PERADABAN DUNIA
(BELAJAR
PERAN DAN FUNGSI DARI FILSAFAT)
Refleksi
Perkuliahan Filsafat Ilmu pertemuan kedelapan,
Kamis, 05
November 2015
Direfleksikan
oleh
Vivi
Nurvitasari, 15701251012,
S2 Prodi
PEP Kelas B Universitas Negeri Yogyakarta
Diperbaiki
oleh
Marsigit
Bismillahirahmanirrahim
Assalamu’alaikum,
Wr. Wb.
Petemuan kuliah
Filsafat Ilmu yang dilaksanakan pada tanggal 05 November 2015 jam 07.30 sampai
dengan 09.10 diruang 306A gedung lama Pascasarjana Universitas Negeri
Yogyakarta Prodi Pendidikan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan kelas B dengan
dosen pengampu Prof. Dr. Marsigit, M.A. Sistem perkuliahan pada minggu ini
berbeda dengan pertemuan sebelumnya karena pada pertemuan kali ini Pak Marsigit
memberikan penjelasan tentang “Peran dan Fungsi Filsafat dari Awal Zaman sampai
Akhir Zaman”.
Berikut adalah hasil
refleksi dari materi yang telah disampaikan oleh Pak Marsigit pada pertemuan ke
delapan :
Obyek filsafat itu
adalah yang ada dan yang mungkin ada, yang mempunyai sifat bermilyar-milyar
pangkat bermilyar pun belum cukup untuk menyebutkannya karena sifat itu
berstruktur dan berdimensi. Misalnya saja warna hitam mempunyai semilyar sifat
hitam, yaitu hitam nomor 1 ini, hitam nomor 2 itu, dst. Maka manusia sifatnya
terbatas dan tidak sempurna, oleh karena itu manusia tidak mampu memikirkan
semua sifat dan hanya bisa memikirkan sebagian sifat saja, sebagian sifat
yang dipikirkan saja sehingga bersifat reduksi yaitu untuk tujuan tertentu,
tujuannya ialah membangun dunia, dunia pengetahuan. Jadi yang direduksi, yang
dipilih adalah sifat dari obyek filsafat itu yang bersifat tetap dan
berubah. Kalau hanya berubah itu hanya separuhnya dunia, separuhnya lagi
bersifat tetap, buktinya sejak lahir sampai sekarang sampai mati pun manusia
tetap ciptaan Tuhan.
Dunia jika hanya thesis
saja baru separuhnya dunia dan itu tidak sehat dan juga tidak harmonis. Supaya
sehat dan harmonis adanya interaksi antara yang tetap dan yang berubah.
Misalkan saja namanya Pak Marsigit, walapun ada tambahan Prof.; Dr.; M.A tetap
saja namanya Pak Marsigit. Maka sebenar-benar hidup adalah interaksi
antara yang tetap dan yang berubah. Yang tetap itu tokohnya Permenides. Yang
berubah itu tokohnya Heraclitus. Yang tetap itu bersifat idealis, dan yang
berubah itu bersifat realis. Yang ideal tokohnya Plato. Yang realis tokohnya
Aristoteles. Tetap-ideal itu ternyata salah satu sifat dari pikiran, sedangkan
berubah-realis ternyata salah satu sifat dari pengalaman. Pikiran menghasilkan
aksioma, pengalaman menghasilkan kenyataan.
Benarnya yang tetap,
benarnya yang ideal, benarnya aksioma itu konsisten atau koheren, sedangkan
benarnya yang berubah, benarnya kenyataan, benarnya pengalaman itu adalah
korespodensi. Yang konsisten atau koheren tersebut merupakan matematika sebagai
ilmu untuk orang dewasa sedangkan yang korespodensi adalah matematika untuk
anak-anak yaitu matematika berupa aktivitas. Yang konsisten atau koheren
tersebut bila dinaikkan menjadi transendentalisme, dinaikkan lagi menjadi
spiritual dan semakin ke atas menjadi kebenaran tunggal yaitu mono dan menjadi
aliran monisme. Sedangkan korespodensi bila diturunkan menjadi plural atau
dualis yang menjadi dualisme.
Selagi kita itu
berada di duniamaka kita masih mempunyai sifat yang plural, jangankan mahasiswa
UNY, sedangkan diriku sendiri bersifat plural, karena bersifat plural maka pada
yang tetap itu bersifat konsisten atau identitas yaitu A=A. A=A hanya terjadi
dipikiran, maka matematika yang tertulis dibuku itu hanya matematika untuk
orang dewasa, hanya benar ketika masih didalam pikiran, tapi ketika ditulis
bisa saja salah. Sedangkan yang berubah itu bersifat kontradiksi yaitu A≠A,
karena A yang pertama tidak sama dengan A yang kedua. Maka yang bersifat
identitas itu tidak terikat oleh ruang dan waktu sedangkan yang bersifat
kontradiksi itu terikat oleh ruang dan waktu. Yang bersifat tetap dan identitas
itu dikembangkan dan dipertajam dengan logika yang tokohnya adalah Sir Bentrand
Russel, maka lahirlah aliran Logisism. Ilmu yang bersifat formal dan lahirlah aliran Formalism,
tokohnya Hilbert.
Jadi yang ada dan
yang mungkin ada itu bisa saja sembarang benda. Kemudian dari adanya logika
dari objek filsafat yang bersifat tetap, maka pera rasio menadi sangat penting,
kemudian lahirlah aliran Rasionalisme tokohnya Rene Decartes. Sedangkan dalam objek
filsafat yang bersifat berubah, sebagian besar terjadi pada pengalaman; maka
lahirlah empirisme tokohnya David Hume yang menuju pada sekitar abad 15. Yang
tetap itu kebenarannya bersifat absolut maka lahirlah Absolutisme, sedangkan
yang berubah itu bersifat relatif, lahirlah aliran relatifisme. Jadi aliran
filsafat itu tergantung pada obyeknya, dan ini terjadi pada diri kita
masing-masing secara mikro, dan ketika kita membaca atau mempelajari buku,
misalnya buku tentang Rene Decartes itu berarti makronya. Jadi hidup itu adalah
interaksi antara mikro dan makro.
Yang namanya logika,
pikiran itu konsisten didalam filsafat disebut analitik. Analitik berarti yang
penting konsisten dalam satu hal menuju ke hal yang lain. Sehingga yang disebut
analitik dan konsisten tersebut membutuhkan aturan atau postulat. Untuk yang
mempunyai aksioma atau yang mempunyai postulat adalah subyeknya atau dewanya,
misalnya seorang kakak membuat aturan untuk adiknya, ketua membuat aturan pada
anggotanya, dosen membuat aturan untuk mahasiswanya. Sedangkan yang di bawah
atau yang berubah itu bersifat sintetik punya sebab dan akibat. Yang diatas
yang bersifat tetap atau konsisten itu bersifat analititk, dan juga bersifat a
priori yaitu bisa dipikirkan walaupun belum melihat bendanya.
Yang dibawah berupa
pengalaman itu adalah a posteriori, contohnya dokter hewan yang harus memegang
sapi untuk bisa mengetahui mengetahui penyakit yang diderita si sapi tersebut,
jadi a posteriori itu adalah paham setelah melihat bendanya. Sedangkan a
priori, misalnya dokter yang membuka prakter pengobatan lewat radio, ketika
menangani pasien, dokter tersebut mendengarkan keluhan-keluhan dari si pasien
lewat radio, hanya dengan mendengarkan tanpa melihat, dokter tersebut sudah
bisa membuat resep yang didasari oleh konsistensi antara teori satu dengan
teori yang lain.
Maka Immanuel Kant
mencoba mendamaikan perdebatan yang terjadi antara empirisme dan rasinalisme.
Descartes dan pengikutnya berkata tiadalah ilmu jika tanpa pikiran, sedangkan
David Hume berkata tiadalah ilmu jika tidak berdasarkan pengalaman. Lalu
Immanuel Kant mengatakan bahwa antara Descartes dan David Hume itu keduanya
benar dan juga keduanya salah. Dalam apa yang disebutkan oleh David Hume
terdiri unsur kesombongan karena mendewa-dewakan pengalaman. Sedangkan dalam
apa yang dikatakan Descartes itu terdapat kelemahan yaitu terlalu
mendewa-dewakan pikiran dan mengabaikan pengalaman. Maka unsur daripada pikiran
adalah analitik a priori, dan unsur daripada pengalaman adalah sintetik a
posteriori. Ambil sintetiknya, ambil a priorinya, maka sebenar-benarnya ilmu
itu bersifat sintetik a priori, ya dipikirkan dan juga dicoba.
