Berikut saya sampaikan hasil observasi dan refleksi pembelajaran matematika di sebuah smp swasta model di Kabupaten Bantul, yang saya rekam pada hari Kamis, 20 Nopember 2014. Saya, disamping sebagai Koordinator Lesson Study FMIPA untuk sekolah-sekolah di Bantul, tetapi juga sebagai Pendamping Lesson Studi di SMP Kecamatan Bantul. Untuk menjaga privasi, maka saya tidak menyebut nama sekolah, tidak menyebut nama Koordinator MGMP, dan tidak menyebut nama Guru Model; kecuali hanya nama simbolik saja.
Kegiatan Lesson Studi yang saya observasi adalah kegiatan pada fase Do dan See; yaitu fase menyelenggarakan pbm atau open-class, dan kegiatan refleksi. Kebetulah hari ini karena tg 20, maka ada yang unik dari para guru karena mereka semuanya mengenakan Baju Kebaya dan Sorjan (tradisional Jawa).
Sebelum Observasi (pk 09.00 sd 09.50)
Ramah Tamah:
Sebelum observasi ada kegiatan ramah-tamah dan sedikit komunikasi tentang persiapan yang telah dibuat oleh guru Model. Acara ramah tamah dihadiri oleh Kepala Sekolah, Ketua MGMP, Guru Model, dan dosen Pendamping (saya). Jumlah guru yang hadir sebanyak 20 guru SMP Negeri/Swasta dari Kec Bantul. Yang menjadi Guru Model adalah seorang guru muda (yayasan), lulusan LPTK th 2011. Guru Model belum memunyai pengalaman sebelumnya sebagai guru model (ini adalah pertama kali untuk menjadi guru model pada sebuah kegiatan DO Lesson Study).
Hasil wawancara tak langsung (wawancara informal) dengan Guru Model diperoleh bahwa Guru Model mengindikasikan sebagai berikut:
1. Bahwa Guru Model memunyai pengalaman mengajar selama 2 (dua) tahun. Selama mengajar dia
merasa sudah menerapkan metode inovatif, yaitu selalu mengadakan diskusi kelompok bagi siswa dan menggunakan berbagai alat bantu, termasuk komputer.
2. Untuk kali ini Guru Model akan mengajar berdasar Kurikulum 2013, terutama sumber atau buku teksnya. Kurikulum dan Silabus berdasar Kurikulum 2013 sudah tersedia. Tetapi hingga sekarang sekolah belum mendapatkan Buku Teks dari pemerintah. Maka solusinya adalah dengan mengunduh (down load) dari E-book yang berupa file buku Teks pelajaran Matematika berbasis Kurikulum 2013.
3. Setiap siswa sudah memunyai Laptop sehingga cara menggunakan buku adalah dengan menghidupkan Laptop dan membuka file buku.
4. Guru Model bersama-sama tim pada kegiatan PLAN sudah membuat RPP dan LKS
Identitas PBM:
Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII (tujuh)/ I (satu)
Materi Pokok : Garis dan Sudut
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2 x 40 menit)
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Pembelajaran , dan Penilaian terekam dalam dokumen RPP.
Pendamping menemukan secara khusus metode yang tertulis di RPP adalah : "Model Pembelajaran Discovery Learning"; tetapi Sintak pada Langkah-langkah Pembelajaran meliputi : Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Data, Mengasosiasi, dan Mengomunikasi (Metode Saintifik). Sintak juga tidak tercantum di LKS, artinya LKS belum memuat langkah-langkah seperti yang ditulis di RPP.
Kegiatan Do dan Observasi PBM: (pk 09.50 sd pk 11.10)
Berikut beberapa aktivitas yang terekam:
(Photo by Aslan)
Kegiatan SEE (Refleksi) (Pk 11.10 sd 12.30):
Acara Pertama : Pembukaan oleh Ketua MGMP
Acara Kedua : Sambutan Kepala Sekolah
Acara Ketiga : Refleksi dari Guru Model
Berikut adalah Refleksi yang tercatat oleh Pendamping:
1. Guru Model mengucapka terimakasih kepada semua pihak yang mendukung kegiatan LS
2. Guru mengakui masih banyak kekurangan terutama: a. dalam mengatur waktu, b. lupa tidak menginformasikan tentang tujuan pembelajaran
3. Guru Model menyadari terdapat beberapa siswa yang belum terampil dalam bekerjasama di dalam kelompok
4. Guru model menemukan ada siswa yang belum dapat mengukur besar sudut dengan alat bantu
5. Guru Model mengaku terlalu lama dalam kegiatan Apersepsi
6. Guru Model mengaku dikarenakan waktu yang terbatas, maka presentasi siswa kurang dan sebagian presentasi dilakukan oleh Guru Model
Acara Keempat:
Ketua MGMP memimpin kegiatan diskusi meliputi tanggapan dan saran dari guru observer yang lain dengan semangat bukan untuk menghakimi Guru Model, tetapi untuk mencari solusi bersama meningkatkan kualitas pembelajaran.
1. Guru L: Ada kelompok yang semua anggotanya menghidupkan Laptop sehingga diskusinya kurang efektif, bagaimana solusinya?
Solusi yang muncul: 1. Agar yang menghidupkan Laptop 2 siswa saja, tetapi menggunakan Laptop penting untuk melihat buku electronik sebagai sumber belajar; 2. Perlu penyesuaian tata letak meja dan kursi untuk berdiskusi; 3. Ketua MGMP menyerahkan kepada guru masing-masing untuk menentukan solusinya berdasar konteks dan pengalamannya.
2. Guru M: Kenapa untuk menemukan sudut-sudut dalam sepihak dan luar berseberangan, guru menyarankan agar siswa menggunakan Busur Derajat. Menurut Guru M, Busur Derajat tidak diperlukan karena sudut-sudut yang ditemukan tidak secara spesifik menunjuk kepada besar sudut. Untuk itu guru M menyarankan agar digunakan alternatif alat bantu/media misalnya menggunakan "mal" sudut yang sudah dipotong-potong.
3. Guru S: Sebetulnya bagaimana menentukan anggota kelompok? Apakah ditentukan sebelum pbm atau pada saat pbm sudah mulai?
Tanggapan Guru W: Penentuan anggota kelompok seyogyanya sejak awal; agar siswa dapat diskemakan sebelum pbm.
Tanggapan Guru I: Saya menemukan ada kecanggungan komunikasi atau komunikasi yang tidak lancar karena di dalam kelompok terdapat perbedaan gender. Apakah tidak sebaiknya, anggota kelompok laki-laki semua atau perempuan semua.
Tanggapan Guru W: Perbedaan gender dalam kelompok tidak masalah; justru jika terdapat berbeda-beda kemampuan dalam kelompok hasilnya akan lebih baik.
Tanggapan Ketua MGMP: Sudah menjadi kesepakatan bersama bahwa anggota kelompok hendaknya heterogen agar dapat saling membelajaran.
4. Ketua MGMP: Bagaimana tentang penggunaan Busur Derajat, kenapa tidak ada alternatif lain?
Jawaban Guru I: Dalam kegiatan PLAN sebetulnya kelompok guru tim model sudah mendiskusikan, tetapi Guru Model sudah membuat RPP dan LKS secara lengkap dan baik, sehingga akhirnya kami pun ingin menyobanya seperti apa?
Tanggapan Ketua MGMP: Itulah pentingnya kegiatan Penelitian, untuk meneliti dengan metode yang bagaima untuk mengajar Garis dan Sudut, khususnya untuk menemukan sudut-sudut dalam sepihak dan sudut luar berseberangan; agar kita dapat memeroleh berbagai alternatif metode pbm.
5. Guru I: Bagaimana memfasilitasi bermacam-macam kemampuan yang ada pada kelompok; karena saya melihat ada anggota kelompok yang pandai tetapi malah dianggap mengganggu oleh anggota yang lain? (untuk pertanyaan ini tidak ada yang menjawabnya)
6. Guru W: Bagaimana tentang jumlah LKS? Apakah setiap anak perlu mendapat LKS masing-masing, atau satu kelompok hanya mendapat dua LKS atau bahkan satu saja?
