Oleh Marsigit UNY
*Semar*:
Hey Stephen, kontemporer ya kontemporer tetapi jangan melampaui batas? Kenapa kamu tak percaya kepada Tuhan? Kenapa kamu mendewakan Ilmu Pengetahuan melebihi Agama?
*Stephen Hawking*:
Agama itu otoriter. Ilmu Pengetahuan itu berdasar pengamatan dan percobaan. Jadi IPTEK akan menang melawan AGAMA.
*Semar*:
Astagfirulloh al adzim. Jadi begitu ta pikiranmu. Ingat kamu tokoh dan sudah dianggap seperti Dewanya ilmuwan kehidupan kontemporer lho. Hati hati kalau berpendapat.
*Stephen Hawking*:
Jika orang percaya Tuhan, itu mungkin dulu, tetapi setelah kita punya IPTEK, terbukti bahwa kita tak bisa mengerti pikiran Tuhan. Jadi menurut saya Tuhan tidak ada.
*Semar*:
Astagfirulloh al adzimu. Ya Alloh berikanlah aku perlindungan dari orang orang yang tersesat.
*Stephen Hawking*:
Jika menurutmu Tuhanmu membuat hukum hukum, nyatanya dia tidak mampu mengintervensi pelaksanaan hukum hukumnya sendiri. Mana buktinya?
*Semar*:
E ... Gareng, Petruk lan Bagong, terus baca tahlil dalam hati.
*Stephen Hawking*:
Jadi menurutku, alam semesta ini punya hukumnya sendiri. Alam semesta ini terjadi dengan sendirinya. Tidak perlu campur tangan Tuhan.
*Semar*:
Astaghfirulah al adzim 5x.
*Stephen Hawking*:
Menurutku dunia itu tidak ada yang mencipta. Juga tidak ada yang menentukan nasib kita.
*Semar*:
Astagfirulloh al adzimu 5x. Al Fatehah 1x.
*Stephen Hawking*:
Menurutku juga tidak ada syurga dan neraka. Syurga dan neraka hanya pikiran orang orang penakut.
*Semar*:
Astagfirulloh al adzimu 5x. Al Fatehah 1x. Al Ikhlas 3x. Reng, Truk, Gong ayo terus intensifkan doanya.
*Semar*:
Stephen, apakah kamu seorang Atheist?
*Stephen Hawking*:
Iya, saya memang seorang Atheist.
*Semar*:
O ya sudah, tak perlu dilanjutkan diskusinya. Ayo Reng, Truk lan Gong, pulang.
*END*
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
ReplyDeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Terkait topik bahasan tentang Kontemporer bahwa sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini atau bisa juga dikatakan bahwa kontemporer itu Punya gairah dan nafsu “moralistik” yang berkaitan dengan matra sosial dan politik sebagai tesis.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
Pada akhir kalimat di artikel tersebut, Semar menunjukkan sikap untuk tidak melanjutkan diskusi dengan lawan bicara karena sudah memiliki pandangan yang berbeda, memiliki value yang diyakini masing-masing. Hal ini bisa kita terapkan sehari-hari untuk menghindari debat kusir.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
Pada percakapan tersebut, jelas bahwa seorang stephen adalah seorang atheis kontemporer yang sangat mengagungkan ilmu pengetahuan daripada agama. Dari keyakinannya saja sudah jelas atheis. Ya sudah jelas dia akan menggunakan akal pikiran sesuai dengan bukti pengetahuan. Sedangkan, konsep ketuhanan sangat sulit di terima mereka karena mereka menganggap tuhan itu tidak ada. Naudzubillah.
Nurul Huda
ReplyDelete18701264005
S3 PEP 2018
Menurut saya, mengembangkan peradaban adalah tugas manusia yang diamanatkan kepada manusia oleh Tuhan. Dalam Bahasa Al-Qur'an, manusia adalah khalifah di bumi. Jadi tidak masuk akal jika manusia dengan kemajuannya lalu mengingkari atau melepaskan diri dari Tuhan. Karena keberadaan manusia tak pernah ada jika tanpa kehendak Tuhan (Kun Fayakun).
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Penganut paham kontemporer yang atheis menyatakan bahwa ilmu pengetahuan itu berdasarkan pengamatan dan percobaan. Mereka tidak percaya dengan adanya tuhan dan menyatakan bahwa alam semesta ini terjadi karena sendirinya. Selain itu, penganut tersebut juga menyatakan bahwa agama itu otoriter dan dengan adanya IPTEK agama dapat ditundukkan. Hal ini berbahaya jika seseorang yang beragama tidak kuat dalam menghadapi pengaruhnya, mereka akan semakin jauh dan bisa menjadi pengikut atheis tersebut. oleh karena itu, tetap kuatkan iman masing-masing individu karena sesungguhnya semua tidak akan bisa terjadi jika tanpa ridho-Nya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Darmanto Minggele
ReplyDelete18701264006
S3 PEP 2018
Tidak ada paksaan dalam beragama tidak berarti bahwa setiap orang itu berhak untuk tidak beragama dan haknya itu dilindungi oleh Allah. Allah hanya melindungi hamba-Nya yang mau berlindung melalui ketaatan dan ketaqwaan pada-Nya. “Tidak ada paksaan” maksudnya Allah Yang Maha Bijaksana memberi manusia akal untuk memilih dua jalan yaitu kesesatan atau ketaqwaan (QS.91:8).
Jika dia gunakan akalnya maka dia akan memilih petunjuk ketaqwaan, jika ia gunakan hawa nafsunya maka dia akan memilih kesesatan. Jadi beragama dalam Islam itu dengan kesadaran akal bukan dengan paksaan. Penggunaan akal dalam beriman inilah letak rasionalnya aqidah Islam. maka Islam hanya bisa dianut oleh mereka yang sudah aqil baligh.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Assalamualaikum wr.wb
makna kata IPTEK akan menang melawan AGAMA menurut pemahaman saya adalah mungkin ilmu IPTEK akan menang melawan agama karena dengan kemajuan teknologi yang mana manusia sangat dimudahkan dengan alat yang dibuat manusia sehingga manusia lalai dalam beribadah. semoga kita tetap jadi manusia yang bertaqwa dan selalu mengingat bahwa Alloh itu pemberi segala-galanya.
