Sep 20, 2010

Elegi Menggapai Karakter




Oleh Marsigit
(Di gali dari butir-butir pemikiran Krathwhol)

Kesadaran:
Ada ilmu baru dihadapanku. Aku akan menyadari ilmu ini jika ilmu ini memang bermanfaat untuk dunia maupun akhirat. Tetapi untuk itu aku perlu pengakuan dan dukungan orang-orang disekiratku.
Wahai ikhlas, sebetulnya aku menginginkan bertanya kepada banyak orang, tetapi mereka berada jauh dari diriku. Lagi pula mereka saling berderet-deret secara teratur ada yang paling dekat, dekat, agak dekat, agak jauh, jauh, paling jauh dan sangat jauh. Sedangkan engkau tahu bahwa orang yang paling dekat adalah dirimu. Sedangkan engkau tahu bahwa dirimu itu sebetulnya adalah ikhlasku. Maka jawablah pertanyaan-pertanyaanku, karena aku tahu bahwa pertanyaanku itu adalah awal dari ilmuku.

Ikhlas:
Wahai kesadaran, engkau akan bertanya apakah kepada diriku?

Kesadaran:
Begini. Ini ada ilmu yang baru saja dikenalkan oleh dosenku. Apakah engkau bisa menerima ilmu tersebut?

Ikhlas:
Sepanjang ilmu itu adalah demi kebaikan, maka aku selalu ikhlas.

Kesadaran:
Apa yang engkau maksud sebagai kebaikan?

Ikhlas:
Kebaikan adalah membawa manfaat yang baik, baik bagi dunia maupun akhirat.

Kesadaran:
Sepanjang yang saya ketahui, ilmu itu membawa manfaat yang baik, baik bagi dunia maupun akhirat.

Ikhlas:
Baik kalau begitu. Setelah aku pikir-pikir, ternyata keikhlasanku itu mempunyai prasarat.

Kesadaran:
Apakah prasaratmu itu?

Ikhlas:
Aku ikhlas menerima ilmu itu jika ilmu itu memang dalam jangkauan kesadaranmu dan menjadi perhatianku.

Kesadaran:
Sejauh yang aku sadari, ilmu itu terjangkau oleh kesadaranku. Tetapi aku tidak tahu apakah ilmu itu menjadi perhatianku atau tidak.

Kesadaran dan keikhlasan secara bersama bertanya:
Wahai perhatian, apakah engkau merasa bahwa ilmu yang dikenalkan oleh dosenku itu benar-benar menjadi perhatianmu?

Perhatian:
Sesungguhnya pertanyaanmu berdua itu sungguh aneh bagi diriku. Bukankan antara kesadaran, keikhlasan dan perhatian itu sebenarnya satu kesatuan. Mengapa engkau bertanya seperti itu?

Kesadaran dan keikhlasan:
Tetapi engkau tahu bahwa kita berduapun tidak berarti apa-apa tanpa perhatian.

Perhatian:
Baiklah. Suatu ilmu atau pengetahuan baru akan menjadi perhatianku jika bermanfaat baik untuk dunia maupun akhirat.

Kesadaran dan keikhlasan:
Kalau begitu tiadalah berbeda syarat-syaratmu itu dengan syarat-syarat kita berdua.

Kesadaran, keikhlasan dan perhatian berkata secara bersama-sama:
Kalau begitu kita bertiga berketetapan hati bahwa ilmu baru ini memang bermanfaat di dunia maupun akhirat. Marilah kita deklarasikan perihal penerimaan kita untuk memulai mempelajari ilmu itu.

Respon:
Wahai kesadaran, keikhlasan dan perhatian, mengapa engkau bertiga telah berbuat lancang telah mendeklarasikan perihal penerimaan anda bertiga untuk memulai mempelajari ilmu itu, tanpa terlebih dulu meminta ijin kepadaku.

Kesadaran, keikhlasan dan perhatian berkata secara bersama-sama:
Wahai respon, sebetulnya engkau itu merdeka terhadap diri kami. Apapun keadaan kami, maka terserahlah dirimu. Anda boleh ada juga boleh tidak ada di situ. tetapi jika anda ada disitu maka anda juga boleh menentukan sembarang sikapmu. Anda boleh postitif juga boleh negatif, tetapi juga boleh netral.

Respon:
Baik kalau begitu. Untuk menentukan sikapku maka gantian aku ingin bertanya. Sebetulnya ada masalah apa engkau menemuiku?

Kesadaran, keikhlasan dan perhatian berkata secara bersama-sama:
Begini. Kita bertiga berkenalan dengan ilmu baru. Kita bertiga sepakat bahwa ilmu baru itu ternyata bermanfaat bagi dunia maupun akhirat. Maka kami bersepakat pula untuk membuka diri kami untuk menerima memulai mempelajari ilmu itu. Tetapi kami bertiga menyadari bahwa langkah kami itu semata-mata ditentukan oleh sikapmu itu. Jika sikapmu positif maka engkau adalah orang ke empat yang menjadi rombongan kita untuk memulai perjalanan mempelajarai ilmu ini. Bagaimanakah jawabanmu?

Respon:
Ketahuilah bahwa aku itu terdiri dari dua hal. Pertama aku adalah kesudianku. Kedua aku adalah kemauanku. Jika aku sudi tetapi aku tidak mau, apalah artinya sikapku itu. Sebaliknya jika aku mau tetapi aku tidak sudi, maka apalah juga artinya sikapku itu. Agar aku sudi maka aku harus yakin dulu bahwa ilmu itu bermanfaat bagi dunia dan akhirat. Agar aku mau aku juga harus yakin bahwa ilmu itu juga bermanfaat bagi dunia maupun akhirat.


