Oleh Marsigit
(Khusus untuk perbincangan filsafat, dan bukan untuk referensi langsung ke pembelajaran matematika)
Para banyak:
Wahai orang tua berambut putih, sebentar dulu...janganlah tergesa pergi... Aku para banyak masih ingin menyampaikan pemikiranku kepadamu. Selama ini tiadalah orang itu peduli terhadapku dan terhadap para anggotaku. Tetapi aku selalu tertimpakan oleh pemikiran, sikap dan perbuatan mereka. Kalau yang lain juga sudah menyampaikan pemikiran melalui berbagai forum misalnya konferensi, seminar,perbincangan, dst, maka kami juga ingin melakukan hal yang sama.
Orang tua berambut putih:
Oh engkau para banyak. Aku minta maaf belum bisa memberimu kesempatan untuk menyampaikan pemikiranmu dan para anggotamu. Sebetulnya aku untuk sementara akan off dulu, untuk memberikan kesempatan para subyek dan para obyek merenungkan pemikirannya. Tetapi ternyata engkau telah mendatangiku. Baiklah, silahkan.
Satu:
Kenalkan, aku adalah satu. Satu adalah anggota dari para banyak. Tiadalah banyak itu tanpa pernah dimulai dari diriku. Satu itu bukanlah satu. Oleh karena satu itu bukan satu, maka aku dapat berusaha menggunakan pikiranku untuk memikirkan satu. Padahal engkau tahu bahwa satu itu dapat berkenaan dengan segala yang ada dan yang mungkin ada. Oleh karena itu aku dapat meletakkan satu di depan setiap yang ada dan yang mungkin ada. Misalnya aku dapat mengatakan satu buku, satu pensil, satu guru, satu siswa, satu lautan, satu bicara, satu pikiran, satu pendapat, satu tingkat, satu dimensi, satu dunia, ...dst. Dari contoh-contoh itu maka dapat aku katakan bahwa satu itu ada banyak tak terhingga. Itulah sebenar-benar satu, yaitu bahwa satu adalah satu dari sekian banyak anggota para banyak.
Dua:
Kenalkan, aku adalah dua. Dua adalah anggota dari para banyak. Dua itu bukanlah dua. Oleh karena dua itu bukan dua, maka aku dapat berusaha menggunakan pikiranku untuk memikirkan dua. Padahal engkau tahu bahwa dua itu dapat berkenaan dengan segala yang ada dan yang mungkin ada. Oleh karena itu aku dapat meletakkan dua di depan setiap yang ada dan yang mungkin ada. Misalnya aku dapat mengatakan dua buku, dua, pensil, dua guru, dua siswa, dua lautan, dua bicara, dua pikiran, dua pendapat, dua tingkat, dua dimensi, dua dunia, ...dst. Dari contoh-contoh itu maka dapat aku katakan bahwa dua itu ada banyak tak terhingga. Itulah sebenar-benar dua, yaitu bahwa dua adalah satu dari sekian banyak anggota para banyak.
Tiga:
Kenalkan, aku adalah tiga. Tiga adalah anggota dari para banyak. Tiga itu bukanlah tiga. Oleh karena tiga itu bukan tiga, maka aku dapat berusaha menggunakan pikiranku untuk memikirkan tiga. Padahal engkau tahu bahwa tiga itu dapat berkenaan dengan segala yang ada dan yang mungkin ada. Oleh karena itu aku dapat meletakkan tiga di depan setiap yang ada dan yang mungkin ada. Misalnya aku dapat mengatakan tiga buku, tiga pensil, tiga guru, tiga siswa, tiga lautan, tiga bicara, tiga pikiran, tiga pendapat, tiga tingkat, tiga dimensi, tiga dunia, ...dst. Dari contoh-contoh itu maka dapat aku katakan bahwa tiga itu ada banyak tak terhingga. Itulah sebenar-benar tiga, yaitu bahwa tiga adalah satu dari sekian banyak anggota para banyak.
Empat:
Kenalkan, aku adalah empat. Empat adalah anggota dari para banyak. Empat itu bukanlah empat. Oleh karena empat itu bukan empat, maka aku dapat berusaha menggunakan pikiranku untuk memikirkan empat. Padahal engkau tahu bahwa empat itu dapat berkenaan dengan segala yang ada dan yang mungkin ada. Oleh karena itu aku dapat meletakkan empat di depan setiap yang ada dan yang mungkin ada. Misalnya aku dapat mengatakan empat buku, empat pensil, empat guru, empat siswa, empat lautan, empat bicara, empat pikiran, empat pendapat, empat tingkat, empat dimensi, empat dunia, ...dst. Dari contoh-contoh itu maka dapat aku katakan bahwa empat itu ada banyak tak terhingga. Itulah sebenar-benar empat, yaitu bahwa empat adalah satu dari sekian banyak anggota para banyak.