Jawaban Guru I: Setiap kelompok dapat memeroleh banyak LKS secara fleksibel bergantung kondisinya, bisa 1, 2, 3 atau 4 LKS.
7. Guru W: Bagaimana tentang pencapaian Kurikulum? Jika terlalau banyak memberi kesempatan kepada siswa, maka Kurikulumnya tidak selesai?
8. Ketua MGMP: Bagaimana cara meningkatkan kemamuan Menjelaskan /Menerangkan bagi para siswa; karena sebagian siswa mengalami kesulita ketika disuruh Menerangkan matematika?
Tanggapan Guru I: Siswa diberi kesempatan maju ke depan kelas untuk menerangkan matematika.
Acara kelima:
Ketua MGMP menyilahkan Guru Model untuk menanggapi segala macam pertanyaan dan tanggapan.
Guru Model: sementara cukup dulu, karena perlu mendengarkan tanggapan dari Dosen Pendamping
Acara keenam:
Tanggapan Dosen Pendamping (Marsigit)
Sebelum menanggapi semua persoalan yang muncul termasuk mendeskripsikan apa yang terjadi di kelas, Dosen Pendamping terlebih dulu memberikan pengalaman mengamati sebuah kelas pembelajaran matematika di Inggris beberapa tahun yang lalu, tentang bagaimana seorang guru mampu mengelola kelas untuk melayani kebutuhan siswa untuk belajar matematika.
Kesimpulan dari uraian tersebut adalah agar guru mampu mencari solusi dari semua persoalan tersebut di atas, intinya guru perlu melakukan overhauled atau perubahan persepsi atau perubahan paradigma, yaitu dengan cara memromosikan: Matematika Sekolah, Pembelajaran Konstruktivisme, Matematika yang Plural, Belajar adalah membangun atau menkonstruksi, Mengajar adalah kegiatan riset atau to teach is to research, dst.
Secara spesifik guru diminta membaca atau membuka posting :
http://powermathematics.blogspot.com/search?q=menentukan+kurikulum
Sebagai referensi atau gambaran, berikut saya cuplikan dari konten di atas, yang menggambarkan apa yang terjadi jauh di sana yaitu disebuah sekolah di tenggara kota London (sekitar 15 tahun yang lalu):
"Saya melanjutkan pertanyaan "Bagaimana mungkin guru bisa melaksanakan berbagai permintaan atau tuntutan siswa dalam pbm matematika?". Serta merta guru meminta saya agar minggu depan datang lagi ke sekolah untuk melihat bagaimana guru mampu melayani berbagai kebutuhan belajar para siswanya. Hasil observasi saya minggu berikutnya, pada Kelas II, adalah sebagai berikut: Pertama, guru secara klasikal menjelaskan tentang kompetensi apa saja yang akan siswa peroleh dalam pbm, kemudian guru memberi petunjuk bagaimana nantinya para siswa bekerja secara kelompok. Kedua, darisejumlah 32 siswa yang ada, kemudian guru membagi kelas menjadi 2 Kelompok Besar, masing-masing terdiri dari 16 siswa. Dari 16 siswa kelompok kedua di bagi menjadi 4 kelompok. Satu dari empat kelompok di split lagi menjadi 2 kelompokmasing-masing berangotakan 2 siswa. Jadi secara keseluruhan terdapat 6 (enam) Kelompok. Kelompok Besar terdiri dari 16 siswa. Tiga Kelompok berangotakan 4 (empat) siswa. Dan Dua Kelompok beranggotakan masing-masing 2 siswa. Ketiga, setelah saya cermati, ternyata yang terjadi adalah Satu kelompok pertama terdiri dari 2 (dua) siswa yang prestasinya the Best. Satu kelompok kedua terdiri dari 2 (dua) siswa yang prestasinya the Lowest. Tiga Kelompok masing-masing terdiri dari 4 (empat) siswa denganprestasi rata-rata. Sedangkan satu Kelompok Besar yang terdiri dari 16 siswa dengan kemampuan campuran. Keempat, di tiap meja pada Kelompok Kecil terdiri dari 4 siswa atau 2 siswa, masing-masing sudah diletakan LKS yang berbeda dengan Warna Kertas yang berbeda. Dan mereka mulai berdiskusi di dalam kelompoknya. Sementara itu Guru bergabung dengan Kelompok Besar (16 siswa) untuk memulai aktivitasnya. Kelima, pada Kelompok Besar (16 siswa) suasana belajar di setting dengan Duduk Melingkar di Lantai, kemudian dituangkan dari dalam Keranjang barbagai macam Bangun Datar Geometri terbuat dari kayu, bermacam-macam Segitiga, Persegi, Persegi Panjang, Lingkaran, Trapesium. Dengan variasi bermacam warna yang kontras. Keenam, ternyata Kompetensi yang ingin dicapai pada masing-masing Kelompok berbeda-beda. Pada Kelompok besar kompetensinya adalah Pengenalan Bangun Geometri. Kelompok the Best kompetensi dan LKS nya berbeda dengan Kelompok the Lowest. Demikian sehingga pada saat yang sama guru menyediakan 5 (lima) macam LKS. Ketujuh, ketika Guru sedang asyik beraktivitas di Kelompok Besar, datanglah seorang siswa dari Kelompok the Best melaporkan bahwa dia telah menyelesaikan LKS nya. Guru kemudian menyuruh untuk melanjutkan berdiskusi dan mengerjakan LKS yang lainnya (lanjutannya) yang khusus diperuntukan untuk Kelompok the Best,dengan warna Kertas yang sama tadi. Kedelapan, Ternyata guru juga menyediakan stok/persediaan LKS untuk tiap-tiap Kelompok Diskusi.
Pada Kelompok Besar, guru memulai membuat contoh aktivitas dengan kalimat "I spy the Red Small Circle". Artinya "Saya ingin mengambil Lingkaran Kecil berwarna Merah". Kemudian guru mengambilnya, kemudian menunjukkan kepada para siswa, dan menyuruhnya untuk mengamati bangun Lingkaran itu. Kemudian Guru melemparkan kembali benda itu ketumpukan di tengah kerumunan. Demikian seterusnya guru menyuruh secara bergantian agar siswa-siswa melakukan kegiatan yang sama, dengan cara siswa yang sudah melakukan kegiatan kemudian menunjuk siswa yang lain secara acak, sampai selesai. Setelah kembali ke University of London, saya konsultasikan dan tanyakan kepada Pembimbing, mengapa guru bisa melakukan hal demikian, maka jawabnya adalah "Pbm matematika di sini, menganut paradigma : pada waktu yang berbeda, berbeda-beda siswa, mempelajari matematika yang berbeda, dengan kecepatan dan kemampuan yang berbeda, dengan hasil yang boleh berbeda pula". Saya lanjutkan pertanyaan saya "Lalu bagaimana mengorganisasikannya".Jawaban Pembimbing "Itulah pentingnya LKS dan Portfolio". LKS sangat penting untuk melayani kebutuhan siswa yang berbeda-beda. Sedangkan setiap siswa perlu dilengkapi dengan Dokumen yang disebut Portfolio Siswa atau Record Keeping. Record Keeping Siswa berisi segala Dokumen yang berkaitan dengan Aktivitas dan Prestasi Siswa mengalir dari tahun ke tahun. Setelah kembali ke Indonesia, saya menemukan bahwa Pembelajaran Matematika di Indonesia bersifat "Untuk waktu yang sama, berbeda-beda siswa, dituntut mempelajari matematika yang sama, dengan hasil yang harus sama, yaitu sama dengan yang dipikirkan oleh gurunya"
Referensi di atas mengajarkan kepada kita bahwa untuk dapat melayani kebutuhan siswa dengan aneka perbedaan kemampuan, maka seorang guru matematika perlu melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Menggunakan matematika yang tepat untuk siswa smp yaitu Matematika Sekolah, seperti yang diberikan oleh Ebbutt dan Straker (1995) bahwa hakikat Matematika Sekolah adalah sebagai aktivitas atau kegiatan: a. mencari pola atau hubungan, b. menyelesaikan masalah, c. melakukan investigasi, d. komunikasi.