Jadi jika analitik a
priori itu dunianya orang dewasa atau dunianya dewa, sedangkan sintetik a
posteriori itu adalah dunianya anak-anak. Maka Dewa itu mengetahui banyak hal
tentang anak-anak, dan anak-anak hanya mengetahui sedikit tentang Dewa. Jadi
mendidik anak itu harus bisa melepaskan ke Dewaan nya, karena kalau tidak
dilepaskan baju Dewanya, itu akan menakut-nakuti anak tersebut. Dewa jika turun ke bumi akan
menjelma menjadi manusia biasa. Guru digambarkan seorang Dewa yang turun ke
bumi menjelma menjadi manusia biasa, itulah gambarannya seorang guru.
Jika kita sebagai
guru SD maka pikiran kita juga harus menjelma menjadi pikiran anak-anak, kalau
tidak maka gambarannya akan seperti gunung meletus yang mengeluarkan lava, yang
tinggal dilembah gunung itu adalah anak-anak, sedangkan guru atau orang dewasa
itu bagaikan lava yang turun dari atas dan panasnya bukan main. Maka ketika
mengajarkan matematika pada anak itu berikan contohnya, karena definisi bagi
anak kecil itu berupa contoh, sedangkan matematika bagi orang dewasa itu adalah
definisi, teorema dan bukti.
Akhirnya filsafat
dalam perjalanannya seperti yang disebutkan diatas, maka lahirlah dalam sifat
yang tetap dan konsisten itu berupa ilmu-ilmu dasar dan murni, sedangkan dalam
sifat yang berubah itu berupa sosial, budaya, ilmu humaniora. Maka sampai
disitulah bertemu yang namanya bendungan Compte. Dari sinilah SEGALA MACAM
PERSOALAN DUNIA sekarang ini muncul, yaitu dengan munculnya Fenomena Compte
sekitar 2(dua) abad yang lalu. Fenomena Compte ditandai dengan lahirnya
pemikiran August Compte seorang mahasiswa teknik (drop out) tapi pikirannya
berisi tentang filsafat.
Compte berpendapat
bahwa agama saja tidak bisa untuk membangun dunia, karena agama itu bersifat irrasional
dan tidak logis. Maka diatasnya agama atau spiritual itu adalah filsafat, dan
diatasnya filsafat itu ada metode Positive atau saintifik. Positive atau
saintifik itulah yang digunakan untuk membangun dunia, maka lahirlah aliran
positifisme. Jadi di Indonesia Kurikulum 2013 dengan metode Saintifiknya itu
asal mulanya dari pikiran Compte yang berupa positivisme tadi. Jadi metode
saintifik dalam kurikulum itu adalah ketidakberdayaan Indonesia bergaul dengan
Power Now. Sumber persoalan/permasalahan segala macam kehidupan manusia di
dunia sekarang ini adalah berawal mula dari dimarginalkannya Agama oleh Auguste
Compte yang dianggap tidak mampu digunakan sebagai pijakan untuk membangun
Dunia. Itulah sebenar-benar yang disebut sebagai Fenomena Compte.
Dari kesemua aspek
Fenomena Compte, yang didukung oleh ilmu dasar sehingga menghasilkan teknologi,
sehingga menjadi paradigma alternatif, kenapa? Fenomena Compte dengan didukung
dengan pengembangan Ilmu-ilmu dasar dan teknologi, telah menghasilkan Peradaban
Barat dengan era industrialisasinya. Hingga jaman sekarang kontemporer, dunia
dikuasai oleh segala aspek industrialisasi dan teknologi. Itulah-sebenar-benar fenomena
Kontemporer atau Power Now yang mengusasi setap jengkal dan setiap desah napas
kehidupan kita tanpa kecuali di seluruh dunia mulai dari anak-anak, orang
dewasa, laki-perempuan, …dst. Dunia Timur yang lebih mengandalkan metode
Humaniora, ditengah pergulatan dari dalam dirinya sendiri, TIDAK MENYADARI
BAHWA FENOMENA COMPTE TELAH MENJELMA MENJADI POWER NOW, yang disokong
pilar-pilar Kapitalisme, Liberalisme, Hedonisme, Pragmatisme, Materialisme,
Utilitarianisme, …dst.
Sementara itu
Indonesia, di mana letak geografis dan perikehidupan berbangsa dan
bermasyarakat berasal dari Dunia Timur yang lebih mengedepankan aspek-aspek
humaniora dengan Strukturnya Dunia Timur yang terdiri dari/dimulai dari Material
paling bawah, Formal di atasnya, Normatif diatasnya lagi, dan Spiritual yang menjiwai, mendasari dan
melingkupi seluruhnya. Itu merupakan cita-cita Indonesia sesuai dengan dasar
negaranya yaitu Pancasila, dimana Pancasila itu filsafat negara yg bersifat Monodualis,
mono karena Esa Tuhannya, dualis yaitu aku dengan masyarakatku, jadi vertikal
dan horisontal, itulah cita-cita kita semua sebagai warga negara Indonesia.
Dalam perjuangan membangun struktur kehidupan Indonesia yang demikian tadi,
ternyata kita menjumpai fenomena ontologis yaitu Fenomena Compte.
Secara filsafat, Fenomena
Compte dapat dipahamai dari 2(dua) sisi, yaitu secara macro dan micro. Secara macro,
Fenomena Compte sesuai dengan yang ditulis oleh Auguste Compte dalam bukunya
POSITIVESME. Secara micro, maka setiap hari kita sendiri-sendiri atau
bersama-sama atau secara kelembagaan/negara selalu mengalami Fenomena Compte.
Contoh micronya adalah jika seseorang memutuskan untuk membeli produk baru,
misal Hand Phone canggih, tetapi kemudian timbul masalah dalam dirinya, atau
keluarganya, atau mungkin keluarganya menjadi berantakan gara-gara produk baru,
maka itulah yang disebut sebagai micronya Fenomena Compte. Seorang mahasiswa
yang membeli komputer baru sehingga melupakan kewajiban ibadah Shalatnya maka
dia sudah terkena Fenomena Compte.
Maka kita belajar
filsafat itu bagaikan seekor ikan dilaut yang airnya terkena polusi berupa
kontemporer (kekinian). Pada jaman Kontemporer ini sudah banyak ikan-ikan kecil
di laut yang mati terkena limbahnya kehidupan Power Now. Banyak juga makhluk
hidup yang mengalami perubahan genetika/mutasi gen, misal TKI muda yang pergi
ke Luar Negeri, setelah kembali dia sudah berubah semuanya, dunia dan
akhiratnya. Itulah salah satu dampak mikro fenomena Compte.
Belajar Filsafat
bukanlah sembarang manusia yang mampu menjalaninya. Ibarat kita ini adalah ikan
kecil di lautan, maka belaar filsafat bukanlah sembarang ikan. Tetapi adalah
ikan yang mempunyai kesadaran kosmis dan kesadaran kosmos. Kita yang belajar
filsafat untuk mengatahui struktur dunia dapat diibaratkan sebagai seorang Bima
yang mencari Wahyu atau Banyu Penguripan Perwitasari di dasar samudra. Sang
Bima dengan bersikap mengalir dengan kesadaran hidup baik buruk, ditipu dan
difitnah, tetapi didasari aspek Fatal dengan berserah diri pada Yang Kuasa,
akhirnya dapat bertemu Dewa Ruci sang Dewa dasar laut sebagai representasi Dewa
atau yang Kuasa, untuk memberikan wahyu atau pencerahan atau ilmu. Sebagai
mahasiswa, ilmu yang engkau dapat dari P Marsigit dan juga dengan cara membaca
Elegi-elegi kejadiannya mirip dengan sang Bima menemupakan air kehidupan.
Engkau akan mengerti setiap aliran air jernih atau air limbahnya Kapitalisme
mulai dari hulu sampai ke hilirnya.
Untukmendapatkan
sebenar-benar ilmu (wahyu) maka seseorang (Bima, Arjuna dan engkau si subjek
belajar filsafat) harus mampu menatasi segala kontradiksi sesuai dengan
batasan0batasannya. Jadi apakah anda paham apa itu kontradiksi? Karena
sebenar-benarnya hidup ini adalah kontradiksi. Kontradiksi yang nyata dan yang
kasat mata adalah ketika orang terjun ke air, muncul di atas sudah terlentang,
maka berfilsafat itu mencari pengetahuan sehingga ketika terjun ke dalam air
bisa muncul lagi dengan selamat. Jadi berfilsafat itu mencari alat untuk
memilah-milah antara limbah kapitalisme, limbah liberalisme, limbahnya materialisme,
dst. Jadi filsafat itu ada didalam diri kita semuanya. Maka adanya interaksi
antara makro dan mikro. Jadi itulah gambarannya untuk mahasiswa sebagai bekal
ketika membaca elegi-elegi dalam blog Pak Marsigit.
