Direfleksikan oleh Fitriani, S.Pd, 15709251067
PPs
Prodi Pendidikan Matematika A 2015, Sabtu, 31 Oktober 2015
Diperbaiki
oleh Marsigit
Assalamualaikum
wr.wb
Pada
pertemuan ke-7 Perkuliahan Filsafat Ilmu dengan dosen pengampu Prof. Dr.
Marsigit, M.A. di hari Selasa tanggal 27 Oktober 2015 pukul 11.10
s.d. 12.50 di ruang 305B Gudung lama Pascasarjana. Sama halnya dengan pertemuan
sebelumnya Beliau memulai pertemuannya dengan berdoa bersama menurut agama dan
kepercayaan masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan tes jawab singkat dengan
topik “Membangun Filsafat dengan Menembus Dimensi Ruang dan Waktu” adapun
bentuk-bentuk dari pertanyaan Beliau seperti berikut:
Pertanyaan
1 dari Azmi Yunianti
Setelah beberapa
kali mengikuti ujian filsafat, nilai yang saya dapatkan memprihatinkan.
Menjawab dengan berfikir saja salah, apalagi tidak? Sebenarnya apakah sih yang
salah dari saya pak, apakah karena fikiran saya atau bagaimana?
Jawaban
dari Beliau Bapak Prof. Marsigit M.A
Mendapatkan
nilai yang jelek itu adalah benar di dalam filsafat, karena engkau belum
membacanya. Nilai yang jelek itu merupakan contoh dari Fallibilisme, singkatnya
Salah itu Benar.
Fallibilisme
adalah prinsip filosofis bahwa manusia bisa salah. Istilah ini diambil dari
kata latin abad tengah Fallibilis. Konsep ini sangat penting bagi ilmu
pengetahuan, ini dikarenakan ilmu pengetahuan mencari validitas kebenaran.
Karena itu mereka mengharapkan suatu pengetahuan menjadi seakurat mungkin.
Dengan
adanya paham tersebut memberikan pemaham kita sebagai pendidik ketika
mendapatkan “ANAK YANG MELAKUKAN KESALAHAN” merupakan “KEBENARAN DALAM
FILSAFAT” karena berdasarkan faham Fallibilisme tersebut Beliau Bapak Marsigit
menyebutkan bahwa “SALAH ITU BENAR DALAM FILSAFAT” jadi janganlah tergesa menyalahkan
anak jika Salah dalam menjawab pertanyaan. Karena jika dia belum belajar, maka
jawabannya yang Salah menjadi Benar dalam keadaannya. Jika engkau belum membaca
Elegi-elegi, maka adalah Benar jika nilai anda adalah nol. Maka sebenar-benar
Fallibisme adalah aliran filsafat yang sangat berguna untuk melindungi objek dari
ketersemena-menaan Subjekya; untuk melindungi siswa SD dari
ketersemena-menaanya gurunya. Jikalau seorang guru belum memberi fasilitas
belajar, belum memberi pengalaman belajar, belum memberi kesempatan
bekerjasama, maka jangan berharap siswanya akan menjawab benar dari setiap
pertanyaan-pertanyaannya.
Terkait
dengan nilai yang belum meningkat, ini merupakan pertanda bahwa “Anda Masih
perlu memperbanyak Bacaan” karena dalam tes yang saya buat ini, bukan hanya mengukur kemampuan tetapi sebagai
pembelajaran bahwa ternyata “MENYADARI BAHWA AKU BELUM FAHAM ITU PENTING”. Oleh
karena itu agar nilai dapat meningkat maka tingkatkanlah bacaan sehingga
nantinya dapat berfikir isomorfis dengan saya (Beliau Bapak Prof. Marsigit).
Jika engkau ingin belajar filsafat kepada saya, maka pelajarilah
pikiran-pikiran saya; dan pikiran-pikiran saya semuanya sudah saya tuangkan
dalam Elegi-elegi.
Berfikir
isomorfis merupakan pemikiran yang sepadan yang menggambarkan pemetaan
satu-satu. Misalnya pemikiran seseorang mengatakan bahwa di Indonesia ada
Jakarta, di benua Kutub ada beruang merupakan contoh pemikiran Isomorfis.
Setiap orang dapat mengatakan apa yang difikirkannya kecuali orang yang mabuk,
pikun dan gila. Maka pikiran dua orang bersifat Isomorpis, pikiran banyak orang
juga bersifat Isomorpis, bahkan pikiranmu dengan Dunia ini juga Isomorpis.
Pertanda bahwa pikiran kita saling berisomorpis adalah sama-sama adanya
pengertian Jakarta misalnya, di dala pikiran kita. Aku punya konsep orang tua,
orang muda, saudara, anak, adik, keluarga, dst; maka pikiranmu juga mempunyai
konsep orang tua, orang muda, saudara, anak, adik, keluarga, dst. Itulah bahwa
pikiran kita saling berisomorpis.
Yang
menjadi persoalan adalah bahwa ternyata Isomorpisma itu mempunyai derajadnya
atau kadarnya, jadi kita mempunyai isomorpisma umum, isomorpisma khusus. Maka
diriku dan dirimua yang sedang belajar filsafat kepadaku selalu berusaha
meningkatkan saling kesepahaman dengan mengingkatkan kadar isomrpisma
masing-asing, sehingga yang ada dalam pikiranku juga ada dalam pikiranmu dan
sebaliknya. Namun manusia, karena keterbatasannya, tidak dapat mencapai
Isomorpisma absolut; kita hanya berusaha menggapainya. Sebanar-benar sifat
Absolut adalah hanya milik Tuhan saja.
Dengan
demikian, tujuan diadakannya tes filsafat adalah agar seseorang dapat rendah
hati dalam bidang keilmuan. Namun, perlu diketahun bahwa rendah hati tidak sama
dengan rendah diri. Rendah hati maksudnya adalah agar seseorang tidak merasa
sombong dalam menuntut ilmu. Ketahuilah bahwa “DI ATAS LANGIT MASIH ADA
LANGIT”. Di dalam tingkatan normatif pemikiran, ketika seseorang yang merasa
sombong di dalam dirinya maka seseorang tersebut telah terkena MITOS. Kerena
setinggi-tingginya pemikiran maka ancamannya adalah MITOS. Kerena dalam
berpikir seseorang mempunyai batas yaitu Spiritual. Ada kalanya seseorang
ketika berada dalam tingkatan spiritual maka pikiran seseorang
harus terhenti dan diturunkan ke hati, contohnya ketika proses
ibadah. Proses ibadah yang dimaksud terkhususnya adalah do’a. Doa yang
diteruskan dari pemikiran yang terhenti akan diteruskan ke hati sehingga akan
diambil alih oleh Sang Maha Kuasa.
Sebenar-benar
do’a adalah ketika kita hijrah dari kesadaran doa menuju kesadaran hati, di
mana pikiran kita tidak mampu lagi memikirkan doa-doa kita, tetapi harapannya
doa kita sudah diambil alih oleh Allah SWT. Amin. Sebenar-benar filsafat adalah
diri kita sendiri, maka kita menemukan terminologi Kesadaran Hati. Jika kita
ekstensikan maka kita akan menemukan lagi Kecerdasan Hati, Ilmu Hati, Metode
Hati, …dst. Itu hanya dapat dipahami dengan spiritualitas kita masing-masing.
Sedangkan terminologi yang dihasilkan semata-mata menunjukkan keterbatasan
bahasa atau ungkapan untuk menggambarkan Dunia Hati. Jangankan bahasa atau
istilah, sedangkan pikiran kita juga tidak akan tuntas mampu mengetahui relung
hati kita masing-masing.
Berdasarkan
pengalaman Beliau Bapak Marsigit yang telah itikaf di mesjid dibimbing oleh
para SUFI selama beberapa hari hanya untuk memperbaiki ibadah, tata cara sholat,
doa dan sebagainya sehingga Beliau dapat mengetahui bahwa ada fase dimana
pemikiran berhenti dan diteruskan ke hati. dan doa tersebut diambil alih oleh
sang Maha Kuasa. “Doa kok hitung-hitungan” doa merupakan harapan setiap manusia
dengan doa maka manusia memiliki harapan, sebenar-benar doa adalah memohon
ampun kepadaNya dan memanggil namaNya.
Pertanyaan
2 dari Evvy Lusiana
Bagaimana pandangan
filsafat tentang pemimpin yang sesuai ruang dan waktu?
