The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Oct 30, 2014
Elegi Pertengkaran Belalang Spiritual dan Belalang Logos
Oleh Marsigit
Belalang Spiritual:
Listrik itu kalau siang tidak ada gunanya.
Belalang Logos:
Apa iya ya. Hem.. kalau saya cabut sakelar itu, maka Belalang Spiritual tidak akan bisa bertitah. Aku cabut sekarang. Crek...
Belalang Spiritual:
Hai..hai.. siapa berani mematikan listrik, sehingga saya tidak dapat memberi tausiah. Walaupun ini siang hari, tetapi aku masih perlu memberi tausiah. Listrik itu kalau siang banyak gunanya.
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
Belalang Spiritual:
Dunia tidak penting. Agar harmonis maka kita perlu seimbang antara Dunia dan Akhirat.
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
Belalang Spiritual:
Mati itu pantas. Tetapi tidaklah pantas orang yang mati diluar kodratnya.
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
Belalang Spiritual:
Mewah itu mekruh. Tetapi mana tahan jika doaku menggapai kemewahan belum juga terkabul.
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
Belalang Spiritual:
Filsafat itu buruk. Tetapi kenapa aku harus mempelajarinya?
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
Belalang Spiritual:
Filsafat itu baik. Tetapi kenapa aku tidak memelajarinya?
Belalang Spiritual:
Hedonisme itu buruk. Dan kenapa aku menikmatinya.
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
Belalang Spiritual:
Marilah kita bersikap rasional. Jangan seperti saya yang cenderung irrasional.
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
Belalang Spiritual:
Aku ini Logos. Tetapi kenapa aku rakus seperti Belalang?
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
Belalang Spiritual:
Aku memerlukan bantuan Subyekku. Tetapi kenapa aku bertindak semena-mena kepadanya?
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
Belalang Spiritual:
Aku perlu penilaian baik dari Subjekku. Tetapi kenapa aku selalu menilai buruk Subjekku?
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
Belalang Spiriual:
Aku perlu hasil yang baik. Tetapi kenapa aku mengabaikan prosesnya?
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
Belalang Spiritual:
Aku perlu berdamai. Tetapi kenapa aku selalu memusuhinya?
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
Belalang Spiritual:
Astaghfirullah al adzim...gambar apa ini? Hemm...mana tadi? Mau saya simpan kok hilang.
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
Belalang Spiritual:
Perut gendhut itu pertanda besar nafsu makan. Janganlah meniru saya.
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
Belalang Spiritual:
Korupsi itu haram. Jangan tiru saya.
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
Belalang Spiritual:
Dengan kata-kataku ini aku ingin sampaikan bahwa aku tidak ingin berkata-kata.
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
Belalang Spiritual:
Dengan tulisanku ini aku ingin sampaikan bahwa aku tidak ingin menulis.
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
Belalang Spiritual:
Dengan tindakanku ini aku ingin sampaikan bahwa aku tidak ingin bertindak.
Belalang Logos:
Dasar Belalang...esuk dhele sore tempe. Belum lima menit sudah berbeda omongannya.
