Ass Wr Wb.
Pada hari ini Jumat, 7 Nopember 2014,
pada kuliah Filsafat Ilmu S2
Pendidikan Matematika Kelas PMP2TK di R 106 A diganti R 100 A Pasca Lama pk 15.40 sd
17.10, yang di hadiri oleh 16 mahasiswa, saya meminta mahasiswa untuk mengidentifikasi fenomena-fenomena apa saja, dalam kelas pembelajaran matematika yang dapat dijelaskan melalui/dengan filsafat.
Sebagai pengantar saya ingin sampaikan bahwa mengungkap secara filsafati segala fenomena yang ada dan yang mungkin ada dalam proses belajar mengajar matematika di kelas, adalah semata-mata dari dan untuk kepentingan orang dewasa, dalam hal ini, Guru. Tidaklah pada tempatnya andaikata kita berkehendak mengajak berkomunikasi secara filsafati kepada anak-anak atau siswa, kecuali dalam kondisi yang memungkinkan. Tujuan dari telaah filsafat ini adalah untuk meningkatkan sensitivitas orang dewasa (guru) agar lebih santun terhadap yang ada dan yang mungkin ada dalam proses belajar mengajar matematika.
Berikut hasil identifikasinya, beserta Petunjuk yang saya berikan untuk menjawab dari beberapa pertanyaan:
1.Bagaimana menjelaskan secara filsafat tentang diagonal ruang suatu Balok?
Petunjuk Dosen:
Saya kurang sreg dengan istilah "guru menjelaskan", tetapi lebih cocok dengan istilah "siswa memelajari". Diagonal ruang suatu bangun geometri (Balok) adalah satu dari sekian banyak sifat yang ada dari bangun tersebut. Secara filsafat, saya mendefinisikan "belajar" sebagai segala usaha untuk "mengadakan" dari beberapa sifat "yang mungkin ada". Jadi usaha siswa belajar untuk memahami konsep "diagonal ruang"dapat dipandang sebagai mengadakan segala sifat diagonal ruang yang mungkin ada. Seperti halnya untuk mengetahui siat-sifat yang lainnya, maka secara filsafat cara memahami konsep diagonal ruang dapat dilakukan dengan metode hermenitika yaitu terjemah dan diterjemahkan, yang di dalamnya terkandung kegiatan interaksi atau saling bersilaturakhim, baik antar guru dengan siswa, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan objek belajar yaitu Balok. Bagi siswa yang relatif muda usia (siswa SD) belajar akan lebih bermakna jika mampu menumbuhkembangkan intuisinya; berarti diperlukan objek belajar yang lebih konkrit. Demikian, penjelasan saya, semoga dapat menjadi pembuka bagi usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Selamat menjawab.
2. Bagaimana penjelasan filsafat tentang nilai Phi yang merupakan perbandingan keliling lingkaran dengan diameternya?
Petunjuk Dosen:
Bahwa Phi adalah perbandingan keliling lingkaran dengan diameternya, dapat dipandang sebagai definisi yang merupakan kesepakatan awal atau dibuat sebagai pengertian awal. Sedangkan penemuannya Phi diterangkan dalam sejarahnya; dan pembuktiannya dapat digunakan benda konkrit.
3. Bagaimana penjelasan filsafat mengenai berbagai macam konsep himpunan, misalnya Himpunan Semesta, Himpunan Kosong, Relasi Himpunan dan Operasi Himpunan?
Petunjuk Dosen:
Secara filsafat konsep Himpunan dapat dipandang sebagai Penggolongan atau Pembeda atau Kategori. Sebenar-benar Ilmu adalah jika memuat Kategori. Dan sebenar-benar orang berilmu jika dia mampu mem Beda kan.
4. Bagaimana penjelasan filsafat mengenai konsep bilangan berpangkat negatif?
Petunjuk Dosen:
Secara filsafat konsep Bilangan Berpangkat Negatif termasuk ke dalam Pengertian Formal; dia hanya ada di dalam pikiran dan tidak ditemukan di luar pikiran (anak-anak). Itulah sebabnya akan sulit bagai anak kecil untuk memelajarinya.
5. Bagaimana penjelasan filsafat tentang rumus Luas permukaan Bola?
Petunjuk Dosen:
Secara filsafat, sebuah Rumus Matematika dapat dianggap sebagai Forma atau Bentuk atau Wadah.
6. Bagaimana penjelasan filsafat tentang kesulitan belajar?
Petunjuk Dosen:
Secara filsafat, Kesulitan dapat dimaknai kendala seseorang dalam usahanya Menembus Ruang dan waktu.
7. Bagaimana penjelasan filsafat tentang kegiatan pemecahan masalah?
Petunjuk Dosen:
Secara filsafat, kegiatan Pemecahan Masalah dapat dipandang sebagai Vitalitas atau ikhtiar.
8. Bagaimana penjelasan filsafat tentang konsep menemukan sendiri?
Petunjuk Dosen:
Menemukan sendiri, mengandung pengertian Membangun yang kemudian sesuai dengan paradigma Constructivisme.
9. Bagaimana penjelasan filsafat tentang adanya konsep berbagai macam bilangan, hubungan antar bilangan, dan operasi bilangan? Secara khusus bagaimana penjelasan filsafat tentang Deret dan Barisan Bilangan?
Petunjuk Dosen:
Secara filsafat, konsep Bilangan hanya dapat dipahami dalam Intuisi Ruang dan Waktu. Di dalam Pikiran, Bilangan bermakna karena Nilainya. Barisan atau Deret Bilangan dapat dianggap sebagai Petunjuk untuk memeroleh Keadaan di masa Depan, jadi dia sesuai dengan Aliran Filsafat Teleologi.
10. Bagaimana penjelasan filsafat tentang kesamaan, persamaan, ketidaksamaa, dan pertidaksamaan?
Petunjuk Dosen:
Dalam filsafat, konsep Kesamaan setara dengan Sifat Identitas, yaitu tercapainya keadaan A = A; sedangkan konsep ketidaksamaan setara dengan Sifat Kontradiksi yaitu Predikat yang tidak akan mampu menyamai Subjeknya.
11. Bagaimana penjelasan filsafat tentang konsep berbagai macam operasi bilangan?
Petunjuk Dosen:
Segala bilangan yang ada di dalam pikiran bersifat Tunggal, Unik, Absolut, Sempurna, Ideal. Sedangkan bilangan-bilangan yang ada di luar pikiran bersifat sebaliknya.
12. Bagaimana penjelasan filsafat tentang adanya relasi dan fungsi matematika? Secara khusus bagaimana penjelasan filsafat tentang Limit Fungsi?
Petunjuk Dosen:
Secara filsafati, Konsep Limit Fungsi berkaitan dengan ketakhinggaan, di mana dalam ketakhinggaan manusia menemukan ketidaksempurnaannya.
13. Bagaimana penjelasan filsafat tentang bentuk, ukuran, dan macam-macam bangun-bangun geometri?
Petunjuk Dosen:
Segala bentuk, ukuran, dan macam-macam bangun-bangun geometri hanya dapat dipahami di dalam Intuisi Ruang dan Waktu
14. Bagaimana penjelasan filsafat tentang adanya berbagai macam Pola atau keteraturan dalam matematika?
Petunjuk Dosen:
Secara filsafat, Pola dapat diartikan sebagai Aturan/Ketentuan/atau Hukum, dan oleh karenanya Pola dapat digunakan sebagai Awal dari kegiatan berpikir. Suatu kegiatan Berpikir dimana mempunyai "awal" atau "starting point" disebutlah sebagai Aliran Foundationalisme.
15. Bagaimana penjelasan filsafat tentang materi Logika dalam matematika?
Petunjuk Dosen:
Logika mempunyai kedudukan yang dominan dan sangat penting dalam filsafat, mulai dari jaman Aristoteles hingga tokoh Logicism (filsafat Logika) yaitu Sir Bertrand Russel. Namun Logika tidaklah sama dengan Logicism. Secara khusus, dalam bukunya " The Critics of Pure Reason", Immanuel Kant banyak sekali menguraikan tentang Logika dan logika. Logicism adalah suatu aliran filsafat matematika yang berusaha membawa semua matematika ke dalam alur pikir logika.
16. Bagaimana penjelasan filsafat tentang konsep Peluang/Probabilitas dan Statistika?
Petunjuk Dosen:
Secara filsafat, Peluang atau Probabilitas dapat dipandang sebagai "yang mungkin ada". Untuk mewujudkannya dilakukan dengan metode Hermenitika. Dikarenakan keterbatasannya, maka sebenar-benar manusia tidaklah mampu mengadakan semua yang mungkin ada. Sedangkan yang ada pun hanya bersifat sempurna jika dia ada di dalam pikiran, diandaikan, atau kalau sudah sampai di akhirat.
17.Bagaimana penjelasan filsafat tentang pembuktian Rumus Matematika: induksi dan deduksi?
Petunjuk Dosen:
Membuktikan Rumus Matematika adalah ranah orang dewasa (SMA ke atas) dalam lingkup Matematika Formal/Matematika Aksiomatik. Membuktikan Matematika untuk dunia anak-anak (SD) harus diberi pengertian lain yaitu segala aktivitas memahami matematika dengan aktivitasnya berinteraksi dengan benda-benda konkrit.
18. Bagaimana penjelasan filsafat tentang penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari?
Petunjuk Dosen:
Penggunaan Matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah ranahnya orang dewasa; jadi jangan membebani generasi muda (anak-anak) untuk berpikir sampai tahap demikian. Menggunakan matematika adalah urusan dan kerja orang dewasa (matematikawan dan praktisi matematika).Kemudian (setelah diingatkan oleh Ivone Marlinda) saya masih menemukan bahwa ternyata Anak Kecil dalam ruang dan waktu yang terbatas juga dapat menggunakan matematika; saya ulangi dalam ruang dan waktu yang terbatas. Walaupun dalam ruang dan waktu yang terbatas, ternyata juga banyak sekali hal-hal yang dapat dilakukan oleh Anak Kecil menggunakan matematikanya misalnya: menghitung, mengukur, mengira-ira, belanja,..dst. Pernyataan saya di awal dikarenakan saya menekankan pada usaha mencegah orang dewasa berbuat semena-mena dengan menerapkan matematika formal dan menggunakan matematika tanpa mengetahui konsepnya.Hanya di sini saya akan membedakan antara "kemampuan menerapkan matematika" dan "matematika terapan". Untuk yang pertama, "kemampuan menarapkan matematika" dapat dipandang dari sisi kemampuan berpikir secara umum, seperti yang dikemukakan oleh Bloom, yaitu kemampuan berpikir sejak dari : Mengingat, Memahami, MENERAPKAN, Analisis, Sintesis,dan Evaluasi. Berarti setiap kegiatan berpikir terdapat aspek Menerapkan pemahamannya sebagai suatu kriteria tahapan berpikir. Demikian itulah yang terjadi jika siswa/anak kecil berpikir termasuk berpikir matematika; ini pulalah yang menurut saya yang dipersoalkan oleh Sdri Ivone Marlinda. Sedangkan yang kedua "matematika terapan" atau menerapkan matematika dalam kepentingan matematika bermanfaat bagi ilmu-ilmu lain itulah yang saya maksud sebagai domainnya orang dewasa. Demikianlah semoga bermanfaat.