Wassalamualaikum wr.wb
Muh. Fachrullah Amal
ReplyDelete18709251036
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Mengingat banyaknya aliran-aliran yang berkembang dizaman kontemporer ini maka pentingnya ilmu agama menjadi prioritas seorang penuntut ilmu, karena ilmu dunia belum cukup untuk memabawa kita ke kehidupan yang sesungguhnya. Yang benar adalah mempelajari ilmu agama dan ilmu yang bersifat duniawi. Hal ini yang akan menjadi bekal dalam menghadapi pemahaman kontemporer yang telah mengglobal.
Lukman
ReplyDelete18701264003
S3 PEP 2018
Membayangkan Senjata Makan Tuan Kontemporer
Walisongo berdakwah dengan cara mendekatkan diri pada kebiasaan dan cara pikir yang dipahami subyek dakwahnya. Apakah tidak ada kiranya cara untuk mendekatkan model dakwah dengan cara berpikir para kontemporer. Kadang saya berpikir bahwa Scopus yang menjadi tolok ukur ilmiah yang sedang dipakai dikti adalah jalan untuk itu. Menjelaskan Islam dengan cara berpikir para kontemporerian dengan merembeskan nilai-nilai agama pada mereka.
Kadang saya terpukau dengan Rasyid Khalifa yang menerangkan matematika dalam Al-Qur'an ataupun Harun Yahya dengan segala keterbatasan mencocok2kan Al-Qur'an dengan ilmu pengetahun. Ilmuwan muslim hendaknya mempunyai semangat ini...seberapapun yang bisa dilakukan, kemudian menggunkan scopus sebagai media mengirim serangan balik.
Terima kasih, Wallohu A'lam.
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Kontemporer adalah sesuatu yang menggambarkan hal-hal yang terjadi pada saat yang sama atau masa sekarang. Kontemporer juga mencerminkan bahwa adanya kebebasan dalam menentukan sesuai dengan apa yang berlaku pada masa sekarang. Namun sesuatu yang kontemporer hendaknya juga tetap dilandaskan pada kepercayaan dan keyakinan kita kepada Allah SWT.
Lumaurridlo
ReplyDelete18701261010
S3-PEP 2018
astaghfirullohal'adziim semoga kita selalu dalam lindunganNya
agama adalah nasihat, agama adalah nasihat, agama adalah nasihat
mari kita mencoba berlogika sebentar
apabila kita beragama ada dua kemungkinan yaitu untung dan tidak rugi
begini apabila surga dan neraka itu ada dengan beragama kita menjadi untung, tetapi apabila surga dan neraka tidak ada kita tidak pernah akan rugi jika beragama
apabila kita ateis ada dua kemungkinan pasti rugi dan tidak rugi
begini apabila surga dan neraka itu ada dengan berateis pasti rugi, pasti, tetapi apabila surga dan neraka tidak ada mungkin tidak rugi jika berateis
Astagfirullohal 'adziimu 5x. Al Fatehah 1x. Al Ikhlas 10x. Reng, Truk, Gong ayo kita intensifkan doanya.
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Kontemporer adalah perkembangan yang berdampak pada Dunia Modernisasi yang bermula setelah Perang Dunia II di Barat. Kontemporer adalah pemahaman yang membuat penganut Kontemporer ini percaya bahwa tidak ada yang terjadi begitu saja, semua melalui proses. Namun, penganut Kontemporer ini lebih kepada pemahaman ego atau bisa di katakan bahwa merekalah yang menciptakan proses tersebut tanpa di landasi pemahaman Iptek atau pemahaman Agama. Sehingga banyak dari mereka adalah Atheis.
Hanif Cahyo Adi Kistoro (18701264004)
ReplyDeleteS3 PEP 2018
Islam itu dinamis. jaman selalau mengalami kebaruan.kontempoere itu bagain dari keislaman. karena dalam kontek ajaran islam semua sudah termktub dalam al quran dari awal dunia sampai kiamat. islam bukan menyesuaikan jaman. tetapi jaman yang merupakan bagian kecil dari yang termaktub dalam al quran.
Sekar Hidayatun Najakh
ReplyDelete19701251007
S2 PEP A 2019
Assalamualaykum wr wb...
Manusia akan berpikir dan bertindak sesuai apa yang ia yakini. Manusia atau seorang yang berpaham Atheis tidak mempercayai keberadaan Tuhan. Mereka yang berpaham Atheis Kontemporer menganggap segala yang ada di dunia ini adalah alami adanya dan manusialah yang mengelola dengan olah pikir berupa IPTEK. Bagaimana manusia memilih keyakinannya masing-masing, menurut apa yang dianggapnya sebagai sebuah kebenaran. Bagaimana membuktikan Tuhan itu ada, adalah dengan berpikir tidak cukup dengan logika tetapi harus diimbangi dengan berpikir dengan hati. Agama dan Tuhan tidak bisa dilogikakan mengapa? sebab itulah pertanda bahwa Tuhan memiliki kekuatan yang sangat dahsyat, yang logika manusia sendiri tidak sanggup untuk menampungnya.
Terimakasih Prof.
