Nov 1, 2015

Politics and Ideology of Education



36 comments:

  1. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006
    PEP S3


    Dari tabel di atas, diperoleh perbedaan tujuan pendidikan antara old humanism dan p[rogressive educator. Tujuan pendidikan dari old humanism sekedar penyampaian materi saja, tapi progressive educator mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah kreatifitas. Kreatifitas di sini akan sangat berpengarhu bagi kehidupan selanjutnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
      Besse Rahmi Alimin
      18709251039
      s2 Pendidikan Matematika 2018

      Seperti yang telah disampaikan Bayuk Nusantara dalam komentarnya, bahwa "Tujuan pendidikan dari old humanism sekedar penyampaian materi saja, tapi progressive educator mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah kreatifitas. Kreatifitas di sini akan sangat berpengarhu bagi kehidupan selanjutnya", hal tersebut sepertinya mengarah pada penekatan nilai dari kreativitas yang dianggap berpengaruh pada prioritas masa depan, yakni kecenderungan meningkatkan pola pikir individu yang terlibat di dalamnya, ke hal-hal yang dianggap mampu menggali potensi yang dimilikinya untuk bisa dipupuk dan ditumbuhkan.

      Delete
  2. Agnes Teresa Panjaitan
    S2 Pendidikan Matematika A 2018
    18709251013

    Dari tbel politics and ideology of education pada tulisan ini, saya menyoroti bagian theory of students yang menunjukkan bahwa masyarakat industrial trainer memiliki pandangan bahwa siswa sebagai empty vessel atau tong kosong. Hal ini berlaku juga pada pandangan echnological pragmatism mengenai siswa dan tong kosong. Dalam hal ini, siswa memiliki pengetahuan yang perlu diisi dan difasilitasi oleh guru. Kemudian pada masyarakat old humanism, pendidikan siswa berkaitan dengan character building, membangun karakter siswa, sehingga dapat dilihat bahwa karakter siswa merupakan hal yang penting dalam pendidikan. Dalam hal ini harus ada keseimbangan antara peran guru dan siswa dalam pendidikan itu sendiri. Tidak hanya guru, tetapi siswa, tidak hanya sekolah tetapi pemerintah, tidak hanya praktek tetapi kebijakan/sistem yang ada didalamnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
      Besse Rahmi Alimin
      18709251039
      s2 Pendidikan Matematika 2018

      Seperti yang di utarakan Saudari Agnes pada komentarnya, disimpulkan bahwa "Dalam hal ini harus ada keseimbangan antara peran guru dan siswa dalam pendidikan itu sendiri. Tidak hanya guru, tetapi siswa, tidak hanya sekolah tetapi pemerintah, tidak hanya praktek tetapi kebijakan/sistem yang ada didalamnya", dari pernyataan tersebut sepertinya mengarah pada hukum keseimbangan dan hukum sebab akibat.

      Delete
    2. Dita Aldila Krisma
      18709251012
      PPs Pendidikan Matematika A 2018

      Benar adanya harus ada keseimbangan. Apalagi saat ini, generasi siswa terus berubah, generasi Z (1995-2009) dan generasi alpha (2010-2025). Tantangan semakin banyak, tidak hanya memikirkan kurikulum saja namun memikirkan pula bagaimana cara terbaik untuk mendidik siswa dengan generasi milenial ini. Guru pun harus mengimbangi kemampuan para siswanya. Tantangan yang dihadapi diantaranya bagaimana menyeimbangkan kreativitas siswa dengan tetap menjaga keutuhan materi pelajaran, bagaimana menyeimbangkan teknologi pendidikan dengan taraf ekonomi keluarga dan kemampuan sekolah. Maka dari itu, keseimbangan antara guru dan siswa harus terus diupdate.