2. Mendefinisikan "belajar" sebagai "membangun konsep/teori/hidup", yaitu menggunakan pendekatan konstruktivisme, di mana siswa sendirilah yang pada hakikatnya melakukan kegiatan belajar.
3. Mendefinisikan "mengajar" sebagai "melayani kebutuhan siswa untuk belajar matematika". Agar mampu melayani kebutuhan belajar siswa maka guru perlu secara terus menerus melakukan kegiatan riset tentang kegiatan pembelajarannya. Maka pada tahap selanjutnya kita harus menuju atau bisa mendefinisikan bahwa sebenar-benar mengajar adalah kegiatan riset; atau "to teach is to research".
Berdasarkan uraian yang sudah saya buat, maka berikut ini saya akan menanggapi kegiatan Guru Model dan juga pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh guru observer lainnya, dengan semangat bukan untuk menghakimi, tetapi sebagai sarana silaturakhim bidang pendidikan matematika dengan semangat saling asah, sih dan asuh, sebagai berikut:
Secara umum, saya ingin menyampaikan apresiasi yang tinggi dan salut kepada Guru Model, yang menjadi guru masih relatif muda tetapi sudah menunjukkan usaha yang keras dan hebat untuk menjadi guru yang inovatif.
Namun saya ingin memberi catatan dan komen agar usaha mencapai guru inovatif dapat diwujudkan sebaik-baiknya, sebagai berikut:
1. RPP sudah cukup bagus; hanya metode saintifik perlu disebutkan secara eksplisit.
2. LKS disamping perlu memuat identitas sekolah, nama mapel, standard kompetensi, indikator pencapaian kompetensi, dst; tetapi juga perlu memuat Informasi tentang bagaimana para siswa bekerja menggunakan LKS dan bekerja di dalam kelompoknya. LKS perlu disusun berdasarkan Sintak atau langkah-langkah sesuai dengan yang disebutkan di RPP (metode saintifik). Fungsi LKS adalah untuk membantu atau melayani kebutuhan belajar matematika agar siswa mampu membangun/menemukan konsep matematika. LKS bukanlah hanya kumpulan soal. Oleh karena itu yng sebenarnya berhak membuat LKS adalah guru itu sendiri.
3. Apersepsi sudah cukup baik yaitu dengan cara mengingatkan para siswa tentang apa yang sudah dipelajari; namun Apersepsi masih dilakukan secara Klasikal dan Teacher centered. Ingat bahwa Apersepsi adalah kesiapan siswa, jadi dia milik siswa, dan tidak hanya seorang siswa tetapi semua siswa. Sehingga Apersepsi hendaknya berlaku untuk semuanya sesuai dengan prinsip "Education is for all". Jadi Apersepsi bukan hanya untuk siswa yang di depan saja. Untuk itu guru perlu mencari alternatif kegiatan untuk Apersepsi misalnya dengan membuat soal kecil yang harus dikerjakan oleh semua siswa tanpa kecuali.
4. Diskusi Kelompok sudah berjalan dengan baik, tetapi secara Akademik masih mempunyai problem mendasar, karena LKS hanya dibuat 1 (satu) macam untk semua siswa; sehingga berpotensi menimbulkan kebosanan bagi mereka yang sudah selesai atau bagi siswa yang relatif pandai (karena mereka harus menunggu yang lain).
5. Metode mengajar guru didominasi dengan Expektasi yang sangat tinggi untuk mengarahkan semua pendapat siswa agar sama dengan satu pendapat guru. Artinya, guru menerapkan paradigma hidup "walaupun", artinya walaupun terdapat banyak siswa, tetapi guru menggunakan matematika yang tunggal. Ke depan, perlu dicoba agar guru perlu memromosikan paradigma "karena", yaitu karena siswanya bermacam-macam, maka siswa dapat memelajari bermacam-macam matematika pula. Matematika yang tunggal adalah matematika yang ada di dalam pikiran/matematika formal/matematika/aksiomatik/matematika yang diandaikan/matematika murni/matematika perguruan tinggi/matematika untuk orang dewasa. Sedangkan Matematika yang tidak tunggal adalah matematika yang banyak/matematika yang konkret/matematika dunia nyata/matematika dalam kehidupan sehari-hari/matematika untuk anak kecil/matematika intuitif/matematika sekolah.
6. Akibat guru memunyai Ekspektasi yang sangat tinggi untuk bermatematika tunggal; maka mangakibatkan munculnya fenomena misalnya guru sangat berusaha keras (semi berteriak-teriak) untuk memeroleh perhatian siswa; guru menganggap dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar dan sumber kebenaran (walaupun pernah terjadi guru melakukan kesalahan-artinya ini adalah potensi untuk menjadi tidak konsisten); fenomena yang lain adalah guru mengharapkan jawaban Choir dan jawaban pendek untuk setiap pertanyaannya; fenmena yang lain adalah guru menjadi sangat tergesa-gesa untuk menyelesaikan target kurikulum; guru mengimplementasikan very strong guided teaching; guru merasa tidak memunyai waktu yang cukup untuk memberikan waktu kepada siswa untuk melakukan presentasi di muka kelas sehingga posisi murid cenderung untuk mengamini pendapat guru.
7. Untuk pertanyaan dan tanggapan guru tentang pembentukan kelompok, banyaknya LKS dan kemampuan memahami matematika, dengan sendirinya terjawab dari kasus yang saya angkat dari pbm di London. Untuk memfasilitasi kebutuhan siswa, maka bentuk dan anggota kelompok dapat beragam; demikian juga konten dari LKS. Seperti yang terjadi di Inggris, dalam satu kelas pembelajaran matematika, terdapat 6 Kelompok Belajar terdiri 2 kelompok beranggotakan 2 siswa, 3 kelompok beranggotakan 4 siswa, dan 1 kelompok besar beranggotakan 16 yang selanjutnya akan bekerja bersama-sama dengan guru. Untuk setiap kelompok disediakan sejumlah LKS berseri LKS1, 2, 3..dst. Jadi guru memunyai stok LKS. Dengan beragam kelompok dan beragam LKS maka tidak akan ada lagi siswa yang pandai (the Quicker) harus menunggu siswa yang lambat (the Slower).
8. Untuk pertanyaan guru tentang bagaimana cara menyelesaikan target Kurikulum padahal waktunya terbatas? Jawaban saya adalah "sebesar-besar dua gunung ilmu yang kita bawa di atas pundak kita untuk kita berikan kepada siswa, maka itu semua akan mubazir, jika siswa lari menjauh atau melarikan diri dari kita; tetapi sedikit saja saya memberikan ilmu kepada siswa, maka akan sangat efektif dan berguna jika siswa berjalan mendekati atau menuju saya, bahkan mereka akan mencari sendiri ilmu yang lebih banyak lagi"
9. Agar guru tidak dihantui dan merasa dikejar-kejar waktu untuk penilaian, maka guru perlu mencari alternatif penilaian atau mengubah paradigma menuju ke Penilaian Authentic dengan Portfolio Siswa dan Keeping Record. Tepatnya terminologi yang menunjang adalah lebih baik Asesmen dari pada sekedar Evaluation.
8. Secara spesifik saya sangat memuji dan menilai tinggi kemampuan para guru untuk melakukan observasi serta mengungkap fenomena pedagogik yang terjadi di kelas, sehingga terjadi dialog saling asah, asih dan asuh yang sangat baik. Mungkin hal ini disebabkan karena sudah berpengalaman melakukan kegiatan Lesson Study beberapa tahun, sementara saya sendiri baru kali ini mendampinginya. Atmosphere ini adalah harta karun yang tak ternilai harganya, dan saya mempunyai ekpektasi bahwa untuk waktu-waktu mendatang, para guru yang terlibat dalam Lesson Study seperti di Kabupaten Bantul ini akan leading atau memimpin guru-guru dari tempat lai dalam hal melakukan inovasi pendidikan. Semoga. Amin.
