The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Oct 29, 2014
Elegi Logos Berubah Menjadi Belalang
Logos:
Saya masih merenungkan perihal bagaimana Belalang dapat menggapai Logos?
Dewa Belalang:
Wahai Logos apakah engkau mengetahui siapa Dewa Belalang?
Logos:
Mungkin Belalang sama dengan Daksa.
Dewa Belalang:
Wahai Logos apakah engkau mengetahui di mana rumah Dewa Belalang?
Logos:
Padahal aku pernah berkata bahwa Daksa bisa juga menjadi Dewa.
Dewa Belalang:
Wahai Logos apakah engkau tahu aku akan ke mana?
Logos:
Berarti Belalang bisa juga menjadi Dewa.
Dewa Belalang:
Wahai Logos apakah engkau mengengar pertanyaanku?
Logos:
Kalau begitu Dewa Belalang adalah Dewa. Artinya memang betul Belalang bisa menjadi Dewa.
Dewa Belalang:
Wahai Logos apakah engkau bisa berpikir?
Logos:
Kalau Belalang menjadi Dewa maka siapakah yang akan menjadi Belalang.
Dewa Belalang:
Wahai sekali lagi wahai. Ini peringatan terakhir sebelum aku menjatuhkan keputusanku. Wahai Logos apakah engkau menyadarinya siapa dirimu?
Logos:
Ternyata aku menemukan bahwa Belalang bisa juga menjadi Daksa, bisa juga menjadi Dewa. Artinya juga bisa juga dia menjadi Logos.
Dewa Belalang:
Wahai Logos dengan ini aku nyatakan bahwa sebenar-benar dirimu....
Logos:
Ternyata aku menemukan bahwa Belalang sama dengan Logos.
Dewa Belalang:
Bahwa Logos adalah Belalang, karena engkau tidak mampu berkomunikasi dengan Dewa Belalang.
Logos:
Wuhahhh......apa? Oh ternyata aku itu Belalang juga? Oh tolonglah Orang Tua Berambut Putih bagaimana ini?
Orang Tua Berambut Putih:
Oh ...Logos...Logos. Sebenar benar dirimu Logos jika engkau berada di antara para Belalang. Tetapi jika engkau berada di antara para Dewa Belalang maka engkau ternyata Belalang juga.
Dewa Logos:
Itulah sebenar-benar yang aku ingin sampaikan, bahwa semua dari kita sekarang ini akan, sedang dan telah menjadi para Belalangnya Sang Power Now.
Orang Tua Berambut Putih:
Wahai Dewa Logos siapa dirimu?
Dewa Logos:
Jika Orang Tua Berambut Putih ternyata juga sudah tidak mengenalku, maka inilah kesaksianku bahwa Orang Tua Berambut Putih pun terancam akan menjadi Belalang Berbulu Putih. Maka tiadalah orang paling berbahaya di dalam masyarakatku kecuali Belalang Berbulu Putih, karena dia adalah ujung tombaknya sang Power Now.
Spiritualitas:
Wahai Dewa Logos, janganlah engkau terus-teruskan karena provokasimu bisa mendorong Belalang Berbulu Putih menjelma menjadi Dajal. Maka bordoa dan mohon ampunlah atas segala dosa. Semoga Tuhan YME melindungi kita semua. Amin.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251010
PPs UNY PM A 2018
Logos atau ilmu tidak ada artinya sama sekali jika kita tidak mampu dalam berpikir, menyadari, melihat dan merasakan logos yang kita pelajari. Apalah artinya logos tanpa pemahaman dan kesadaran dari kita untuk mau mempelajarinya. Ketidakmampuan kita dalam memahami logos yang ada ini sama seperti mengakibatkan belalang sama dengan logos dan logos adalah belalang, logos menjadi tidak berarti lagi. Jadi, seperti yang disampaikan oleh dewa logos bahwa semua dari kita sekarang ini akan, sedang dan telah menjadi para belalangnya Sang power now, sang penguasa dunia ini.
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018
Logos adalah berpikir. Filsafat itu berpikir. Mitos tidak berpikir. Sebenar-benarnya hidup, hanya ada dua yaitu mitos dan logos.
