The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Mar 8, 2011
Elegi Seorang Guru Menggapai Batas
Oleh: Marsigit
Mulialah hati, pikiran dan tindakan pedagogik guru, karena tiadalah seorang guru bermaksud memberikan keburukan bagi siswanya. Totalitasnya dia mengidamkan kebaikan dan keberhasilan bahkan keberhasilan tertinggi jika memang mungkin bagi siswanya. Maka hati, pikiran dan jiwanya menyatu menjadi motivasi yang kuat bahkan mungkin SANGAT KUAT untuk mewujudkan tindakan pedagogik : MEMBIMBING, MENGAWASI, MEMBEKALI, MENASEHATI, MEWAJIBKAN dan kalau perlu MENGHUKUM siswanya DEMI KEPENTINGAN SISWA.
Ketika rakhmat Nya menghampiri guru sedemikian hingga guru dengan sengaja atau tak sengaja menembus BATAS jiwanya sehingga memperoleh kesempatan MELIHAT DIRINYA dari tempat nun jauh secara mandiri maupun berbantuan orang atau guru atau nara sumber, maka adalah suatu tempat dimana BATAS ITU akan digapainya. Dalam batas itulah guru menemukan FATAMORGANA.
Atas fatamorgana itu maka terdengarlah nyanyian AKAR dan RUMPUT yang sayup-sayup sampai kira-kira bait-baitnya begini:
-Jangan jangan motivasimu yang sangat KUAT telah MELEMAHKAN INISIATIF nya, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu MEMBIMBING telah menjadikannya TERGANTUNG DAN TAK BERDAYA, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu MENGAWASI telah menjadikannya mereka merasa menjadi makhluk yang memang selalu perlu diawasi dan dengan demikian identik dengan KEBURUKAN, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu MEMBEKALI telah menjadikanmu SOMBONG DAN TAKABUR serta menjadikannya RENDAH DIRI DAN TAK BERDAYA, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu MENASEHATI adalah AMBISI DAN EGOMU yang menyebabkan mereka hidup TIDAK BERGAIRAH, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu MEWAJIBKAN adalah pertanda HILANGNYA NURANIMU sekaligus HILANGNYA NURANI MEREKA, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu MENGHUKUM adalah SEMPITNYA HIDUPMU dan juga SEMPITNYA HIDUP MEREKA, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu DEMI KEPENTINGAN SISWA adalah keadaan HAMPA TAK BERMAKNA atau bahkan MENYESATKAN, apakah itu batas yang kau cari?
Orang tua berambut putih datang dan berkata:
"ITULAH SEBENAR-BENAR BATAS YANG KAU CARI, DAN BATASMU TIDAK LAIN TIDAK BUKAN ADALAH BATAS MEREKA. ANTARA DIRIMU DAN MEREKA ITULAH SEBENAR-BENAR ILMUMU TENTANG DIRIMU DAN TENTANG DIRI MEREKA.
JIKA KAMU BELUM MENGETAHUI BATASMU JANGAN HARAP RAHMAT ITU DATANG MENGHAMPIRIMU KEMBALI, TETAPI JIKA TOH KAMU TELAH MENGETAHUI BATASMU MAKA ADALAH KODRAT NYA BAHWA KAMU MASIH HARUS BERJUANG MENGGAPAI RAHMATNYA.
NAMUN MAAF SAYA TELAH SALAH UCAP, KARENA SEBENAR-BENARNYA YANG ADA, ADALAH TIADALAH ORANG PERNAH DAN DAPAT MENGGAPAI BATASNYA. UNTUK ITU MARILAH KITA TAWADU' DENGAN KODRAT DAN IRADATNYA. TETAPI JANGAN SALAH PAHAM BAHWA IKHTIARMU MENGGAPAI BATASMU ADALAH JUGA KODRATNYA.AMIN YA ROBBIL ALAMIN"
Orang Tua berambut putih Beranjak Pergi Tetapi Guru Berusaha Menggapainya:
Guru menggapai batas:
Aduhai orang tua berambut putih yang telah bertitah dihadapanku..
Siapakah sebenarnya dirimu itu? Tunjukkanlah padaku wajah yang sebenar-benar wajahmu.
Aku sangat terharu mendengarkan titahmu. Masih bolehkah aku memohon titah-titahmu yang lain?