Lima:
Kenalkan, aku adalah lima. Lima adalah anggota dari para banyak. Lima itu bukanlah lima. Oleh karena lima itu bukan lima, maka aku dapat berusaha menggunakan pikiranku untuk memikirkan lima. Padahal engkau tahu bahwa lima itu dapat berkenaan dengan segala yang ada dan yang mungkin ada. Oleh karena itu aku dapat meletakkan lima di depan setiap yang ada dan yang mungkin ada. Misalnya aku dapat mengatakan lima buku, lima pensil, lima guru, lima siswa, lima lautan, lima bicara, lima pikiran, lima pendapat, lima tingkat, lima dimensi, lima dunia, ...dst. Dari contoh-contoh itu maka dapat aku katakan bahwa lima itu ada banyak tak terhingga. Itulah sebenar-benar lima, yaitu bahwa lima adalah satu dari sekian banyak anggota para banyak.
Banyak:
Kenalkan, aku adalah banyak. Banyak adalah anggota dari para banyak. Banyak itu bukanlah banyak. Oleh karena banyak itu bukan banyak, maka aku dapat berusaha menggunakan pikiranku untuk memikirkan banyak. Padahal engkau tahu bahwa banyak itu dapat berkenaan dengan segala yang ada dan yang mungkin ada. Oleh karena itu aku dapat meletakkan banyak di depan setiap yang ada dan yang mungkin ada. Misalnya aku dapat mengatakan banyak buku, banyak pensil, banyak guru, banyak siswa, banyak lautan, banyak bicara, banyak pikiran, banyak pendapat, banyak tingkat, banyak dimensi, banyak dunia, ...dst. Dari contoh-contoh itu maka dapat aku katakan bahwa banyak itu ada banyak tak terhingga. Itulah sebenar-benar banyak, yaitu bahwa banyak adalah satu dari sekian banyak anggota para banyak.
Para banyak:
Kenalkan, aku adalah para banyak. Para banyak adalah anggota dari para banyak. Para banyak itu bukanlah para banyak. Oleh karena para banyak itu bukan para banyak, maka aku dapat berusaha menggunakan pikiranku untuk memikirkan para banyak. Padahal engkau tahu bahwa para banyak itu dapat berkenaan dengan segala yang ada dan yang mungkin ada. Oleh karena itu aku dapat meletakkan para banyak di depan setiap yang ada dan yang mungkin ada. Misalnya aku dapat mengatakan para banyak buku, para banyak pensil, para banyak guru, para banyak siswa, para banyak lautan, para banyak bicara, para banyak pikiran, para banyak pendapat, para banyak tingkat, para banyak dimensi, para banyak dunia, ...dst. Dari contoh-contoh itu maka dapat aku katakan bahwa para banyak itu ada para banyak tak terhingga. Itulah sebenar-benar para banyak, yaitu bahwa para banyak adalah satu dari sekian banyak anggota para banyak.
Orang tua berambut putih:
Lantas, apa masalahmu jika engkau semua telah menyampailkan pemikiranmu?
Para banyak:
Yang menjadi masalah adalah sulitnya manusia memahami tentang satu bukanlah satu, dua bukanlah dua, tiga bukanlah tiga, empat bukanlah empat, lima bukanlah lima, dan banyak bukanlah banyak, serta para banyak bukanlah para banyak.
Orang tua berambut putih:
Apa pentingnya memahami hal yang demikian itu?
