Sep 25, 2017

*Matematika Ibadah*


Oleh: Marsigit


*Togog*:
Mar, apa bisa ngibadah di matematika.

*Semar*:
Bisa ning ora kabeh. Ora kena kabeh. Ora oleh kabeh.

*Togog*:
Sebabe?

*Semar*:
Ngibadah kuwi ora mung pikir. Ngibadah kuwi uga rasa, ati, donga, barakah, ikhtiar, lan tekdir. Mangka matematika kuwi pikir.

*Togog*:
Matematikane _taqwa_?

*Semar*:
Matematikane _taqwa_ kuwi _manut aturan_, _manut rumus_. Aturane sing Gawe Urip.

*Togog*:
Matematikane _dosa_ ?

*Semar*:
_Dosa_ kuwi _negatif_. Banyaknya dosa iti bilangan negatif.

*Togog*:
Matematikane pahala?

*Semar*:
_Pahala_ bisa dianggep _positif_. Banyaknya pahala itu bilangan positif. Tetapi pahala dikurangi dosa itu bukan pengurangan bilangan. Itu kuasa Alloh SWT.

*Togog*:
Matematikane _lahir_ e uwong?

*Semar*:
_Durung lahir_ kuwi _umpama, misal_. _Uwis lahir_ kuwi _object pikir_ utawa _konsep_. Psikologinya lahir itu otonom. Tetapi lahirnya seseorang itu Kehendak Alloh SWT.

*Togog*:
Matematikane _ayah_ ?

*Semar*:
_Ayah_ kuwi _Superset_. _Anak_ kuwi _himpunan bagian__subset_ atau _anggota himpunan_._Suami Isteri_ itu _2 himpunan yang saling berpotongan_ atau Joint Set.

*Togog*:
_Hubungan suami isteri_ ?

*Semar*:
_Hubungan suami isteri_ itu bisa _relasi_ bisa _fungsi_. Tetapi hubungan suami isteri yang lebih mulia adalah _hubungan spiritual_yaitu hubungan karana Alloh SWT.

*Togog*:
Matematikane _lebaran_ ?

*Semar*:
_Lebaran_ itu rumusnya f(x)=0.

*Togog*:
Kok?

*Semar*:
f itu fungsi, x itu tindakanmu. 0 itu ampunan atau hilangnya dosa. Namun sebenar benar yang terjadi adalah bahwa ampunan dosa itu Kuasa Alloh SWT.

*Togog*: _Iklas_ ?

*Semar*:
_Ikhlas_ itu x^0=1. Dibaca x pangkat nol sama dengan satu.

*Togog*:
Kok?

*Semar*:
x^0 = 1. x itu sembarang orang. 0 itu ikhlas dalam beribadah. 1 itu kuasa Tuhan. Jadi setiap orang siapapun, apapun pangkatnya, kalau ikhlas dalam beribadah, dan Alloh SWT ridlo, maka insya Alloh ibadahnya akan diterima.

*Togog*:
Cara menghilangkan dosa?

*Semar*:
Gunakan rumus _lim f(x)/x = 0_, dimana x menuju ~. f(x) adalah tindakanmu. x adalah permohonan ampunmu menuju ~, artinya mohon ampun secara terus menerus dengan sepenuh hati. Dosamu bilangan tertentu, yang terbagi dengan permohonan ampunmu bilangan tak hingga, jika Alloh SWT, ridlo, insya Alloh dosamu diampuni, yaitu menjadi 0.

*Togog*:
Matematikanya _jabat tangan_ ?

*Semar*:
_Jabat tangan_ itu fungsi _onto bijektif_ atau _korespondensi 1-1_. _Jabat tangan_ itu _operasi saling memaafkan_. Jika diniatkan dan dijalankan dengan ikhlas, dan jika Alloh SWT ridlo, insya Allah dosa dosa orang yang saling bersalaman diampuni. Kita praktekan besok Selasa, 4 Juli 2017 di halaman Auditorium UNY
.
*Togog*:
Matematikanya _mati_ ?

*Semar*:
Jika A adalah himpunan orang hidup. Maka orang meninggal itu bukan anggota himpunan A. Juga orang hidup ditambah orang mati adalah semua orang yang pernah hidup. Jika B adalah himpunan orang mati, maka orang hidup bukan anggota B. A dan B adalah 2 himpunan yang saling asing atau Disjoint Set. Artinya tidak ada orang yang hidup sekaligus mati. Tetapi sebenar benar hidup dan mati itu adalah urusan Alloh SWT.

*Togog*:
Matematikanya _doa_ ?

*Semar*:
Jika C adalah himpunan doa doa. Jika * adalah operasi antar doa. Maka himpunan C bersifat tertutup terhadap operasi doa, yaitu bahwa _doa1 * doa2_ adalah tetap doa. Tetapi C tidak bersifat komutatif yaitu bahwa _doa1 * doa2_ tidaklah sama dengan _doa2 * doa1_. Tidak dapat ditentukan apakah C mempunyai elemen identitas. Juga tidak dapat ditentukan apakah C bersifat asosiatif terhadap operasi *. Hal itu disebabkan karena anggota C, yaitu _doa_ semata mata Kuasa Alloh SWT. Jadi berdoalah karana Alloh SWT.

*Togog*:
Matematikanya _ihtiar_. ?

*Semar*:
Ihtiar itu rumusnya _f(x)=1_. Dimana x adalah segala ihtiarmu, dan 1 adalah Esanya Alloh atau Kuasa Alloh SWT. Lakukanlah ihtiar sesuka hatimu asal semuanya dalam atau menuju ridlo Alloh SWT.

*Togog*:
Matematikanya _tidur_. ?

*Semar*:
Rumus tidur adalah y=f(x), 0
*Semar*:
Tahu kesimpulannya Gog?

*Togog*:
Tidak.

*Semar*:
Kesimpulannya adalah jangan sekali kali hanya mengandalkan matematika atau pikiran saja untuk urusan ibadah, tetapi gunakan hati dan tuntunan yang telah diberikan Alloh SWT melalui kitab Suci, para Nabi, Hadist dan Ulama.

END



86 comments:

  1. Restu Widhi Laksana
    S2 Pendidikan Matematika A 2018
    18709251022
    Bismillahirrakhmanirrakhim
    Setelah saya membaca kembali sebanyak 3x barulah sedikit tampak maksud dan pesan dari artikel tulisan Prof. Marsigit, maka izinkan saya menuliskan pemahaman saya mengenai tulisan tersebut.
    Menurut pemahaman saya dari tulisan di atas, bahwa tidak semua ibadah yang kita lakukan yang dituntunkan oleh Allah dan Rasulullah dapat diukur maupun di jelaskan dengan analogi ilmu. Beberapa memang dapat kita analogikan dengan ilmu yang kita fahami karena hakikatnya manusia selalu mencoba untuk menghubungkan konsep konsep yang ia pelajari. Namun seperti yang di katakan Semar bahwa beberapa dapat kita analogikan dengan ilmu (matematika dalam hal ini) tetapi tidak semuanya, karena ibadah juga menyangkut rasa, doa, dan takdir. Kemudian penjelasan beberapa anlogi terebut ditutup dengan baik oleh kesimpulan Semar untuk tidak mengandalkan logika pikiran dan ilmu manusia saja untuk mengerti hakikat dari ibadah. Dan benar bahwa ketika kita beribadah tidak mungkin kita telaah hitungannya dan kita telaah semua maksud dan kegunaannya karena ilmu manusia tidak menjangkau ilmu Allah. Jadi tugas kita memikirkan apa yang dapat kita pikirkan dan melakukan tanpa bertanya apa yang diperintahkan Allah walau kita belum paham maksudnya.

    ReplyDelete
  2. Umi Arismawati
    18709251037
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamu’alaikum, Wr.Wb.
    Beberapa hal yang dapat saya ambil dari artikel “Matematika Ibadah” adalah bahwa ibadah itu tidak hanya dalam pikiran saja akan tetapi juga menyangkut pada rasa, hati, dia, barokah, ikhtiar, dan takdir. Yang dimaksud matematika dalam artikel ini merupakan pikiran manusia. Sehingga jangan sekali kali hanya mengandalkan matematika atau pikiran saja untuk urusan ibadah, tetapi gunakan hati dan tuntunan yang telah diberikan Alloh SWT melalui kitab Suci, para Nabi, Hadist dan Ulama.

    ReplyDelete
  3. Samsul Arifin / 18701261007 / S3 PEP 2018

    Dalam Ibadah selalu menggunakan ilmu matematika ("Berhitung")...Manusia dalam melakukan ibadah akan menghitung plus minus, untung rugi, tambah atau kurang, ganjaran atau hukuman, reward atau punishment terhadap apa yang telah dilakukan di dunia...Dengan menggunakan matematika dalam ibadah, manusia berusaha untuk mencapai keuntungan, kelebihan, surplus, nilai positif dari sang pencipta yang pada akhirnya mendapatkan reward "Surga" dikehidupan yg abadi.

    ReplyDelete
  4. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006
    PEP S3


    Dari artikel di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita tidak hanya menggunakan pikirans aja tetapi juga menggunakan hati. Hal ini terlihat pada kalimat akhir artikel di atas. Saya setuju bahwa dalam menjalani kehidupan sehari-hari, maka, harus seimbang. Tidak hanya menggunakan pikiran, tetapi juga menggunakan hati.

