Oleh Marsigit
Obyek pikir:
Wahai lengkap, siapakah diriku itu? Apakah keadaanku itu memenuhi kelengkapan? Mengapa banyak orang memikirkan diriku beraneka ragam?
Lengkap:
Aku saat ini sedang memikirkanmu sebagai tidak lengkap. Senyatanya aku tidaklah mampu memikirkan dirimu secara lengkap. Itulah keterbatasanku. Tetapi keterbatasanku itu juga keterbatasanmu.
Obyek pikir:
Mengapa engkau menampakkan diri. Bahkan lebih dari itu? Mengapa engkau mengaku-aku dapat menjamin kelengkapanku.
Lengkap:
Itulah hakekat yang ada dan yang mungkin ada. Jika aku adalah yang mungkin ada, mengapa engkau musti protes tentang keberadaanmu. Ketahuilah wahai obyek pikir, bahwa diriku itu juga bernasib sepertimu juga. Aku tidak lain tidak bukan juga merupakan obyek pikir. Aku sepertimu juga, yaitu yang ada dan yang mungkin ada. Tetapi aku sekaligus juga merupakan metode berpikir. Aku merupakan kelengkapan atau penyeimbang dari adanya reduksi. Tugasku adalah mengawasi reduksi. Maka jika aku biarkan reduksi itu berkeliaran, itulah sebenar-benar dirimu semua. Karena engkau semua akan binasa dimangsa oleh reduksi. Maka sebetulnya fungsiku adalah menjaga dirimu semua.
Obyek pikir:
Oh maafkan aku, jika aku telah lancang terhadapmu. Tetapi mengapa engkau bersifat kontradiksi. Suatu saat engkau mengharuskan diriku untuk menggapai lengkap, tetapi suatu saat engkau selalu mengakui tidak akan pernah diriku itu menggapai lengkap. Maka manakah dirimu itu yang dapat aku percaya?
Lengkap:
Itulah sebenar-benar dirimu. Manusia itu pada hakekatnya terbatas dalam semua hal. Aku bagi dirimu adalah kontradiksi, padahal bagi diriku aku tidaklah kontradiksi. Itulah kodratnya. Itulah batas pikiranmu. Tetapi agar engkau mempunyai gambaran bagaimana sulitnya menggapai lengkap, maka undanglah teman-temanmu kemari. Aku akan berikan penjelasan secukupnya kepada engkau semua.
Kubus:
Wahai lengkap, perkenankanlah aku ingin melaporkan kepada dirimu. Aku telah merasa didholimi oleh reduksi. Ketahuilah bahwa aku sebagai kubus mempunyai sifat-sifatku yang lengkap. Sifat-sifatku itu luas merentang seluas dunia, sampai batas pikiranku. Ketahuilah bahwa aku dapat menyebutkan berbagai sifatku antara lain sebagai kubus yang indah, mahal, murah, buruk, besar, kecil, terbuat dari kayu, terbuat dari besi, ...dan seterusnya. Saya ulangi dan seterusnya. Itulah kekuatanku. Tetapi mengapa oleh reduksi aku hanya diambil sifatku yang sedikit saja. Oleh reduksi aku hanya dipikirkan sebagai bentuk dan ukurannya saja. Dan sifat-sifatku yang lain telah direduksi atau dihilangkan. Dengan demikian aku merasa sedih dan timpang hidupku. Aku merasa jauh dari kelengkapan seperti yang aku idamkan.
Bola:
Wahai lengkap, perkenankanlah aku ingin melaporkan kepada dirimu. Aku telah merasa didholimi oleh reduksi. Ketahuilah bahwa aku sebagai bola mempunyai sifat-sifatku yang lengkap. Sifat-sifatku itu luas merentang seluas dunia, sampai batas pikiranku. Ketahuilah bahwa aku dapat menyebutkan berbagai sifatku antara lain sebagai bola yang indah, mahal, murah, buruk, besar, kecil, terbuat dari kayu, terbuat dari besi, ...dan seterusnya. Saya ulangi dan seterusnya. Itulah kekuatanku. Tetapi mengapa oleh reduksi aku hanya diambil sifatku yang sedikit saja. Oleh reduksi aku hanya dipikirkan sebagai bentuk dan ukurannya saja. Dan sifat-sifatku yang lain telah direduksi atau dihilangkan.Dengan demikian aku merasa sedih dan timpang hidupku. Aku merasa jauh dari kelengkapan seperti yang aku idamkan.
Guru matematika:
Wahai lengkap, perkenankanlah aku ingin melaporkan kepada dirimu. Aku telah merasa didholimi oleh reduksi. Ketahuilah bahwa aku sebagai guru matematika mempunyai sifat-sifatku yang lengkap. Sifat-sifatku itu luas merentang seluas dunia, sampai batas pikiranku. Ketahuilah bahwa aku sebagaiguru matematika dapat menyebutkan sifat-sifatku sebagai guru matematika yang gemuk, kurus, cantik, tampan, kaya, miskin, ...dan seterusnya. Saya ulangi dan seterusnya. Itulah kekuatanku. Tetapi mengapa oleh reduksi aku hanya diambil sifatku yang sedikit saja. Oleh reduksi aku hanya dipikirkan sebagai dari sisi kompetensi mendidik dan hubunganku dengan subyek didik dan pendidikan matematika. Dan sifat-sifatku yang lain telah direduksi atau dihilangkan.Dengan demikian aku merasa sedih dan timpang hidupku. Aku merasa jauh dari kelengkapan seperti yang aku idamkan.
