Pesan dari saya (Marsigit) sebelum membaca naskah terkoneksi di bawah nanti ini hendaknya
waspada kepada aliran-aliran yang sudah tendensius mempunyai motif, karena
motif/tujuan dapat mengalahkan hakekat kebenaran. Kebencian Kurawa memberi keberanian untuk mengalahkan Kebenaran dari Keikhlasan para Pandawa. Ego/superego suatu Parpol memberi kekuatan untuk mengalahkan/meniadakan/menolak sebuah Kebenaran dari Parpol kompetitornya. Ego Rasionalisme mengabaikan kebenaran Empirisisme dan sebaliknya. Ego Kerja/Praktek mengabaikan Ego Wacana/Teori, dan sebaliknya. Ego Dunia mengabaikan Akhirat. Ego Ideal mengabaikan Realisme, dan sebaliknya. Ego Marxisme mengabaikan Spiritualisme dan Idealisme. Demikian dan seterusnya...
Sebenar-benar Bacaan berikut adalah untuk para Dewa dan bukan untuk para Daksa. Jika para Daksa mencoba membacanya maka dia akan terancam akan termakan oleh Paramitos. Dan jika sudah demikian maka hanya Ruwatan atau ritual memohon ampun yang dapat dilakukan. Namun sebenar-benar kita tidak mampu membedakan apakah kita Dewa atau Daksa. Kita hanya mampu mencobanya.
Dalam bacaan ini saya justru merasa iba kepada Matematika Murni yang selama ini saya salahkan karena terlalu ikut campur urusan Pendidikan Matematika untuk anak-anak, sehingga menimbulkan dampak psikologi yang buruk.
Dalam bacaan ini saya justru merasa iba kepada Matematika Murni yang selama ini saya salahkan karena terlalu ikut campur urusan Pendidikan Matematika untuk anak-anak, sehingga menimbulkan dampak psikologi yang buruk.
Dalam bacaan ini nada-nadanya Marxistsm akan menggunakan Paradox
Matematika untuk justifikasi atau pengesahan bahwa matematika hanyalah sekedar
fiksi atau ideal yang kurang bermanfaat bagi explore benda-benda/materi seperti
yang dikembangkan oleh Marxistme.
Walaupun saya memerjuangkan Matematika Kongkrit ( Matematika Sekolah) untuk SD dan SMP, bukan berarti saya pro-Marxisme. Saya perlu sampaikan ini karena bacaan berikut dapat menyebabkan misleading jangan-jangan aliran Realistic Mathematics dianggap pro-Marxisme.
Saya tetap konsisten bahwa Kontradiksinya matematika itu berbeda dengn Kontradiksinya filsafat/dunia/benda konkrit. Kontradiksi dalam matematika adalah Inkonsistensi atau I tidak sama dengan I; kontradiksinya filsafat/dunia/benda adalah hukum Kontradiksi yaitu bukan Hukum Identitas.
Jadi, perjuangan saya untuk mengeksplore Matematika Kongkrit semata-mata dikaitkan dengan kemampuan psikologis siswa (anak kecil).
Bagi para Dewa, silahkan bacalah secara kritis dan cermat; bagi para Daksa maka lengkapilah bacaan-bacaan yang lainnya agar ideal/kebenaran tidak mudah termakan oleh Keberaniannya Motif (Politik/Ideologi)
Selamat membaca naskah berikut:
Written by Alan
Woods and Ted Grant Sunday, 25 May 2008
yang dapat diakses di:
http://www.marxist.com/reason-in-revolt-bab-16-matematika.htm
Wss Wr Wb
Marsigit
Catatan:
1. Engels yang banyak dikutip dalam naskah adalah Tokoh Marxisme/Materialisme selain Karl Mark
2. Dewa adalah diriku yang meningkat dimensinya dibanding diriku yang lampau dikarenakan bacaan dan ilmuku.
3. Daksa adalah diriku yang sekarang yang terjebak/terperangkap oleh ruang dan waktu dikarenakan tidak melakukan ikhtiar menembus ruang dan waktu dengan bijak (tidak membaca untuk memeroleh pengetahuan baru)
4. Marxisme/Materialisme adalah aliran filsafat yang menemukan kebenaran ada di dalam Batu/Materi.
5. Bangsa Indonesia pernah mengalami keadaan traumatis (Th.1965) dikarenakan pemberontakan
G30/s PKI yang ideologinya mendasarkan pada Marxisme/Materialisme. Mungkin generasi muda tidak mengalami dan hanya mendengar penuturan generasi tua.
6. Bacaan ini saya tayangkan karena dia merupakan anti-tesis dari Kapitalisme, dan sebaliknya. Tetapi dia juga anti-tesis dari Spiritualisme dan Idealisme. Jadi membacanya dapat dianggap secara filsafat sebagai usaha melakkan Sintesis.