19. Bagaimana penjelasan filsafat tentang Definisi, Postulat dan Theorema dalam Matematika?
Petunjuk Dosen:
Definisi, Postulat dan Theorema termasuk ranah Matematika Formal/Matematika Aksiomatik, dimana Matematika demikian didefinisikan sebagai ilmu yang bersifat deduktif, yang berlandaskan atau dimulai dengan mendefinisikan konsep-konsep, selanjutnya dibentuklah Teorema-teorema, Aksioma atau Dalil-dalil yang pada akhirnya diperoleh suatu Struktur Matematika yang di dalamnya tidak boleh terdapat kkontradiksi. Pendiri Matematika Formal adalah Hilbert.
20. Bagaimana penjelasan filsafat tentang adanya Simbol-simbolmatematika?
Petunjuk Dosen:
Secara khusus, terdapat apa yang disebut sebagai Filsafat Simbol
Selanjutnya dipersilahkan para pembaca yang budiman untuk mencoba menjelaskan satu atau lebih dari fenomena-fenomena yang telah didaftar tersebut di atas, dengan cara membuat Comment.
Demikianlah semoga bermanfaat. Amin.
Dosen ybs
Marsigit
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dari beberapa pembahasan diatas, saya tertarik untuk mengulas lebih dalam lagi tentang pertanyaan no 10 yaitu tentang 10. Bagaimana penjelasan filsafat tentang kesamaan, persamaan, ketidaksamaa, dan pertidaksamaan?
Pak Marsigit menjelaskan bahwa dalam filsafat, konsep Kesamaan setara dengan Sifat Identitas, yaitu tercapainya keadaan A = A; sedangkan konsep ketidaksamaan setara dengan Sifat Kontradiksi yaitu Predikat yang tidak akan mampu menyamai Subjeknya.
Saya berpendapat dengan jawaban dari Pak Marsigit karena jika A = A maka salah karena di dunia kenyataan dan pasti ada dua A yaitu A yang di kiri dan ada A yang di kanan. A yang kiri bisa di depan pintu dan A bisa di depan jendela dan perlakuannya beda. Marsigit juga berbeda dengan Marsigit yang lainnya karena itu urusan dunia. Marsigit = Marsigit hanyalah berupa pikiran.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Atin Argianti
ReplyDelete18709251001
PPs PM A 2018
Berdasarkan pertanyaan dan jawaban yang ada dalam postingan tersebut, menurut saya matematika adalah objek yang ada dalam pikiran. Matematika yang dapat dituli atau symbol yang biasa digunakan adalah sebuah kesepakatan. Kesepakatan yang secara global digunakan. Sehingga digunakan untuk memperjelas apa yang ada di dalam pikiran.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamu'alaikum wr.wb.
Belajar mengajar matematika dapat diungkapkan melalui filsafat. Kita ketahui bahwa kajian filsafat meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Secara filsafat belajar merupakan usaha mengadakan yang mungkin ada. Dalam memahami sebuah konsep matematika siswa difasilitasi untuk dapat menemukan konsep tersebut melalui pengalamannya sendiri. hal ini sesuai dengan paradigma Constructivisme dimana siswa dapat mengkonstruk pengetahuannya sendiri melalui pengalaman menarik yang telah dialaminya. Namun hal tersebut tentu tidak mudah untuk dilakukan apalagi jika siswa ada yang mengalami sulit belajar. Sulit belajar juga dimaknai sebagai kendala seseorang dalam usahanya menembus ruang dan waktu. Hal ini menjadi tugas guru untuk dapat memberikan pengalaman menarik tersebut sehingga siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya dan siswa dapat menembus ruang waktu yang ada. Jika siswa sulit menembus ruang dan waktu akan menyebabkan siswa tersebut tertinggal dan tidak dapat mencapai keberhasilan.
Wassalamualaikum wr.wb.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika B
Ilmu filsafat sangat penting untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika. Ilmu filsafat membantu membentuk pola pikir matematika yang ada maupun yang belum tentu ada. Ada pernyataan yang menarik perhatian saya yaitu poin 18 yang mengungkapkan bagaimana penjelasan filsafat tentang penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Sdri Ivone Melinnda mengatakan bahwa penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah ranahnya orang dewasa karena matematika terlalu rumit untuk anak-anak. yang saya tahu matematika membentuk pola pikir anak untuk dapat berpikir secara kompeks melalui cara yang bertahap. Matematika menjadi rumit bagi anak-anak jika tidak diajarkan sesuai dengan tingkatannya. Tingkat pengaplikasian matematika ke dalam kehidupan sehari-hari bagi anak-anak adalah menghitung, mengukur, mengira, dsb. Selain itu, bukanlah merupakan tahap keilmuan anak-anak. matematika orang dewasa merupakan matematika terapan yang berguna bagi perkerjaan sehari-hari yang mengharuskan menggunakan ilmu matematika sebagai dasar keilmuannya. Contohnya, arsitektur, tenik sipil, konstruksi, bisnis dan keuangan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, filsafat matematika adalah tentang definisi dalam penggunaan-penggunaan teori matematika yang lebih tepat jika digunakan oleh orang dewasa yang telah memahami aturan-aturannya.
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Proses pembelajaran matematika diungkapkan secara filsafat yaitu mengungkapkan fenomena yang ada dan yang mungkin ada dalam proses tersebut. Pembelajaran matematika dilihat dari sudut pandang filsafat adalah proses mengadakan dari sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dalam matematika. Penting bagi guru untuk mengetahui filsafat matematika. Hal ini akan membuat guru menjadi tahu apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran. Contohnya mengenai definisi, aksioma, dan teorema adalah bagian dari matematika formal yang sesuai dengan tahap berpikirnya orang dewasa maka tidak cocok bagi guru SD untuk mengajarkannya definisi dan sebagainya secara langsung, melainkan diajarkan dengan sesuatu yang konkrit yang dekat dengan siswa. Selain itu pentingnya filsafat bagi guru adalah dapat mengaitkan persoalan dalam matematika dengan nilai-nilai kehidupan. Seperti telah dijelaskan mengenai limit berkaitan dengan ketidakhinggan. Dalam pembelajarannya bisa dikaitkan dengan nilai-nilai bahwa manusia itu memiliki keterbatasan dan tidak seberapa dibanding dengan kuasa Alloh yang tidak terhingga. Ini dapat diarahkan kepada nilai untuk selalu rendah diri dan selalu bersyukur atas apa yang telah Alloh berikan.
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr wb
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan dan juga jawaban di atas membuktikan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini bisa dijawab melalui cara pandang filsafat. Seperti yang dikatakan Johnn Gotlich fickte berpendapat bahwa filsafat merupakan ilmu dari ilmu-ilmu, yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Filsafat membicarakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu untuk mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
Surya Shofiyana Sukarman
ReplyDelete18709251017
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Setiap kegiatan proses pembelajaran dalam matematika dapat dijelaskan menurut pandangan filsafat. Salah satu contohnya filsafat mengungkap fenomena belajar mengajar matematika tentang diagonal ruang suatu balok. Pembelajaran terebut akan lebih bermakna jika dihadirkan objek pembelajaran yang konkrit, yaitu dengan menghadirkan balok tersebut, sehingga siswa secara langsung dapat melihat sifat-sifat balok tersebut kemudian mereka mengkonstruk pengetahuan yang telah dimilikinya dengan menemukan sendiri konsep diagonal ruang balok tersebut. Dalam proses pembelajarn tersebut tidak terlepas dari interkasi siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru, karena guru juga peran aktif dalam membimbing dan membantu siswa dalam mengatasi kesulitan ataupun kendala-kendala selama proses pembelajaran.
Elsa Apriska
ReplyDelete18709251005
S2 PM A 2018
Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan diatas bisa kita ketahui bahwa filsafat dapat diterapkan diberbagai lini kehidupan termasuk dalam pembelajaran matematika. Belajar dalam filsafat diartikan sebagai usaha untuk "mengadakan" dari beberapa sifat yang mungkin ada. Disini guru sebagai pendidik memiliki peranan penting untuk memahami hal ini. Guru berusaha untuk membuat para siswanya mengerti tentang pelajarannya sehingga sesuatu yang sebelumnya bersifat mungkin ada menjadi ada dalam pemikiran siswa.Dengan penerapan filsafat dalam pembelajaran guru juga mampu untuk menerangkan kepada siswa pembelajaran dalam bentuk nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
Saya setuju bahwa mempelajari atau mengajarkan matematika harus berdasarkan pada konsep. Konsep di sini bisa sesuai ruang dan waktu. Mengajar matematika dewasa sudah pasti akan berbeda dengan matematika sekolah. Anak-anak memang bisa menggunakan matematika seperti dijelaskan sebelumnya, tetapi terbatas pada ruang dan waktu. Oleh karena itu, ketika kita mengajar matematika, maka, sesuaikan dengan ruang dan waktu supaya tidak terjadi miskonsepsi.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Dalam menanggapi pertanyaan nomor 18 mengenai penjelasan filsafat tentang penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari, Prof memberikan petunjuk bahwa terdapat perbedaan antara menerapkan matematika dan penerapan matematika. Penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah ranahnya orang dewasa. Sementara untuk menerapkan matematika bisa menjadi ranah anak-anak. Maka kita sebagai guru hendaknya tidak membebani anak-anak untuk sampai ke tahap matematika terapan. Guru hanya perlu membekali siswa agar siswa dapat berpikir matematis dan memiliki kemampuan pemecahan masalah.