Anak kecil belajar menggunakan mitos dimana mengerjakan sesuatu dimana kita tidak mengerti. Seperti kita menyuapi anak kecil, bermain dengan anak kecil dan sebagainya. Anak kecil tidak paham dengan apa yang kita lakukan.
Naik ketingkat spiritual, mitos bukanlah mitos tetapi keyakinan yang harus diterima dalam yakin kita. Salah ruang dan salah waktu atau mempelajari filsafat sepenggal-sepenggal bisa berbahaya karena bisa berbeda makna. Filsafat tidak bisa dipadatkan dan dipercepat.
Jika anak kecil memakai logos, maka tidak adakan bisa terlaksana. Contohnya saat kita akan memberi makan anak kecil, kita mengharuskan anak kecil untuk tahu apa itu makan terlebih dahulu. Hal tersebut tentu tidak bisa dilakukan kepada anak kecil karena bisa kelaparan
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika B
Percakapan antara antara logos, dewa belalang, orang berambut putih, dan dewa belalang sebenarnya sedang membicarakan kondisi dunia saat ini. Logos merupakan pikiran, kemudian logos diantara belalang merupakan belalang. Logos diibaratkan yang menguasai, belalang diibaratkan yang dikuasai. Logos menanyakan apabila belalang bisa menjadi logos atau kebalikannya berarti yang menguasai suatu saat bisa dikuasai. Percakapan diatas memeperdebatkan sebenarnya siapa yang paling lemah diantara semuanya. Logos adalah anggota super now yang memiliki pengaruh besar terhadap keberlangsungan dunia, namun spiritualitas menyanggah bahwa dibalik semua hal yang hebat masih ada yang lebih hebat, yaitu kekuatan spiritual.
Falenthino Sampouw
ReplyDelete18709251006
S2 Pendidikan Matematika
Selamat sore, Prof.
Menjadi belalang adalah menjadi hamba dari dewa belalang. Seluruh logos belalang seakan melayani dewa belalang sebab menjadi hamba. Pengejar logospun mampu seperti belalang. Yaitu saat semua logosnya melayani dewa, kita sebut saja Power Now. Saat semua logos terikat oleh kekuasaan Power Now maka demikian logos menjadi belalang. Padahal, logos harusnya kritis dan reflektif. Bersifat kritis dan reflektif menjadikan logos itu independen tanpa tergantung dengan apa saja diluarnya. Seperti contoh saat ini, dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat lalu logos menjadi hamba dalam segala kenikmatannya, tanpa mengkrtisi dan reflektif terhadap hal yang negatif maka logos telah menjadi belalang yang dikuasai.
Terima kasih, Prof.
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Logos dalam elegi ini adalah ilmu yang telah kita miliki. Ilmu yang kita miliki sudah seharusnya harus terus dipikirkan secara kritis agar terus berkembang. Berhentinya berpikir itu akan menyebabkan logos berubah menjadi belalang. Atau ilmu yang kita miliki justru akan menjadi mitos bagi diri kita. Proses berpikir ini bertujuan agar kita selalu bisa berdiri tegak dengan prinsip kita agar tidak mudah terombang-ambing. Oleh karena itu yang kita lakukan adalah dengan terus belajar dan memperdalam ilmu pengetahuan serta meningkatkan spiritualitas kita agar tidak terjebak pada mitos.