7. Bekerja, bekerja dan bekerja...perlu diimbangi dengan berpikir, berpikir dan berpikir...; karena bekerja saja adalah baru separoh dunia dan terancam menjadi buta. Sedangkan berpikir saja juga hanya baru separo dunia, dan terancam menjadi kosong. Maka sebenar-benar belajar/hidup adalah berjuang agar kita tidak menjadi buta dan tidak menjadi kosong.
Catatan:
1. Engels yang banyak dikutip dalam naskah adalah Tokoh Marxisme/Materialisme selain Karl Mark
2. Dewa adalah diriku yang meningkat dimensinya dibanding diriku yang lampau dikarenakan bacaan dan ilmuku.
3. Daksa adalah diriku yang sekarang yang terjebak/terperangkap oleh ruang dan waktu dikarenakan tidak melakukan ikhtiar menembus ruang dan waktu dengan bijak (tidak membaca untuk memeroleh pengetahuan baru)
4. Marxisme/Materialisme adalah aliran filsafat yang menemukan kebenaran ada di dalam Batu/Materi.
5. Bangsa Indonesia pernah mengalami keadaan traumatis (Th.1965) dikarenakan pemberontakan
G30/s PKI yang ideologinya mendasarkan pada Marxisme/Materialisme. Mungkin generasi muda tidak mengalami dan hanya mendengar penuturan generasi tua.
6. Bacaan ini saya tayangkan karena dia merupakan anti-tesis dari Kapitalisme, dan sebaliknya. Tetapi dia juga anti-tesis dari Spiritualisme dan Idealisme. Jadi membacanya dapat dianggap secara filsafat sebagai usaha melakkan Sintesis.
7. Bekerja, bekerja dan bekerja...perlu diimbangi dengan berpikir, berpikir dan berpikir...; karena bekerja saja adalah baru separoh dunia dan terancam menjadi buta. Sedangkan berpikir saja juga hanya baru separo dunia, dan terancam menjadi kosong. Maka sebenar-benar belajar/hidup adalah berjuang agar kita tidak menjadi buta dan tidak menjadi kosong.
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dari artikel Reason in Revolt: Bab 16. Apakah Matematika Mencerminkan Realitas? yang ditulis oleh Alan Woods dan Ted Grant, saya dapat mengambil beberapa kesimpulan terlebih lagi dalam kontradiksi dalam mateamtika. Hal ini dimulai dari Phytagoras dengan pemahamannya dengan pengikutnya bahwa mereka merasa mistik tentang angka dan keserasian jagad raya. Maksudnya adalah walaupun mereka dapat dengan cepat menemukan bahwa jagad matematik yang serasi dan teratur dihantui oleh kontradiksi atau yang penyelesaian-penyelesaiannya telah membawa mereka ke jurang keputusasaan. Contohnya adalah mereka menemukan bahwa mustahil bagi kita untuk menyatakan bahwa panjang diagonal dari sebuah persegi panjang dalam bentuk bilangan kuadrat. Hal itu yang kemudian dinamakan dengan bilangan irasional. Selain matematika kontradiksi, hidup di dunia prinsipnya kontradiksi atau bertentangan. Sebenar-benarnya hidup pasti bertentangan. Setiap hari seorang suami bisa bertentangan dengan istrinya karena Pak Marsigit adalah laki-laki dan istri adalah perempuan. Karena kontradiksi setiap saat maka timbullah ilmu dan kehidupan. Sebenar-benarnya hidup adalah kontradiksi. Sebenar-benarnya hidup adalah perbedaan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PM A PPs UNY 2018
Matematika muncul dari hal-hal yang berkaitan dengan segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan nyata dan tidak muncul dari pemikiran manusia yang bebas. Hal ini seperti yang dijelaskan Aristoteles bahwa objek matematika berasal dari benda-benda yang dapat diraba seperti material. Hal ini berarti bahwa simbol-simbol dan bilangan-bilangan yang terkandung dalam matematika digunakan untuk menunjukkan berbagai hal yang ada dalam kehidupan manusia. Kontradiksi dalam Matematika tentang angka dan keserasian alam jagad, sebuah besaran yang negatif,kalkulus, bilangan imajiner, ketidakberhinggaan bilangan, geometri dan lain sebagainya seperti yang telah dipaparkan oleh para filsuf pada akhirnya mendatangkan sebuah pemikiran bahwa hal yang menjadi kontradikisi tersebut dapat dipecahkan dengan solusi yang berkaitan dengan keadaan nyata yang ada di sekitar kehidupan kita.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika B
Artikel diatas mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara matematika murni dan matematika sekolah (SD,SMP,SMA). Para psikolog mengungkapkan bahwa ada beberapa tahapan dalam membelajarkan matematika kepada anak. Dimulai dari hal-hal yang sedehana kemudian dilanjutkan ke hal yang lebih kompleks. Membelajarkan matematika dimulai dari mengabstraksikan. Pembelajaran seperti ini tidak didahului dengan definisi, aksioma, teorema dll. Akan tetapi anak diajak untuk mengamati ciri-ciri atau karakteristik yang melekat pada suatu pola matematika tanpa harus mengetahui konsep matematika terlebih dahulu. Memahami pola-pola yang ada, kemudian guru menjelaskan maksud dan definisi dari hasil abstraksi anak.