Kesadaran, keikhlasan dan perhatian berkata secara bersama-sama:
Baiklah kalau begitu syarat-syaratmu ternyata sama dengan syarat-syarat kami bertiga. Kalau begitu engkau bisa cepat bergabung dengan kami.

Respon:
Nanti dulu. Ketahuilah bahwa aku masih mempunyai satu unsur lagi. Unsurku yang ketiga adalah kepuasanku. Jadi aku harus yakin bahwa ilmu itu juga memberikan kepuasan terhadap diriku.

Kesadaran, keikhlasan dan perhatian berkata secara bersama-sama:
Lalu apakah kepuasanmu itu?

Respon:
Pertama aku harus mengetahui dulu, apakah engkau bertiga mempunyai payung yang dapat melindungiku dan dua unsurku yang lain?

Kesadaran, keikhlasan dan perhatian berkata secara bersama-sama:
Aku tidak mengerti dengan pertanyaanmu itu.

Respon:
Aku enggan selalu berkata dengan masing-masing dirimu. Aku lebih suka berkata denganmu sekaligus. Jikalau aku menyebut dirimu dengan satu nama saja, maka kira-kira engkau akan menggunakan nama apa?

Kesadaran, keikhlasan dan perhatian berkata secara bersama-sama:
Baiklah, sesuai dengan sifat-sifat yang kami miliki maka nama yang paling cocok dengan diri kami bertiga adalah penerimaan. Apakah dengan jawabanku ini engkau akan segera bergabung dengan diriku?

Respon:
Nanti dulu. Aku masih mempunyai satu syarat lagi. Syaratku yang satu lagi adalah bahwa agar aku mempunyai respon yang positif terhadap ilmu itu maka aku harus merasa puas terhadapnya. Aar aku merasa puas terhadapnya maka aku harus bisa berkomunikasi dengan nya. Padahal komunikasi yang aku minta adalah bahwa aku harus aktif memahaminya. Aku dengan ilmu itu harus bisa saling menterjemahkan dan diterjemahkan. Apakah engkau mampu menerima syarat-syaratku itu?

Penerimaan:
Dari sifat-sifat dan komunikasiku menterjemahkan dan diterjemahkan dengan ilmu itu, aku dapat mengambil kesimpulan bahwa ilmu itu mempunyai sifat-sifat seperti apa yang engkau syaratkan. Jadi silahkan engkau bersikap seperti yang telah engkau tetapkan melalui syarat-syaratmu itu.

Respon:
Baiklah kalau begitu aku bersedia bergabung dengan dirimu wahai penerimaan.

Nilai:
Wahai penerimaan dan respon, mengapa engkau berdua telah berbuat lancang telah mendeklarasikan perihal penerimaan dan respon positif anda berdua terhadap ilmu barumu itu,
tanpa terlebih dulu meminta ijin kepadaku.

Penerimaan dan respon bersama-sama menjawab:
Wahai nilai, sebetulnya engkau itu merdeka terhadap diri kami. Apapun keadaan kami, maka terserahlah dirimu. Anda boleh ada juga boleh tidak ada di situ. tetapi jika anda ada disitu maka anda juga boleh menentukan sembarang sikapmu. Anda boleh menilai baik, juga boleh menilai negatif, tetapi juga boleh netral.

Nilai:
Baik kalau begitu. Untuk menentukan sikapku maka gantian aku ingin bertanya. Sebetulnya ada masalah apa engkau menemuiku?

Penerimaan dan respon bersama-sama menjawab:
Begini. Kita berdua berkenalan dengan ilmu baru. Kita bertiga sepakat bahwa ilmu baru itu ternyata bermanfaat bagi dunia maupun akhirat. Maka kami bersepakat pula untuk membuka diri kami untuk menerima memulai mempelajari ilmu itu. Tidak hanya itu, kami juga sepakat untuk menerima dan merespon positif ilmu itu dengan syarat-syarat tambahan yang telah kami tentukan. Syarat-syarat tambahan itu antara lain bahwa kami dapat saling menterjemahkan dan diterjemahkan dengan ilmu itu. Tetapi kami berdua menyadari bahwa langkah kami itu semata-mata ditentukan oleh penilaian itu terhadap ilmu itu. Jika penilaianmu positif maka engkau adalah orang ke tujuh yang menjadi rombongan kita untuk memulai perjalanan mempelajarai ilmu ini. Bagaimanakah jawabanmu?

Nilai:
Ketahuilah bahwa aku itu terdiri dari tiga hal. Pertama aku adalah kehendakku. Kedua aku adalah referensiku. Ketiga aku adalah komitmenku. Agar aku berkehendak menilai ilmu itu, maka aku harus mempunyai referensi. Tetapi begitu aku memutuskan untuk menilai baik ilmu itu maka seketika aku berubah menjadi komitmenku. Ketiga hal tersebut itu tidak dapat aku pisahkan. Agar aku mempunyai kehendak untuk menilai maka aku harus yakin dulu bahwa ilmu itu bermanfaat bagi dunia dan akhirat. Aku juga harus bisa menterjemahkan dan diterjemahkan dengan ilmu itu. Artinya aku juga bersifat aktif dan tidak hanya pasif saja. Untuk itu maka aku juga memerlukan catatan-catatanmu.

Penerimaan dan respon bersama-sama menjawab:
Ternyata syarat-syaratmu itu sesuai juga dengan syarat-syaratku. Dan kami berdua juga bersedia memenuhi segala syarat-syarat tambahanmu. Apakah engkau bersedia bergabung dengan diriku?

Nilai:
Nanti dulu. Aku masih mempunyai syarat tambahan. Syarat tambahanku adalah apakah engkau dan aku kira-kira mempunyai payung untuk berlindung bersama?

Penerimaan dan respon bersama-sama menjawab:
Aku tidak mengerti apa maksudmu.

Nilai:
Maksudku adalah, jika aku telah menetapkan untuk menilai positif ilmu itu, apakah aku dan engkau bisa bergabung dengan satu nama saja.