Heriansyah
ReplyDeleteNIM. 19701261017
S3 PEP 2019
Kontemporer adalah modern, eksis dan masih berlangsung atau saat ini.Kontemporer adalah kekinian, ia akan berkembang seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, apa yg disebut kontemporer masa lalu pasti tidak akan lagi disebut kontemporer sekarang. Oleh karena itu, ia bersifat relatif sebagaimana ilmu pengetahuan. Jadi ia memiliki keterbatasan. Sesuatu yg terbatas tidak mungkin dihadapkan atau bahkan menandingi yg Mutlak yakni agama. Jadi "kontemporer ya kontemporer" kata Prof di atas.
ahmad syajili
ReplyDelete19709251066
S2 PMD 2019
Penganut paham kontemporer yang atheis menyatakan bahwa ilmu pengetahuan itu berdasarkan pengamatan dan percobaan. Mereka tidak percaya dengan adanya tuhan dan menyatakan bahwa alam semesta ini terjadi karena sendirinya. Kontemporer adalah sesuatu yang menggambarkan hal-hal yang terjadi pada saat yang sama atau masa sekarang. Kontemporer juga mencerminkan bahwa adanya kebebasan dalam menentukan sesuai dengan apa yang berlaku pada masa sekarang.
Hima Naili Hidayah
ReplyDelete19701251004
PEP A S2
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Di zaman yang semakin maju dan ilmu pengetahuan semakin berkembang. Terkadang membuat manusia lupa akan Tuhannya. Salah satu yang menunjukan keberadaan Tuhan telah di wahyukan dalam Al Qur'an. Al Qur'an sudah di turunkan lebih dari 1000 tahun yang satu persatu bahwa kebenarannya mulai di buktikan oleh ilmu pengetahuan. Yang mana pada saat itu belum ada teknologi atau ilmu pengetahuan yang semaju ini. Sebagai contoh teori Big bang, yang sudah terlebih dahalu di jelaskan dalam Alquran surat al Ambiya ayat 30 dan masih banyak lagi yang lainya. Sungguh nikmat Tuhan mana lagi yg akan kau dustakan.
Terima kasih prof.
Dhamar Widya Safitri
ReplyDelete19701251009
S2 PEP A 2019
Assalamualaikum.
Sulit menjelaskan agama pada orang yang atheis, apalagi yang menganggap bahwa alam semesta memiliki hukumnya sendiri, padahal Allah yang membuat sedemikian rupa alam semesta dan isinya. Semar sudah dengan cukup baik mencoba menjelaskan agama kepada Stephen Hawking, namun ternyata pemahamannya tidak bisa dirubah dan sekali lagi, Semar dengan baik meninggalkan perdebatan tersebut.
Terimakasih
Hanifah Nabila Hendral
ReplyDelete19701251003
S2 PEP A 2019
Assalamualaikum
Sebenanrnya ateis itu tidak ada. kenapa saya berkata demian ? kita seseorang yang mengatakan dirinya ateis saat berada dalam keadaan yang mengancam nyawanya pasti dalam hatinya dia meminta pertolongan ataupun perlindungan kpd suatu dzat dengan sadar atau tidak sadar. saya akan menanggapi tentang 'alam semesta ini terjadinya dengan sendirinya" saya mengambil contoh, ada apakah mungkin ada kue tanpa ada yang membuatnya ? tiba-tiba bahan-bahan untuk membuat kue tercampur dengan sndrinya, kemudian tiba-tiba terpanggang dengan sendirinya ? tentu saja tidak mungkin, nah untuk hal sepele membuat kue saja perlu ada seseorang yang membuatnya, apalagi lagi terbentuknya alam semesta yang sangat luas, tidak mungkin terbentuk dengan sendirinya
wassalamualaikum
sintha fardu anggraeni
ReplyDelete19709251071
S2 pendidikan matematika/ D
Terima kasih Banyak Pak Prof. Marsigit.
Setelah membaca ini, saya teringat kembali dengan kutipan dari Rene Descartes bahwa “Pikiran-pikiran yang agung mampu melakukan baik kesesatan-kesesatan agung maupun kebajikan-kebajikan agung”. Kita harus menjaga betul pikiran-pikiran kita agar tidak jauh dari kebenaran Tuhan, maka keimanan dan ketakwaan dalam hati harus lah kuat dan keimanan dan ketakwaan tersebut harus mampu mengendalikan pikiran agar tidak melampaui batas-batasnya.
Ratna Hidayah
ReplyDelete19706261007
S3 Pendidikan Dasar 2019
Assalamualaikum, wr.wb
Dapat dikatakan Stephen ini termasuk orang yang tidak ingin diikat oleh aturan- aturan terdahulu karena dampak perkembangan jaman. Perkembangan IPTEK memang terkadang dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap agama. IPTEK yang sudah maju dapat menyebabkan manusia saat ini (modern) seperti Stephen ini bersikap optimis bahwa dapat menerangkan segala fenomena secara ilmiah dan meyakinkan serta seperti tidak memerlukan campur tangan yang Kuasa dalam memecahkan persoalan hidup. Tanpa disadari, sesungguhnya agama sangat berperan dan dibutuhkan manusia modern pencipta IPTEK yang sering gagap menghadapi akibat dari perkembangan produk IPTEK mereka sendiri. Hidup mengandalkan IPTEK sebagai satu- satunya mengembangkan kehidupan manusia dapat mengakibatkan stress, frustasi dan menderita. Manusia tidak berkuasa penuh atas hidupnya. Sepintar apapun manusia, sesukses aapun manusia tetap tidak dapat bertahan hidup selamanya di dunia. Pada akhirnya akan menemui kematian. Agamalah yang mengajarkan moral tentang nilai kehidupan manusia sebagain makhluk individu dan sosial. Ini memrupakan tantangan agama di tengah perkembangan IPTEK agar dapat memberikan refleksi yang cerdas untuk mencerahkan manusia modern seperti Stephen.
Assalamu’alaikum wr. Wb
ReplyDeleteNovi Indriyani Kones
19701251002
PEP S2 A 2019
Saya mengambil titik poin pada artikel ini adalah salah satu kalimat dalam Al-Qur’an agamamu ya agamamu, agamaku ya agamaku artinya kita menghargai dan menghormati kepercayaan orang lain tanpa memaksa orang lain untuk percaya keyakinan kita. Stephen Hawking ini orang yang memisahkan antara agama dan IPTEK tetapi dalam islam karena ini keyakinan saya, kedua hal tersebut saling beriringan.