Orang tua berambut putih:
Tenang dan sabarlah. Ciri-ciri orang cerdas adalah jika secara proporsional mampu mengendalikan perasaanya. Dan aku melihat kamu bisa. Maka aku melihat bahwa kamu ternyata cerdas pula. Jika kamu merasa terharu maka sebetulnya aku merasa lebih terharu lagi. Jangankan mendengar teriakan dan tangismu, mendengar satu pertanyaanmu saja aku merasa tergetar dan terharu. Mengapa? Karena itu pertanda bahwa kamu sedang memulai ilmumu. Bukankah bertanya adalah juga karunia Tuhan? Maka ketika kamu mendengar pertanyaan murid-muridmu itu pertanda bahwa kamu sedang menjemput rakhmat Nya. Padahal aku mengerti bahwa kamu mempunyai tugas yang sangat mulia. Apa itu? Yaitu membuat para siswa-siswa mu kelak mampu bertanya pula. Bukankah jika siswamu mampu bertanya itu juga pertanda bahwa mereka telah merasa menemukan batasnya dan menggapai nuraninya kembali yang telah hilang terenggut. Jadi sebetulnya, sebenar-benar hidup adalah jikalau kamu masih mampu bertanya.
Guru menggapai batas:
Kalau begitu sekarang aku ingin mengajukan pertanyaan kepadamu. Bolehkan aku selalu mengikutimu?
Orang tua berambut putih:
Pertanyaan yang hebat, tetapi saya mengkhawatirkan pertanyaanmu, karena pertanyaanmu terlalu mekanistis dan kekanak-kanakan. Perasaan harumu telah betul, artinya kamu sedang dalam proses melakukan komunikasi transenden? Apakah kamu tahu apa itu komunikasi transenden? Komunikasi transenden adalah komunikasi setelah pikiranmu. Apakah kamu tahu komunikasi setelah pikiranmu? Tidak lain tidak bukan adalah perasaanmu. Apakah perasaanmu itu? Itu bukan nafsumu, itu bukan egomu, itu bukan sifat negatifmu. Tetapi itu adalah naluri dan intuisimu. Maka ikutilah naluri dan intuisimu. Tetapi bukan sembarang naluri dan bukan pula sembarang intuisi. Naluri dan intuisimu sebagai seorang yang telah merasa menemukan batasmu sebagai hasil pengalamanmu, yang didukung oleh pengetahuanmu serta oleh doa-doamu.
Guru menggapai batas:
Kalau begitu aku semakin mantap akan ikut denganmu.
Orang tua berambut putih:
Semakin mantap kamu ingin mengikutiku maka semakin mantap pula aku menolaknya. Karena jika kamu selalu mengikutiku maka kamu akan selalu tertutup oleh bayang-bayangku. Dan dengan demikian tiadalah sebetulnya hakekat dirimu itu. Jika kamu terlalu mengagung-agungkan bayanganku maka kamu akan menghadapi bahaya besar yaitu terperosok ke dalam ruang gelap di mana ilmu mu telah berubah menjadi mitosmu. Mitosmu adalah mitos tentang diriku. Ketahuilah bahwa musuhmu paling besar bagimu di dunia ini adalah mitos-mitosmu. Maka sungguhlah merugi bagi seorang guru yang mengajarnya hanya berdasarkan mitos-mitos. Bukankah sekedar hapal rumus tetapi tidak tahu maknanya itu juga merupakan mitos. Sekedar kagum tetapi tidak mampu berpikir kritis itu juga mitosmu. Maka kenalilah baik-baik musuhmu itu. Sedangkan bahaya paling besar di muka bumi ini adalah jika seseorang sangat menikmati kegiatannya menutupi jati diri orang lain dengan bayangannya. Apakah kamu juga menginginkan agar murid-muridmu selalu mengejar dan berlindung di bawah bayang-bayangmu. Bukankah hal yang demikian sebetulnya menghilangkan jati diri mereka dan dengan demikian kamu telah berbuat dholim kepadanya. Ingatlah bahwa tiadalah orang selalu dapat bersama dengan semua sifat-sifat dan miliknya. Hanya sifat dan milik tertentu saja yang Tuhan perkenankan untuk selalu mendampingimu kelak sampai ke akhir jaman. Kata orang bijak itulah amal dan perbuatanmu. Jadi keunikanmu itu adalah hargamu. Hanya dirimu sendirilah yang mempertanggungjawabkan perbuatanmua.
Guru menggapai batas:
Kalau begitu siapakah sebenarnya kau dan dimanakah kau itu?
Orang tua berambut putih:
Aku sendiri sulit mendefinisikan diriku sendiri. Kadang-kadang aku adalah bacaanmu, kadang-kadang aku adalah referensimu, kadang-kadang aku adalah gurumu, kadang-kadang aku adalah pertanyaamu, kadang-kadang aku adalah pikiranmu, kadang kadang aku adalah pikiran gurumu dan kadang-kadang aku adalah gurumu. Tetapi aku bisa menjelma menjadi paradigma, menjadi teori, menjadi filsafat da menjadi cita-citamu. Maka untuk memahamiku tidaklah cukupkamu hanya menggunakan satu metode saja. Terlibatlah secara sinergis tali temali dengan ku dan juga dengan murid-muridmu. Berlandaskan keteguhan hati dan iman dan taqwa kepada Alloh ya Robbi.