Para banyak:
Jika mereka belum memahami para banyak maka mereka akan mengalami kesulitan untuk memahami obyek yang bicara, mengalami kesulitan untuk memahami subyek yang menjadi obyek, mengalami kesulitan untuk memahami obyek yang menjadi subyek, mengalami kesulitan untuk memahami kuasa yang dikuasai, mengalami kesulitan untuk memahami yang ada dan yang mungkin ada, mengalami kesulitan untuk memahami tetap yang berubah, mengalami kesulitan untuk memahami berubah yang tetap, mengalami kesulitan untuk memahami benar yang salah, mengalami kesulitan untuk memahami salah yang benar, mengalami kesulitan untuk memahami baik yang buruk, mengalami kesulitan untuk memahami buruk yang baik, mengalami kesulitan untuk memahami awal yang tidak berawal, mengalami kesulitan untuk memahami akhir yang tidak berakhir, mengalami kesulitan untuk memahami pertanyaan yang bukan pertanyaan, mengalami kesulitan untuk memahami reduksi menuju kelengkapan, mengalami kesulitan untuk memahami kelengkapan yang tereduksi, mengalami kesulitan untuk memahami hidup yang mati, mengalami kesulitan untuk memahami mati yang hidup, mengalami kesulitan untuk memahami dunia di syurga, mengalami kesulitan untuk memahami syurga di dunia, mengalami kesulitan untuk memahami dunia di neraka, mengalami kesulitan untuk memahami neraka di dunia, mengalami kesulitan untuk memahami logosnya mitos, mengalami kesulitan untuk memahami mitosnya logos, mengalami kesulitan untuk memahami pikiran di hati, mengalami kesulitan untuk memahami hati di pikiran, mengalami kesulitan untuk memahami guru sebagai siswa, mengalami kesulitan untuk memahami siswa sebagai guru, mengalami kesulitan untuk memahami hakekat dibalik penampakan, mengalami kesulitan untuk memahami elegi-elegi, mengalami kesulitan untuk memahami merterjemahkan dan diterjemahkan, mengalami kesulitan untuk memahami memperbincangkan segala yang ada dan yang mungkin ada, mengalami kesulitan untuk memahami fatamorgana, mengalami kesulitan untuk mengenali para mitos, dan mengalami kesulitan untuk mengenali musuh-musuh hati.
Orang tua berambut putih:
Wahai para banyak. Sungguh mulia hatimu itu. Sungguh agung pemikiranmu itu. Semoga pemikiran-pemikiranmu itu dapat dibaca oleh para logos, sehingga para logos itu bisa selalu mengatasi para mitos-mitosnya. Mudah-mudahan uraianmu ini juga bisa menjadi jawaban dan solusi bagi yang masih kesulitan memahami elegi-elegi. Dan semoga apa yang telah engkau sampaikan dapat mencerdaskan kita semua dan menambah iman dan taqwa kita kepa Allah SWT. Amien.
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Para banyak adalah banyak. Banyak itu berawal dari banyak. Karena banyak dalam elegi ini diartikan bukan kuantitas yang dapat dihitung. Memang benar bahwa banyak berawal dari satu, namun satu ini tidak diartikan satu yang tunggal. Karena sebenar-benarnya satu itu ada banyak. Maka dari itu dalam melihat berbagai hal manusia tidak bisa melihat dari yang tunggal. Manusia akan dihadapkan pada para banyak.
Dini Arrum Putri
ReplyDelete18709251003
S2 P Math A 2018
Disini saya mengartikan elegi ini adalah semua adalah dikatakn para banyak. Sesuatu yang ada dan yang mungkin ada itu juga para banyak. Satu bukan berarti tunggal tetapi juga banyak. Sehingga saya mengkatikannya bahwa manusia tidak cukup dinilai dengan satu atau dua kata saja tetapi perlu ada nilai - nilai yang lain yang baru cukup menggambarkan sifat seseorang itu. Karena sebenarnya-benarnya sifat manusia adalah banyak.
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Apakah satu, dua, tiga , dan banyak hanyalah suatu simbol? Sekali lagi jelas bahwa terdapat banyak hal yang dapat dipandang dengan banyak sudut pandang. Banyaknya sudut pandang yang ada akan memunculkan perbedaan. Banyaknya sudut pandang yang ada tidaklah harus selalu menjadi bahan perdebatan. Sebaliknya, perbedaan tersebut haruslah disikapi secara bijak demi kepentingan bersama.
SUHERMI
ReplyDelete18709251007
S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA A
Banyak dapat bermakna lebih dari satu. Kesulitan untuk memahami banyak karena keterbatasan dan kekurangnan dalam kemampuan dan fikiran. Untuk memahami banyak hal itulah kita dianjurkan untuk banyak belajar dan berusaha. Semoga dengan bertambah kemampuan kita dalam memahami banyak hal, menambah keimanan kita terhadap Allah SWT.
Totok Victor Didik Saputro
ReplyDelete18709251002
S2 Pendidikan Matematika
Selamat pagi Prof.