Jawaban
dari Beliau Bapak Prof. Marsigit M.A
Mengenai
pemimpin berarti ada pemimpin dan ada yang dipimpin termasuk struktur dunia
yang lengkap berdimensi. Tingkatan pemimpin lebih tinggi dibandingkan dengan
tingkatan orang yang dipimpin. Pemimpin merupakan dewa bagi orang
yang dipimpin. Sehingga Logika Para Dewa berarti Logika Para Pemimpin. Contohnya
“KAMU MERUPAKAN DEWA BAGI ADIKMU DAN ADIKMU MERUPAKAN PREDIKAT (DAKSA) BAGI
DIRIMU”. Sehingga divisualisasikan dalam bentuk perwayangan atau cerita
sehingga berbicara yang berkaitan dengan Para Dewa pun sebenarnya juga
berstruktur seperti ada Dewa Raja, ada Dewa Prajurit, ada Dewa Perdana Menteri,
ada Dewa Lurah dan seterusnya. Oleh karena itu, masing-masing memiliki logika
Para Dewa, kontradiksi Para Dewa, kesalahan Para Dewa dan seterusnya.
Mengenai
pemimpin yang sesuai dengan ruang dan waktu yang baik berarti dapat
dianalogikan sebagai hubungan antara subyek dan predikat yang mempunya dimensi
yang lebih tinggi. Pemimpin adalah subyek, tugasnya sebagai pemimpin para predikat.
Maka masing-masing dari kita adalah pemimpin dari sifat-sifat kita
masing-masing. Menjadi pemimpin yang baik harus memenuhi dimensi
yang lebih tinggi maka pikiran lebih luas dan dalam serta pengalaman yang lebih
luas dan mendalam. Baik secara fisik seorang pemimpin harus kuat. Secara formalnya,
misalnya dengan melanjutkan pendidikan S2 bagi pemimpin merupakan peningkatan
dimensi untuk menjadi pemimpin yang baik yang merupakan indikator titik point
peningkatan dimensi.
Sebenar-benar
hidup adalah peningkatan dimensi menuju dimensi yang lebih baik. Manusia hidup
menuju dimensi yang lebih baik dalam fenomena garis lurus dalam siklik yang
berputar. Pada perputaran siklik ada fase dimana manusia menjumpai peristiwa
yang sama, misalnya selalu mengalami keadaan Hari Minggi tiap minggunya, manusia
lupa ketika telah lanjut usia dan kembali ke sifat kekanak-kanakan. Hal ini
berarti dalam hidup anda tidak berarti bahwa Anda akan semakin hebat melainkan
ada fase dimana Anda lupa atau menjadi pikun. Fase siklik dari kehidupan yang
terluar adalah adalah spiritual. Fase siklik ini bagi dunia timur atau
spiritualisme, merupakan wadahnya bagi manusia untuk menyukuri hidup; maka
orang bijaksana di timur adalah orang yang pandai bersyukur. Fase siklik inilah
yang tidak dimiliki oleh negeri negeri Barat. Fase kehidupan negeri Barat
merupakan diagram lurus (open ended) yang memiliki ended yang terbuka sehingga
tidak mengerti hidupnya mau kemana ujungnya mau kemana dan tujuannya kemana;
dengan filsafat hidup mencari terus dan terus mencari. Maka bijaksana menurut dunia
barat adalah manusia yang sedang mencari.
Siklik
terluar di negeri kita adalah Spriritualitasme yang berpengang teguh pada
keyakian masing-masing dan berbasis serta dipayungi oleh spriritualisme masing-masing.
Sehebat-hebat pikiran dan sepusing-pusing pikiran maka berhentilah dan mulai
mengambil air wudhu kemudian sholat bagi umat muslim dan beribadah yang lain
sesuai dengan keyakinan agama masing-masing. Siklikkanlah pikiran dan
kegiatan anda sehingga mampu menghayati karunia dan kebesaran Tuhan.
Jika
fenomena siklik kita ditambah unsur linear maka itulah yang namanya fenomena
hidup maju berkelanjutan, ituleh hermenitika hidup yaitu terjemah dan
diterjemahkan. Sebenar-benar hermenitika hidup itulah metode hidup yang sesuai
dengansunatullah atau kodrat tuhan; wujudnya dalam masyarakat adalah saling
bersilaturakhim. Inilah harta karun dunia timur yang belum digali. Jika digali
dan dikembangkan maka kita akan mempunyai metode pembelajaran dengan Metode
Silaturakhim. Mengapa tidak? Renungkanlah
Sifat
pemimpin dianalogikan sebagai hubungan subyek dan predikat. Bagaimana seorang
pemimping megeloha sifat-sifatnya. Contohnya memiliki kulit sawo matang,
berambut keriting, berbadan kurus, dan seterusnya yang berjumlah semilyar
pangkat semilyar lebih sifat yang ada pada diri pemimpin, belum lagi
sifat-sifat yang ada di luar diri pemimpin.
Maka
sebenar-benar manusia adalah tidak ada yang lengkap dan sempurna memiliki
sifat. Misalnya penglihatan manusia yang tidak lengkap merupakan sifat yang
mesti disyukuri sebab jika manusia memiliki penglihatan yang lengkap
maka manusia tidak akan hidup dengan tenang bahkan salalu
pingsan jika memandang sesama. Sehingga sebenar-benar manusia memiliki sifat
determinis yaitu menjatuhkan sifat tertentu kepada suatu sifat tertentu pula.
Sipemilik sifat diterminis adalah Subjek, yang dijatuhi sifat diterminis adalah
objeknya. Maka godaan yang paling besar
dari seorang pemimpin (sebagai subjek) adalah menggunakan kuasanya terhadap
objeknya. Godaan terbesar seorang guru adalah menjatuhkan sifat kepada
murid-muridnya, dimana sifat yang dijatuhkan belum tentu cocok dengan
keadannya. Itulah maka sebagian dosa-dosa kita adalah dikarenakan sifat
diterminis kita.
Secara
netral kita bisa determin dengan menyebutnya si A tinggi, si B jangkung dst;
tetapi kategori tinggi di Indonesia belum tentu kategori tinggi di negara lain
seperti pemain basket Amerika. Maka dalam menjalani hidup ini khususnya
pemimpin haruslah berhati-hati tidak boleh semena-mena menjatuhkan sifat orang
yang dipimpin, karena sifat yang dijatuhkan jika tidak tepat, maka dampaknya
bisa sangat besar bagi objeknya. Jatuhnya sebuah sifat itu merupakan fenomena
abstraksi, karena manusia tidak mungkin memikirkan semua sifat, melainkan hanya
sedikit sifat sesuai yang mampu dipikirkan sesuai keadaan subjektif dirinya. Sehingga
menjadi seorang pemimpin yang ideal perlu mengamalkan ayat-ayat Spiritualitas
kepemimpinan yang ada.
Pertanyaan
3 dari Tri Rahma Silviani
Dalam mengolah
pikir dalam menembus ruang dan waktu tentang olah pikir yang menembus dunia.
Bagaimanakan agar dapat menembus ruang dan waktu itu dengan ikhlas?
Jawaban
Beliau Bapak Prof.Marsigit M.A
Caranya
adalah sesuai dengan hukum Tuhan dan SunnatullahNya beserta kondratnya yang
dimana ikhlas juga termasuk kodratNya. Maka definisi ikhlas menurut Beliau
dimulai dari level bawah dari Spiritual dalam filsafat merupakan keikhlasan itu
menembus ruang dan waktu. seperti ikhlasnya batu menembus ruang dan waktu, yang
tidak satupun batu yang protes dalam menjalani kehidupannya. Maka sebenar-benar
keikhlasan menembus ruang dan waktu adalah KEIKHLASAN ITU SENDIRI. Karena
keihlasan merupakan salah satu kodrat Tuhan maka jalanilah hidup ini sesuai
dengan kodratnya. Ketika ada pemaksaan kehendak itulah yang disebut tidak
ikhlas dimana keadaan yang salah dalam menembus ruang dan waktu. Misalnya
ruangan menjadi gelap disebabkan ada bom merupakan contoh salah ruang dan waktu
karena merupakan kejadian yang dipaksa agar gelap. Itulah contoh tidak
ikhlas. Ikhlas adalah unsurnya surga dan tidak ikhlas adalah unsurnya neraka.