Guru menggapai batas:
Aku bingung. Siapakah kau dan dimanakah kamu berada?
Orang tua berambut putih:
Kadang-kadang aku adalah kau juga. Kadang-kadang aku menyerupai dosenmu. Tetapi jika kamu ingin melihat wajahku yang sebenarnya maka tengoklah pada akal dan pikiranmu. Tempat tinggalku adalah di batas pikiranmu. Usahamu menggapai batas pikiranmu itulah sebenarnya aku. Padahal kita tahu bahwa batas pikiranmu itulah sebenar-banarnya ilmumu. Jadi aku tidak lain tidak bukan sebenarnya adalah ilmumu. Aku dan kau adalah sama juga yaitu menterjemahkan dan diterjemahkah. Itulah sebenar-benar hidup di dunia. Maka agar kau sukses dalam mendidik siswa-siswamu, sinergis tali-temalikanlah dirimu dengan mereka untuk bersama sama saling menterjemahkan dan diterjemahkan dalam dimensi ruang dan waktu. Bagaikan bola dunia yang berputar pada porosnya dan mengelilingi matahari. Gerakanmu dan gerakan mereka yang kokoh, kuat dan stabil seakan tenang sunyi dan hening, padahal sangat ramai di dalamnya. Itulah sifat black-hole yang mempunyai energi yang sangat besar dan mampu menarik segalanya yang ada disampingnya, yang ada dalam penglihatannya, yang ada dalam pergaulannya, yang ada dalam doa-doanya. Di situlah kamu sudah dapat dikatakan berada dalam kedudukan sistemik melakukan hijrah inovasi pendidikan. Inovasi pendidikan jika didukung oleh semua orang yang sadar dengannya maka dia ibarat black-hole tersebut. Maka jadikanlah bahwa dirimu tidak lain tidak bukan adalah inovasi itu sendiri. Katakan bahwa aku adalah inovasi. Maka sebenar-benar diriku, Orang Tua Berambut Putih, tidak lain tidak bukan adalah inovasi. Ketahuilah bahwa bumi tidak hanya berputar pada porosnya, tetapi bergerak mengelilingi matahari. Itulah kodrat Nya. Jadi untuk mengetahuiku kamu harus berikhtiar. Apakah ikhtiar itu? Tidak lain tidak bukan adalah hijrah. Maka sebetul betulnya hidup adalah hijrah, disadari maupun tidak engkau sadari. Bukankah para Nabi telah mengajarkanmu apa itu dan bagaimana hijrah. Hijrahlah dalam doa, karena kita dapat juga katakan bahwa sebenar-benar hidupmu adalah doamu. Itulah sebetulbetulnya tujuan bagi semua manusia di dunia yaitu kebahagiaanmu didunia dan akhirat, jikalau dia telah mentransformir dirinya menjadi doa kepada Mu Ya Alloh Ya Robbi. Amien.
Guru menggapai batas:
Aku ingin menangis.
Orang tua berambut putih:
Boleh. Karena tangisanmu adalah tulisanmu, referensimu, bukumu dan juga ilmumu. Namun janganlah kamu terbuai dengan tangisanmu, karena tangisanmu hanyalah sebagian dari hidupmu. Lebih banyak lagi hal-hal yang perlu kamu pikirkan. Sebagai orang cerdas maka kamu ku tantang dapatkah menangis sambil memikirkan hal-hal yang lain? Bukankah kita maklum bahwa setinggi-tinggi ilmu adalah ikhlas dan mengingat Tuhan. Maka setinggi-tinggi amal perbuatanmu adalah selalu ikhlas dan dalam keadaan mengingat Allah SWT dalam keadaan apapun, dalam keadaan bercakap, dalam keadaan duduk, bahkan dalam keadaan menangis atau tidur sekalipun.
Guru menggapai batas:
Saya telah memperoleh terang yang luar biasa guruku. Dan sekarang saya iklhas berpisah dengan mu. Dan saya akah kembali pulang bertemu dengan keluarga untuk berjuang meningkatkan pendidikan matematika lebih bernurani.