Setiap hari
Indonesia tidak bisa berdiri tegak karena digempur oleh berbagai macam
peristiwa Power Now yang berupa teknologi, pendidikannya, serta politiknya.
Sehingga Indonesia selalu menjadi negara yang lemah dan tidak mempunyai jati
diri, kenapa bisa begitu? Hal ini salah satunya dikarenakan Indonesia dalam
sejarahnya belum mempunyai Pemimpin yang berkarakter dan berwawasan ke depan
(400 tahun misalnya. Indonesia dalam kancah pergaulan dunia, seperti seekor
anak ayam yang kelaparan di dalam lumbungnya sendiri. Bergaul dengan dunia
kontemporer dewasa ini tidaklah mudah dan tidaklah murah. Agar si anak ayam
Indonesia tidak dipatuk oleh si Rajawali Power Now maka Indonesia harus mau dan
mampu memberikan konsensi berupa Investasi atau mengikuti aturan, ketentuan,
bahkan paradigma (misal Saintifik).
Sehingga Indonesia
telah menjadi obyek dari dunia Power Now, maka begini salah begitu salah, serba
salah. Itulah kita bangsa yang lemah, para pemikirnya juga menjadi pemikir yang
lemah, sehingga metode Saintifiknya juga menjadi tidak berkarakter, karena dalam
setiap metode saintifik di dunia aslinya terdapat langkah yaitu Hipotesis.
Tetapi di dalam Kurikulum 2013 tidak ada dan diganti dengan Menanya. Menanya
apa, menanya untuk apa? Sebetulnya adalah untuk membuat Hipotesis sementara.
Tetapi mendengan kata-kata Hipotesis tentu semua orang, guru dan murid akan
ketakutan. Binatang macam apa Hipotesis itu. Padahal di Australia, Hipotesis
itu sudah ada di Sekolah Dasar. Hipotesis itu sederhanay hanya “pendapat
sementara”, boleh benar, boleh salah. Untuk membuktika benar salahnya itulah
maka diperlukan Percobaan. Sangat sederhana.
Metode saintifik itu
hanya salah satu aspek dari ilmu humaniora, sepertiganya daripada hermeneutika.
Jika Kurikulum 2013 akan mengangkat metode Saintifik sebagai slogan atau tema
universal, maka akan terjadi ketimpangan. Tidaklah mungkin bagian dapat
mengatasi/melingkupi keseluruhannya. Saintifik adalah bagian dari Humaniora.
Humaniora manusia dikembangan dengan metode sunatullah (terjemah dan
diterjemahkan) dan lahirlah metode Hermenitika.
Dalam Hermeneutika
terdapat 3(tiga) komponen dasar utama yaitu metode menajam, metode mendatar dan
metode mengembang dalam titik ada 3 elemen. Elemen menejam atau menukik yang
artinya mendalami secara intensif dengan memakai metode saintifk. Metode
mendatar itu artinya membudayakan (istiqomah/sustain). Metode mengembang yang
artinya membangun dunia (constructive). Membangun matematika itu
menemukan konsep, menemukan rumus. Maka mahasiswa yang sedang membangun dunia
dengan filsafat itu belum jelas seperti apa bangunannya. Maka dari itu harus
banyak membaca. Ikan ya ikan tetapi alangkah baiknya ikan itu mengetahui
jenis-jenis dari air agar bisa mencari air yang bersih, karena itu bukan untuk
kepentingan ikan itu sendiri, karena nantinya ikan itu akan bertelur sehingga
menyelamatkan generasi yang akan datang atau keturunan kita nantinya. Jika
engkau paham dan sadar mudah-mudahan keturunanmu juga nantinya akan mengerti
dan sadar, juga orang didekatmu, keluargamu termasuk murid-muridmu. Amin.
Alhamdulillahirrobbil’alamin.
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Tak bisa dipungkiri zaman sekarang sudah dikuasai oleh aliran positivistik yang dibawa oleh Compte lebih tepatnya disebut sebagai fenomena Compte, fenomena dimana harus dikuasai oleh ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Lahirnya Ilmu pengetahuan dan tekhnologi karena adanya perubahan atau adanya sintetik zaman. SAINTIFIK dalam pendidikan maupun kehidupan sehari-eahari itu merupakan hasil dari sintetik zaman, Jika ini tidak dibarengi dengan Analitik a priori maka disitulah terjadi kemerosotan moral dan hilangnya karakter yang beradab, hilangnya keyakinan dan nilai-nilai agama. Itulah kenapa sebenar-benarnya SAINTIFIK harusnya SAINTIFIK yang berkarakter.
Analitik a priori itu kaitannya dengan kekonsistenan, yang tetap kemudian terkait lagi dengan absolutisme hingga terkait dengan spritual dan keyakinan. a priori itu memikirkan dan meyakini tanpa melihat wujudnya sama halnya dengan meyakini keberadaan Tuhan meskipun belum melihat wujudnya. Meyakini keberadaan Tuhan itu akan membawa kita patuh pada ajaran-ajaran agama hingga sampai pada peningkatan karakter yang berbudi dan beradab.
Ketika terjadi ketimpangan antara sintetik a posteriori dan analitik apriori dalam perkembangan manusia disitulah fenomena Compte berkuasa penuh. Terjadilah kasus kriminalitas dan asusila diberbagai sudut dunia.
Maka mendalami filsafat adalah salah satu solusinya. Sebagaimana filsafat itu ibarat dua sisi mata uang yang tetap dan berubah. Maka kita harus mendalaminya untuk menyeimbangkan antara yang tetap dan yang berubah, tidak pincang ke hal-hal yang berubah saja. Mampu berfilsafat secara seimbang berarti mampu membangun dunia yang "sebenarnya", mampu memyeimbangkan antara dunia dan akhirat, menyeimbangkan antara moral dan IPTEK, menyeimbangkan segala-galanya yang tetap dan berubah.
Maka sebagai calon guru, kita harus mampu mendalami dan mencapai filsafat yang seimbang untuk memperkuat SAINTIFIK yang berkarakter dalam pendidikan dinegara kita tercinta.
Terima kasih ilmunya Prof.
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Filsafat merupakan hasil dari pikiran para filsuf. Belajar filsafat merupakan nilai plus tersendiri bagi saya karena sebelumnya belum pernah belajar filsafat. Ilmu yang jarang saya temukan. Sedikit menyinggung budaya membaca juga merupakan kelemahan bagi masyarakat Indonesia, sangat minim sekali, berdasarkan study "Most Literred Nation in the world 2016", minat baca di Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara. Memang ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah khususnya dalam bidang pendidikan misalnya ketersedian bahan baca atau buku di sekolah-sekolah terutama daerah 3T atau bahan baca buku digital yang bisa dibaca oleh siapapun dan kapanpun selagi jaringan internet masih ada juga dalam artian open acces serta kemasan buku dan isinya yang dikemas menarik untuk dibaca dan berisi pengetahuan untuk membangun pikiran kritis dan kreatif.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu’alaikum, Wr.Wb.
Dunia itu sangat luas. Banyak yang dapat kita pelajari di dunia ini. Filsafat merupakan olah pikir. Berfilsafat tentang dunia tentulah banyak sekali dan tidak akan habisnya. Belajar filsafat salah satunya dengan membaca. Dengan membaca kita akan mengetahui berbagai ilmu dan pengetahuan kita akan semakin luas. Dengan membaca dan bertambahnya wawasan kita, maka olah pikir kita juga akan berkembang.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
Saya setuju dengan perumpaan di atas bahwa ikan ya ikan tetapi jangan menjadi sembarang ikan. Jadilah ikan yang mengerti jenis-jenis air sehingga dapat mencari air bersih. Begitu juga menjadi manusia, jadi lah manusia yang mengerti berbagai hal sehingga dapat memberikan pengetahuan melalui bacaan.
Samsul Arifin / 18701261007 / S3 PEP 2018
ReplyDeletePeradaban dunia ibarat air yang mengalir dengan arusnya yang kuat dan manusia berada diatas aliran itu dgn perahunya..
Kita tidak akan bisa melawan arus yang kuat itu, melainkan mengikutinya...Carilah perahu yang kuat, yang mudah dikemudikan dan kencang jalannya...dengan modal itu mudah-mudahan dapat mengikuti aliran air sungai itu dengan lancar dan selamat sampai tujuan..
