmu adalah fenomenologi.

Hartman:
Menurutku ilmu adalah nilai. Tiadalah ilmu jika tidak mempunyai nilai.

Satre:
Menurutku ilmu adalah merdeka. Merdeka dari segala macam aturan itulah ilmu. Itulah sebenar-benar nihilisme.

Freud:
Menurutku ilmu adalah asmara. Maka sebetulbetul dunia adalah asmara. Ilmuku itulah asmaraku.

Enstein:
Menurutku, ilmu adalah relatif. Semuanya adalah relatif. Duania itu adalah relativitas. Itu juga ilmuku.

Piaget:
Menurutku ilmu adalah membangun. Tiadalah orang dapat dikatakan berilmu jika tidak mampu membangun. Itulah sebenar-benar konstructivist.

Wittgenstain:
Menurutku ilmu adalah bahasa. Maka bahasaku itulah rumah sekaligus ilmuku.

Brouwer:
Menurutku, ilmu adalah intuisi. Maka intuisiku adalah ilmuku. Itulah sebenar-benar intuisionisme.

Russell:
Menurutku, ilmu adalah logika. Tiadalah suatu dikatakan sebagai ilmu jika dia tidak logis.

Lakatos:
Menurutku ilmu adalah kesalahan. Maka tiadalah sesuatu disebut ilmu jika tidak ada kesalahan. Itulah sebenar-benar fallibisme.

Stuart Mill:
Menurutku ilmu adalah manfaat. Maka tiadalah sesuatu disebut sebagi ilmu jika tidak membawa manfaat.

Ernest:
Menurutku, ilmu adalah pergaulan. Maka tiadalah seseorang dapat memperoleh ilmu tanpa interaksi dengan sesama untuk membangun ilmunya. Itulahh sebenar-benar socio-constructivist.

Materialist:
menurutku, ilmu adalah materi. Tiadalah sesuatu hakekat apapun kecuali materi. Itulah sebenar-bear materialis.

Hedonist:
Menurutku ilmu adalah kenikmatan. Maka tiadalah ilmu kecuali aku mendapat kenikmatan. Kenikmatan dunia itulah sebenar-benar ilmuku.

Fatalist:
Menurutku, ilmu adalah takdir. Maka suratan takdir itulah ilmuku. Tiada daya upaya manusia kecuali sudah ditakdirkan oleh Tuhan. Itulah sebenar-benar ilmu, yaitu seratus persen berserah diri.

Humanis:
Menurutku, ilmu itulah diri manusia. Maka tiadalah ilmu berada diluar diri manusia. Itulah sebenar-benar humanisme.

Kapitalist:
Menurutku, ilmu adalah kapital. Maka tiadalah sebenar-benar ilmu tanpa kapital. Itulah sebenar-benar kapitalisme.

Liberalist:
Menurutku, ilmu adalah bebas mutlak. Itulah hak-hak ku. Itu pula sebenar-benar liberalisme.

Pancasilaist:
Menurutku, ilmu adalah mono-dualis. Dua yang satu, satu yang dua. Habluminallah dan habluminanash itulah hakekat ilmuku.

Religist:
Menurutku, ilmu adalah ibadah. Maka tiadalah sesuatu itu dikatakan ilmu jika tidak untuk ibadah.

Semua pembicara bertanya kepada Moderator:
Wahai Socrates, kalau menurutmu sendiri apakah ilmu itu.

Socrates:
Menurutku, ilmu adalah pertanyaan. Maka sebenar-benar ilmuku adalah pertanyaanku. Janganlah engkau berharap memperoleh ilmu jika engkau tidak mampu bertanya. Itulah mengapa pada konferensi ini aku banyak bertanya.