Dini Arrum Putri
ReplyDelete18709251003
S2 P Math A 2018
Filsafat mencakup segala sesuatu yang luas mengenai akal, pikiran, pengetahuan yang tentu masih berlandaskan spritualisme, filsafat juga mengkaji tentang pembuktian suatu kebenaran akan suatu hal. Filsafat erat kaitannya dengan matematika, matematika adalah sumber dari segala pengetahuan, contoh simplenya saja matematika adalah sarana berpikir deduktif dimana semua konsep yng ada pada matematika perlu adanya pembuktian agar dapat dikatakan benar hal itu tentunya berkaitan pula dengan filsafat yang memandangnya dari sudut pandang yang berbeda
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr, wb.
Saya sangat tertari pada pertanyaan ke 18 tentang Bagaimana penjelasan filsafat tentang penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari?. Jawaban dari pertanyaan tersebut bahwa Penggunaan Matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah ranahnya orang dewasa; jadi jangan membebani generasi muda (anak-anak) untuk berpikir sampai tahap demikian. sebenarnya perlu juga dalam pembelajaran siswa diberitahukan tentang penggunakan matematika dalam pembelajaran agar dibenak anak tertanam bahwa matematika itu bermanfaat. Walaupun dalam pemikiran matematika tetap disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr, wb.
Saya sangat tertarik pada pertanyaan ke 6 yaitu Bagaimana penjelasan filsafat tentang kesulitan belajar? Petunjuk Dosen menjelaskan bahwa secara filsafat, Kesulitan dapat dimaknai kendala seseorang dalam usahanya Menembus Ruang dan waktu. Kesulitan belajara merupakan kendala yang sering ditemui disetiap pembelajaran oleh siswa. Siswa dikelas yang heterogen memberikan pemahaman yang berbeda-beda pula dan kadang mengalami kesulitan. Sebagai guru kita harus menanggulangi berbagai kesulitan belajar. Kita dapat memfasilitasi siswa agar tidak mengalami kesulitan dan dapat memahami pembelajaran.
Muhammad Fendrik
ReplyDelete18706261001
S3 Dikdas 2018
Assalamu'alaikum Wr Wb.
Saya ingin memberikan komentar berkaitan dengan nomor 8 tentang paradigma filsafat tentang konsep menemukan sendiri (kontruktivisme) dalam proses belajar mengajar aliran konstruktivisme memberikan keleluasaan pada anak untuk aktif membangun kebermaknaan sesuai dengan pemahaman yang telah mereka miliki, memerlukan serangkaian kesadaran akan makna bahwa pengetahuan tidak bersifat obyektif atau stabil, tetapi bersifat temporer atau selalu berkembang tergantung pada persepsi subyektif individu dan individu yang berpengetahuan menginterpretasikan sertamengkonstruksi suatu realisasi berdasarkan pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan. Paradigma konstruk ini sangat diperlukan anak agar pengetahuan yang diperolehnya dapat bertahan lama dalam ingatannya serta mengembangkan pengethauan tersebut dalam konteks atau objek yang lain.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Saya akan mencoba menanggapi pertanyaan nomor 17, bagaimana penjelasan filsafat tentang pembuktian rumus matematika, menurut saya pembuktian rumus merupakan pembelajaran yang sesuai diterapkan ketika siswa berada pada tingkat SMA atau perguruan tinggi. Dimana siswa sudah dapat berpikir secara induksi dan deduksi terkait gabungan dari konsep konsep matematika yang telah dipelajari. Dalam pembelajaran tingkat SD maupun SMP, matematika diajarkan dalam tahap perkenalan hal yang abstrak dan pembentukan skema pada anak. Oleh karena itu, saya rasa kurang sesuai jika pada tingkat dasar siswa sudah diajarkan pembuktian mengingat tahap berpikirnya belum mampu mencapai hal tersebut. Dalam pembelajaran pun,pada tingkat dasar, sebuah definisi saja tidak dianjurkan di kemukan di awal namun harus memberikan hal nyata untuk mengabstraksi konsep matematika agar lebih mudah untuk dipahami siswa tingkat dasar
Totok Victor Didik Saputro
ReplyDelete18709251002
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Selamat siang Prof.
Filsafat memiliki pengertian yang sangat luas. Filsafat hadir ditengah-tengah kehidupan manusia. Artinya filsafat dekat sekali dengan kita. Hal yang sama juga terjadi dalam pembelajaran matematika. Setiap pembelajaran memerlukan pikiran dan logika berpikir. Hal ini juga diperlukan dalam belajar mengajar matematika. Filsafat yang dekat sekali atau dapat dikatakan menyatu dengan alam sekitar kita akan membantu dalam belajar mengajar matematika. Bagaimana caranya? Memberikan pembelajaran matematika dengan menggunakan fenomena kontekstual merupakan salah satu contoh filsafat yang bisa digunakan dalam belajar mengajar matematika. Mengapa demikian? Filsafat dapat berbentuk apa saja. Dalam konteks ini, filsafat berbentuk fenomena kontekstual yang digunakan dalam belajar pembelajaran matematika. Adanya makna dari pembelajaran matematika ini membuat siswa juga merasakan secara langsung manfaat belajar matematika itu sendiri. Terima kasih.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
"1. Bagaimana menjelaskan secara filsafat tentang diagonal ruang suatu Balok"
Diagonal ruang suatu balok itu abstrak. Menjelaskan diagonal ruang suatu balok itu adalah mengadakan yang mungkin ada. Jadi, gunakan ruangan sebagai model sebuah balok. Setelah menggunakan ruangan sebagai model, barulah kenalkan konsep diagonal ruang sebuah balok.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
"2. Bagaimana penjelasan filsafat tentang nilai Phi yang merupakan perbandingan keliling lingkaran dengan diameternya?"
Phi adalah pemikiran seseorang tentang perbandingan keliling lingkaran dan diameternya. Untuk membuktikannya kita dapat menggunakan model model nyata disekitar kita yang berbentuk lingkaran. Lalu kita dapat membandingkan keliling dan diameternya.
Tiara Cendekiawaty
ReplyDelete18709251025
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Saya tertarik untuk mengulasi pertanyaan no 10 mengenai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Saya setuju dengan Prof yang mengatakan bahwa penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah ranahnya orang dewasa bukan untuk anak-anak. Mengapa? Karena proses berpikir anak-anak belum sampai pada tahap tersebut. Penggunaan matematika sehari-hari yang dimaksudkan adalah matematika terapan/matematika sebagai dasar ilmu lainnya. Anak-anak bisa mengenal matematika melalui kehidupan sehari-hari tetapi ketika mengaplikasikannnya dalam kehidupan sehari-hari mereka belum mampu. Kemampuan anak-anak hanya pada tahap yang sederhana.
Tiara Cendekiawaty
ReplyDelete18709251025
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Dan saya tertarik untuk mengulas pertanyaan no 20. Simbol-simbol dalam matematika mengandung suatu konsep. 1 simbol mewakili 1 konsep matematika. Agar siswa dapat memahami suatu konsep dengan baik dan benar maka siswa jangan langsung diberi definisi dari suatu konsep tersebut. Guru harus memulainya dengan memberikan berbagai variasi contoh disertai dengan bukan contoh. Dengan begitu siswa dapat melakukan proses abstraksi untuk membentuk suatu konsep sendiri. Proses abstraksi membuat siswa mampu membuat kategori yang memiliki kesamaan, membuat penamaan, hingga terbentuklah suatu ilmu/konsep.
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Terimakasih prof atas postingannya. Dari uraian di atas terdapat beberapa pertanyaan tentang belajar mengajar matematika yang dijawab dengan penjelasan filsafat. Matematika merupakan olah pikir dalam menentukan jawaban, karena matematika memiliki jawaban sesuai dengan ruang dan waktunya.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Dalam filsafat, kesulitan merupakan kendala seseorang dalam menembus ruang dan waktu. Kesulitan belajar yang dialami siswa mempunyai banyak dampak yang berujung pada suatu ketidaktahuan siswa tersebut mengenai sebuah disiplin ilmu. jika seseorang sedang dalam kesulitan, alngkah lebih baiknya jika meminta bantuan dan pengarahan dari yang lebih mengetahui. Jika siswa hanya diam saja tanpa adanya rasa ingin bisa dapat menyebabkan siswa tidak akan mengalami kemajuan. Kesulitan belajar yang menjadi tantangan besar bagi siswa berubah menjadi sebuah penghalang dalam mencapai prestasi yang diinginkan.
Wassalamualaikum wr.wb.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Dalam filsafat, kegiatan pemecahan masalah merupakan salah satu usaha atau ikhtiar untuk mendapatkan suatu jawaban. Pemecahan masalah tidak hanya berguna dalam memecahkan suatu persoalan matematika tapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Masalah yang selalu datang silih berganti juga memerlukan sebuah usaha untuk dapat menyelesaikannya. Jika seseorang tidak ada usaha dalam menyelesaikan semua permasalahannya, maka ia tidak akan bisa melangkah maju dan akan terus terpuruk dengan berbagai masalahnya. Hal ini tentu tidak akan bagus kesehatan psikologinya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Secara filsafat, konsep menemukan sendiri mengandung pengertian membangun. Siswa berusaha membangun pengetahuannya sendiri yang dibantu dengan guru. dalam hal ini sudah menempatkan siswa sebagai pusat dari pembelajaran dan guru sebagai fasiitator. Guru hanya memfasilitasi kebutuhan siswa dan siswanya sendirilah yang berusaha untuk menemukan konsep. Tentu dalam hal ini guru juga ikut mengarahkan agar siswanya tidak kesasar dan salah jalan. Hal ini sesuai dengan paradigma contructivisme yang mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri sehingga hal tersebut lebih bermakna dan terus terngiang dalam ingatannya. Belajar bermakna inilah yang akan menjadikan para siswa berhasil dalam mencapai tujuannya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Dalam matematika tidak akan jauh-jauh dengan yang namanya simbol. Simbol-simbol dalam matematika berguna agar penjelasan tidak terlalu panjang dan lebih praktis. Jika tidak adanya simbol, maka dalam buku ajar akan penuh dengan tulisan yang tidak jelas bagaimana gambaranya. Padahal jika penjelasan hanya dalam bentuk kata-kata akan lebih sulit dimengerti dibandigkan dengan adanya gambar ataupun simbol yang mewakilinya. Simbol tidak hanya berguna dalam matematika saja, namun juga bisa berguna dalam kehidupan namun tentunya dalam bentuk yang berbeda sesuai dengan kreativitas setiap individunya. Karena sesungguhnya simbol bermanfaat dalam berbagai hal tergantung bagaimana orang lain menyikapinya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Fenomena yang ada dalam belajar mengajar matematika melalui filsafat memberikan ilmu dan pengalaman yang sebelumnya belum diketahui oleh guru. Filsafat mampu memasuki proses belajar belajar matematika dengan sederhana dan bisa diterima oleh akal. Namun segala sesuatu di dunia ini memiliki batasan masing-masing yang hanya kepada Tuhanlah Sang Pemilik ilmu dan kita akan kembali.