    ReplyDelete
  5. Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
    Besse Rahmi Alimin
    18709251039
    s2 Pendidikan Matematika 2018

    Terkait topik tentang Matematika Ibadah bahwa Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari syahadat laa ilaaha illallaah, karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya kepada Allah dan jauh dari syirik kepada-Nya. Sedangkan syarat kedua adalah konsekuensi dari syahadat Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajibnya taat kepada Rasul, mengikuti syari’atnya dan meninggal-kan bid’ah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan. Adapun bahagia karena Allah dan perasaan takut kepada-Nya, maka itulah kebahagiaan yang tidak akan terhenti dan tidak hilang, dan itulah kesempurnaan dan keindahan serta kebahagiaan yang hakiki. Maka, barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan abadi hendaklah ia menekuni ibadah kepada Allah semata. Maka dari itu, hanya orang-orang ahli ibadah sejatilah yang merupakan manusia paling bahagia dan paling lapang dadanya. Sedangkan keterkaitan ibadah dengan Matematika bahwa dalam beribadah erat kaitannya dengan operasi matematika, misalnya menambah pahala dan mengurangi dosa, dan seterusnya.

    ReplyDelete
  6. Well said Prof!
    In spiritual matters, one shouldn't use head knowledge alone but also should interact with such knowledge in the mind and soul for true worship of his/her maker.

    ReplyDelete
  7. Diana Prastiwi
    18709251004
    S2 P. Mat A 2018

    Dalam artikel tersebut, matematika diterapkan dalam ibadah, mulai dari melakukan kebaikabn dengan mendapatkan pahala, sampai dengan mendapatkan dosa. Matematika itu olah pikir dan termasuk ilmu yang diturunkan Allah SWT, sebaik-baiknya ilmu yang bermanfaat ketika kita dapat mengajarkan dan dapat semakin dekat dengan yang menerunkan ilmu, dengan keikhlasan dan keistiqomahan dalam menuntut ilmu disertai memasukkan segala urusan kepada Allah SWT untuk meraih ilmu yang berkah. Allah menyukai orang yang berilmu.

    ReplyDelete
  8. Nurul Huda
    18701264005
    S3 PEP 2018

    Setiap mendengar kata ibadah, pikiran saya selalu ke relasi Tuhan, Allah dan manusia. Dulu, saya meyakini bahwa ibadah manusia pada Allah hanya yang terkait dengan peribadatan, seperti shalat, puasa, shodaqoh, haji, dan sejenisnya. Tetapi saat ini pemahaman itu meluas bahwa segala yang dilakukan manusia, apapun itu adalah ibadah. Kuncinya ada di niat.

    ReplyDelete
  9. Aan Andriani
    18709251030
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Segala sesuatu bisa bernilai ibadah. Dalam matematika ibadah bisa dengan menaati aturan-aturan yang ada, menggunakan rumus yang sesuai, dan sebagainya. Dalam matematika mengurangi bilangan negatif merupakan sebuah kebaikan sama halnya dengan mengurangi keburukan maka itu merupakan nilai ibadah. Selain itu, menambahkan bilangan positif juga merupakan suatu kebaikan dan hal ini juga dapat berupa ibadah jika dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan menambah dan meningkatkan kebaikan kita agar dapat lebih dekat Yang Maha Kuasa dan bisa mendapatkan kebahagiaan dari-Nya. amin
    Wassalamualaikum wr.ab.

    ReplyDelete
  10. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Assalamualaikum wr.wb.
    Matematika Ibadah. matematika itu pikir dan salah satunya ibadah itu pikir, dengan berfikir dan didasari ilmu maka ibadah kita bisa baik. karena salah satu guru mengatakan "ngibadah ora di elmoni kwi ora dadi" artinya ibadah tanpa dengan didasari ilmu itu tidak jadi.
    Wassalamualaikum wr.ab.

    ReplyDelete
  11. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Assalamualaikum wr.wb.
    dengan membaca artikel ini kita bisa memahami bahwa jangan mengandalkan pikiran saja untuk urusan ibadah, tetapi gunakan hati dan tuntunan yang telah diberikan Alloh SWT sehingga apa yang kita hajatkan bisa tercapai.
    Wassalamualaikum wr.ab.

    ReplyDelete
  12. Muh. Fachrullah Amal
    18709251036
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Merupakan salah satu keistimewaan tersendiri dalam dunia matematika, dimana sebagian besar orang mengenal matematika bahwa suatu ilmu hitung yang kaitannya selalu dengan rumus dan simbol-simbol. Namun setelah membaca tulisan diatas, kita bisa tahu bahwa ilmu matematika bisa dikaitkan dengan ibadah. Bertkaitan dengan hal itu, matematika dan ibadah memiliki persamaan dimana kita tahu bersama bahwa matematika adala ilmu pasti begitupun dengan ibadah bahwa segala perbuatan pasti akan mendapatkan balasan dari Allah Ta’ala dan balasan bergantung pada perbuatan yang dilakukan. Jika perbuatan itu baik maka balasannya juga akan baik atau jauh lebih baik sedangkan perbuatan itu buruk maka akan mendapatkan balasan yang sama pula yaitu keburukan.

    ReplyDelete
  13. Muh. Fachrullah Amal
    18709251036
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Kaitannya dengan matematika ibadah adalah matematika akan bernilai ibadah apabila ilmu matematika yang kita miliki bisa bermanfaat buat orang lain, sebagaimana dalam hadis bahwasanya ketika kita meninggal dunia maka terputuslah seluruh amalannya kecuali tiga hal, salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat. Maka dari itu semoga ilmu matematika kita bisa bernilai ibadah disisi Allah Ta’ala dan menjadi amal jariyah untuk kita semua.

    ReplyDelete
  14. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Berdasarkan tulisan tesebut dapat saya pahami bahwa, seberapa banyakpun pernyataan matematika yang dapat didefinisikan sama dengan spiritualitas, tetap saja bahwa urusan ibadah adalah sesuatu yang tidak cukup jika hanya mengandalkan matematika atau pikiran saja. Ibadah adalah sesuatu yang berhubungan dengan hati dan ada aturan-aturan yang menentukannya. Ibadah juga memerlukan yang namanya keikhlasan, Seperti apa yang dijelakan dalam Surah Al-Ikhas maka kita harus memurnikan segala yang kita lakukan hanya karena dan untuk Allah. Pun begitu dengan ibadah, juga memerlukan dan mengharuskan keikhlasan dari sang pelaku ibadah. Jika tidak dibarengi dengan keikhlasan maka rusaklah nilai ibadahnya.

    ReplyDelete
  15. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Tersenyum merupakan bentuk ibadah, semua yang baik-baik adalah ibadah termasuk mencari ilmu merupakan salah satu bentuk usaha untuk memperbaiki diri yang bisa disebut ibadah. Sehingga, para siswa belajar dan menuntut ilmu diharapkan dapat membagi ilmunya kepada saudara-saudaranya karena berbagi tidak harus dalam bentuk barang tetapi juga berbentuk ilmu yang barokah dan bisa membantu kesulitan orang lain. Contohnya siswa belajar matematika yang kebanyakan mereka akan menjauhinya dan akhirnya enggan belajar matematika lagi, bila ada siswa lain yang mesupportnya dan membantu hingga siswa mulai menerapkan matematika pada semua kegiatannya maka sudah termasuk ibadah.

    ReplyDelete
  16. Lukman
    18701264003
    S3 PEP 2018

    Ikhlas = Nol atau Kosong?

    Ikhlas dalam kata Arab ikhlash (الإخلاص) berasal dari kata خَلَصَ خُلوصـــــــاً ، وخلاصاً, yang berarti bersih dan hilang kotorannya. Kalimat أخلص الشيء berarti membersihkannya dari cacatnya. Dari etimologi ini ikhlas lebih tepat disebut Nol daripada disebut kosong. Nol daripada yang mengotorinya. Bagaikan ruangan kosong namun ada ruangannya. Ruangan inilah Nol. Baitullah isinya kosong, namun ada dinding2nya. Ikhlas itu Nol dindingnya adala lillahi ta'ala. Wallohu A'lam.

    ReplyDelete
  17. Muhammad Nurfauzan
    14301241015
    S1 PEndidikan Matematika

    Bahwa dasarnya ibadah itu bab hati. Karena Pikir dengan Hati itu harus ada relasi. Pikir tanpa diikat dengan Hati , malah akan mendewakan pikiran, seperti filsuf-filsuf atheis, paham-paham agnostik, dll. Sedangkan hati tanpa pikir adalah sebuah keniscayaan. Ibadah itu bab Hati dan Hati itu tmpatnya berharap. Kita berfikir kritis tpi tidak berharap itu sinis, Kita berharap tapi tidak berfikir kritis itu naif.