Terimakasih
Wassalamu’alaikum wr. wb
Syalom.
ReplyDeleteAssalamualaikum.
Meilan Lengkong
19701251011
Menurut Saya Ilmu Agama dan Ilmu Pengetahuan dalam hal ini Teknologi tidak bisa Dibanding-bandingkan. karena keduanya memiliki Teori dan Pemahaman yang tentunya akan saling bertolak belakang satu sama lain. Ilmu Agama Mengajarkan tentang Keyakinan atau Paham kita akan Ilmu hati, sedangkan Ilmu Pengetahuan berbicara tentang Ilmu pikiran yang tentunya jika Teori dari ilmu itu bertolak belakang dengan Ilmu agama mungkin saja kita dapat beranggapan bahwa Manusia yang mengemukakan teori itu tidak paham akan Ilmu Hatinya. Tetapi saya Percaya ketika Orang yang memiliki keyakinan tentang ilmu Agama, akan memberikan Pengetahuan yang berlandaskan Ilmu Paham Hati dan Paham Pikiran ..
Terima Kasih
Syalom.
Wassalamualaikum.
Tuhan tidak ada sama artinya Tuhan sudah mati. Seandainya seperti itu, maka saya menggunakan istila Tuhan sudah mati. Tuhan sudah mati merupakan pernyataan yang mungkin bisa dianalogikan pada artikelnya prof yang berjudul kontemporer. Tuhan sudah mati merupakan pernyataan filsafat yang kedengarannya serem, negatif, kontroversi dan mungkin menantang iman. kalimat tersebut secara sepintas bisa dipahami seperti itu. Sebagai mahasiswa yang sedang belajar filsafat saya mencoba untuk menuangkan hasil pemikiran saya tentang kalimat Tuhan sudah mati. Tuhan merupakan pencipta bumi dan langit beserta isinya. Segala sesuatu yang ada didunia ini merupakan ciptaan-Nya. Lantas Dia sudah mati? Secara nalar Tuhan sudah mati karena tatanan logika yang bermain. Kematian Tuhan disebabkan oleh kemampuan manusia menciptakan apa yang belum ada, menghadirkan apa yang ada didalam pikiran dan memudahkan apa yang sulit serta meringankan apa yang berat dengan menciptakan alat-alat teknologi. Semuanya itu dipandang sebagai hasil kerja dari para ilmuwan dengan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Pada posisi seperti itu, campur tangan Tuhan disepelehkan bahkan mungkin tidak diakui. Disinilah muncul pernyataan bahwa Tuhan mati. Kematian Tuhan dizaman kontemporer ini ditandai dengan adanya penemuan-penemuan baru pada seluruh aspek kehidupan manusia. Selain itu, dalam perkembangannya manusia berubah dari penekanan pada aspek perasaan berubah penekanan pada aspek pikiran. Atapun kalau tidak berubah 100 persen, penggunaan perasaan lebih kecil dibandingkan dengan logika. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bekerja pada tatanan logika dan pembuktian. Disinilah (mungkin)penyebab kedua mengapa Tuhan dinyatakan sudah mati. Tuhan yang abstrak dan campur tangan Tuhan yang tidak kelihatan dipertanyakan secara nalar. Ketika manusia bernalar maka pertanyaan seperti mengapa saya percaya pada apa yang tak kelihatan? Pertanyaan seperti inilah yang menyebabkan Tuhan mati. Semenstara dari sisi agama; Tuhan tidak mati; Dia masih hidup. Karenanya, agama menekankan pada aspek perasaan ketimbang logika seperti keyakinan dan percaya. Saya yakin berarti itu yang menjadi keyakinan saya. Persoalan bisa atau tidak bsa dibuktikan bukan urusan keyakinan bagi orang yang menyakini sesuatu termasuk Tuhan.Berlandasan pada keyakinan tersebut maka Tuhan masih hidup. Jadi makna artikel ini berarti mau menegaskan sikak manusia yang pikirannya berlandasan pada logika(ilmu pengetahuan) dan berlandaskan pada aspek keyakinan (Agama)
ReplyDeleteAnna Isabela Sanam
ReplyDelete19701251001
S2 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (2019)
Artikel ini menggambarkan seseorang yang memang dalam konsep apapun atau berbicara dari segi apapun hanya melihat fakta. Apa yang dipercaya adalah apa yang diamati ataupun dicoba secara langsung. Percakapan ini terjadi antara dua individu dimana keduanya memiliki keyakinannya dan konsep pemikiran yang berbeda dan sangat kuat. Maka tidak akan menemukan titik akhir percakapan ini. Sejujurnya, saya berharap sama sekali untuk tidak menjadi bagian ataupun terlintas kepercayaan ini dalam hidup saya.
Terima kasih Prof.
Tiara Wahyu Anggraini
ReplyDelete19709251065
S2 Pendidikan Matematika D 2019
IPTEK diciptakan oleh manusia itu sendiri, sedangkan dunia dan isinya diciptakan oleh Allah SWT. Bagaimna mungkin dunia dan isinya terbentuk sendiri yang dikatakan oleh Stephen, karena munurut saya makhluk hidup saja diciptakan Allah dari segumpal tanah dan itu bukan terbentuk sendiri. Namun, seperti pernyataan Stephen diatas bahwa dia seorang Artheis jelas mengapa dia mengatakan seperti itu. Kita sebagai seseorang yang menganut agama dan memiliki iman harus lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT sehingga pikiran-pikiran kita jauh dengan hal-hal yang seperti itu. Wallahu a'lam bish-shawabi.