Restu Widhi Laksana
ReplyDelete18709251022
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Bismillahirrokhmanirrokhim
Saya kurang setuju dengan agama tidak dapat membangun dunia, karena ada bukti besarnya peradaban dunia Islam dengan berlandaskan kepada Agama. Karena tanpa agama sebagai dasar landasan yang kuat maka kita tidak akan menemukan tanggung jawab moral dalam menciptakan atau mengembangkan sesuatu. Seperti burung yang terbang tinggi tanpa mempunyai sarang dan tempat hinggap. Awalnya akan menyenangkan terbang tetapi manusia punya batasan lelah sehingga perlu tempat tenang dan nyaman untuk kembali.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
Membaca artikel ini, saya jadi teringat kuliah yang pernah saya ikuti bersama prof Marsigit. Saya akan menceritakan ulang beberapa hal penting yaang saya dapatkan ketika kuliah bersama prof Marsigit. Filsafat memiliki 2 objek yaitu didalam pikir dan di luar pikir. Di dalam pikir itu ikhtiar, filsafatnya idealisme. Diluar pikir itu adalah reaslistis, filsafatnya realisme. Idelisme berasal dari Plato, sedangkan realisme berasal dari Aristoteles. Di dalam pikir bersifat tetap menurut Permenides, sedangkan diluar pikir bersifat berubah menurut Heraclitos. Di luar pikir juga bersifat konkrit, contoh, relatif atau bersifat urusan dunia.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Sedangkan di dalam pikir juga bersifat abstrak, prinsip, absolute (absolutisme). Primakausa (prinsip pertama dan utama) yaitu tuhan, filsafatnya disebut monotheisme bagi yang mempercayainya tuhan itu tunggal. Idealisme itu berasal dari pikir hati menuju ke tuhan atau akhirat. Sedangkan realisme berdasarkan pengalaman, dari pengalaman muncul empiris atau filsafatnya Empiritisme tokohnya Dhume. Di dalam pikir bersifat logis, logis itu sifatnya konsisten (Koheren) maka muncul filsafat Koherentisme. Kalau di luar pikir yang penting cocok dengan persepsi (Korespondensi) filsafatnya Korespondensianisme. Diluar pikir itu dunia anak-anak, kalau diluar pikir itu dunia relatif
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Logika bersifat identitas sedangkan pengalaman bersifat kontradiksi. Identitas adalah A=A sedngkan kontradiksi adalah A≠A Karena terikat oleh ruang dan waktu. Real disni matematika murni maka sifat ilmunya bersifat formal. Formalisme dalam matematika murni tokohnya Hilbert maka filsafatnya Hilberttiaisme pengikut matematika di perguruan tinggi menganut prinsip Hilberttiaisme. Semua yang di pelajari itu formal struktur aljabar itu foramal ciri-cirinya adalah aksiomatik, matematika aksiomatik itu tidak perlu cocok dengan kenyataan yang penting dari A sampai Z konsisten, teorema 1 sampai 1000 tidak ada yang bertentangan.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Jadi kontradiksi disini kalau tidak konsisten, kontradiksinya Metematika tidak konsisten tapi kontradiksinya dalam kehidupan sehari-hari adalah semua kontradiksi karena aku tidak bisa sama dengan kamu. Di dalam pikir dijamin oleh rasio maka lahirlah rasioanalisme tokohnya adalah R.deskartes yang mengatakan bahwa tiada ilmu jika tiada rasio sedangkan empiritisme yang digagas oleh Dhaume mengatakan bahwa tiada ilmu tanpa pengalaman
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Pada abad pencerahan yaitu abad setelah abad pertengkaran antara Aristoteles dan Plato, lahirlah sang juru damai yaitu Immanuel Kant pada tahun 1671. Immanuel Kant menyatakan bahwa sebenar-benarnya rasionalisme itu adalah analitik apriori, dengan analitik yaitu bersifat konsisten atau logis dan apriori yaitu mengerti walaupun belum melihat. Sedangkan sebenar-benarnya pengalaman itu adalah sintetik Aposteriori, dengan sintetik yaitu hukum sebab akibat dari interaksi benda-benda sedangkan Aposteriori itu mengerti setelah melihat atau di persepsi. Oleh Immanuel Kant digabungkan keduanya, yang rasional diambil apriorinya sedangkan yang pengalaman diambil sintetiknya maka lahirlah sebenarnya-benarnya ilmu adalah bersifat sintetik apriori.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Jadi matematika murni menurut Immanuel Kant bukan ilmu karena matematika murni itu baru pemikiran saja. Maka menurut Immanuel Kant sebenar benar ilmu adalah pikiran yang bisa diterapkan dan pengalaman yang bisa dipikirkan. Pikiran dan pengalaman sama sama memiliki intuisi. Diluar pikir adalah bayangan dan di dalam pikir adalah prinsip. jadi sebenar benar hidup adalah bayangan dari prisnsip semua yang kita lihat selama ini adalah karena kita memikirkannya. sehingga dunia baik dan buruk tergantung dari hatimu masing-masing, karena baik dan buruknya dunia adalah bayangan dari hatimu jadi menurut Immanuel Kant jika ingin melihat dunia maka tengoklah pikiranmu karena dunia itu persis dengan apa yang dipikiranmu
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Pada tahun 1857 terbentuklah batas filsafat yang pencetusnya adalah Auguste Comte. Auguste Compte melahirkan sebuah buku yang berjudul Positivisme yang bersumber dari jaman Yunani sampai Kant. Beliau berkata bahwa semua yang dipelajari adalah omong kosong karena tidak ada penerapan dan apliksinya. August comte pada zaman itu mengajak untuk membangun dunia dengan mengatakan bahwa agama tidak logis. Maka jika ingin membangun dunia, agama di letakkan di paling bawah, diatasnya filasafat dan diatas filsafat adalah metode positive (science).
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Filsafat adalah struktur. Struktur di indonesia adalah paling bawaah material (benda-benda), diatasnya formal (aturan-aturan), diatasnya formal adalah normatif (ilmu-ilmu), baru yang paling atas adalah spiritual (Agama). Berbeda dengan struktur di dunia yang telah menjelma menjadi kehidupan kontemporer. Yaitu urutannya archaic (manusia batu = manusia yang tidak perlu dan tidak butuh pengetahuan), tribal (terisolasi dari dan untuk dirinya sendiri), primitif (bersikap dari dan untuk diri sendiri), tradisional (negara berkembang, spiritual), fedal (negara penjajah), modern, Pos Modern, Power Now (Kontemporer). Tulang punggung dari power now adalah kapitalisme, pragmatisme, materialisme, utilitariralisme, liberalisme, hedonisme. Power Now di sokong oleh ICT, handphone, budaya Instan.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Membangun dunia perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh agar dapat menghasilkan sesuatu bangunan yang baik dan kokoh. Dalam membangun dunia juga tidak mudah. Mahasiswa yang sedang membangun dunia dengan filsafat tidak asal melakukannya. Perlu banyak membaca dan berusaha untuk bisa membuat bangunan yang kokoh. Jadi, sebagai bibit-bibit dalam membangun dunia, perlu adanya bimbingan-bimbingan dari yang lebih senior agar dapat mencapai hasil yang diinginkan dan bisa merubah dunia ini mejadi lebih baik lagi. Hal ini bisa terwujud dengan salah satu cara yaitu rajin belajar, membaca, berusaha, berdoa, dan pantang menyerah dengan kesulitan yang ada di depan. Sesungguhnya di setiap kesulitan akan ada kemudahan. Oleh karena itu, perlu adanya kerja keras untuk dapat menemukan kemudahan yang berada di balik kesulitan tersebut.
Wassalamualaikum wr.wb.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr, wb.
Filsafat adalah pola pikir. Filsafat adalah bagaimana kita berfikit. Pola pikir tersebut merupakan objek. Objek filsafat itu meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Yang ada bisa bersifat tetap, sedangkan yang mungkin ada bisa bersifat berubah.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr, wb.