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum Wr Wb
Logika merupakan ilmu dimana kita akan menentukan kemana arah kita untuk berpikir dan digunakan untuk apa logos itu. Logos membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip ini. Logos menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseoranng, karena itu ia mendidik manusia bersikap obyektif, tegas, dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan tempat. Setiap manusia pasti akan memilikinya tetapi tergantung kita akan digunakan untuk apa, seperti logos ketidakmampuan menggunakan ilmu dengan benar sehingga bisa digunakan sebagai alat provokasi sehingga siapa saja bisa berkuasa pada zaman sekarang ini. Logos jangan pernah kau bersombong dengan apa yang sudah kamu miliki, karena diatas kuasa masih ada yang berkuasa.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
Dari artikel di atas, kita bisa mengumpamakan bahwa daksa adalah siswa dan dewa adalah guru. Ketika seorang daksa bersama dengan daksa, bisa saja dia menjadi logos sedangkan ketika bersama dengan dewa maka bisa saja dia masih tetap menjadi daksa jika dewa tidak memberikan stimulus untuk berpikir.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Dalam elegi di atas menurut saya menggambarkan seorang daksa dapat menjadi dewa dan seorang dewa dapat menjadi daksa, semua bergantung pada ruang dan waktu. Sebagai gambarannya yaitu siswa dan guru. Siswa menjadi daksa dan guru menjadi dewa bagi siswa. Seiring berjalannya waktu ketika siswa semakin tinggi tingkat pendidikannya dan dapat mengajarkan kepada siswa yang baru, disini siswa yang baru menjadi daksa dari siswa yang menjadi dewa yang tadinya merupakan daksa dari gurunya. Seorang guru juga dapat menjadi daksa ketika guru tersebut mengenyam pendidikan lebih lanjut dari dosen yang bertindak sebagai dewa nya guru tersebut. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita bersikap rendah hati akan ilmu yang kita miliki, karena bagaimanapun posisi kita dan apapun yang telah kita miliki merupakan kepunyaan Allah semata yang akan kembali kepada Nya
Restu Widhi Laksana
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika A 2018
18709251022
Bismillahirrokhmanirrokhim
Sebuah ilmu tentu tidak berguna jika tidak digunakan dan disadari. Sebuah ilmu akan berbahaya jika tidak dengan sebuah tujuan baik. Maka setinggi apapun ilmu yang kita punya jika kita tidak mengenal kapan kita harus menggunakan atau dimana mengaplikasikannya, maka kita sama dengan orang tidak berilmu. Tapi seorang yang banyak ilmu dan tidak bisa menerapkan tersebut bukan berarti sama dengan orang yang tidak tahu apa apa, dan jika terus di provokasi maka menimbulkan dampak yang sangat berbahaya karena dapat menggunakan ilmunya untuk sesuatu yang salah.
Elsa Apriska
ReplyDelete18709251005
S2 PM A 2018
Logos dalam elegi ini diartikan sebagai pengetahuan yang kita miliki. Ilmu yang sudah kita miliki sudah seharusnya digunakan dan bermanfaat bagi banyak orang. Manusia selama hidupnya akan terus mengejar logos, karena berhenti mengejar logos artinya berhenti untuk hidup. Sebenar-benarnya hidup adalah berpikir. Ketika seseorang sudah berhenti berpikir maka logos yang ia miliki dapat menjadi mitos bagi dirinya sendiri. Oleh karena itu, selama hidup senatiasa kita berusaha untuk mengejar ilmu pengetahuan.
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Logos tidak selamanya menjadi logos. Banyak hal yang bisa menyebabkan logos bisa berubah menjadi mitos. Begitu juga sebaliknya, maka agar berhati-hatilah agar logos – logos dalam dirimu tidak berubah menjadi mitos. Mintalah petunjuk dan berdoalah selalu kepada Allah S.W.T..