Jewish Van Septriwanto
ReplyDelete19709251077
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Kebenaran ilmu pengetahuan adalah kebenaran positif (berlaku sampai dengan saat ini) Disebabkan karena tuntutan logis atau rasionalitas Atau disebut ilmu pikir.Sedangkan agama dimulai dengan sikap percaya dan iman atau disebut ilmu hati. Adapun titik singgung, adalah perkara-perkara yang mungkin tidak dapat dijawab oleh masing-masingnya, namun bisa dijawab oleh salah satunya. Gambarannya, ada perkara yang dengan keterbatasan ilmu pengetahuan atau spekulatifnya akal, maka keduanya tidak bisa menjawabnya. keduanya memiliki hubungan dan tidak perlu dibenturkan satu sama lain selama diyakini bahwa ilmu manusia memiliki keterbatasan. Demikian pula dengan filsafat, selama difahami sebagai “proses berfikir” bukan sebagai “penentu”. Adapun agama dapat diyakini, selama dapat dibuktikan dengan dalil-dalil yang dapat dipertanggungjawabkan.
Choirul Amri
ReplyDelete(19709251078 Pendidikan Matematika Kelas D 2019)
Bismillah, kontemporer menurut para ahli berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian yang terjadi saat ini. Sementara agama ada sudah sangat lama. Namun bukan berarti aturan agama itu kuno dan tidak berlaku atau sesuai dengan jaman saat ini. Begitu dengan sombongnya Stephen Hawking atas pernyataannya, namun kitapun tidak dapat menyalahkannya karena kepercayaannya yang atheis atau tidak mempercayai adanya Tuhan dan hukum agama.
Namun yang perlu diketahui bahwa ketidak sependapatnya paham filsafat yang dia pahami dengan agama karena baginya tidak nyata sesuai IPTEK dan terbukti dengan penglihatan panca indra. Sebenarnya dari sana sudah menunjukkan bahwa kita manusia diciptakan Allah dengan kemampuan yang terbatas dan teknologi yang dibuat manusia juga tak dapat menandingi kecanggihan teknologinya Allah, itulah kelemahan kita pengetahuan kita terbatas. Oleh karenanya jangan mempertuhankan akal tapi bimbinglah akal yang dikaruniakan sesuai kodratnya.
Terimakasih.
Aulia Nur Arivina
ReplyDelete18709251051
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Assalamu’alaikum wr.wb.
Stephen Hawking yang tidak mempercayai Tuhan, mendewakan Ilmu Pengetahuan melebihi agama. Berdasarkan percakapan antara Hawking dengan Semar, dapat disimpulkan bahwa sehebat apapun Ilmu pengetahuan yang telah kita miliki tidak akan lepas dari campur tangan Tuhan. Jadi sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang beriman dan bertakwa hendaknya kita senantiasa bersyukur.
Anna Isabela Sanam
ReplyDeletes2 PEP A 2019
19701251001
Ketika membaca tulisan ini saya terdorong keinginan untuk mencari tau siapa itu Stephen Hawking? Singkatnya, Stephen Hawking menderita sebuah penyakit langka yang disebut penyakit saraf motorik. Hal ini menyebabkan Hawking lumpuh selama sepuluh tahun dan selama hidup ia hanya berkomunikasi dengan satu otot pipi yang tersambung dengan alat bicara. Dalam tulisan ini Hawking secara tegas mengatakan bahwa Tuhanmu adalah pembuat hukum namun Dia tidak mampu mengintervensi pelaksanaan hukum – hukumnya sendiri. Oleh karenanya Hawking adalah seorang ateis karena ia menganggap Tuhan itu tidak ada.
Terima kasih Prof.
Aulia Nur Arivina
ReplyDelete18709251051
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Assalamu’alaikum wr.wb.
Stephen Hawking adalah seorang atheis tidak mempercayai adanya Tuhan. Kita yang mempunyai agama dan keyakinan pasti tidak akan setuju dengan pendapat Hawking. Seagai muslim, di dalam al-quran sudah tertulis bahwa akan datang hari pembalasan. Semoga kita dijauhkan dari sifat duniawi yang melupakan akhirat. Keseimbangan antara usaha di dunia dan akhirat perlu dilakukan, sehingga kita selalu dalam lindungan-Nya dan senantiasa melakukan perbuatan yang diridhoi Allah.
Alfiana Dewi
ReplyDelete19701251005
S2 PEP A 2019
KOntemporer dan pandangan masyarakat tidak bisa diindahkan, Pandangan masyarakat kontemporer tentang eksistensi Tuhan dan agama secara faktual sangat memperihatinkan.Persoalan Tuhan dan agama hanya menghiasi diskusi, seminar dan perdebatan yang tanpa ujung. Kehidupan praktis manusia pada kenyataannya menganggap kecil arti pentingnya Tuhan dan agama, bahkan yang sangat tragis kebertuhanan dan keberagamaan dianggap menghalangi manusia untuk meraih kemajuan. Pandangan masyarakat kontemporer semacam itu secara esensial merupakan pengingkaran terhadap hakikat dirinya sendiri, karena sesungguhnya keber-Tuhanan dan keberagamaan itu adalah hakikat manusia yang paling fundamental.
terima kasih prof.atas ilmunya
Sarah desiana pahu
ReplyDelete19709251063
S2 PM D 2019
Tidak heran bahwa Stephen Hawking tidak percaya Tuhan karena memang dia seorang atheis alias tidak memiliki agama. Sehingga dia mempercayai IPTEK diatas segalanya. Kita tidak bisa juga menyalahkan dia karena itu memang kepercayaannya. Tapi kita sebagai seorang yang beragama sebaiknya jangan seperti itu, karena pengetahuan dan kemampuan kita semuanya adalah mutlak pemberian Tuhan. Dengan kuasa Tuhan kita mampu menciptakan segala sesuatu termasuk IPTEK. Inilah keyakinan kita yang bertentangan dengan keyakinan Stephen, alangkah baiknya saling menghargai tapi tetap berpegang teguh pada landasan masing masing. Kita bisa berpandangan secara kontemporer, tapi tetap dengan sikap yang bijaksana dan mampu memilah mana yang bisa dipandang secara kontemporer dan tidak. Terima kasih.
Sekar Hidayatun Najakh
ReplyDelete19701251007
S2 PEP A 2019
Assalamualaykum wr wb...