Sebagai bahasan awalan dalam filsafat yaitu objek filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada. Objek filsafat memiliki sifat bermilyar-milyar pangkat milyar. Sehingga sangat banyak sekali dan manusia tidak dapat menghafalkan semua. Manusia memiliki sifat terbatas dan tidak sempurna, lantas hanya dapat memikirkan sebagian sifatnya saja. Dalam pernyataan awal tersebut sudah dituliskan sifat dari manusia terbatas dan tidak sempurna. Sehingga banyak sekali ciptaan Tuhan yang tidak bisa tertangkap oleh pemikiran manusia. Untuk itu janganlah kita semua berbuat kesombongan. Karena sebenarnya tak ada yang dapat kita sombongkan dari diri kita yang semuanya hanya ciptaan Maha Kuasa.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Pengetahuan manusia sangat terbatas dan tidak dapat menerjemahka seluruh hal yang ada dalam dunia ini. Yand dapat dilalukan oleh manusia adalah mendefinisikan antara 2 hal yang kontradiksi untuk mewujudkan keharmonisannya. Semua hal tersebut dilakukan untuk membangun ilmu pengetahuan.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Saya mengutip bagian, "Dalam Hermeneutika terdapat 3 (tiga) komponen dasar utama yaitu metode menajam, metode mendatar dan metode mengembang dalam titik ada 3 elemen. Elemen menejam atau menukik yang artinya mendalami secara intensif dengan memakai metode saintifk. Metode mendatar itu artinya membudayakan (istiqomah/sustain). Metode mengembang yang artinya membangun dunia (constructive)."
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dalam membangun filsafat dalam diri, memang kita tidak tahu bangunan seperti apa yang ingin kita buat. Oleh karena itu, kita perlu banyak membaca dan merefleksikan hal-hal yang ada di sekitar kita sebagai dasar memahami filsafat.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Peradaban dunia saat ini telah dikuasai oleh Fenomena Compte. Fenomena Compte mendasari perkembangan peradaban di dunia barat saat ini. Namun, nampaknya fenomena tersebut telah masuk dan merasuk ke rumah-rumah penduduk terpencil di ujung desa sekalipun. Jika tetap seperti ini peradaban dunia tidak lagi menjadi semakin baik malah justru mungkin semakin bobrok. Fenomena tersebut diawali dengan kekeliruan Compte dalam memahami agama. Padahal agama merupakan dasar dan fondasi dari sebuah kehidupan. Baik buruknya kualitas kehidupan ditentukan oleh seberapa kuat dan kokoh dasarnya. Kehidupan yang tidak didasari dengan agama yang kuat memang terlihat indah, seperti peradaban barat yang kini sedang terjadi dan terus berkembang akibat dari fenomena Compte. Namun keindahan tersebut hanyalah bersifat sementara, semu dan maya. Apalah gunanya keindahan yang hanya dapat dinikmati dikulitnya saja, jika nyatanya didalamnya penuh dengan borok yang hanya tinggal menunggu waktunya saja untuk menjadi busuk dan tak terpakai lagi. Dan satu-satunya penawar dari fenomena ini adalah dengan mengembalikan apa yang telah dihilangkan sebelumnya, mengembalikan apa yang telah Compte buang yaitu spiritualitas
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Kemunculan berbagai paham karena adanya kemunculan pemikiran yang berbeda-beda dan dipengaruhi oleh paham sebelumnya. Rasionalisme dengan tokohnya yait Rene Descartes, ini ada karena pemikiran terhadap objek filsafat yang bersifat tetap. Apabila ada objek filsafat yang tetap maka kemungkinan ada berubah, muncullah empirisme dengan tokoh David Hume. Sementara objek filsaat ada itu tetap yang kebenarannya absolut maka ada absolutism. Sedangkan yang berubah bersifat relative maka ada Relatifisme. Hal itu menunjukkan bahwa pemikiran filsafat tergantung pada objeknya. Dan pemikriannya saling berinteraksi.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Dunia dalam kacamata filsafat adalah tepat yang ada dalam pikiran kita. Baik atau buruknya dunia adalah tergantung dari sudut pandang pikiran yang kita lakukan. Hal tersebut dikarenakan filsafat sendiri adalah olah pikir dari pikiran. Sebaik-baiknya orang adalah yang mampu mengolah pikiran. Dimana pikiran tersebut harus mampu berkembang sesuai dengan perkembangan dunia. Oleh karena itu, hal yang harus diri kita lakukan yaitu teruslah menambah pengetahuan kita dengan membaca dan membaca, karena membaca merupakan jendela dari sebuah pengetahuan.
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Peradaban dunia saat sekarang semakin dipengaruhi ego dan hawa nafsu manusia. Manusia masing-masing mementingkan diri masing-masing. Peradaban sekarang manusia saling menjatuhkan karena keegoisan. Peradaban sekarang seperti menuju kearah yang buruk karena kehilangan etika dan etik. Manusia saling menonjolkan dan menunjukkan diri sehingga dapat memicu peperangan sehingga ada yang tereliminasi akibat keegoisan. Teknologi yang hadir sebagai pembantu mempermudah pekerjaan manusia itu juga secara tidak langsung mempunyai dampak negatif terhadap peradaban dunia. Segala sesuatu harusnya dilakukan dengan ilmu karena ilmu yang akan menyelematkan dari kehancuran. Harus terus berikhtiar menanamkan nilai-nilai spiritual. terimakasih
Kartianom
ReplyDelete18701261001
S3 PEP 2018
Sebagai pembelajar filsafat ilmu, menyelemi kajian filsafat merupakan salah satu hal penting karena filsafat itu sendiri memiliki fungsi dan peran penting pada kehidupan di dunia. Salah satunya fenomena yang terjadi di dunia saat ini, fenomena kontemporer atau Power Now, yang tentunya juga berdampak pada negeri kita Indonesia. Salah satunya diterapkannya Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik. Namun sampai saat ini penerapan dari K13 belum berjalan maksimal.
M. Ikhsan Ghozali
ReplyDelete19701261003
PEP S3 2019
Assalamu'alaikum wr.wb.
Terima kasih banyak Prof. untuk refleksi kuliah yang ditulis di sini. Uraian yang padat tentang: subjek filsafat, sifat-sifatnya, dan interaksinya: aliran-aliran filsafat beserta tokoh-tokoh sentralnya, serta perkembangan dan dialektinya: hingga konteks kondisi pendidikan di Indonesia, sangat membantu menambah pengetahuan saya, dan mungkin orang lain, yang tidak ada dalam ruangan kuliah saat itu.
Pernyataan tentang menajam, mendatar, dan mengembang sungguh penting untuk dijadikan motivasi dan pedoman dalam menjalani proses, termasuk dalam perkuliahan ataupun pendidikan. Dengan menjalani tiga hal tersebut secara "tertib", mudah-mudahan tujuan untuk menjadi lebih baik dapat terwujud. Terima kasih Prof.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Puspitarani
ReplyDelete19709251062
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Terima kasih Bapak atas artikel yang telah Bapak share kepada kami mengenai PERADABAN DUNIA
(BELAJAR PERAN DAN FUNGSI DARI FILSAFAT). Walaupun saya belum mempelajari ilmu filsafat, namun dengan membaca artikel tersebut saya menjadi tertarik untuk belajar ilmu filsafat. ternyata ilmu filsafat sangatlah luas, seperti pendapat beberapa tokoh yang menarik perhatian saya :Immanuel Kant mencoba mendamaikan perdebatan yang terjadi antara empirisme dan rasinalisme. Descartes dan pengikutnya berkata tiadalah ilmu jika tanpa pikiran, sedangkan David Hume berkata tiadalah ilmu jika tidak berdasarkan pengalaman. Lalu Immanuel Kant mengatakan bahwa antara Descartes dan David Hume itu keduanya benar dan juga keduanya salah. Dalam apa yang disebutkan oleh David Hume terdiri unsur kesombongan karena mendewa-dewakan pengalaman. Sedangkan dalam apa yang dikatakan Descartes itu terdapat kelemahan yaitu terlalu mendewa-dewakan pikiran dan mengabaikan pengalaman. Jadi Imanuel Kant berpendapat bahwa benar ilmu itu berasal dari pengalaman, namun apa bila hanya berasal dari pengalaman saja tidaklah cukup, sehingga ilmu itu harus juga dipikirkan dan dicoba. Seperti contohnya seorang guru, dia mendapatkan ilmu dari pengalaman-pengalaman selama perkuliahan dan selama mengajar dengan sifat siswa yang berbeda satu sama lain. Sehingga akan muncul pemikiran bagaimana saya mengajar anak dengan sifat yang berbeda-beda itu, lalu dicobalah beberapa metode pembelajaran yang sesuai. Dengan filsafat kita dapat melihat suatu dari sudut pandang yang berbeda. misalnya saat kita mengajar anak SD, maka kita harus menurunkan ilmu kita setingkat SD, bukan malah meminta anak SD untuk mengikuti ilmu kita. Anak SD lebih menyukai belajar benda-benda yang konkrit, sehingga saat kita mengajar anak SD baiknya kita gunakan contoh konrit yang ada pada kehidupan sehari-hari mereka, tujuannya adalah mempermudah mereka untuk memahami suatu materi.