Penerimaan dan respon bersama-sama menjawab:
Kami sebenarnya sangat toleran terhadap dirimu. Akan memberi nama apakah engkau bagi diri kita bertiga?

Nilai:
Jika engkau berdua tidak keberatan maka kita berdua melebur saja jadi satu dan kita beri nama sebagai minat.

Penerimaan dan respon bersama-sama menjawab:
Nama yang bagus. Kami setuju. Jadi?

Minat:
Jadi diriku sekarang adalah penerimaan, respon dan nilai. Tetapi tiga dalam diriku itu jika dijabarkan akan terdiri dari sembilan aspek yaitu kesadaran, sudi menerima, perhatian, sudi merespon, mau merespon, kepuasan, kehendak menilai, referensi untuk menilai dan komitmen.

Pengertian:
Wahai minat. Mengapa engkau telah berbuat lancang telah mendeklarasikan perihal minatmu untuk mempelajari ilmu itu, tanpa terlebih dulu meminta ijin kepadaku.

Minat:
Wahai pengertian, sebetulnya engkau itu merdeka terhadap diri kami. Apapun keadaan kami, maka terserahlah dirimu. Anda boleh ada juga boleh tidak ada di situ. Tetapi jika anda ada disitu maka anda juga boleh menentukan sembarang sikapmu. Anda boleh memahami ilmu itu sesuai dengan pengertianmu.

Pengertian:
Wahai minat. Sebetulnya syaratku mudah saja. Syaratku adalah asalkan engkau memang berkehendak untuk menilainya, engkau juga mempunyai referensi untuk menilainya dan engkau juga mempunyai komitmen untuk menilainya. Maka aku dengan serta merta akan membangun pengertianku terhadap ilmumu itu.

Nilai:
Ketahuilah pengertian. Sebetulnya syarat-syaratmu itu telah terkandung di dalam diriku.

Pengertian:
Baik kalau begitu. Aku telah mengerti akan ilmumu itu. Itulah sebenar-benar ilmumu dan ilmuku.
Tetapi ketahuilah bahwa pengertianku terhadap ilmumu itu ternyata tidak tunggal. Maka aku perlu mengelola pemngertian-pengertian itu. Aku perlu menggabung-ganbungkannya. Aku perlu merangkumkannya. Katakanlah bahwa aku terdiri dari konsep-konsep dan organisasi dari konsep-konsep tentang ilmu itu. Tetapi ketahuilah agar pengertianku itu bersifat komprehensif maka aku masih mempunyai permintaan terhadap dirimu.

Nilai:
Wahai pengertian, apakah permintaan tambahanmu itu?

Pengertian:
Aku mau menindaklanjuti pengertianku asal aku dan engkau menjadi satu saja yaitu sebagai sikap.

Nilai:
Nama yang bagus. Aku setuju. lalu?

Sikap:
Inilah sebenar-benar diriku yang telah menentukan sikap positif terhadap ilmuku yang baru ini. Maka sebenar-benar diriku adalah terdiri dari nilai dan pengertian.

Karakter:
Wahai sikap. Engkau telah berbuat lancang telah mendeklarasikan sikap positifmu terhadap ilmu barumu itu, tanpa terlebih dulu meminta ijin kepadaku.

Sikap:
Wahai karakter, sebetulnya engkau itu merdeka terhadap diri kami. Apapun keadaan kami, maka terserahlah dirimu. Anda boleh ada juga boleh tidak ada di situ. Tetapi jika anda ada disitu maka anda juga boleh menentukan sembarang karaktermu. Tetapi jika engkau telah
menampakkan karaktermu itu, maka karaktermu itu harus sesuai dengan diriku. Maka tinggal pilihlah engkau itu.

Karakter:
Sebetulnya jarak antara diriku dengan dirimu sangatlah dekat. Maka aku telah melakukan kesimpulan umum. Dan dari kesimpulan umum tentang pengertianmu maka aku mulai mempunyai ciri khas keilmuan barumu itu. Lebih dari itu aku bahkan kelihatan menonjol dalam dirimu. Ilmumu itu juga semakin tampak dalam karakterku. Tidak terasa aku telah mulai berubah dikarenakan ilmu baruku ini. Perubahan diriku itulah yang kemudian aku sebut sebagai karakterisasi. Aku bersyukur telah mampu mempelajari ilmu baru sehingga telah memberikan aku karakter sesuai dengan ciri keilmuan baruku itu. Bahkan aku mulai merasakan bahwa karakterku itu mempengaruhi kata-kata, ucapan, gerak, pikiran, kegiatan bahkan hatiku. Ternyata dengan karakterku yang baru ini aku tetap terjaga oleh hatiku. Amien.

44 comments:

  1. Seftika Anggraini
    18709251016
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Ilmu yang akan dipelajari harus memiliki manfaat bagi kita, baik manfaat untuk kehidupan dunia kita maupun manfaat untuk bekal akhirat kita. Untuk mempelajari ilmu, diperlukan persiapan berupa minat, keinginan, kemauan, penerimaan, respon, kesadaran, dan lain-lain. Refleksi dari ilmu yang bermanfaat adalah karakter. Ilmu yang dimiliki seseorang bisa dilihat dari karakter yang ditunjukkan seseorang. Ilmu sangat penting untuk dipelajari. Bahkan dalam ajaran Islam, kita diperintahkan untuk mengetahui ilmunya dalam beribadah.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  2. Dini Arrum Putri
    18709251003
    S2 P Math A 2018

    Belajar itu harus ikhlas. Mencari ilmu juga perlu keikhlasan agar ilmu yang kita peroleh menjadi berkah dan bermanfaat. Karena sebenar-benarnya ilmu itu akan bermanfaat jika kita ikhlas dalam mencari dan meraihnya. Karena menuntut ilmu pun juga merupakan ibadah, sama halnya dengan kita berfilsafat, membaca, belajar filsafat pun juga harus ikhlas.