      Delete
  3. Darwis Cahyo Nugroho
    18709251038
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum wr.wb
    Saya akan lebih menyoroti radikalisme dalam pendidikan. Radikalisme dalam pendidikan memiliki potensi ancaman yang sangat berbahasa dalam mewujudkan kelangsungan kualitas pendidikan. Radikalisme bisa muncul kapan saja, dari mana saja dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Oleh sebab itu radikalisme perlu di sikapi secara utuh dan komprehensif yang meliputi berbagai aspek melakukan sinergi secara rapi dan tepat. Radikalisme menyangkut persoalan cara pikir, kepribadian dan sikap perilaku, oleh sebab itu cara untuk mengeliminir munculnya radikalisme dimulai dari pemahaman yang kontekstual

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
      Besse Rahmi Alimin
      18709251039
      s2 Pendidikan Matematika 2018

      Berdasarkan perpektif saudara Darwis bahwa "Saya akan lebih menyoroti radikalisme dalam pendidikan. Radikalisme dalam pendidikan memiliki potensi ancaman yang sangat berbahasa dalam mewujudkan kelangsungan kualitas pendidikan", sehingga pernyataan tersebut sepertinya mengarah pada bahaya dari paham radikal untuk rana pendidikan.

      Delete
  4. Darwis Cahyo Nugroho
    18709251038
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Assalamualaikum wr.wb
    Saya akan menyoroti liberalisme dalam pendidikan. Liberalisme pendidikan adalah sebuah ideologi yang memiliki pemahaman secara bebas dari liberalisme itu sendiri yang dicirikan oleh kebebasan berfikir bagi para individu. Bagi orang yang paham liberalis pasti akan menolak adanya sebuah pembatasan. Sebagai sebuah ideologi, liberalisme memiliki cita-cita yaitu menciptakan masyarakat yang bebas yang dicirikan dengan kebebasan berpikir bagi individu, sehingga kaum ini menolak pembatasan, terutama dari pemerintah maupun agama.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
      Besse Rahmi Alimin
      18709251039
      s2 Pendidikan Matematika 2018

      Selanjutnya, kembali kepada komentar saudara Darwis, bahwa "Bagi orang yang paham liberalis pasti akan menolak adanya sebuah pembatasan. Sebagai sebuah ideologi, liberalisme memiliki cita-cita yaitu menciptakan masyarakat yang bebas yang dicirikan dengan kebebasan berpikir bagi individu, sehingga kaum ini menolak pembatasan, terutama dari pemerintah maupun agama", dari pernyataan tersebut, sepertinya memang benar jika dikatakan titik berat dari paham liberal adalah tentang kebebasan.

      Delete
  5. Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
    Besse Rahmi Alimin
    18709251039
    s2 Pendidikan Matematika 2018

    Terkait topik bahasan mengenai "Politics and Ideology of Education" bahwa paham yang disampaikan dalam tabel di atas berdasarkan gagasan dari Paul Ernest yang kemudian kembali dijabarkan oleh Prof Marsigit, selanjutnya, dituliskan nilai moral pada umumnya ada dua yaitu baik atau buruk, yang progresifnya hanyalah bagian dari sifat atau kecenderungan Manusiawi, yang tidak dapat menolak kondratnya, ketika melakukan atau mendapati hal baik atau buruk.

    ReplyDelete
  6. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Terkait tabel diatas, akan diuraikan sedikit mengenai conservatif. Menurut John Dewey paham Konservatif mengemukakan bahwa pendidikan adalah sebagai suatu pembentukan terhadap pribadi anak tanpa memperhatikan kekuatan-kekuatan atau potensi-potensi yang ada dalam diri anak. Pendidikan akan menentukan segalanya. Dalam artian pendidikan merupakan suatu proses pembentukan jiwa dari luar dimana mata pelajaran telah ditentukan menurut kemauan pendidik, sehingga anak tinggal menerima saja. Anggapan yang dimiliki oleh pelaku paham konservatif tersebut nampaknya kurang bijak jika dilakukan. Pada kenyataannya setiap manusia terlahir berbeda dengan segala potensi yang dimiliki dalam dirinya, dan potensi tersebut tidak dapat diabaikan begitu saja. Justru jika kita mampu mengarahkan potensi yang dimiliki siswa hal tersebut akan memberikan dampak yang lebih baik bagi siswa. Akan berbeda jika kita memaksakan kehendak kepada siswa, sedangkan siswa tersebut merasa tidak nyaman dengan suatu pelajaran tertentu yang kita paksa berikan kepadanya. Berkaca pada negara Finlandia dengan sistem pendidikan terbaik di dunia yang memberikan segala keputusan kepada siswa mengenai pelajaran apa yang harus diajarkan guru kepadanya. Karena pada hakikatnya, manusia yang melakukan sesuatu berdasarkan hal-hal yang ia suka atau ia kehendaki akan menghasilkan sesuatu yang jauh lebih baik dari pada melakukan sesuatu yang tidak ia sukai dengan terpaksa.