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Dari legi ini kita dapat memahami keluasaan peran filsasat termasuk dalam pembelajaran. Pembelajaran matematika dengan filsafat itu sangatlah dekat. Filsafat mampu menjelaskan matematika dan dari matematikalah kita bisa memahami filsafat. Ini sangat bermanfaat bagi orang dewasa dalam hal ini guru dalam mengajar. Dengan memahami filsafat maka guru juga bisa memahami bagaimana kondisi pembelajaran dan bagaimana memperbaiki kondisi itu. Maka guru yang memahami filsafat dengan baik adalah guru yang tidak mudah berkeluh kesah disetiap hambatan dalam mengajarnya.
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Menurut saya dari matematika guru juga bisa menjelaskan filosofi hidup kepada siswa. Misal pada materi garis bilangan positf dan negatif kita bisa menjelaskan bahwa arah kekanan itu bisa diibaratkan dengan jalan kebaikan semakin kekanan maka semakin mendekati dan mendapati nilai positif. Begitupun hidup manusia semakin sering berada pada jalan kebaikan maka semakin memperoleh nilai positif. Nilai positif itu bisa berupa cinta dan kasih Allah maka semakin kita berada pada jalan kebaikan maka kita semakin dekat dan memperoleh cinta Allah. Arah kekiri itulah jalan keburukan Semakin kekiri berarti semakin mendekati dan memperoleh nilai negatif. Maka semakin seseorang berada pada jalan keburukan maka akan semakin mendekati dan memperoleh nilai yang negatif. Nilai negatif itulah yang diibaratkan kebencian Allah. Maka semakin siswa sering berbohong, bermalas-malasan, menyontek, menggunjing teman, dst makan Allah semakin tidak suka atau benci.
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Terkait masalah kesulitan peserta didik dalam belajar, tentu ini merupakan suatu masalah yang tidak bisa lepas dari pembelajaran khususnya pembelajaran matematika. Inilah yang menjadi masalah sekaligus menjadi ujian bagi para guru. Namun guru yang memahami konsep humanist, konsep perbedaan, konsep ruang dan waktu dalam filsafat akan memahami dengan baik ujian itu. Harus dipahami dari sisi HUMANIST, bahwa siswa adalah insan yang terlahir lengkap dengan dianugerahinya potensi didalam setiap dirinya. Potensi inilah yang harus digali. Maka setiap siswa SEBENARNYA memiliki potensi cerdas hanya PERBEDAANnyaa ialah terletak pada penggaliannya. Ada yang cepat tergali, ada yang lambat, ada yang galiannyya dalam,dangkal, ada yang galian setengah dalam, setengah dangkal. Perbedaan inilah yang memunculkan penilain kita akan adanya siswa yang cerdasnya minta ampun, yang bodohnya juga minta ampun, yang cerdasnya cepat, ada lambat cerdasnya lambat,dst. Guru juga harus memahami bahwa kapasitas belajar siswa itu BERBEDA dengan kapasitas orang dewasa maka tidaklah layak jika memaksakan RUANG dan WAKTU kepada mereka dengan kata lain tidaklah pantas memaksa mereka untuk belajar layaknya orang dewasa yang belajar. Sehingga dapat saya simpulkan bahwa dari pemahaman filsafat yang baik, guru akan terlahir menjadi guru yang tidak hanya memiliki sensitivitas dan kreativitas dalam mengajar tapi juga akan memiliki kesabaran terhadap ujian dalam proses mengajarnya.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Tujuan seorang guru mempelajari filsafat adalah untuk meningkatkan sensitivitasnya dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran yang terjadi tidak bisa dipisahkan dari kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Kesulitan belajar merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan oleh seorang guru. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dalam kacamata filsafat seorang guru harus mampu menembus ruang dan waktu, maksudnya yaitu seorang guru harus bisa melakukan evaluasi terhadap pembelajaran-pembelajaran yang sudah dilakukan. Hasil evaluasi yang sudah dilakukan oleh seorang guru kemudian digunakan sebagai suatu acuan dalam mempersiapkan pembelajaran kedepannya agar lebih baik.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Bagaimana penjelasan filsafat tentang kegiatan pemecahan masalah? Berdasarkan petunjuk yang diberikan oleh dosen yang berkaitan, bahwa dalam filsafat kegiatan pemecahan masalah dapat dipandang sebagai ikhtiar. Ikhtiar disini maksudnya sebagai suatu proses yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut. Kegiatan pemecahan masalah merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang menuntut siswa aktif. Kemudian dengan adanya masalah tersebut, siswa akan melakukan berbagai macam cara yang dapat digunakan sampai benar-benar mampu memecahkan permasalahannya. Penggunaan berbagai cara yang dilakukan siswa memperlihatkan bahwa siswa sedang mengkonstruksi pengetahuan yang dimilikinya sendiri melalui sebuah pengalaman belajar.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr, wb.
Dalam pertanyaan nomer 1 bapak Marsigit mendefinisikan "belajar" sebagai segala usaha untuk "mengadakan" dari beberapa sifat "yang mungkin ada". Belajar merupakan hal yang sangat penting dalam menambah pengetahuan kita. Dengan belajar kita dapat tahu berbagai hal yang awalnya kita tidak tahu. Dengan belajar kita akan melawan kebodohan.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr, wb.
Dalam pembuktian phi dijelaskan dapat digunakan benda konkrit. Dalam pembelajaran siswa memang akan lebih mudah memahaminya jika dihubungkan pada kehidupan sehari-hari yang konkrit dan familiar untuk siswa. apalagi untuk siswa kelas bawah memang pembelajaran dengan benda konkrit sangat dianjurkan karena tahap kognitif nya masih dalam tahap konkrit.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr, wb.
Menemukan sendiri, mengandung pengertian Membangun yang kemudian sesuai dengan paradigma Constructivisme. Dengan siswa menemukan sendiri sebuah teori maka dibenak mereka juga ikut terbangun konsep tersebut. Sehingga memberikan pengalaman belajar kepada siswa untuk dapat menemukan suatu konsep sendiri merupakan hal yang sangat baik dan lebih bermakna daripada guru langsung menjelaskan konsep tersebut.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Bagaimana penjelasan filsafat tentang kesulitan belajar?
Belajar tidak memandang umur untuk dilakukan, karena sudah menjalani hidup seperti biasa termasuk belajar. Bagi siswa, belajar bisa menjadi mudah dan sulit karena tergantung siswa itu sendiri bagaimana pola dan cara mereka belajar. Bagi masyarakat umum, belajar selalu ditemukan pada setiap kegiatan yang mereka lakukan hanya saja siswa belajar karena menjadi seorang anak didik di sekolah, sedangkan siswa bila sudah di luar sekolah tetap menajdi anak didik tetapi perannya sebagai warga masyarakat juga melekat. Sehingga, anak bisa belajar juga dari lingkungan di mana ia biasanya tinggal. Bila ada yang mengatakan belajar itu sulit, sah-sah saja karena bisa jadi mereka mengalami kebuntuan dalam menyelesaikan masalah. Belajar tidak semulus seperti bayangan karena namanya belajar butuh proses dan sering melakukan kesalahan untuk mengetahui ukuran kemampuan mereka dalam belajar.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Bagaimana penjelasan filsafat tentang konsep menemukan sendiri?
Anak yang pertama kali diajarkan sesuatu dituntut untuk mengingat dan melakukannya kembali bila dibuuhtuhkan. Hal tersebut tidak lepas dari ingatan anak dan bagaimana ia menyerap dan melogika sendiri mengenai hal tersebut. Bisa saja dalam kegiatan sehari-hari anak melakukan banyak hal dan menyambungkan hal yang diingatnya dengan kegiatan yang baru dilakukan. Sehingga, dari situ anak bisa melakukan kembali kegiatan tersbut dengan cara yang mereka cari sendiri.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Bagaimana penjelasan filsafat tentang penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari?
Hal pertama yang diajarkan orangtua kepada anak biasanya mengenalkan angka, yang diharapkan anak bisa berhitung di usia dini. Bila dipikirkan lagi, matematika dianggap sulit oleh orang-orang padahal mereka sendiri bisa berhitung. Sehingga, sesulit apapun tingkatan dalam matematika sebenarnya seluruh orang di dunia yang menganggap matematika itu sulit dan menjadi pelajaran yang dijauhi saat sekolah, mereka pintar berhitung dan membilang. Hal itu cukup menjadi dasar dalam membuka mata orang-orang untuk melakukan perdagangan yang menuntut perhitungan da perkiraan jeli.
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Salah satu contoh materi mtematik tentang metode pembuktian adalah induksi matematika. Pembuktian dengan induksi matematika dapat dipahami melalui efek domino. Domino yang disusun berjajar dengan jarak yang sama, domino pertama disentuh untuk dirobohkan, maka domino selanjutnya ikut mengalamai dampaknya yaitu roboh sampe domino-domino selanjutnya. Prinsip pada induksi matematik adalah 1) buktikanbenar untuk n = 1; 2) misalkan benar untuk n = k; 3) buktikan benar untuk n = k + 1.