    ReplyDelete
  3. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Dari elegi ini dijelaskan bahwa dalam mencari ilmu melalui beberapa tahap yaitu mulai dari penerimaan, merespon, pengorganisasian, menilai, kemudian memperoleh karakter. Oleh karena itu karakter seseorang bergantung pada ilmu yang dimilikinya. Karakter yang terbentuk akan mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam kehidupan. Sehingga dalam mencari ilmu harus memilah dan memilih ilmu yang bisa membawanya pada karakter yang baik dan tentunya dapat bermanfaat untuk dunia dan akhirat.

    ReplyDelete
  4. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Karakter adalah salah satu bagian dari hidup kita. Karakter kita membuat kita berbeda dari yang lain, karena orang lain juga memiliki karakter mereka sendiri. Karakter juga meliputi kepribadian kita, pendirian kita, dan dapat mengarahkan kita untuk membuat keputusan dalam hidup kita, dapat mengarahkan kita untuk memilih pengetahuan yang benar yang harus kita pelajari. Ketekunan, pengorbanan, kesabaran, dan keikhlasan adalah modal untuk mencari ilmu atau pengetahuan yang dapat member manfaat di dunia dan akhirat. Jika seseorang sudah memiliki karakter yang baik, maka itu dapat membantu orang itu untuk mengembangkan dirinya sendiri menjadi orang yang lebih baik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
      Besse Rahmi Alimin
      18709251039
      s2 Pendidikan Matematika 2018

      Selanjutnya, seperti yang telah dibahasakan hasmi dalam komentarnya bahwa "Karakter kita membuat kita berbeda dari yang lain, karena orang lain juga memiliki karakter mereka sendiri. Karakter juga meliputi kepribadian kita, pendirian kita, dan dapat mengarahkan kita untuk membuat keputusan dalam hidup kita, dapat mengarahkan kita untuk memilih pengetahuan yang benar yang harus kita pelajari. Ketekunan, pengorbanan, kesabaran, dan keikhlasan adalah modal untuk mencari ilmu atau pengetahuan yang dapat member manfaat di dunia dan akhirat", dalam artian bahwa karakter sepertinya sesuatu yang melekat dalam diri manusia, sehingga menjadi pembeda dengan manusia lainnya.

      Delete
  5. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Karakter pada setiap individu memang berbeda. Sebenarnya setiap individu sudah memiliki karakter tersendiri sejak ia dilahirkan ke dunia. Karakter itu kemudian berkembang seiring dengan bertumbuhnya usia seseorang. Perkembangan karakter itu dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar individu, yaitu karakter orang lain disekeliling individu maupun karakter lingkungan sekitarnya. Karakter yang ada pada diri setiap individu sedikit banyak juga mempengaruhi kesehariannya dalam berpikir dan bertindak, tak terkecuali dalam menuntut ilmu. Seperti yang dikatakan pada elegi di atas bahwa karakter sesorang itu mempengaruhi kata-kata, ucapan, gerak, pikiran, kegiatan bahkan hati orang tersebut.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
      Besse Rahmi Alimin
      18709251039
      s2 Pendidikan Matematika 2018

      Seperti yang dikatakan lingga dalam komentarnya bahwa "Karakter pada setiap individu memang berbeda. Sebenarnya setiap individu sudah memiliki karakter tersendiri sejak ia dilahirkan ke dunia. Karakter itu kemudian berkembang seiring dengan bertumbuhnya usia seseorang. Perkembangan karakter itu dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar individu, yaitu karakter orang lain disekeliling individu maupun karakter lingkungan sekitarnya", sepertinya argumen atau pernyataan ini mengarah pada faktor pembentuk karakter manusia atau makhluk lainnya atau apapun itu yang dapat disaksikan oleh panca indra, dalam hal ini, faktor internal dan faktor external, sehingga untuk mendapatkan karakter yang baik maka bergaullah di temapat atau lingkungan yang baik-baik pula, serta didukung oleh keyakinan terhadap kuasa Allah sebagai salah satu faktor internal pembentuk karakter.

      Delete
  6. Samsul Arifin / 18701261007 / S3 PEP 2018

    Karakter terbentuk sepanjang manusia menjalani kehidupan di dunia.. Karakter menggambarkan apa yang telah terjadi dan dialami manusia sepanjang hidupnya. Pengalaman, pendidikan, pengasuhan berperan besar dalam membentuk karakter seseorang. Begitu juga ilmu yang dimiliki seseorang dapat tergambar dari karakter yang muncul dari seseorang itu sendiri.

    ReplyDelete
  7. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PPs UNY PM A 2018
    Karakter berhubungan dengan sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti dan tabiat yang dimiliki manusia atau makluk hidup lainnya. Setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda. Perbedaan dipengaruhi oleh faktor instrinsik dan ekstrinsik pada orang itu. Karakter yang dimiliki oleh seseorang sama dengan ilmu yang ia miliki.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dita Aldila Krisma
      18709251012
      PPs Pendidikan Matematika A 2018

      Sepakat dengan pernyataan Sdri. Fany bahwa karakter sesorang dipengaruhi factor internal dan eksternal. Factor eksternal dipengaruhi lingkungan keluarga dan lingkungan sosial. Lingkungan keluarga meliputi kondisi ekonomi keluarga, kedekatan orang tua dan anak, dan pola asuh orang tua mendidik anak. Lingkungan sosial meliputi hubungan antarmanusia dalam interaksinya. Sedangkan factor internal berkaitan dengan softskill yang meliputi inisiatif, kemauan belajar, komunikasi, manajemen diri, problem solving, dan lainnya.