    Terimakasih

    ReplyDelete
  18. Lumaurridlo
    18701261010
    S3-PEP 2018

    matematika ibadah

    akal pikiran merupakan ciptaan tuhan. matematika lahir berdasarkan akal pikiran manusia melalui tuntunan tuhan. ibadah merupakan satu cara penghambaan diri kepada tuhan. dalam beribadah ada jumlah maupun rumus-rumus tertentu secara matematis, namun memiliki makna yang hanya dapat dimaknai dan dijalankan oleh hati yang ikhlas. matematika dapat digunakan sebagai alat untuk dapat memahami eksistensi tuhan melalui peribadatan yang memiliki jumah maupun rumus tertentu

    ReplyDelete
  19. hanif cahyo adi kistoro
    PEP S3 / 18701264004
    hitungan matematika Tuhan dengan manusia sangat berbeda. manusia sering melihat hitungan pad ayang beruwujud dan bermateri. semenatar Allah mengajarkan bahawa hitungan dari Allah luas dan tidak dapat dihitung. contoh sederhana adalah rejeki. bagi manusia rejeki hanya berupa uang. tetapi sering tidak sadar bahwa kesehatan, kesempatan, kemudahan dan lainnya adalah rejeki yang tidak dapat duangkan.

    ReplyDelete
  20. Cinta Adi Kusumadewi
    18709251059
    PPs Pendidikan Matematika C 2018

    Menilik kehidupan tentang ibadah dari sisi matematika. Matematika memodelkan objek-objeknya untuk mengilustrasikan makna ibadah. Dengan asumsi bahwa kebaikan yang menghasilkan pahala adalah positif dan sesuatu yang dosa merupakan hal yang negatif. Begitu pula sekumpulan pahala akan membentuk bilangan-bilangan positif, dan sebaliknya. Dengan keilmuan matematika yang kita punya, maka dapat digunakan sebagai ilmu yang dikaruniaNya sebagai sandaran dalam beribadah.

    ReplyDelete
  21. Rona Happy Mumpuni
    19709251059
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Saya sangat setuju dengan analogi Prof.Marsigit tentang konsep bilangan bulat negatif untuk dosa dan bilangan positif untuk pahala, sama-sama tak hingga namun pada akhirnya perkara dosa dan pahala itu hakekatnya kuasa Allah.

    Permasalahan yang ada sekarang adalah banyak makhluk yang sering menerka tentang dosa dan pahala. Kita sebagai seorang matematikawan alangkah lebih baik jika memandang perkara ibadah itu berbanding lurus dengan hubungan vertikal kita kepada Allah beririsan dengan hubungan horizontal terhadap sesama. Dengan begitu, insyaallah apa yang kita lakukan akan kita niatkan sebagai ibadah.

    ReplyDelete
  22. Yufida Afkarina Nizar Isyam
    19709251073
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Dalam berbagai analogi yang dipaparkan pada “Matematika Ibadah” ini merupakan bukti bahwa pada dasarnya agama Islam dan ilmu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
    Matematika merupakan ilmu yang juga berarti pikiran yang berasal dari manusia, sementara ibadah pada dasarnya adalah segala kehendak Allah S.W.T. Telah disebutkan bahwa memang banyak kaitan matematika dengan ibadah, namun tidak semua hal dalam matematika karena sejatinya semua kembali kepada kehendak Allah S.W.T.
    Maka benar kesimpulan bahwa jangan sekali hanya mengandalkan matematika atau pikiran saja untuk urusan ibadah tetapi gunakan hati dan tuntunan yang telah diberikan Allah S.W.T. Karena jika kita hanya mengandalkan pikiran ataupun logika kita tanpa mengandalkan hati, akan timbul banyak pertanyaan bahkan penyangkalan terhadap suatu hal termasuk kehendak Allah. Dan untuk mengantisipasi hal tersebut maka juga sangat perlu menggunakan hati kita yang ikhlas untuk mengikuti tuntunan yang diberikan Allah S.W.T.
    Perlu juga diingat bahwa dalam matematika diperlukan rumus dan langkah yang tepat untuk mendapatkan hasil yang benar. Begitu pula dalam hal ibadah diperlukan rumus yaitu Al-Qur’an dan langkah yang tepat yaitu ajaran yang telah dicontohkan oleh Rasulullah untuk mencapai hasil yang benar yaitu selamat di akhirat kelak.

    ReplyDelete
  23. Sekar Hidayatun Najakh
    19701251007
    S2 PEP A 2019

    Assalamualaykum wr wb...
    Sebuah filosofi yang menarik mengenai matematika dengan ibadah. Matematika membutuhkan rumus-rumus perhitungan untuk memdapatkan sebuah hasil, dalam peribadatan juga demikian. Secara realnya pahala diwakili angka positif dan dosa adalah angka negatif. Dengan rumus demikian, sebagai manusia patutnya lebih berhati-hati dalam bertindak agar tidak menimbulkan dosa yang bisa mengurangi amalan pahala. Namun juga dalam beribadah tidak sesederhana itu saja, sebab beribadah tak cukup hanya mengandalkan logika. Beribadah adalah menyeluruh, jiwa, raga, qolbu, dan akal semuanya harus berorientasi selaras dan sejalan dalam garis vertikal sumbu y (Habluminallah) maupun dalam garis horizontal sumbu x (Habluminannas).
    Terimakasih Prof.

    ReplyDelete
  24. Mira Amalia Yudhanti
    19701251014
    S2 PEP A 2019

    Saya sangat setuju analogi rumus matematika yang Prof sampaikan terutama tentang ikhlas. Ikhlas tidak dapat diukur dengan nilai dan materi, tetapi dilihat dari niat diri sendiri. Selama kita beribadah benar-benar untuk mendekatkan diri kepada Allah, berdoa dengan sungguh-sungguh karena Allah, dan mendapat ridha Allah maka ibadah tersebut dapat dikatakan ikhlas krn Allah. Ibarat pondasi dalam rumah. Dimana bangunan tidak akan berdiri tegak jika tidak diberi pondasi yang kuat. Sama halnya dengan beribadah tidak akan diterima tanpa adanya keikhlasan. Semua yang kita lakukan selama beribadah hanya akan sia-sia.

    ReplyDelete
  25. Alfiana Dewi
    19701251005
    S2 PEP A 2019

    Saya sangat suka dengan matematika, karena matematika dapat dijadikan pembelajaran dikehidupan sehari-hari dan salah satunya dalam aspek agama. Saat saya membaca ini saya benar-benar yakin bahwa Allah menciptakan suatu makhluk yang diberi suatu akal dan pikiran sehingga dapat menerima ilmu terutama matematika itu tidak akan pernah sia sia. Karena Allah menciptakan sesuatu tidak akan pernah salah. Salah satu matematika, karena matematika dapat mengajarkan kita untuk bisa lebih dekat kepada Allah dan selalu mensyukuri atas semua nikmat nikmatnya. Terima kasih banyak pak atas ilmu yang sudah disampaikan

    ReplyDelete
  26. Rifki Rinaldo
    19709251070
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Dari tulisan yang prof jabarkan, saya menangkap kesimpulan bahwa Ibadah juga ada dalam ruang lingkup matematika. Walaupun demikian, kita juga harus memahami bahwa matematika (pikiran) tidak bisa menjadi satu-satunya landasan atau tolak ukur dalam beribadah. Beribadah juga harus (diwajibkan) didasari pada tuntunan yang diperintahkan Allah SWT. Perintah beribadah kepada Allah SWT adalah bersifat absolut. Diterima tidaknya amal dalam peribadahan adalah hak prerogatif Allah SWT, sehingga matematika tidak boleh melewati batas dari apa yang sudah digariskan Allah SWT. Namun, Matematika bisa dijadikan pembelajaran memaknai peribadahan itu sendiri.

    ReplyDelete
  27. sintha fardu anggraeni
    19709251071/ D
    S2 Pendidikan matematika 2019


    matematika tidak hanya dalam ilmu pendidikan di sekolah saja namun dapat diterapkan dalam pola berpikir di kehidupan dalam bermasyarakat dan dikaitkan dengan agama islam. saya sangat senang membaca matematika ibadah, tulisan bapak prof Marsigit ini banyak ilmu baru yang saya tahu tentang keterkaitan matematika dapat dikaitkan dengan kehidupan masyarakat dan agama.

    ReplyDelete
  28. Tiara Wahyu Anggraini
    19709251065
    S2 Pendidikan Matematika 2019

    Setelah saya membaca tentang Matematika Ibadah ini beberapa kali, akhirnya saya mulai memahami apa yang dimaksud dalam tulisan bapak ini. Sebelumnya, saya belum terpikirkan ternyata matematika dapat dikaitkan dengan beribadah.
    Dalam beribadah seharusnya kita tidak perlu hitung-hitungan tentang berapa banyak pahala yang kita dapat dari beribadah tersebut. Seharusnya kita lebih mengedepankan keikhlasan ketika beribadah, karena segala sesuatu yang kita lakukan dengaan ikhlas insya Allah semuanya akan berjalan dengan baik. Selain itu, dalam kehidupan jangan hanya mengandalkan matematika atau pikiran saja untuk urusan ibadah, tetapi kita juga gunakan hati sehingga semuanya menjadi seimbang. Intinya, kita harus niatkan sesuatu itu dengan baik, dengan begitu sesuatu itu dianggap ibadah.