Memahami diri sendiri harus dimulai untuk mengetahui apa yang dimaksudkan oleh para banyak. Hal ini diperlukan karena semua yang dilakukan dimulai dari diri sendiri dan bermula pada apa yang ada dan mungkin ada dalam pikiran kita. Kesulitan-kesulitan ini dapat muncul karena kita memikirkan bahwa hal tersebut merupakan kesulitan. Bukan hanya itu, kesulitan ini muncul juga karena kita belum pernah mendapatkan kondisi tersebut. Artinya adalah diperlukan sebuah pengalaman sehingga kita mampu mengatasi hal-hal tersebut. Pengalaman inilah melahirkan kebiasaan yang dapat membantu kita dalam memahami diri dan menjalani hidup. Terima kasih.
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PPs UNY PM A 2018
Setiap manusia mempunyai pemikiran yang berbeda-beda. Dan apa yang dipikirkannya terkadang berbeda dengan kenyataannya. Perbedaan pikiran ini karena resource yang terbatas dalam pengetahuan manusia. Untuk itu manusia harus memperbanyak pengalamannya belajar baik dari buku-buku ataupun pengalaman para tokoh atau orang lain diluar dirinya. Dengan belajar maka manusia akan mampu menemukan strategi yang tepat menghadapi masalah yang selalu ada dalam kehidupan manusia.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
ReplyDeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Terkait topik Elegi Perbincangan Para Banyak bahwa semisal para bayak adalah bilangan, kemudian satu, dua, tiga, empat dan lima adaalah angka yang terdapat dalam diri suatu bilanngan, akan tetapi bilangan pada awalnya hanya dipergunakan untuk mengingat jumlah, namun dalam perkembangannya setelah para pakar matematika menambahkan perbendaharaan simbol dan kata-kata yang tepat untuk mendefenisikan bilangan maka matematika menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan dan tak bisa kita pungkiri bahwa dalam kehidupan keseharian kita akan selalu bertemu dengan yang namanya bilangan, karena bilangan selalu dibutuhkan baik dalam teknologi, sains, ekonomi ataupun dalam dunia musik, filosofi dan hiburan serta banyak aspek kehidupan lainnya. Bilangan dahulunya digunakan sebagai simbol untuk menggantikan suatu benda misalnya kerikil, ranting yang masing-masing suku atau bangsa memiliki cara tersendiri untuk menggambarkan bilangan dalam bentuk simbol.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
ReplyDeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Selanjutnya jika topik tentang Elegi Perbincangan Para Banyak dikaitkan dengan kehidupan manusia maka dapat dikaji melalui hati dan pikiran manusia, bahwa tidak semua yang dianggapnya benar adalah salah, begitupun sebaliknya, tidak semua yang dianggap salah adalah benar, karena pada dasarnya segala sesuatunya yang bersifat abstrak adalah tak terhingga, termasuk diameter atau diagonal hati dan pikiran manusia belum dapat diukur, sehingga dibalik kebenaran bisa saja bernilai benar atau salah, maka harus selalu seimbang untuk menghindari kekeliruan yang menyesatkan, kecuali kuasa Tuhan dan hakikat keberadaan Tuhan itu tetap satu (1) dan akan tetap satu (1).
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
Melihat suatu permasalahan yang terjadi haruslah dari berbagai sisi sehingga kita tidak mudah mengambil kesimpulan yang dapat merugikan berbagai pihak
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Dalam elegi ini saya memahami bahwa "banyak" bagi manusia itu sifatnya kontradiktif. "banyak" adalah justru bisa jadi "sedikit". Dibalik "banyak" masih sangat banyak "banyak" itu karena himpunan semestanya ialah para banyak itu sendiri. Orang yang sudah merasa "Banyak" ilmu lalu berhenti menggunakan ikhtiar hati dan pikirnya disitulah ia tidak paham bahwa ilmu yang dimilikinya itu hanya sebagian kecil "banyak" diantara "banyak" yang ada dan mungkin ada atau bisa dinukilkan dia tidak paham bahwa ilmu yang dimilikinya itu hanya "sedikit" diantara melimpahnya "banyak" ilmu didunia. Inilah ketidakpahaman akan mitosnya logos.