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
makna yang bisa diambil dari membaca elegi ini adalah jangan sombong dengan ilmu atau kelebihan yang kita miliki. Sehingga kita merasa bahwa kita lebih baik dan tidak ada yang bisa seperti kita. Hal tersebut harus dihilangkan dari hati dan pemikiran orang-orang yang berilmu karena dapat merusak. Maka dari itu mohon ampunlah selalu kepada yang kuasa baik dalam keadaan kita menyadari maupun tidak. terimakasih
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Dalam elegi tersebut dikatakan bahwa jika logos berada diantara belalang maka ia akan tetap menjadi belalang karena ia mampu berkomunikasi dengan belalang dan sebaliknya belalang yang tidak mampu berkomunikasi dengan logos sebagaimana yang terjadi pada elegi pertengkaran antara logos dan belalang. Kemudian keadaan berubah menjadi logos berubah menjadi belalang ketika berada diantara dewa belalang karena ternyata logos hanya mampu berkomunikasi dengan belalang dan tidak mampu berkomunikasi dengan dewa belalang. Jika boleh saya simpulkan maka logos berarti pikiran. Jika ia berubah menjadi belalang berarti ia tidak mampu mengontrol pikirannya dan terbawa oleh keadaan disekitarnya. Dan sebaliknya jika ia mampu mengontrol pikirannya saat bersama belalang dan tidak terjebak oleh tipu daya belalang maka ia akan tetap menjadi logos.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Kini kita berada pada keadaan dimana Powernow sedang berusaha menaklukkan dunia, ia membawa misi dan menginginkan dunia berada dalam genggamannya. Powernow melakukan berbagai macam cara untuk menggapai keinginannya. Maka berhati-hatilah, sesungguhnya Powernow sungguh amat kuat. Jika kita tidak mampu mengontrol pikiran kita agar tetap berada dijalan yang benar tanpa terpengaruh oleh hasutan Powernow maka para logos telah berubah menjadi belalang, belalang-belalang yang berada ditangan kekuasaan Powernow. Dan sebaliknya jika kita mampu mengontrol dan menjaga hati dan pikiran kita agar tetap jernih maka para logos akan terhindar dan dapat melawan hasutan dan rayuan dari Powernow, dan logos tetaplah mejadi logos atau pikiran tetap berada dijalan yang seharusnya. Senantiasalah berdoa agar hati dan pikiran tetap jernih dan mohon pertolonganlah pada Sang Maha Berkuasa untuk melindungi kita dari sesuatu yang dapat menganggu kejernihan pikiran dan hati.
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Pada elegi ini logos merupakan pikiran yang digunakan untuk bertindak dalam melakukan segala kegiatan. Dengan logos manusia akan mampu berpikir sesuai dengan akal dan mampu membedakan benar dan salah. Benar dan salah dalam zaman ini sudah sulit untuk dibedakan. Logos memberikan jalan pikir manusia untuk berpikir mana yang benar dan salah, logos memberikan manusia untuk berpikir dengan jalan yang lurus, tidak neko-neko, memiliki jalan untuk mengemukakan ide dan gagasan dan jalan pikiran yang lain.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Ilmu pengetahuan yang ada dalam diri manusia bersifat relative. Kita bisa mengatakan seseorang lebih berilmu atau kurang berilmu jika ada pembandingnya. Seseorang bisa tergolong orang berilmu, namun orang yang sama juga bisa dikatakan orang yang kurang berilmu, tergantung ukuran yang digunakan. Diantara semua belalang, barangkali belalang A dikatakan belalang paling kuat, namun jika belalang A disandingkan dengan para dewa belalang, maka bisa jadi belalang A tidak lagi paling kuat. Oleh karena itu, sebagai manusia harus senantiasa belajar, menuntut ilmu terus menerus, karena begitu kita berhenti belajar atau berhenti berfikir, maka kita akan terancam oleh mitos-mitos.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Sebenar-benarnya hidup kita adalah berpikir. Berpikir perlu kita lakukan agar menghindarkan diri kita dari sebuah mitos. Berdasarkan elegi ini bahwa logos bisa berubah menjadi belalang jika kita berhenti berpikir. Belalang tidak akan menyerah dalam menggoda logos untuk menjadi sama seperti dirinya. Oleh karena itu, agar kita tidak menjadi belalang maka yang harus kita lakukan yaitu meningkatkan ilmu dan pengalaman. Tentunya hal tersebut harus dibarengi dengan meningkatkan juga kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dalam perjalanan kehidupan, suatu ketika kita akan berada pada sebuah tempat yang berbeda dari tempat biasanya kita berada. Dalam tempat yang berbeda pula ini kita tidak serta merta akan dengan mudahnya menjadi pribadi yang biasa saja tanpa mengalami perubahan, dalam hal ini menempatkan diri. Inilah yang menjadi dasar ketika kita berada pada posisi dan kondisi berbeda, bisa juga kita mempunyai status yang berbeda. Namun kita akan selalu sama ketika kita berada di hadapan Sang Pencipta.