Orang Tua Berambut Putih:
Hei..hei..hei..sesama Belalang tidak boleh saling mendahului.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sungguh lucu sekali percakapan antara belalang spiritual dengan belalang logos. Dari percakapan diatas saya menyimpulkan bahwa jadilah seseorang yang konsisten. Jika berkata A maka selamanya A itu harus dipertahankan. Jika suatu saat dari A menjadi tiba-tiba B apalagi dalam waktu yang cepat seperti percakapan diatas, maka pastilah orang lain yang mendengarkan kita tidak akan percaya lagi dengan ucapan kita selanjutnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Cerita di atas mempunyai makna bahwa manusia cenderung lebih suka berbuat keburukan daripada kebaikan. Mereka tahu bahwa hedonisme itu buruk, tapi tetap menikmatinya. Mereka tahu kalau korupsi itu buruk, tapi tetap melakukannya. Mereka sebenarnya sudah tahu bahwa apa yang dilakukannya buruk, tapi tetap melakukannya karena mereka telah mendapatkan banyak keuntungan dari apa yang dilakukannya. Jadi mereka enggan untuk merubahnya karena jika mereka merubah kebiasaan buruknya dapat menimbulkan hal-hal yang dapat merugikan mereka. Selain itu, mereka juga sudah merasa nyaman dengan apa yang dilakukan, jadi sudah tidak perduli lagi mana yang baik dan yang buruk, selama memberikan keuntungan maka terus melakukannya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Manfaat yang bisa kita peroleh dari perbincangan belalang spiritual dan belalang logos adalah dalam berbicara kita harus berhati-hati. Hati-hati disini maksudnya kita harus dapat mempertanggungjawabkan apa yang telah kita bicarakan. Jangan sampai saat ini kita berkata A dan kemudian hari berkata B. Hal tersebut menunjukan tidak konsistennya diri kita dengan apa yang telah kita bicarakan. Agar dapat terhindar dari hal tersebut, hal yang harus kita lakukan yaitu pikirkan terlebih dahulu setiap kata yang akan dikeluarkan.
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr wb
Dari dialog di atas kesimpulan yang dapat saya ambil adalah bahwa saatu kita mengucapkan sesuatu kita harus berkomitmen dan mempertanggung jawabkan atas kata-kata yang sudah kita ucapkan. Untuk itu hendaklah kita berpikir baik-baik dulu sebelum berucap agar nantinya tidak ada kata-kata yang salah ataupun menyinggung perasaan orang lain. Seperti ungkapan "mulutmu harimau mu".
Elsa Apriska
ReplyDelete18709251005
S2 PM A 2018
Percakapan yang sangat menarik antara belalang spiritual dan belalang logos. Pelajaran yang bisa kita ambil adalah dalam berucap kita harus berhati-hati dan memastikan apa yang kita ucapkan itu benar adanya. Agar kita bisa konsisten dengan apa yang kita katakan. Karena ketidak konsistenan kata-kata atau perbuatan uga bisa membuat orang lain tidak percaya lagi dengan apa yang kita ucapkan.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
Saya sepakat bahwa agar harmonis, maka, perlu seimbang antara dunia dan akhirat. Ada kalimat yang mendukung seperti bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya, beramallah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan hidup selamanya". Dari kalimat di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk hidup harmonis, maka, kita harus seimbang antara dunia dan akhirat.
Surya Shofiyana Sukarman
ReplyDelete18709251017
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Belalang spiritual bisa diartikan sebagai hati dan belalang logos bisa diartikan sebagai pikiran. Hati dalam bahasa arab yaitu Qalbu artinya terbalik atau membalikkan. Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa “Sesungguhnya hati anak cucu Adam lebih cepat perubahannya dari periuk yang berisi air mendidih.” (H.R. Ahmad). Dengan demikian maka pandangan manusia akan berubah dengan cepat. Perubahan tersebut alamiah, karena manusia selalu menginginkan perubahan dalam hidupnya kerah yang lebih baik. Disamping memberikan hati, Allah SWT juga menganugerahkan pikiran, yang berfungsi untuk mengontrol kinerja hati yang ada dalam diri kita. Dengan bgitu setiap perubahan yang terjadi dihati kita dapat dikontrol dan dipertimbangkan oleh pikiran kita. Walaupun keberadaan hati senantiasa berubah terus. Namun, bagi orang mukmin hendaknya selalu berusaha menjaga dan merawat kebersihan hati dengan menjauhi segala penyakit hati dan senantiasa berdoa kepada Allah SWT untuk diberikan keteguhan hati, karena tidak ada seorang pun yang dapat menjamin bahwa hati ini akan terus beriman hingga akhir hayat kita.