    ReplyDelete
  7. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Sangat menarik untuk dapat mengetahui masing-masing hubungan antara politik dan ideologi pendidikan. Masing-masing direfleksikan sesuai dengan karakter masing-masing. Menurut saya elemen-elemen yang baik terdapat pada kolom progresive educator, sehingga setiap komponen dalam ideologi pendidikannya dapat baik pula.

    ReplyDelete
  8. Endah Kusrini
    18709251015
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Indonesia adalah negara yang menganut politik demokrasi. Berdasarkan table politics and ideology of education yang ditampilkan oleh Prof Marsigit dalam tulisan di atas, pendidikan yang ada di Indonesia belum benar-benar mampu mengamalkan pendidikan yang berdasarkan semangat demokrasi. Pendidikan yang berdasarkan pada politik demokrasi seharusnya memberi kebebasan kepada siswa dalam belajar, berorientasi pada paradigm konstruktivisme, dan menggunakan penilaian portofolio. Akan tetapi jika kita tengok pendidikan di Indonesia, maka hal tersebut belum tampak. Pendidikan di Indonesia masih terkesan memaksakan siswa-siswa untuk tumbuh sesuai dengan apa yang diharapkan atau apa yang ada dalam bayangan gurunya, padahal dalam semangat demokrasi, seharusnya pendidikan mampu memberi kebebasan kepada siswa, kebebasan dalam melakukan aktivitas, menentukan apa yang ingin dipelajari hingga kebebasan untuk tumbuh sesuai dengan potensi masing-masing. Pendidikan di Indonesia juga masih menganggap siswa-siswa sebagai tong kosong, sehingga tugas guru adalah mengisi tong kosong tersebut dengan sebanyak-banyaknya ilmu yang dimiliki. Padahal dalam pandangan demokrasi, seharusnya guru mampu mengakui pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siwa sehingga tugas guru adalah memfasilitasi siswa untuk membangun dan mengembangkan potensi yang telah ada dalam dirinya (konstruktivisme). Selain itu, pendidikan di Indonesia juga masih menerapkan sistem eksternal test, sementara menurut semangat demokrasi, seharusnya evaluasi dilakukan melalui portofolio. Guru bertindak sebagai pihak yang menilai dengan mempertimbangkan proses belajar yang telah dilalui oleh siswa sampai pada hasilnya, tidak hanya menilai hasil akhirnya semata.

    ReplyDelete
  9. Dita Aldila Krisma
    18709251012
    PPs Pendidikan Matematika A 2018

    Industrial trainer menawarkan para siswa dengan keterampilan yang hebat dan pengetahuan praktis dan mendorong mereka untuk mandiri dan percaya diri. Tujuan utamanya adalah mengubah pengetahuan teoretis mereka menjadi pengalaman praktis. Siswa menyelesaikan kursus pelatihan industri dan selanjutnya menerapkannya dalam kehidupannya.

    ReplyDelete
  10. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Terkait mengenai politik pada masyarakat industrial trainer mereka menggunakan ideologi politik radical right. Radikalisme berasal dari bahasa Latin radix yang berarti "akar". Istilah radikal pertama kali digunakan pada akhir abad ke-18 untuk pendukung Gerakan Radikal. Dalam sejarahnya, gerakan yang dimulai di Britania Raya ini meminta reformasi sistem pemilihan secara radikal. Gerakan ini awalnya menyatakan dirinya sebagai partai kiri yang menentang partai kanan. Radikal dibedakan menjadi dua golongan yaitu golongan kiri dan kanan. Golongan kanan adalah golongan yang pro pemerintah, dimana golongan kanan adalah pendukung pemerintah dan berada pada barisan pemerintah. Sedangkan golongan kiri adalah golongan kontra pemerintah, dimana mereka adalah penentang dari pemerintah. Masyarakat industrial trainer menganut radikal kanan, berarti mereka adalah golongan yang berada pada barisan pendukung pemerintah. Menurut Encyclopædia Britannica, kata "radikal" dalam konteks politik pertama kali digunakan oleh Charles James Fox. Pada tahun 1797, ia mendeklarasikan "reformasi radikal" sistem pemilihan, sehingga istilah ini digunakan untuk mengidentifikasi pergerakan yang mendukung reformasi parlemen.