1. Syaiful Syamsuddin
ReplyDelete19701261002
PPs S3 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 2019
Assalamu Alaikum Wr.Wb
Salah satu hal yang menjadi pembahasan di atas adalah fenomena compte. Fenomena compte telah berkembang menjadi kekuatan baru di dunia yang didukung oleh paham-paham seperti kapitalisme, liberalisme, pragmatisme. Sementara itu, Indonesia dengan letak letak geografisnya dan kehidupan berbangsa dan bermasyarakatnya yang lebih mengedepankan aspek-aspek humaniora dalam membangun strukturnya ternyata telah menjumpai fenomena compte. Hal ini tentunya,membuat Indonesia menjadi kurang beruntung karena fenomena compte menjadikan Indoesia sebagai negara yang lemah, negara tidak bisa berdidi tegak, negara yang sulit menemukan jati dirinya, sebagai akibat Indonesia telah menjadi objek dari power now di dunia. Setiap saat, Indonesia harus menghadapi peristiwa power now baik dari segi teknologi, pendidikan, dan politik. Dan untuk menghadapi fenomena power now agar Indonesia tidak tenggelam lebih jauh, maka negara kita harus memberikan timbal balik atau mengikuti aturan, ketentuan, bahkan paradigma (misal Saintifik).
Terima kasih banyak atas ilmunya prof. Wassalamu alaikum wr.wb
sintha fardu anggraeni
ReplyDelete19709251071
S2 pendidikan matematika /D
Terimkasih banyak Pak Prof. Marsigit.
Tulisan ini membuat saya tahu bahwa filsafat sebaiknya mengandung kemampuan mengasah, kemmpuan berpikir dan mengasah kemampuan mengolah hati, baik yang ada maupun yang mungkin ada. Manusia tidak sempurna maka hanya dapat memikirkan sebagian saja maka disesuaikan dengan tujuannya saja.
Assalamu'alaykum wr wb
ReplyDeleteDwi Kawuryani
19709251061
Pendidikan Matematika S2 D
Dunia ini sangat luas. Ada banyak hal yang tidak kita ketahui, namun apa yang telah kita ketahui adalah sedikit dari bagian banyak dunia yang lain. Adalah fenomena compte telah membuat banyak hal menjadi semakin berkembang dengan subjek yang kuat untuk menggunakannya dengan bijak. Namun apabila karakter subjek tidak kuat maka tidak akan mampu mengendalikan fenomena compte. Dari tulisan ini kita dapat belajar bahwa filsafat sebagai salah satu ilmu telah membuka mata kita bahwa dunia yang sebegitu luasnya sebenarnya masih menyimpan banyak hal lain yang cakupannya lebih luas karena dalam filsafat kita mempelajari apa yang ada dan yang mungkin ada. Dengan tetap terus belajar filsafat seseorang dapat melihat apa yang tidak bisa dilihat sehingga memiliki peluang lebih besar untuk belajar lebih banyak. namun adanya fenomena Comte bisa menjadi bumerang bagi dunia pendidikan Indonesia. karena dengan diberlakukannya pendekatan saintifik guru harus belajar menggunakannya dengan bijak tanpa adanya pemahaman yang cukup bagi guru tentang pendekatan saintifik maka pendekatan ini tidak akan berjalan dengan maksimal dan justru akan menghambat proses belajar siswa yang dari dulu belum terbiasa menggunakan pembelajaran saintifik. sehingga penggunaan pembelajaran saintifik yang saat ini diterapkan di Indonesia masih kekurangan persiapan dan pemahaman oleh guru dan benar disebutkan oleh Bapak diatas bahwa pembelajaran tersebut kurang berkarakter sehingga pendidikannya terkesan lemah.
Wassalamu'alaikum wr wb
Selamat sore untuk kita semua
ReplyDeleteDari dulu saya sangat senang membaca dan mendengar kata "peradapan" Didalam pikiran saya, kata ini membuat saya senyum, senang, dan menghayal yang muluk-muluk. Selain itu, kata ini mengantar saya ketempat pariwisata terkenal atau tempat-tempat rekreasi yang menyenangkan. Singkatnya kata ini membuat saya seolah-olah ada di taman yang sejuk, rindang, berbunga-bunga, tenang, dan semua orang yang ada ditaman itu ramah, pengertian, saling mencintai, saling menyayangi, saling memberi salam, dan kata-kata sifat baiknya lainnya. Atas dasar itu, saya sangat senang dengan kata PERADAPAN. Apakah itu arti dari kata peradapan? Bisa ya dan bisa tidak.Akan tetapi, untuk saya secara pribadi, kata PERADAPAN dimaknai seperti itu dan memang itu yang ada didalam pikiran saya ketika berhadapan dengan kata PERADAPAN. Selain itu, yang terlintas didalam pikiran saya ketika berhadapan dengan kata PERADAPAN adalah hidup tanpa masalah, lingkungan tanpa kotor,pikiran tanpa dinodai, kata atau kalimat tanpa menyakitkan hati, pandangan atau tatapan yang menyejukan, melangkah dengan pasti, berbicara dengan senyum dan lembut, berjabat tangan tanpa gemetar, mengetok tanpa ragu-ragu, berpapasan sambil senyum. Atas pemikiran dan pemahaman saya tersebut maka kata PERADAPAN menjadi kata yang paling saya senang karena saya memaknainya seperti yang saya gambarkan diatas. Pemaknaan kata PERADAPAN seperti diatas sejak saya berada di Sekolah Menengah Atas kelas 1 sampai sekarang. Pemaknaan kata tersebut sulit untuk dirubah. Untuk itu, saya harus garisbawahi kalau pemaknaan kata peradapan tersebut bersifat personal.
Pemaknaan kata PERADAPAN seperti itu didasarkan pada pemikiran saya (1) semua orang yang beradap sudah memiliki tingkat kesadaran yang tinggi untuk menciptakan lingkungan yang aman, rapih, bersih, indah, elok dan sejuk. Dengan kata lain, semua orang yang hidup atau tinggal di dunia ini memiliki persepsi, komitmen yang sama untuk menciptakan lingkungan seperti yang digambarkan (2) semua orang yang beradap sudah mampu untuk menghargai, mencintai, menghormati, mengasihi , mencintai satu dengan yang lain. Karenanya permusuhan, kebencian, intimidasi , irih hati sudah tidak dimiliki oleh warga lingkungan (3)semua orang bisa menciptakan situasi dan kondisi lingkungan yang semua warganya saling senyum, berjabat tangan, tertawa, saling membagi dan memberi (4) anak-anak bisa bermain,berlari, berjalan, bernyanyi dengan perasaan senang, gembira yang ditunjukkan dengan wajah yang ceriah,tertawa,dan lompat-lompat.
Dari pemahaman dan pemaknaan kata PERADAPAN saya diatas bisa dihubungkan dengan artikelnya Prof dengan kata KONTRADIKSI. Kata kontradiksi yang prof tulis tersebut berarti berlawanan. jadi kata berlawanan ini bertolak belakang dengan pemaknaan kata peradapan yang ada dipikiran saya. Jadi makna artikel peradapan ini dimaknai sebagai kehilangan kata kontradiksi karena peradapan berarti hidup yang aman, tentram, makmur, bersih, indah, bahagia; sehingga kontradiksi tidak ada lagi karena peradapan sudah diraih oleh semua orang. Alhasil kalimat pernyataan begini salah begitu salah, serba salah" tidak terjadi karena semua peradapan sudah diraih oleh semua orang. Untuk meraih peradapan merupakan pertanyaan yang perlu diajukan. Bagaimana untuk mencapai peradapan? Belajar filsafat jawabannya. Dengan belajar filsafat semua orang akan menjadi sadar akan kekurangan dan ketidaksempurnaan yang kita miliki.
Assalamu'alaikum wr. wb
ReplyDeleteNovi Indriyani Kones
19701251002
PEP S2 A 2019
Perkembangan peradaban dunia tak lepas dari peran dan fungsi dari filsafat. Objek dari filsafat adalah ada dan yang mungkin ada. Dari objek ini bermunculan teori-teori filsafat yang dipelopori oleh tokoh-tokoh yang ahli di dalamnya. Teori filsafat juga dapat diterapkan pada pembelajaran sekolah. Dalam teori-teori filsafat harus berhati-hati dalam memahami teori tersebut. Jika kita tidak cermat dan pandai maka dapat mempengaruhi pikiran kita. Jika ada teori yang tidak sesuai maka cermati dan analisis agar sesuai dengan yang sebenarnya.