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAmalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Dalam elegi di atas, menurut saya menggambarkan seseorang yang tidak konsisten. Dapat dikatakan dengan istilah bermakna negatif:‘bermuka dua’ dimana ketidaksesuaian antara apa yang ada di perkataan dengan apa yang ada dalam hatinya. Hal tersebut tidak sepatutnya kita tiru karena dalam Islam orang yang bermuka dua menyerupai orang munafik. Na’udzubillahimindzalik. Salah satu ciri orang munafik yaitu ketika berkata maka ia berdusta. Namun, tanpa kita sadari hal tersebut pernah atau bahkan sering kita lakukan, maka dari itu doa dan ibadah merupakan kunci utama dalam penjagaan diri kita untuk selalu mengingatkan kita kepada Allah dalam setiap ucapan dan perbuatan
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
hal yang positif dan tentunya bermanfaat yang ada di sekitar kita atau yang mungkin ada di sekitar kita dapat kita ambil sebagai contoh atau kita duplikasi ataupun kita kembangkan. Namun hal-hal yang tidak baik jangan kita duplikasi. Jangan kita terapkan. Karena akan memberikan efek yang tidak baik pula baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Sesuatu yang bertentangan dengan filsafat negara dan nilai spiritual kita haruslah di jauhi bukan untuk dijadikan kebiasaan. Begitu pesan yang saya dapat dari membaca elegi ini. terimakasih
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Dialog belalang mencerminkan kondisi hati dan pikiran belum sinkron. Terjadi perdebatan dalam diri manusia. Secara rasional mampu berpikir, namun terkena godaan, terplesetlah cara berpikirnya. Hatinya tahu mana yang benar dan mana yang salah namun apa daya hati yang tak mampu mengendalikan pikiran lebih tepatnya hawa nafsu.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Filsafat bermula pada ada dan yang mungkin ada. Kedudukannya adalah menerjemahkan dan diterjemahkan. Dalam kenyataannya, sering muncul kontradiksi sebagai harmonisasi dalam filsafat. Filsafat itu buruk tetapi kenapa kita mempelajarinya. Filsafat itu baik tetapi kenapa kita tidak mempelajarinya. Itulah filsafat.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dalam setiap tindakan harus dilakukan dengan sadar dan konsisten dengan apa yang telah dilakukan. Ketika konsisten itu hilang, akan mengganggu keseimbangan dalam hidup ini. Tentunya kita harus terus belajar untuk menjadikan diri ini sebaik-baik makhluk-Nya.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Setiap manusia selalu mempercayai hal yang dianggap benar dalam hidupnya, akan tetapi tidak sedikit pula orang yang melakukan sesuatu bertentangan dengan apa yang ia anggap benar, dengan kata lain tidak konsisten, yaitu melakukan sesuatu yang ia anggap salah. Sebagai contoh pada artikel di atas, belalang tau bahwa hedonisme itu perilaku buruk atau salah, namun ia tetap menikmati dan melakukannya. Karena tidak bisa dipungkiri, bahwa terkadang melakukan sepuluh kesalahan menjadi lebih mudah dibandingkan melakukan suatu kebaikan.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dari elegi di atas saya dapat melihat betapa banyaknya kontradiksi yang terjadi di kehidupan ini. Persis seperti apa yang digambarkan melalui elegi di atas. Salah satu sifat manusia yang tercela yang penuh dengan kontradiksi, kemunafikan. Terkadang manusia dengan mudah dapat menasehati manusia lain, tetapi tidak untuk dirinya sendiri. Terkadang kita lebih sulit untuk mengendalikan diri sendiri dengan ego yang kita miliki masing-masing. Namun, cepat sekali berubah menjadi bijak jikalau mengkritisi keburukan orang lain. Nampaknya kita perlu belajar untuk selalu berkaca sebelum tiba-tiba berubah menjadi bijak.