Selain itu, pada zaman dahulu anak belajar bilangan melalu bilangan romawi karena belum munculnya angka arab yang dapat mempermudah pembelajaran matematika. Kemudian para filsuf berpendapat bahwa angka romawi tidak efektif untuk diajarkan kepada anak-anak. Sehingga membelajarkan bilangan selanjutnya menggunakan angka arab. Kemudian anak diajak mengabstraksikan angka-angka arab tersebut untuk memahami pola bilangan.
Para filsuf berpendpaat bahwa matematika murni terlalu rumit untuk diajarkan kepada anak-anak. Matematika murni merupakan matematika yang dipelajari oleh orang dewasa yang sifatnya lebih komplek. Matematika murni ini berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari milik orang dewasa sehingga tendensitas matematika ini lebih rumit dan mendalam. Sedangkan matematika anak-anak merupakan matematika sekolah yang berjenjang. Matematika bagi anak usia dini merupakan matematika dalam bentuk permainan, kemudian dilanjutkan membelajarkan konsep-konsep matematika dasar dan dilanjutkan ke level yang lebih tinggi. Sifat dari matematika sekolah ini lebih mudah dipelajari atau tidak serumit matematika murni.
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr wb
matematika adalah metode berfikir logis, matematika adalah sarana berfikir, Matematika adalah logika pada masa dewasa, Matematika adalah ratunya ilmu dan sekaligus menjadi pelayananya, Matematika adalah sains mengenai kuantitas dan besaran. Pada matematika sekolah sifat materinya masih elementer tetapi merupakan konsel esensial sebagai dasar untuk prasyarat konsep yang lebih tinggi, banyak aplikasi dalam kehidupan di masyarakat, dan pada umumnya dalam mempelajari konsep-konsep tersebut bisa dipahami melalui pendekatan induktif. Sedangkan Matematika murni merupakan matematika yang dipelajari oleh orang dewasa yang sifatnya lebih komplek.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
Saya setuju bahwa artikel yang tendensius terhadap motif tertentu, sebaiknya diwaspadai. Saat ini banyak sekali artikel yang tendensius apalagi akan masuk dalam tahun politik. Sayang sekali banyak dari kita yang termakan oleh artikel atau berita yang tendensius terhadap mmotif tertentu.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Saya tertarik pada 'matematika mencerminkan realitas'. Sebenarnya dari pemikiran dan pengalaman para ahli mengenai segala hal, ilmu pengetahuan dibentuk untuk dapat dibuktikan kebenarannya menjadi sesuatu yang bersifat obyektif. Maka dari itu, ilmu pengetahuan merupakan hasil pengalaman kehidupan sehari hari yang diteliti untuk dijadikan suatu hal yang empirid. Begitu pula dengan matematika, matematika berasal dari hal hal realistik yang berhubungan dengan kehidupan sehari hari. Oleh sebab itu, kita sejatinya dapat mengajarkan matematika melalui permasalahan sehari hari untuk dapat menanamkan konsep pada benak siswa agar siswa dapat belajar secara mandiri
Totok Victor Didik Saputro
ReplyDelete18709251002
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Selamat siang Prof.
Matematika dapat dikatakan sebagai realitas dalam kehidupan. Hal ini karena matematika merupakan bagian dari matematika. Matematika benar adanya menangani hubungan-hubungan kuantitatif dunia nyata. Selain itu, matematika juga berhubungan dengan bahasa. Bahasa adalah bagian lainnya yang memiliki fungsi utama dalam berkomunikasi. Kembali pada pandangan matematika yang berpikiran bahwa matematika murni tidaklah memiliki hubungan dengan dunia material adalah hal yang keliru. Kita dapat menemukan matematika itu sendiri di sekeliling kita. Artinya beranekaragam fenomena-fenomena kontekstual yang berhubungan dengan matematika. Terima kasih.
Dini Arrum Putri
ReplyDelete1870925100
S2 P Math A 2018
Matematika adalah ibu dari segala pengetahuan. Karena hampir bahkan semua pengetahuan berkaitan dengan ilmu matematika artinya semua ilmu pengetahuan mengandung unsur matematika, bahkan di kehidupan sehari-hari kita pun masih berhubungan dengan matematika, itulah mengapa bahwa penting mengajarkan matematika pada anak sekolah dasar dengan bantuan benda-benda konkret atau dunia nyata di sekelilingnya agar lebih mudah dalam memecahkan masalah.