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Pemecahan maslah dapat dikatakan sebagai tujuan pembelajaran dimana siswa harus memilik kemampuan pemecahan pemecahan masalah. Menurut salah satu ahli yaitu G. Polya, terdapat 4 langkah penyelesaian masalah. Empat langkah itu yakni 1) understanding the problem; 2) devising the plan, 3) carrying out the plan; 4) looking back.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Kesulitan belajar adalah kendala menembus ruang dan waktu. Memang, kesulitan belajar merupakan suatu kendala yang perlu diselesaikan dan ditangani. Ketika menemui suatu kendala harus dihadapi dan dicari solusi, bukanya malah lari. Menghadapi suatu kendala juga diperlukan sikap yang tepat agar kendala tersebut bisa teratasi tanpa menimbulkan bertambahnya suatu kendala yang sama.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Tujuan dari telaah filsafat adalah untuk meningkatkan sensitivitas orang dewasa (guru) agar lebih santun terhadap yang ada dan yang mungkin ada dalam proses belajar mengajar matematika. Sensitivitas adalah hal amat penting yang harus dimiliki oleh seorang guru, karena mengajar tidak hanya tentang bagaimana memberikan ilmu kepada siswa. Mengajar adalah proses yang tentunya dalam setiap proses tersebut diperlukan peran serta hati dan sensitivitas. Guru yang tidak mempunyai sensitivitas akan menganggap mengajar adalah sebuah kewajiban yang akan gugur kewajiban tersebut jika guru telah menyampaikan pelajaran tanpa peduli apakah pelajaran tersebut diterima oleh siswa atau tidak. Guru yang mempunyai sensitivitas yang tinggi akan memulai pelajaran dengan sepenuh hati, membimbing dan mengarahkan siswa dalam memperoleh pengetahuannya dengan sepenuh hati pula. Jika guru melakukan setiap proses belajar dan mengajar dengan sepenuh hati maka apa yang dirasakan siswa juga berbeda dan mungkin siswa akan lebih menerima nya dengan baik. Maka disinilah pentingnya filsafat, fisafat adalah tentang bagaimana berpikir. Bagaimana memikirkan yang ada dan yang mungkin ada, bagaimana menterjemahkan dan diterjemahkan, bagaimana memahami perasan siswa dari sudut pandang siswa bukan guru dan bagaimana agar lebih ramah dan santun kepada siswa dan proses belajar mengajar.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Terkait jawaban terhadap petanyaan bagaimana penjelasan filsafat tentang kesulitan belajar, Prof Marsigit telah mengatakan bahwa secara filsafat, kesulitan dapat dimaknai kendala seseorang dalam usahanya menembus ruang dan waktu. Merupakan tugas guru untuk membantu siswa dalam menembus ruang dan waktunya. Tugas guru adalah membimbing siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri bukan mentransfer pengetahuan guru kepada siswa tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan sendiri prosesnya. Karena pengetahuan orang dewasa berbeda dengan pengetahuan siswa. Siswa yang mempunyai kesulitan belajar, berarti siswa tersebut terjebak dalam ruang dan waktu dn dalam keadaan tidak mampu bangkit dan menembus ruang dan waktu tersebut. Jika siswa terjebak dalam ruang dan waktu yang salah, tugas guru adalah mengingatkan dan membantunya untuk menembus ruang dan waktu tersebut. Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dilakukan dengan cara memahami terlebih dahulu apakah kendala yang dialami siswa. Jika guru sudah mengetahui kendala tersebut, bimbinglah siswa untuk bangkit dan yakinkan siswa bahwa ia mampu melewati kesulitan tersebut. Karena disetiap kesulitan pasti ada kemudahan, dan membantu orang lain untuk bangkit lebih sulit dibandingkan dengan membangkitkan diri sendiri.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Dalam filsafat, konsep kesamaan setara dengan sifat Identitas, yaitu tercapainya keadaan A=A. A=A adalah keadaan dimana seharusnya manusia berada. Keadaan tersebut adalah keadaan ideal yang selalu dicapai oleh manusia. Keadaan yang dianggap tepat, sesuai dan benar, yaitu tepat sesuai ruang dan waktunya. Jika ia seorang guru maka harus menjadi guru yang sesuai dengan ruang dan waktunya, yaitu membimbing siswa dengan lebih santun. Jika ia seorang siswa atau mahasiswa, maka jadilah mahasiswa yang sesuai dengan ruang dan waktunya, jika waktunya mengerjakan tugas maka kerjakanlah tugas tersebut. Jika ia seorang anak maka jadilah anak yang sesuai ruang dan waktunya, dimana ruang dan waktu nya adalah orang tua dan sesuai ruang dan waktu adalah berbakti dan memuliakan orang tua. Maka A=A adalah keadaan dimana seorang manusia mampu menembus dan menyesuaikan dengan ruang dan waktunya. Manusia yang tidak mampu mencapai keadaan sesuai dengan ruang dan waktu dpat dikatakan terjebak dalam ruang dan waktu, dan A tidaklah lagi sama dengan A. Konsep ketidaksamaan juga setara dengan Sifat Kontradiksi yaitu Predikat yang tidak akan mampu menyamai Subjeknya. Dimana seorang manusia adalah Objek dan Subjeknya adalah Tuhan. Maka manusia mana yang mampu menyamai Tuhannya, tentulah tidak ada. Bagaimanapun mahanusia tidak akan mampu menyamai Penciptanya. Jikalau ada sesorang yang merasa sama dengan Tuhannya, berarti ia berada dalam kesesatan dan terjebak oleh ruang dan waktu.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah ranahnya orang dewasa. Ranahnya anak kecil adalah menggunakan matematika sesuai dengan ruang dan waktunya anak kecil. Setiap orang memiliki perbedaan, pun begitu dengan ruang dan waktu nya. Maka ruang dan waktu orang dewasa berbeda dengan ruang dan waktu anak kecil. Memaksa siswa berpikir sampai dengan ranah menggunakan matematika adalah suatu kekejaman. Namun, bukan berarti ruang dan waktu anak dalam menggunakan matematika itu sempit, masih banyak yang dapat dilakukan anak yaitu menghitung, mengukur, mengira-ngira dan lain lain. Membuat siswa memikirkan matematika formal merupakan tindakan semena-mena yang tidak ramah terhadap anak kecil. Tahapan berpikir anak adalah dimulai dari yang kongkrit, maka dalam pembelajarn hendaknya berikan pengalaman kepada anak untuk berinteraksi dengan benda kongkrit. Misalnya pengalaman mengukur dengan melakukan sendiri proses pengukuran tersebut, jangan biarkan siswa hanya mengukur dalam bayangan saja, karena hal tersebut akan sangat sulit bagi siswa.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Terkait bagaimana penjelasan filsafat tentang adanya relasi dan fungsi matematika? Secara khusus bagaimana penjelasan filsafat tentang limit fungsi? Bapak telah mengatakan bahwa secara filsafati, konsep limit fungsi berkaitan dengan ketakhinggaan manusia menemukan ketidaksempurnaan. Manusia memang tak pernah menemukan kesempurnaan dalam dirinya sampai kapanpun, sesuatu yang terkadang telah dipersiapkan dengan matang oleh seseorang dan dianggap telah sempurna pasti ada saja kekurangan yang membuat bayangan sempurna itu sirna. Namun, sesungguhkan ketidaksempurnaan itu adalah wujud kesempurnaan yang dianugerahkan oleh Allah, bayangkan saja jika manusia memiliki kesempurnaan pendengaran, maka tentu ia tidak dapat tidur dengan nyenyak. Sampai kapanpun, sampai waktu yang tak terhingga pun manusia tidak akan menemukan kesempurnaan dalam dirinya. Yang perlu ia yakini, ketidaksempurnaan tersebutlah yang merupakan kesempurnaan manusia. Sempurna dalam ketidaksempurnaan. Konsep ketakhinggaan juga mengajarkan kepada kita bahwa kuasa Allah itu tak terhingga jumlahnya. Pun begitu dengan kasih sayangnya, yang amat tak terhingga jumlahnya. Maka, sebagai hamba hendaknya kita bersyukur yang tak ada hingganya pula, karena sampai batas ketakhinggaannya pun mungkin masih belum bisa mencakup sekuruh kasih sayang Allah yang tak terhingga tersebu
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Tekait tentang bagaimana penjelasan filsafat tentang adanya simbol-simbol matematika. Bapak mengatakan bahwa secar khusus, terdapat apa yang disebut sebagai filsafat simbol.
Simbol-simbol dalam matematika mengingatkan saya akan hakikat hidup ini yang hendaknya senantiasa terjemah dan diterjemahkan. Mengapa demikian, karena simbol dalam matematika memiliki representasinya masing-masing. Setiap simbol mewakili satu arti dan tidak ada simbol yang tidak memiliki arti. Untuk mengetahui matematika, kita perlu mengetahui arti-arti dari simbol-simbol tersebut. Untuk mengetahui artinya dari simbol maka kita harus menterjemahkan simbol tersebut. Dan untuk memudahkan penulisan sebuah pernyataan matematika maka kita dapat menuliskannya menggunkan simbol sebagaimana fungsi dari simbol. Sebuah pernyataan matematika perlu diterjemahkan kedalam bahasa simbol jika kita ingin mempermudah penulisannya. Begitulah seterusnya, simbol-simbol matematika mengingatkan kita akan hidup ini yang senantiasa harus menterjemah dan diterjemahkan.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteEndah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Saya ingin mencoba menanggapi pertanyaan kedua, yakni:
“2. Bagaimana penjelasan filsafat tentang nilai Phi yang merupakan perbandingan keliling lingkaran dengan diameternya?”
Di dunia ini ada berbagai hal yang sudah menjadi kesepakatan bersama sehingga tidak perlu ditelusuri atau diperdebatkan asal usulnya. Dalam matematika pun demikian, ada definisi-definisi yang memang merupakan kesepakatan awal atau pengertian awal. Salah satu contoh definisi dalam matematika adalah bahwa nilai phi yang merupakan perbandingan antara keliling lingkaran dengan diameternya. Kemudian untuk membuktikan nilai phi tersebut dapat dilakukan percobaan dengan benda-benda konkrit. Percobaan-percobaan dengan benda konkrit ini akan menambah pemahaman dan mampu tertanam dalam diri siswa dengan lebih kuat. Saya sendiri sampai sekarang masih ingat ketika dulu guru matematika saya mengajak melakukan percobaan untuk membuktikan nilai phi. Percobaan tersebut dilakukan dengan mengukur keliling dan diameter lingkaran-lingkaran dengan berbagai ukuran, kemudian membandingkan keliling dengan diameternya. Belajar menggunakan benda-benda konkrit seperti ini menurut saya merupakan cara yang ampuh dalam memfasilitasi siswa untuk mempelajari matematika.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Saya ingin mencoba menanggapi pertanyaan ketiga, yakni:
“3. Bagaimana penjelasan filsafat mengenai berbagai macam konsep himpunan, misalnya Himpunan Semesta, Himpunan Kosong, Relasi Himpunan dan Operasi Himpunan?”