      Delete
  8. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Dalam mencari ilmu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, diantaranya yaitu: kesadaran, penerimaan, perhatian, sudi merespon, kepuasan, adanya kehendak untuk menilai, adanya komitmen, dll. Di dalam ilmu terkandung manfaat. Orang yang berilmu tentu berbeda dari orang yang tidak berilmu. Karena ilmu juga berpengaruh terhadap kata-kata, tingkah laku, maupun hati. Sehingga ilmu memang erat kaitannya dengan karakter.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
      Besse Rahmi Alimin
      18709251039
      s2 Pendidikan Matematika 2018

      Seperti yang diutarakan Endah dalam komentarnya, bahwa "ilmu juga berpengaruh terhadap kata-kata, tingkah laku, maupun hati. Sehingga ilmu memang erat kaitannya dengan karakter", sepertinya, tulisan ini mengarah pada penanaman karakter dituai sejak dini melalui pendidikan, sehingga orang yang berpendidikan akan mendapatkan ilmunya pembentukan karakter yang sesuai dengan adat istiadat dan rukun iman dan rukun islam, serta mampu membedakan yang benar dan yang salah.

      Delete
  9. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006

    Setiap pikiran yang terlintas, entah itu baik ataupun buruk, akan membangun karakter kita. Sama seperti batu bata yang tersusun satu di atas yang lain, untuk membangun rumah – demikian pula pikiran kita disusun satu di atas yang lain. Setiap saat, setiap waktu ketika kita berfikir. Baik secara sengaja atau tidak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
      Besse Rahmi Alimin
      18709251039
      s2 Pendidikan Matematika 2018

      Seperti yang diutarakan Bayuk dalam kolom komentar ini adalah sepertinya "Setiap pikiran yang terlintas, entah itu baik ataupun buruk, akan membangun karakter kita. Sama seperti batu bata yang tersusun satu di atas yang lain...", sepertinya tulisan ini mengarah pada peran pikiran sebagai penentu karakter.

      Delete
  10. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Diri ini saya, diri itu kamu, diri sana dia mereka, mempunyai perbedaan sendiri-sendiri atau lebih tepatnya mempunyai ciri khas masing-masing sehingga diri ini bisa menjadi beda dengan diri kamu, diri dia, diri mereka. Setiap ciri akan menunjukkan karakter dari dalam diri seseorang, karakter yang terbentuk bisa dikembangkan sesuai dengan kondisi saat itu, bila kondisinya buruk akan berujung pembentukan karakter yang buruk pula, begitu sebaliknya. Jadi, diharap untuk berhati-hati di setiap lingkungan baru karena tanpa disadari akan mengubah bentuk karakteristik seseorang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
      Besse Rahmi Alimin
      18709251039
      s2 Pendidikan Matematika 2018

      Selanjunya, seperti yang telah diutarakan cahya dalam kolom komentar ini bahwa "Setiap ciri akan menunjukkan karakter dari dalam diri seseorang, karakter yang terbentuk bisa dikembangkan sesuai dengan kondisi saat itu, bila kondisinya buruk akan berujung pembentukan karakter yang buruk pula, begitu sebaliknya. Jadi, diharap untuk berhati-hati di setiap lingkungan baru karena tanpa disadari akan mengubah bentuk karakteristik seseorang", bahwa sepertinya Cahya mengarah pada peran lingkungan sekitar sebagai faktor kuat penentu karakter seseorang, ssehingga menganjurkan untuk senantiasa berhati-hati dalam menyikapi lingkungan sekitar.

      Delete
  11. Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
    Besse Rahmi Alimin
    18709251039
    s2 Pendidikan Matematika 2018

    Terkait topik bahasan mengenai Elegi Menggapai Karakter bahwa seperti yang kebanyakan orang katakan bahwa karakter erat kaitannya dengan watak, sifat, akhlak ataupun kepribadian yang membedakan seorang individu dengan individu lainnya. Atau karakter dapat di katakan juga sebagai keadaan yang sebenarnya dari dalam diri seorang individu, yang membedakan antara dirinya dengan individu lain.

    ReplyDelete
  12. Ibrohim Aji Kusuma
    18709251018
    S2 PMA 2018

    Salah satu tujuan pendidikan adalah merubah tingkah laku/ lebih mendalam lagi yaitu merubah karakter. Dalam proses pendidikan terdapat pembelajaran, penerimaan, ikhlas, respon dan lain sebagainya. Seiring ilmu diterima bersama dengan tahap-tahan proses pendidikan maka akan merubah karakter peserta didik tersebut.

    ReplyDelete
  13. Ibrohim Aji Kusuma
    18709251018
    S2 PMA 2018

    Oleh karena itu, pendidikan karakter sangat penting dewasa ini. Masa depan suatu bangsa bergantung pada anak muda, pendidikan dan karakter yang mereka miliki. Bangsa yang hebat adalah bangsa yang penduduknya memiliki karakter yang kuat dan unggul. Karakter tertentu yang membedakan dirinya dengan bangsa lain yang berasal dari nilai, norma, adat istiadat dan lain sebagainya.

    ReplyDelete
  14. Yoga Prasetya
    18709251011
    S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
    Karakter berkaitan dengan ilmu yang ada dalam diri kita. Perilaku, tata bahasa, sopan santun, tata bicara, pikiran, sifat dan semua yang dimiliki manusia tidak lain tidak bukan bagian dari ilmu. Karena sejatinya, manusia yang berilmu akan tercermin dalam sebuah karakter. Karena ilmu berada dekat di hati dan pikiran kita yang dapat dilihat dari sikap kita yang menjadi wujud dari karakter.