Surya Shofiyana Sukarman
ReplyDelete18709251017
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Matematika menggambarkan relaitas kehidupan, sehingga matematika sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, matematika sekolah sangat berbeda dengan matematika murni, sehingga cara pengajarannya pun berbeda, untuk membelajarakan matematika ke anak maka diperlukannya matematika sekolah, dalam pembelajaran matematika sekolah guru harus mampu menyajikan materi secara konkret, pembelajaran yang konkret akan memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran, selain itu metode pembelajaran yang digunkan guru juga menjadi salah satu penentu persepsi siswa mengenai matematika, sehingga perlunya dikembangkan inovasi-inovasi pembelajaran yang dapat membangun pengetahuan matematis siswa dan menambah ketertarikan siswa mengenai matematika.
Elsa Apriska
ReplyDelete18709251005
S2 PM A 2018
Pembahasan yang sangat menarik ketika membaca judul Apakah Matematika mencerminkan realitas? Matematika memang tidak bisa terlepas dari kenyataan-kenyataan di dunia. Dikatakan bahwa matematika tidaklah muncul dari pengetahuan pikiran manusia secara bebas, tapi merupakan hasil dari sebuah prose berkepanjangan dari evolusi sosial, percobaan dan kegagalan, pengamatan dan eksperimen, yang perlahan-lahan terpisah menjadi pengetahuan yang kelihatannya memiliki sifat abstrak. Terdapat beberapa kontradiksi dalam matematika yang kemudian menjadi bahan pemikiran lagi untuk para ahli menemukan bagaimana mengkaitkan matematika itu sendiri dengan kehidupan sekitar.
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Milikilah prinsip hidup kontemporer yaitu menjaga keseimbangan, keseimbangan semua unsur-unsurnya. Di samping itu keseimbangan juga meliputi hubungan antar unsur-unsurnya. Padahal kita tahu bahwa tiadalah unsur-unsur di dunia ini tidak saling berhubungan. Maka keseimbangan unsur-unsur beserta hubungannya itulah yang disebut harmoni. Lalu bagaimana cara agar memperoleh hidup yang harmoni? Bagaimana agar berhasil menyelaraskan dan menjaga keserasiaan seluruh unsur kehidupan? Manusia ditakdirkan untuk berusaha dan berikhtiar dalam hidupnya. Seimbangkanlah peranmu sebagai habluminallah dan habluminanash, maka kamu akan mendapatkan hidup yang harmoni.
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
kutipan yang menurut saya menarik dari tulisan Alan woods adalah “Kita menggunakan sistem desimal, bukan karena deduksi logis atau "kehendak bebas", tapi karena kita memiliki 10 jari. Kata "digital" datang dari kata Latin untuk jari. Dan sampai hari ini seorang anak sekolah akan dengan diam-diam menghitung jarinya yang material di bawah mejanya yang material, sebelum sampai pada jawaban-jawaban atas soal-soal matematik yang abstrak. Dengan melakukan hal itu, si anak tanpa sadar telah menapak kembali cara yang ditempuh umat manusia ketika baru mulai mengenal hitungan”. hal berarti manusia belajar matematika dari pengalaman sebelumnya. terimakasih
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Kehidupan yang kita jalani tidak terlepas dari matematika itu sendiri. Matematika memiliki beberapa kapasitas dengan tingkatan fase yang berbeda. Seperti halnya matematika untuk anak SD, SMP, SMP dan perguruan tinggi. Proses pembelajaran yang digunakan juga berbeda sesuai dengan kemampuan siswa. Matematika membutuhkan olah pikir yang logis terus berpikir dan bergerak agar tidak terkuak dengan hafalan rumus matematika itu sendiri dan jangan sampe terjebak ke mitos.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Penggunaan matematika murni akan kurang tepat jika diajarkan untuk anak-anak di sekolah. Matematika murni merupakan materi untuk orang dewasa, dimana pembahasannya tidak dikaitkan dengan realita di kehidupan nyata. Matematika untuk anak-anak di sekolah haruslah matematika yang dekat dengan kehidupan para siswa. Pembelajaran yang dilakukan di kelaspun tidak diawali dengan definisi atau konsep, melainkan siswa diajak untuk melakukan proses pengamatan terhadap masalah-masalah yang dekat dengan mereka. Hal tersebut bertujuan agar siswa lebih tertarik sehingga dapat memberikan pemahaman yang baik dalam diri siswa mengenai konsep yang sedang dipelajari.