Sejak kecil siswa sebetulnya telah mempunyai intuisi tentang konsep himpunan. Jika kita perhatikan, siswa telah mampu menggolongkan atau mengelompokkan dan membedakan objek-objek berdasarkan kategori tertentu. Misalnya ketika akan mencuci baju, siswa sudah biasa mengelompokkan antara baju yang berwarna butih dengan salin putih. Ketika siswa akan melipat baju dan memasukkan ke dalam almari, siswa sudah biasa mengelompokkan antara baju, celana, jilbab, rok, dll. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika tentang himpunan, sebaiknya guru menggunakan intuisi siswa sebagai pijakan awal. Guru tidak langsung menjelaskan konsep himpunan secara teoritis, tetapi akan lebih baik jika guru mengambil konteks-konteks yang dekat dengan kehidupan siswa. Sehingga siswa dapat semakin termotivasi dalam mempelajari matematika karena sesungguhnya matematika itu sangat dekat dengan kehidupan mereka.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Saya ingin mencoba menanggapi pertanyaan keempat, yakni:
“4. Bagaimana penjelasan filsafat mengenai konsep bilangan berpangkat negatif?”
Konsep-konsep negative, baik itu bilangan negative maupun bilangan berpangkat negative memang termasuk sulit bagi siswa. Hal ini terjadi karena memang sulit juga bagi guru untuk mengambil konteks-konteks nyata terkait bilangan-bilangan negative. Seperti yang sudah dijelaskan oleh Prof Marsigit bahwa pangkat negative termasuk dalam pengertian formal.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Saya ingin mencoba menanggapi pertanyaan kelima, yakni:
“5. Bagaimana penjelasan filsafat tentang rumus Luas permukaan Bola?”
Rumus merupakan bentuk umum dari suatu konsep. Rumus digunakan untuk mempermudah dalam penyelesaian soal. Dalam filsafat, rumus disebut wadah. Jika ada wadah tentu ada isinya. Isi dari rumus adalah bilangan-bilangan yang mewakili ukuran-ukuran dari bola (misalnya jari-jari) yang kemudian dapat disubstitusikan ke dalam rumus tersebut.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan ke-6, yakni:
“6. Bagaimana penjelasan filsafat tentang kesulitan belajar?”
Menurut pendapat saya, kesulitan merupakan ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu. Adanya kesulitan disebabkan karena seseorang ingin mencapai sesuatu yang lebih dari apa yang biasa ia dapatkan. Artinya munculnya kesulitan karena seseorang ingin menggapai sesuatu yang levelnya lebih tinggi. Jika dikaitkan dalam kegiatan belajar, maka kesulitan belajar terjadi karena siswa mempelajari sesuatu yang baru, yang levelnya lebih tinggi atau lebih kompleks. Untuk menghadapi atau mengatasi kesulitan, seseorang harus berusaha lebih keras. Seperti yang telah disampaikan oleh Prof Marsigit bahwa hal ini dikatakan sebagai usaha manusia untuk menembus ruang dan waktu.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan ke-7, yakni:
“7. Bagaimana penjelasan filsafat tentang kegiatan pemecahan masalah?”
Dalam hidup, manusia memang akan senantiasa dihadapkan pada masalah-masalah. Dengan adanya masalah-masalah tersebut menuntut manusia untuk dapat menyelesaikannya atau memecahkannya. Artinya, adanya masalah akan mendorong manusia untuk berusaha atau berikhtiar. Karena memang pada dasarnya manusia hanya mampu berusaha, sementara hasil adalah bergantung pada kuasa Tuhan. Usaha manusia di dalam filsafat dipandang sebagai vital, sementara hasil atau takdir dari Yang Maha Kuasa dipandang sebagai Fatal. Oleh karena itu, sebenar-benar hidup adalah interaksi antara Fatal dan Vital. Terima kasih.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Saya akan mencoba menanggapi pertanyaan ke-8, yakni:
“8. Bagaimana penjelasan filsafat tentang konsep menemukan sendiri?”
Menemukan sendiri merupakan inti dari paradigm konstruktivisme. Dalam pandangan ini, belajar diartikan sebagai membangun pengetahuan dalam diri siswa. Paradigm konstruktivisme ini merupakan paradigm yang saat ini dipandang sebagai paradigm yang sesuai untuk diterpakan dalam pembelajaran. Menemukan sendiri atau membangun pengetahuan sendiri dalam diri siswa berarti siswa dipandang sebagai subjek aktif atau actor dalam pembelajaran. Sementara guru bukan lagi sebagai pemberi ilmu pengetahuan kepada siswa, namun guru berperan sebagai fasilitator.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Saya akan mencoba menanggapi pertanyaan ke-9, yakni:
“9. Bagaimana penjelasan filsafat tentang adanya konsep berbagai macam bilangan, hubungan antar bilangan, dan operasi bilangan? Secara khusus bagaimana penjelasan filsafat tentang Deret dan Barisan Bilangan?”
Dunia ini tersusun atas berbagai unsur. Masing-masing unsur mempunyai karaktersitik yang berbeda-beda. Akan tetapi masing-masing unsur tentu memiliki hubungan atau keterkaitan tertentu. Begitu pula dalam bilangan. Bilangan dalam matematika ada bermacam-macam, namun dari bermacam-macam tersebut tentu ada hubungan dan keterkaitannya. Sementara konsep deret dan barisan bilangan di dalam filsafat dapat dimaknai bahwa dengan berfikir, manusia dapat meramalkan atau merancang masa depan. Dengan pikiran pula, manusia bisa kembali ke masa lalu.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Saya akan mencoba menanggapi pertanyaan ke-10, yakni:
“10. Bagaimana penjelasan filsafat tentang kesamaan, persamaan, ketidaksamaa, dan pertidaksamaan?”
Segala hal di dunia ini diciptakan berpasang-pasangan. Ada persamaan, ada pula perbedaan. Ada kesamaan ada ketaksamaan. Konsep kesamaan dapat dipandang sebagai sifat identitas. Sementara ketaksamaan dapat dipandang sebagai sifat kontradiksi. Di dalam kehidupan, manusia hanya mampu berusaha menggapai sifat identitas, sementara sebenar-benar identitas hanyalah Kuasa Tuhan. Sedangkan dalam setiap saat, manusia selalu melakukan kontradiksi-kontradiksi dalam hidupnya. dengan kontradiksi inilah manusia dapat hidup.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Saya akan mencoba menanggapi pertanyaan ke-11, yakni:
“11. Bagaimana penjelasan filsafat tentang konsep berbagai macam operasi bilangan?”
Operasi bilangan yang tunggal atau ideal atau sempurna hanya ada di dalam pikiran. Sementara di luar pikiran atau dalam kenyataannya, operasi bilangan bergantung pada ruang dan waktunya. Sebagai contoh, di dalam pikiran benar bahwa 2+3=5. Sementara di dalam kenyataan, 2+3 belum tentu sama dengan 5. Karena di dunia nyata tergantung pada ruang dan waktunya. Misalnya 2 buku ditambah 3 pensil, kita tidak bisa menjumlahkannya menjadi 5.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Saya akan mencoba menanggapi pertanyaan ke-12, yakni:
“12. Bagaimana penjelasan filsafat tentang adanya relasi dan fungsi matematika? Secara khusus bagaimana penjelasan filsafat tentang Limit Fungsi?”
Segala hal dibangun karena adanya hubungan atau relasi. Manusia tidak akan pernah bisa hidup sendiri, begitu pula segala ciptaan Allah di alam semesta ini. Semua hal tidak bisa berdiri sendiri, semua selalu memerlukan orang lain atau hal lain agar mampu menjalankan tugas atau fungsinya dengan baik. Sementara menanggapi limit fungsi, Prof Marsigit telah memberi petunjuk bahwa limit fungsi berkaitan denga ketakhinggaan, dan di dalam ketakhinggaan manusia akan menemukan ketidaksempurnaannya. Sebagai contoh adalah manusia dikaruniai pemikiran oleh Allah. Dengan berfilsafat manusia belajar untuk memikirkan hakekat seuatu hal. Artinya manusia berusaha memikirkan sesuatu sedalam dalamnya dan seluas-luasnya. Akan tetapi, semakin kita berfikir, justru kita akan semakin tidak mengerti, justru akan semakin menemukan kebingungan-kebingungan, dan pada akhirnya kita harus menyadari bahwa memang kemampuan berfikir kita tidak sempurna. Manusia sempurna dalam ketidaksempurnaannya dan tidak sempurna dalam kesempurnaannya.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Saya akan mencoba menanggapi pertanyaan ke-13, yakni:
“13. Bagaimana penjelasan filsafat tentang bentuk, ukuran, dan macam-macam bangun-bangun geometri?”
Bangun-bangun geometris memiliki bentuk yang sempurna. Sehingga bangun-bangun tersebut hanya ada di dalam pikiran. Dalam mempelajari geometri guru sebaiknya menggunakan benda-benda nyata agar memudahkan siswa. Dari benda-benda geometris di sekitar siswa tersebut, siswa perlu melakukan idealisasi, yakni dengan menganggap sempurna benda-benda geometris yang diamati. Terima kasih.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Saya akan mencoba menanggapi pertanyaan ke-14, yakni:
“14. Bagaimana penjelasan filsafat tentang adanya berbagai macam Pola atau keteraturan dalam matematika?”
Segala hal di dunia ini sudah di atur oleh Allah. Pola atau keteraturan merupakan bagian dari kodrat Allah. Dalam kehidupan sehari-hari, pola diartikan sebagai kebiasaan. Kebiasaan manusia dapat dibentuk jika manusia mau melakukan hal tertentu secara berulang-ulang dalam waktu yang lama. Sementara dalam matematika, adanya pola atau keteraturan inilah yang menjadi dasar dalam pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran dapat dilakukan dengan cara guru memfasilitasi siswa melalui kegiatan menemukan pola dan hubungan sehingga siswa mampu menemukan suatu konsep matematika.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Saya ingin mencoba menanggapi pertanyaan pertama, yakni:
“1.Bagaimana menjelaskan secara filsafat tentang diagonal ruang suatu Balok?”