    ReplyDelete
  15. Yuntaman Nahari
    18709251021
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Karakter yang ada dalam diri seseorang mencerminkan bagaimana ilmunya. Karakter seseorang mempengaruhi kata-kata, ucapan, gerak, pikiran, dan kegiatan. Belajar adalah perubahan perilaku, perubahan karakter menuju lebih baik. Dengan adanya karakter yang lebih baik maka hati akan terjaga dengan baik. Itulah hubungan pengetahuan yang diperoleh melalui proses berpikir dengan hati yang mampu merasakan efek dari pengetahuan tersebut. Maka bersyukurlah karena kita masih diberi kesempatan untuk belajar, mengubah karakter kita menjadi lebih baik.

    ReplyDelete
  16. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Karakter merupakan cirri khas yang dimiliki oleh tiap-tiap manusia. Karakter sendiri terbentuk dari akumulasi kegiatan yang sama sehingga menjadi suatu kebiasaan yang sifatnya refleksif, kegiatan ragawi ataupun kegiatan berpikir. Karakter saat ini banyak disoroti, dijadikan sebagai salah satu tujuan pendidikan, yaitu untuk membentuk karakter siswa yang lebih baik. Karakter sendiri adalah bekal yang sangat penting bagi setiap manusia untuk menjalani aktifitas, karater juga akan menentukan kualitas hidup seseorang, dimana dengan karakter baik maka seseorang akan dapat hidup dengan nyaman dan sosial yan baik.

    ReplyDelete
  17. Elsa Apriska
    18709251005
    S2 PM A 2018

    Setiap individu mempunyai karakteristik bawaan dan karakteristik yang bisa saja dipengaruhi oleh lingkungan. Karkteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dibawa sejak ia lahir baik yang berhubungan dengan faktor biologi maupun sosial psikologis. Dijelaskan juga karakter seseorang itu bisa bergantung pada ilmu yang dimilikinya. Karakter yang berbeda-beda inilah yang membuat setiap manusia itu berbeda/ unik dibandingkan dengan manusia lainnya.

    ReplyDelete
  18. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018 (PM B 2018)

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Karakter dalam setiap individu tentunya berbeda-beda. Karakter seseorang terbentuk dalam cara yang berbeda dan bisa merupakan bawaan sejak lahir. Sehingga karakter seseorang dapat dibentuk dan bisa juga melalui bawaan dari orang tua atau melalui keturunannya. Ilmu yang dimilikinya juga bisa menjadi faktor penentu bagi seseorang untuk bisa mencapai suatu titik karakter tertentu seperti yang dia inginkan
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  19. Erma Zelfiana Surni
    18709251009
    S2. P.Matematika A 2018

    Assalamualaikum Wr. Wb
    Dari elegi ini saya memahami bahwa ilmu adalah sumber penentu dalam karakter kita. Untuk memahami ilmu itu kita harus memiliki kesadaran untuk memperhatikannya.Selama kita sadar bahwa ilmu itu akan membawa kebaikan baik dunia maupun akhirat kita harus ikhlas berikhtiar untuk memahaminya. Dari pemahaman itulah kita akan memberikan respon atas apa yang telah dipahami,apakah mau atau tidak untuk menerima ilmu tersebut dengan mempertimbangkan nilai-nilai dari konsepnya. Kemauan untuk merespon itulah minat kita terhadap suatu ilmu.

    ReplyDelete
  20. Erma Zelfiana Surni
    18709251009
    S2. P.Matematika A 2018

    Assalamualaikum Wr. Wb
    Karakter adalah puncak dari pemahaman dan penerimaan suatu ilmu. Orang yang berkomitmen untuk menerapkan suatu ilmu yang bernilai dan bermanfaat akan mempengaruhi sikapnya. Ini merupakan suatu fase menuju kesikap yang lebih arif misal semakin berilmu semakin rendah hati, semakin bijaksana dalam bersikap, Semakin toleran, dst. Semua itulah yang mencerminkan karakternya. Jadi sebenar-benar orang yang berilmu itu dilihat dari karakternya. Orang yang berilmu tapi tetap sombong dan egois itulah orang yang hanya sekedar sadar terhadap suatu ilmu namun tidak memiliki komitmen dalam menerapkannya atau tidak berkomitmen menyatukan nilai-nilai keilmuan dengan dirinya.

    ReplyDelete
  21. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Karakter dari seseorang menggambarkan ilmu yang dimiliki oleh orang tersebut. Dalam mencapai sebuah karakter ada beberapa proses yang dilalui, yaitu dimulai dengan proses menyadari dan ikhlas serta memperhatikan manfaatnya dalam menerima dan merespon sebuah ilmu. Setelah menerima dan merespon maka akan muncul minat yang kemudian dilanjutkan dengan sikap. Setelah berminat kemudian bersikap maka lahirlah sebuah karakter yang merupkan perwujudan atas sebuah ilmu yang diterima, direspon, diminati, muncullah sikap dan terlahirlah sebuah karakter. Karakter yang tercipta dan dimiliki tersebut berpengaruh bagaimana kata-kata seseorang tersebut terucap, gerak gerik, pikiran serta hatinya.

    ReplyDelete
  22. Agnes Teresa Panjaitan
    S2 Pendidikan Matematika A 2018
    18709251013

    Menurut pemahaman saya akan tulisan ini adalah aspek ikhlas, kesadaran, minat, dan sikap adalah hal yang diperlukan dalam proses mencari ilmu baru, misalnya ketika ilmu baru kemungkinan bertentangan dengan yang kita yakini. Maka keiklasan diperlukan untuk tetap mempelajari ilmu tersebut meskipun kita tidak yakin akan hal tersebut. Ketika ketiga kombinasi tersebut dilakukan, maka dalam mempelajari suatu ilmu akan lebih bermakna untuk dilakukan.