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Sebelum memutuskan apakah matematika mencerminkan realitas saya tertarik dengan istilah-istilah yang digunakan dalam matematika. Istilah-istilah yang digunakan pada awalnya tidak berhubungan dengan matematika sama sekali, istilah itu ada karena berasal dari istilah-istilah yang digunakan di kehidupan pada zaman dahulu. Seperti kata desimal, dimana desimal merupakan skala yang didasarkan pada sepuluh, dan terdiri dari pengulangan tak hingga dari kata bilangan sepuluh yang pertama. Mengapa sepuluh, karena jari manusia diciptakan memiliki 1o jari, oleh karennya pada zaman dahulu saat manusia belum menemukan bilangan, perhitungan hanya digunakan dengan jari dan melakukan pengulangan-pengulan hingga batas tertentu. Sungguh selama ini yang saya ketahui hanyalah sedikit dari matematika bahkan sangat sedikit. Asal-usul tanda simbol matematika “+” dan “-“ juga tidak memiliki hubungan apapun dengan matematika, kedua nya adalah tanda yang digunakan di Abad Pertengahan oleh para pedagang untuk menghitung kelebihan atau kekurangan jumlah barang digudang. Dari uraian asal-usul tersebut sungguh tak dapat dipungkiri bahwa matematika adalah sangat dekat dengan manusia, bahkan telah melekat sebelum ilmu matematika tersebut ditemukan.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Kontradiksi dalam Matematika
Dunia ini memang penuh dengan kontradiksi, sebenar-benar hidup adalah kontradiksi dan sebenar-benar ilmu pengetahuan juga kontradiksi. Maka tak heran, jika matematika pun ternyata penuh dengan kontradiksi. Selama ini saya menganggap matematika itu pasti, pasti bahwa satu ditambah satu ya dua. Bahkan saat ditanya orang mengapa menyukai matematika saya selalu menjawab bahwa matematika itu pasti, kalau ditanya satu tambah satu ya pasti dua tidak seperti pelajaran Bahasa Indonesia atau IPS yang seakan semua jawabannya adalah benar. Namun, kini saya menyadari bahwa semakin digali sebenarnya semakin menunjukkan bahwa saya tidak mengetahui apa-apa tentang matematika. Hal tersebut menunjukkan bahwa benar ilmu memang kontradiktif. Layaknya para Matematikawan-Matematikawan terdahulu yang tetap menerima “akar dua” sebagai bagian dari matematika dan tetap menerima “akar minus satu” sebagai bagian dari matematika. Saya sangat terkesan dengan kalimat “Jika kita menerima mereka sebagaimana adanya, mereka tetap memberikan kegunaan yang besar bagi kita”. Dan memang benar bahwa dapat dibayangkan jika tanpa akar dua, meskipun tak dapat dinyatakan dengan pecahan sekalipun ia tetap berguna untuk menemukan panjag sisi dari segitiga. Pun begitu dengan akar kuadrat dari minus satu yang digunakan untuk serangkaian operasi yang perlu seperti konstruksi sirkuit listrik. Hal yang dapat dipelajari dari semua kontradiksi ini adalah semua itu tetaplah ciptaan Tuhan, ketetapan Tuhan selalu baik adanya, jika memang terlihat tidak baik maka sesungguhnya tetap ada kebaikan disana. Seperti “akar kuadrat dari dua” dan “akar kuadrat dari minus satu” seberapapun kontradiksinya tetaplah keberadaannya amat berguna. Karena tidak ada kesiasiaan dari semua ciptaann Tuhan.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Apakah Ketidakberhinggaan Benar Ada?
Ketidakberhinggaan sebenarnya mengingatkan kita akan kekuasaan Tuhan yang tak akan pernah dapat dijangkau oleh manusia. Manusia dengan segala keterbatasan dan ketidaksempurnaannya. Maha sempurna Tuhan dengan segala ketetapannya, tidak membiarkan manusia untuk sempurna karena justru manusia hanya dapat hidup karena ketidaksempurnaanya.