Di dalam mencari ilmu untuk memperoleh pengetahuan, manusia tetap harus mengedepankan unsur spiritual. Sebab spiritual tidak hanya terkonsep dengan logika, tetapi terkonsep pula dengan hati. Kepercayaan terhadap adanya Tuhan akan menentukan apa yang akan terkonsep di dalam pikir dan hati, serta terbentuknya tindakan. Jadi jika konsep utamanya sudah berbeda, maka segala hasil pikir maupun tindakan juga akan berbeda.
Terimakasih Prof.
Indra Kusuma Wijayanti
ReplyDelete18709251046
Pendidikan Matematika S2 C
Tulisan ini merupakan pencerminan dari isi pikiran mereka yang mendewakan Ilmu Pengetahuan sampai-sampai tidak mempercayai akan kuasa Tuhan dan peran serta Tuhan dalam mendapatkan pengetahuan. Mereka sudah menuhankan ilmu pengetahuan yang berakibat meyakini bahwa pengetahuan lebih tinggi daripada ajaran tuhan. Akal pikiran adalah akar dari bukti pengetahuan sedangkan konsep ketuhanan sulit masuk dalam pemikiran mereka, bahkan mereka menganggap bahwa tuhan itu tidak pernah ada
Puspitarani
ReplyDelete19709251062
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Terima kasih Bapak atas artikel berjudul Kontemporer yang telah Bapak share kepada kami, setelah membaca artikel ini terketuklah jiwa saya tentang dunia yang sangat mengagung-agungkan perkembangan IPTEK, hingga kita dibuat lengah dan lupa waktu olehnya. Jujur saya juga sering melihat saudara-saudara saya asik sendiri dengan handphone mereka hingga ketika saya ajak ngobrol mereka malah cuek dan tidak mau ngorol dengan saya. Hingga mendapat marah dari orang tuanya karena lupa waktu untuk belajar. Semoga dengan adanya kesadaran setelah membaca artikel ini kita, khususnya saya sendiri dapat memperbaiki diri dan hanya mengagungkan Allah semata. Aamiin.
Annisa Nur Arifah
ReplyDelete18709251058
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Filsafat Kontempoter ini mengagungkan nilai-nilai relatifitas dan mini narasi, dan lebih cenderung beragam dalam pemikiran. Selain Stephen Hawking seperti yang telah di ceritakan oleh Bapak di atas, ada juga filsuf John-Paul Sartre. Dia adalah seorang atheis dan satu – satunya filsuf kontemporer yang menempatkan kebebasan pada titik yang sangat ekstrim. Ia berpendapat bahwa manusia itu bebas atau sama sekali tidak bebas. Tentang kebebasan, Sartre mengatakan. ”Manusia bebas. Manusia adalah kebebasan.” Ia berpendapat bahwa kebabasan bukan merupakan ciri tetapi manusia itu sendiri.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteYufida Afkarina Nizar Isyam
ReplyDelete19709251073
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Zaman Kontemporer dimulai pada abad ke 20 hingga sekarang. Filsafat Barat kontemporer memiliki sifat yang sangat heterogen. Hal ini disebabkan karena profesionalisme yang semakin besar. Ada beberapa aliran yang memang meragukan bahkan tidak mempercayai konsep ketuhanan. Dari sini lah, kita sebagai orang yang memiliki kepercayaan, kita harus tetap membentengi diri kita agar tidak terjebak.
Rona Happy Mumpuni
ReplyDelete19709251059
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Berbicara tentang ilmu pengetahuan dan agama memang tidak bisa dipadu padankan. Jadi, siapa yang tercipta terlebih dahulu, manusia purba atau nabi adam? Untuk menjawab, kita harus mengerucut ke salah satu saja, dalam agama (islam), manusia yang diciptakan adalah nabi Adam.
Sebagai manusia beragama yang pembelajar, tidak dapat dipungkiri kita harus bisa memberi batasan-batasan agar ilmu pengetahuan tidak saling bersitegang, meskipun dalam beberapa hal keduanya bisa saling bersinergi.
Latifa Krisna Ayu
ReplyDelete19709251060
S2 Pendidikan Matematika D
Stephen Hawking adalah seorang atheis, jadi wajar jika ia mengatakan bahwa ia tidak mempercayai adanya Tuhan. Namun Stephen Hawking juga berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dapat mengalahkan agama dan ilmu pengetahuan memberikan penjelasan yang lebih masuk akal tentang alam semesta. Hal ini membuat saya bertanya-tanya, apakah Stephen Hawking tidak mempercayai Tuhan karena ia seorang atheis atau sebagai hasil memaknai ilmu pengetahuan yang telah ia pelajari. Semoga semakin banyak ilmu yang kita pelajari, maka semakin mendekatkan kita pada Tuhan. Amin.
Terima kasih
Lovie Adikayanti
ReplyDelete19709251068
S2 Pendidikan Matematika D
Assalamualaikum wr.wb
Albert Einstein menagatakn Ilmu tanpa agama merupakan kehampaan dan agama tanpa ilmu merupakan kesesatan." Jelas, bahwa sains dan agama suatu hal yang tak bisa dipisahkan. Keduanya saling mendukung dan memiliki saling keterkaitan satu sama lainnya. Ilmu dan agama dua hal penting bagi manusia untuk dapat menjalani hidup dengan baik dan bermartabat, baik selaku pribadi, makhluk Tuhan dan sebagai masyarakat. Ilmu dan agama memberikan tuntunan agar manusia dapat berperilaku secara benar.
Sri Ningsih
ReplyDelete19709251064
S2 Pendidikan Matematika kelas D
Saat membaca tulisan ini saya juga berkali-kali berisighfar, masih ada bahkan banyak sekali orang yang berpikir bahwa tuhan tidak ada. Orang-orang dengan paham kontemporer yang mendewakan ilmu pengetahuan, tidakah mereka sadar jika tidak ada tuhan yang mengatur bagaimana bumi dan seluruh alam ini berjalan dan tercipta. Bayangkan planet yang ada diluar sana tidak saling bertabrakan, itu semua karena ada yang mengatur. Tapi balik lagi ketika sudah berbeda pimikiran, memiliki nilai yang diyakini masing-masing berarti sudah tidak bisa melanjutkan diskusi. karena dari awal sudah berbeda pandang dan keyakinan.