9. Ketahuilah bahwa guru-guru di Dunia Barat, untuk satu atau dua kali mengajar, mereka kemudian sudah mampu membuat Karya Ilmiah/Makalah/Artikel yang dapat di Seminarkan atau/kemudian dikirim ke jurnal/atau membuat buku, kenapa? Sekali lagi karena mereka menerapkan paradigma "to teach is to research". Maka dalam setiap pembelajaran, dokumentasi segala macam aktivitas menjadi sangat penting misalnya foto dan video atau arsiprsip.
10. Secara spesifik, saya sangat menghargai peran Ketua MGMP yang telah mampu memotivasi dan menggali problematika pedagogik dan berusaha mengomunikasikan untuk mencari solusinya.
11. Secara khusus, saya juga menyampaikan penghargaan kepada Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah Unggulan Bantul dan segenap guru dan karyawan. Sebagian guru matematika di sekolah tersebut dan juga Guru Modelnya adalah mantan murid-murid saya ketika di S1 Pendidikan Matematika FMIPA UNY.
Demikian, selamat berjuang para guru. Amin
Marsigit
Dosen Pendamping, FMIPA UNY
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dari hasil observasi dan refleksi lesson study yang saya baca, saya mendapatkan suatu ilmu baru yaitu tentang bagaimana membuat LKS yang Saintifik. Dimana LKS harus lengkap memuat identitas sekolah, nama mapel, standard kompetensi, indikator pencapaian kompetensi, dan lainnya, LKS juga harus memuat beberapa informasi tentang cara kerja atau petunjuk penggunaan siswa dalam menggunakan LKS. Selain itu, LKS juga perlu disusun dengan sintak atau disusun berdasarkan langkah-langkah yang sesuai dengan RPP yang menggunakan metode saintifik. Hal ini dikarenakan LKS berfungsi tidak hanya sebagai kumpulan soal-soal tapi juga sebagai alat bantu untuk melayani kebutuhan belajar siswa agar siswa mampu menemukan atau membangun konsep matematika dalam benaknya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
DeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Seperti yang disampaikan oleh teman saya Rindang bahwa "LKS harus lengkap memuat identitas sekolah, nama mapel, standard kompetensi, indikator pencapaian kompetensi, dan lainnya, LKS juga harus memuat beberapa informasi tentang cara kerja atau petunjuk penggunaan siswa dalam menggunakan LKS. Selain itu, LKS juga perlu disusun dengan sintak atau disusun berdasarkan langkah-langkah yang sesuai dengan RPP yang menggunakan metode saintifik. Hal ini dikarenakan LKS berfungsi tidak hanya sebagai kumpulan soal-soal tapi juga sebagai alat bantu untuk melayani kebutuhan belajar siswa agar siswa mampu menemukan atau membangun konsep matematika dalam benaknya", tentunya dalam pembuatan LKS atau Lembar Kerja Siswa sebagai salah satu bagian dari instrumen penelitian, memang perlu diadakan pengkajian terhadap penggunaan dan pembuatan LKS yang sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan.
Surya Shofiyana Sukarman
ReplyDelete18709251017
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb.
Lesson study merupakan salah satu upaya perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru dalam meningkatkan pembelajaran dikelas, dengan langkah-langkah plan, do, dan see. Pada pelaksanaan lesson study ini banyak pembelajaran yang bisa kita dapatkan khususnya bagi guru ataupun calon guru, seperti Penyusunan LKS yag harus dilengkapi dengan standar kompetensi, indicator pencapaian, serta sintaks-sintak pembelajaran, sehingg LKS disini bukan hanya berupa kumpulan soal-soal tetapi bagaimna LKS ini mampu membangun /menemukan konsp matematika, apersepsi juga menaruh perhatian yang penting bagi semua siswa, sehingga apersepsi itu berlaku untuk semua siswa, jangan sampai apersepsi hanya mewakili beberapa siswa. Selain itu, tantangan bagi guru-guru bagaimana solus/ tindakan mereka apabila ada kelompok yang telah selesai mengerjakan tugasnya tidak merasa bosan karena menunggu teman mereka.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika B
Lesson study merupakan pembelajaran yang ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan mengembangkan kemampuan mengajar guru di kelas. Pada pelaksanaan lesson study ini banyak sekali hal yang dapat di pelajari yaitu bagaimana cara menyusun LKS yang baik yang sesuai sintak-sintak atau langkah-langkah penyusunan. LKS harus terdiri dari identitas sekolah, nama maple, standard kompetensi, indicator pencapaian kompetensi, dsb. Dalam LKS, apersepsi juga harus diperhatikan. Apersepsi ini bertujuan untuk melihat kesiapan belajar keseluruhan siswa di dalam kelas, bukan hanya untuk siswa yang duduk di depan saja. Oleh sebab itu, penyusunan LKS harus dilakukan secara baik supaya LKS tersebut dapat dimengerti oleh siswa. Apersepssi juga harus dilakukan secara sungguh-sungguh supaya kesiapan siswa dalam belajar matematika dapat lebih matang dan siswa mampu mengikuti pembelajaran sampai akhir.
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PM A PPs UNY 2018
Hasil observasi dan refleksi pembelajaran Matematika memaparkan bagaimana pembelajaran Matematika yang diajarkan dikelas dan bagaimana sebaiknya matematika yang ideal di kelas. Proses pembelajaran yang ideal tidak hanya terlihat dari bagaimana guru mampu menyampaikan tujuan dan materi ajar di kelas tetapi lebih dari itu guru harus mampu melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan sintak yang ada dalam RPP , mempersiapkan RPP dan LKS, mengkondisikan siswa yang akan dibagi ke dalam kelompok-kelompok, menggunakan metode pembelajaran yang mampu memunculkan kreativitas siswa dalam belajar, menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi ajar sehingga tidak membuat siswa jenuh selama proses pembelajaran berlangsung. Guru dituntut untuk mengubah paradigma berpikir yaitu tidak menggunakan metode tunggal untuk semua anak-anak yang berbeda tetapi menggunakan metode yang berbeda karena anak-anak yang berbeda.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
DeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Terkait pernyataan Fany pada kolom komentar ini, bahwa "roses pembelajaran yang ideal tidak hanya terlihat dari bagaimana guru mampu menyampaikan tujuan dan materi ajar di kelas tetapi lebih dari itu guru harus mampu melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan sintak yang ada dalam RPP , mempersiapkan RPP dan LKS, mengkondisikan siswa yang akan dibagi ke dalam kelompok-kelompok, menggunakan metode pembelajaran yang mampu memunculkan kreativitas siswa dalam belajar, menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi ajar sehingga tidak membuat siswa jenuh selama proses pembelajaran berlangsung", sepertinya mengarah kepada bagaimana implementasi pembelajaran yang efektif dilaksanakan oleh seorang guru yang profesional.
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr wb
Lesson study adalah suatu kegiatan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru, dengan rincian kegiatan yaitu merancang pembelajaran untuk mencapai tujuan, melaksnakan pembelajaran, mengamati pelaksanaan pembelajaran tersebut serta melakukan refleksi untuk mendiskusikan proses pembelajaran yang dikaji untuk bahan penyempurnaan dari suatu proses pembelajaran. Informasi di atas sangat bermanfaat untuk saya, saya menjadi lebih mengetahui bagaimana berlangsungnya suatu kegiatan lesson study.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
DeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Terkait apa yang disampaikan oleh teman saya Rosi bahwa informasi yang didapatkan mengenai "Lesson study adalah suatu kegiatan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru, dengan rincian kegiatan yaitu merancang pembelajaran untuk mencapai tujuan, melaksnakan pembelajaran, mengamati pelaksanaan pembelajaran tersebut serta melakukan refleksi untuk mendiskusikan proses pembelajaran yang dikaji untuk bahan penyempurnaan dari suatu proses pembelajaran", bahwa pada kenyataannya memiliki kemiripan makna dengan komentar sebelumnya, bahwa langkah yang efisien untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan menerapkaan lesson study, dengan pendekatan saintifik.