    ReplyDelete
  29. Assalamualaikum
    Ahmad syajili
    19709251066

    Dalam berbagai hal ibadah sebagian ada kaitannya dengan matematika tapi banyak juga yang tidak bisa dikaitkan dengan matematika. Seperti yang dikatakan Semar itu beberapa contoh yang bisa di analogikan dengan matematika.

    ReplyDelete
  30. Puspitarani
    19709251062
    S2 Pendidikan Matematika D 2019
    Assalamualaikum Pak. Terima kasih atas informasi mengenai Matematika Ibadah yang telah Bapak share kepada kami. Saya ingin ikut menyalurkan pendapat saya mengenai bacaan ini. Menurut saya tidak semua ibadah itu selalu berhubungan dengan sholat, mengaji, bersedekah, melakukan segala utusan Allah dan lain sebagainya, tetapi dengan menuntut ilmu khususnya pada mata pelajaran matematika pun masuk dalam ibadah. Seperti yang dikatakan oleh tokoh Semar bahwa ada beberapa contoh yang dapat dianalogikan dengan matematika. Misalnya seperti ketika beribadah janganlah dihitung-hitung berapa banyak pahala yang akan kita peroleh, tetapi lebih kepada keikhlasan kita untuk beribadah dan agar mendapat ridho dari Allah SWT.

    ReplyDelete
  31. Hanifah nabila hendral
    PEP 2019
    19701251003

    Assalamualaikum, dari membaca artikel bapak, saya jd mengetahui kalau trnyta banyak sekali dalam matematika yg bisa kita kaitkan dengan ibadah. Allah ciptakan manusia dgn akal yg luar biasa, masyaallah..namun sperti yg semar katakan untuk beribadah tidak hanya menggunakan pikiran tp dlm ibadah juga ada hati, perasaan, dosa, takdir dan ikhtiar karena akal pun terbatas.
    Masyaallah tabarakallah pak..

    Wassalamualaikum

    ReplyDelete
  32. Assalamualaikum wr. wb
    Novi Indriyani Kones
    19701251002
    Pep S2 A 2019

    MasyaAllah setelah membaca artikel ini ternyata matematika begitu banyak terapannya dengan ibadah yang banyak telah saya ketahui. Langsung terlintas ide dari saya matematika dan hubungan dengan pasangan itu bagaikan grafik linier ke atas artinya mencintai seseorang itu semakin bertambah umur maka semakin bertambah pula cintanya agar terbentuk garis yang semakin naik. Artinya kita akan lebih ditantang dengan melihat berbagai kekurangan dari seseorang maka itu cinta kita dicoba apakah tetap bertambah atau bisa jadi berkurang.
    Terimakasih
    Wassalamu'alaikum wr. wb

    ReplyDelete
  33. Dhamar Widya Safitri
    19701251009
    S2 PEP A 2019

    Setelah saya membaca artikel ini saya menarik kesimpulan bahwa ibadah dapat dikaitkan dengan pendidikan (ilmu), salah satunya matematika. Dengan belajar matematika dan/atau ilmu pengetahuan yang lain, kita dapat beribadah (pikiran), karena Allah menyukai orang-orang yang berilmu.

    ReplyDelete
  34. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  35. Ainun Mahfuzah
    19706261011
    S3 Pendidikan Dasar
    Setelah membaca, memahami dgn mencoba mengambil inti dari tulisan Prof tentang Matematika Ibadah dari:
    Matematika - Taqwa
    Matematika - Dosa
    Matematika - Pahala
    Matematika - e uwong
    Matematika - Hubungan suami isteri
    Matematika - Lebaran
    Matematika - Ikhlas
    Matematika - Menghilangkan Dosa
    Matematika - Jabat Tangan
    Matematika - Mati
    Matematika - Doa
    Matematika - Ikhtiar
    Matematika - Tidur.
    Saya dapat mengambil kesimpulan, bahwa sesuatu yang telah, sedang, dan akan terjadi adalah atas kuasa Allah SWT.
    Pemikiran manusia dapat mengagungkan sifat-sifat Allah SWT seperti wujud, qidam, baqa, mukholafatu lilhawaditsi, qiyamuhu binafsihi, dst dengan segala yang dimiliki.

    ReplyDelete
  36. Assalamu'alaykum wr wb
    Dwi Kawuryani
    19709251061
    Pendidikan Matematika S2 D
    Setelah membaca postingan ini, saya dapat belajar bahwa ibadah tidak bisa hanya mengandalkan pikiran, harus menggunakan hati, rasa, doa,ibadah, ikhtiar. Selain memberikan pelajaran bagi orang secara umum, dalam tulisan ini juga dapat diambil pelajaran bagi para guru atau pendidik Matematika bahwa Matematika sangat terkait dengan kehidupan, sehingga dalam pembelajaran Matematika dapat disampaikan tidak hanya tentang konteks Matematika tetapi juga terkait dengan kehidupan yang dalam hal ini terkait dengan pendidikan karakter siswa.
    Terima kasih atas tulisan yang penuh pembelajaran ini, semoga bisa dijadikan pelajaran untuk lebih banyak orang.
    Wassalamu'alaikum wr wb

    ReplyDelete
  37. Galih Istiningsih
    19706261009
    s3 pendidikan dasar

    Setelah membaca dan memahami rangkaian postingan di atas, dalam beribadah perlu kita aplikasikan hati yang ikhlas, bertaubat, ikhtiar, tawakal untuk mempersiapkan bekal dan berlomba-lomba berbuat kebaikan sebelum batas perjanjian kita dengan Alloh terealisasi. Hablumminallah dan habluminannas menjadi motivasi diri kita untuk mendapat rahmatNya.

    ReplyDelete
  38. Hermawan wahyu setiadi
    19706261012
    S3 Dikdas

    Setelah membaca percakapan yang menarik tentang ibadah dan matematika antara Semar dengan Togog, dapat diresapi karena manusia itu pada dasarnya makhluk yang perhitungan (tidak mau rugi) jadi hal-hal terkait dengan ibadah juga dikaitkan dengan itung-itungan matematis dan itu realita di masyarakat. Hal itu wajar karena agama pun menjelaskan tentang itung-itungan contoh kecilnya saja dalam Islam tentang sholat. Sholat itu memiliki hitungan rokaat yang telah ditentukan dan tidakhanya itu terkait dengan pahala yang didapat juga ada hitung-hitungannya “kalau berjamaah mendapat pahala yang lebih banyak daripada yang sendiri. Makanya point utama yang pantas dibenarkan adalah tutur semar yang mana menjelaskan matematika bisa digunakan untuk ibadah akan tetapi tidak semuanya.

    ReplyDelete
  39. Zuari Anzar
    19701251006
    PEP S2 A 2019

    Assalamualaikum. Selah membaca berulang-ulang artikel bapak, ternyata ibadah yang kita lakukan beberapa dapat dianalogikan kedalam matematika. Namun jangan hanya mengandalkan matematika atau pikiran saja untuk urusan ibadah, tetapi harus memantapkan hati dengan ikhlas bahwa ibadah yang dilakukan hanya sematanmata untuk mencari ridho Allah SWT bukan untuk yang lain.

    ReplyDelete
  40. Khintoko Intan Permatasari
    19701251020
    PEP S2 A 2019

    Matematika itu absolute (bersifat pasti). Matematika mengajarkan kita untuk membangun konsep dan strategi dalam menyelesaikan suatu masalah. Bermatematika yang baik adalah yang tidak hanya mengandalkan pikir saja. Matematika mengajarkan kita untuk bersabar (dalam menyelesaikan masalah). Matematika mengajarkan kita untuk berinteraksi dengan sesame (group discussion). Matematika mengajarkan kita agar tidak pantang menyerah. Memperjuangkan dalam mencari penyelesaian masalah. Setelah mendapatkan penyelesaian masalah, biasanya ada rasa bahagia dan kepuasaan tersendiri. Begitupun dalam beribadah. Seperti yang sudah dijelaskan oleh Prof. Marsigit bahwa dalam beribadah dibutuhkan keikhlasan. Keikhlasan dalam bertindak dan berpikir. Segala sesuatu yang diniatkan hanya karena Allah maka bermanfaat dan barokahlah setiap urusan yang disedang dikerjakan. Kita sedang berjuang menghadapi setiap permasalahan yang ada di dunia. Allah meminta kita untuk menikmati setiap prosesnya dengan sabar, ikhlas, dan pantang menyerah.

    ReplyDelete
  41. Heriansyah
    19701261017
    PEP S3 2019

    Ibadah memiliki multi dimensi, dimensi fisik, sosial dan spiritual. Dimensi fisik berkenaan dg olah fisik yg dilakukan saat ibadah, dimensi sosial menyangkut implikasi ibadah yg dilakukan thd perilaku sosial, dimensi spiritual berhungan dg tujuan ibdah utk dekat kepada Sang Pencipta. Tulisan ini mengingatkan kita bhw Ibadah harus dipahami dan dilakukan atas dasar hakikat ibadah yg mendalam. Terima kasih prof...