Mahasiswa:
Wahai lengkap, perkenankanlah aku ingin melaporkan kepada dirimu. Aku telah merasa didholimi oleh reduksi. Ketahuilah bahwa aku sebagai mahasiswa mempunyai sifat-sifatku yang lengkap. Sifat-sifatku itu luas merentang seluas dunia, sampai batas pikiranku. Ketahuilah bahwa aku sebagai mahasiswa dapat menyebutkan sifat-sifatku sebagai mahasiswa yang gemuk, kurus, cantik, tampan, kaya, miskin, ...dan seterusnya. Saya ulangi dan seterusnya. Itulah kekuatanku. Tetapi mengapa oleh reduksi aku hanya diambil sifatku yang sedikit saja. Oleh reduksi aku hanya dipikirkan dari sisi kompetensi belajarku dan hubunganku dengan tugas-tugasku sebagai mahasiswa dan dunia mahasiswaku. Dan sifat-sifatku yang lain telah direduksi atau dihilangkan.Dengan demikian aku merasa sedih dan timpang hidupku. Aku merasa jauh dari kelengkapan seperti yang aku idamkan.
Siswa:
Wahai lengkap, perkenankanlah aku ingin melaporkan kepada dirimu. Aku telah merasa didholimi oleh reduksi. Ketahuilah bahwa aku sebagai siswa mempunyai sifat-sifatku yang lengkap. Sifat-sifatku itu luas merentang seluas dunia, sampai batas pikiranku. Ketahuilah bahwa aku sebagai siswa dapat menyebutkan sifat-sifatku sebagai siswa yang gemuk, kurus, cantik, tampan, kaya, miskin, ...dan seterusnya. Saya ulangi dan seterusnya. Itulah kekuatanku. Tetapi mengapa oleh reduksi aku hanya diambil sifatku yang sedikit saja. Oleh reduksi aku hanya dipikirkan sebagai nilai UAN. Dan sifat-sifatku yang lain telah direduksi atau dihilangkan.Dengan demikian aku merasa sedih dan timpang hidupku. Aku merasa jauh dari kelengkapan seperti yang aku idamkan.
Bilangan:
Wahai lengkap, perkenankanlah aku ingin melaporkan kepada dirimu. Aku telah merasa didholimi oleh reduksi. Ketahuilah bahwa aku sebagai bilangan mempunyai sifat-sifatku yang lengkap. Sifat-sifatku itu luas merentang seluas dunia, sampai batas pikiranku. Ketahuilah bahwa aku dapat menyebutkan berbagai sifatku antara lain sebagai bilangan yang indah, mahal, murah, buruk, besar, kecil, terbuat dari kayu, terbuat dari besi, ...dan seterusnya. Saya ulangi dan seterusnya. Itulah kekuatanku. Tetapi mengapa oleh reduksi aku hanya diambil sifatku yang sedikit saja. Oleh reduksi aku hanya dipikirkan sebagai nilai saja. Dan sifat-sifatku yang lain telah direduksi atau dihilangkan.Dengan demikian aku merasa sedih dan timpang hidupku. Aku merasa jauh dari kelengkapan seperti yang aku idamkan.
Dosen:
Wahai lengkap, perkenankanlah aku ingin melaporkan kepada dirimu. Aku telah merasa didholimi oleh reduksi. Ketahuilah bahwa aku sebagai dosen mempunyai sifat-sifatku yang lengkap. Sifat-sifatku itu luas merentang seluas dunia, sampai batas pikiranku. Ketahuilah bahwa aku sebagai dosen dapat menyebutkan sifat-sifatku sebagai dosen yang gemuk, kurus, cantik, tampan, kaya, miskin, ...dan seterusnya. Saya ulangi dan seterusnya. Itulah kekuatanku. Tetapi mengapa oleh reduksi aku hanya diambil sifatku yang sedikit saja. Oleh reduksi aku hanya dipikirkan kompetensi mengajarku dan hubunganku dengan tugas-tugasku sebagai dosen dan dunia dosenku. Dan sifat-sifatku yang lain telah direduksi atau dihilangkan.Dengan demikian aku merasa sedih dan timpang hidupku. Aku merasa jauh dari kelengkapan seperti yang aku idamkan.
Diskusi:
Wahai lengkap, perkenankanlah aku ingin melaporkan kepada dirimu. Aku telah merasa didholimi oleh reduksi. Ketahuilah bahwa aku sebagai diskusi mempunyai sifat-sifatku yang lengkap. Sifat-sifatku itu luas merentang seluas dunia, sampai batas pikiranku. Aku bisa menyebutkan sifat-sifatku sebagai diskusi yang mahal, murah, seru, heboh, ...dan seterusnya. Saya ulangi dan seterusnya. Itulah kekuatanku. Tetapi mengapa oleh reduksi aku hanya dipikirkan sebagai diskusi yang baik. Dan sifat-sifatku yang lain telah direduksi atau dihilangkan.Dengan demikian aku merasa sedih dan timpang hidupku. Aku merasa jauh dari kelengkapan seperti yang aku idamkan.