Dini Arrum Putri
ReplyDelete18709251003
S2 P Math A 2018
Lesson Study merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan dimana untuk melihat kinerja guru dalam proses pembelajaran di kelas. Biasanya dengan adanya Lesson Study akan dimanfaatkan sebagai bentu evaluasi guru terhadap mengajar yang berorientasi untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas agar lebih baik. Dalam hasil observasi di atas, dapat dipaparkan tentang bagaimana sebaiknya proses pembelajaran di kelas itu berlangsung, mulai dari penyusunan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kriteria serta langkah-langkah pembelajaran yang ideal untuk dilakukan. Hal seperti ini bisa menjadi acuan atau bentuk evaluasi guru terhadap pembelajaran.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Kegiatan Lesson study merupakan suatu kegiatan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas. Kualitas pembelajaran di kelas tentunya tidak bisa dipisahkan dari komponen dan proses pembelajaran yang terjadi. Melalui lesson study ini akan diamati dan dievaluasi sejauh mana guru dapat mengelola kelas dengan baik. Untuk dapat mengelola kelas dengan baik seorang guru harus belajar dari proses pembelajaran sebelumnya. Belajar dari proses pembelajaran yang sudah dilakukan akan memberikan guru gambaran mengenai hal-hal yang masih dinilai kurang dalam proses pembelajaran.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
DeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Selanjutnya, pernyataan dari saudara Deden bahwa sepertinya dia menganggap "Melalui lesson study ini akan diamati dan dievaluasi sejauh mana guru dapat mengelola kelas dengan baik. Untuk dapat mengelola kelas dengan baik seorang guru harus belajar dari proses pembelajaran sebelumnya. Belajar dari proses pembelajaran yang sudah dilakukan akan memberikan guru gambaran mengenai hal-hal yang masih dinilai kurang dalam proses pembelajaran", dengan kata lain pengalaman adalah sumber belajar yang bagus untuk digunakan, khususnya dalam mengenali pembelajaran yang baik dan benar di dalam kelas.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
Saya sepakat bahwa untuk melayani kebutuhan siswa, maka, guru harus melakukan riset terhadap pemeblajaran yang dilakukannya. Pembelajaran tidak selalu berjalan baik, terkadang teori pun tidak sejalan dengan kenyataan. Oleh karena itu, kita membutuhkan data konkrit mengenai proses pembelajaran yang dilakukan sehingga dapat diketahui mana yang baik mana yang harus diperbaiki.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kegiatan pembelajaran seringkali atau bahkan selalu ditemukan permasalahan. Sebaik apapun persiapan yang dilakukan oleh seorang guru pasti ada sesuatu yang perlu dievaluasi. Hal ini menyangkut keterbatasan seorang guru sebagai manusia yang terbatas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas guru maupun kualitas pembelajaran diperlukan evaluasi pembelajaran secara bersama-sama dengan cara berdiskusi. Hal ini dapat dilakukan dengan pengamatan terhadap proses pembelajaran, kemudian dilakukan refleksi secara bersama untuk menemukan solusi pada setiap permasalahan. Kegiatan ini dapat disebut sebagai lesson study dimana setiap guru dapat melakukan refleksi terhadap pembelajaran, saling memberi masukan berdasarkan pengalamannya masing-masing, sehingga dapat ditemukan solusi yang sesuai untuk setiap permasalahan
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
DeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Seperti yang disampaikan oleh teman saya Fabri, bahwa dia menganggap "Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kegiatan pembelajaran seringkali atau bahkan selalu ditemukan permasalahan. Sebaik apapun persiapan yang dilakukan oleh seorang guru pasti ada sesuatu yang perlu dievaluasi. Hal ini menyangkut keterbatasan seorang guru sebagai manusia yang terbatas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas guru maupun kualitas pembelajaran diperlukan evaluasi pembelajaran secara bersama-sama dengan cara berdiskusi. Hal ini dapat dilakukan dengan pengamatan terhadap proses pembelajaran, kemudian dilakukan refleksi secara bersama untuk menemukan solusi pada setiap permasalahan", maksudya hampir sama dengan Deden bahwa perlu adanya refleksi terhadap pembelajaran sebelumnya untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Dari hasil lesson study tersebut yang saya pahami mengenai kegiatan lesson study adalah kegiatan refleski bersama-sama tidak hanya bagi guru model yang melakukan pembelajaran tetapi juga bagi para observer-observernya. Lesson study merupakan belajar dari pembelajaran. Dari hasil itu pula lesson study ada tiga tahap yaitu pertama, plan yaitu membuat perencanaan bersama baik oleh guru model maupun para observer dalam hal ini adalah para anggota MGMP. Kedua, do yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Dan ketiga, see yaitu kegiatan merefleksi. Dalam kegiatan merefleksi bagi guru model maupun para observer menyampaikan kritik dan saran sesuai dengan kegiatan nyata pada proses pembelajaran yang dilakukun. Pemberian saran pun harus secara nyata tidak hanya teori. Yang saya pahami pula bahwa lesson study ini bukan kegiatan dengan semangat menghakimi atau menilai pembelajaran, tetapi adalah kegiatan silahturahmi untuk saling terjemah dan menerjemahkan demi meningkatkan kualitan pembelajaran.
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Dalam lesson study ini ada kritikan dan saran mengenai penggunaan LKS dalam pembelajaran. LKS dalam pembelajaran itu berisi langkah-langkah yang mengarahkan siswa dalam membangun konsep, tidak sekedar berisi soal-soal saja. Kemudian Pak Marsigit juga menyarankan bahwa penggunaan LKS juga hendaknya bervariasi menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Seperti pembelajaran matemtika di London dalam satu kelas terdapat beberapa LKS yang memfasilitasi siswa berdasarkan kemampuannya. Namun, di lapangan akan sulit sekali dilakukan. Karena tujuan pembelajaran matematika di Indonesia itu satu namun harus bisa dicapai oleh siswa yang berbeda dari segi kemampuan. Namun, yang bisa dilakukan di Indonesia bisa saja membuat LKS berdasarkan multiple intelegence siswa. Jadi tujuan LKS tetap sama namun, cara menyajikannya yang berbeda.
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Dari hasil lesson study ini juga memberikan penekanan bahwa penting guru untuk mengajar matematika yang tepat disekolah yaitu matematika sekolah. Matematika sekolah yaitu yang seusai dengan definisi dari Ebbutt dan Straker (1995) bahwa hakikat Matematika Sekolah adalah sebagai aktivitas atau kegiatan: a. mencari pola atau hubungan, b. menyelesaikan masalah, c. melakukan investigasi, d. komunikasi. Dari postingan ini juga saya menjadi tahu indikasi guru yang masih memberikan matematika murni yaitu guru masih memiliki ekspektasi yang tinggi agar semua pendapat siswa sama dengan pendapat guru. Sehingga perilaku guru dalam pembelajaran yaitu akan berusah kera untuk mendapatkan perhatian siswa dengan sedikit berteriak-teriak. Dalam hal ini dilapangan guru menjadi marah dan dicap galak oleh siswa. Dampaknya akan memberikan mindset bahwa matematika itu menyeramkan.
Totok Victor Didik Saputro
ReplyDelete18709251002
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Selamat malam Prof.