Secara
materialnya, normatifnya, formalnya sampai kepada Spiritualnya dalam menembus
ruang dan waktu itu, semua terjadi karena keikhlasan. Jadi saya mendefinisikan
keikhlasan secara filsafat adalah keikhlasan perihal atau untuk semua yang ada
dan yang mungkin ada di dalam menembus ruang dan waktunya. Sehingga kejadian
seperti hari kiamat pun merupakan keikhlasan jika itu sudah merupaka suratan
takdir. Tetapi manusia bisa saja mengalami ketidakikhlasan meliputi yang ada
dan yang mungkin ada. Misal ketika sengaja minum obat overdosis, bisa saja
dunia subjektifnya kemudian mempunyai 2(dua) matahari, matahari terbit dari
selatan..dst. Itu adalah fenomena tidak ikhlas. Maka sebenar-benar tidak ikhlas
adalah perbuatan unsur-unsurnya syaiton. Na’u dzubillah mindalik. Maka
bangunlah hidup yang sebenar-benar sesuai dengan ruang dan waktu adalah dengan
melakukan silaturahim, komunikasi, kemandirian dan hal lainnya dengan ikhlas
agar dapat menembus ruang dan waktu dengan benar.
Pertanyaan
4 dari Fitriani
Apa bedanya Para
Dewa dengan Power Now?
Jawaban
Beliau Bapak Prof Marsigit, M.A
Ayam itu Dewanya
Cacing
Cacing itu Dewanya
Tanah
Kakak Dewanya
Adeknya
Engkau Dewa dari
Kendaraamu
Mentri merupakan
Dewanya Dosen
Pengulu merupakan
Dewa pernikahan
Maka
sebenar-benar yang dimaksud para Dewa adalah subjeknya. Sehingga di dunia ini
Amerika itu merupakan negara Dewa. Sama halnya dengan Rusia dan Cina merupakan
negara para DEWA karena memiliki senjata nuklir yang dimana bisa atau mampu
menghancurkan sebuah negara dengan senjata nuklirnya. Sehingga kumpulan ilmu
politik, sosio politik, dan seterusnya jadilah istilah POWER NOW
yang dibuat oleh negara-negara dewa tersebut. Tingkatannya dari dimensi yang
rendah meliputi Archaic, Tribal, Tradisional, Feudal, Modern, Pos Modern dan
Power Now. Maka sebenar-benar yang terjadi adalah bahwa Tribal adalah dewanya
para Archaic, Tradisional adalah dewanya para Tribal, Feudal adalah dewanya
para Tradisional, Modern adalah dewanya para Feudal dan Pos Modern adalah dewanya
para Modern ..demikian seterusnya.
Dimulai
dengan peradaban Archaic yang merupakan kehidupan manusia pada zaman batu
kemudian Tribal yang merupakan masyarakat pedalaman dilanjutkan tradisional,
modern dan Power Now. Istilah modern yang sebenarnya telah ada pada masa 1700an
pada masa Rene Decrates pada masa kontemporer. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dewanya adalah Barat Obama sedangkan Power Now adalah kekuasaan dari negara
Dewa tersebut.
Pertanyaan
5 dari Nur Afni R N
Apa bedanya Power
Now dengan Super Power?
Jawaban
Beliau Bapak Marsigit M.A
Power
Now itu digambarkan denga orang yang super maka tidak cukup kalau wajahnya cuma
satu. Sehingga yang dilakukan oleh super power dalam perwayangan yaitu Prabu
Arwana dengan banyak muka sehingga dikatakan Dasa Muka. Dasa muka meunjukkan
hidup yang standar ganda. Jika mukanya satu maka standarnya satu kalau mukanya
10 maka standarnya 10 untuk memanipulasi ruang dan waktu. jangankan mukanya 10,
orang yang mukanya 1 saja bisa punya banyak standar. Oleh karena itu, di daerah
bergaul dengan negara-negara Super Power dan sebagainya selalu
menerapkan standar ganda. Dasa Muka sebagai lambang keburukan Prabu
Rahwana; namun jangan dikira, hanya melalui kajian filsafatlah bahwa kita
sebetulnya juga menemukan Prabu Ramawijawa (lambang kebaikan) akan mempunyai
Dasa Muka dalam tanda petik. Dikarenakan khasanah kebaikan maka yang demikian
tidak perlu diekspos supaya sopan dan santun terhadap ruang dan waktu. Jika
Prabu Ramawijaya tidak mempunyai sifat Dasa Muka pula maka dia tidak akan mampu
mengalahkan Prabu Rahwana. Maka sebenar-benar sifat Dasa Muka atau Multifacet
adalah berdimensi dan berstruktur. Setiap manusia mempunyai fatal (takdir) dan
potensi (ikhtiar) untuk bersifat multifacet. Maka multifacet adalah struktur
dan dimensinya dunianya manusia masing-masing; tanpa itu maka manusia tidak
akan mampu menembus ruang dan waktu.
Standar
ganda merupakan dua sisi yang berlainan seperti disisi lain ingin membantu
namun di sisi lain ingin mengambil keuntungan. Sehingga sebenarnya
menggambarkan standar ganda dengan menggunakan kata ganda pun tidak cukup
sehingga diganti Multi Standar. Di dalam dunia perwayangan, Dunia jahat
dikalahkan oleh kebaikan diibaratkan dengan Prabu Wijaya yang dibantu oleh Hanoman.
Sehingga dalam kehidupan sehari-hari pun kita tidk boleh hanya berperan satu
atau dua saja dalam hidup ini. Misanya mulfaset mimik wajah yeng bisa sedih dan
gembira, cemberut, sendara dan sebagainya. Maka sifat multifacet atau
sifat ganda atau standar ganda atau standar multiple sekalipun itu dapat
negatif dapat positif. Standar ganda yang negatif seperti sifat Prabu Rahwana
atau negeri Superpower; standar ganda positif adalah untuk kebaikan dan
kemaslahatan umat. Sebenar-benar standar ganda adalah kontradiktifnya filsafat;
itulah sifat dunia.
Pertanyaan
6 dari Retno Kusuma Dewi
Bagaimanakah
filsafat memandang perbedaan agama?
Jawaban
Beliau Prof Marsigit M.A
Perbedaan
agama merupakan suatu hal yang berdimensi dan berlevel. Sesuai dengan
tingkatannya yaitu Material, Formal, Normatif dan Spiritual. Masing-masing
mempunyai dimensi dan level yang sesuai dengan ruang dan waktu. Seperti halnya
ibadah, seorang muslim tidak dapat mengajak seseorang yang beragama lain untuk
mengikuti ibadah ke masjid, begitu juga sebaliknya. Ibadah jika diturunkan akan
menjadi Ilmu-ilmu bidang seperti politik, tata negara. Dalam falsafah Pancasila
terdapat monodualisme yaitu HABLUMMINALLAH yang merupakan hubungan antara
makhluk denga makhluknya dan HABLUMMINANNAS meupakan hubungan dengan sesama
manusia. Sehingga dalam Pancasila relevan mencerminkan bangsa Indonesia yaitu
toleran yang meghargai perbedaan.
Sebenar-benar
manusia di bumi ini adalah tidak ada yang sama. Semua memiliki skope
masing-masing yang membedakan antara yang satudengan yang lainya baik skope
agama, keluarga, kuliah, tugas, fungsi dan sifat-sifat yang ADA dan MUNGKIN
ADA. Semua memiliki budaya tersendiri. Budaya dapat menambah pengetahuan.
Budaya yang satu dengan budaya yang lain dapat membentuk chemistri, dapat
dipikirkan, dapat diinginkan dan dapat dilakukan. Maka kontradiksi itu hanya
dipikiran saja namun tetaplah damai dalam hati.
Filsafat
adalah dirimu sendiri, maka bangunlah dirimu sendiri dengan memperbanyak bacaan
dengan bacaan yang dipilih.
Wassalamualaikum
wr.wb
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Dasarnya hidup ini memang untuk menembus ruang dan waktu. Berawal dari awalan dan berakhir pada akhiran yang merupakan ketentuan dan rahasia Allah SWT. Kita berawal dari ketentuan yang kita sendiri tidak tahu "dimana dan kapan" berawalnya, lalu kita berproses terus menerus pada satu alur secara siklik dan kontinue dimana kita tidak tahu “kapan dan dimana” proses itu terjadi kecuali kita sudah memilih dan menembus ruang dan waktunya. kemudian berakhir pada akhir yang dimana lagi-lagi kita sendiri tidak tahu "dimana dan kapan" berakhirnya.