Doa:
Wahai lengkap, perkenankanlah aku ingin melaporkan kepada dirimu. Aku telah merasa didholimi oleh reduksi. Ketahuilah bahwa aku sebagai doa mempunyai sifat-sifatku yang lengkap. Sifat-sifatku itu luas merentang seluas dunia, sampai batas pikiranku. Aku bisa menyebutkan sifat-sifatku sebagai doa yang mahal, murah, seru, heboh, ...dan seterusnya. Saya ulangi dan seterusnya. Itulah kekuatanku. Tetapi mengapa oleh reduksi aku hanya dipikirkan sebagai doa yang khusuk. Dan sifat-sifatku yang lain telah direduksi atau dihilangkan.Dengan demikian aku merasa sedih dan timpang hidupku. Aku merasa jauh dari kelengkapan seperti yang aku idamkan.
Lengkap:
Wahai semua obyek pikir, kubus, bola, guru matematika, mahasiswa, siswa, bilangan, dosen, diskusi, doa, ...dan seterusnya. Saya ulangi dan seterusnya. Itulah kekuatanku. Tetapi...
Wahai semua obyek pikir, kubus, bola, guru matematika, mahasiswa, bilangan, dosen, diskusi, doa, ...dan seterusnya. Saya ulangi dan seterusnya. Iba rasa hatiku menyaksikanmu dan juga menyaksikanku. Mengapa? Karena yang engkau akui sebagai kekuatanmu itu sebenarnya adalah kelemahanmu. Dengan bangganya dan sombongnya engkau selalu katakan “......dan seterusnya. Saya ulangi dan seterusnya. Itulah kekuatanku”. Itulah sebenar-benar kelemahanmu dan juga kelemahanku. Mengapa?
Jikalau engkau semua memang bermaksud menggapai lengkap, mengapa engkau sendiri tidak bisa lengkap menyebutkan semua sifat-sifatmu itu? Mengapa engkau musti selalu berkata “...dan seterusnya. Saya ulangi dan seterusnya. Itulah kekuatanku”. Bukankah itu bukti bahwa tiadalah ada satu obyek pikirpun dapat aku pikirkan sebagai lengkap. Sebenar-benar lengkap adalah lengkap absolut. Itulah kelengkapan hanya milik Tuhan YME.
Semua obyek pikir bersama-sama berkata:
Wahai lengkap ampunilah aku semua. Karena kepicikanku semua itulah aku telah berbuat tidak bijaksama terhadap ketentuanmu. Tetapi bukankah engkau tahu bahwa kami semua selalu terancam oleh reduksi. Kami semua benar-benar merasa ketakutan, terhadap perilaku reduksi. Terus bagaimanakan solusinya?
Orang tua berambut putih:
Wahai lengkap. Wahai reduksi. Dan wahai semua obyek pikir. Ingatlah bahwa lengkap dan reduksi itu juga obyek pikir. Jadi ketentuan bagi obyek pikir berlaku juga bagi lengkap dan reduksi. Maka dengarkanlah semua nasehatku ini.
Ketahuilah bahwa karena keterbatasan manusia, maka dia hanya mampu memikirkan sebagian saja dari yang ada dan yang mungkin ada. Oleh karena itu maka manusia dibekali dengan metode berpikir reduksi. Sejak lahir hingga mati, semua manusia menggunakan metode reduksi. Sebetul betulnya reduksi adalah metode untuk terbebas dari jebakan ruang dan waktu.
Ketahuilah bahwa tiadalah mudah menerima bagi suatu obyek pikir untuk dihilangkan atau dieliminasi sebagian atau beberapa sifat-sifatnya. Maka itulah kodratnya bahwa manusia diberi karunia untuk selalu berikhtiar agar dapat melengkapi hidupnya. Namun ketahuilah bahwa karena keterbatasan manusia maka manusia tidak dapat lengkap memeikirkan dirinya dan juga memikirkan obyek pikirnya. Itulah kodrat Nya.
Maka dapat aku katakan bahwa sebenar-benar hidup adalah menjaga keseimbangan antara reduksi dan lengkap. Sebenar-benar reduksi adalah sesuai ruang, waktu dan peruntukkannya. Sebenar-benar lengkap adalah idamanmu. Maka bacalah elegi-elegi yang lainnya agar satu dengan yang lainnya selalu dapat dikaitkan. Baca juga khususnya elegi menggapai harmoni.
Demikianlah kesaksian saya. Renungkanlah. Selamat belajar. Semoga sukses. Amien.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSeftika Anggraini
ReplyDelete18709251016
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Reduksi tidak selalu tidak baik. Reduksi diperlukan agar kita dapat menyampaikan sesuatu dengan lebih fokus pada sesuatu hal yang akan disampaikan. Reduksi dan lengkap saling berhubungan. Reduksi diperlukan oleh lengkap karena tidak akan dapat menyampaikan secara lengkap selengkap-lengkapnya. Namun manusia hanya berusaha untuk meraih karena lengkap itu hanya milik Allah SWT. Reduksi juga membutuh lengkap. Ketika melakukan reduksi, harapannya sudah memberikan informasi dengan lengkap yang sesuai yang dibutuhkan.
Terima kasih
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Tidak ada manusia yang lengkap dengan sifat-sifatnya. Jika ada manusia yang mengatakan dirinya lengkap maka manusia itu sudah sebenarnya tidak lengkap karena dirinya telah berbuat sombong. Manusia hidup di dunia ini hanyalah untuk menggapai lengkap dengan ikhtiar dan berdoa. Karena lengkap yang absolut hanyalah milik Alloh SWT.