    ReplyDelete
  23. Dita Aldila Krisma
    18709251012
    PPs Pendidikan Matematika A 2018

    Tanda ikhlas dalam menuntut ilmu salah satunya adalah ilmu itu akan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Saat ini saya tengah menuntut ilmu maka harus didasari rasa ikhlas agar ilmu yang diperoleh benar-benar dapat saya terima dengan baik penuh kesadaran dan bermanfaat. Ilmu yang diterima selanjutnya diolah oleh hati dan pikiran dapat mempengaruhi pembentukan karakter diri kita.

    ReplyDelete
  24. Diana Prastiwi
    18709251004
    S2 P. Mat A 2018

    Karakter mencerminkan seorang individu dalam lingkungannya. Karakter mempengaruhi seseorang dalam bertindak, bergerak, bertutur kata, berperilaku sampai pada pikiranku. suatu karater yang baik akan menyebakan sekitar kita ikut baik dengan adanya kita, begitupun dalam mencari ilmu pengetahuan pun akan berpengaruh dengan karakter yang kita miliki, seperti keiklasan, perasaan, sopan santun respon merupakan hal -hal yang dapat mempengaruhi karakter kita.

    ReplyDelete
  25. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Makhluk hidup mempunyai beragam bentuk yang bercirikan khas masing-masing agar bisa dikenali. Misalnya hewan zebra yang membunyai bentuk sama, sekilas mirip tetapi mempuyai pola hitam putih yang berbeda setiap hewannya sehingga hal tersebut bisa dijadikan ciri khas agar bisa dibedakan dengan jenis yang lain. Begitu juga dengan manusia mempunyai ciri khas dari jenus rambut, warna kulit, nada suara, bentuk tubuh, dan lain-lain, berbeda dengan karakter yang bisa dibuat sendiri dan bisa dimanipulasi sehingga bisa saja bukan karakter sebenarnya dari orang tersebut. Yang bisa mengetahui karakter yang sebenarnya dari seseorang adalah dirinya sendiri yang harusnya sudah disadarinya tanpa harus meniru orang lain.

    ReplyDelete
  26. Totok Victor Didik Saputro
    18709251002
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Selamat malam Prof.
    Menggapai karakter artinya menentukan jati diri. Jati diri adalah karakterisik yang dimiliki oleh diri kita. Karakteristik ini dapat berbentuk sikap. Sikap terwujud karena adanya kesadaran pikir, perkataan, dan tindakan. Karakter yang baik terbentuk karena adanya kesadaran yang baik pula. Kesadaran yang baik menggambarkan keikhlasan yang kita miliki dalam menjalani kehidupan. Kehidupan tentunya tidak lari dari ilmu. Ilmu adalah pengalaman. Artinya karakter kita terbentuk dari pengalaman selama menjalani kehidupan. Karakter dapat berubah seiring perubahan waktu dan perkembangan jaman. Terima kasih.

    ReplyDelete
  27. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    Ilmu bermula dari keikhlasan, kesadaran, dan perhatian. Karena dengan hati yang ikhlaslah, kesadaran, dan perhatian ilmu itu muncul. Ilmu harus bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat. Jika ilmu tidak direspon, maka aka nada penerimaan dari nilai-nilai yang menimbulkan minat seseorang. Terima kasih.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

    ReplyDelete
  28. Amalia Nur Rachman
    18709251042
    S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018

    Ketika kita dalam proses mencari ilmu dan memperluas wawasan maka banyak ilmu baru yang belum kita akhirnya menjadi tahu. Namun, dalam proses masuknya sebuah ilmu, tidak sedikit dari kita yang tidak benar benar memahami dan meresapi. Oleh karena itu, ilmu yang kita dapat dari proses penerimaan ilmu baru tersebut, hanya masuk dalam pikiran semata dan akan menghilang setelah lama tidak digunakan. Padahal sejatinya kita akan memiliki sebuah karakter yang baik jika kita dapat menerima ilmu dengan ikhlas, menilai dan merespon positif apalagi mengevaluasi akan manfaat nya baik di dunia dan di akhirat

    ReplyDelete
  29. Cahya Mar'a Saliha Sumantri
    18709251034
    S2 Pendidikan Matematika B

    Assalamualaikum wr.wb.
    Manusia mempunyai sifat dan karakter yang berbeda, karena pemikiran yang berbeda dan hati yang digunakannya merupakan hati yang benar-benar baik atau hanya sekedar menggunakan hati untuk saat tertentu saja. Sehingga, karakter manusia seperti itu memang sulit untuk didalami oleh orang baru karena mereka harus mempunyai keberanian dalam mengorek hal pribadinya. Bila ingin mempunyai karakter maka harus memupnyai keberanian untuk memulai dan menjadikannya ciri khas yang tidak merugikan orang lain.

    ReplyDelete
  30. Surya Shofiyana Sukarman
    18709251017
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Karakter merupakan sikap atau jati diri yang dalam diri individu,
    Setiap manusia memiliki karakter yang berbeda-beda sesuai dengan kebiasaan yang dimilikinya, lingkungan sosialnya, dan yang terpenting adalah keadaan keluarganya. Karakter ini dibangun dengan kebiasaan dalam waktu yang cukup lama. Sehingga pendidikan karakter tidak mudah ditumbuh kembangkan dalam waktu yang cenderung singkat. Oleh karena itu pendidikan karakter harus selalu kita tanamankan pada penerus generasi bangsa, karena karakter yang baik akan menuju ke peradaban dunia yang baik

    ReplyDelete
  31. Kartianom
    18701261001
    S3 PEP 2018

    Seseorang yang berkualitas dilihat dari karakternya. Berupa ucapan, aktivitas, pikiran, dan hati. Karakter seseorang dapat dibangun melalui ilmu yang mereka peroleh, yang mereka pelajari. Seseorang yang berilmu, terlihat dari karakternya. Begitu juga sebaliknya. Karakter itu sendiri sebaiknya dibangun sejak dini, atau bangku sekolah. Jadi tugas guru juga memberi pembelajaran untuk menciptakan siswa yang berkarakter baik.