Kita perlu menggaris bawahi kalimat "tidak tahu" bahwa sebenar benarnya hidup adalah "tidak tahu" maka janganlah sombong ketika merasa ilmu kita sudah tinggi, karena dasarnya manusia memang hanya bisa "merasa". Sombong dalam berilmu akan membawa kita ke mitos karena akan puas dan berhenti dalam berpikir.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
DeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Seperti yang diuatarakan oleh Erma, bahwa "Dasarnya hidup ini memang untuk menembus ruang dan waktu. Berawal dari awalan dan berakhir pada akhiran yang merupakan ketentuan dan rahasia Allah SWT", sepertinya bermaksud untuk memahamkan pembacanya bahwa segala sesuatunya berasal dari Allah SWT dan akan kembali kepada Allah SWT, selanjutnya, kembali menyatakan sikap bahwa "kalimat "tidak tahu" bahwa sebenar benarnya hidup adalah "tidak tahu" maka janganlah sombong ketika merasa ilmu kita sudah tinggi, karena dasarnya manusia memang hanya bisa "merasa", sepertinya mengarah kepada pengetahuan tertinggi manusia adalah Tidak Tahu Apa-Apa.
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Filsafat selalu berkaitan dengan ruang dan waktu. Ada itu pasti ada dan mungkin tidak ada karena menembus ruang dan waktu yang berbeda. Benar itu belum tentu salah, dan salah itu belum tentu benar, benar itu belum tentu benar, dan salah belum tentu salah karena ruang dan waktu yang berbeda. Sama belum tentu beda karena ruang dan waktu yang berbeda. Filsafat selalu menembus ruang dan waktu.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
DeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Terkait apa yang diutarakan oleh Yoga bahwa " Benar itu belum tentu salah, dan salah itu belum tentu benar, benar itu belum tentu benar, dan salah belum tentu salah karena ruang dan waktu yang berbeda. Sama belum tentu beda karena ruang dan waktu yang berbeda. Filsafat selalu menembus ruang dan waktu", sepertinya pernyataan tersebut mengarah pada hakikat suatu kebenaran adalah tepatnya kuasa Tuhan, dan sebagai manusia yang beragama harus meyakini itu sebagai wujud Akzioma dalam kehidupan nyata.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu’alaikum, Wr.Wb.
Saya sangat tertarik dengan “SALAH ITU BENAR DALAM FILSAFAT”. Bisa dikorelasikan dalam pembelajaran bahwa siswa yang salah dapat menjawab pertanyaan itu belum tentu siswa nya yang salah, bisa jadi itu merupakan kebenaran bahwa siswa belum paham dalam mempelajari suatu materi. Untuk itu sebagai guru dan calon guru kita harus selalu introspeksi dan mengembangkan diri untuk selalu memberikan fasilitas terbaik kita kepada siswa agar siswa memperoleh pengetahuan yg maksimal.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
DeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Terkait komentar dari Umi bahwa "siswa yang salah dapat menjawab pertanyaan itu belum tentu siswa nya yang salah, bisa jadi itu merupakan kebenaran bahwa siswa belum paham dalam mempelajari suatu materi", sepertinya mengarah kepada pembenaran atas pembenaran yang mengarah kepada suatu makna tertentu, yang merupakan hakikat dari suatu makna.
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PPs UNY PM A 2018
Berdasarkan hasil refleksi ini, saya ingin menanggapi pertanyaan ke dua tentang bagaimana pandangan filsafat tentang pemimpin yang sesuai dengan ruang dan waktu.
Kita adalah pemimpin dari sifat-sifat kita masing-masing. Untuk menjadi pemimpin yang baik dan lebih baik tentunya kita harus memenuhi dimensi yang lebih tinggi, pikiran lebih luas, serta pengalaman yang lebih luas dan mendalam. Karena pemimpin merupakan dewa bagi orang yang dipimpinnya. Sifat pemimpin dianalogikan sebagai hubungan subyek dan predikat. Dan karena sebenar-benarnya manusia tidak ada yang lengkap dan sempurna memiliki sifat. Artinya sifat manusia itu terdapat kekurangan ataupun kelemahannya.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
Saya sepakat bahwa menyadari bahwa aku belum paham adalah baik. Ketika kita merasa belum paham, maka, kita akan mencari tahu lagi mengenai permasalahan tersebut. Dalam proses pencarian tersebut, bisa saja kita mendapatkan hal-hal lain sebagai pengetahuan kita.
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Dari beberapa pertanyaan dalam postingan ini Saya tertarik dengan jawaban Pak Marsigit untuk pertanyaan no 3 mengenai menembus ruang dan waktu dengan ikhlas. Saya setuju bahwa ruang dan waktu akan terus berjalan selama bumi ini berputar. Keikhlasan untuk menerima itu adalah suatu hal yang mutlak bagi seorang manusia yang hidup di bumi ini. Karena pada dasarnya ikhlas menembus ruang dan waktu adalah keikhlasan itu sendiri. Oleh karena itu segala sesuatu yang ada didunia ini jika ikhlas maka segalanya akan lancar sesuai dengan ruang dan waktunya. Justru ketidakikhlasan itu terjadi ketika tidak mampu menembus ruang dan waktu. Artinya telah menyalahi kodrat.
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Perbedaan adalah kodrat manusia. Dua orang kembar identitik pun pasti berbeda. Karena Alloh telah menciptakan manusia dengan keunikannya masing-masing. Urusan agama adalah urusan masing-masing pribadi. Karena agama adalah hubungan manusia dengan Tuhannya (Habluminalloh). Maka dari itu hargai perbedaan dengan cara mengerti dan memahami. Tidak sekedar mengerti tetapi memahami benar bagaimana posisi mereka yang berbeda. Beruntung kita hidup di Indonesia dengan beranekaragam budaya , agama, suku dan sebagainya. Dengan segala perbedaan itu Indonesia memiliki falsafah hidup yaitu pancasila yang di dalamnya telah mengatur bagaimana menjalankan Hablumminalloh dan Habluminannas.
Restu Widhi Laksana
ReplyDelete18709251022
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Bismillahirrokhmanirrokhim
Filsafat itu benar asal sesuai ruang dan waktunya. Belajar filsafat adalah belajar mengenal berbagai ruang dan waktu. Melihat metafisik untuk memahami selain ruang dan waktu yang tampak dan yang akan tampak kedepannya. Belajar filsafat juga merupakan belajar memaknai hidup kita sendiri maka filsafat ku akan berbeda dengan yang lain karena pengalaman hidup ku tidak sama dengan yang lain.