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sebenar-benar orang yang berilmu adalah jika ia mampu menguasai dirinya dan mengamalkan ilmu tersebut agar bermanfaat bagi orang banyak. Orang berilmu tapi tidak mampu menguasai dirinya akan menjadikan takabur dan menghancurkan dirinya sendiri. Seharusnya, orang berilmu mengamalkan ilmu yang telah dimilikinya dengan semaksimal mungkin untuk menbar manfaat bagi orang banyak.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Manusia adalah makhluk yang kecil, walaupun banyak karunia yang telah dianugerahkan padanya. Setinggi-tinginya manusia itu tidak dapat di definisikan, karena di belahan bumi yang lain bisa jadi ada manusia yang pangkatnya lebih tinggi lagi. Hal ini bersifat relatif. Maka dari tu, tidak patut seorang manusia menyombongkan apa yang dia miliki. Orang yang sombong bisa jadi dia seperti katak dalam tempurung, dia belum tahu bahwa ada yang lebuh hebat di luar sana.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
Artikel tersebut sedang membicarakan kondisi dunia saat ini. Logos adalah sebuah pikiran, kemudian logos diantara belalang merupakan belalang. Logos diibaratkan yang menguasai belalang, sedangkan belalang diibaratkan yang dikuasai oleh logos. Logos menanyakan apabila belalang bisa menjadi logos atau kebalikannya berarti yang menguasai suatu saat bisa dikuasai. Logos adalah super now yang memiliki pengaruh besar terhadap keberlangsungan dunia, namun spiritualitas menyanggah bahwa dibalik semua hal yang hebat masih ada yang melebihi kehebatannya, yaitu kuasa tuhan.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Belalang dapat dipikirkan seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya. Belalang dapat diartikan sebagai seseorang pada tingkatan yang rendah atau berada pada dimensi ilmu yang rendah. Semua subjek dapat menjadi belalang, bahkan logos sekalipun. Logos yang berada di bawah dimensi ilmu yang lain atau berada di bawah kekuasaan yang lebih tinggi bisa menjadi belalang. Seperti yang diungkapkan dalam elegi ini, maka kita semua ini adalah belalangnya para power now. Sekarang ini kita tidak berdaya untuk dapat menghindari pengaruh dari kekuatan power now
Kartianom
ReplyDelete18701261001
S3 PEP 2018
Setelah membaca elegi di atas, saya teringat akan peran guru dalam pembelajaran. Bahwa seorang guru harusnya bisa berbaur dengan siswa, harus bisa memahami pemikiran dari siswa. Jangan sampai berharap bahwa siswa dapat mengikuti pemahaman guru akan sesuatu.
Hendra B.
ReplyDelete18701261008
PEP S3 2018
dari dialog diatas dapat kita dapat mensubstitusi ke dalam model pembelajaran yaitu tutor sebaya, dimana siswa bisa menjadi dewanya para siswa di keloompoknya tetapi ketika disandingkan dengan guru maka dia akan kembali menjadi siswa. Secara spritualitas dapat kita memetik hikmah bahwa posisi yang kita peroleh hari ini adalah sementara yang tak patut kita sombongkan.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Dari elegi tersebutkita belajar bahwa kita harus menjaga nilai nilai luhur kita walaupun globalisasi terus datang. Kita harus think global, act local . Memilah milah kebudayaan barat agar tidak merusak moral, akhlak kita yang ketimuran. dengan adanya globalisasi kita harus mengikutiperkembangan globalisasi yang ada namun untuk budaya asli indonesia harus kita junjung tinggi.
Ahmad Syajili
ReplyDelete19709251066
S2 PMD 2019
Assalamualaikum wr.wb
Berdasarkan dialog dalam elegi ini yang dapat saya pahami adalah kita dapat menjadi dewa ketika berada dalam ruang dan waktu yang tepat. Misalnya seperti yang Pak Prof. sampaikan di kelas bahwa ayah itu dewa bagi anak-anaknya. Sama halnya seperti dosen itu dewa bagi mahasiswanya, para rektor dewa bagi dosen-dosen, dan begitu seterusnya.