    ReplyDelete
  42. Muh. Asradi AM
    19701251008
    S2 PEP A 2019

    Yang dapat saya pahami dari tulisan tersebut adalah ibadah sifatnya umum dapat dilakukan dengan mengunakan pendekatan apapun. Namun demikian untuk melakukan ibadah tetap harus mengikuti aturan yang ditetapkan Allah melalui contoh dari rasulullah khususnya ibadah yang sifatnya ritual atau yang dikenal dengan istilah ibadah mahda. Untuk ibadah yang sifatnya gairu mahda ada ibadah yang tidak ditentukan aturanya syaratnya adalah aktivitas yang dilakukan harus diniatkan untuk mendalatkan ridho dari Allah swt. Kesimpulanya kita hidup di dunia ini untuk menjalankan misi yaitu beribadah sebaik mungkin agar kembali dalam keadaan yang terbaik.

    Terima kasih prof

    ReplyDelete
  43. Choirul Amri (19709251078)
    S2 Pendidikan Matematika D 2019.

    Saya sangat setuju dengan makna tersirat dalam dialog yang disajikan melalui tokoh perwayangan diatas. Bahwa Allah Subhana Wa Taala telah menciptakan manusia sebagai makhluk dengan kelebihan akal untuk berfikir agar dapat membedakan mana yang haq dan mana yang batil, seperti yang Allah telah firmankan dalam Al Quran dengan redaksi misalnya "tidakkah kamu berpikir tentang penciptaan langit dan bumi?, tentang proses terbentuknya janin" misalnya, dengan pikiran itu Allah maksudkan agar manusia dapat memilih dan belajar dengan pikiran yang juga merupakan ibadah sesuai tuntunan yang telah Allah nyatakan dalam Alquran. Namun pemikiran yang selanjutnya disebut sebagai logika (cikal bakal nama ilmu matematika) tak cukup dalam urusan ibadah. Allah juga telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa begitu banyak orang yang sesat karena pemikirannya yang tidak disertai dengan hati dan tuntunan yang diberikanNya, tidak pula melalui bimbingan RasulNya dan para ulama. Oleh sebab itu, dalam beribadah gunakanlah matematika (logika/fikiran) diikuti dengan hati dan tuntunanNya, RasulNya, dan orang-orang shaleh.

    ReplyDelete
  44. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  45. Wiwin Mistiani
    S3 PEP 2019
    19701261011
    Super sekali prof.
    Matematika ibadah...
    Untuk menyelesaikan soal matematika di perlukan Rumus yang tepat untuk mendapatkan hasil yang tepat. Salah rumus mengakibatkan salah jawaban. Mengunakan rumus yang tepat diperlukan langkah yang benar karna jika rumus yang tepat disertai langkah yang salah maka hasilnya salah.
    Rumus-langkah-hasil
    Begitupula dalam ibadah di perlukan rumus. Rumus ibadah itu adalah Al quran dan langkahnya adalah tuntunan Nabi Saw dalam sunahnya. Jika ibadah kita sesuai dengan rumus Alquran dan langkah kita sesuai dengan tuntunan sunah Nabi Saw. Maka hasilnya ibadah kita benar (sah)
    Namun dalam hal pahala tidak ada kaitanya dengan perhitungan matematika..karena Itu merupakan hak preoregratif Allah. Kewajiban Manusia itu hanya berusaha dan hasilnya Allah yang menentukan. Namun demikian Innallaha laa yukhliful mii'aad ( sesunguhnya Allah tidak akan menyalahi janji) barangsiapa berbuat sesuatu kebajikan maka Allah akan membalasnya dengan pahala dan kebaikan juga.

    ReplyDelete
  46. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  47. Tri Effiyanti
    19701261007
    S3 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 2019

    Assalamu’alaikum wr. wb.
    Metematika Ibadah, bahwa dalam beribadah kita tidak dapat berhitung-hitung. Kita tidak tahu apakah setelah kita beribadah lantas ibadah kita itu sudah diterima oleh Allah. Kalau kita telah melakukan suatu ibadah, dan kita hitung satu pahala. Belum tentu ibadah itu juga dihitung satu pahala oleh Allah. Bisa jadi ketika kita beribadah, ada unsur ria didalamnya yang dapat menggugurkan pahala tersebut. Karena sesungguhnya hanya Allahlah yang tahu bagaimana ibadah kita. Jadi, kalau mau beribadah, ya lakukan saja. Jangan dihitung hitung akan nambah berapa pahalanya. Kalau kelamaan mikir berapa pahalanya, jadinya ibadahnya gak dilaksanakan. Lakukanlah ihtiar terbaik untuk menuju ridho Allah SWT.

    ReplyDelete
  48. Ratna Hidayah
    19706261007
    S3 Pendidikan Dasar

    Assalamualaikum, wr.wb.
    Setelah membaca "Matematika Ibadah", yang dapat saya pahami yaitu matematika itu ilmu yang pasti, ibadah itu mutlak. Ibadah merupakan ketundukan dan ketaatan dengan maha kuasa. Rasa tunduk dan taat inilah yang dapat membuat perilaku serta sikap hidup manusia menjadi lebih mulia. Maka dari itu jangan perhitungan untuk beribadah. Dalam hal ibadah tidak hanya mengandalkan logika dan pikiran saja tetapi harus melibatkan hati, lisan, dan fisik.
    Terima kasih prof.

    Wassalamu’alaikum, wr.wb

    ReplyDelete
  49. Fitria Restu Astuti
    19709251069
    S-2 Pendidikan Matematika D 2019
    Maa syaa Allah, sangat luas ilmu yang ada di dunia ini semata-mata untuk menunjukkan besarnya kuasa Allah swt. Setelah membaca artikel bapak, saya sadar bahwa dari segi matematika saja sudah begitu banyak istilah yang menggambarkan konsep iman, islam dan ikhsan bahkan sampai pada kematian. Lantas bagaimana jika seluruh konsep ilmu yang ada di dunia ini dapat dipelajari oleh manusia? Apakah manusia masih lalai atas nikmat Robbnya?
    Namun seperti halnya pepatah yang disampaikan oleh Buya Hamka "Iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi. Sedangkan ilmu tanpa iman bagaikan lentera di tangan pencuri". Hal ini mengingatkan kita bahwa antara iman dan ilmu harus selalu berjalan beriringan agar ibadah kita terlaksana dengan tepat dan ilmu kita, kita manfaatkan dengan benar.

    ReplyDelete
  50. Dea Armelia
    19709251072
    S2 Pendidikan Matematika D 2019
    Yang menarik disini adalah untuk mengerti hakikat dari ibadah, kita tidak bisa mengandalkan logika pikiran dan ilmu manusia saja. Dan benar bahwa ketika kita beribadah tidak mungkin kita telaah hitungannya dan kita telaah semua maksud dan kegunaannya karena ilmu manusia tidak menjangkau ilmu Allah. Jadi tugas kita memikirkan apa yang dapat kita pikirkan dan melakukan tanpa bertanya apa yang diperintahkan Allah walau kita belum paham maksudnya. Kita biasanya hanya mampu berpikir dengan akal, namun tak pernah mampu memahami dengan hati, sehingga yang dilihat dari sebuah ketetapan bukan alasan dan tujuan, melainkan praktik yang dinilainya tanpa dasar berpikir yang memadai. Orang yang ibadahnya bagus, kepribadiannya baik, seringkali gagal menjalankan amanah dengan benar. Kerap tidak disiplin, inkonsisten dengan ucapan yang dilontarkan, bahkan kerap memandang orang lain berdasarkan standar suka atau tidak suka. Orang demikian tentu tidak memperhatikan kondisi akal dan hatinya, sehingga segala sesuatu diukur hanya dengan kepentingan dan kenyamanan dirinya sendiri. Tidak heran jika disebutkan bahwa akal ibarat lampu yang menerangi hati. Jika akal tidak fungsional, maka hati akan gelap, gersang dan keras. Oleh karena itu akal dan hati mesti terintegrasi.

    ReplyDelete
  51. Nama saya Hubertus Aliansi Jehata
    S3 PEP
    Pesan yang saya dapat dari artikel matematika ibadah adalah

    Dalam ilmu matematika perhitungan penjumlahan, pengurangan,perkalian Dan pembagian mengikuti ilmu matematika

    1 + 1= 2
    2/2=1
    1 x 1 =1
    2-1=1

    Akan tetapi ilmu matematika ini tidak bisa berbanding lurus dengan matematika Ibadan. Hal ini disebabkan Karena matematika ibadah tidak mengikuti limu matematika murni

    Matematika ibadah seperti
    Memberikan sedekah kepada orang yang tidak mampu sebanyak 2 kali dalam seminggu dan 8 kali dalam seminggu mendapat pengampunan dosa. Karena Itu, memberi sedekah 8-4=4 dalam seminggu dosanya tidak diampuni
    Jadi perhitungan matemtika ibadah tidak memiliki rumus yang pasti dalam menentukan jumlah akhir dari logika matematika praktis

    ReplyDelete
  52. Assalamualaikum wr.wb.
    Hajra Yansa/
    2019 A 19701251012

    Setelah membaca tulisan Prof tentang "matematika ibadah" saya memahami bahwa keberadaan ilmu pengetahuan di dunia ini selalu bermuara pada keesaan Tuhan dengan sifat-sifatnya. Matematika adalah ilmu pasti yang identik dengan simbol, ternyata simbol-simbol tersebut dapat diartikan dengan beragam hal yang terjadi seperti positif diartikan pahala dan negatif diartikan dosa. Positif selalu bertambah layaknya pahala dan negatif selalu mengurangi layaknya dosa mengurangi pahala. Matematika menggambarkan setiap tindakan akan selalu menimbulkan hal positif atau negatif dan tidak luput dari pantauan Allah SWT. Dan Allah memiliki aturan hitung sendiri.