Maka dari itu kesimpulan dari filsafat yang paling benar adalah filsafat yang sesuai ruang dan waktunya. Mengatakan filsafat yang tidak sesuai ruang dan waktu maka akan dianggap berbeda.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
Benar atau salah itu tergantung ruang dan waktunya. Jika sesuai dengan ruang dan waktu, maka sebenar-benar orang itu dalam kebenaran. Namun. Jika tidak sesuai dengan ruang dan waktu maka orang itu dalam keadaan yang salah. Jadi, benar itu jika sesuai dengan ruang dan waktunya
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Berfilsafat tidak bisa kita pisahkan dengan adanya ruang dan waktu dalam kehidupan kita. Adanya ruang dan waktu tersebut membuat kita menjadi manusia yang tidak akan lengkap dan sempurna dalam sifat yang kita miliki. Untuk dapat menggapai kelengkapan tersebut, kita harus selalu menempatkan sesuatu tepat pada ruang dan waktunya. Untuk bisa menempatkan dan membangun hidup sesuai dengan ruang dan waktu yang benar kita harus selalu ikhlas dalam melaksanakan segala hal dalam kehidupan.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Menembus ruang dan waktu itu bisa mudah dan sulit. Siapapun dan apapun pasti dapat menembus ruang dan waktu. Tidak hanya manusia yang dapat menembus ruang dan waktu, akan tetapi hewan, tumbuhan dan batu pun bisa menembus ruang dan waktu. Dari hal yang mudah misalkan pada saat kita tidur dari setelah kita sembayang magrib tidak terasa saat bangun waktu sudah pagi dan karena secara tak sadar bahwa ruang dan waktu telah berubah. Batu dapat dikatakan menembus ruang dan waktu dengan sulitnya karena batu mengalami masa lampau sampai sekarang dengan harus mengalami pergantian musim yang terus-menerus. Selain hal-hal di atas, kesempatan itu juga menembus ruang dan waktu karena waktu yang kita gunakan sekarang dengan waktu yang akan datang sudah berbeda dimensi ruang dan waktunya. Menembus ruang dan waktu itu berdimensi ada dan mungkin ada.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Kita sebagai manusia dapat menciptakan ruang sendiri. Kita dapat memahami ruang dimensi satu, dua karena sebagai orang dewasa, kita menggunakan intuisi sedangkan anak-anak menggunakan definisi sehingga tidak dapat memahaminya. Kita juga dapat memahami ruang dimensi satu karena kita mempunyai ruang dimensi dua, memahami ruang dimensi dua karena mempunyai ruang dimensi tiga dan seterusnya. Secara umum, ruang dimensi tiga merupakan bangun ruang, dimensi dua merupakan bangun datar, maka kita dapat membayangkan ruang dimensi satu, empat dan sebagainya. Orang matematika dapat memahami hingga ruang dimensi-n karena mereka menggunakan intuisi. Kemudian dikembangkan lagi sehingga kita mempunyai ruang kaum kapitalis, dimana hierarki dari bawah yaitu : ruang archaik, tribal, tradisional, teodal, modern, pos modern dan kapitalis.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Filsafat membawa kita untuk menyadari betapa kecilnya ilmu yang baru kita miliki sehingga kita tidak boleh sombong dan tetap rendah hati dalam menuntut ilmu. Kita juga tidak boleh tamak ingin hal-hal instan untuk memperoleh ilmu banyak dalam waktu singkat. Kita perlu usaha dan waktu untuk belajar dan membaca. Jika di awal nilai kita masih jelek, hal tersebut wajar. Salah adalah benar dalam filsafat. Yang harus kita lakukan adalah banyak membaca agar salah tersebut tidak terulang kembali.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Salah dan benar adalah relatif bergantung dari ruang dan waktunya. Salah adalah benar jika ruang dan waktunya saat itu ia belum mengetahui kebenarannya. Paham Fallibilisme menyatakan bahwa “salah itu benar dalam filsafat”, dan aliran ini berguna untuk melindungi objek dari keseman-menaan subyeknya. Paham yang diyakini aliran Fallibilisme sejalan dengan apa yang ada didalam agama Islam dan Allah telah memiliki itu jauh sebelum adanya paham tersebut, saya pernah mendengar bahwa umat sebelumnya yaitu umat sebelum adanya nabi dan rasul yang memberikan petunjuk adanya kebenaran kepada mereka, adalah umat yang terbebas dari dosa. Hal tersebut mengajarkan kepada kita bahwa kita tidak boleh semena-mena kepada orang yang belum mengetahui kebenarannya, tugas kita adalah memberitahukan kebenarannya bukan malah menyalahkan ketidaktahuannya. Begitupula dengan seorang guru, hendaknya memiliki paham Fallibilisme agar tidak semena-mena terhadap murid yang mungkin tidak mampu menjawab atau salah dalam menjawab soal yang diberikan. Karena jika memang siswa tersebut belum diberikan ilmu yang dapat membuat ia benar dalam menjawab maka jawaban salah dari siswa tersebut adalah benar.
Muh. Fachrullah Amal
ReplyDelete18709251036
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Berdasarkan dari pertanyaan Azmi Yunianti, saya mendapatkan istilah baru dalam wawasan saya yaitu fallibilisme yang artinya adalah prinsip filosofis yang mana bahwa manusia bisa salah. Kesalahan yang terjadi pada seseorang bisa menjadi benar karena keadaannya bisa saja dia belum belajar sehingga jawabannya salah, inilah yang dimaksud dari paham fallibilisme. Jadi, salah akan menjadi benar apabila kita telah mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dan tidak semua yang kita pelajari akan menjadi benar.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Hidup memang penuh dengan ujian, begitu pula dalam belajar. Salah satu tujuan ujian dalam belajar adalah agar menyadarkan kita bahwa sesungguhnya ilmu yang ada dalam diri kita masih sangat terbatas. Ilmu yang ada sifatnya tidak terbatas. Oleh karena itu manusia diwajibkan untuk senantiasa menuntut ilmu dalam hidupnya. Ilmu yang kita miliki seyogyanya menjadikan kita semakin bijaksana dalam menjalani kehidupan. Kita tidak boleh merasa sombong, merasa diri sudah berilmu. Sebab, sejatinya sombong hanya akan membawa manusia pada kesesatan.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Mengambil poin “Salah dalam filsafat itu benar”, berkenaan dengan jawaban siswa yang salah jangan menyalahkan ke siswa tersebut karena kesalahan yang dilakukan oleh siswa bisa jadi karena guru yang kurang perhatian dengan siswa tersebut dengan cara memberikan fasilitas belajar yang sesuai dengan siswa. Karena siswa di sekolah saat ini menilai guru mereka sendiri dan menyimpulkan sendiri apakah guru tersebut bisa membantu mereka atau tidak. Memang terlalu rumit untuk membuat guru memahami satu persatu siswa karena memang siswa tidak hanya satu. Sehingga, guru bisa memberdayakan alat bahan di sekitar siswa untuk dijadikan fasiliatas belajar siswa. Meskipun kesalahan akan tetap selalu membanyangi, tetapi dari kesalahan akan menjadi paham di mana letak salah dan apa yang harus diperbaiki.
Elsa Apriska
ReplyDelete18709251005
S2 PM A 2018
Filsafat itu berhubungan dengan ruang dan waktu yang tepat. Namun dalam filsafat tidak ada yang salah. Karena setiap pemikiran dalam filsafat adalah benar, karena semua kembali ke ruang dan waktunya masing-masing. Hal ini akhirnya membantu banyak keadaan dari kesemena-menaan. Misalnya kesemena-menaan subjek pada objeknya, guru pada muridnya. Seorang guru tidak bisa langsung mengatakan salah kepada muridnya. Akan lebih baik ia bertanya kepada muridnya bagaimana pemikrian si murid.
Darmanto Minggele
ReplyDelete18701264006
S3 PEP 2018
Apa yang disampaikan oleh Prof. diatas sungguh 'mencengangkan' bagi saya.
Hal itu dikarenakan tiadalah kesalahan yang hakiki dialam yg fana ini, melainkan ketidaksesuaian antara ruang & waktu belaka.
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ruang dan waktu ada tapi tidak dapat digapai. Ruang adalah dimensi dimana manusia berada dalam waktu tertentu. kita tidak dapat berpindah ke ruang lain tanpa waktu. Begitupun sebaliknya dalam waktu yang berbeda kita juga berada dalam ruang baik ruang yang sama atau ruang yang berbeda. Waktu itu selalu ada untuk menentukan ruang dimana kita berada. Sedangkan ruang wajib ada untuk mengetahui seberapa banyak waktu yang kita miliki. terimakasih
Kartianom
ReplyDelete18701261001
S3 PEP 2018
Sebagai pembelajar filsafat ilmu, tanpa disadari kita juga belajar tentang menembus ruang dan waktu. Untuk dapat memiliki perasaan ikhlas dalam menembus ruang dan waktu, hendaknya kita sebagai manusia makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa senantiasa bersyukur atas semua nikmat yang telah diberikan kepada kita.
Lumaurridlo
ReplyDelete18701261010
S3-PEP 2018
menjadi seorang murid tidaklah mudah. saya jadi teringat kisah nabi musa as dengan gurunya. betapa beliau sangat kesulitan memahami jalan pikiran sang guru. hingga akhirnya sang guru memutuskan untuk tidak lagi menjadi gurunya. saya sependapat dengan prof. Marsigit tentang Fallibilisme dimana yang "Salah itu benar" pada konteks pembelajar yang sedang belajar. karena bagi pemula dia harus menghimpun dan mengkonstuk pengetahuan dan pemahaman agar bisa isomorfis dengan sang guru. apabila sudah manunggaling atau isomofis antara pengetahuan dan pemahaman sang guru maka sesungguhnya dia adalah sebenar-benar pembelajar.
Puspitarani
ReplyDelete19709251062
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Terima kasih Bapak atas artikel yang telah Bapak share kepada kami. Dalam ilmu filsafat memang tidak ada yang salah. karena ilmu filsafat selalu memandang dari sudut pandang yang berbeda, dan setiap orang mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda satu sama lain. semua itu benar akibat dari diri kita sendiri. Menyadari bahwa aku belum paham itu penting’ dengan begitu kita tidak akan sombong dengan apa yang kita ketahui. Dengan merasa bahwa diri sendiri belum tahu maka seseorang akan senantiasa belajar. Hakekat manusia itu belajar, ketika lahir belajar bernafas sampai nanti ketika ajal menjemput. Ilmu itu selalu berkembang dan pasti akan ada hal baru yang bisa dipelajari, maka sebagai manusia tidak boleh sombong (seperti yang sudah dijelaskan diatas langit masih ada langit). Manusia tidak tahu apa yang terjadi dibelahan bumi lain sampai ia mempelajarinya. Nilai kita jelek, itu merupakan suatu kebenaran karena ada beberapa kemungkinan, misalnya kita kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan. sehingga kita harus bersungguh-sungguh dalam belajar agar tidak mendapatkan nilai yang jelek.