Dini Arrum Putri
ReplyDelete18709251003
S2 P Math A 2018
Lengkap disini saya definisikan sebagai sempurna, bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, kita sebagai manusia masih ada kekurangan. Sifat-sifat yang dimiliki manusia pun tidak sepenuhnya bisa sempurna dan baik namun kita mencoba untuk menjadi baik agar bisa sempurna di mata Allah namun jika kita sudah salah mengartikan bahwa kita harus selalu sempurna dan tidak ingin ada kesalahan maka itu berlebihan dan akan berakhir dengan sifat sombong atau rakus. Semoga kita selalu dihindarkan dari sifat-sifat yang buruk.
Dita Aldila Krisma
Delete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Aamiin...
Manusia diciptakan dalam bentuk yang sempurna disertai keterbatasannya. Kita memiliki tangan yang sempurna, namun tidak bisa merengkuh semua benda karena kemampuan membawa beban yang terbatas, kemampuan merasakan panas/dingin yang terbatas. Kita memiliki kaki yang sempurna, namun tidak bisa melangkah jauh sekali dalam sehari karena energi kita terbatas. Kita mempunyai rencana pembelajaran yang baik sekali, namun pelaksanaanya tidak bisa sempurna karena kita punya keterbatasan untuk mengontrol faktor-faktor eksternal dan internal siswa ketika pembelajaran. Ditengah keterbatasan ini, kita selalu berusaha mendekati kesempurnaan untuk mencapai kelengkapan.
SUHERMI
ReplyDelete18709251007
S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA A
Lengkap berati tidak ada yang kurang, genap, tercukupi. Setiap objek yang ada di dunia ini tidak ada yang lengkap, manusia, hewan, tumbuhan dan semua benda yang dapat kita lihat, semuanya merupakan hanyalah objek fikir bagi satu sama lain. Karena keterbatasan fikiran kita yang membuat segala sesuatu menjadi tidak lengkap, kita tidak bisa menyebutkan sifat suatu objek seluruhnya. Itulah keterbatasan kita. Dan hanya kita sebagai manusia yang dapat mengatakan apa yang ada di dalam fikiran kita, yang dapat di dengar. Ketidaklengkapan terhadap segala sesuatu hanya merupakan bentuk keterbatasan dari penilaian kita.
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Manusia mempunyai banyak keterbatasan dalam hidupnya. Keterbatasan itu disebabkan oleh banyak hal, bisa saja karena usaha yang dilakukan manusia kurang optimal atau karena memang ia tidak bisa melakukan yang lebih dalam hal tersebut. Setiap manusia punya kodratnya sendiri-sendiri, manusia juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak ada manusia yang sempurna, adanya kelebihan pada diri manusia tidak lah bisa dijadikan alasan untuk bersombong diri. Dan adanya kekurangan pada diri manusia juga janganlah dijadikan sebagai sesuatu yang harus diratapi dengan kesedihan. Galilah dan modifikasi kekurangan itu agar bisa menjadi kelebihan yang lain. Tetaplah bersyukur dengan apa yang telah kita usahakan dan yang telah dianugerahkan oleh Tuhan, karena sebenar-benar lengkap adalah lengkap absolut. Itulah kelengkapan yang hanya milik Tuhan YME.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Lengkap merupakan hal yang perfect atau sempurna, dalam kehidupan ini pemilik lengkap yang absolut hanyalah milik Allah SWT. Manusia memiliki keterbatasan dalam berpikir, dimana keterbatasan itu meliputi obyek pikir yang diantaranya bersifat reduksi. Oleh karena itu, keterbatasan obyek pikir, kelengkapan yang bersifat reduksi dari manusia merupakan salah satu cara untuk berikhtiar melengkapi hidupnya. Sehingga keseimbangan antara reduksi dan lengkap merupakan sebenar-benar kehidupan berpikir manusia. Dari hal itu semua lengkap adalah bahwa terjadi perpaduan antara apa yang kita pikirkan dengan doa kita.
Totok Victor Didik Saputro
ReplyDelete18709251002
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Selamat malam Prof.
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang istimewa. Mengapa demikian? Manusia dilimpahi anugerah yang berlimpah oleh Tuhan sehingga mampu menjalani kehidupan dengan baik. Manusia dianugerahkan kemampuan untuk memilih dan memilah apa yang seharusnya dilakukan. Artinya manusia mampu melengkapi kehidupannya sesuai ruang dan waktunya. Lengkap artinya adanya keseimbangan pikiran, perkataan, dan perbuatan. Tidaklah lengkap ketika belum seimbang. Seimbang juga memerlukan kelengkapan. Oleh sebab itu, apapun memerlukan kelengkapan. Manusia juga memiliki kekurangan yang menjadi anugerah terindah lainnya. Oleh karena itu, sebesar apapun usaha kita dalam menggapai lengkap sudah seharusnyalah selalu berikhtiar kepada Tuhan sehingga selalu didampingi dalam menjalani kehidupan. Terima kasih.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
ReplyDeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Terkait topik mengenai Elegi Menggapai Lengkap bahwa menurut artikel tersebut setiap yang ada dan yang mungkin ada di alam semesta unsur-unsurnya lengkap jika ditinjau dari kuasa Tuhan, lalu kemudian menjadi tidak lengkap karena terjadi reduksi alam, yang mengeliminasi yang nampak mustahil, sehingga muncullah teori bahwa segala sesuatunya diciptakan secara berpasang-pasangan untuk saling melengkapi,layaknya adam dan hawa selaku manusia pertama (adam) di muka bumi menurut paham Rasulullah dan pengikutnya.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
Pandangan manusia itu sangat terbatas karena ( tubuh ) manusia dibatasi oleh ruang dan waktu. Manusia hanya bisa berada pada satu tempat pada waktu tertentu. Indra-indra tubuh manusia tidak bisa mendeteksi sesuatu yang terlalu ekstrem. Mata manusia tidak bisa menangkap benda yang terlalu besar atau kecil, terlalu dekat atau terlalu jauh. Mata manusia juga tidak bisa menangkap gerakan yang terlalu cepat. Mata manusia hanya bisa menangkap cahaya dengan panjang gelombang dalam suatu rentang tertentu. Telinga manusia hanya dapat menangkap suara dalam rentang frekuensi tertentu. Otak manusia hanya dapat memikirkan pola-pola yang sudah dikenalnya sebelumnya. Banyak hal yang tidak atau belum diketahui manusia, dan yang tidak atau belum pernah terpikirkan. Dan ada hal-hal yang tidak akan pernah bisa terpikirkan olehnya.