    ReplyDelete
  11. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Terkait mengenai theory of student masyarakat industrial trainer dan tecnological pragmatism mengangap bahwa siswa adalah empty vessel atau bejana kosong. Mereka menganggap siswa sebagi bejana kosong yang akan diisi oleh sebanyak-banyaknya air. Padahal dalam kenyataannya siswa dilahirkan dengan potensi berbeda-beda yang dimiliki setiap siswa. Dimana potensi tersebutlah yang seharusnya digali lebih dalam lagi, dan tugas seorang guru adalah membimbing siswa agar potensi dalam dirinya terarah dengan baik. Siswa dengan segala potensi yang telah dimilikinya dapat dianalogikan sebagai lilin, diman gurulah yang bertugas menyalakan lilin tersebut agar dapat menerangi sekelilingnya. Berbeda dengan bejana kosong yang hanya menampung seakan manusia adalah robot yang berada dalam kendali manusia.

    ReplyDelete
  12. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Terkait mengenai aim of education dari masyarakat old humanism yaitu transfer of knowledge atau transfer ilmu pengetahuan. Tujuan tersebut tidaklah salah, namun hanya kurang menyeluruh. Jika tujuan pendidikan hanyalah mentransfer ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa sama saja mereka menganggap siswa adalah empty vessel dan mengabaikan segala potensi yang ada dalam diri siswa. Bukankah tugas guru bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja? Tugas guru jauh lebih mulia dari itu yaitu membimbing siswa agar dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya agar terarahkan dengan baik. Akan lebih baik jika transfer ilmu tersebut dilakukan secara tersirat, yaitu melalui bimbingan dan biarkan siswa melakukan pengalamannya sendiri dalam memperoleh ilmu pengetahuan.

    ReplyDelete
  13. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Mengenai evaluasi dari masyarakat progressive educator dan public educator mereka menggukan teknik portofolio. Dalam dunia pendidikan fortopolio digunakan untuk menunjukkan pencapaian ataupun prestasi seseorang. Portofolio biasanya digunakan untuk menilai seseorang dari bidang akademiknya. Di Indonesia, rapor yang diterima siswa dari sekolah biasanya hanya terdiri dari kumpulan nilai saja, tanpa tau bagaimana dan apa yang terjadi selama ini dengan siswa. Orang tua pun demikian, mengukur apakah anaknya mengalami kemajuan dalam bidang akademik diukur melalui apakah terjadi perubahan nilai antara nilai yang sekarang dengan nilai pada semester sebelumnya. Bahkan kecerdasan antar siswa dibedakan dengan rangking. Bukankah kecerdasan dan perubahan tidak hanya dilihat dari nilai yang didapat? Bukankah sebuah nilai tidak cukup mewakili apa yang selama ini anak lakukan atau perubahan apa yang selama ini anak lakukan. Misalkan saja, seorang anak yang awalny memperoleh nilai baik, namun ternyata adalah hasil dari mencontek, kemudian pada semester berikutnya ia memilih berhenti mencontek dan mengerjakan sendiri pekerjaannya lalu ternyata ia mendapatkan nilai yang tidak sebaik sebelumnya. Lantas, apakah hal tersebut dapat dikatakan bahwa siswa mengalami penurunan akademik? Sekilas mata memang iya, namun bukankah perubahan dari yang awalnya mencontek menjadi tidak mencotek adalah hal yang baik?. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai saja tidak cukup untuk mewakili apa dan bagaimana perubahan yang dilakukan anak disekolah. Rapor pada kurikulum 2013 nampaknya sudah mengarah kearah yang lebih baik, sudah mulai menuliskan perkembangan yang terjadi pada anak, namun tetap disertai dengan nilai. Fenomena yang diterjadi dimasyarakat tetap sama, cenderung tidak membaca yang tertulis di rapor tersebut, mereka hanya melihat lembaran yang menuliskan nilai-nilai yang diperoleh anak.