    ReplyDelete
  53. Delyanti Azzumarito Pulungan
    19701261013
    S3 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 2019

    Assalammu'alaikum.
    Masyaa Allah, luar biasa sekali, Prof.
    Saya dengan latar belakang S1 Pendidikan Matematika, jarang sekali mengaitkan konsep matematika dalam memaknai Ibadah kepada Allah SWT. Dari tulisan Prof ini, saya jadi semakin paham, bahwa apapun ilmu kita itu sesungguhnya tak pernah bertentangan dengan agama (Islam) selama kita membuka hati dan pikiran untuk memaknai dan memahaminya dengan niat beribadah kepada Allah. Maka, distulah insyaa Allah ada ridho Allah bagi kita yang saat ini sedang menuntut ilmu, di bidang apapun. Termasuk matematika, sains, sosial dan lainnya.

    Kerap sekali para pencari ilmu justru meninggalkan Allah dalam belajar. Padahal, sesuai dengan yang prof sampaikan dalam tulisan ini, semua yang kita kerjakan sesungguhnya karena Allah, dan mengharapkan ridho Allah. Alih-alih memperoleh nilai pahala (positif) disisi Allah dari ilmu yang kita dapat, kita justru mendapat dosa (negatif) karena ilmu kita justru tidak membuat kita semakin dekat pada Allah.

    maka yang terbaik adalah bagaimana ilmu (dalam hal ini matematika) harus kita pelajari dengan akal dan pikiran, serta kita hayati dengan hati sehingga tidak melanggar ketentuan dan peraturan yang Allah SWT melalui Al-Qur'an, Al Hadist, ulama Dengan begitu, Insyaa Allah ridho Allah akan kita raih.

    Sekali lagi terima kasih, Prof.

    ReplyDelete
  54. Sri Ningsih
    19709251064
    S2 Pendidikan Matematika kelas D
    Dari hasil tulisan di atas dapat di lihat bahwa dalam matematika itu ada ibadah, bahkan bukan hanya dalam matematika. Ibadah ada dalam setiap aspek kehidupan entah itu pada pendidikan terkhusus matematika maupun aspek kehidupan lainnya. Tergantung bagaimana kita memaknai suatu tindakan dan perilaku. Apakah kita akan menjadikannya sesuatu yang baik dan berakhir ibadah atau memaknai dengan sesuatu yang “hanya terjadi saja”.

    ReplyDelete
  55. Jewish Van Septriwanto
    19709251077
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Terima kasih atas tulisan prof., dari hasil tulisan diatas dapat dilihat bahwa tidak sekedar memahami dan menguasai ilmu Matematika saja. Matematika adalah ilmu pasti yang tidak akan pernah menggunakan rumus kemungkinan, sehingga hasilnya pun “Pasti” bukan “Mungkin”.Untuk menyelesaikan suatu soal dalam matematika, dibutuhkan “Rumus” yang tepat agar dapat dihasilkan “jawaban” yang benar. Salah menggunakan rumus, maka jawabannyapun dapat dipastikan salah besar. Dalam ibadahpun demikian, diperlukan Rumus yang tepat dengan diserta Langkah yang tepat agar Hasilnyapun benar dihadapan Allah

    ReplyDelete
  56. Latifa Krisna Ayu
    1979251060
    S2 Pendidikan Matematika D

    Baru saat ini saya melihat representasi yang menarik dalam matematika dari beberapa hal seperti menghilangkan dosa, ikhtiar dan doa yang berhubungan dengan agama. Sebelumnya saya lebih mengenal matematika sebagai suatu ilmu yang lebih ke arah duniawi.
    Saya sangat tertarik dengan bagaimana Prof. Marsigit merepresentasikan menghilangkan dosa dalam matematika dengan rumus lim f(x)/x = 0.
    Berkaitan dengan matematika ibadah, ibadah adalah perbuatan atau pernyataan bakti terhadap Tuhan, sehingga menurut saya ibadah dalam matematika dapat direpresentasikan sebgaia f(x)=1, dimana segala hal yang kita lakukan, ucapkan, dengar dan lainnya yang berhubungan dengan ibadah hanyalah untuk 1 hal, yaitu Tuhan.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  57. Sarah desiana pahu
    19709251063
    S2 P.Mat D
    Pengetahuan saya menjadi terbuka setelah membaca tulisan bapak. Ternyata matematika itu bisa dihubungkan dengan banyak hal, misalnya saja bilangan negatif itu diibaratkan banyak dosa dan bilangan positif adalah banyak pahala. Dan masih banyak lagi. Disini saya juga mengambil kesimpulan bahwa jangan menggunakan matematika sebagai ilmu saja tapi terapkan juga dalam keimanan kita, ibadah kita dan tentunya dilandasi dengan hati juga. Agar menjadi berkat bagi semua orang.
    Terima kasih.

    ReplyDelete
  58. Aulia Nur Arivina
    18709251051
    S2 Pendidikan Matematika C 2018

    Assalamu’alaikum wr.wb.
    Berdasarkan percakapan antara Togog dan Semar dapat disimpulkan bahwa kita dapat beribadah di Matematika, tetapi tidak bisa seluruhnya. Karena matematika mencakup pikiran, sedangkan beribadah tidak hanya membutuhkan pikiran tetapi juga perasaan, hati, doa, barakah, ikhtiar dan takdir.

    ReplyDelete
  59. Aulia Nur Arivina
    18709251051
    S2 Pendidikan Matematika C 2018

    Assalamu’alaikum wr.wb.
    Sebagai manusia yang diberikan akal sehat oleh Allah SWT hendaknya kita menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Meskipun segala sesuatu baik dan buruk yang sudah terjadi dan akan terjadi telah tertulis di lauhul mahfudz, hendaknya kita melakukan apapun dengan sebaik-baiknya dengan penuh keikhlasan dan ikhtiar.

    ReplyDelete
  60. Aulia Nur Arivina
    18709251051
    S2 Pendidikan Matematika C 2018

    Assalamu’alaikum wr.wb.
    Pahala dan dosa merupakan hasil daripada perilaku kita selama di dunia, mengenai perhitungannya tidak ada seorang pun yang mengetahuinya, Sehingga hendaklah kita senantiasa berbuat baik, berdoa, bertaubat, dan bermuhasabah diri menuju jalan yang benar untuk mendapatkan ridho Allah SWT.

    ReplyDelete
  61. Anna Isabela Sanam
    S2 PEP A 2o19
    19701251001

    Tulisan dalam artikel ini sungguh memiliki makna yang sangat dalam. Membayangkan sebuah ilmu menghitung yakni matematika yang selanjutnya dikaitkan dengan kehidupan sehari – hari ternyata membuat saya sadar bahwa keduanya memang sering kita jumpai bahkan dilaksanakan dalam menjalani proses hidup. Katakanlah perumpaan bilangan positif dan negative. Bilangan negative adalah dosa. Dosa dalam pikir, hati dan dosa perbuatan. Berpikir untuk mencuri sudah dosa walau belum dilakukan. Dosa hati adalah menginginkan yang bukan milik atau hak kita. Dan selanjutnya dosa perbuatan ketika kita mengetahui mencuri itu dosa tapi tetap kita lakukan. Selanjutnya bilangan positive yang merupakan pahala kita adalah seberapa kita mampu berbagi dengan sesama, seberapa mampu kita iklas baik menerima maupun memberi. Sekiranya inilah sedikit pemahaman saya Prof.

    Terima Kasih Prof.

    ReplyDelete
  62. Hima Naili Hidayah
    19701251004
    PEP A 2019

    Sebagai seorang muslim harus pandai ber-matematika, karena matematika merupakan ilmu pasti yang tidak pernah menggunakan rumus kemungkinan. Untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam matematika harus menggunakan rumus yang tepat supaya mendapatkan jawaban yang benar. Selain menggunakan rumus, menyelesaikan permasalahan dalam matematika juga perlu menggunakan langkah yang benar. Begitu juga dalam Islam, untuk mendapatkan hasil yang benar, maka harus menggunakan rumus dan langkah yang tepat. Sepertinya halnya, rumus adalah Al-Qur'an, langkah yang tepat seperti yang diajarkan Rasulullah SAW dalam memperjalankan Al Qur'an, dan hasilnya yaitu selamat dunia dan selamat akhirat.

    ReplyDelete
  63. Hanifah nabila hendral
    S2 PEP A 2019
    19701251003

    Assalamualaikum,
    Dalam beribadah kita tidak hanya berpikir, melainkan juga perasaan, hati, doa, ikhtiar dan takdir. Matematika juga bisa dikatikan dengan ibadah, seperti yang semar terangkan mamatika takwa adalah mengikuti aturan. Pada matematika pasti ada yang namanya rumus dan dalam mengerjakan atau menyelesaikan soal matematika kita perlu mengikuti rumus tersebut. contohnya, saat mencari luas lingkaran, kita menerapkan rumus luas lingkaran, bukannya rumus luas persegi ataupun bangun datar yang lainnya.