25 comments:

  1. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Ilmu tidak lah berasal dari sekolah, buku, para profesor, ilmuwan, dan sebagainya. Tapi ilmu adalah bergantung pada subjek yang membutuhkan ilmu. Setiap proses yang dilalui seseorang adalah ilmu. Hal tersebut dinamakan pengalamarn. Maka benar bahwa pengalaman adalah guru terbaik karena sebenar-benar pengalaman adalah ilmu yang bermanfaat bagi subjek pengalaman.

    ReplyDelete
  2. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Banyak jalan menuju Roma adalah peribahasa yang mengungkapkan nasehat bahwa kesempatan di dunia ini sangat banyak, dan kita tidak perlu khawatir jika mengalami kegagalan di suatu jalan. Begitu pula dengan ilmu, ada begitu banyak jalan untuk memperolehnya, maka tak heran jika para filsuf berbeda-beda dalam mengartikan ilmu. Ilmu bisa diperoleh dimana saja, baik diperoleh dengan cara melihat, mendengar, memikirkan ataupun berasal dari pengalaman. Menurut Stuart Mill, ilmu adalah manfaat, maka tiadalah sesuatu disebut ilmu jika tidak membawa manfaat. Dan saya sangat setuju dengan itu. Salah satu ciri-ciri apakah sesuatu yang kita dapat itu adalah ilmu jika sesuatu tersebut memiliki manfaat dan membawa kita kepada sesuatu atau kepada keadaan yang lebih baik lagi.

    ReplyDelete
  3. Dini Arrum Putri
    18709251003
    S2 P Math A 2018

    Ilmu, pengetahuan tidak selalu berasal dari sekolah atau orang yang sekolah pasti mendapatkan ilmu. Ilmu itu didapat dari pengalaman, berbagi, shari g bersama orang lain. Ilmu dapat kita cari dimana-dan didapatkan dari siapapun tinggal bagaimana kita mengatur diri agar tidak terjebak dalam logos. Orang yang menuntut ilmu tidak harus sekolah namun bukan berarti sekolah tidak penting. Namun semua tergantung bagaimana individunya.

    ReplyDelete
  4. Seftika Anggraini
    18709251016
    S2 PM A 2018

    Setiap ahli memberikan definisi ilmunya masing-masing. Definisi yang diungkapkan merupakan hasil pemikirannya masing-masing. Karena filsafat merupakan olah pikir, maka filsuf memberikan definisi ilmu berdasarkan pada oleh pikirannya. Yang saya tangkap dari elegi ini bahwa imajiner itu menggambarkan tentang kondisi yang tidak ada batasnya. Setiap filsuf bebas memberikan definisi tentang ilmu tanpa ada batas yang menghalanginya.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  5. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Ilmu dapat berasal dari mana saja. ilmu muncul dari rasa ingin tahu seseorang tentang suatu hal. Rasa ingin tahu biasanya diwujudkan dalam bentuk pertanyaan. Oleh karena itu, untuk bisa mendapatkan ilmu, seseorang harus peka terhadap rasa keingintahuannya sendiri, memunculkan pertanyaan, kemudian melakukan olah piker. Jika seseorang telah berhenti bertanya, maka hidupnya telah terancam. Terancam kebodohan, terancam masuk dalam kesesatan.

    ReplyDelete
  6. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Ilmu itu ada karena manusia memikirkanya, dan karena keingintahuan manusia sehingga manusia selalu berusaha memikirkan apa yang ingin diketahuinya. Dan ilmu itu berawal dari pertanyaan, dan ciri-ciri jika kita berfikir yaitu kita mampu bertanya tentang apapun yang ada dan yang mungkin ada di dunia ini. Tetapi jangan melupakan bahwa kita tidak boleh sombong jika kita telah mendapatkan ilmu yang kita harapkan karena jika kita menyombongkan diri maka kita akan terancam oleh mitos-mitos kita. Jadi teruslah berjuang untuk mendapatkan ilmu. Dan janganlah berhenti untuk terus berusaha menggapai logos. Dalam elegi ini semua yang diundang dalam konferensi berusaha menjelaskan hakekat dari ilmu dilihat dari sudut pandang masing-masing. Dan semua yang telah dituliskan ini bisa menjadi referensi kita untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain.