    ReplyDelete
  14. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Mengenai theory of learning masyarakat industrial trainer menggunakan kata hardwork, drill, dan memorize sedangkan masyarakat publik educator menggunakan kata hermeneutics. Hermeneutika adalah salah satu jenis filsafat yang mempelajari tentang interpretasi makna. Dimana kata Hermein diambil dari salah satu nama Dewa di Yunani yang berarti menterjemah dan diterjemahkan. Belajar bukan hanya tentang bekerja keras, latihan dan mengingat setiap apa yang kita pelajari. Tanpa menerjemahkan dan diterjemahkan atau disebut dengan hermeneutics sebuah pelajaran yang didapat tidak akan membuat kualitas hidu seseorang menjadi lebih baik. Dengan bekerja keras, latihan dan mengingat terjadi perubahan dari dalam diri siswa yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, namun dengan menggali interpretasi makna dari setiap apa yang kita pelajari akan jauh membuat siswa mengalami perubahan kualitas dari hidupnya. Apabila ia mampu melihat setiap makna yang ada dari setiap yang dipelajarinya adalah jauh lebih baik dari pada hanya sekedar tahu.

    ReplyDelete
  15. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    Terima kasih bapak Profesor Marsigit telah membagikan mengenai Politik dan Ideologi Pendidikan. Hal itu sangat bermanfaat bagi kami sebagai pendidik mengetahui tentang Politik dan Ideologi Pendidikan. Dari macam-macam Politik dan Ideologi Pendidikan di atas, saya lebih tertarik kepada Progressive Educator. Mengapa? karena menurut saya Progressive Educator merupakan paket komplit karena di dalamnya terdapat pengetahuannya adalah proses berpikir, lalu teori siswanya adalah orientasi siswa, kemudian tujuan pendidikannya adalah kreativitas, selanjutnya teori pembelajaran yang digunakan adalah eksplorasi, dan yang terakhir bahwa sumbernya adalah berbagai macam sumber / lingkungan. Terima kasih
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

    ReplyDelete
  16. Sintha Sih Dewanti
    18701261013
    PPs S3 PEP UNY

    Politik pendidikan berkaitan langsung dengan Ideologi Pendidikannya. Yang terjadi sekarang ini pola pendidikan masih belum menemui titik yang sesuai dengan kebutuhan bangsa. Kejadian saat ini dalam krisis multidimensi Bangsa terjadi dikarenakan mindset kebangsaan para pengambil kebijakan pendidikan mengalami kegamangan serta tidak mampu mendudukan ideologi dan politik strategis bangsa.

    ReplyDelete
  17. sintha fardu anggraeni
    19709251071
    S2 pendidikan matematika /D

    terimakasih banyak bapak Prof Marsigit.
    theory of learning berbeda dengan theory of teaching. theory of learning (dalam pembelajaran) siswa ikut terlibat didalamnya, sedangkan theory teaching (pengajaran) siswa tidak ikut terlibat pembelajaran open ended beragam solusi dan caranya. menurut Paul Ernest penekanan pada sumber pembelajaran bersifat aktif.