Lesson study yang diterapkan di kelas akan menciptakan sesuatu yang berbeda dari pembelajaran biasanya. Perbedaan yang paling nampak terletak pada kondisi kelas. Pada pembelajaran biasanya kelas hanya dihadiri oleh guru dan siswa saja, namun pada saat lesson study peserta yang hadir di dalam kelas bertambah. Hal ini terjadi karena diperlukannya observer dalam lesson study ini. Kondisi ini pun dapat mengakibatkan tingkah laku siswa dan bahkan guru selama proses pembelajaran berbeda. Kondisi ini terjadi ketika guru dan siswa tersebut tidak percaya diri dalam mengikuti pembelajaran. Artinya dapat dikatakan guru atau siswa tersebut belum siap dalam mengikuti pembelajaran. Dari paparan refleksi diatas, dapat dikatakan guru sudah siap mengikuti pembelajaran dengan metode yang diterapkannya walaupun dalam pelaksanaanya masih terdapat kekurangan dalam menerapakan pendekatan yang digunakan. Terima kasih.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
DeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Mengenai apa yang disampaikan oleh Totok bahwa "Lesson study yang diterapkan di kelas akan menciptakan sesuatu yang berbeda dari pembelajaran biasanya. Perbedaan yang paling nampak terletak pada kondisi kelas. Pada pembelajaran biasanya kelas hanya dihadiri oleh guru dan siswa saja, namun pada saat lesson study peserta yang hadir di dalam kelas bertambah", sepertinya Totok menganggap bahwa adanya perbedaan atmosfir di dalam kelas selama pelaksanaan Lesson Study, sepertinya hal tersebut diakibatkan oleh metode yang diterapkan sedikit berbeda dari sebelumnya.
Dari hasil observasi dan refleksi lesson study ,,di lapangan banyak LKS tetapi guru tidak mengetahui
ReplyDeleteberkualitas tidaknya suatu LKS, maka perlu bagi guru memperoleh bekal tentang bagaimana menilai LKS yang baik berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang mengacu pada pendapat para ahli pendidikan, khususnya ahli di bidang LKS. Harapannya dengan bekal pengetahuan ini, guru mampu memilih LKS yang baik, sehingga
penggunaannya benar-benar tepat guna, dan efektif membantu mencapai tujuan pembelajaran.
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dua kegiatan yang saling behubungan dan harus dilakukan setiap saat oleh guru adalah do and see. Do untuk melakukan observasi melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi, melakukan abstraksi, membantu siswa mengkonstruksi pemahannya, memberikan contoh dan bukan contoh yang berkaitan dengan konsep yang diajarkan serta tak lupa menyampaikan tujuan dari pembelajaran tersebut yang berhubungan dengan sehari-hari. See untuk melihat efek dari apa yang telah dilakukan selama pembelajaran sekaligus sebagai bahan refleksi guru untuk pembelajaran berikutnya agar lebih baik lagi. terimakasih
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Lesson study memberikan bahan refleksi yang paling akurat menurut saya. Dengan melakukan Lesson study, kita dapat mengevaluasi pembelajaran secara menyeluruh. Saya sangat mengapresiasi apabila lesson study rutin dilakukan, karena tidak banyak guru yang mau untuk melakukan leson study. Padahal, dengan adanya kegiatan ini kita dapat mengetahui berbagai macam permasalahan pembelajaran dalam kelas dan bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya. Tidak hanya bagi guru itu sendiri, manfaat sangat dapat dirasakan oleh pengamat pendidikan yang berkepentingan dalam upaya meningkatakan kualitas pendidikan
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
Lesson Study merupakan suatu pendekatan peningkatan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru secara kolaboratif, dengan langkah-langkah pokok merancang pembelajaran untuk mencapai tujuan, melaksanakan pembelajaran, mengamati pelaksanaan pembelajaran tersebut, serta melakukan refleksi untuk mendiskusikan pembelajaran yang dikaji tersebut untuk bahan penyempurnaan dalam rencana pembelajaran berikutnya. Fokus utama pelaksanaan lesson study adalah aktivitas siswa di kelas, dengan asumsi bahwa aktivitas siswa tersebut terkait dengan aktivitas guru selama mengajar di kelas.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
Tahapan Lesson Study
1. Plan/ Perencanaan
Guru yang tergabung dalam Lesson Study berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Selanjutnya, mencari solusi untuk memecahkan segala permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RPP, mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal sampai tahap akhir pembelajaran
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
2. Do/Pelaksanaan
Pada tahapan ini terdapat dua kegiatan utama yaitu kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkan RPP yang telah disusun, dan kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson Study yang lainnya.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
3. Check/Memeriksa Kembali
Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para perserta berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh Prof Marsigit. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
4. Act/Tindak Lanjut
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran. Berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi (check) tentunya menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih baik.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Kegiatan lesson study yang diselenggarakan di Bantul merupakan kegiatan observasi pada fase penyelenggaraan pbm dan kegiatan refleksi. sebelum dilaksanakannya observasi dilakukan sebuah wawancara tak langsung. Disana diketahui bahwa guru model merasa sudah menerapkan pembelajaran yang inovatif, sudah menggunakan diskusi kelompok bahkan sampai menggunakan alat bantu berupa komputer. Namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan adanya sesuatu yang masih memerlukan perbaikan. Sehingga setelah selesai dilakuaknnya observasi, masih menimbulkan banyak tanda tanya yang harus dijawab oleh guru tersebut. jika jawabannya tidak sesuai maka bisa diarahkan untuk menuju kearah yang lebih baik.
Wassalamualaikum wr.wb.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Agar guru mampu mencari solusi dari semua persoalan dalam pembelajaran, guru perlu melakukan perubahan persepsi atau perubahan paradigma. Sebagian besar guru pasti bertanya-tanya bagaiaman caranya agar dapat memfasilitasi berbagai macam karakter siswa? Tentu hal ini seperti mustahil untuk dilakukan, karena jika memfasilitasi sebagian siswa maka sebagian lagi akan terabaikan. Dalam observasi yang dilakuakan di Inggris seperti mengajarkan kepada kita calon pendidik bahwa dalam memberikan penangajaran kepada siswa harus dapat difasilitasi misalnya dengan memberikan LKS. LKS yang diberikan bukanlah LKS yang sama antara satu dengan yang lainnya. namun LKS tersebut mempunyai isi yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemampuan siswanya. Hal ini merupakan salah satu bahwa tidak semua yang diperlakukan sama akan mendapatkan hasil yang sama juga.
Wassalamualaikum wr.wb.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Itulah pentingnya Lesson study pada pembelajaran matematika. Masing-masing guru memiliki cara yang berbeda-beda untuk membelajarkan siswanya. Dalam lesson study ini, sesama guru bisa saling sharing tentang metode yang mereka gunakan dan pada akhirnya akan menemukan metode mana yang paling cocok untuk menanamkan konsep matematika. Tidak ada guru yang sempurna, tapi setidaknya dengan adanya lesson study ini, guru bisa mengetahui dimana letak kekurangan mereka pada saat pembelajaran, dan bisa memperbaikinya sehingga nantinya bisa menjadi guru yang profesional di bidang mereka.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Penerapan lesson study yang tidak kalah menarik juga. Kita menjadi tahu kendala di lapangan dan solusi yang mungkin untuk dilaksanakan jika kita akan menerapkan lesson study.
Beberapa hal yang perlu kita renungkan bersama mengenai Matematika Sekolah, Pembelajaran Konstruktivisme, Matematika yang Plural, Belajar adalah membangun atau menkonstruksi, Mengajar adalah kegiatan riset atau to teach is to research, dst.