Jadi yang perlu digaris bawahi adalah posisikanlah diri sesuai dengan ruang dan waktu yang tepat. Janganlah sombong akan sesuatu yang dimiliki, karena mungkin saja masih ada lagi yang lebih tinggi dari itu. Sebaik-baik cara adalah dengan selalu berdoa dan memohon ampun atas segala dosa.
Imroatus Syarifah
ReplyDelete19709251057
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Membaca elegi ini mengingatkan saya pada elegi logos berdialog dengan belalang. Dimana salah satu pesan orang berabut putih yaitu janganlah sombong.Bagaimana hingga akhirnya logos berubah menjadi belalang juga.
Untuk kisah bakal orang berambut putih berubah menjadi belalang berbulu putih sebagai ujung tombak powe now mulai terwujud kini. Dimana terdapat beberapa orang-orang bagaikan irang berambut putih terlihat sebagai sumber ilmu yang bijak namun dibaliknya membawa suatu misi. Misi tersebut adalah titipan power now. Naudzubillah. Astagfirullah
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletesintha fardu anggraeni
ReplyDelete19709251071
S2 pend matematika /D/ 2019
terimaksih bapak Prof Marsigit. Dari topik ini memberi gambaran bahwa kalau mengajar yang penting pertama harus tahu keadaan siswa kita, selanjutnya harus dapat berkomunikasi dulu dengan baik sehingga bila kita lanjutkan sesuai dengan kehendak mengajar dapat tidak sesuai.
Hidayatul wafiroh
ReplyDelete19701251010
S2 PEP A 2019
Logos adalah ilmu / berpikir. Dalam keadaan apapun ilmu itu mejadi dasar manusia. Ilmu tersebut terbuka luas. Sehingga ilmu itu dapat terus berkembang dan menjadikan kita dewa untik puncak gunus es pengetahuan kita. Tetapi ilmu yang diikuti oleh kesombongan dan ketidakmauan untuk mencari ilmu maka akan berakhir menjadi mitos. Kita menjadi daksa saat menuntun ilmu dan menjadi dewa saat mengamalkan ilmu yang kita miliki. Kita sekarang, sedang, dan telah menjadi para belalang sang power now.
Dhamar Widya Safitri
ReplyDelete19701251009
S2 PEP A 2019
Assalamualaikum.
Berdasarkan artikel diatas saya mendapat kesimpulan yaitu tidak bersifat sombong dengan ilmu yang dimiliki. Kita dapat menjadi dewa dan kita dapat menjadi daksa, semua tergantung pada ruang dan waktu. Maka, gunakan ilmu tersebut sebaik mungkin pada waktu dan tempat yang tepat.
Terimakasih
Jewish Van Septriwanto
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika D 2019
19709251077
Saya memahami elegi ini dengan kesesuaian ruang dan waktu. Dimana ketika logos berada diantara belalang ia juga akan menjadi seperti belalang, dan dapat pula menjadi dewa belalag. Siapapun bisa berada di posisi orang lain, tidak ada hal yang tidak mungkin dalam hal ini. Sehingga dalam elegi ini saya dapat simpulkan bahwa tidak bileh ada kesombongan ataupun merendahkan orang lain. Tidak ada yang tau ruang dan waktu yang seperti apa yang ditempati, maka sebaiknya tidak boleh ada kesombongan dan rendah diri.
Fitria Restu Astuti
ReplyDelete19709251069
S-2 Pendidikan Matematika D 2019
Elegi yang sangat bagus prof. Yang dapat saya tangkap dari elegi ini yaitu belalang diibaratkan sebagai orang awam dan Logos diibaratkan sebagai orang yang berilmu tinggi. Belalang dapat dikatakan sebagai logos jika disejajarkan dengan orang-orang yang ilmunya lebih sedikit lagi sedangkan logos dapat menjadi belalang biasa ketika disandingkan dengan kumpulan orang-orang yang ilmunya lebih tinggi.