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Elegi ini menggambarkan kehidupan manusia jaman sekarang. Manusia jaman sekarang banyak yang berilmu, dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, akan tetapi ia tak mampu menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan. Sebenarnya manusia tahu bahwa berbohong itu tidak baik, tapi tetap berbohong. Sebetulnya manusia tahu bahwa mencuri itu tidak baik, tetapi ia tetap saja mencuri. Sebetulnya manusia tahu bahwa malas akan membawa keburukan, tetapi tetap saja bertindak malas, dll. Setiap saat manusia akan dihadapkan pada hal-hal tertentu yang menguji keimanan dan pengetahuannya. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa diberi petunjuk dan dihindarkan dari ketidakmampuan menerapkan pengetahuan yang kita miliki.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
Dari perbincangan belalang spiritual dan belalang logos diatas adalah dalam berkata kata kita harus berhati-hati karena ucapan kita bisa menjadi pisau yang menusuk siapa saja termasuk diri kita sendiri. Maksudnya kita harus dapat mempertanggungjawabkan apa yang telah kita ucapkan. Jangan sampai saat ini kita berkata ini, keesokan harinya berkata itu. Hal tersebut menunjukan ketidak-konsistenan dari diri kita dengan apa yang telah kita ucapkan. Agar dapat terhindar dari hal tersebut, hal yang harus kita lakukan yaitu pikirkan, pikirkan, pikirkan, lalu lalukan.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Elegi ini sangat menarik. Elegi ini menunjukkan bahwa hidup ini penuh dengan kontradiksi. Sejatinya seseorang yang beragama mengetahui segala perbuatan yang dilarang oleh agama da yang menjadi perintah dari agama. Sudah semestinya seorang yang bergama melakukan segala sesuatu seperti yang diajarkan oleh agamanya, tetapi apalah daya. Sekuat apapun kita berusaha untuk menegakkan ajaran agama, berbagai macam godaan mengalir deras. Gaya hidup hedonis, komsumtif, perkembangan teknologi, dan hiburan-hiburan lainnya membuat seseorang menjadi munafik, bahkan seorang ahli agama pun juga terseret dalam fenomena ini. Kita memang sulit untuk keluar dari permasalahan ini. Namun, setidaknya kita bisa meminimalisir dampak buruk dari power now ini dengan memanfaatkan segala perubahan kehidupan untuk tetap menegakkan spiritualitas.
Kartianom
ReplyDelete18701261001
S3 PEP 2018
Elegi di atas dapat dilihat dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, terkadang kita tidak konsisten dengan ucapan kita sendiri. Dan dengan sesama manusia kita terkadang menyadari kesalahan yang diperbuat seseorang ketika ia tidak konsisten, tetapi tidak mau bercermin dengan hal itu bahwa kita juga pernah melakukan kesalahan.
M. Ikhsan Ghozali
ReplyDelete19701261003
PEP S3 2019
Assalamu'alaikum wr.wb.
Menurut saya, percakapan di atas menunjukkan bahwasanya manusia memiliki dua sisi yang kontradiktif, baik dan buruk, sebagaimana Alah menciptakan alam semesta secara berpasang-pasangan, siang-malam, terang-gelap, kanan-kiri, panas-dingin, dan sebagainya. Dua sisi kontradktif ini seringkali muncul secara bergantian, baik disadari ataupun tidak, baik dalam jeda waktu yang lama maupun sebentar. Untuk itulah perlu adanya keseimbangan antara hal spiritual dan logos, sebagaimana ungkapan bijak "agama tanpa ilmu adalah pincang dan ilmu tanpa agama adalah buta." Dengan begitu, apa pun yang dilakukan dan diucapkan dipertimbangkan secara hati-hati, baik-buruknya, ataupun akibat yang dapat ditimbulkan.
Dalam hal ucapan dan tindakan, harus konsisten dan mempertimbangkan hal benar dan baiknya. Jangan sampai asal mengucap dan bertindak tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan ucapan d engan tindakan mesti selaras. Jika tidak, ungkapan bijak "sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tidak percaya" sangat mungkin terjadi.