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
"Banyak" itu bisa bersifat relatif karena kadar "banyak"nya setiap manusia itu berbeda-beda, jangankan antara manusia satu dengan yang lainnya dengan dirinyapun akan ditemui perbedaan itu. Setiap orang memiliki kadar "Banyak"nya sendiri dan apa yang dipikirnya "banyak" hari ini belum tentu masih tetap menjadi "banyak" dikemudian hari. Misal kadar "banyak"nya guru belum tentu sama dengan kadar "banyak"nya siswa. Maka guru yang tidak memahami ini akan memaksakan pembelajaran kepada siswa dengan terus menerus memberi materi yang "banyak" karena dia membandingkan versi "banyak"nya dengan versi "banyak" para siswa. jika dinukilkan guru ini tidak paham bahwa para siswa adalah seorang anak yang masih berproses mencapai kadar "banyak"nya orang dewasa jika dinukilkan lagi guru ini belum mampu menyesuaikan antara kadar "banyak"nya orang dewasa dengan kadar "banyak"nya anak-anak.
Relatifnya "banyak" juga bisa ditemukan dalam diri kita sendiri. Misal bagi orang yang berikhtiar (hati dan pikir) dalam belajar, semakin ia "banyak" belajar semakin ia sadar bahwa ilmu yang dianggapnya telah "banyak" ternyata masih kurang "banyak".
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Satu, tunggal, sendiri, berkelompok, berdua, berbanyak, rombongan, individual, majemuk merupakan sekian dari banyaknya hal yang menjadi landasan pendukung dalam melakukan aktivitas. Kegiatan belajar secara berkelompok membutuhkan banyak kelompok dengan anggota yang banyak pula. Banyak di sini berarti tidak sendirian dan tidak terlalu banyak juga, karena kelas tidak akan cukup kalau semua siswa dari kelas lain diajak berkelompok. Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa banyak di sini tidak hanya dalam wujudnya saja tetapi juga dalam pikiran juga banyak yang dipikirkan, banyak yang dipertimbangkan, itu merupakan hal yang jangan dianggap sepele karena bisa jadi dari yang banyak bisa disimpulkan mejadi sedikit dan itu sudah mencakup segalanya.
Yuntaman Nahari
ReplyDelete18709251021
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda dalam melihat suatu masalah. Terkadang ceroboh dalam mengambil keputusan akan menjadi sebuah masalah. Janganlah langsung berpendapat dan bertindak sebelum berpikir. Maka apa yang ditangkap oleh panca indera harus diteruskan kepada akal pikiran terlebih dahulu agar mampu melihat segala sesuatu secara objektif. Sebuah masalah yang sama akan menjadi berbeda apabila dilihat dari sudut pandang yang berbeda karena pada dasarnya manusia diciptakan sebagai makhluk yang unik dengan beragam sudut pandang yang dimilikinya. Maka berpikirlah sebelum berpendapat dan bertindak lalu berdoalah.
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Banyak memiliki makna lebih dan dapat digunakan untuk membandingkan dengan yang lain. Banyak buku, banyak ilmu, banyak ide, banyak pikiran, banyak yang lain dari ruang dan waktu yang berbeda. Namun para banyak pun tidak mengakui bahwa dirinya banyak, hanyalah kesombonngan yang menghantui yang menyatakan dirinya paling banyak banyak dan banyak. Banyak kontradiksinya sedikit dan sedikit pun tidak mengakui bahwa dirinya sedikit. Itulah yang dinamakan, jangan merasa puas dengan ilmu yang didapat sekarang dan jangan takabur ketika sudah mencapai apa yang ingin didapat. Sesungguhnya hanya atas izin-Nya lah semua itu terjadi agar manusia dapat berpikir.
Janu Arlinwibowo
ReplyDelete18701261012
PEP 2018
Satu adalah banyak, banyak adalah satu dari sekian banyak. Dalam membaca elegi ini saya susah untuk memahaminya. Namun makna yang bisa saya petik adalah dalam suatu pemikiran kita dituntut untuk berpikir luas dan cerdas karena sesungguhnya diriku adalah pikiranku. Sebagai manusia harus berpikir luas untuk memaknai suatu hal, pelan namun tajam, pelan namun global. Jika terjadi perbedaan pendapat maka harus ada kelapangan untuk mau menerima. Manusia dituntut untuk dapat menerjemahkan secara bijak dan lapang ketika diterjemahkan.