Konsep ketakberhinggaan yang yang tak dapat dipahami manusia seakan berada diluar pengalaman manusia. Namun, lagi-lagi itu merupakan bukti akan kuasa Tuhan yang tak akan pernah mampu dijangkau oleh manusia. Paradoks Zeno dengan segala kontradiksinya menunjukkan bahwa seorang manusia yang kita ketahui kecepatannya melebihi seekor kura-kura nyatanya dapat menunjukkan bahwa takkan mampu menyalip dan berada didepan kura-kura. Hal tersebut adalah sebuah akibat dari penggunaan bilangan tak hingga yang digunakan dalam paradoks Zeno. Seberapapun kuatnya para matematikawan Eroa berabad-abad lalu berusaha mengusir konsep ketakberhinggaan, nyatanya hingga kini ketakberhinggaan tetap ada dapat diterima dengan baik oleh matematika. Hal tersebut menunjukkan bahwa takkan pernah ada yang mampu melawan kekuasaan Tuhan yang tak berhingga jumlahnya.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Kalkulus
Penemuan kalkulus membuka cakrawala yang sama sekali baru bagi mateatika dan ilmu pengetahuan secara umum. Pamali-pamali lama pun mulai disingkirkan, para matematikawan dibebaskan untuk meneliti apapun. Dan mungkin itu merupakan awal dari penemuan-penemuan kebenaran ketakberhinggaan kembali seiring lahirnya kalkulus diferensial. Kalkulus diferensial mempostulatkan keberadaan besaran ang kecil tak berhingga dengan tingkatan bermacam-macam turunan pertama, kedua, ketiga hingga seterusnya sampai tak tercapainya hingga tersebut. Konsep ketakberhinggaan mau tidak mau harus menolak adanya awal dan akhir, jika memang akhir tidak ada dan membiarkan awal ada maka bukankah awal juga merupakan akhir dari sesuatu, begitu pula sebaliknya jika memang awal tidak ada justru akhir merupkan batas dimulainya sebuah awal. Hingga ditemukannya alasan mengapa ketakberhinggaan digunakan dan harus digunakan adalah karena berhubungan keberadaan ketakberhinggaan dalam alam itu sendiri. Dan lagi alam menunjukkan kuasanya, Kuasa Sang Pencipta nya yang tak dapat disangkal lagi.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Krisis Matematika
Upaya para Matematikawan pada abad ke 19 untuk menyingkirkan kontradiksi dari matematik hanya membawa kontradiksi lain yang baru dan tak terpecahkan. Seperti Bumerang yang telah dilempar jauh namun ujung-ujungnya tetap kembali lagi. Sama dengan apa yang saya alami kini, saya semakin tidak mengerti matematika itu apa, pada awalnya matematika terlihat jelas dan nyata, namun semakin kesini semakin memburamlah kejelasan tersebut. Kaum Platonis menganggap matematika sebagai kebenaran mutlak hingga menganggap “Tuhan adalah seorang ahli matematika”. Dan memang benar, bukan hanya ahli matematika, Tuhan juga ahli biologi, fisika, ekonomi, anatomi, kedokteran dan tak diragukan lagi Tuhan adalah ahli dari segala-galanya. Bagaimana tidak ahli jika semuanya telah diciptakan dengan segala kesempurnaan dan ketidaksempurnaan yang merupakan sempurna dengan ketidaksempurnaannya.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Chaos dan Complexity
Chaos berarti kekacauan, kekacaubalauan atau kalang kabut. Keterbatasan dari model-model matematika untuk menyatakan proses alam menjadi sebuah chaos yang melanda Matematikawan. Hingga teknologi komputer berkembang dan dapat dilakukannya perhitungan-perhitungan matematika dengan komputer mulai dapat menjawab chaos yang tidak dapat dipecahkan dimasa lalu. Dalam buku Gleick, Chaos, Making a New Science menggambarkan bahwa terdapat keteraturan didalam chaos itu sendiri. Meskipun hasil yang ditunjukan komputer selalu berbeda disetiap perhitungannya tetap ada pola dan keteraturan diantara perbedaan-perbedaan tersebut. Hal tersebut setidaknya mengingatkan kita akan janji Allah yang senantiasa memberikan kemudahan dibalik setiap kesulitan. Chaos yang tejadi dimasa lalu hingga akhirnya dapat ditemukan bahwa ternyata terdapat keteraturan didalam setiap perbedaan menunjukkan bahwa sebagai manusia memang kodradnya adalah berusaha, berusaha hingga Allah menganggap pantas dan memberikan solusi dan jawaban atas segala usahanya.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Perbincangan para dewa berbahaya untuk para daksa. Hal ini sejalan juga dengan penggunaan matematika formal pada pembelajaran matematika untuk anak-anak di sekolah. Matematika formal adalah milik para dewa, sedangkan anak adalah para daksa yang akan berbahaya jika dipaksakan untuk memahami matematika formal. Matematika sekolah adalah milik anak-anak. hal ini sesuai dengan yang didefinisikan oleh Ebbutt dan Straker, A. (1995) bahwa metematika sekolah adalah kegiatan untuk mencari pola dan hubungan, kegiatan untuk berkreatifitas yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan, kegiatan pemecahan masalah, serta kegiatan untuk mengkomunikasikan informasi atau ide.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
"Bekerja, bekerja dan bekerja...perlu diimbangi dengan berpikir, berpikir dan berpikir...; karena bekerja saja adalah baru separoh dunia dan terancam menjadi buta. Sedangkan berpikir saja juga hanya baru separo dunia, dan terancam menjadi kosong. Maka sebenar-benar belajar/hidup adalah berjuang agar kita tidak menjadi buta dan tidak menjadi kosong"