Orang tua berambut putih:
Jika kau sebut aku sebagai gurumu maka itu adalah diriku yang lain. Sekali lagi aku khawatir tentang klaimmu bahwa kau telah memperoleh terang yang luar biasa. Jangan-jangan itu kesombonganmu. Karena klaim sekecil apapun tidak luput dari kesalahan. Mengapa? Itulah sifat terbatas manusia, dan sifat tak terbatas hanyalah milik Tuhan. Padahal kesombongan adalah dosa pertama dan dosa paling besar. Tetapi tidak. Saya melihat bahwa kamu tadi adalah spontan dan murni. Spontan, murni, orisinalitas dan tak berprasangka buruk adalah modal utama memperoleh ilmu. Tetapi maaf karena kalimatku yang terakhir itu juga adalah klaim ku. Jadi aku juga terancam kesombongan. Maka ighstifar adalah satu-satunya solusi. Alhamdullilah. Mudah-mudahan kita semuanya ikhlas. Jika terpaksa aku mengucapkan good bye, maka itu juga diriku yang lain. Jika aku teruskan ucapanku aku khawatir dituduh tidak sadar ruang dan waktu. Tiadalah ada sebenar-benarnya perpisahan itu bagi orang-orang beriman. Beterbaranlah dimuka bumi ini dan menjadilah pahlawan pendidikan. Tetapi ingatlah bahwa pahlawan bukannya seorang jendral yang memenangkan perang dimedan laga. Tetapi seorang hamba yang berilmu. Namun janganlah pernah mengklaim diri sebagai pahlawan, biarkan akar rumput yang menyanyikannya. Maka aku juga kurang begitu nyaman jika ada guru menyanyikan dirinya sebagai pahlawan. Selamat berjuang. Maafkan segala kekhilafanku. Semoga berhasil. Amien
Guru Menggapai Batas Ternyata Masih Mengejarnya:
Tunggu dulu guru, masih ada satu lagi pertanyaanku. Temanku mengatakan bahwa untuk menjadi guru yang baik, tentunya membutuhkan proses dan bimbingan. Dia mengatakan bahwa sesuai ungkapan " Man ta'allama bila syaikhin, fa syaikhuhu syaitoon " Orang yang belajar tanpa pembimbing maka pembimbingnya adalah setan. Maka jika guru meninggalkan ku aku khawatir muncul sifat - sifat setan yang mengajak pada perilaku yang tidak diridloi oleh Allah SWT.
Orang Tua Berambut Putih Bersedia Menghantar Sampai Batas:
Jangan salah paham, sudah saya katakan bahwa yang mengucapkan good-bye adalah diriku yang lain. Sedangkan diriku yang lain lagi senyata-nyatanya selalu bersamamu kamanapun kamu pergi. Panggilah aku dengan pertanyaanmu, karena aku tidak lain tidak bukan adalah pertanyaanmu. Dan pertanyaanmu adalah pengetahuanmu. Tetapi hendaklah kamu belajar agar mengerti batas-batas sampai di mana aku bisa bersamamu. Aku selalu bersamamu sampai kamu tidak bisa lagi “bertanya”. Karena sesungguh-sungguhnya segala macam pertanyaanmu itu tidak bisa berada diluar pikiranmu. Padahal aku mengerti bahwa pikiranmu bersifat terbatas, dan batasnya tidak lain tidak bukan adalah diriku. Sekali lagi aku ingatkan bahwa disinilah kamu mulai masuk alam transenden, dimana segenap jiwa ragamu termasuk pikiranmu beserta diriku menjelma kedalam hatimu. Maka disini, sebenar-benar ilmumu adalah hatimu. Sebenar-benar hidupmu adalah juga hatimu. Dan juga tidak ada lagi diriku. Yang ada adalah ikhlas, iman dan taqwa mu. Maka untuk bertemu Tuhan mu tidaklah cukup hanya dengan pikiranmu dan tidaklah cukup juga mengandalkan diriku, tetapi hatimu yang ikhlas itulah yang akan menuntunmu. Ketika kamu semakin dekat dengan Tuhan mu, maka tidaklah kamu memerlukan "pertanyaan". Keikhlasan yang dibimbing Tuhan mu itulah yang akan mampu mengusir setan dan Jin bertanduk tujuh. Itulah setinggi-tinggi tujuan hidup, yaitu dihampiri rakhmat Nya. Jikalau Tuhan telah berkenan menghampirimu, maka kemanapun kamu memandang, adalah rakhmat dan karunia Nya yang ada di situ. Itulah sebenar-benar makna pendidikan kualitas kedua, ketiga, dst. Baiklah kalau begitu marilah kau kuhantarkan sampai tempat di mana kamu tidak bisa lagi “bertanya”. Amien ya robbal alamin.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
18709251003
ReplyDeleteS2 P Math A 2018
Sebaik-baiknya guru mengajar adalah untuk membuat siswanya berhasil dalam belajar. Tidak ada guru yang tidak menginginkan hal itu kecuali guru yang tidak baik. Terkadang guru hanya perlu mendapatkan bimbingan agar apa yang ia lakukan di kelas dapat optimal, sehingga pembelajaran pun dapat menjadi efektif. Lagi lagi elegi ini menjelaskan betapa bersemangatnya seoranh guru yang ingin berhasil dalam mengajar siswa maka dari itu sebaik-baiknya pembelajaran di kelas harus diimbangin dengan adanya interaksi guru dan siswa jangan hanya satu pihak saja.