    ReplyDelete
  64. Hanifah nabila hendral
    S2 PEP A 2019
    19701251003

    Assalamualaikum,
    Dari membaca artikel ini saya membaca adanya penerapan matematika dalam dunia nyata dengan pendekatan ibadah. Matematika merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal seperti besaran, struktur, ruang dan perubahan. Namun matematika juga bisa di analogkan dengan kehidupan sehari-hari. Contoh yang dikatakan oleh semar tentang matematika ayah, dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya

    ReplyDelete
  65. Sekar Hidayatun Najakh
    19701251007
    S2 PEP A 2019

    Assalamualaykum wr wb...
    Matematika memiliki makna filosofis yang dapat dimaknai dalam beribadah. Nyatanya pahala memang diwakili oleh angka positif dan dosa merupakan angka negatif. Sehingga formulanya sebagai manusia sepantasnya senantiasa dan lebih berhati-hati dalam bertindak agar tidak menimbulkan dosa yang bisa mengurangi tabungan amalan pahala. Namun juga dalam beribadah tidak sesederhana itu saja, sebab beribadah tak cukup hanya mengandalkan logika. Di dalam beribadah harus menyeluruh, jiwa, raga, qolbu, dan akal semuanya harus berorientasi selaras dan sejalan dalam garis vertikal sumbu y (Habluminallah) maupun dalam garis horizontal sumbu x (Habluminannas). Beribadah adalah membenarkan kebenaran yang sesungguhnya, misalnya kebenaran logis yakni kebenaran karena berpikir dengan lurus, bentangan jalan garis lurus dari manusia menujuNya. Kebenaran disini memiliki ciri-ciri dalam bentuk pelabelan pengertian dan definisi. Sehingga, jika premis mayor dan premis minor saling dihubungkan, dan kesimpulannya tepat serta akurat, pernyataan seperti inilah yang dikatakan kebenaran logis.

    Terimakasih Prof.

    ReplyDelete
  66. Ngaenun Nangim
    19709251058
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Matematika memang menyenangkan, terbukti dengan banyaknya hal dalam kehidupan ini baik itu yang berasal dari hati, lisan, maupun anggota badan yang berkaitan erat dengannya. Akan tetapi, pendekatan matematika ini, jangan dijadikan barometer untuk menghitung nilai ibadah seseorang. Jadikanlah sebagai barometer dalam menambah keyakinan kita bahwa pikiran, hati, dan tuntunan yang ada akan mencapai tujuan jika dilakukan dengan selaras dan seimbang. Hingga akhirnya, ilmu dan ibadah bisa mengantarkan kepada kebaikan yang hakiki serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Karena bagaimanapun, segala sesuatu akan terjadi atas kehendak Alloh SWT.

    ReplyDelete
  67. Indra Kusuma Wijayanti
    18709251046
    Pendidikan Matematika S2 C
    Matematika menika gadhahi kathah manfaat kagem kita sedaya. Ananging kaitanipun ibadah, mboten pareng namung ngandalaken pikiran kalian matematika. Ibadah menika kedhah ngagem ati lan tuntunan ingkang sampun kaparingaken Allah dhumateng kita sedaya. Kita kedhah ikhtiar, donga, ugi tawakal dumateng Allah SWT.

    ReplyDelete
  68. Annisa Nur Arifah
    18709251058
    S2 Pendidikan Matematika C 2018

    Saya menambahkan pendapat saya mengenai matematikanya ilmu dan derajat manusia dimata Sang Pencipta yaitu sisi-sisi persegi. Pada persegi semakin panjang sisi persegi maka semakin panjang pula sisi persegi yang lain dan semakin pendek sisi persegi semakin pendek pula sisi persegi yang lain.

    ReplyDelete
  69. Annisa Nur Arifah
    18709251058
    S2 Pendidikan Matematika C 2018

    Hubungannya dengan ilmu dan derajat manusia dimata Sang Pencipta yaitu semakin panjang/banyak ilmu seseorang maka semakin panjang juga/tinggi derajat seseorang tersebut dan juga semakin sedikit atau pendek ilmu seseorang maka semakin rendah derajat seseorang. Namun, yang pelu diingat, ilmu yang bisa mengangkat derajat kita yaitu ilmu yang sekaligus bisa mengamalkannya.

    ReplyDelete
  70. Annisa Nur Arifah
    18709251058
    S2 Pendidikan Matematika C 2018

    Panjang dan lebar suatu bangun datar haruslah positif. Sama halnya dengan ilmu, tidak ada derajat bagi pemilik ilmu yang tidak mengamalkannya atau malah ilmu tersebut menjadikannya sombong, ujub, tinggi hati yang nantinya malah menjeruskannya kedalam api neraka.

    ReplyDelete
  71. Achmad Rante Suparman
    19701261010
    PEP S3 2019


    Assalamualaikum Wr Wb.
    Alhamdulillah dapat pencerahan dari tulisan Prof.
    Matematika kita berbeda dengan matematika Tuhan Yang Maha Kuasa.

    Matematika kita dengan memberi akan mengurangi hal di miliki, tp matematika dalam ibadah memberi bisa menjadi menambah hal yang dimiliki.

    Keihklasan adalah kunci segala hal.
    keihkhlasan dalam menuntut ilmu, seharusnya mendekatkan kita dengan sang pencipta.
    Adanya nilai tak terhingga seharusnya menyadarkan kita bahwa, ada hal-hal yang di luar batas pemikiran kita.
    Sama halnya dengan ibadah, ada hal-hal yang di luar batas logika kita, tetapi harus di jalani dengan keihklasan dari hati.

    ReplyDelete
  72. Jupriyanto
    19706261006
    Pendidikan Dasar, S3

    Assalamualaikum... Dalam beribadah, pahala yang didapatkan dari Alloh dilipatgandakan derajatnya (hitungan matematika). Seberapapun pahala manusia dilipatgandakan, kunci utama yang perlu dilakukan adalah ikhlas. Menghimpun semua perilaku manusia baik kebaikan atau dalam kebatilan semua akan dihisap sesuai dengan takarannya. Sebagai manusia, lakukan yang terbaik, ikhlaslah, biarkan Alloh yang menentukan setelahnya. Wassalamualaikum

    ReplyDelete
  73. M. Ikhsan Ghozali
    19701261003
    PEP S3 2019

    Assalamu'alaikum wr.wb.
    Terima kasih Prof atas pencerahannya. Tulisan di atas menunjukkan bahwa dalam hal ibadah pun, matematika bisa berfungsi dan difungsikan. Bagaimana setiap perbuatan baik (ibadah, amar ma'ruf dan nahi munkar) akan menambah pahala (dilipatgandakan), sementara perbuatan buruk/tercela akan mengurangi pahala (mendapat dosa). Tulisan di atas juga menunjukkan berbagai contoh praktis keseharian. Meski begitu, dalam ibadah kita tidak bisa hitung-hitungan dalam arti mengejar keuntungan, melainkan harus berserah diri, ikhlas, dan sungguh-sungguh. Oleh karenanya, pikiran dan tindakan tidak hanya mengandalkan logika, tetapi juga mendasarkan pada hati dan tuntunan yang bersumber pada Allah, Rasul-Nya, dan para ulama sebagai pewaris Nabi, seperti kesimpulan di atas. Maka, ilmu yang didapat menjadi berkah dan bermanfaat. Sebagaimana pepatah, "imu tanpa agama adalah buta, dan agama tanpa ilmu adalah pincang". Semoga kita senantiasa dalam lindungan-Nya. Aamiin.
    Demikian dan terima kasih.
    Wassalamu'alaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  74. Dini Senjaningrum
    19709251067
    Pendidikan Matematika D 2019
    Mengenai matematika Ibadah di atas, menurut saya setiap perbuatan yang menyangkut kehidupan kita semua dapat kita hitung dengan bilangan dan rumus matematika, sebab matematika adalah sebuah pemikiran. Akan tetapi dalam hidup kita harus menggunakan hati, agar hubungan antara sesama dan hubungan dengan sang pencipta bisa seimbang sesuai dengan tuntunan yang telah di berikan Tuhan.