Hidup ini akan menjadi penuh makna dan terasa lengkap ketika kita mampu menjalani hidup ini dengan penuh keseimbangan, termasuk seimbang dalam bekerja dan berpikir.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
Artikel tersebut menyatakan bahwa ada perbedaan antara matematika dan matematika sekolah. Ada beberapa tahapan dalam mengajarkan matematika kepada siswa. Dimulai dari hal yang sedehana kemudian dilanjutkan ke hal yang lebih abstrak. Mengajarkan matematika dimulai dari matematika konkrit yang di abstraksi menjadi matematika abstrak. Pembelajaran tidak dianjurkan didahulukan dengan definisi atau rumus. Akan tetapi anak diajak untuk mengamati ciri-ciri yang melekat pada konsep matematika tanpa harus mengetahui definisi dari materi matematika terlebih dahulu. Setelah memahami pola yang ada, guru menjelaskan maksud dan definisi dari hasil abstraksi anak. Disinilah proses mengada menjadi ada terjadi.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
Filsuf berpendpaat bahwa matematika murni terlalu sulit untuk diajarkan kepada siswa. Matematika murni adalah matematikanya orang dewasa yang sifatnya lebih abstrak dan rumit. Matematika murni ini berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari milik orang dewasa sehingga tendensitas matematika ini lebih rumit dan mendalam. Sedangkan matematika anak-anak merupakan matematika sekolah yang berjenjang. Matematika bagi anak usia dini merupakan matematika dalam bentuk permainan, kemudian dilanjutkan membelajarkan konsep matematika dasar dan dilanjutkan ke level yang lebih tinggi. Sifat dari matematika sekolah ini lebih mudah dan konkrit dipelajari atau tidak serumit matematika murni.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Marxisme atau materialisme adalah aliran filsafat yang menemukan kebenaran ada di dalam benda atau materi. Menurut pandangan ini, perkembangan dari matematika adalah hasil dari kebutuhan manusia yang sungguh material. Di sisi lain, pembentukan konsep matematika untuk anak-anak juga dilakukan melalui interaksi dengan benda-benda konret. Namun kedua hal tersebut berbeda. Yang dimaksud dengan interaksi benda-benda konret bagi anak-anak ialah disesuaikan dengan tahapan perkembangannya secara psikologis kognitif. Dari benda-benda konret tersebut siswa akan dapat melakukan abstraksi konsep matematika. Seiring perkembangan kognisinya, siswa dengan sendirinya akan dapat mencapai level abstrak. Hingga pada saatnya seseorang akan dapat membentuk konsep matematika tanpa benda-benda konkret, misalnya siswa di perguruan tinggi.
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
hal yang positif dan tentunya bermanfaat yang ada di sekitar kita atau yang mungkin ada di sekitar kita dapat kita ambil sebagai contoh atau kita duplikasi ataupun kita kembangkan. Namun hal-hal yang tidak baik jangan kita duplikasi. Jangan kita terapkan. Karena akan memberikan efek yang tidak baik pula baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Sesuatu yang bertentangan dengan filsafat negara dan nilai spiritual kita haruslah di jauhi bukan untuk dijadikan kebiasaan. Begitu pesan yang saya dapat dari membaca elegi ini. terimakasih
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
secara etimologi, logika adalah ilmu yang mempelajari pikiran melalui bahasa. Berfikir adalah suatu kegiatan jiwa untuk mencapai pengetahuan. Perbedaan antara penalaran dan logika yaitu penalaran merupakan mampu berpikir menurut alur tertentu sedangkan logika adalah ilmu yang mempelajari fikiran melalui bahasa. logika itu ada karna telah terjadinya penalaran yang dianggap baik atau buruk atas suatu pernyataan, kemudian dengan adanya logika kita bisa menyimpulkan suatu kesimpulan dari premis-premis yang ada dan yang mungkin ada. terimakasih
Ahmad Syajili
ReplyDelete19709251066
S2 PMD 2019
Assalamualaikum wr.wb
Melalui tulisan di atas yang berjudul perbincangan para dewa-berbahaya untuk dibaca para daksa, saya memahami bahwa matematika murni dan pendidikan matematika itu adalah sesuatu hal yang berbeda, meskipun mempunyai tujan akhir yang sama yaitu ilmu matematika. Namun, yang perlu digaris bawahi adalah dalam mengenalkan matematika kepada anak-anak perlu memerhatikan kondisi psikologis anak, sehingga hal ini bukan merupakan ranahnya matematika murni. Dalam pengenalan matematika terhadap anak-anak, perlu mengeksplor matematika konkret mengingat kondisi kemampuan psikologis anak yang baru mengenal matematika. Setelah itu, barulan dikenalkan kepada matematika yang bersifat abstrak.
sintha fardu anggraeni
ReplyDelete19709251071
S2 pend matematika/ D/ 2019
terimakasih bapak prof Marsigit. saya memahami bahwa sesungguhnya Matematika Murni dan Pendidikan Matematika adalah dunia yang berbeda dengan objek yang sama. Benar bahwa matematika itu abstrak dan deduktif, tapi itu adalah ranahnya matematikawan dan ilmuwan akan tetapi untuk ranah anak-anak yang sedang mulai belajar matematika akan lebih bijak jika mengenalkan matematika secara kongkrit dan induktif, setelah kenal dan paham lalu diarahkan melalui abstraksi dan deduktif.
Jewish Van Septriwanto
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika D 2019
19709251077
terimakasih bapak prof Marsigit.