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Guru adalah perantara ilmu bagi siswanya. Karena hanya perantara maka biarkan siswa untuk membangun ilmu-ilmunya sehingga guru tidak langsung memberikan ilmu secara langsung. Karena hal yang demikian akan menutup kesempatan siswa untuk mengeksplor pengetahuan mereka. Ketika guru telah menutup kesempatan siswa maka guru tersebut sebenar-benarnya telah terjebak mitos. Maka menjadi guru bukan tentang bagaimana semua materi tersampaikan saja tetapi gunakan hati yang ikhlas, tulus, dan niatkan karena Alloh SWT. Insya Alloh semua ilmu akan menjadi bermanfaat bagi siswa-siswa. Amiin.
Agnes Teresa Panjaitan
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika A 2018
18709251013
Dalam elegi ini yang dapat saya simpulkan adalah guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran harus mampu menempatkan diri dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengeksplore pengetahuan mereka. Guru yang menggapai batas maknanya membatasi jargon jargon yang sifatbta ingin mendominasi para siswanya.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Untuk dapat menggapai batas maka orang harus cerdas. Dan ciri-ciri orang cerdas adalah jika dia mampu mengendalikan dirinya secara proporsional. Ciri orang yang mampu menggapai batas dirinya adalah ketika seseorang dapat menyadari kalau dirinya banyak kekurangan dan kelemahan. Ketika orang bertanya tentang sesuatu yang dia tidak tahu, maka itulah batas dirinya. Dimana kita tahu bahwa kita ini adalah sangat terbatas, tidak semua hal kita ketahui, tapi jika seseorang merasa dirinya serba tahu tentang apapun atau merasa dirinya tidak punya kekurangan maka dia tidak dapat menggapai batasnya. Sebagai contoh batas antara mampu dan tidak mampu adalah keraguan, jika kita menyadari akan keraguan dan kemudian kita bertanya maka kita telah berusaha untuk dapat menggapai batas diri.
Seftika Anggraini
ReplyDelete18709251016
S2 PM A 2018
Dalam ajaran Islam, kita tidak boleh bertindak melebihi batasnya karena yang berlebihan adalah setan. Begitu pula dengan guru ketika mengampu atau membantu atau memfasilitasi siswanya dalam pembelajaran tidak boleh berlebihan dan tidak boleh melebihi batas. JIka guru melebihi batasnya, akibatnya justru guru itu mengambil hak dari siswanya. Untuk itu, kepekaan dan kesadaran seorang guru sangat diperlukan. Kepekaan dan kesadaran ini harus senantiasa ditingkatkan melalui pemikiran dan pengalaman.
Terima kasih
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Guru memanglah yang mengajarkan dan membantu murid-muridnya mempereloh ilmu. Guru juga adalah sosok yang seharusnya selalu bisa digugu lan ditiru oleh muridnya, namun guru tetaplah bukan dewa. Guru hanyalah manusia biasa yang memiliki berbagai keterbatasan diri. Seorang guru akan selalu berharap bahwa murid-muridnya akan tumbuh menjadi orang yang akan lebih pintar dari dirinya. Guru tak pernah letih berupaya agar kelak murid-muridnya tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang membanggakan. Seorang murid yang berpikir kritis akan mampu menjadikan modal pengetahuan awal yang diberikan gurunya untuk terus berupaya memperoleh pengetahuan yang jauh lebih luas dan lebih dalam dari apa yang diberikan oleh gurunya.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Batasan dalam hal makan bisa dijadikan alasan untuk berhenti makan, batasan dalam hal tidur bisa dijadkan alasan untuk segera bangun, batasan dalam hal malas bisa dijadikan untuk segera bertindak. Itulah secuil kegiatan sehari-hari yang biasanya terlaksna, bagaimana dengan batasan yang dimiliki guru apakah batasan itu benar-benar batasan dalam hal memberikan ilmu yang terbatas kepada siswa? Atau batasan guru dalam menambah ilmu untuk berhenti saja tidak melanjutkan menambahkan dan mengembangkan ilmu? Semua itu tentu ada batasnya tetapi bila memang benar-benar sudah terputus semua tali yang menghubungkan antara pikiran yang satu dengan yang lain, maka itu sudah menjadi batas .