Demikianlah yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Assalamu'alaykum wr wb
ReplyDeleteDwi Kawuryani
19709251061
Pendidikan Matematika S2 D
dalam postingan tersebut diceritakan bahwa ada 2 belalang yang saling berbicara satu sama lain dalam sebuah percakapan. namun percakapan keduanya seperti terjadi pertikaian atau terjadi perbedaan motif. pada percakapan keduanya terdapat belalang spiritual sedang mengatakan sesuatu hal dan dibantu oleh belalang logos namun tanpa disadari bahwa mereka berdua adalah sama-sama belalang. hal ini seperti yang terjadi pada manusia pada umumnya bahwa manusia satu dengan manusia yang lain saling melontarkan pernyataan kontradiksi saling mendahului saling memberikan kritik dan saran namun tanpa menyadari bahwa mereka berdua adalah sama-sama manusia yang kodratnya memiliki sifat dan tujuan yang sama.
Wassalamu'alaikum wr wb
Ahmad Syajili
ReplyDelete19709251066
S2 PMD 2019
Assalamualaikum wr.wb
Dalam eligi pertengkaran belalang spiritual dan belalang logos dapat diartikan bahwa belalang spiritual menunjukkan sikap spiritual manusia dan belalang logos menunjukkan logika manusia. Dari eligi ini dapat dimaknai bahwa dalam diri manusia terdapat logika dan spiritual yang terkadang saling bertentangan. Kadang manusia terlalu menonjolkan spiritualnya tanpa mempedulikan logika dan ada juga sebaliknya bahwa manusia terlalu mengedepankan logikanya tanpa melandasi dengan spiritual. Hendaknya dalam menjalani kehidupan, manusia menyeimbangkan antara spiritual dan logikanya agar kehidupan berjalan dengan damai dan seimbang
sintha fardu anggraeni
ReplyDelete19709251071
S2 pendidikan matematika/ D/ 2019
pandangan manusia pada suatu masalah dapat berbeda- beda. maka sebaiknya kalau melakukan sesuatu jangan berpusat pada diri sendiri tetapi memikirkan orang lain. makin mau berpikir dalam kepada orang lain makin malas yang dilakukan. tindakan yang bijaksana adalah benar dipandang diri sendiri, orang lain dan Allah sang pencipta.
Dhamar Widya Safitri
ReplyDelete19701251009
S2 PEP A 2019
Assalamualaikum.
Saya mengutip salah satu kalimat dari artikel diatas. "Aku perlu hasil yang baik, tetapi kenapa aku mengabaikan prosesnya". Itu banyak terjadi di kehidupan sekarang. Banyak orang, yang menginginkan hasil terbaik namun tidak melakukan yang terbaik dalam prosesnya. Proses yang baik akan menghasilkan hasil yang baik. Begitu juga sebaliknya, proses yang buruk akan menjadikan hasil yang buruk.
Terimakasih.
Hidayatul wafiroh
ReplyDelete19701251010
S2 PEP A 2019
Dalam hidup diperlukan kekonsistenan. Namun, saat hidup konsisten maka tidak dapat mengejar kelengkapan. Sebaliknya saat kita mengejar kelengkapan maka kita tidak dapat konsisten. Hal tersebut karena kita bukan makluk yang sempurna. Kerisauan yang sering dapat dan pergi tanpa ijin mampu menggoyahkan kekonsistenan manusia. Dalam kehidupan terkadang kita selalu menginginkan hasil yang baik, tetapi kita mengabaikan prosesnya. Terkadang kita berpikir rasional, namun terkadang kita berpikir irrasional. Sepeti ungkapan esuk dhele sore tempe semua itu adalah bentuk ketidak konsistenan kita dalam kehidupan.
Jewish Van Septriwanto
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika D 2019
19709251077
Yang dapat saya pahami dari elegi ini adalah sikap plin-plan atau berubah-berubah yang dimiliki oleh manusia. Dan bahkan manusia tahu bahwa hal yang diperbuatnya baik atau salah, tetapi bersikap seolah-olah tidak tahu. Sehingga muncullah kalimat esuk tempe sore dele. Kalimat yang saya artikan sebagai perubahan yang sangat cepat. Dari sini dapat pula terlihat konsep dari kontradiksi dan bahwa manusia itu tidak sama dengan apa yang dipikirkan. Manusia hanya bisa sama dengan dirinya sendiri di dalam pemikiran mereka. Dan yang hanya dapat menyerupai dirinya sendiri ialah yang maha kuasa.