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018 (PM B 2018)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kata banyak sesungguhnya tidka bisa mewakilkan seberapa banyak hal itu dan tidak dapat dihitung berdasarkan kriteria tertentu. Hal ini dikarenakan para banyak merupakan anggota dari para banyak. Sedangkan para banyak itu sendiri bukanlah para banyak sehingga dengan menggunakan pikiran bisa untuk memikirkan para banyak itu bagaimana
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Berdasarakan elegi perbincangan para banyak, saya mengambil makna dari elegi bahwa kita hendaknya berpikir seluas-luasnya sehingga memperoleh banyak hal. Kemampuan atau pengetahuan yang dimiliki itu banyak dan dapat pula menggunakannya dengan baik maka bisa memahami suatu persoalan dari banyak sudut pandnag sehingga bisa memutuskan suatu kebijakan yang sesuai. Berharap tidak terjebak pada kesulitan memahami para banyak.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Dalam elegi tersebut dikatakan bahwa para banyak memiliki niat yang sangat mulia. Para banyak menginkan kita agar memahami para banyak. Yang artinya kita harus mampu memahami setiap metafisik dibalik fisik, setiap maksud dibalik maksud, setiap manfaat dibalik manfaat. Janganlah memahami sesuatu hanya dari satu sudut pandang saja, karena yang tersebut merupakan tindakan mendzholimi alasan-alasan lain dibalik satu sudut pandang yang terlihat.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Pengalaman dan ilmu membentuk karakter manusia. Semakin banyak pengalaman dan ilmu, maka cara kita memandang sesuatu juga berbeda. Lebih lebar dan tidak sempit dan tidak dari satu sisi saja. Lebih terbuka dan lebih bijak. Terimakasih “banyak”. Pengalaman dan ilmu yang semakin banyak dan semakin kompleks akan menajdikan kita sebagai manusia yangbijak dalam menyelesaikan masalah yang ada. Pengalaman dan pengetahuan yang beragam membuat manusia lebih terbuka akan pendapat atau suatu kritikan dari orang lain yang akan menambah pengalaman dan ilmunya. sedikit itu relatif dan dalam kehidupan manusia yang dianggap tunggal atau sedikit sebenarnya jika di telusuri lagi adalah sesuatu yang banyak.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Karakter manusia dibentuk dari pengalaman. Semakin banyak pengalaman dan ilmu, maka cara kita memandang sesuatu juga berbeda. Lebih lebar dan tidak sempit dan tidak dari satu sisi saja. Lebih terbuka dan lebih bijak. Arti banyak sendiri dalam melihat suatu pendapat memang sangat komplek namun dengan banyak itu kita lebih bisa menilain dan memahami serta memutuskan dengan lebih bijaksana.
Agnes Teresa Panjaitan
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika A 2018
18709251013
Pemahaman saya mengenai elegi ini adalah jumlah banyak yang bukan hanya dinilai dari kuantitas. Dari angka satu maka akan ada dua, dari dua, maka akan ada tiga, dan seterusnya. Namun, satu bukanlah berarti tunggal. Satu bisa berarti banyak, misalnya manusia yang secara individual dapat mewakili banyak sifat dan karakter, manusia pada hakikatnya di hubungkan oleh banyak hal, banyak konsep dan banyak elemen. Sehingga para banyak juga dapat diwakili oleh satu. Dan banyak tidak hanya dibatasi oleh angka puluhan, ratusan, ribuan atau bahkan lebih dari itu.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Dalam memahami elegi ini seolah olah kita melintasi ruang dan waktu. Kitamenjadi lebih tahu, lebih mampu dalam memaknai sesuatu secara luas dari sudut pandang yang berbeda. Terkadang perbendaharaan kata seseorang hanya menampung kata-kata yang biasa digunakan dalam sehari- hari. Dalam elegi ini pelajaran yang dapat kita ambil adalah jangan merasa sombong dengan apa yang telah kita diketahui, karena ternyata masih banyak yang belum kita ketahui dari hal yang biasa kita ketahui
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Dari elegi diatas dapat diketahui bersama bahwa pentingnya “memahami”. Aku bisa saja mengenal kamu, tapi aku belum tentu bisa memahamimu. Kamu bisa saja mengenal aku, tapi kamu belum tentu bisa memahamiku. Apalagi memahami kesulitan. Aku bisa saja memahamimu tapi aku belum tentu memahami kesulitanmu. Kamu bisa saja memahamiku tapi kamu belum tentu memahami kesulitanku. Karena sebenar-benar memahami adalah berpikir. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Berapa banyak butir gula yang dibutuhkan untuk membuat teh, kebanyakan orang akan mengatakan 2 sendok teh. Hal itu belum menjawab berapa butir yan dibutuhkan, bila dijawab pun akan mengatakan bahwa gula tersebut terlalu banyak untuk dihitung per butirnya. Sehingga yang banyak pun belum tentu tidak bia dihitung, hanya diperkirakan dan diambil garis besarnya. Seperti berapa banyak bebek yang lepas dari truk itu, akan mengataknan sangat banyak hingga tidak bisa menghitungnya satu persatu. Oleh karena itu banyak yang dianggap tidak bisa dihitung dibiarkan begitu saja sedangkan banyak yang bisa dihitung akan diperkirankan saja berapa banyaknya tersebut atau menggunakan perumpamaan.