Tiara Cendekiawaty
ReplyDelete18709251025
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Dari elegi diatas yang dapat saya simpulkan adalah batas terletak pada pikiran dan batas menjadikan seseorang tetap pada jalurnya. Batas ini seharusnya dipahami betul oleh guru. Tidak ada guru yang tidak ingin siswanya tidak mengerti dengan apa yang ia jelaskan, tidak ada guru yang tidak ingin siswanya mendapat nilai yang baik, tidak ada guru yang tidak menginginkan siswanya sukses. Tetapi dengan keinginan itu, guru tidak boleh melupakan fakta bahwa kemampuan setiap siswa berbeda-beda. Ketika guru sudah berusaha semaksimal mungkin dalam mengajar, ia tidak boleh memaksakan bahwa semua siswa harus sesuai dengan ekspektasinya yaitu siswa harus selalu memahami dan mendapat nilai yang baik. Guru yang baik tidak akan memaksa tetapi selalu mendampingi siswanya dan sadar bahwa semua siswanya tidak akan selalu seperti yang ia harapkan karena setiap siswa berbeda.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Astaghfirullahalazim, ternyata niatan baik kita sebagai guru yang terlalu besar untuk mendidik siswa justru dapat membahayakan siswa jika kita tidak mengetahui batasannya. guru seringkali terjebak oleh paradigmanya sendiri karena belum memahami batasannya.
Guru harus berusaha menggapai batas pikirannya dengan terus menerus belajar hingga tidak dapat lagi mempertanyakan ilmunya. Guru perlu memahami batas membimbing siswa, batas menjadi fasilitator siswa, batas memotivasi siswa, dan lain sebagainya. Siswa tetap harus mendapatkan kesempatan yang luas dalam membangun pengetahuannya. Namun, sesungguhnya tiadalah manusia yang mampu menggapai batas, yang ada ialah bahwa kodrat manusia adalah berusaha untuk menggapai batas.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
ketika seorang guru tidak bisa menjangkau dan mengoptimalkan potensi siswanya maka itulah batasnya.Tantangan . Inilah yang menjadi tantangan bagi seorang guru agar dapat melampaui batas tersebut. Perlu usaha yang ekstra dan proses tawakkal serta ikhtiar menjadi sebuah keharusan bagi guru untuk menghadapi rintangan tersebut.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Keberhasilan dan kebaikan untuk siswanya merupakan tujuan dari setiap guru. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut diperlukan keselarasan antara hati, pikiran, dan tindakan. Jika seorang guru dapat menselaraskan antara hati, pikiran dan tindakannya maka hal tersebut akan menjadi sebuah motivasi yang kuat dalam membimbing, mengawasi, menasehati siswanya demi kebaikan para siswa sendiri. Maka dari itu untuk dapat membuat siswa menjadi berhasil dan baik dalam berbagai hal diperlukan niat dalam hati, pikiran dan tindakan yang selaras.
Muh. Fachrullah Amal
ReplyDelete18709251036
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Guru memiliki peranan penting dalam memajukan pendidikan Indonesia, karena tanpa adanya jasa seorang guru tentu perkembangan negeri kita Indonesia pasti akan terhambat diberbagai bidang khususnya dibidang pendidikan. Tidak ada guru yang mempunyai tujuan jahat atau tidak baik untuk para siswanya melainkan guru sangat peduli dan sayang kepada siswanya. Disinilah siswa akan mencontoh sifat yang dimiliki oleh guru, oleh karena itu guru harus meberikan contoh yang baik kepada siswanya khususnya penanaman karakter siswa.
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PPs UNY PM A 2018
Berdasarkan elegi guru menggapai batas ini yang dapat saya pahami adalah ada batasan-batasan yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan tugasnya kepada siswa. Batas-batas dimaksud bukan untuk menurunkan semangat guru untuk melakukan yang terbaik namun lebih kepada memberikan batas bagi guru sehingga tidak mendominasi proses dalam kelas. Guru mengajar makhluk hidup yaitu siswa yang membutuhkan waktu dan ruang untuk bisa berproses sendiri, menemukan kesulitan, merasa bingung, berhasil, dan ujung-ujungnya membuat siswa memiliki karakter yang baik. Inilah batasan guru agar tidak terjebak dengan upaya total untuk mendukung siswa belajar
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Tugas guru adalah membimbing dan mengarahkan siswanya, memotivasi jika siswanya mulai kurang bersemangat, menasehati dan membekali mereka dengan ilmu-ilmu yang telah dimiliki oleh guru. Batas antara guru dan siswa adalah kesombongan, jika seorang guru mulai membimbing dan menasehati siswanya dengan perasaan sombong merasa bahwa dirinya adalah paling baik diantara siswa nya, maka sungguh guru tersebut sedang keluar dari batas-batasnya sebagai seorang guru. Meskipun memang benar kenyataannya, seorang guru pasti memiliki pengalaman yang lebih banyak dari pada muridnya, namun jika guru tersebut sudah mulai meresa demikian maka hal tersebut sudah berbahaya, bukan hanya berbahaya bagi siswanya justru malah sangat berbahaya bagi dirinya sendiri. Karena kesombongan adalah salah satu bentuk keberhasilan dari strategi syaitan dalam menggoda manusian
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018 (PM B 2018)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Setiap pemikiran manusia pasti ada batasnya karena sesempurnanya manusia, pemikirannya juga ada batasnya seperti manusia tidak bisa memikirkan dari mana Tuhan berasal. Pemikiran yang terbatas tersebut membawa ke dalam alam transenden dimana jiwa raga dan pikiran menjelma kedalam hati. Sebenar-benar ilmumu adalah hatimu. Sebenar-benar hidupmu adalah hatimu. Tidak ada lagi diriku, yang ada hanyalah ikhlas, iman dan taqwa. Untuk bertemu Tuhan tidak cukup hanya dengan pikiran dan mengandalkan diri, tetapi hati yang ikhlas yang akan menuntun.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Bertanya menunjukkan batasan antara paham dan tidak paham. Guru pun masih butuh untuk bertanya agar tercapailah ilmu-ilmu yang harusnya ia miliki. Jadi, guru pun masih harus belajar untuk menggapai ilmunya. Pencapaian ilmu didasari naluri dan intuisi juga pengalaman. Berbekal ilmu ini, guru berperan untuk menyukseskan pendidikan dan mencapai target tujuan penddiikan nasional.