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PPs UNY PM A 2018
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah diciptakan dengan kesempurnaannya jika dibandingkan dengan makhluk lain karena manusia diberikan akal dan pikiran. Namun dibalik kesempurnaannya ada keterbatasan dimana kita tidak bisa menggapai semua yang kita pikirkan. Disini manusia menggunakan metode berpikir reduksi karena sebenar-benarnya reduksi adalah agar terhindar dari jebakan ruang dan waktu. Reduksi ada baiknya karena dengan reduksi kita dapat memproses informasi yang lain namun dengan mereduksi juga kita kehilangan banyak objek pikir itu sendiri.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Mempunyai saudara lengkap (laki-laki dan perempuan), mempunyai alat tulis lengkap (pensil, penghapus, bolpoin, typo, penggaris, dll), mempunyai tanaman lengkap (seperti kebun), dan semua yang berbau lengkap-lengkap memang masih menjadi pertanyaan, apakah memang benar lengkap selengkap-lengkapnya, paling komplit? Intinya, masih ada hal sepele, hal yang sangat kecil kemungkinannya untuk dianggap tidak lengkap dan malah menjadi kurang. Misalnya, tampak dari luar seseorang dirasa mempunyai segalanya (harta, fisik, dll) tapi coba cek ke dalam relung hatinya yang paling dalam, selami juga pikirannya, pasti akan ada hal kecil sekali yang dia pendam ditutupi dengan kelebihan yang dia punya. Itu salah satu contohnya, bisa jadi dia kesepian hatinya, tidak ada orang yang menemaninya selama ini untuk bisa berbagi keluh kesah, sehingga terasa kosong.
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Lengkap menurut si A belum tentu lengkap menurut si B, begitu sebaliknya. Lengkap dan tidak lengkap menjadi tolak ukur yang berbeda bagi setiap manusia. karena manusia memiliki keterbatasan dalam memikirkan lengkap dan tidak lengkap dirinya. Namun hakekatnya tidak ada yang lengkap di muka bumi ini, karena Tuhan menciptakan manusia untuk saling melengkapi satu sama lain.
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Dalam elegi ini saya langsung terfokus pada frasa "Dan seterusnya..." frasa serupa lainnya adalah "Dan sebagainya, dan lain-lain.." jika dalam matematika penyebutan bilangan yang tak berhingga maka digunakan "...". Dari pengalaman yang ada, benar bahwa manusia memang tidak bisa terlepas dari frasa ini termasuk saya pribadi. Inipun tak jarang dipakai dalam pembelajaran untuk mengefesienkan penyebutan sifat dan contoh yang terlalu banyak.Frasa ini benar-benar menunjukkan bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam menyebutkan segala sifat lengkap obyek pikirnya. Itulah hakikat lengkap yang begitu luas dan dalam jika harus dikaji.
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Reduksi dan lengkap haruslah seimbang. Jika mereduksi haruslah lengkap dan jika menentukan kelengkapan haruslah direduksi, semua harus sesuai tujuan dan peruntukannya. Mereduksi tanpa kelengkapan akan menghilangkan sifat esensisal Misal si A menilai si B sebagai orang yang sombong karena tidak pernah menyapa temannya saat berpapasan dijalan. Ini akan menjadi reduksi yang tidak lengkap kalau ternyata si B memiliki sifat yang sangat ramah hanya saja memiliki sifat yang rabun dan tidak jelas melihat wajah teman-temannya saat berpapasan. Sementara Melengkapkan tanpa reduksi akan menyebabkan keluasan yang mengambang. Misal guru mau menjelaskan materi kubus semua sifat kubus diluar sifat matematikanya disebutkan oleh siguru mulai dari kualitasnya yang bagus, jelek, murah, lapisannya, bahannya, dst tentu ini akan sangat tidak efesien dalam pembelajaran.
Elsa Apriska
ReplyDelete18709251005
S2 PM A 2018
Lengkap bisa diartikan berbeda-beda oleh setiap orang. Lengkap bisa berarti tidak kekurangan apapun atau bisa dikatakan sempurna. Namun dalam elegi ini sudah dinyatakan bahwa tiadalah manusia yang lengkap dengan semua sifat-sifatnya. Karena memang pada hakikatnya manusia itu penuh dengan keterbatasan. Oleh karena manusia harus selalu berikhtiar atas keterbatasannya.