Terimakasih
Wassalamu'alaikum wr. Wb
Dea Armelia
ReplyDelete19709251072
S2 Pend. Matematika D 2019
Sebenar-benar hidup adalah interaksi antara yang tetap dan yang berubah. Maka kita harus mendalaminya untuk menyeimbangkan antara yang tetap dan yang berubah, tidak pincang ke hal-hal yang berubah saja. Mampu berfilsafat secara seimbang berarti mampu membangun dunia yang "sebenarnya", mampu memyeimbangkan antara dunia dan akhirat, menyeimbangkan antara moral dan IPTEK, menyeimbangkan segala-galanya yang tetap dan berubah.
Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan pemikiran manusia memiliki peran yang penting dalam menentukan dan menmukan eksistensinya. Dalam kegiatan ini manusia akan berusaha untuk mencapai kearifan dan kebajikan. Kearifan merupakan buah yang dihasilkan dari usaha mencapai hubungan-hubungan antara berbagai pengetahuan, dan menentukan implikasinya baik secara yang tersurat maupun yang tersirat dalam kehidupan.
Sekar Hidayatun Najakh
ReplyDelete19701251007
S2 PEP A 2019
Assalamualaykum wr wb...
Dunia adalah apa yang ada di dalam pikiran, hal tersebut berkaitan erat dengan objek filsafat yaitu semua hal yang ada dan yang mungkin ada. Sehingga pemikiran-pemikiran tentang dunia berjalan beriringan dengan sejarah filsafat dari masa renaisans, rasionalisme, empirisme, materialisme sampai pada masa modern yang membentuk peradaban dunia modern. Peradaban dunia melewati suatu pemikiran yang esensial, fundamental, dan komponen yang mengakar. Hakikat kehidupan manusia sendiri membentuk suatu hermenitika siklik yang terus menerus sehingga jejak-jejaknya melahirkan komponen kehidupan berupa peradaban dunia.
Terimakasih Prof...
Aulia Nur Arivina
ReplyDelete18709251051
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Assalamu’alaikum wr.wb.
Belajar filsafat bukanlah hal yang mudah, karena obyek filsafat membahas yang ada dan yang mungkin ada. Untuk mendapatkan ilmu atau berfilsafat harus mampu mengatasi segala kontradiksi sesuai dengan batasan-batasannya. Karena sebenar-benarnya hidup ini adalah kontradiksi. Kontradiksi yang merupakan awal dari ilmu jadi filsafat ada di dalam diri kita semua.
Anna Isabela Sanam
ReplyDeletes2 PEP A 2019
19701251001
Manfaat yang kita peroleh dari belajar filsafat adalah filsafat membuat kita terampil berpikir dan membentuk argument secara kritis dan berpikir logis. Karena pikiran – pikiran dalam filsafat merupakan hasil berpikir kritis para filsuf besar. Maka saya dapat mengatakan bahwa ketika membaca pemikiran mereka maka sama halnya dengan kita berjumpa dengan pemikiran para filsuf besar sepanjang sejarah. Katakanlah seperti Rene Decartes, I. Kant, David Hume, Aristoteles, Plato dan masih banyak lainnya. Hasil – hasil pemikiran mereka telah sukses membentuk dunia yang saat ini kita pahami. Jika Plato menyatakan teori tentang ideal dimana ide tidak bergantung pada manusia namun pikiran manusialah yang tergantung pada dunia ide. Sedangkan Aristoteles mengutarakan pemikirannya akan gerak dimana semua benda bergerak menuju satu tujuan yang mengandung corak teleologis.
Terima kasih Prof.
Hanifah Nabila Hendral
ReplyDelete19701251003
S2 PEP A 2019
Assalamualaikum,
awal melihat artiket ini mbatin 'ya Allah panjang ya..:D' tapi setelah saya membacanya saya ikut larut dan masuk kedalam tulisan ini. Kita yang diibartkan sebagai ikan di dalam lautan..ikan memang hanya ikan namun kita harus memiliki ilmu untuk mengetahui berbagai jenis air agar kita bisa mengetahui air yang bersih sehingga bisa menyelematkan generasi yang akan datang. hidup di akhir zaman begini memang tidak mudah, seperti yang Rasulullah katakan dalam hadistnya, Rasulullah bersabda 'akan terjadi, bersatunya bangsa-bangsa didunia menyerbu kalian seperti sekelompok orang menyerbu makanan”. Salah seorang sahabat bertanya: “apakah karena jumlah kami dimasa itu sedikit”. Rasulullah menjawab : “jumlah kalian banyak tapi seperti buih dilautan'. dunia barat yang dikatakan 'POWER NOW' memaksa kita untuk mengikuti sistem mereka, merubah kita, mejauhkan kita dari al quran dan sunnah. kita ibarat anak ayam yang kehilangan induknya. kita terpaksa mengikuti aturan power now yang jelas-jelas tidak sesuai dengan kepribadian kita (umat muslim) yang berkiblat dari busaya timur. karena itu, perlu kita untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya, memperkuat diri sehingga tidak terbawa arus 'POWER NOW' dan sadar kita sudah memiliki aturan yang jelas dan sumber yang jelas untuk menjalankan kehidupan yaitu Al Quran dan sunnah Rasulullah SAW
Assalamu'alaikum wr.wb
ReplyDeleteNovi Indriyani Kones
19701251002
PEP S2 A 2019
Objek dari filsafat adalah yang mungkin ada dan yang ada. Dari objek filsafat ini lahirlah aliran-aliran filsafat yang mendukung antara yang mungkin ada dan yang ada. Yang mungkin dan yang ada itu berjalan secara berdampingan dalam kehidupan sehari-hari. Aliran-aliran filsafat yang lahir berguna untuk pijakan dalam menjalani hidup, karena dari aliran itu kita dapat melihat diri kita termasuk yang mana dan dapat membaca aliran dari orang lain cenderung ke aliran filsafat yang seperti apa.
Terimakasih
Wassalamu'alaikum wr. wb
Assalamu'alaikum wr. wb
ReplyDeleteNovi Indriyani Kones'
19701251002
PEP S2 A 2019
Saya mengutip salah satu kalimat pada artikel ini yaitu : "ketika mengajarkan matematika pada anak itu berikan contohnya, karena definisi bagi anak kecil itu berupa contoh, sedangkan matematika bagi orang dewasa itu adalah definisi, teorema dan bukti.". Pernyataan ini benar adanya karena saya mengalami sendiri pada saat mengajar di sekolah maupun bimbel dan privat. Ketika saya mengajar anak SD maka saya masuk ke dalam pikiran anak SD dengan belajar matematika sambil bermain tetapi tanpa meninggalkan konsep dari matematika itu seperti contohnya: saya menyajikan bentuk latihan matematika dengan bermain ular tangga atau TTS dan sebagainya. Jika saya mengajar siswa SMP maka saya memberikan contoh soal mtk terkait keadaaan remaja masa-masa SMP. Dengan metode seperti itu, saya dapat melihat siswa yang lebih aktif, lebih memahami, dan merasa matematika itu menyenangkan.
Terimakasih
Wassalamu'alaikum wr. wb
Rizki Nisa Setyowai
ReplyDelete19701251013
PEP S2 A
Hidup ini sejatinya adalah interaksi dan kontradiksi. Filsafat sebagai ilmu lahir untuk membantu manusia memahami interaksi-interaksi yang terjadi di sekitarnya sehingga ia mampu mengurai dan menyelesaikan kontradiksi-kontradiksi dalam hidupnya. Di sinilah peran filsafat dalam peradaban dunia yaitu sebagai alat olah dan asah pikir bagi manusia. Ketika manusia sedang berfilsafat sesungguhnya ia sedang memilah-milah limbah kehidupan agar dirinya tidak tersesat dan mati di tengah dunia yang saat ini dikuasai oleh power now.
Alfiana Dewi
ReplyDelete19701251005
S2 PEP A 2019
Bismillah, Filsafat terbentuk dari pola pikir aau hasil pemikiran seseorang, yang dikatakan manusia adalah saat seseorang itu masih mampu berpikir. Berpikir merupakan cara kita untuk mengkonstruksi ide - ide yang kita punya untuk diplikasikan atau membuat inovatif terbaru. saat ide sudah diaplikasikan maka akan berpengaruh dalam kehidupan.