M. Ikhsan Ghozali
ReplyDelete19701261003
PEP S3 2019
Assalamu'alaikum wr.wb.
Ingin tahu adalah kodrat manusia, demikian dinyatakan oleh Aristoteles. Keingintahuan ini dikarenakan kodrat lain manusia, yakni ketidaktahuannya. Secara umum, pengetahuan yang didapat atau dimiliki manusia berangkat dari anggapan umum/akal sehat sehingga apa yang diketahuinya sebagaimana yang diketahui orang-orang lain.
Dalam konteks filsafat, menurut Plato, keingintahuan ini berangkat dari "rasa kagum" terhadap apa pun yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Dari rasa kagum ini, muncul pertanyaan-pertanyaan yang kemudian dicari tahu jawabannya, tapi bukan tahu dalam pengertian umum, melainkan tahu tentang hakikatnya. Inilah mengapa filsafat dianggap Plato sebagai "pembukaan mata" sekaligus "pembalikan diri" seseorang atas apa yang telah dialaminya sehingga tidak jarang seseorang merasa mengetahui sesuatu, namun dalam kenyataannya tidaklah demikian (sejalan dengan pertanyaan pertama dan kondisi yang juga tidak jarang saya alami). Inilah mengapa filsafat disebut juga dengan refleksi dan bersifat kritis. (Hadi, Hardono 1994: 13-16).
Sebagai makhluk, manusia memiliki keterbatasan: pengetahuan, kecerdasan, daya nalar, kemampuan mengembangkan diri,dan sebagainya.Kesempurnaan semata-mata milik Allah, Tuhan YME. Kelebihan yang dimiliki oleh manusia (kecerdasan misalnya) adalah karunia yang patut disyukuri dan dijaga, bukan untuk disombongkan sebab, sebagaimana penegasan Prof. Marsigit di atas, "Di atas langit masih ada langit". Oleh karenanya, manusia hendaknya rendah hati dan ikhlas, tidak merendahkan orang lain, selalu ingat kepada Sang Pencipta (dzikir), istiqamah menjalankan ibadah, menghargai dan membantu orang lain, dan terus berusaha meningkatkan kualitas diri.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf dan terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Jewish Van Septriwanto
ReplyDelete19709251077
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Terima kasi pak atas artikel yang di share, dari beberapa pertanyaan mahasiswa dan jawaban dari bapak menjadi refleksi bagi saya bagaimana memanfaatkan dan menggunakan ilmu dengan baik, ilmu merujuk pada ruang dan waktu punya dimensi kebenaran yang berbeda-beda. sehingga manusia yang relatif selalu dinamis dalam berpikir tidak boleh merasa sombong memandang diri berpikir selalu benar, tetapi terus belajar menemukan kebenaran yang hakiki (spiritual).
Vera Yuli Erviana
ReplyDeleteNIM 19706261005
S3 Pendidikan Dasar 2019
Saya setuju dengan "tujuan diadakannya tes filsafat adalah agar seseorang dapat rendah hati dalam bidang keilmuan". Karena memang pada dasarnya sifat manusia tidak ada habisnya. Ketika mendapatkan sesuatu pasti rasanya masih kurang puas akan hal lain. Dengan itu manusia akan lebih menyombongkan diri mereka karena menganggap diri mereka bisa mendapatkan semua hal yg diinginkan dan lupa akan adanya sang pencipta Allah SWT. Dan terakhir saya sangat setuju pada pernyataan di atas tentang "Sebenar-benar sifat Absolut adalah hanya milik Tuhan saja".
Hima Naili Hidayah
ReplyDelete19701251004
PEP A S2 2019
Tak jauh beda dengan penanya, beberapa kali mengikuti tes yang di berikan nilai saya masih 0. Namun nilai tersebut perlu saya syukuri, bahwasannya saya hadir dan bersungguh sungguh dalam menjawab. Nilai hanyalah sebuah ukuran. Yang terpenting adalah bagaimana kita memperbaiki proses dan cara menjawab dari pertanyaan tersebut. Pada dasarnya proses belum tahu merupakan hal yang wajar, dengan sadar dan belajar akan lebih tahu. Tetap selalu rendah diri dan berdoa pada yang maha benar, agar d beri kemudahan selalu.
Sekar Hidayatun Najakh
ReplyDelete19701251007
S2 PEP A 2019
Assalamualaykum wr wb...
Kehidupan adalah struktur yang mencakup sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Terbentuk dalam konteks ruang dan waktu. Sesuatu yang salahpun, belum dikatakan salah dalam filsafat dikarenakan ada hal-hal lain yang ada dan yang mungkin ada di dalam sesuatu yang salah tersebut. Tidak bisa kita katakan secara semena-mena tentang sesuatu yang salah itu, karena bisa saja keadaanlah yang menjadikan salah itu menjadi sebuah kebenaran. Dengan filsafat, kita dibentuk untuk menjadi pribadi yang sederhana, yang mampu memahami segala hal yang terkonteks dalam ruang dan waktu di bawah kuasa absolut yaitu kuasa Tuhan. Sebagai subjek kontrakdiktif, yaitu manusia adalah makhluk sempurna di dalam ketidaksempurnaan maka sebaik-baiknya kita menjalani kehidupan adalah dengan rasa ikhlas yang merupakan unsur surga agar bisa menembus ruang dan waktu. Dengan demikian, manusia bisa memahami bagaimana melewati setiap dimensi ke arah yang lebih baik dalam hirarki siklik material, formal, normatif, dan spiritual.
Terimakasih Prof.
sintha fardu anggraeni
ReplyDelete19709251071
S2 pendidikan matematika /D
Terimakasih banyak Pak Prof Marsigit.
yang saya dapatkan setelah membaca artikel tersebut bahwa belajar filsafat menetralkan perasaan cemas, sebab salah itu benar (bila belum membacanya), jadi tidak langsung menyalahkan anak menjawab salah, yang juga tidak semena- mena menyalahkan objeknya. Untuk menjadikan ke benar dengan meningkatkan membaca dan dapat berfikir isomifis.
Dea Armelia
ReplyDelete19709251072
S2 Pend. Matematika D 2019
Menyingkapi pertanyaan pertama berdasarkan beberapa sumber yang saya baca, disini ada namanya substansi filsafat dan substansi kebenaran, yang mana substansi filsafat adalah (pemikiran) manusia sedangkan substansi kebenaran adalah bukan (pemikiran) manusia, sebab itulah manusia disebut sebagai pencari kebenaran dan bukan sebagai pencipta kebenaran. atau dengan kata lain dapat disebut kebenaran ada di luar manusia sedang filsafat ada didalam manusia.
filsafat adalah sudut pandang manusia maka kebenaran itu (substansinya) sesuatu yang sama sekali bukan sudut pandang manusia. Ciri dari sudut pandang manusia adalah beragam, temporer-berubah ubah serta dapat mengarah ke berbagai arah yang berbeda beda bahkan ke arah yang dapat saling berlawanan, sedangkan kebenaran itu karena bersifat tunggal maka ia mengarah ke satu arah yaitu arah yang tentu sesuai dengan substansi atau hakikat nya.
Jadi karna kita sebagai pencari kebenaran, maka jangan berhenti untuk mencari dan menggali ilmu sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya tetapi sesuai dengan hakikat ruang dan waktu, dan bangunlah diri kita sendiri dengan memperbanyak bacaan dengan bacaan yang dipilih.
Assalamu'alaikum wr. wb
ReplyDeleteNovi Indriyani Kones
19701251002
PEP S2 A 2019
Kehidupan itu berjalan pada ruang dan waktu. Jika hidup tidak sesuai dengan ruang dan waktunya maka terjadi masalah atau abnormal dalam menjalani hidup. Setiap orang mempunyai scope ruang dan waktu masing-masing dalam hidupnya sehingga menghargai perbedaan itu penting. Perbedaan menjadikan keberagaman tetapi bukan menjadi sebuah permasalahan.
Terimakasih
Wassalamu'alaikum wr. Wb
Aulia Nur Arivina
ReplyDelete18709251051
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Assalamu’alaikum wr.wb.
Saya setuju dengan pernyataan terakhir bahwa filsafat adalah dirimu sendiri, maka bangunlah dirimu sendiri dengan memperbanyak bacaan dengan bacaan yang dipilih. Memperbanyak membaca bacaan dapat membuka wawasan, tentunya hal tersebut akan berpengaruh positif terhadap cara pandang dan cara kita memaknai sesuatu. Dengan menembus ruang dan waktu, kita dapat mengaplikasikan ilmu yang dimiliki pada lingkungan. Tindakan tersebut merupakan cerminan dari kualitas diri.