    ReplyDelete
  7. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Pada elegi di atas dijabarkan definisi dan pengertian ilmu menurut para ahli. Ada pendapat yang mengatakan bahwa dipandang dari segi filsafah maka ilmu terbentuk karena manusia berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu haruslah dicari sepanjang hidup kita sebagai manusia. Dengan mencari ilmu selama kita hidup itu sudah menjadi salah satu cara untuk mensyukuri hidup. Terlebih lagi bila kita mampu berbagi ilmu kepada banyak orang.

    ReplyDelete
  8. Tiara Cendekiawaty
    18709251025
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Pengertian ilmu sejatinya sangat banyak dan tergantung ruang dan waktunya. Tetapi pada intinya adalah ilmu itu bisa didapat dari mana saja dan kapan saja. Sebenar-benarnya manusia adalah yang senantiasa belajar dan mencari ilmu.

    ReplyDelete
  9. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006

    Didalam kahidupan kita, kita tidak pernah terlepas dari yang namanya ilmu. Didalam sebuah ilmu masih terdapat ilmu lagi. Dan terkadang Juga ilmu ada yang positif dan ada yang negatif. Tergantung cara penggunaannya saja dan bagaimana setiap orang memandang ilmu.

    ReplyDelete
  10. Deden Hidayat
    18709251032
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Berdasarkan elegi tersebut bahwa ilmu merupakan sesuatu yang luas. Sudut pandang orang akan berpengaruh terhadap pengertian tentang ilmu. Ilmu mencakup semua yang ada dan yang mungkin ada. Adanya ilmu memunculkan suatu pertanyaan, namun pertanyaan tersebut muncul karena adanya suatu ilmu. Oleh karena itu, ilmu muncul karena adanya pertanyaan-pertanyaan mengenai sesuatu. Jika tidak ada pertanyaan maka akan susah untuk memunculkan atau memperoleh ilmu dalam diri kita, karena ilmu diperoleh dari proses pertanyaan akan sesuatu.

    ReplyDelete
  11. Totok Victor Didik Saputro
    18709251002
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Selamat sore Prof.
    Tidak ada ilmu yang dapat menjelaskan ilmu. Para ilmuan akan mendefinisikan dan menjelaskan ilmu sesuai dengan pandangan mereka masing-masing. Sejauh apa mereka mendalami suatu ilmu dan sejauh apa mereka mengenal ilmu itu maka itulah arti ilmu menurut mereka. Hal ini yang menjadikan ilmu tak kenal batas dan ujung karena setiap pikiran manusia adalah ilmu. Terima kasih.

    ReplyDelete
  12. Agnes Teresa Panjaitan
    S2 Pendidikan Matematika A 2018
    18709251013

    Beberapa tokoh mencoba untuk memberikan pandangannya tentang ilmu. Hal ini menggambarkan sudut pandang yang berbeda-beda dalam suatu ilmu adalah hal biasa. Ilmu bukanlah hanya satu jenis dan satu definisi saja. Namun menurut saya yang pasti dalam ilmu adalah proses. Ketika ingin memperoleh ilmu, maka ada tahapan dan poses yang harus dilalui, bahkan untuk ilmuwan sekalipun.

    ReplyDelete
  13. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PPs UNY PM A 2018

    Berdasarkan elegi ini yang dapat saya pahami bahwa setiap ahli memberikan definisi menurut kemampuan pemahamannya. Paham yang satu berbeda, menjadi bagian atau kelanjutan dari paham sebelumnya. Disini terlihat bahwa imajiner berarti sesuatu yang ada diluar kemampuan berpikir, sesuatu yang luar dan besar. Itulah ilmu karena ilmu tidak diam namun bergerak dalam pikiran manusia selama manusia berpikir. ilmu dapat menjadi sumber nikmat atau menjadi bencana tergantung penggunanya.