Ameliasari Tauresia Kesuma
ReplyDelete18701261015
S3 PEP
Satu dua tiga dan infinite sifatnya relatif, tergantung berapa para banyak yang hadir disana - tergantung pun sangat berhubungan dengan perspektif cara berpikir - kebenaran absolut hanya milik Allah
Kartianom
ReplyDelete18701261001
S3 PEP 2018
Untuk memahami elegi-elegi yang ada tidak bisa dipahami dengan sekali baca. Dibaca berulang kali dan direnungkan. Itulah tanda keterbatasan kita sebagai manusia, memilki kerkurangan, maka hendaknya janganlah kita berlaku sombong. Dalam filsafat yang merupakan olah pikir obyeknya semua yang ada dan yang mungkin ada. Yang ada di pikiran maupun yang ada di kenyataan.
Wilis Putri Hapasari
ReplyDelete19701251017
S2 PEP A 2019
Sungguh kemampuan manusia sangatlah terbatas sedangkan pengetahuan yang ada dan yang mungkin ada di dunia ini tidak terbatas. Memahami banyak tidak akan selesai sampai manusia itu meninggal, karena banyak adalah banyak yang setiap banyaknya mengandung maksud, mengandung fungsi, dan definisi sendiri yang banyak. Ilmu yang menaungi alam semesta ini sangatlah banyak, sedang ilmu yang dimiliki manusia terbatas oleh jumlah, walau banyak, tetap tak dapat memahami banyak, dan banyaknya yang ada dan yang mungkin ada di sekitarnya. Maka, sampailah usaha manusia untuk terus belajar, tidak dapat sempurna, namun mencoba, untuk memahami banyak agar tiada yang terzalimi, walau belum, tetapi menuju. Aamiin.
Assalamu'alaykum wr wb
ReplyDeleteDwi Kawuryani
19709251061
Pendidikan Matematika S2 D
Para banyak adalah kumpulan dari banyak, dan banyak itu sendiri berasal dari banyak hal yang jika diuraikan maka banyak adalah kumpulan dari satu. Sedangkan satu tidak hanya benar-benar satu. Sehingga kita belajar dalam melihat segala sesuatu tidak hanya sebatas kuantitas tetapi juga mendalaminya bahwa apa yang kita lihat tidak semata-mata sebatas yang kita lihat saja, tetapi juga terdapat hal lain yang tidak kita lihat.
Wassalamu'alaikum wr wb
Zuari Anzar
ReplyDelete19701251006
S2 PEP A 2019
Dalam elegi ini banyak bukan diartikan sebagai kuantitas yang dapat dihitung, memang benar bahwa anggota para banyak itu terdiri dari satu, dua, tiga, ... namun satu disini bukan berarti kuantitas yang dapat dihitung tetapi banyak yang bersifat relatif sesuai kadar banyak setiap orang. Kita ada disebabkan seberapa banyak manfaat yang dapat diambil orang lain dari kita dalam menjalankan kehidupannya. Tetapi karena manusia memiliki cara pandang yang berbeda dalam berbuat dan menilai maka belum tentu sama seperti yang kita harapkan dan sesuai cara pandang kita tergantung ruang dan waktunya masing-masing.
Tiara Wahyu Anggraini
ReplyDelete19709251065
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Seseorang yang memiliki ilmu dan pengalaman yang banyak akan memandang sesuatu dengan berbeda. “Banyak” disini bersifat relatif bergantung dilihat dari sudut pandang yang mana. Belum tentu “banyak” menurut si A sama dengan “banyak”nya si B. Contoh seseorang yang belajar untuk ujian. Seseorang yang cepat merasa puas akan belajar ketika besoknya mau ujian, karena menurut dia kadar “banyak”nya belajar cukup untuk malam itu saja. Sedangkan seseorang yang terus merasa kurang akan belajar dari hari-hari sebelumnya sebelum ujian, karena kadar “banyak” belajarnya ingin lebih banyak.