Yuntaman Nahari
ReplyDelete18709251021
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Manusia adalah makhluk yang dibekali dengan keterbatasan oleh TuhanNya. Manusia hanya mempu memikirkan sebagian saja dari yang ada dan yang mungkin ada. Kelengkapan/kesempurnaan tak akan pernah mampu digapai oleh manusia. Tugas manusia adalah berusaha memperbaiki ketidaklengkapannya dengan cara berikhtiar dan berdoa. Ikhtiar dalam menggapai imu pengetahuan dan selanjutnya adalah berdoa memohon kepada Allah agar segala usaha/ikhitiarnya menjadi sebuah keberkahan. Sesungghnya hanya Tuhan lah yang memiliki kelengkapan/kesempurnaan.
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Lengkap dan reduksi saling mengisi untuk mencapai keseimbangan. Reduksi membantu kita untuk memahami suatu hal menjadi lebih sederhana tanpa mengurangi intinya. Kelengkapan dapat dijelaskan melalui reduksi. Misalnya: dunia ini begitu luas, tidak cukup bila kita menggambarnya persis seperti lokasi aslinya, maka kita butuh suatu hal yang bisa mewakili seluruh kenampakan letak suatu negara yaitu peta. Pada peta ini menunjukkan suatu reduksi atau pengurangan dimana membuat salinan kenampakan dunia pada skala yang lebih kecil, disini kita melihat kenampakan letak negara-negara di dunia secara lengkap dalam satu lembaran. Peta ini tidak menghilangkan makna dari keadaan sebenarnya. Disini kita beusaha menggapai suatu kelengkapan melalui reduksi. Memang tidak pernah kita bisa mencapai lengkap yang sempurna, namun setidaknya kita dapat menggunakan akal pikiran untuk mendekati kelengkapan.
Janu Arlinwibowo
ReplyDelete18701261012
PEP 2018
Manusia merupakan insan yang penuh dengan keterbatasan. Tidaklah bisa manusia menggapai kelengkapan dalam berpikir. Segala sesuatu pasti akan disederhanakan oleh manusia, untuk memudahkan dia dalam mengakses informasi. Oleh karena itu manusia dibekali dengan cara berpikir reduksi dimana reduksi merupakan metode untuk terbebas dari jebakan ruang dan waktu. Kelengkapan dapat dipandang sebagai subjektifitas, tergantung darimana kita melihat. Idealnya, ketika telah tereduksi kelengkapan akan cacat tapi dalam kehidupan manusia memiliki banyak toleransi untuk menggapai kelengkapan. Dalam proses reduksi, suatu pemikiran tetap dikatakan lengkap jika aspek-aspek yang dibutuhkan tidak terbuang dalam proses reduksi.
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018 (PM B 2018)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dari elegi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa manusia pasti memiliki keterbatasan sehingga hanya mampu memikirkan beberapa atau sebagian dari yang ada dan yang mungkin ada dalam dunia ini. Manusia dibekali dengan metode berpikir reduksi karena sejak lahir hingga mati menggunakan metode tersebut. Sebenar-benarnya reduksi, merupakan metode untuk terbebas dari jebakan ruang dan waktu.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Lengkap merupakan sebuah lambang kesempurnaan yang diidam-idamkan manusia. Namun, jika diminta untuk menyebutkan sifat-sifat lengkap dalam dirinya ternyata manusia itu sendiri tak mampu menyebutkan semuanya hingga lengkap. Jika pun yang dia sebutkan diakui telah lengkap maka sebenarnya itupun belum lengkap. Karena merasa lengkap atau sempurnya sama dengan tidak lengkap atau tidak sempurnya. Manusia dengan segala keterbatasannya, tidak ada yang benar-benar lengkap yang ada hanyalah berusaha menggapai lengkap. Teruslah berusaha hingga usaha tersebut menjadi pelengkap terakhir.
Agnes Teresa Panjaitan
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika A 2018
18709251013
Lengkap dan reduksi, seperti apa yang ada dalam tulisan ini, adalah objek pikir. Meskipun benar bahwa reduksi akan menghilangkan bagian-bagian yang ada dalam lengkap, karna keterbatasan manusia dalam menyajikan kelengkapan. Tetapi reduksi juga memiliki proses yang ada dalam tahap pemikiran. Hal ini dapat mengakibatkan hal yang fatal apabila reduksi dilakukan secara berlebihan yang dapat berakibat mengganggu keharmonisan yang ada. Pada intinya, sesuatu yang berlebihan ataupun berkekurangan tidak memberikan dampak yang positif.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Kelengkapan aatau kesempurnaan yang hanya dimiliki oleh Allah SWT. Dari elegi tersebut kita belajar bahwa kita terbatas dan ilmu pengetahuan itu tidak terbatas dan selalu berkembang. Maka kita boleh berpuas diri dan lelah dalam belajar. Ilmu manusia dimata Tuhan Yang Maha Esa, hanya setets air di laut. Bisa diayangkan bahwa banyak ketidak tahuan manusia, Jadi tidak boleh sombong dengan pengetahuan yang dimiliki manusia, karena manusia harus selalu belajar dan belajar serta berfikir dalam kehidupan. Lengkap untuk ilmu pengetahuan yang seallau berkembang adalah sesuatu yang tidak bisa ditempuh. Sehingga tugas kita hanya belajar, belajar dan belajar sampai ajal menjemputnya
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Keterbasana manusia merupakan hal yang memng harus diakui karena manusia tempat nya khilaf dan juga kurang. Dengan keterbatasan yang ada tersebut kita harus selaalu mengingat yang maha sempurna. Manusia terbatas dalam ruang dan waktu. Namun datiketerbatasan yang dimilliki manusia kita harus selalu saling melengkapi kekurangan yang ada agar tercipta kehidupan yang harmonis dan saling membantu.