Saya setuju bahwa dalam pembelajaran, siswalah yang berperan sebagai subjek belajar. Sehingga bukan lagi bagaimana guru menjelaskan diagonal ruang suatu balok, akan tetapi bagaimana siswa mempelajari diagonal ruang suatu balok. Diagonal ruang merupakan salah satu sifat dari balok. Diagonal ruang balok biasanya mulai dipelajari di tingkat SD, kemudian diperdalam lagi di tingkat SMP dan SMA. Menurut pendapat saya, cara yang tepat untuk memfasilitasi siswa SD dan SMP dalam mempelajari diagonal balok adalah dengan menggunakan benda-benda konkrit sebagai medianya. Sementara untuk anak tingkat SMA, guru bisa mulai memperkenalkan software-software seperti GeoGebra untuk membantu siswa mempelajari dan memahami konsep-konsep geometris.
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Setiap materi dalam pembelajaran matematika mempunyai ciri masing-masing dan mempunyai perbedaan karena sebenar-benarnya ilmu adalah yang dapat dibedakan oleh manusia. Ada materi matematika yang dapat diterjemahkan menggunakan benda konkrit dan ada juga yang mungkin tidak dapat diterjemahkan menggunakan benda konkrit yang demikian ini hanya terdapat pada pikiran karena setiap tesis memiliki anti tesis. (Mengungkap Fenomena Belajar Mengajar Matematika melalui Filsafat. terimakasih
Kartianom
ReplyDelete18701261001
S3 PEP 2018
Pendidik atau Guru merupakan unsur terpenting dalam sitem pendidikan. Kemampuan guru dalam mengajar sangat berpengaruh penting dalam kehidupan siswa. Mempelajari filsafat ada manfaatnya sebagai guru untuk menambah wawasan dalam pembelajaran.
Ahmad Syajili
ReplyDelete19709251066
S2 PMD 2019
Assalamualaikum wr.wb
Setelah saya membaca tulisan ini, saya semakin mengagumi keindahan ilmu matematika dan proses belajar mengajar, karena melalui filsafat bisa mengungkapkan segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Seperti yang Pak Prof. sampaikan bahwa tujuan dari telaah filsafat adalah untuk meningkatkan sensitivitas guru agar lebih santun terhadap yang ada dan yang mungkin ada dalam proses belajar mengajar matematika.
Dalam fenomena belajar mengajar matematika ini, saya tertarik dengan point 18, yaitu yang menjabarkan penjelasan filsafat tentang penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dari point ini, yang saya garisbawahi adalah bahwa porsi penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari bagi anak-anak dan orang dewasa berbeda. Bagi anak-anak, matematika hanya berperan sebagai aspek “menerapkan” pemahaman. Maksudnya disini adalah anak-anak hanya menerapkan pemahaman matematika yang mereka dapatkan untuk diaplikasikan dalam kehidupan, seperti menghitung kembalian uang setelah belanja. Sedangkan bagi orang dewasa, yang dalam hal ini adalah matematikawan dan praktisi matematika, matematika berperan sebagai aspek “menggunakan” pemahaman. Maksudnya disini adalah orang dewasa menggunakan ilmu matematika sehingga bermanfaat bagi ilmu lainnya.
sintha fardu anggraeni
ReplyDelete19709251071
S2 pendidikan matematika /D
Hal ini diperuntukkan kepada guru mengenai bagaimana siswa mempelajari dipandang dari segi guru, siswa lebih tepat menegnal matematika secara konseptual memahami dan menerapkan dalam kehidupan sehari- hari. Filsafat dalam fenomena belajar matematika suka atau tidak suka untuk siswa, tetapi diperlukan untuk guru misal filsafat teori tentang peluang dan statiska. Dalam peluang ada pengertian kemungkinan yang ada, kemungkinan berhasil semua, kemungkinan kegagalan dan kemungminan diantaranya.
Tiara Wahyu Anggraini
ReplyDelete19709251065
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Dalam pembelajaran sekolah, guru tidak boleh mengajak berkomunikasi secara filsafati kepada siswa, kecuali dalam kondisi yang memungkinkan. Karena orang dewasa dengan anak-anak memiliki perbedaan ruang dan waktu. Matematika dewasa sudah pasti akan berbeda dengan matematika sekolah. Anak-anak atau siswa dapat menjelaskan matematika sekolah dengan baik namun tetap terbatas pada ruang dan waktu. Oleh karena itu, ketika guru mengajar matematika harus di sesuaikan dengan ruang dan waktu siswa agar tidak terjadi miskonsepsi. Selain itu, guru harus membekali siswa agar mereka dapat berpikir matematis dan memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik.
Assalamu'alaykum wr wb
ReplyDeleteDwi Kawuryani
19709251061
Pendidikan Matematika S2 D
Postingan ini sangat bermanfaat bagi para guru maupun pelajar. Selain dapat memahami pengertian objek dalam proses belajar mengajar, pembaca dapat mengerti batasan yang mungkin dicapai untuk setiap materi bahasan matematika, sehingga dapat memudahkan proses belajar. Seperti yang telah disebutkan bahwa matematika untuk kehidupan sehari-hari adalah ranahnya orang dewasa sehingga anak-anak tidak selayaknya dibebani dengan matematikanya kehidupan sehari-hari. Namun hal ini sangat berbeda dengan fakta dalam dunia pendidikan yang nyatanya siswa dibebankan pada materi yang masih abstrak bagi mereka. Bahkan kegiatan pembelajaran dalam sekolah dilakukan tanpa kegiatan bagi siswa, sehingga siswa kesulitan dalam memahami matematika.
Wassalamu'alaikum wr wb
Dini Senjaningrum
ReplyDelete19709251067
Pendidikan Matematika D 2019
Saya ingin menambahkan pendapat saya tentang fenomena dalam pembelajaran Matematika.
Bagaimana penjelasan filsafat tentang adanya bilangan mutlak?
Dalam matematika, Nilai absolut atau nilai mutlak atau modulus adalah nilai suatu bilangan riil tanpa tanda plus atau minus. Dalam filsafat nilai mutlak terletak pada kebenaran. Kebenaran mutlak adalah kebenaran yang hakiki dan sejati, sesuatu yang dapat melihat dan menyatakan keseluruhan realitas secara objektif, apa adanya. Kebenaran mutlak ini harus hanya ada satu saja dan merupakan suatu acuan atau standar bagi apa yang disebut dengan kebenaran relatif. Kebenaran mutlak itu mempunyai sifat universal ( berlaku bagi semua orang, tidak ada perkecualian ), kekal ( lintas waktu dan ruang, tidak berubah-ubah, tidak berganti ), integral (tidak ada konflik di dalamnya ) dan tanpa salah ( bermoral tinggi, suci). Kebenaran mutlak merupakan kebenaran menurut ajaran dan ketentuan Tuhan.
Yufida Afkarina Nizar Isyam
ReplyDelete19709251073
Pendidikan Matematika D 2019
Dari penjelasan di atas, saya setuju dengan pernyataan bahwa segala bentuk, ukuran, dan macam-macam bangun-bangun geometri hanya dapat dipahami di dalam Intuisi Ruang dan Waktu.
Geometri merupakan bagian dari matematika yang mempelajari pola-pola visual, yang akan menghubungkan matematika dengan dunia nyata. Obyek geometri merupakan hal yang abstrak yang tidak dapat diraba, dipegang, atau diamati secara langsung melalui panca indera. Misalnya bila kita menunjuk sebuah persegipanjang dan kemudian menggambarkan atau membuatnya dengan menggunakan lidi atau kawat, sesungguhnya itu bukanlah persegi panjang yang dimaksudkan di dalam geometri. Ia hanyalah sebuah model persegi panjang. Sedangkan persegi panjang sebenarnya hanya ada dalam alam pikir manusia. Siapa yang bisa menetapkan seberapa besar garis atau sisi sebuah persegi panjang. Demikian pula bagaimana dengan ketebalan sebuah persegi panjang. Hal-hal tersebut tak pernah terungkap di saat membicarakan persegi panjang dan juga benda-benda geometri yang lainnya. Akan tetapi mereka ada dan dapat dipelajari sebagai materi matematika yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Kalaupun obyek geometri itu abstrak, akan tetapi mereka “ada”.
Yufida Afkarina Nizar Isyam
ReplyDelete19709251073
Mengenai filsafat simbol, menurut David Hibert struktur formal matematika adalah penggunaan matematika sebagai bahasa simbol. Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan. Simbol-simbol matematika mempunyai artificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Dapat dikatakan bahwa simbol matematika merupakan suatu yang mungkin ada dan akan menjadi yang ada ketika simbol tersebut diberi makna.
Jewish Van Septriwanto
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika D 2019
19709251077
Terima kasih pak atas tulisan ini, Filsafat adalah mempelajari tentang objek ada dan mungkin ada. Hal ini sesuai dengan objek yang ada pada matematika. Oleh sebab itu sebelum mengada kan ilmu yang baru bagi siswa, sebaiknya guru mendefinisikan atauun mengajarkan konsep sesuai dengan jangkauan pemikiran siswa ataupun karakter siswa. Seperti pada pertanyaan ke 17 yang menyarankan guru untuk meminta siswa untuk berinteraksi dengan benda-benda konkret untuk mengajarkan siswa SD. Karna Proses mengada sendiri tidak akan bisa sesempurna yang diharapkan terutama bagi anak-anak yang masih belum mengetahui makna belajar yang sesungguhnya.