Rifki Rinaldo
ReplyDelete19709251070
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Assalamualaikum Wr.Wb
Saya tertarik atas elegi yang prof tuliskan. Diceritakan bahwa belalang yang berilmu tinggi yang mengakibatkan kesombongannya dan pada akhirnya ketika Logos juga diposisi belalang, akhirnya logos juga menjadi sombong sama seperti belalang. jadi dalam elegi ini mengajarkan kita bahwa berhati-hatilah dalam menuntut ilmu. Jangan biarkan sifat kesombongan masuk di dalam diri kita seperti belalang dan logos.
Ngaenun Nangim
ReplyDelete19709251058
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Menurut Socrates, “Dengan pikiran, seseorang bisa menjadikan dunianya berbunga-bunga atau berduri-duri”. Oleh sebab itu, sangat perlu bagi manusia untuk terus meningkatkan keilmuannya. Tidak merasa puas dengan apa yang dimilikinya dan terus haus untuk meminum lautan keilmuan yang tiada batasannya. Saat manusia sudah merasa puas dengan tampungan memori yang dimilikinya, maka di sanalah kesombongan bersarang.
Sekar Hidayatun Najakh
ReplyDelete19701251007
S2 PEP A 2019
Assalamualaykum wr wb...
Pemahaman di dalam pikir adalah logika. Paralogos adalah bukan sekedar logika biasa. Paralogos adalah logika dibawah logika.
Tindakan ada dua macam, yakni tindakan berdasarkan pemahaman dan tindakan berdasarkan ketidakpahaman. Pemahaman itu ada dua macam, pemahaman hati dan pemahaman pikir. Pemahaman hati diwujudkan dalam beribadah, pemahaman pikir diwujudkan dalam tindakan pikiran seperti menghitung. Sedangkan bernafas, tidur itu adalah potensi. Logikanya belalang, adalah paralogosnya dewanya belakang.
Terimakasih Prof.
Latifa Krisna Ayu
ReplyDelete19709251060
S2 Pendidikan Matematika D
Logos berarti ucapan, kata, kata yang mempunyai arti. Kemudian logos berati arti/makna itu sendiri, konsep, isi pikiran. “Kata” batiniah yang menjelma dalam kata lahiriah. Secara khusus, isi yang menopang alas atau dasar bagi sesuatu disebut “logos”. Bahkan terkadang seluruh alam pikiran, gagasan dan roh, disebut logos. Alam ini bertentangan dengan alam eksisten material atau berlawanan dengan alam kehidupan organis korporeal (bios), atau yang berbeda dengan alam perilaku etis : moral (etos). Kata logos diartikan demikian apabila misalnya orang berbicara tentang “keunggulan logos”. Pada elegi di atas, logos dapat berubah posisinya, ia adalah logos apabila berada diantara para belalang dan dia adalah belalang bila berada diantara dewa belalang. Seperti halnya manusia, posisisnya akan terlihat lebih tinggi bila berada diantara orang-orang yang lebih rendah dan sebaliknya posisinya akan terlihat lebih rendah bila berada diantara orang-orang yang lebih tinggi.
Terima kasih
Yufida Afkarina Nizar Isyam
ReplyDelete19709251073
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Belalang dapat menjadi dewa, daksa dan juga logos. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang dapat mengalami perubahan sesuai dengan ilmu yang dia miliki. Dengan ilmu yang dimiliki tersebut, seseorang tidak diperbolehkan sombong karena akan ada orang tersebut.
Annisa Nur Arifah
ReplyDelete18709251058
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Logos dalam filsafat Yunani adalah perantara antara Tuhan dan Manusia. Tuhan dipandang mulia, roh, dan baka, sedangkan manusia dianggap dosa dan fana. Adanya perbedaan antara Tuhan dan manusia inilah yang menyebabkan Tuhan yang mulia tidak dapat berhubungan dengan dunia dan manusia yang berdosa. Untuk memenuhi keinginan Tuhan yang ingin menyelamatkan manusia dari dunia yang berdosa, Tuhan memerlukan perantara yang kedudukannya berada di bawah Tuhan, tetapi diatas manusia. Perantara ini dalam Filsafat Yunani disebut Logos.