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Manusia pada hakekatnya terbatas dalam semua hal. Karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah semata. Sebenar-benar lengkap adalah lengkap absolut karena sesungguhnya kelengkapan hanyalah milik Allah semata. Sebenar-benar hidup adalah menjaga keseimbangan antara lengkap dan reduksi. Manusia tidak lepas dari reduksi agar terbebas dari jebakan ruang dan waktu. Agar dapat melengkapi hidupnya, manusia diberi karunia untuk selalu berikhtiar. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Dalam pikiran manusia, lengkap itu mempunyai definisi tidak terbatas.Meskipun kita telah berjuang dengan sepenuh hati, terkadang pikiran obyektif seseorang hanya akan merasa dirinya tidak pernah bisa mencapai kelengkapan itu . Hal ini mengingatkan kita pada kodratnya manusia diciptakan sesuai dengan batas kemampuan masing masing, memiliki keunggulan dan kelemahan. Maka nafsu manusia terhadap kesempurnaan hanyalah fatamorgana yang tidak sesuai dengan ruang dan waktu. Karena pada hakikatnya tidak ada manusia yang sempurna.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Kelengkapan berkas pendaftaran menjadi hal yang tidak boleh dilupakan, karena bila ada yang terlupa maka bisa menjadi gagal dalam mendaftar. Seperti itu gambaran lengkap yang sering terjadi pada dunia nyata ini, karena memang untuk melengkapinya membutuhkan perjuangan pikiran dan hati yang harus terkoneksi dan akhirnya bisa menjadi lengkap dan memeuhi suatu persyaratan. Tidak sepenuhnya lengkap harus sampai mengorbankan sesuatu dalam diri manusia, karena lengkap bisa dikumpulkan dikit demi sedikit dalam jangka waktu yang berkepanjangan dan bisa berhenti sejenak bila merasa lelah untuk melakukan perjalanan mencari pelengkap itu.
Kartianom
ReplyDelete18701261001
S3 PEP 2018
Lengkap dan reduksi merupakan obyek pikir. Namun dalam berpikir manusia sebagai makhluk Tuhan yang tidak sempurna, memiliki keterbataasan. Manusia hanyalah mampu memikirkan sebgaian kecil dari obyek filsafat (yang ada dan yang mungkin ada). Sehingga Tuhan memberikan manusia untuk berpikir secara reduksi. Sebenar-benar berpikir adalah reduksi.
Wilis Putri Hapsari
ReplyDelete19701251017
S2 PEP A 2019
Bersikap adil kepada lengkap dan reduksi adalah langkah yang harus ditempuh manusia di sepanjang hidupnya. Lengkap selalu memberi gambaran yang utuh dan detail, namun keterbatasan pikiran manusia tidak dapat memenuhinya, kemudian reduksi hadir untuk mempermudah, dia mengeliminasi hal-hal tertentu dan mempertahankan yang lainnya agar segala sesuatu dapat berjalan dengan baik. Lengkap dan reduksi akan senantiasa berjalan beriringan, saling bergandengan untuk menerjemahkan ilmu dan menjadi formula pikiran manusia sampai akhir hayat tiba.
Zuari Anzar
ReplyDelete19701251006
S2 PEP A 2019
Dalam elegi menggapai lengkap ini dinyatakan bahwa tidak ada manusia yang lengkap dengan semua sifat-sifatnya. Apabila kita yang merasa lengkap maka pada saat itu juga sebenarnya kita merasa tidak lengkap. Karena manusia pada hakikatnya memang tidak lengkap, hanya Tuhanlah yang memiliki kelengkapan. Karena keterbatasan lengkap itu maka diperlukan reduksi untuk melengkapi ketidaklengkapan semua sifat-sifat kita.
Tiara Wahyu Anggraini
ReplyDelete19709251065
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Reduksi tidak selamanya buruk. Adanya reduksi membuat keterbatasan pada manusia, sehingga dia hanya mampu memikirkan sebagian saja dari yang ada dan yang mungkin ada. Karena sebetul-betulnya reduksi adalah metode untuk terbebas dari jebakan ruang dan waktu.
Dengan begitu kodrat manusia diberi karunia oleh Allah SWT untuk selalu berikhtiar agar dapat melengkapi hidupnya. Namun dengan adanya keterbatasan manusia maka manusia tidak dapat lengkap memikirkan dirinya dan juga memikirkan obyek pikirnya. Oleh karena itu, sebenar-benarnya lengkap yang absolut ialah kelengkapan milik Allah SWT.
Aulia Nur Arivina
ReplyDelete18709251051
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Assalamu’alaikum wr.wb.
Berdasarkan postingan elegi menggapai lengkap, saya belajar bahwa lengkap absolut hanya dimiliki Allah SWT. Manusia itu pada hakekatnya terbatas dalam semua hal, sehingga manusia tidak dapat mencapai lengkap. Manusia mempunyai keterbatasan yaitu tidak dapat menyampaikan siapa dirinya dan menyampaikan sifat-sifatnya. Tetapi manusia dapat berusaha dan berdoa agar pemikiran kita luas seluas-luasnya dan dalam sedalam-dalamnya.