    ReplyDelete
  18. Ahmad Syajili
    19709251066
    S2 PMD 2019

    Assalamualaikum wr.wb
    Berdasarkan tabel politics and ideology of education di atas, saya tertarik dengan bagian theory of student. Pada tabel dapat dilihat masyarakat industrial trainer memandang siswa sebagai empty vessel atau tong kosong. Begitu juga pada masyarakat technological pragmatism, mereka juga memandang siswa sebagai empty vessel. Dalam pembelajaran yang seperti ini, proses belajar mengajar berlangsung dengan cara memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa.
    Selanjutnya pada masyarakat old humanism, pendidikan siswa diberikan melalui character building atau membangun karakter siswa. Bagi kaum progressive educator pembelajaran melalui students oreintation. Hal ini berarti pembelajaran berpusat kepada siswa. Dan yang terakhir adalah masyarakat public educator, dimana melaksanakan pembelajaran dengan cara constructive atau mengkonstruksi pengetahuan siswa.
    Menurut saya sebaiknya dalam proses pembelajaran siswa hendaklah sebagai aktornya, dan guru sebagai fasilitatornya. Guru memberi ruang gerak kepada siswanya untuk menggali potensi yang ada dalam dirinya sehingga mereka benar-benar memahami materi pelajaran dengan baik.

    ReplyDelete
  19. Assalamu'alaikum wr.wb
    Novi Indriyani Kones
    19701251002

    Artikel ini menyajikan gambar tabel tentang politics and ideologi of education. Dari tabel ini, saya melihat ada salah satu dari politics and ideologi of education yang menjadi landasan kurikulum 2013 yaitu Progresive karena terlihat bahwa teori siswanya adalah berorientasi pada siswa artinya hal ini sesuai dengan kurikulum 2013 yang pembelajarannya berorietasi atau berpusat pada siswa. Selain itu, pada evaluation menggunakan portofolio, hal ini juga sesuai dengan kurikulum 2013 dimana salah satu penilaian untuk evaluasinya berbentuk portofolio.

    Terimakasih
    Wassalamu'alaikum wr.

    ReplyDelete
  20. Annisa Nur Arifah
    18709251058
    S2 Pendidikan Matematika C 2018

    Hubungan erat antara pendidikan dengan politik dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi perkembangan pendidikan. Dampak positif yang dapat dihasilkan dari hubungan keduanya adalah pemerintah sebagai pemegang peranan penting dalam politik dapat memberikan subsidi kepada pendidikan. Dengan adanya subsidi tersebut pendidikan bisa berkembang sebagaimana mestinya. Hubungan antara politik pendidikan dapat memberikan dampak negatif atau positif bergantung pada pemegang peranan penting dalam politik tersebut. Jika pemegang tanggung jawab pendidikan dalam politik tidak mempunyai kompeten dalam bidang pendidikan, maka pasti ini sangat membahayakan pendidikan. Akan tetapi jika orang yang memegang amanah untuk mengembangkan pendidikan dalam sistem pemerintahan suatu negara adalah orang yang amanah serta mempunyai kapabilitas di bidang pendidikan maka ini sangat memungkinkan untuk memberikan kontribusi besar dalam pengembangan pendidikan, khususnya di Indonesia.

    ReplyDelete
  21. Choirul Amri
    (19709251078 S2 Pendidikan Matematika Kelas D 2019)

    Bismillah, politik adalah suatu cara dan taktik agar sesuatu dapat tercapai, sementara ideologi adalah paham yang menjadi tujuan dalam hidup, maka politik dan ideologi dalam Pendidikan adalah sesuai dengan ontologinya filsafat yang ada dan mengupayakan sesuatu untuk ada dan terwujud menjadi benar untuk pemahaman yang seragam atau membuat yang lain membenarkan apa yang diyakini oleh kita, yang tujuannya adalah kearah yang lebih baik atau pembaikan atau proses menjadi baik atau yang dikenal dengan Pendidikan.
    Terimakasih.

    ReplyDelete
  22. Fitria Restu Astuti
    19709251069
    S-2 Pendidikan Matematika D 2019

    Pada table politics and ideology of education yang diadaptasi dari politik ideologi Paul Ernest tahun 1995 menyebutkan bahwa salah satu tujuan Pendidikan dilihat dari aspek pendidik yang yang progresif yaitu kreativitas. Seorang pendidik yang progresif akan membimbing siswa-siswinya supaya memiliki daya kreatifitas yang tinggi.

    ReplyDelete
  23. Rona Happy Mumpuni
    19709251059
    S2 Pendidikan Matematika D

    Dari tabel Politics and Ideology of Education di atas, saya lebih memahami tentang posisi politik Indonesia saat ini. Meskipun Indonesia menganut paham demokrasi, namun di beberapa hal Indonesia tidak berbanding pada kolom public educator. Dalam dunia pendidikanpun, indonesia masih bertumpu pada drill, thinking and practice belum ke arah hermeneutics. Tugas kita sebagai penerus bangsa adalah berusaha, bertindak dan berpikir ke arah heterogonomous.