    ReplyDelete
  75. Alfiana Dewi
    19701251005
    S2 PEP A 2019

    Saya sangat suka dengan matematika, karena matematika dapat dijadikan pembelajaran dikehidupan sehari-hari dan salah satunya dalam aspek agama. Saat saya membaca ini saya benar-benar yakin bahwa Allah menciptakan suatu makhluk yang diberi suatu akal dan pikiran sehingga dapat menerima ilmu terutama matematika itu tidak akan pernah sia sia. Karena Allah menciptakan sesuatu tidak akan pernah salah. Salah satu matematika, karena matematika dapat mengajarkan kita untuk bisa lebih dekat kepada Allah dan selalu mensyukuri atas semua nikmat nikmatnya. Terima kasih banyak pak atas ilmu yang sudah disampaikan

    ReplyDelete
  76. Vera Yuli Erviana
    NIM 19706261005
    S3 Pendidikan Dasar 2019

    Assalamu'alaikum Wr. Wb.
    Jika kita lebih teliti dalam belajar suatu mata pelajaran, baik itu eksak ataupun bukan, sejatinya semua hal itu ada kaitannya dengan agama. Karena sejatinya agama mencakup segla aspek, tidak terkecuali matematika. Di dalam matematika juga ada, seperti takwa yang bermakna mengikuti aturan rumus, dosa yang di representasikan bilangan negative, pahala (positif) dan banyak hal lainnya.
    Gunakan rumus _lim f(x)/x = 0_, dimana x menuju ~ f(x) adalah tindakanmu. x adalah permohonan ampunmu menuju ~, artinya mohon ampun secara terus menerus dengan sepenuh hati. Dosamu bilangan tertentu, yang terbagi dengan permohonan ampunmu bilangan tak hingga, jika Alloh SWT, ridho, insya Alloh dosamu diampuni, yaitu menjadi 0.

    ReplyDelete
  77. Tiara Wahyu Anggraini
    19709251065
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Setelah membaca postingan di atas, pemikiran saya menjadi terbuka bahwasanya ilmu matematika juga dapat dikaitkan dengan ilmu agama. Ini dapat diartikan bahwa matematika merupakan salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang digunakan sebagai pendekatan dalam menjelaskan ajaran agama. Hal ini dapat menambah keyakinan seseorang bahwa semua ilmu pengetahuan itu bernilai kebaikan dan bisa mengantarkan kepada kebaikan pula serta meningkatkan keimanan dan kedekatan kepada Allah. Ketika kita beribadah hendaknya memang jangan hanya didasari dengan matematika atau pikiran saja sepeti yang disampaikan oleh Bapak Marsigit, namun juga perlu diimbangi dengan ilmu lainnya khususnya sesuai syariat agama.

    ReplyDelete
  78. Saya setuju jika ibadah tidak semata-mata disamakan dengan kalkulasi matematis. Ibadah melibatkan perasaan yang mendalam bukan hanya ukuran jumlahnya. Jika matematika itu hasil pemikiran, maka sejauh-jauhnya pemikiran tidak akan sampai pada penjelasan apa yang dirasa karena perasaan lebih rumit dari persamaan matematis. Namun, jika perasaan itu benar adanya, maka kuasa Tuhan yang mengisi perasaan itu. Semoga ibadah yang dijalankan diawali karena Tuhan, Allah SWT.

    Ikhsanudin (PEP-S3/19701261001)

    ReplyDelete
  79. Alfiana Dewi
    19701251005
    S2 PEP A 2019

    Allah menciptakan sesuatu tidak akan pernah salah. Salah satu matematika, karena matematika dapat mengajarkan kita untuk bisa lebih dekat kepada Allah dan selalu mensyukuri atas semua nikmat nikmatnya. Karena ada rasa syukur atas nikmat ersebut maka seharusnya kita sebagai manusia tidak akan pernah lupa atas perintahNya, terutama ibadah, bentuk rasa syukur dan taat.

    ReplyDelete
  80. Muh. Asriadi AM
    19701251008
    PEP A 2019
    Dalam tulisan ini diperkanalakn suatu pendekatan matematis dalam menjalankan ibadah kepada tuhan, matematika diterapkan dalam ibadah sebenaranya bukan sautu hal yang tabu karena hakikatnya dalam agama juga terdapat konsep matematika dalam ajaranya, mulai dari melakukan kebaikan yang akan dengan mendapatkan pahala sampai bekali lipat, apalagi jika dilakukan di tempat atau waktu yang terbaik. . Matematika itu olah pikir dan termasuk ilmu yang diturunkan Allah SWT, sebaik-baiknya ilmu yang bermanfaat ketika kita dapat mengajarkan dan dapat semakin dekat dengan yang menerunkan ilmu, dengan keikhlasan dan keistiqomahan dalam menuntut ilmu disertai memasukkan segala urusan kepada Allah SWT untuk meraih ilmu yang berkah. Allah menyukai orang yang berilmu

    ReplyDelete
  81. Delyanti Azzumarito Pulungan
    19701261013
    S3 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 2019

    Assalammu'alaikum.
    Masyaa Allah, luar biasa sekali, Prof.
    Saya dengan latar belakang S1 Pendidikan Matematika, jarang sekali mengaitkan konsep matematika dalam memaknai Ibadah kepada Allah SWT. Dari tulisan Prof ini, saya jadi semakin paham, bahwa apapun ilmu kita itu sesungguhnya tak pernah bertentangan dengan agama (Islam) selama kita membuka hati dan pikiran untuk memaknai dan memahaminya dengan niat beribadah kepada Allah. Maka, distulah insyaa Allah ada ridho Allah bagi kita yang saat ini sedang menuntut ilmu, di bidang apapun. Termasuk matematika, sains, sosial dan lainnya.

    Kerap sekali para pencari ilmu justru meninggalkan Allah dalam belajar. Padahal, sesuai dengan yang prof sampaikan dalam tulisan ini, semua yang kita kerjakan sesungguhnya karena Allah, dan mengharapkan ridho Allah. Alih-alih memperoleh nilai pahala (positif) disisi Allah dari ilmu yang kita dapat, kita justru mendapat dosa (negatif) karena ilmu kita justru tidak membuat kita semakin dekat pada Allah.

    maka yang terbaik adalah bagaimana ilmu (dalam hal ini matematika) harus kita pelajari dengan akal dan pikiran, serta kita hayati dengan hati sehingga tidak melanggar ketentuan dan peraturan yang Allah SWT melalui Al-Qur'an, Al Hadist, ulama Dengan begitu, Insyaa Allah ridho Allah akan kita raih.

    Sekali lagi terima kasih, Prof.

    ReplyDelete
  82. Nani Aprilia
    19701261016
    S3 Penelitian dan evaluasi Pendidikan

    Luar Biasa Prof...memaknai matematikan lebih dalam dan mengandung banyak hikmah, ibadah memang tidak bisa dikalkulasi. ibadah harus dilandasi dengan keihlasan dan istiqomah. ibarat seorang muslim sama-sama melaksanakan ibadah sholat yang satu hanya dilakukan sendiri mendapatkan pahala 1 saja, yang satu dengan berjamaah mendapatkan pahala 27 derajat, kita manusia tidak lah memahami perhitungan Allah. bahkan Allah SWT menjanjikan walaupun perbuatan baik sebesar biji zahro akan dibalas sesuai dengan ikhlasannya.

    ReplyDelete
  83. M. Rais Ridwan
    19701261009
    S3 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

    Hubungan konsep ilmu Matematika dengan lingkup beribadah sangat terkait Prof. Begitu banyak konsep matematika dapat diaplikasikan dalam lingkup bermasyarakat. Pengenalan konsep matematimakanya dapat dan juga ibadahnya.

    ReplyDelete
  84. Bambang Heriyanto
    20709251028
    S2 Pendidikan Matematika B 2020
    ‘’Ber- Matematika Dalam Islam”. Matematika adalah ilmu pasti sehingga hasilnya pun “Pasti” bukan “Mungkin”.
    Untuk menyelesaikan suatu soal dalam matematika, dibutuhkan “Rumus” Setelah menggunakan rumus yang tepat, maka selanjutnya diperlukan “Langkah” pengerjaan yang tepat pula agar soal tersebut dapat terselesaikan, Kesimpulannya adalah, untuk mendapatkan “Hasil” yang benar maka harus menggunakan ”Rumus” yang tepat serta “Langkah” pengerjaan yang tepat pula. Rumus => Langkah => Hasil.
    Dalam ibadahpun demikian. Diperlukan Rumus yang tepat dengan diserta Langkah yang tepat agar Hasilnyapun benar dihadapan Allah. “Rumus” yang tepat itu adalah Al-Qur’an, “Langkah” yang tepat itu telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam memperjalankan Al-Qur’an, ”Hasil” yang benar itu adalah selamat di akhirat kelak
    Wallahu’alam….

    ReplyDelete
  85. Arif Didik Kurniawan
    21701261024
    S3 PEP B 2021

    Setelah saya membaca artikel ini, menarik untuk di pahami lebih mendalam apa kaitan antara matematika dengan ibadah. Tentunya menjadi pertanyaan besar bagi saya pribadi kenapa dalam artikel ini dikaitkan anatar matematika dengan ibadah, kenapa seperti itu karena matematika itu ilmu pasti sedangkan ibadah itu urusanya dengan hati serta keyaninan. Tapi dalam kesimpulan yang disampaikan saya baru paham bahwa tidak semestinya ibadah dikaitkan dengan matematika karena dalam beribadah kita memiliki tuntunan dan bahkan sudah diatur secara detail dan rinci. Terimaksih atas ilmu yang diberikan yang disharekan melalui link ini Prof. Sangat Sper sekali tulisanya

    ReplyDelete
  86. Assalamu'alaikum bapak,.
    Sungkem dari jauh,.
    Saya salah satu alumni UNY
    Semoga bapak sehat,. 🙏

    Sedang merindukan masa² kuliah filsafat dan salah satu cara yg bisa saya lakukan adalah membaca blok bapak,. 😊🙏

    ReplyDelete