Hajra Yansa
ReplyDelete19701251012
S2 PEP A 2019
Assalamualaikum.
Elegi ini kembali mengingatkan saya bahwa kesempurnaan/ kelengkapan yang absolut hanyalah milik Allah SWT.
Apapun yang diciptakan sama Allah sesunguhnya tidak mengilmui secara paripurna apa yang ada pada dirinya. Dalam artian tidak mampu menyebut satu persatu sifatnya secara lengkap. Semuanya hanyalah objek fikir bagi yang lain. Semuanya dibatasi oleh ruang dan waktu. Semua yang diciptakan-Nya memiliki keterbatasan sedangkan Penciptanya tidak memiliki keterbatasan.
Khintoko Intan Permatasari
ReplyDelete19701251020
S2 PEP A 2019
Kelengkapan atau kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Manusia bersifat terbatas dengan segala sifat-sifat yang Allah SWT berikan. Ilmu pengetahuan tidak trebatas dan selalu berkembang sesuai dengan ruang dan waktu. Keterbatasan manusia memang harus diakui karena manusia diciptakan dengan segala keterbatasannya (kelemahan). Manusia diciptakan memiliki nafsu sehingga sering kali merasa khilaf setelah berbuat sesuatu. Denagn ketrebatasan itu, kita harus selalu mengingat bahwa di dunia ini yang paling sempurna adalah Allah SWT dan yang paling berhak akan hal itu adalah Allah SWT. Namun, menciptakan manusia dengan kebaikannya dalam saling bantu membantu melengkapi kekurangan satu sama lain.
Puspitarani
ReplyDelete19709251062
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Terima kasih Bapak atas Elegi Menggapai Lengkap yang telah Bapak share kepada kami. Dari elegi ini saya belajar bahwa lengkap tidak akan lengkap tanpa reduksi, untuk menggapai lengkap diperlukan perjuangan, kerja keras dan usaha. Pada hakekatnya manusia memanglah makhluk yang diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang sebaik-baiknya, namun untuk kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Tiada yang bisa menandingi kebesaran dan kesempurnaan Allah.
Indra Kusuma Wijayanti
ReplyDelete18709251046
Pendidikan Matematika S2 C
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang identik dengan ketidak sempurnaan hanya bisa memikirkan segala sesuatu sebagian saja, tidak bisa menyebutkan lengkap, itulah sebabnya manusia berpikir reduksi, yaitu berpikir dengan melihat peruntukkannya. Karena ketika manusia berpikir lengkap maka sesungguhnya tidak akan bisa selesai untuk menjelaskan salah satu dari objek pikir saja. Sehingga kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan tak tidak sombong dengan apa yang kita miliki sekarang.
Puspitarani
ReplyDelete19709251062
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Pada hakekatnya lengkap itu yang ada dan yang mungkin ada. Adanya lengkap itu yang dapat menjadi penyeimbang adanya reduksi. Sejatinya pada diri manusia tidaklah ada yang sempurna, manusia pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan. Dari adanya kekurangan dan keterbatasan itu, manusia diberikan karunia agar selalu berusaha untuk melengkapi hidupnya. Sebenar-benarnya kelengkapan hanyalah milik Allah SWT.
Ardhya Handayani
ReplyDelete19701251015
S2 PEP 2019 A
Hal yang dapat saya ambil dari elegi ini adalah, tidak akan seseorang menggapai lengkap yang sebenar benarnya. Maksudnya manusia tidak mungkin mampu mengetahui segala hal yang ada didunia ini secara lengkap. Namun seseorang harus selalu berusaha (ikhtiar) untuk terus menggali dan mencari ilmu (meggapai lengkap) walaupun hal tersebut mustahil. Karena dalam pikiran manusia menggunakan metode reduksi dimana kemapuan manusia adalah terbatas. Hal lain yang saya dapatkan adalah untuk menyeimbangkan reduksi dan lengkap dalam kehidupan.
Lovie Adikayanti
ReplyDelete19709251068
S2 Pendidikan Matematika D
Assalamualaikum wr.wb
Hakekat lengkap dalam elegi ini adalah segala hal yang ada dan yang mungkin ada didunia, dan keberadaannya bisa di dalam pikiran maupun di luar pikiran. Keterbatasan manusia menyebabkan manusia tidak dapat memikirkan semua yang ada dan yang mungkin ada.Sehingga karena keterbatasannya maka manusia tidak dapat lengkap memikirkan dirinya dan memikirkan obyek pikirnya. Tiada satu obyekpun dapat dipikirkan sebagai lengkap.Ini telah menjadi kodrat manusia.Dan sebenar-benar lengkap adalah lengkap absolute. Itulah kelengkapan milik Tuhan.
Dhamar Widya Safitri
ReplyDelete19701251009
S2 PEP A 2019
Assalamualaikum.
Elegi Menggapai Lengkap ini berhubungan dengan Elegi Menggapai Reduksi. Lengkap dan reduksi memiliki posisi yang sama yaitu sebagai objek pikir. Di dalam fikiran, manusia hanya mampu memikirkan sebagian dari yang ada dan yang mungkin ada. Hal itu mempermudah fikiran karena keterbatasan yang dimiliki oleh manusia.
Terimakasih