Elsa Apriska
ReplyDelete18709251005
S2 PMA 2018
Kewajiban sebagai seorang guru tidak hanya mengajar di kelas. Tetapi mereka harus memastikan untuk menghasilkan generasi yang terdidik dan bermoral. Artinya guru juga harus mampu mendidik, membimbing dan memberi nasihat. Namun sebagai guru tentu tidak terlepas dari keterbatasan sebagai manusia. Kadang guru terjebak dalam mitos dengan hanya mengajarkan pengetahuan dengan menghafalkannya tetapi siswa tidak mengetahui maknanya. Tentu ini tidak melatih siswa untuk mampu berpikir kritis dan menciptakan pembelajaran yang bermakna. Oleh karena itu guru harus mampu menentukan batasnya dan selalu berusaha memberikan inovasi dalam pembelajarannya.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Meskipun guru tidak mempunyai batasan dalam mengajar murid-muridnya, ada kalanya guru membatasi diri mereka sendiri dalam hal tertentu. Misalnya, membatasi diri untuk tidak terlalu berlebihan dalam mengajar atau terlalu memaksakan murid untuk belajar banyak dalam waktu singkat. Membatasi diri yang bertujuan memperbanyak jam mengajar tanpa memperhatikan kesan muridnya. Atau mungkin bisa menggapai batasan dalam stress, karena banyaknya kegiatan belajar yang mtmbuthkan kreatifitas guru untuk mendukung proses pembelajaran.
Totok Victor Didik Saputro
ReplyDelete18709251002
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Selamat malam Prof.
Pembelajaran tidak hanya dilakukan dan berpusat pada guru melainkan dapat diterapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini sejalan dengan karakteristik kurikulum saat ini. Inilah yang harus dipahami oleh guru. Guru tidak hanya memberikan materi ajar dan menguasai jalannya pembelajaran serta menganggap siswa sebagai kotak kosong yang hanya menerima materi ajar melainkan membuat siswa turut berpartisipasi aktif dalam menyumbangkan ide-ide pemikiran dalam pembelajaran. Artinya adanya kepercayaan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Inilah salah satu yang diperlukan dalam meningkatkan sumber daya yang berkualitas. Terima kasih.
Puspitarani
ReplyDelete19709251062
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Terima kasih Bapak atas artikel berjudul Elegi Seorang Guru Menggapai Batas yang telah Bapak share kepada kami. Menjadi seorang guru memang diwajibkan untuk menguasai materi, menguasai kelas, menguasai siswa. menguasai disini artinya guru dapat mengkondisikan siswa agar dapat mendengarkan dan memperhatikan guru ketika guru menjelaskan di depan kelas, menguasai mater artinya guru saat mengajar suatu materi harus mengetahui betul materi yang diajarkan agar tidak menimbulkan keraguan saat mengajar.
Puspitarani
ReplyDelete19709251062
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Guru juga harus mempunyai kompetensi yang telah ditentukan, yaitu kompetensi pedagogik, profesionalisme, mempunyai kepribadian yang baik dan lainnya. Menjadi seorang guru adalah posisi yang mulia, jika dilakukan dengan ikhlas dan profesional, dalam istilah Prof. Marsigit, harus ikhlas dalam hati dan ikhlas dalam pikir. jika dilakukan dengan tidak ikhlas, maka kemuliaan itu hanya pada profesinya bukan pada orang yang mengemban profesi tersebut. suatu posisi yang "mulia" mengemban tugas tanggung jawab yang berat, begitulah profesi seorang guru, memiliki tugas dan tanggung jawab yang cukup berat. kecuali bagi orang-orang yang ikhlas dan profesional.