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Terimakasih prof atas postingan pengalaman dalam hasil observasi dalam pembelajaran matematika pada kegiatan lesson study. Pada hasil ini memberikan ilmu dan wawasan dalam perbaikan pembelajaran di kelas agar proses pembelajaran menjadi semakin meningkat dan lebih maju. Setiap kegiatan yang kita lakukan perlu adanya evaluasi agar kita mengetahui apa yang tidak kita ketahui. Begitu juga dengan seorang guru dalam kegiatan belajar mengajarnya di kelas, perlu dievaluasi agar kegiatan yang dilakukan memiliki pengaruh dan dampak yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Penerapan lesson study merupakan salah satu langkah yang bagus untuk tahapan evaluasi dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Dari postingan tersebut dapat kita ketahui bahww guru lupa menyampaikan tujuan pembelajaran. Hal ini harusnya menjadi poin penting dalam KBM karena hal tersebut berhubungan dengan waktu dan penjelasan materi yang akan disampaikan. Nilai penting kenapa tujuan pembelajaran harus disampaikan supaya siswa tidak bingung dan bisa fokus belajar sesuai dengan arahan guru. Pembelajaran pun juga didukung dengan penggunaan media pembelajaran atau alat peraga yang digunakan dalam kelas. sehingga penggunaan alat peraga menjadi salah satu fokus sekolah untuk menjadi fasilitas yang mendukung siswa dalam memahami dam mengerti pengetahuan yang diberikan.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan oleh Bapak mengajarkan kepada kita bahwa sebagai guru hendaknya kita menyadari bahwa sebuah apersepsi dalam pembelajaran merupakan kesiapan siswa oleh karenanya itu merupakan milik siswa. Jangan salah paham dengan menganggap apersepsi yang baik adalah saat seluruh siswa mampu menjawab pertanyaan guru secara klasikal atau chor. Selain itu, sebagai guru janganlah menganggap diri sendiri merupakan sumber belajar tunggal yang dimiliki hingga, hingga berusaha sedemikian rupa agar diperhatikan oleh siswanya. Jangan menerapkan paradigma “walaupun” dalam metode belajar, artinya walaupun terdapat banyak siswa tetapi guru menggunakan matematika yang tunggal. Hendaknya gunakan paradigma “karena” yang artinya karena siswanya bermacam-macam maka siswa dapat mempelajari bermacam-macam matematika pula. Oleh karena bermacam-macam siswa maka sebisa mungkin gunakanlah LKS yang bermacam-macam, sediakan lebih dari satu LKS, agar siswa yang pintar tidak lagi menunggu siswa lain yang belum selesai dalam mengerjakan LKS, berilah siswa LKS tambahan jika ia telah selesai agar waktu siswa tidak terbuang sia-sia.
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Lesson study memberikan dampak yang positif bagi guru dan observer. Selain itu, pembaca postingan pun jadi tahu beberapa hal yang menjadi catatan ketika mengajar. Lesson study ini merupakan pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif. Kolaboratif disini berarti melibatkan dosen dan guru, guru dengan guru, dan guru pamong dengan guru praktikan. Disini, para guru merencanakan, mengajar, mengobservasi, meninjau kembali dan melaporkan hasilnya.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteEndah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Lesson study merupakan salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Dengan adanya lesson study, observer dapat membantu guru model untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Seorang guru yang mengajar banyak murid dalam satu kelas tentu mempunyai keterbatasan untuk mencermati setiap kekurangan dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga hadirnya observer akan mampu membantu guru untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan atau masalah-masalah yang muncul selama pembelajaran untuk kemudian dicari solusinya secara bersama-sama.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pembelajaran di atas bahwa usaha untuk mencapai guru inovatif salah satunya bisa diwujudkan dengan guru wajib mengembangkan lembar kerja siswa sendiri, hal tersebut disebabkan karena guru yang mengetahui dengan pasti karakteristik dari siswanya. Lembar kerja siswa yang dikembangkan oleh guru jangan hanya berupa kumpulan soal saja. Namuan harus mampu membantu atau melayani kebutuhan belajar matematika siswa, dengan tujuan siswa dapat menemukan atau mengkonstruksi konsep matematika.
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Apakah RPP yang dibuat oleh guru tidak dikonsultasikan terlebih dahulu sebelum diterapkan oleh guru dalam pembelajaran? Seharusnya guru mengonsultasikan terlebih dahulu RPP sebelum diterapkan oleh guru dalam pembelajaran. Selain itu Seharusnya guru menyediakan LKS yang bermacam-macam yang disesuaikan dengan kemampuan siswanya sehingga dalam kelompok itu siswa dalam pengerjaannya tidak menggantungkan satu sama lain. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Belajarlah untuk melatih siswa mengeluarkan pendapatnya tentang materi pelajaran yang diajarkan. Jangan tancapkan pada pikiran siswa bahwa pendapat siswa harus sama dengan pendapat guru. Berikan mereka ruang untuk berpikir dan menemukan. Menjadi yang terbaik bukan berarti memaksa untuk menjadi yang terbaik tapi memberikan ruang bagaimana agar tumbuh menjadi yang terbaik. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Dalam mengajar, pasti kita menemukan banyak permasalahan yang bisa dikaji dan diteliti untuk ditemukan solusinya. Namun, sayangnya para guru di Indonesia banyak yang tidak melakukan mengkaji dan meneliti dikarenakan alasan keterbatasan waktu. Bagaimana tidak? Untuk mengajarkan materi saja terkadang kurang waktu dan terkadang menyuruh siswanya untuk belajar sendiri materi yang alokasi waktunya kurang. Bagaimana mungkin siswanya akan belajar bermakna jikalau belajarnya hanya dikejar-kejar oleh waktu? Semoga dapat menjadi bahan renungan. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Kartianom
ReplyDelete18701261001
S3 PEP 2018
Setelah membaca hasil refleksi di atas, saya melihat bahwa pengaturan waktu dalam kegiatan pembelajaran merupakan poin yang sangat penting. Untuk itu perlu direncanakan sebaik-baiknya dalam hal alokasi waktu. Selain itu apersepsi yang terlalu lama juga tidak baik. Apersepsi yang penting dapat menimbulkan rasa ingin tahu dibenak siswa akan pelajaran yang akan mereka pelajari hari ini.
Puspitarani
ReplyDelete19709251062
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Terima kasih Bapak atas informasi mengenai hasil observasi dan refleksi yang sudah Bapak share kepada kami. walaupun saya belum mengajar, tapi sebagai calon pendidik informasi tersebut sangatlah berguna untuk saya. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan/model pembelajaran tertentu, digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran yang dulunya bersifat konvensional menjadi inovatif. Perubahan yang terjadi dapat menimbulkan beberapa kendala dalam pelaksanaannya. Hal ini merupakan akibat yang dapat ditemui dalam proses pembelajaran. Belajar adalah belajar itu sendiri, berawal dari sesuatu yang baru, ada penyesuaian, kemudian sampai pada apa yang disebut bermakna dan dapat diterima.
sintha fardu anggraeni
ReplyDelete19709251071
S2 pendidikan matematika /D
terimakasih bapak prof marsigit.
setelah membaca dari artikel bapak bahwa rancangan pelaksanaan pembelajaran sangat dbutuhkan karena sebelum melakukan pengajaran guru harus memiliki pegangan dalam mengajar dikelas. RPP sangan dibutuhkan guru untuk membantunya dalam mengajar agar sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar pada hari tersebut.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAssalamu'alaikum wr. wb
ReplyDeleteNovi Indriyani Kones
PEP S2 A 2019
19701251002
Pembahasan artikel diatas membahas tentang bagaimana suasana MGMP dari pelajaran matematika, terlihat interaksi antar guru dengan mengajukan beberapa pertanyaan terkait masalah yang mereka hadapi kemudian beberapa guru menjawab pertanyaan terkait dengan solusi yang sebaiknya dilakukan. Dari kegiatan MGMP ini kita dapat melihat permasalahan-permasalahan yang sedang dialami oleh guru dan sekaligus mengetahui solusi sebagai jalan keluarnya, jika ada jalan keluar yang belum valid maka dapat dilakukan terkait permasalahan tersebut.
Terimakasih
Wassalamu'alaikum wr. wb
Khintoko Intan Permatasari
ReplyDelete19701251020
S2 PEP A 2019
Disampaikan bahwa sebaiknya guru mampu mengelola waktu pembelajaran dengan baik. Tujuan pembelajaran alangkah baiknya disampaikan siswa agar siswa tidak merasa bingung hari ini akan mempelajari materi apa sehingga secara tidak sadar siswa akanmengingat-ingat materi yang lalu yang sekiranya dibutuhkan untuk mempelajari materi yang akan diberikan oleh guru. Selain itu, guru juga perlu mengasah kemampuan mengajarnya dengan mengikuti berbagai macam seminar, workshop, dan lain -lain agar menambah wawasan akan bagaimana menciptakan suasan belajar yang menyenangkan dan kondusif.