    ReplyDelete
  24. Rifki Rinaldo
    19709251070
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Pada tabel politics and ideology of education di atas, Pada negara yang menganut paham demokrasi, seperti contohnya indonesia. Dalam dunia pendidikan, kurikulum 2013 sudah menggunakan paham konstructivisme, dan tujuan pembelajarannya mengembangkan diri siswa. Namun dalam hal evaluasi pembelajaran kita masih menggunakan sistem external test buka portfolio sehingga tidak bersesuaian dengan paham demokrasi.

    ReplyDelete
  25. Latifa Krisna Ayu
    19709251060
    S2 Pendidikan Matematika D

    Berdasarkan tabel Politics and Ideology of Education sebenarnya saya tidak bisa memilih salah satu diantara industrial trainer, technological pragmatism, old humanism, progressive educator dan public educator secara utuh. Ada saat ketika saya sesuai dengan progressive educator dan ada saat saya bukan memilih bagian pada progressive educator. Namun salah satu yang menarik bagi saya ialah pada bagian theory of student. Saya rasa masih banyak yang menganggap bahwa siswa hanyalah wadah kosong yang kemudian akan diisi oleh ilmu oleh sang guru. Walaupun kurikulum tidak menerapkan teori tersebut dan banyak guru yang tidak mengakui hal ini, tetapi pada kenyataannya teori inilah yang terjadi dalam praktik nyatanya. Guru haruslah lebih memperhatikan apa yang ia lakukan dan bagaimana ia melakukan proses pembelajaran agar pembelajaran dapat berpusat pada siswa atau siswa aktif dalam pembelajaran, bukan hanya menerima ilmu dari guru.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  26. Politics and Ideology of Education; politik pengajaran berbeda dengan politik sosial karena tujuannya berbeda. Ideology of education lebih luas lagi dimana ideology pendidikan dari generasi ke generasi selanjutnya berbeda. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, dunia industri dan dunia pada umumnya. Untuk itu, ideology pendidikan bersifat fleksibel; atau meminjam bahsanya Prof Marsigit bisa diringkaskan menjadi "menembus ruang dan waktu". Ideology pendidikan kemuduan disesuaikan dengan kebutuhan orang pada waktu tertentu dan tempat tertentu.

    ReplyDelete
  27. Dea Armelia
    19709251072
    S2 Pendidikan Matematika D 2019
    Dari tabel politics and ideology of education pada tulisan ini, saya menyoroti bagian theory of students yang menunjukkan bahwa untuk Old Humanist memiliki pandangan bahwa yang dibangun dari siswa adalah character building , karena Karakter merupakan aspek utama dalam membentuk kualitas seseorang untuk dapat menjadi insan yang mulia. Apabila kualitas diri seseorang baik dan senantiasa ditumbuh kembangkan, maka seseorang tersebut dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar dan kemajuan bangsa. Karakter yang lmah harus diperbaiki dan ditanggulangi seperti penakut, feodal, penindas, koruptif, tidak logis, meremehkan mutu, suka menerabas, tidak percaya diri sendiri, tidak berdisiplin, mengabaikan tanggung jawab, hipokrit, lemah kreatifitas dan tak punya malu. Selain itu dengan kebiasaan-kebiasaan kurang kondusif yang dimiliki Kebiasaan tersebut meliputi membuang sampah tidak pada tempatnya, gaya hidup konsumtif, kurang menghargai perbedaan, tidak suka membaca, mudah mengeluh, dan kabiasaan buruk lainnya.