Choirul Amri
ReplyDelete(19709251078 S2 Pendidikan Matematika Kelas D 2019)
Bismillah, sesuai dengan instruksi Bapak untuk memberikan penjelasan dari salah satu nomor maka saya mencoba untuk menjawab pertanyaan nomor 20. Bagaimana penjelasan filsafat tentang adanya Simbol-simbol matematika?. Bapak telah memberikan petunjuk sebagai berikut “Secara khusus, terdapat apa yang disebut sebagai Filsafat Simbol
Selanjutnya dipersilahkan para pembaca yang budiman untuk mencoba menjelaskan”. Maka menurut saya, filsafat symbol adalah Simbol adalah tanda yang wujudnya dapat diserap secara indrawi dan yang ada kaitanya dalam pengalaman serta penafsiran pribadi mengenai hakikat dasar alam raya serta manusia dan keseluruhnya, maka ia memerlukan gambar untuk merangkum dan menyimpan pengalaman itu. Simbol merupakan jembatan antara dasar hakikat kenyataan yang tidak terbatas serta pengalaman dan penghayatan manusia yang terbatas. Terimakasih
Choirul Amri
ReplyDelete(19709251078 S2 Pendidikan Matematika Kelas D 2019)
Bismillah, berikutnya saya mencoba untuk menjawab nomor 15. Bagaimana penjelasan filsafat tentang materi Logika dalam matematika?. Benar sekali bahwa logika adalah mengenai fikiran. Dalam filsafat menurut saya atau saya mencoba mendefinisikannya dengan cara berfilsafat. Bahwa logika dalam matematika adalah materi yang membangun daripada filsafat itu sendiri. Karena filsafat lahir karena adanya pemikiran-pemikiran yang logis dapat dibuktikan dan pembenaran, maka materi logika matematika adalah filsafat dalam matematika untuk mendapatkan jawaban atas masalah-masalah matematika yang sesuai dengan pemikiran (logika kebenarannya) dibangun dari premis, hipotesis dan kesimpulan berdasarkan filsafat. Terimakasih.
Annisa Nur Arifah
ReplyDelete18709251058
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Penggunaan bilangan π tentunya bersifat RELATIFISME bergantung pada objek yang menggunakannya. Hal ini disebabkan ketakhinggaan nilai dari bilangan π tersebut sehingga pembulatan yang digunakan bergantung kepada kebutuhan objek yang menggunakannya. Bilangan π yang ada di dalam pikiran bersifat IDENTITAS walaupun tak terhingga banyaknya. Ketakhinggaan nilai π jika dituangkan dalam dimensi filsafat mengajarkan kita makna dari sebuah kehidupan. Berawal dari dimensi MATERIAL yaitu berupa penggunaan bilangan π tersebut dalam perhitungan benda-benda yang berbentuk lingkaran yang sering kita temui, kemudian ke tahap dimensi FORMAL pada perhitungan lingkaran dalam penyelesaian soal matematika, kemudian ke tahap dimensi NORMATIF pada penggunaan bilangan π di teknologi komputer sampai kepada dimensi SPIRITUAL mengajarkan kita bahwa adanya katakhinggaan menyebabkan kita sebagai manusia harus terus berusaha dan ada batas dimana manusi tidak mampu untuk melampauinya.
Annisa Nur Arifah
ReplyDelete18709251058
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Kesulitan belajar atau learning disability adalah kelainan yang membuat individu yang bersangkutan sulit untuk melakukan kegiatan belajar secara efektif faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar tidak mudah untuk ditetapkan karena faktor tersebut bersifat kompleks.Bahkan faktor penyebab tersebut tidak dapat diketahui namun mempengaruhi kemampuan otak daam menerima dan memproses informasi dan kemampuan dalam belajar bidang-bidang studi tertentu.
Fitria Restu Astuti
ReplyDelete19709251069
S-2 Pendidikan Matematika D 2019
Dari artikel ini saya menyoroti bagian kesulitan belajar matematika yang kemudian dijawab dengan petunjuk berikut: “Secara filsafat, Kesulitan dapat dimaknai kendala seseorang dalam usahanya Menembus Ruang dan waktu.”
Dalam hal ini kesulitan diartikan sebagai kendala dalam usaha menembus ruang dan waktu. Tujuan yang ingin diraih yaitu menembus ruang dan waktu maka dari itu, untuk mnegatasi kesulitan dalam belajar hendaknya kita berusaha menemukan jalan yang tepat yang dapat mengantarkan kita menembus ruang dan waktu.
Rifki Rinaldo
ReplyDelete19709251070
S2 PMD 2019
Dalam artikel ini saya tertarik pandangan filsafat tentang menemukan konsep sendiri. Menemukan konsep temasuk dalam aliran konstruktivisme. teori ini dikemukakan oleh Giambatista Visco. Dia adalah seorang sejarawan italia yang mengungkapkan filsafatnya dengan berkata “Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaanya. Dia juga menjelaskan bahwa mengetahui berarti mengetahui bagaimana membuat sesuatu. Ini berarti bahwa seorang baru mengetahui jika dia telah dapat menjelaskan unsur-unsur apa yang membangun sesuatu itu. Konstruktivisme merupakan hasil konstruksi manusia melalu interaksi dengan objek, fenomena pengalaman dan lingkungan mereka.
Assalamu'alaikum wr.wb
ReplyDeleteNovi Indriyani Kones
19701251002
S2 PEP A 2019
Pertanyaan pertama mengenai guru yang menjelaskan diangonal ruang (balok). Saya dapat menyimpulkan dari jawaban Prof bahwa sebaiknya diganti dengan siswa mempelajari diagonal ruang (balok), mempelajari itu dapat dikatakan belajar. Belajar dalam filsafat merupakan usaha untuk mencapai yang ada dan yang mungkin ada dari sesuatu karena ini berkaitan dengan materi diagonal ruang (balok) maka belajar dalam ini merupakan usaha mencapai yang ada dan yang mungkin ada dari diagonal ruang (balok)
Terimakasih
Wassalamu'alaikum wr. wb
Assalamu'alaikum wr.wb
ReplyDeleteNovi Indriyani Kones
19701251002
S2 PEP A 2019
Filsafat simbol matematika. Menurut saya simbol matematika itu adalah tanda dalam matematika baik tanda huruf angka atau yang lainnya. Yang dapat ditelaah dari yang ada dan yang mungkin ada. Simbol matematika yang dapat ditelaah yang ada inj merupakan kemampuan orang dewasa dalam mengabstraksi matematika. Sementara itu, simbol matematika yang dapat ditelaah dari yang mungkin ada ini merupakan kemampuan dari anak-anak.
Terimakasih
Wassalamu'alaikum wr. wb
Rona Happy Mumpuni
ReplyDelete19709251059
Pendidikan Matematika D
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no. 12. Bagaimana penjelasan filsafat tentang adanya relasi dan fungsi matematika?
Fungsi dalam matematika adalah suatu relasi yang menghubungkan setiap anggota x dalam suatu himpunan yang disebut daerah asal (Domain) dengan suatu nilai tunggal f(x) dari suatu himpunan kedua yang disebut daerah kawan (Kodomain). Himpunan nilai yang diperoleh dari relasi tersebut disebut daerah hasil (Range). Fungsi atau hubungan erat kaitannya menurut para filsuf seperti sebab akibat. Para filsuf seperti Hugh Mellor dan Patrick Suppes telah mendefinisikan sebab-akibat dalam hal sebab yang mendahului dan meningkatkan kemungkinan dampaknya. Selain itu, Mellor mengklaim bahwa sebab dan akibat adalah kedua fakta - bukan peristiwa - karena bahkan non-peristiwa, seperti kegagalan kereta tiba, dapat menyebabkan efek seperti saya naik bus. Sebaliknya, bergantung pada peristiwa-peristiwa didefinisikan secara teoritis, dan sebagian besar pembahasannya diinformasikan oleh terminologi ini.
Puspitarani
ReplyDelete19709251062
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Terimakasih Prof atas ilmunya. Dari beberapa diskusi di atas, saya tertarik dengan penjelasan filsafat mengenai konsep menemukan sendiri.
Menemukan sendiri berarti membangun pengetahuan sendiri oleh siswa yang sesuai dengan paradigma konstruktivisme. Pendidikan di Indonesia saat ini menerapkan kurikulum 2013 dimana pembelajaran harus melibatkan keaktifan siswa. Sehingga guru harus bisa memberikan kesempatan dan fasilitas pada siswa untuk menemukan sendiri konsep matematika yang sedang dipelajari.
Vera Yuli Erviana
ReplyDeleteNIM 19706261005
S3 Pendidikan Dasar 2019
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saya sangat berterimakasih banyak untuk berbagai referensinya karena dapat dijadikan sumber utama untuk membangun pembelajaran matematika yang menarik. Hal ini didasarkan dari bagaimana filsafat matematika dan juga mencakup seluruh aspek yang akan dijadikan sebagai sumber utama membangun pembelajaran matematika yang menarik melalui fenomena-fenomena belajar matematika dari segi filsafat.
Wassalamualaikum Wr, Wb.
Sekar Hidayatun Najakh
ReplyDelete19701251007
S2 PEP A 2019
Assalamualaykum wr wb...
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sebagai mata pelajaran yang cukup berat dikalangan peserta didik terutama di jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Hal ini disebabkan paradigma yang diberikan kepada peserta didik mengenai matematika adalah hasil dari paradigma dewasa, bahwa matematika adalah ilmu. Sedangkan dalam menyampaikan pelajaran matematika untuk usia anak-anak seyogyanya diberikan paradigma bahwa pelajaran yang ada di sekolah adalah sebuah kegiatan. Dimana dalam kegiatan tersebut, guru sebagai fasilitator mendorong peserta didik untuk menemukan arti atau paradigma pada setiap mata pelajaran. Sehingga pelajaran adalah sesuatu yang harus dilalui dengan cara dan jalannya masing-masing, bukan suatu doktrin yang mengekang. Benar kiranya jika kebijakan sebaiknya adalah hasil dari fakta-fakta di lapangan melalui riset-riset yang telah dilaksanakan, bukan hasil keputusan dalam kepentingan sepihak. Sebab dalam hal ini kita berurusan dengan peserta-peserta didik, dimana pada merekalah masa depan bangsa bergantung nantinya.
Terimakasih Prof...
Latifa Krisna Ayu
ReplyDelete19709251060
S2 Pendidikan Matematika D
Matematika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu matematika dapat dipelajari melalui pengalaman. Beda pengalaman, maka akan berbeda pula matematika yang dipelajarinya. Matematika yang ditemui di kehidapan sehari-hari akan berbeda dengan menerapkan konsep matematika di kehidupan sehari-hari. Bagi siswa, matematika dipelajari melalui pengalaman di kehidupannya, namun jika siswa diminta menerapkan matematika di kehidupan sehari-hari maka tentu itu bukan ranahnya siswa karena siswa belum mampu melakukan hal itu. Penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari merupakan ranah orang dewasa yang sudah paham mengenai matematika.
Terima kasih