Tulisan dari link yang diberikan oleh Bapak diatas, menunjukkan pemikiran filsuf akan matematika. Konsep yang paling dasar disini adalah bilangan, bagaimana bilangan yang pada dasarnya beracuan dari jumlah jari sehingga dikenallah konsep puluhan. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya ilmu matematika disesuaikan dengan ruang dan waktu manusia. Artinya, matematika adalah hal yang dekat dengan kehidupan manusia dan fungsinya bukanlah mempersulit. Tetapi memudahkan manusia. Begitu juga ketika matematika yang merupakan ilmu pasti seolah-olah hanya berdiri pada teori-teorinya saja membuktikan bahwa matematika bukanlah ilmu yang dibuat sebisa mungkin, tetapi diturunkan berdasarkan apa yang sudah dibuktikan.
Fitria Restu Astuti
ReplyDelete19709251069
S-2 Pendidikan Matematika D 2019
Dari link yang telah dibagikan oleh Prof. Marsigit yaitu http://www.marxist.com/reason-in-revolt-bab-16-matematika.htm saya mencermati tentang apakah ketidakberhinggaan benar-benar ada? Konsep ketidakberhinggaan memang tidak mudah dibapami. Bagi anak-anak konsep ketidak berhinggaan merupakan ilmu yang sulit untuk dibayangkan. Karena dalam dunia anak-anak matematika selalu dicontohkan dengan hal-hal yang berhingga. Ketakberhinggaanmemiliki sifat dasar yaitu tidak akan dapat diukur atau dihitung. Hal ini berarti bahwa terdapat konflik yang riil di antara keduanya. Untuk alasan ini, para ahli matematika besar dari jaman Yunani kuno menganggap ketakberhinggaan sebagai sebuah wabah. Walau demikian, sejak awal filsafat, orang telah berspekulasi tentang ketakberhinggaan.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteRifki Rinaldo
ReplyDelete19709251070
S2 Pendidikan Matematika 2019 D
Dalam artikel yang bapak bagikan, kegiatan belajar matematika murni dan matematika sekolah adalah suatu yang berbeda. matematika murni adalah ranahnya orang dewasa. Sedangkan matematika sekolah adalah ranahnya siswa atau anak-anak. matematika sekolah harus cenderung bersifat konkrit dan terdapat dalam kehidupannya sehari-hari. Jadi jangan membebankan anak-anak pada matematika abstrak. Hal ini dikarenakan perkembangan kognisi anak masih dalam tahap berkembang. Sehingga dalam proses perkembangannya menuju dewasa juga nanti akan mengenal konsep matematika abstrak dari konsep konkret yang telah dipelajarinya.
Assalamu'alaykum wr wb
ReplyDeleteDwi Kawuryani
19709251061
Pendidikan Matematika S2 D
Matematika berasal dari apa yang ada di dunia secara nyata atau dalam pikiran manusia. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat dari Aristoteles bahwa matematika berasal dari benda-benda yang dapat diraba seperti material. Hal ini berarti bahwa simbol-simbol dan bilangan-bilangan yang terkandung dalam matematika digunakan untuk menunjukkan berbagai hal yang ada dalam kehidupan manusia. Jika dikaitkan dengan pernyataan dari Immanuel Kant, bahwa hidup adalah perbedaan yang saling berdampingan, maka didalam matematika itu sendiri terdapat banyak sekali kontradiksi atau ketidaksamaan antar objeknya.
Wassalamu'alaikum wr wb
Latifa Krisna Ayu
ReplyDelete19709251060
S2 Pendidikan Matematika D
Matematika yang dianggap sebagai ilmu pengetahuan murni memang sering kali dianggap tidak memiliki hubungan langsung dengan keadaan realita. Pendangan tersebut akhirnya juga berdampak dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu sering kali murid bertanya-tanya untuk apa mereka mempelajari matematika yang nantinya tidak mereka aplikasikan atau butuhkan. Pendekatan matematika melalui dunia nyata (realistik) perlu lebih diperdalam lagi karena hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan pembelajaran matematika. Mengenal matematika secara realistik akan membantu menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap matematika dan kesadaran siswa akan menyadari pentingnya mempelajari matematika.
Terima kasih
Annisa Nur Arifah
ReplyDelete18709251058
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Ego adalah struktur psikis yang berhubungan dengan konsep tentang diri, diatur oleh prinsip realitas dan ditandai oleh kemampuan untuk menoleransi frustrasi. Ego meletakkan dasar untuk perkembangan yang disadari tentang perasaan diri sebagai individu yang berbeda. Id, ego dan super ego adalah tiga bagian dari aparatus psikis didefinisikan dalam model struktur jiwa Sigmund Freud. Menurut model dari jiwa, id adalah himpunan tren insting tidak terkoordinasi, ego adalah bagian, terorganisir realistis, dan super-ego memainkan peran kritis dan moral.