Hajra Yansa
ReplyDelete19701251006
S2 PEP A 2019
Elegi ini saya artikan penyusun dari para banyak itu banyak, yang angotanya meliputi segala objek dengan jumlahnya. Karena kebanyakannya maka cukup sulit untuk dihitung, sehingga dikatakan para banyak tak terhingga. Hal ini dapat dikaitkan bahwa ilmu manusia sangat terbatas untuk menjangkau semua yang ada dan mungkin ada di semesta. Keterbatasan manusia mengilmui semua yang ada dan mungkin ada maka lebih baiknya fokus mendalami ilmu secara mendalam.
Dhamar Widya Safitri
ReplyDelete19701251009
S2 PEP A 2019
Assalamualaikum.
Manusia mengalami kesulitan dalam memahami tentang satu bukanlah satu, dua bukanlah dua, banyak bukanlah banyak, dan para banyak bukanlah para banyak. Maka, dengan ilmu manusia yang hanya sedikit itu, janganlah merasa sombong dengan ilmu yang dimilikinya.
Terimakasih
Indra Kusuma Wijayanti
ReplyDelete18709251046
Pendidikan Matematika S2 C
Elegi perbincangan para banyak dapat dikategorikan sebagai kuantitas. Banyak berawal dari satu, dua, tiga, empat, lima, dan seterusnya yang semakin lama jumlahnya semakin bertambah. Banyak ternyata bukan hanya sekedar menunjukkan kuantitas tetapi juga menunjukkan bahwa suatu objek, masalah, ide, pemikiran, situasi, dan keadaan yang sama, akan dapat menjadi berbeda jika ada banyak sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, jika kita menghadapi suatu objek, masalah, pemikiran, situasi, dan keadaan yang mungkin sulit untuk dipecahkan, janganlah berpikiran sempit, karena ada banyak cara, banyak jalan keluar yang bisa kita temukan dan lakukan sebagai penyelesaian
Indra Kusuma Wijayanti
ReplyDelete18709251046
Pendidikan Matematika S2 C
Elegi perbincangan para banyak juga membicarakan terkait pendidikan dalam segala bentuk, mulai dari pembelajaran, materi pembelajaran, strategi pembelajaran, yang mencakup siswa, guru, lingkungan, masalah dalam mengajar dan ide untuk memunculkan suatu pembelajaran yang baik. banyak yang harus diperhatikan dalam mengajar. Sehingga tidak mudah sebagai seorang pendidik yang mengajarkan ilmu kepada siswa ataupun mahasiswa. Banyak sekali yang perlu diperhatikan. Masalah yang banyak timbul dalam pembelajaran harus di cari solusi dari pemecahan masalah tersebut. Sehingga tidak berlarut-larut dan masalah dalam pembelajaran tersebut dapat terselesaikan. Dan pembelajaran dapat bejalan dengan baik.
Ardhya Handayani
ReplyDelete19701251015
S2 PEP 2019 A
Hal yang dapat saya ambi dari elegi ini adalah agar kita tidak hanya memandang satu hal dengan satu nilai. Hal tersebut mungkin memiliki banyak nilai yang berbeda beda tergantung bagaimana sudut padnang orang tersebut. Karena ketika menilai dengan satu nilai maka pikiran seseorang tidak terbuka, sehingga sulit untuk melihat dan menerima pandangan atau ilmu lain. Namun jika seseorang dapat melihat hal dalam banyak nilai maka terbukalah pikiran untuk belajar dan menambah ilmu.
Rizki Nisa Setyowati
ReplyDelete19701251013
PEP S2 A
Pengetahuan manusia terbatas dibandingkan segala yang ada dan yang mungkin ada. Banyak dalam pikiran murid bukan banyak dalam pikran guru. Banyak dalam pikiran guru bukan banyak dalam pikiran profesor. Manusia merasa memiliki dan mengerti banyak, padahal yeng belum ia miliki dan ketahui mungkin lebih banyak. Maka, manusia hendaknya selalu berusaha untuk memahami dan belajar dengan kerendahan hati agar memahami sebanyaj apapun yang ia miliki atau ketahui tidak akan mampu mencapai banyak bagi Tuhan.