Anna Isabela Sanam
ReplyDeletes2 PEP A 2019
19701251001
Dalam tulisan ini setidaknya saya mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang sebenarnya saya miliki dalam hati dan pikir. Setiap kali mengikuti tes refleksi di setiap pertemuan saya tidak pernah berhasil dan membuat saya merasa “down”. Apa karena saya tidak mampu? Saya terus bertanya seperti itu. Namun, dari kacamata filsafat yang menyatakan “salah itu benar” menjadi refleksi tersendiri bagi saya. Saya menyadari belum membaca dan belajar tentang filsafat yang telah dituliskan dalam blog Bapak. Namun setelah membaca bukan berarti juga saya akan memperoleh nilai yang lebih baik. Karena dalam penjelasan ini yang saya pahami adalah bukan nilai 100 dalam tes yang utama namun pemahaman akan ilmu yang penting. Karena nilai 0 telah membawa saya membaca blog ini dan menemukan bahwa semua penjelasan dan jawabannya sudah ada. Yang tertinggal adalah kita harus banyak membaca sambil mencoba memahami maknanya.
Terima kasih Prof.
Anna Isabela Sanam
ReplyDeletes2 PEP A 2019
19701251001
Terkait topik ruang dan waktu seorang pemimpin yang saya pahami dalam tulisan ini adalah bahwa sekalipun adalah pemimpin tetaplah tidak sempurna. Akan selalu membutuhkan predikat untuk melengkapi pemimpin sebagai subyek. Sangat penting bahwa untuk menjadi seorang pemimpin hal yang mendasar adalah mampu memimpin sifat – sifat di dalam dan luar diri kita karena sebagai pemimpin akan memimpin yang dipimpin. Maka lebih sederhananya adalah menjadi teladan yang baik. Sekiranya jawaban ini akan menjadi refleksi bagi kita sebagai calon pemimpin di masa depan agar selalu mengandalkan Tuhan, rendah hati dan tidak sombong.
Terima kasih Prof.
Anna Isabela Sanam
ReplyDeletes2 PEP A 2019
19701251001
Dalam hidup sebagai manusia adakalanya kita ikhlas dan tidak ikhlas. Kita sadar bahwa ikhlas adalah perbuatan yang berkenan dimata Tuhan namun sering kita melanggarnya. Kita berusaha memaksakan diri untuk melakukan hal – hal yang diluar kemampuan kita. Maka disinilah letak ketidakikhlasan kita dalam menerima batas kemampuan yang telah dianugerahkan Tuhan untuk kita. Saya sependapat bahwa ikhlas adalah kodrat Tuhan maka yang kita perlukan adalah menjalani hidup sesuai kodratNya, apa adanya, pada ruang dan waktu dimana seharusnya kita berada.
Terima kasih Prof.
Hanifah Nabila Hendral
ReplyDelete19701251003
S2 PEP A 2019
Assalamualaikum,
sedikit mengutip dari artikel bapak 'Tujuan dari belajar filsafat adalah agar seseorang dapat rendah hati dalam bidang keilmuan' rendah hati memang penting dan dalam sebuah bidang, dalam menjalankan segala aktivitas kita harus rendah hati(tawadhu). rendah hati bukan berarti rendah diri, ini adalah dua hal yang berbeda. Allah menyukai hambanya yang rendah hati 'HAMBA-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (al-Furqaan: 63). semoga dengan belajar filsafat dapat menjadikan diri kita lebih dekat dengan Allah SWT.
Alfiana Dewi
ReplyDelete19701251005
S2 PEP A 2019
Bismillah, mempelajarin filsafat artinya mempelajari mengenai ruang dan waktu. Membahas mengenai ruang dan waktu bisa kita contohkan adalah diri sendiri.Salah satunya adalah efisien diri yaitu hubungan dengan dunia luar melihat hakikat secara terpecah - pecah menjadi benda-benda sehingga ruang dan wktu itu tidak terbedakan. Waktu diri efisien itu mengenal durasi yaitu waktu yang terpecah-pecah menjadi masa lalu, sekarang dan akan datang dan ini sangat berhubungan mengenai waktu dan ruang
Hermawan Wahyu S
ReplyDeleteDikdas S3
19706261012
Asalamualaikum Wr Wb
Manusia memang tidak dapat memungkiri adanya ruang dan waktu. Hakikat waktu memang masih menyisahkan misteri. Teori bertebaran demi menguak beberapa kemungkinan dari misteri waktu. Diantaranya kemungkinan mampu melakukan perjalanan waktu. benar atau salah tergantung ruang dan waktunya, jika sesuai dengan ruang dan waktu maka sebenar-benar orang itu dalam kebenaran,namun jika tidak sesuai ruang dan waktu maka orang itu dalam kebenaran yang salah.
Choirul Amri
ReplyDelete(19709251078 S2 Pendidikan Matematika Kelas D 2019)
Bismillah, Berkaitan dengan pemikiran tentang menembus ruang dan waktu bahwa sebenarnya pikiran manusia terbatas oleh ruang dan waktu. Berikut akan dibahas tentang “Manembus Ruang dan Waktu.”
Apa yang dimaksud dengan menembus ruang dan waktu? Menembus ruang dan waktu artinya mengalami atau melakukan perubahan. Sebelum membahas lebih dalam tentang menembus ruang dan waktu, kita perlu mengerti bahwa dalam belajar filsafat seharusnya profesional artinya intensif sedalam-dalamnya dan ekstensif seluas-luasnya.
Perlu dimengerti bahwa upaya untuk menembus ruang dan waktu itu berdimensi. Jika ditanya: ”Siapa yang menembus ruang dan waktu”? berarti jawabannya adalah subjeknya. Kemudian jika ditanya, “Siapa? Maka jawabannya bisa dirimu, diriku, atau diri yang lain. Selanjutnya apabila ditanya, “Siapa dirimu?” Maka dalam hal ini kita mempunyai dimensi ruang dan waktu.
Terimakasih
Yufida Afkarina Nizar Isyam
ReplyDelete19709251073
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Berusaha itu memang sangat penting dalam melakukan segala hal. Apabila kita tidak tahu maka kita harus berusaha mencari tahu, apabila kita tidak bisa maka kita harus berusaha mencari cara agar bisa. Pada dasarnya memang orang yang tidak tahu akan menjadi tahu jika dia berusaha untuk mencari tahu dan orang yang tidak bisa akan menjadi bisa jika dia berusaha untuk mencari cara agar bisa .Jadi jangan katakan saya tidak bisa jika belum mencobanya, karena sesungguhnya pemikiran kita lah yang mempengaruhi usaha yang akan kita lakukan dan hasil yang akan kita dapat. Mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya adalah sebuah keharusan jika kita ingin memahami tentang pengetahuan itu. Jadi jangan berhenti untuk terus mencari pengetahuan, karena pasti masih banyak pengetahuan yang belum kita ketahui.
Annisa Nur Arifah
ReplyDelete18709251058
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Membangun filsafat bisa dilakukan dengan berfilsafat. Berfilsafat bukan hanya belajar filsafat, walaupun untuk bisa berfilsafat, orang perlu untuk belajar filsafat. Berfilsafat adalah upaya untuk memahami dunia yang terus berubah secara rasional, kritis dan sistematik. Berfilsafat bisa dilakukan setiap saat dan dengan tema apapun. Untuk bisa berfilsafat hanya menggunakan satu alat yaitu akal budi.
Sri Ningsih
ReplyDelete19709251064
S2 Pendidikan Matematika kelas D
Dari tulisan ini saya tertarik dengan faham fallibilisme, sebuah faham yang mangandung prinsip bahwa manusia bisa salah. Faham yang sangat penting dan dapat diterapkan dalam dunia pendidikan. Baik itu pendidikan di rumah maupun pendidikan di sekolah. Pendidikan di rumah, ketika si anak atau si adik melakukan kesalahan kita tidak bisa serta merta menghakimi salah. Pun ketika di sekolah, saat si murid salah dalam menjawab pertanyaan sebagai seorang guru tidak bisa serta merta langsung menyalahkan. Karena dalam fisafat salah itu benar.