    ReplyDelete
  14. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018 (PM B 2018)

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Sebenar-benarnya ilmu adalah kontradiksi. Hidup di dunia prinsipnya kontradiksi atau bertentangan. Sebenar-benarnya hidup pasti bertentangan. Karena kontradiksi setiap saat maka timbullah ilmu dan kehidupan. Sebenar-benarnya hidup adalah kontradiksi. Sebenar-benarnya hidup adalah perbedaan
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  15. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018 (PM B 2018)

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Ilmu itu filsafat. Filsafat itu ilmu. Filsafat ilmu itu ilmu ilmu. Filsafat itu filsafat.
    Jika matematika, dari tidak mengerti menjadi jelas. Jika filsafat justru sebaliknya, dari jelas menjadi tidak mengerti. Oleh karena itu, belajar filsafat adalah adab atau tata cara. Filsafat bisa apa saja. Salah satu adabnya adalah sebelum mengembarakan pemikiran, niatkanlah doa, akidah, dan imannya seperti berdoa secara khusyuk. Jika goyah, maka berhenti dan jangan diteruskan karena tidak ada gunanya. Kita harus memiliki prinsip “setinggi-tinggi pikiranku, semata-mata untuk membangun keyakinanku”. Hal ini penting agar tidak sampai salah jalan.
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  16. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018 (PM B 2018)

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    salah satu agar tidak mudah mengeluh adalah banyak ilmu. Ilmu itu dalam zikir atau ilmu dalam hati. Semua itu resep. Seperti resep nasi goreng, hanya ada satu tapi bisa dibuat 1000. Resep itu diatas, dilangit dan yang 1000 ada di bumi. Semua itu bayangan dari pikiran dan hati. Jika dinaikan, maka bayangan adalah kuasa Tuhan
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  17. Muh. Fachrullah Amal
    1870925036
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Setiap manusia dibekali akal yang digunakan untuk berpikir, karena sebenar-benar akal adalah pikiran. Pikiran manusia sangat beragam interpretasinya ada yang karakter berpikirnya idealis ada juga yang rasional, dan masih banyak lagi. Kemampuan seseorang dapat dinilai dari cara berpikirnya. Orang yang rasional selalu berpikir soal capaian dan target. Karena itu, ia lebih banyak berpikir soal masa depan. Baginya masa lalu tidak bisa diubah dan sudah terlewat, buat apa dipikirkan. Kecuali kalau bisa memetik pelajaran atau mengambil hikmah dari sana.

    ReplyDelete
  18. Muh. Fachrullah Amal
    18709251036
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Ilmu memiliki makna yang luas, kita dapat memperoleh ilmu di mana saja karena kita dapat belajar dengan apa, dimana, dan kapan saja. Semakin kita melangkah jauh maka semakin kita dapat belajar yang lebih jauh juga. Ilmu secara umum dapat diartikan belajar dari sumber referensi yang sudah ada. Perkayalah diri dengan membaca maka ilmu itu akan datang dengan mudah. Karena cara membedakan orang pintar dan tidak pintar adalah ilmu. Sebagaimana kita ketahui bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat buat manusia lainnya.

    ReplyDelete
  19. Elsa Apriska
    18709251005
    S2 PM A 2018

    Dari elegi di atas kita melihat bahwa para ahli mendefinisikan ilmu masing-masing berdasarkan keahliannya. Hal ini menunjukkan ilmu itu bisa berupa apa saja dan dimana saja. Artinya tidak terbatas hanya disekolah, di perguruan tinggi atau lainnya. Ilmu yang didefinisikan di atas adalah seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya. Ilmu bisa kita peroleh dengan berbagai cara dan ilmu yang bermanfaat adalah yang dibagikan kebanyak orang.