Dalam kegiatan keenam Prof. Marsigit menyampaikan tentang PBM yang ada di London. Hal menarik yang saya ambil adalah paradigma pBM di London adalah: pada waktu yang berbeda, berbeda-beda siswa, mempelajari matematika yang berbeda, dengan kecepatan dan kemampuan yang berbeda, dengan hasil yang berbeda pula.dengan menggunakan paradigma tersebut pembelajaran matematika dapat memfasilitasi semua siswa dengan perbedaan kemampuan yang ada. Pembagian kelompok siswa yang sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa dengan standarpencapaian kompetensi masing-masing kelompok yang berbeda pula. Dengan demikian guru dapat memfasilitasi semua siswa dengan baik.
ReplyDeleteSri Ningsih
ReplyDelete19709251064
S2 Pendidikan Matematika kelas D
Akibat guru memunyai Ekspektasi yang sangat tinggi untuk bermatematika tunggal, maka mangakibatkan munculnya fenomena misalnya guru sangat berusaha keras (semi berteriak-teriak) untuk memeroleh perhatian siswa. Berbicara tentang perhatian, banyak hal yang bisa dilakukan oleh guru untuk menarik perhatian siswa seperti, memancing siswa dengan cerita singkat, mengajukan pertanyaan yang bersifat open ended , memberikan hanya satu macam tugas, melakukan kontak pandang, berkeliling keseluruh kelas, menggunakan teknik pemusatan dengan cara bertepuk tangan, mengetukkan benda keras kepapan tulis atau meja, memberikan penghargaan kepada siswa dan masih banyak lainnya.
Rifki Rinaldo
ReplyDelete19709251070
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Lesson study merupakan salah satu cara yang tepat untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu keunggulannya adalah menggunakan pendekatan persuasif kepada siswa. Dalam lesson study, ada yang dinamakan observer untuk membantu guru merefleksikan aktivitas pembelajaran. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat secara langsung kekurangannya dan sesegera mungkin dapat di improvisasi agar pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Fitria Restu Astuti
ReplyDelete19709251069
S-2 Pendidikan Matematika D 2019
Terimakasih Prof telah membagikan hasil observasi dan refleksi pembelajaran pada kegiatan lesson study di kecamatan Bantul yang telah terlaksana pada tanggal 20 Nivember 2014. Setelah membaca postingan Prof. Marsigit ini saya menjadi terbayang-bayang hari di mana saya akan menjadi guru yang sesungguhnya di kelas. Sebelum pembelajaran harus menyiapkan bekal RPP dan LKS. Di kelas menghadapi siswa dengan berbagai macam keunikannya kemudian adanya kebahagiaan setelah siswa memahami apa yang saya sampaikan dalam pembelajaran. Kegiatan lesson study ini menurut saya sangat bermanfaat bagi guru-guru di sekolah karena dari kegiatan ini guru dapat mengembangkan kemampuan dalam hal teknis mengajar serta memberikan kesan tersendiri bagi guru-guru model yang mengikuti. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus diadakan di setiap daerah di Indonesia.
Rona Happy Mumpuni
ReplyDelete19709251059
S2 Pendidikan Matematika D
Saya sangat setuju dengan prinsip "Education is for all", begitu juga dengan penyampaian apersepsi. Proses pembelajaran akan lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan jika para guru secara cerdas dapat menggunakan persepsi (pengalaman atau bahan ajar baru dikaitkan dengan bahan ajar yang lalu atau pengalaman lama yang telah dimiliki peserta didik). Apersepsi ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi kesuksesan proses pembelajaran semua peserta didik.
Alfiana Dewi
ReplyDelete19701251005
S2 PEP A 2019
Bismillah, dari kesimpulan yang prof.tuliskan ada point yang sangat menarik yaitu "guru mempunyai Ekspektasi yang sangat tinggi untuk bermatematika tunggal; maka mangakibatkan munculnya fenomena misalnya guru sangat berusaha keras (semi berteriak-teriak) untuk memeroleh perhatian siswa; guru menganggap dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar dan sumber kebenaran (walaupun pernah terjadi guru melakukan kesalahan-artinya ini adalah potensi untuk menjadi tidak konsisten)" dan saat ini masih terjadi, seakan dalam mengajar itu merupakan proses tranfer ilmu terhadap guru dan siswa, jadi apapun ilmu yang dimiliki guru harus semua sampai kepada siswa, dan pada akhirnya siswa menganggap ilmu bahkan konsep yang benar atau salah semuanya benar. dan saat kita berusaha meluruskan konsep nya maka siswa akan lebih percaya akan gurunya. dan ini seperti yang dikatak prof. guru adalah dewanya murid. dan filosofinya benar adanya
Puspitarani
ReplyDelete19709251062
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Terimakasih Prof atas artikel yang diberikan. Kegiatan observasi seperti ini sangat baik dilaksanakan, karena dapat menjadi evaluasi bagi gur-guru untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Seorang guru harus mampu menjadi guru yang inovatif, yaitu membuat LKS dan RPP sendiri, karena yang mengetahui alur dan kebutuhan siswa ya guru itu sendiri.
Assalamu'alaykum wr wb
ReplyDeleteDwi Kawuryani
19709251061
Pendidikan Matematika S2 D
Lesson study merupakan suatu kesempatan untuk para guru agar dapat meng-upgrade ilmunya. Dalam praktiknya, kegiatan lesson dapat menjadi salah satu solusi bagi para guru untuk saling bertukar informasi, untuk menambah wawasan, menjalin sebuah penelitian. Dengan adanya kegiatan ini, maka akan membantu para guru. Dalam hasil refleksi diatas, saya tertarik dengan saran dari Bapak Prof. Dr. Marsigit bahwa guru terlalu berekspektasi tinggi dan akhirnya mengajarkan matematika yang tunggal. Hal ini masih banyak terjadi di kalangan pendidik, bahwa guru mengharapkan pemahaman matematika yang tunggal pada siswa. Hal itu mengakibatkan terbatasnya pemahaman pada diri siswa, dan kurangnya kegiatan eksplorasi yang harusnya dilakukan oleh siswa.
Wassalamu'alaikum wr wb
Vera Yuli Erviana
ReplyDeleteNIM 19706261005
S3 Pendidikan Dasar 2019
Assalamualaikum Wr. Wb.
Mengenai apa yang sudah disampaikan terkait tentang “Lesson Study” nampak terletak pada kondisi pada kelas, pada kondisi kelas biasanya hanya di hadiri oleh guru dan siswa saja. Namun pada kasus ini, peserta yang hadir makin banyak yang hadir. Karena ada perbedaan signifikan antara pembelajaran biasa dan pembelajaran dengan “Lesson Study”.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Latifa Krisna Ayu
ReplyDelete19709251060
S2 Pendidikan Matematika D
Pembelajaran dengan membentuk kelompok merupakan hal yang baik. Namun tetap diperlukan banyak pertimbangan sehingga tidak menjadi bumerang bagi kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Pertama, pembuatan kelompok haruslah mempertimbangkan jumlah anggotanya. Jumlah anggota dalam suatu kelompok harus dipertimbangkan berdasarkan materi yang diajarkan dan kegiatan yang akan dilaksanankan kelompok. Guru harus mempertimbangkan jumlah anggota sehingga semua anggota akan berpartisispasi dalam kegiatan kelompok. Kemudian komposisi anggota juga harus adil. Adil yang dimaksud disini adalah adanya murid dengan pemahaman yang baik dan ada murid dengan pemahaman yang kurang baik. Sehingga kelompok tidak bisa dibentuk dengan berdasarkan tempat duduk atau berdasarkan preferensi siswa. Selanjutnya ketika kegiatan kelompok dilakukan, guru harus memantau apakah semua kelompok dapat melaksanaakan dengan baika atau tidak. Guru harus memastikan bahwa ia dapat menjangkau semua kelompok dan membantu mereka jika mereka menghadapi kesulitan
Terima kasih