Fitria Restu Astuti
ReplyDelete19709251069
S-2 Pendidikan Matematika D 2019
Dunia kontemporer identik dengan orang-orang yang tidak mempercayai adanya Allah Swt. Mereka percaya bahwa dunia atau alam semesta terjadi dengan sendirinya. Allah Menegaskan dalam Al qur’an bahwa orang-orang yang tidak percaya pada Allah akan meminta pertolongan ketika mereka dalam bahaya, dalam Al Ankabut; 65 disebutkan “Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan penuh rasa pengabdian (ikhlas) kepada-Nya, tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, malah mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)”.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNgaenun Nangim
ReplyDelete19709251058
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Pemikiran kontemporer adalah pemikiran yang berkembang pada masa modern, yaitu dimulai dari abad 19 sampai sekarang. Misalnya, dalam Islam kontemporer, ciri utamanya adalah berkembangnya metode pemikiran baru dalam menafsirkan al-Qur’an dan peradaban Islam. Oleh sebab itu, semakin banyak dan luas perkembangan yang muncul di dunia ini, agama harus selalu menjadi landasan utama. Karena ilmu tanpa agama akan menyesatkan dan bisa menghancurkan.
M. Ikhsan Ghozali
ReplyDelete19701261003
PEP S3 2019
Assalamu'alaikum wr.wb.
Kontemporer berarti kekiniian, sesuai dengan masa. Di era modern, pengaruh positivisme makin menguat, salah satunya makin banyak ilmuwan (khususnya di Barat) yang lebih percaya pada kekuatan akal pikiran yang mampu menghasilkan iptek. Agama, bahkan Tuhan diangap hanyalah khayalan atau rekaan manusia yang dianggap penakut sehingga membutuhkan pelindung. Meski begitu, tidak sedikit pula ilmuwan yang menemukan kembali kebenaran agama dan Tuhan sehingga menjadi religius.
Ujaran bijak bahwa "ilmu tanpa agama adalah buta dan agama tanpa ilmu menjadi pincang" menegaskan bahwasanya iptek dan imtak adalah satu kesatuan yang berjalan beriringan untuk bisa selamat di dunia dan akhirat.
Demikian dan terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Dea Armelia
ReplyDelete19709251072
S2 Pend. Matematika D 2019
Krisis spiritualitas abad modern itu semakin menjadi karena kuatnya komitmen tentang kebebasan, rasionalitas, dan pengalaman empirik. Bagi mereka yang mengakui otoritas Allah menyebabkan kebebasan manusia menjadi terganggu, dan menganggap Allah itu sulit dialami secara empirik. Dan semakin lebih kacau karena munculnya bentuk-bentuk pemikiran ateis yang didukung beberapa konsep negatif tentang Tuhan. Ateisme tersebut membawa banyak akibat buruk bagi kehidupan manusia. Misalnya, ketika Allah dianggap tidak ada, dasar objektivitas universal norma-norma etik menjadi hilang juga. Akibatnya timbullah relativisme etis yang pada tarap praktis-konkret, yang mana berarti setiap orang dapat berbuat apa saja alias anarkis. Dampak lain lagi adalah nihilisme, sebab bila segala hal hanya materi, kamatian lalu hanyalah kehancuran total dan hidup adalah kesia-siaan, nihil, dan absurd. Nihilisme inilah yang kemudian menyuburkan sikap hedonistik
Dea Armelia
ReplyDelete19709251072
S2 Pend. Matematika D 2019
Yang menarik disini adalah jawaban Stephen Hawkin: “Jika orang percaya Tuhan, itu mungkin dulu, tetapi setelah kita punya IPTEK, terbukti bahwa kita tak bisa mengerti pikiran Tuhan. Jadi menurut saya Tuhan tidak ada.”
Hal yang bisa dipetik dari pernyataan tersebut bahwa dunia kontemporer menjadikan manusia seperti patung yang tidak menghiraukan sekitarnya. Misal untuk Manusia yang umumnya terbuai dengan dunia gadget dan menghiraukan komunikasi dengan sekitarnya bahkan melupakan komunikasi dengan Tuhannya. Hal ini tantangan terkhusus bagi kita sendiri, dengan demikian kita harus menjadikan spiritualism sebagai filter dalam menghadapi dunia kontemporer.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAchmad Rante Suparman
ReplyDelete19701261010
PEP S3 2019
Assalamualaikum Wr Wb.
Kontemporer artinya kekinian, menggambarkan hal yang sekarang terjadi, modern, eksis, dan segala hal yang berkaitan dengan sekarang ini.
Jika Stephen Hawking tidak meyakini hal-hal terdahulu yang pernah tercatat karena lebih meyakini hal yang sekarang terjadi di depan matanya.
Jika Stephen Hawking meyini bahwa "Jika menurutmu Tuhanmu membuat hukum hukum, nyatanya dia tidak mampu mengintervensi pelaksanaan hukum hukumnya sendiri", itu karena dia hanya meyini hal-hal langsung terlihat sekarang.
jadi jika diperlihatkan bahwa "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra'd:11), maka Stephen Hawking tidak akan percaya.
Satu hal yang dapat kita peroleh dari tulisan Prof bahwa tinggalkan debat kusir yang tidak akan ada ujung pangkalnya
Vera Yuli Erviana
ReplyDeleteNIM 19706261005
S3 Pendidikan Dasar 2019
Assalamualaikum Wr. Wb.