    ReplyDelete
  20. Dita Aldila Krisma
    18709251012
    PPs Pendidikan Matematika A 2018

    Setiap orang memiliki potensi untuk mendefinisikan apa itu ilmu. Elegi tersebut menunjukkan bahwa ilmu berasal dari pikiran yang disintesis dan diinterpretasi sehingga membentuk suatu konsep atau kebenaran yang objektif dan dapat diterima umum dalam. Pencapaian ilmu merupakan benutuk usaha untuk menemukan dan meningaktkan pemahaman kita terhadap suatu hal.

    ReplyDelete
  21. Nur Afni
    18709251027
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    Setiap filsuf dan setiap orang memiliki pendapatnya masing-masing tentang ilmu. Setiap pengertian bisa saling melengkapi atau bahkan saling bertentangan. Seperti yang kita tahu bahwa semua yang ada di dunia ini bersifat relatif. Maka dalam mengartikan suatu ilmu pun relatif terhadap ruang dan waktunya. Misalnya dipengaruhi oleh konteks kehidupannya, pengalaman, persepsi, lingkungan, keyakinan, dan lain sebagainya. Definisi ilmu tersebut akan terus-menerus berkembang seiring dengan perubahan zaman. Jika merujuk pada pendapat Socrates, ilmu merupakan pertanyaan. Menurutnya, tidak ada ilmu tanpa ada pertanyaan. terimakasih

    ReplyDelete
  22. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Dari elegi ini Saya mendapatkan wawasan bagaimana para filsuf-filsuf itu mendefinisikan ilmu. Definisi-definisi ini juga adalah ilmu. Ilmu itu sesuatu yang tidak berbentuk fisik namun sangat berharga. Bahkan dalam Islam meninggikan derajat bagi orang-orang yang berilmu. Maka ilmu itu sendiri didefinisikan tergantung pada masing-masing subjek dalam merasakan ilmu yang ada pada dirinya.

    ReplyDelete
  23. Zuari Anzar
    19701251006
    S2 PEP A 2019

    Dari elegi diatas dapat dilihat bahwa para ahli mendifinisikan ilmu berdasarkan bidang sudut pandang masing-masing yang berlatar belakang keahliannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa definisi ilmu bersifat relatif, tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar karena definisi ini relatif terhadap ruang dan waktu dari sudut pandang para ahli. Didalam kehidupan kita tidak terlepas dari yang namanya ilmu. Ilmu juga ada ang positif dan ada yang negatif, namun lagi-lagi tergantung cara penggunaanya dan bagaimana setiap orang memandang ilmu.

    ReplyDelete
  24. Wilis Putri Hapsari
    19701251017
    S2 PEP A 2019

    Kesempurnaan ilmu adalah ketika ilmu tersebut dapat bermanfaat dan dapat ditularkan pada orang lain. apabila ilmu adalah hilir maka berpikir adalah hulunya, pemahaman adalah proses aliran yang mengalir dari hulu ke hilir. Maka kadang kala aliran itu menangkap berbagai macam fenomena yang dapat diibaratkan sebagai barang yang larut pada aliran. Mereka dapat berupa batu, debu, daun yang jatuh, bangkai binatang sekalipun.

    Tugas para penuntut ilmu adalah menjaga aliran proses agar tetap jernih dalam perjalanannya dari hulu, menuju hilir. Supaya apa yang dipikirkan sesuai dengan apa yang dilakukan. Supaya terjadi kesinambungan antara berpikir, berkata, dan bertindak.

    ReplyDelete
  25. Dhamar Widya Safitri
    19701251009
    S2 PEP A 2019

    Assalamualaikum.
    Setiap manusia memiliki pandangan yang berbeda jika ditanya apa itu ilmu. Ilmu bisa didapatkan dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa pun. Semua manusia berhak mendapat dan memberi ilmu. Tentu yang dimaksud di sini adalah ilmu yang bermanfaat. Jadi, sekarang manusia tidak memiliki alasan untuk tidak mendapatkan ilmu.
    Terimakasih

    ReplyDelete