    ReplyDelete
  28. Dea Armelia
    19709251072
    S2 Pendidikan Matematika D 2019
    Dari tabel politics and ideology of education pada tulisan ini, saya menyoroti bagian Moral value yang menunjukkan bahwa untuk Industrial Trainer memiliki pandangan bahwa nilai moral berkaitan dengan Baik dan buruk
    Secara umum orang memahami moralitas adalah tentang penilaian baik dan buruk. Apakah suatu tindakan itu baik? Apakah suatu tindakan itu buruk? Sokrates, salah seorang filsuf moral pertama dan yang paling baik. Dalam pandangannya, hakikat moral tidak terletak pada persoalan menyangkut " masalah-masalah kecil, melainkan bagaimana kita harus hidup".

    ReplyDelete
  29. Vera Yuli Erviana
    NIM 19706261005
    S3 Pendidikan Dasar 2019

    Assalamualaikum Wr. Wb.
    Topik bahasan yang dijabarkan dalam tabel di atas merupakan gagasan dari Paul Ernest yang kemudian dijabarkan kembali oleh Prof Marsigit. Nilai moral pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu baik dan buruk. Dimana nilai moral tersebut merupakan sifat manusiawi dan ketidakmampuannya menolak kodrat yang telah Allah gariskan.
    Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

    ReplyDelete
  30. M. Ikhsan Ghozali
    19701261003
    PEP S3 2019

    Assalamu'alaikum wr.wb.
    Tabel yang Prof. Marsigit tampilkan memuat pengetahuan penting terkait posisi politik dan ideologi pendidikan, khususnya dalam konteks Indonesia. Sebagaimana yang saya tangkap dari penjelasan Prof. Marsigit dalam salah satu perkuliahan Filsafat PEP bahwasanya pendidikan nasional mengalami kerancuan dan ketidakkonsistenan posisi politik dan ideologi pendidikan. Ada kesenjangan antara idealita dan realita, ada ketidaksinkronan antara keinginan dan upaya yang dilakukan. Oleh karenanya, pendidikan nasional terkesan labil dan cenderung menjadi ajang trial and error kebijakan. Belum lagi koordinasi antara pusat, daerah, dan lembaga pendidikan kadangkala belum berjaan dengan baik. Kondisi riil di lapangan (terutama sekolah) yang masih belum memadai, baik dari aspek SDM maupun sarana prasarana pendidikan. Hal ini menjadi kendala tersendiri dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan nasional secara meneyeluruh karena rentang perbedaan yang lebar antardaerarah, baik antarprovinsi, antarkota, antara kota dan desa, maupun khususnya antara Jawa dan luar Jawa.
    Semoga ke depan, para pemegang otoritas kebijakan pendidikan nasional mampu secara kritis, dan konstruktif melihat permasalahan dunia pendidikan yang ada untuk selanjutnya mampu merancang politik dan ideologi pendidikan nasional yang sesuai dengan amanat konstitusi serta berdasarkan kebutuhan, peluang, dan tantangan masa depan.
    Demikian dan terima kasih.
    Wassalamu'alaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  31. Muh. Asriadi AM
    19701251008
    S2 PEP A 2019
    Pemahaman saya dari artikel ini yaitu Pendidikan yang berdasarkan pada politik demokrasi seharusnya memberi kebebasan kepada siswa dalam belajar, berorientasi pada paradigm konstruktivisme, dan menggunakan penilaian portofolio. Akan tetapi jika kita tengok pendidikan di Indonesia, maka hal tersebut belum tampak. Pendidikan di Indonesia masih terkesan memaksakan siswa-siswa untuk tumbuh sesuai dengan apa yang diharapkan atau apa yang ada dalam bayangan gurunya, padahal dalam semangat demokrasi, seharusnya pendidikan mampu memberi kebebasan kepada siswa, kebebasan dalam melakukan aktivitas, menentukan apa yang ingin dipelajari hingga kebebasan untuk tumbuh sesuai dengan potensi masing-masing. Pendidikan di Indonesia juga masih menganggap siswa-siswa sebagai tong kosong, sehingga tugas guru adalah mengisi tong kosong tersebut dengan sebanyak-banyaknya ilmu yang dimiliki. Padahal dalam pandangan demokrasi, seharusnya guru mampu mengakui pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siwa sehingga tugas guru adalah memfasilitasi siswa untuk membangun dan mengembangkan potensi yang telah ada dalam dirinya (konstruktivisme).

    ReplyDelete