    ReplyDelete
  32. Wilis Putri Hapsari
    1970251017
    S2 PEP A 2019

    Terdapat lima tipe karakter yang penting yaitu: sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. Berdasarkan tulisan ini esensi dari tipe-tipe karakter tersebut saling melengkapi satu sama lain untuk bergerak dan mempelajari ilmu baru dengan pembawaan mereka masing-masing. Pembawaan tersebut adalah sifat-sifat yang menyertainya untuk mempelajari sebuah ilmu baru yang akan terinternalisasi kedalam zone of proximal development dan melembaga menjadi sebuah karakter yang terkarakterisasi pada diri seseorang. Karakter tersebut yang melekat sebagi ciri khas dan menjelma terhadap penampakan-penampakan baik yang tercermin dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Bersama karakterlah seseorang akan hidup dan bergerak untuk belajar dan menunjukkan sesuatu dan berinteraksi dengan sesamanya.

    ReplyDelete
  33. Tiara Wahyu Anggraini
    19709251065
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Menurut Wikipedia, Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya. Dengan adanya karakter, tercermin di dalam sikap/tingkah laku seseorang yang kemudian akan membedakan orang tersebut dengan orang yang lainnya. Pada dasarnya setiap manusia memiliki karakter yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, bahkan dua orang saudara kandung sekalipun belum tentu akan memiliki karakter yang sama di dalam diri mereka masing-masing. Karakter ini dibangun dengan kebiasaan yang dimilikinya, lingkungan sosialnya, dan yang terpenting adalah keadaan keluarganya. Oleh karenanya, pendidikan karakter harus selalu kita tanamkan kepada penerus bangsa, sebab karakter yang baik akan membuat peradaban dunia menjadi lebih baik.

    ReplyDelete
  34. Zuari Anzar
    19701251006
    S2 PEP A 2019

    Hakekat dari karakter adalah ciri khas dari ilmu yang merupakan kesimpulan umum dari sebuah pengertian-pengertian. Karakter kita akan sesuai dengan keilmuan yang kita miliki. Didalam karakter terdapat beberapa aspek yaitu kesadaran, penerimaan, perhatian, sudi merespon, mau merespon, kepuasan, kehendak menilai, referensi untuk menilai dan komitmen. Karakter tiap individu akan mempengaruhi kata-kata, ucapan, gerak, pikiran, kegiatan bahkan hati.

    ReplyDelete




  35. Hajra Yansa
    19701251012
    S2 PEP A 2019

    Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

    Elegi ini menjelaskan tahapan lmu penggetahuan yang dipelajari hingga menjadi dasar yang meladasi karakter sesorang. Saya sepakat, ilmu pengetahuan diawali dengan pertanyaan untuk apa? Saat kita bisa menjawab berarti kita pmengetahui pentingnya dan manfaat dari ilmu pengetahuan tersebut. Di sekolah betapa banyaknya peserta didik yang tidak mengetahui manfaat dari materi dipelajari sehingga membuat mereka kurang termotivasi (perhatian) dalam belajar. Menemukan manfaat berarti kita berada dalam tahapan kesadaran, dilanjutkan penerimaan, perhatian, sudi merespon, kepuasan, adanya kehendak untuk menilai, adanya komitmen dan menjadi karakter. Dan sebaik-baiknya ilmu pengetahuan yang dipelajari yaitu yang mendatangkan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

    ReplyDelete
  36. Puspitarani
    19709251062
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Terima kasih Bapak atas Elegi berjudul Elegi Menggapai Karakter yang telah Bapak share kepada kami. Karakter memang sesuatu yang sangat melekat pada diri seseorang. Seseorang dilihat dari karakternya. Ada karakter baik dan buruk. Melihat anak-anak bangsa Indonesia yang mulai kehilangan karakternya, maka pemerintah dalam bidang pendidikan khususnya memasukkan pembangunan/membangun karakter pada kurikulum saat ini. Karakter erat kaitannya juga dengan ilmu seseorang, saya rasa semakin tinggi seseorang maka ia akan mempunyai karakater yang baik.Seyogyanya semakin tinggi ilmu seseorang semakin baik karakternya karena pola pikirnya semakin berkembang. Namun hal ini bukanlah jaminan bila tidak disupport dengan hati yang ikhlas. Maka agar peningkatan ilmu berbanding lurus dengan karakter hendaklah kita menjalani sesuatu dengan ikhlas hati dan ikhlas pikir.

    ReplyDelete
  37. Dhamar Widya Safitri
    19701251009
    S2 PEP A 2019

    Assalamualaikum.
    Ilmu baru didapatkan jika kesadaran, ikhlas, perhatian, respon, nilai, pengertian, dan karakter saling mengakui dan mendukung. Tanpa salah satu dari hal tersebut, ilmu tidak bisa didapatkan secara maksimal. Ilmu yang didapatkan pun harus merupakan ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat.
    Terimakasih

    ReplyDelete
  38. Jewish Van Septriwanto
    19709251077
    S2 PM D 2019

    Terima kasih prof untuk tulisan ini, Berapa pun usia kita, tak ada kata terlambat dalam membangun karakter. Proses dimana pembelajaran dilakukan seumur hidup yang melibatkan pengalaman, kepemimpinan, dan dedikasi terus menerus untuk tumbuh dan dewasa. Dari sebuah pengalaman maka muncul ilmu baru, maka jika kita bijak memilah dan memilih ilmu baru tersebut untuk diaplikasikan ke dalam hidup kita dengan tujuan meraih hidup yang bermanfaat. Maka ilmu baru itu pun telah mempengaruhi karakter kita. Oleh Karena itu mulailah membangun karakter saat ini juga demi kebermanfaatan hidup kita di dunia dengan tujuan akhir akhirat

    ReplyDelete