Fitria Restu Astuti
ReplyDelete19709251069
S-2 Pendidikan Matematika D 2019
Dari elegi ini saya dapat mengambil amanah jangan sampai dalam hidup ini sifat kita seperti belalang yang selalu berganti-ganti penyataannya. Kita harus menjadi orang yang konsisten, orang-orang yang berpendirian kuat dan tidak mudah goyah. Berhubung sudah mendekati pilkada, ada baiknya ketika memilih pemimpin kita pilih pemimpin yang mampu menjaga ucapannya. Bukan sekedar pemimpin yang mengumbar janji waktu belum jadi kemudian ketika sudah terpilih beliau malah “lali”.
Indra Kusuma Wijayanti
ReplyDelete18709251046
Pendidikan Matematika S2 C
Belalang spiritual mengalami kebingungan karena apa yang ia lakukan tidak sejalan dengan apa yang ada dihatinya atau idealisme nya. Dalam hidup ini hal seperti itu sering terjadi dan terkadang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, sebaiknya jika kita melakukan sesuatu kita harus mempertimbangkan baik-buruknya (mengandalkan logika dan mendengarkan juga kata hatinya). Jika kita mengalami kesulitan dalam memutuskan alangkah lebih baik jika meminta petunjuk kepada Allah SWT.
Ngaenun Nangim
ReplyDelete19709251058
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Keyakinan tidak hanya diawal, tetapi selama dan setelahnya. Tanggungjawab pada yang apa yang dilakukan, konsekuen dengan apa yang diucapkan. Pikiran jugalah yang membawa manusia untuk dapat bertindak benar ataupun yang kurang benar. Manusia merasa bahagia karena dapat melihat saat ada satu lilin menyala di antara kegelapan. Manusia juga dapat merasa sedih saat melihat kegelapan dan hanya ada satu lilin yang meneranginya. Manusia dapat merasa bersyukur karena ada mawar merah merekah di antara duri-duri. Namun manusia juga bisa merasa marah saat mereka fokus pada durinya yang dianggap mengganggu keindahan bunga mawar. Karenanya, berhati-hatilah dengan pikiran, karena pikiran dapat menelurkan kata-kata, yang mempengaruhi tindakan dan menjadi suatu kebiasaan.
Sekar Hidayatun Najakh
ReplyDelete19701251007
S2 PEP A 2019
Assalamualaykum wr wb...
Tindakan ada dua macam, yakni tindakan berdasarkan pemahaman dan tindakan berdasarkan ketidakpahaman. Pemahaman itu ada dua macam, pemahaman hati dan pemahaman pikir. Pemahaman hati diwujudkan dalam beribadah, pemahaman pikir diwujudkan dalam tindakan pikiran seperti menghitung. Sedangkan bernafas, tidur itu adalah potensi. Pemahaman pikir adalah logika. Paralogos adalah bukan sekedar logika biasa. Paralogos adalah logika dibawah logika.
Terimakasih Prof.
assalamu'alaikum
ReplyDeleteNovi Indriyani Kones
19701251002
PEP S2 A 2019
Artikel ini memberi pelajaran bahwa kita boleh berpendapat tetapi kita harus menyesuaikan dan menghargai yang lain, jangan terus berbicara tanpa memberikan yang lain kesempatan.
Terimakasih
Wassalamu'alaikum wr.wb
Latifa Krisna Ayu
ReplyDelete19709251060
S2 Pendidikan Matematika D
Berdasarkan tulisan di atas, saya mendapatkan gambaran bahwa belalang spiritual itu seperti layaknya mayoritas manusia. Ia sadar akan suatu hal itu baik, namun tidak dikerjakan. Begitu pula dengan hal lainnya yang ia sadari bahwa itu buruk, tetapi tetap ia lakukan. Manusia terkadang bertindak tidak sesuai dengan pikirannya, sama seperti yang tergambar dalam dialaog belalang spiritual, apa yang ia ketahui tidak menjadi pedoman untuk hal yang ia lakukan.