Aulia Nur Arivina
ReplyDelete18709251051
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dari postingan Bapak, disebutkan bahwa guru selalu memberikan yang terbaik bagi siswanya. Harapannya siswa memperoleh keberhasilan dan meniru kebaikan yang telah diajarkan guru. Guru yang telah menggapai batas adalah guru yang menuntut ilmu sampai ke liang lahat dan mengamalkan ilmunya sampai siswanya tidak dapat bertanya lagi. Siswa yang dapat bertanya berarti telah menemukan batasnya dan menggapai nuraninya kembali yang telah hilang. Jadi hidup yang sebenarnya ketika kita masih mampu untuk bertanya.
Aulia Nur Arivina
ReplyDelete18709251051
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Assalamu’alaikum wr.wb.
Seorang guru yang menyampaikan pelajaran dengan semangat dapat mempengaruhi semangat siswa dalam belajar. Mengingat tugas pedagogic guru antara lain membimbing, mengawasi, membekali, menasehati, dan mewajibkan. Spontan, murni, orisinalitas dan tak berprasangka buruk adalah modal utama memperoleh ilmu. Guru menggapai batas menggunakan hati sebagai ilmunya, serta keikhlasannya untuk menyampaikan pelajarannya. Sungguh besar pahala yang akan diperoleh guru. Maka setinggi-tinggi amal perbuatan adalah selalu ikhlas dan senantiasa mengingat Allah SWT dalam keadaan apapun.
Zuari Anzar
ReplyDelete19701251006
S2 PEP A 2019
Tidaklah setiap manusia itu tak terbatas. Tak terbatas bagi manusia terutama guru adalah hal yang mustahil. Terbatas memanglah merupakan kodrat yang sejatinya dimiliki oleh setiap insan. Namun terbatas itu mengahalangi manusia terutama guru untuk peduli dengan manusia lainnya terutama siswa. Sebagai seorang guru, kewajiban mereka tidak hanya mengajar di kelas, tetapi juga mendidik, membimbing, memberi nasihat, dll. Sebagai manusia, musuh terbesar dalam diri kita dipengaruhi oleh mitos. Jadi memang itu hilang untuk seorang guru yang mengajar hanya dengan mitos, yang hanya memberikan formula menghafal tetapi tidak tahu artinya. Secara langsung atau tidak langsung, hal ini hanya akan menghilangkan identitas siswa karena tidak memberikan siswa kebebasan untuk berpikir kritis. Agar seorang guru dalam mendidik murid-muridnya berhasil, ia harus membangun hubungan sinergis antara dirinya dan murid-muridnya bersama-sama untuk menerjemahkan dan menerjemahkan dimensi ruang dan waktu.
Dhamar Widya Safitri
ReplyDelete19701251009
S2 PEP A 2019
Assalamualaikum.
Semua guru pasti ingin melihat anak didiknya berhasil. Semua guru ingin melihat anak didiknya berada di posisi yang jauh lebih tinggi dibanding guru tersebut. Untuk mewujudkan hal tersebut, guru masih harus memperbaiki ilmu, menambah ilmu, dan terus belajar hingga ilmu yang didapatkan itu dapat disampaikan ke siswanya. Semua yang dilakukan guru adalah untuk kepentingan siswanya.
Terimakasih
Wilis Putri Hapsari
ReplyDelete19701251017
S2 PEP A 2019
Terbatas adalah bukan batas bagi orang-orang yang dapat melampauinya. To infinity and beyond. Dua pendekatan besar sepanjang masa telah menjadikan skeptisme hidup sepanjang itu pula. Kuantitatif mempunyai bentuk, sedang kualitatif mampu menerobos bentuk itu. Guru pada dasarnya adalah manusia yang mempunyai previlege, karena ia yang telah berazam untuk memberikan ilmu maka pasti akan pula mendapat bantuan dari ALLAH SWT. Melampaui tak terbatas bagi guru adalah sebuah keniscayaan.
Rifki Rinaldo
ReplyDelete1970951070
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Karakteristik orang yang mampu menggapai batas dirinya adalah ketika seseorang dapat menyadari kalau dirinya banyak kekurangan dan kelemahan. Ketika orang bertanya tentang sesuatu yang dia tidak tahu, maka itulah batas dirinya. Dimana kita tahu bahwa kita ini adalah sangat terbatas, tidak semua hal kita mengetahui, tapi jika seseorang merasa dirinya serba tahu tentang apapun atau merasa dirinya tidak punya kekurangan maka dia tidak dapat menggapai batasnya.Sebagai contoh batas antara mampu dan tidak mampu adalah keraguan, jika kita menyadari akan keraguan dan kemudian kita bertanya maka kita telah berusaha untuk dapat menggapai batas diri.