Rona Happy Mumpuni
ReplyDelete19709251059
S2 Pendidikan Matematika D
Terima kasih kepada Fitriani, S.Pd dan Prof. Marsigit yang telah berbagi pengetahuan tentang "Menembus Ruang dan Waktu". Dari artikel di atas, saya dapat menarik kesimpulan bahwa:
1. Tujuan diadakannya tes filsafat adalah agar seseorang dapat rendah hati dalam bidang keilmuan.
2. Sebenar-benar do’a adalah ketika kita hijrah dari kesadaran doa menuju kesadaran hati, di mana pikiran kita tidak mampu lagi memikirkan doa-doa kita, tetapi harapannya doa kita sudah diambil alih oleh Allah SWT.
3. Sebenar-benar hidup adalah peningkatan dimensi menuju dimensi yang lebih baik.
4. Cara agar dapat menembus ruang dan waktu itu dengan ikhlas adalah sesuai dengan hukum Tuhan dan SunnatullahNya beserta kondratnya yang dimana ikhlas juga termasuk kodratNya.
Fitria Restu Astuti
ReplyDelete19709251069
S-2 Pendidikan Matematika D 2019
Menembus ruang dan waktu dengan keikhlasan dijelaskan oleh Prof. Marsigit dari sudut pandang filsafat yaitu dengan menjalani hidup sesuai dengan kodratnya. Saya dapat menangkap pembelajaran penting dari sini yaitu untuk terus bersyukur dengan setiap ketentuan yang sudah Allah SWT tetapkan dalam hidup kita. Hasil yang kita peroleh dari setiap usaha yang kita lakukan itu sudah merupakan takaran terbaik untuk kita. Jika manusia masih saja merasa kekurangan maka hal tersebut menunjukkan bahwa dia belum mampu mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan.
Latifa Krisna Ayu
ReplyDelete19709251060
S2 Pendidikan Matematika D
Mendapatkan nilai yang jelek tidak mengartikan bahwa seseorang bodoh,tetapi mengartikan bahwa ia belum paham atau belum memiliki pengetahuan terkait. Dibandingkan menyikapi dengan sedih, lebih baik menyikapi dengan positif dengan cara membaca lebih banyak agar yang tadinya belum paham menjadi paham, yang tadinya belum tahu menjadi tahu. Hal ini juga harusnya membuat kita lebih rendah hati bahwa ilmu yang kita miliki masih sedikit, sehingga kita masih harus mempelajari lebih banyak ilmu. Selain itu masih banyak orang lain yang memiliki pengetahuan yang jauh lebih banyak dibanding kita, sehingga kita tidak boleh sombong akan ilmu yang sudah kita miliki.
Terima kasih
Rifki Rinaldo
ReplyDelete19709251070
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Menembus ruang dan waktu bisa diartikan melakukan perubahan dan tetap menjalani hidup sesuai dengan kudrat yang Maha Kuasa. pada pertemuan awal pembelajaran filsafat ilmu, kami dihadapkan persoalan yang harus kami jawab. Dan hasilnya dari beberapa pertemuan awal nilai kami selalu jelek. Tapi yang saya tangkap bahwa bapak menunjukkan bahwa diri kami masih belum berilmu. maka sebaiknya kita harus rendah hati atau tidak sombong. Sehingga dalam pembelajaran selanjutnya kami sadar bahwa kami masih kosong sehingga perlu diisi dengan ilmu yang bapak berikan. tetapi jika kita sudah sombong merasa diri kita sudah ada isinya maka ilmu yang diberikan tidak akan sampai pada kami. Sehingga terjadi perubahan dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. terimakasih prof
Ruang dan waktu merupakan dua aspek yang saling berhubungan. Waktu tidak bisa berdiri sendiri tanpa kehadiran ruang dan sebaliknya. Waktu selalu berubah-ubah dan tidak bisa dikembalikan sedangkan ruang masih bisa dikembalikan. Kedua aspek ini memiliki hubungan timbal balik dan saling mendukung satu sama lain. Benar salah dan salah benar bisa tergantung pada kedua aspek ini. 4 x 4 ketika ditanya di tokoh bangunan hasilnya menjadi Rp. 170,000 sedngkan 4 x 4 ketika ditanya diruang kelas maka haslnya = 16. Angkah 170,000 dan 16 kedua-duanya benar karena ukuran keramik 4 x 4 harganya 170,000. selanjutnya 4 x 4 = 16 juga benar karena hasil perkalian dari 4 dikalikan 4 = 16. JADI, segala sesuatu itu bisa salah dan bisa benar tergantung waktu dan ruang
ReplyDeleteVera Yuli Erviana
ReplyDeleteNIM 19706261005
S3 Pendidikan Dasar 2019
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Orang yang berbuat kesalahan belum tentu karena orang tersebut tidak mengetahuinya. Namun, dapat disebabkan dari kurangnya materi yang kita pelajari. Bisa juga kesalahan menjawab pertanyaan oleh siswa karena kelalaian seorang guru karena tidak mengajarkan materi tersebut. Lantas apa yang dapat kita perbuat? Tentunya dengan memperbaikinya dengan belajar lebih banyak. Sehingga, tujuan diadakannya ujian adalah supaya kita bersikap rendah hati dalam kelimuan dan selalu berusaha dengan maksimal.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Alfiana Dewi
ReplyDelete19701251005
S2 PEP A 2019
Menembus ruang dan waktu itu bisa mudah dan sulit. Siapapun dan apapun pasti dapat menembus ruang dan waktu. Sebagai perumpamaan Batu dapat dikatakan menembus ruang dan waktu dengan sulitnya karena batu mengalami masa lampau sampai sekarang dengan harus mengalami pergantian musim yang terus-menerus. Oleh karena itu mengenai menembus ruang dan waktu itu berdimensi ada dan mungkin ada.
Muh. Asriadi AM
ReplyDelete19701251008
S2 PEP A 2019
Pemahaman saya dari artikel ini yaitu substansi filsafat dan substansi kebenaran, yang mana substansi filsafat adalah (pemikiran) manusia sedangkan substansi kebenaran adalah bukan (pemikiran) manusia, sebab itulah manusia disebut sebagai pencari kebenaran dan bukan sebagai pencipta kebenaran. atau dengan kata lain dapat disebut kebenaran ada di luar manusia sedang filsafat ada didalam manusia.
filsafat adalah sudut pandang manusia maka kebenaran itu (substansinya) sesuatu yang sama sekali bukan sudut pandang manusia. Kehidupan adalah struktur yang mencakup sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Terbentuk dalam konteks ruang dan waktu. Dengan filsafat, kita dibentuk untuk menjadi pribadi yang sederhana, yang mampu memahami segala hal yang terkonteks dalam ruang dan waktu di bawah kuasa absolut yaitu kuasa Tuhan.
Hanifah nabila hendral
ReplyDeleteS2 PEP A 2019
19701251003
Assalamualaikum
dalam hidup harus adanya peningkatan dimensi menuju dimensi yang lebih baik. manusia harus terus berusaha menjadi orang yang lebih baik. setiap manusia harus mengalami perubahan dalam hidupnya. Manusia yang tidak berubah sama seperti masuk kedalam lubang yang sama dua kali. Rasulullah tidak menyukai manusia yang tidak berubah menjadi baik. Rasulullah bersabda “orang beriman tidak akan terjatuh ke lubang sama dua kali” HR Al Bukhari dan Muslim. Setiap kita melakukan kesalahan maka kita harus bertobat memohon ampun dan berusaha untuk tidak mengulangi dosa yang sama. Karena itu Islam menyuruh kita untuk berubah mnejadi manusia yang lebih baik dan tidak stagnan.
Hanifah nabila hendral
ReplyDeleteS2 PEP A 2019
19701251003
Assalamualaikum
Pemimpin yang sesuai dengan ruang dan waktu adalah pemimpin yang dapat dicontoh dan memberikan contoh, jika dia muslim maka dia harus menjadikan spiritualitas berada diposisi tertinggi, menjalankan kewajiban dan sunnah dan tentunya tau kewajiban dia sebagai pemimpin sehingga tidak akan menjadikan rakyatnya sengsara. Pemimpin harus dapat memposisikan dirinya, tidak semena-mena dan tau dia akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah kelak. Karena itu dia akan selalu berhati-hati dalam melakukan segala hal.
Membaca pengingkatan dimensi dalam tulisan ini saya teringat hermeneutika hidup bahwa proses kehidupan inu berjalan siklik dan linear. Manusia selalu berkembang dan idealnya menjadi manusia yang lebih baik dan lebih baik lagi. Manusia yang baik bisa mengerti ruang dan waktu dan bisa menempatkan dirinya pada posisi yang tepat. Terkait hal memimpin, sebaiknya diawali dari memimpin diri sendiri untuk dapat melintasi ruang dan waktu dengan baik.
ReplyDeleteIkhsanudin (PEP-S3/19701261001)