Terima kasih
Heriansyah
ReplyDelete19701261017
PEP S3 2019
Cerita di atas adalah tentang konsistensi dalam inkonsistensi. Inkonsistensi adalah antonim dari konsistensi. Apa yang terjadi jika konsistensi terjadi dalam inkonsistensi? Dalam inkonsistensi ada ketidaklurusan. Ketidaklurusan berujung pada ketidakjelasan dan ketidaktegasan. Ada yang menyebutnya mencla-mencle. Realitas ini banyak ditemukan dalam kehidupan kita sehari-hari.Jika dibiarkan akan terjadi pembenaran. Pembenaran menjadi preseden umum dan akhirnya menjadi kebiasaan. karena terbiasa ia akan menjadi konsistensi yang negatif yakni konsistensi untuk inkonsistensi.
Konsistensi adalah sesuatu yang perlu dipertahankan sebaliknya inkonsistensi adalah sifat yan harus dihilangkan.Dalam konsistensi ada wujud disiplin dan kukuh dengan pendirian. Inkonsistensi mealhirkan orang yang tidak kukuh dengan pendirian yang menyebabkan menjadi mencla-mencle.
Dea Armelia
ReplyDelete19709251072
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Pernyataan penting dari tulisan di atas bahwa agar harmonis, maka, perlu seimbang antara dunia dan akhirat. Hidup di dunia ini tidak ada yang abadi, akhiratlah kehidupan yang sesungguhnya. Namun kehidupan di dunia lah penentu bagaimana hidup kita di akhirat kelak. Sesungguhnya, dunia hanya persinggahan menuju alam yang sebenarnya. Melalui drama kematian, seseorang telah memasuki sebuah fase alam baru menuju alam keabadian. Semua makhluk berjalan dalam putaran waktu yang semua itu ada dalam kendali sang Penguasa. Manusia di muka bumi ini adalah khalifah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban amalnya masing-masing. Yang menjadi pertanyaan adalah sudahkah kita mempersiapkan bekal yang cukup untuk kelak, karena mati pun datang tanpa permisi
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAnnisa Nur Arifah
ReplyDelete18709251058
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Spiritual berhubungan dengan hati atau perasaan. Sedangkan logos berhubungan dengan akal. Akal sebagai organ untuk hukum realitas duniawi, dengan penggolongan terhadap sesuatu yang nyata dan dapat diterima akal secara mayoritas. Hal ini dikategorikan sebagai logika akal, dengan perangkat bantunya berupa panca indra. Hati sebagai organ untuk hukum spiritual, dengan standart yang berbeda dalam kerjanya dan cenderung subyektif. Pada tahapan tertentu, bagi mereka yang mampu mengendalikan ‘diri’, secara otomatis akan memiliki sensor penghubung dengan logika akal, sehingga pengalaman supranatural dapat dijelaskan secara logika (untuk dirinya sebeluh dishare dengan orang lain).
Annisa Nur Arifah
ReplyDelete18709251058
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Contoh perbedaan mendasar spiritual dan logos dapat dilihan pada seseorang yang dalam hidupnya miskin harta, maka dalam konsep keadilan Tuhan akan ada pemikiran: (1) logos atau logika Akal akan melihat sebagai bentuk ketidak adilan, dan (2) spiritual atau logika Spiritual akan melihat sebagai hal yang menguntungkan, karena kondisi tersebut lebih memudahkan orang untuk melakukan pendekatan kepada Tuhan (bila dia mengambil kesempatan itu).
Annisa Nur Arifah
ReplyDelete18709251058
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Hubungan dari spiritual dan logos yaitu meniurut Sigmun Freud (1856-1939) yang menyimpulkan bahwa agama adalah satu respon manusia terhadap ketidak berdayaan mereka untuk mengontrol dunia, merupakan kesimpulan yang mengandung kebenaran (sebagian besar manusia melakukan hal ini). Hanya saja tolok ukur dari sudut pandang logika akal, padahal wilayah ini menjadi bagian dari logika spiritual.