Penganut paham kontemporer yang tidak menyakini adanya tuhan berpendapat bahwa pengetahuan itu berdasarkan pengamatan , penelitian, dan percobaan. Padahal sejatinya semua ilmu yang ada di dunia tidak lebih dari sesetes tinta di lautan. قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا
Katakanlah (wahai Muhammad), “Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Rabbku, sungguh habislah lautan itu sebelum kalimat-kalimat Rabbku habis (ditulis), meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula). [al-Kahfi/18:109]
Wiwin Mistiani
ReplyDeletePEP S3 2019
Menbaca Arikel ini saya teringat dengan Pernyataan Seorang agamawan dari negara yang tidak perlu saya sebutkan disini yang menyatakan bahwa yang memasukan kita kedalam surga atau neraka itu bukan agama tetapi prilaku kita? Menurut saya pernyataan ini sama dengan pernyataan bahwa agama itu tidak penting yang penting itu perilaku kita baik. JIka Perilaku itu yang akan memasukan kita ke dalam surga/ Neraka. Yang menjadi pertanyaan adalah prilaku yang seperti apa yang dapat memasukan kita dalam surga? apakah prilaku yang menjadi kesepakataan masyarakat? JIka seumpama masyarakat menyataakan bahwa judi itu perbuatan baik maka itu judi itu baik. Jika Zina itu baik jika membayar maka zina itu baik jika membayar. Apakah hal ini Sesuai dengan Standar baik / buku yang Tuhan Kehendaki. Sebagai Umat Muslim Standar Baik dan Buruk itu jelas termaktup kitab suci. Jadi baik/buruk itu menurut yang Allah kehendaki.
Duden Saepuzaman
ReplyDeleteNIM. 19701261008
S3 PEP 2019
Nampaknya pemahaman seperti ini (terlalu mendewakan pengetahuan melebihi agama) banyak ditemui. Dimana semua hal hanya berfokus pada pengamatan, percobaan, logika atau pikiran. Tanpa mempertibangkan hal lain yang jauh lebih fundamental yaitu spritual (ketuhanan- agama).
Pada tulisan lain Prof. Marsigit menjelaskan bahwa godaan terbesar manusia adalah ketika ia tidak tahu sebab dan tidak percaya kuasa Tuhan. Relevan dengan tulisan ini, Hawking tidak percaya Tuhan (ateis) sehingga tidak percaya kuasa-Nya namun dia merasa bahwa dirinya sudah tahu semua sebab yang sebenarnya tidak semua dia tahu. Hawking sedang diuji Tuhannya namun dia tidak sadar karena dia tidak percaya. Kebenaran Tuhan berlandaskan kepercayaan, sedangkan kebenaran ilmiah yang di'dewa'kan Hawking berlandaskan pengalaman nyatanya. Perbedaan landasan ini membuat Kyai Semar menghentikan perdebatannya dengan Hawking. Demikian analisis saya. Idealnya pengetahuan terkait kebenaran ilmiah dapat meningkatkan keimanan seseorang, tidak lantas seperti Hawking yang men'dewa'kan ilmu pengetahuan. Naudzubillahi min dzalik.
ReplyDeleteIkhsanudin (PEP-S3/19701261001)
Alfiana Dewi
ReplyDelete19701251005
S2 PEP A 2019
Kontemporer menurut para ahli berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian yang terjadi saat ini. Sementara agama ada sudah sangat lama. Namun bukan berarti aturan agama itu kuno dan tidak berlaku atau sesuai dengan jaman saat ini. Kontemporer dan pandangan masyarakat tidak bisa diindahkan, Pandangan masyarakat kontemporer tentang eksistensi Tuhan dan agama secara faktual sangat memperihatinkan.Persoalan Tuhan dan agama hanya menghiasi diskusi, seminar dan perdebatan yang tanpa ujung. Kehidupan praktis manusia pada kenyataannya menganggap kecil arti pentingnya Tuhan dan agama, bahkan yang sangat tragis kebertuhanan dan keberagamaan dianggap menghalangi manusia untuk meraih kemajuan. Pandangan masyarakat kontemporer semacam itu secara esensial merupakan pengingkaran terhadap hakikat dirinya sendiri, karena sesungguhnya keber-Tuhanan dan keberagamaan itu adalah hakikat manusia yang paling fundamental.
Muh. Asriadi AM
ReplyDelete19701251008
S2 PEP A 2019
Pada tulisan ini saya memahami Kontemporer adalah sesuatu yang menggambarkan hal-hal yang terjadi pada saat yang sama atau masa sekarang. Kontemporer juga mencerminkan bahwa adanya kebebasan dalam menentukan sesuai dengan apa yang berlaku pada masa sekarang. Pada percakapan tersebut, jelas bahwa seorang stephen adalah seorang atheis kontemporer yang sangat mengagungkan ilmu pengetahuan daripada agama. Padahal agama dan ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan. Seperti kata Einsten bahwa Agama tanpa ilmu sesat, ilmu tanpa agama buta. Sehinggaa keduannya harus selalu menyatu dalam hidup ini.
Tiara Wahyu Anggraini
ReplyDelete19709251065
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Kontemporer dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang mengutamakan kebebasan dalam menentukan, sesuai dengan apa yang berlaku saat ini. Seperti percakapan di atas, seorang ilmuan lebih mengagungkan IPTEK daripada Tuhan, inilah yang disebut kontemporer yang melampaui batas. Keadaan tersebut sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Sesungguhnya banyak fenomena alam yang baru dapat dinalar menggunakan ilmu pengetahuan, namun ternyata sudah tertulis dalam Al-Quran. Hal tersebut menandakan bahwa perkembangan IPTEK sesungguhnya tidak dapat terlepas dari agama.
Nuri Dewi Muldayanti
ReplyDelete21701261020
S3 PEP Kelas B 2021
Assalamualaikum, wr, wb
Allah Menegaskan dalam Al qur’an bahwa orang-orang yang tidak percaya pada Allah akan meminta pertolongan ketika mereka dalam bahaya. Hikmahnya adalah kita harus meninggalkan perdebatan yang sekiranya membawa pengaruh yang dapat merubah mindset buruk kepada kita,,seperti semar dan kawan-kawan yang yang langsung emngakhiri diskusinya.