Perubahan dalam kehidupan akan menghasilkan peradaban peradaban yang berbeda pula pula, contonya adalah Hassan Hanafi ini lahir bukan di ruang hampa, tetapi puncak dari seluruh pemikirannya yang berangkat dari konsep dasarnya tentang filsafat dan agama sehingga melahirkan sebuah aliran pemikiran yang ia sebut gerakan pembaharuan pemikiran dan menggagas gerakan revolusi
Indra Kusuma Wijayanti
ReplyDelete18709251046
Pendidikan Matematika S2 C
Zaman sekarang, dunia sudah dikuasai oleh teknologi, ketika tidak pandai-pandai dalam menyikapi maka hanya akan menjadi budak dari Power Now. Jangan sampai kita terkena fenomena Compte, teknologi merubah kita menjadi manusia yang apatis yang terlalu asik dengan teknologi, dan menjadi anti-sosial. Belajar filsafat membuat kita belajar menjadi pribadi yang bijak sebab ia mengajarkan kita memandang sesuatu dari banyak sudut pandang, tergantung ruang dan waktu
Choirul Amri
ReplyDelete(19709251078 S2 Pendidikan Matematika Kelas D 2019)
Bismillah, berbicara mengenai peradaban dunia saya ingin menambahkan atas persetujuan saya dalam karya yang dituliskan dalam blog ini. Bahwa seberapa pentingkah filsafat dengan peradaban? Berikut saya berikan contoh realitasnya . Apakah ada bukti bahwa filsafat adalah sumber dari peradaban? Yunani pada zaman klasik hingga abad pertengahan dikenal sebagai pusat peradaban, karena banyak melahirkan para filosof dunia. Dimulai dari Thales hingga Socrates, Plato, Aristoteles, dan banyak lagi filosof dunia lahir di Yunani. Tetapi kenapa saat ini Yunani terpuruk. Ekonominya jatuh hingga titik nadir. Yunani berada di ambang kebangkrutan. Itu karena setelah abad pertengahan hingga saat ini filsafat mati di Yunani. Tidak ada lagi filosof yang lahir dari Yunani. Peninggalan peradaban Yunani hanya dijadikan tempat wisata. Sementara pemikirannya ditinggalkan. Sehingga peradaban bergantung kepada pemikir-pemikir dan pikiran-pikiran yang memandang lebih dan maju dunia itu sendiri, namun ingat jangan keluar dari kuasa Tuhan dalam tuntunanNya (agama).
Terimakasih.
Annisa Nur Arifah
ReplyDelete18709251058
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Peranan dan fungsi filsafat dapat dilihat dari beberapa tujuan dari filsafat itu sendiri antara lain: (1) dengan berfikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia, lebih mendidik, dan membangun diri sendiri, (2) seseorang dapat menjadi orang yang dapat berfikir sendiri, (3) memberikan dasar-dasar pengetahuan, memberikan pandangna yang sintesis pula sehingga seluruh pengetahuan merupakan satu kesatuan, (4) hidup seseorang tersebut dipimpin oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sebab itu mengetahuai pengetahuan-pengetahuan terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup diri sendiri, (5) bagi seorang pendidik filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena filsafatlah yang memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang mengenai manusia seperti misalnya ilmu mendidik
Latifa Krisna Ayu
ReplyDelete19709251060
S2 Pendidikan Matematika D
Filsafat memanglah tidak mudah untuk dipelajari. Dibutuhkan pemikiran mendalam untuk berfilsafat dan tidak semua orang mampu melakukannya. Imam Ghozali pun mengatakan pentingnya berfilsafat yang diabadikan oleh Syeikh Ibrahim Bajuri dalam Sulamul munauroq di tengah hal. 21 di mana Imam Ghozali mengemukakan, “Sesungguhnya sesorang tidak akan mengetahui sesuatu hal tanpa menggunakan filsafat dan tidak akan menguatkan pada ilmunya”. Jadi alangkah sayangnya jika orang tidak mempelajari ilmu filsafat. Selain itu mempelajari filsafat memberikan banyak manfaat dyaitu membuat kita mampu berpikir mendalam, rasional, komunikatif dan juga akan memiliki pengetahuan yang luas.
Terima kasih
Wiwin Mistiani
ReplyDelete19701261011
PEP-S3-2019
Assalamualikum ....
terimaksih banyak prof atas shering ilmunya...
Pembahasan tetang peradaban dunia" merupakan topik yang sangat menarik bagi saya..
mengutip pembahasan diatas tetang bagaimana sang power now telah menguasai negara kita hari ini sehinga negara kita seakan tidak punya jati diri, hari ini Indonesia tidak bisa berdiri tegak karena digempur oleh berbagai macam peristiwa Power Now yang berupa teknologi, pendidikannya, serta politiknya. Sehingga Indonesia selalu menjadi negara yang lemah dan tidak mempunyai jati diri, kenapa bisa begitu? Hal ini salah satunya dikarenakan Indonesia dalam sejarahnya belum mempunyai Pemimpin yang berkarakter dan berwawasan ke depan (400 tahun misalnya. Indonesia dalam kancah pergaulan dunia, seperti seekor anak ayam yang kelaparan di dalam lumbungnya sendiri. Bergaul dengan dunia kontemporer dewasa ini tidaklah mudah dan tidaklah murah. Agar si anak ayam Indonesia tidak dipatuk oleh si Rajawali Power Now maka Indonesia harus mau dan mampu memberikan konsensi berupa Investasi atau mengikuti aturan, ketentuan, bahkan paradigma (misal Saintifik).
Rona Happy Mumpuni
ReplyDelete19709251059
S2 Pendidikan Matematika D
Terima kasih kepada Vivi Nurvitasari dan Prof. Marsigit yang telah berbagi pengetahuan tentang PERADABAN DUNIA (refleksi perkuliahan). Dengan membaca artikel di atas saya menjadi paham bahwasannya obyek filsafat itu adalah yang ada dan yang mungkin ada, yang mempunyai sifat bermilyar-milyar pangkat bermilyar pun belum cukup untuk menyebutkannya karena sifat itu berstruktur dan berdimensi. Selain itu, belajar Filsafat bukanlah sembarang manusia yang mampu menjalaninya. Untuk itu, kita harus tetap menjadi orang yang rendah hati dan terus belajar sepanjang hayat.
Fitria Restu Astuti
ReplyDelete19709251069
S-2 Pendidikan Matematika D 2019
Belajar filsafat ibarat seekor ikan di lautan yang airnya sudah tercemar oleh polutan. Hanya ikan-ikan yang kuat yang akan bertahan. Belajar filsafat memang tidak mudah. Tidak sedikit orang yang menyerah dalam memahami filsafat. Bahkan orang-orang yang masih bertahan belajar filsafat pun belum tentu memahami betul apa itu filsafat dan bagaimana itu filsafat. Tetapi tidak ada ilmu yang tidak dapat dipelajari selama manusia itu berkeinginan untuk belajar.Allah SWT tidak akan membiarkan hambanya berada dalam kesulitan ketika dia ingin berusaha. Filsafat bisa untuk dipelajari maka membangun dunia dengan filsafat juga bukan suatu hal yang mustahil untuk dilakukan.
Rifki Rinaldo
ReplyDelete19709251070
S2 PMD 2019 D
berdasarkan penjelasan yang prof berikan saya menyimpulkan bahwa filsafat didasarkan pada pemikiran yang terbangun oleh fenomena dan objek yang terjadi yang menimbulkan pertanyaan yang harus ditemukan jawabannya. Dalam berfilsafat sebaiknya menggunakan 2 unsur seperti yang dipaparkan oleh immanuel kant yaitu pikiran dan pengalaman. Maka unsur daripada pikiran adalah analitik a priori, dan unsur daripada pengalaman adalah sintetik a posteriori. Dari sini kita dapat Ambil sintetiknya, ambil a priorinya, maka sebenar-benarnya ilmu itu bersifat sintetik a priori, ya dipikirkan dan juga dicoba.
Tiara Wahyu Anggraini
ReplyDelete19709251065
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Memang benar, ketika mengajarkan suatu hal hendaknya kita melihat siapa yang kita ajar. Seperti pada pembahasan di atas, ketika kita menjadi guru SD ingin mengajar matematika kepada anak SD maka pikiran kita harus menjelma menjadi pikiran anak-anak. Anak -anak belajar sesuatu menggunakan contoh bukan definisi, teorema ataupun bukti layaknya orang dewasa. Seorang guru sangat penting belajar memposisikan diri agar mampu memahami pikiran peserta didiknya, sehingga pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik kepada peserta didik tersebut.
Vera Yuli Erviana
ReplyDeleteNIM 19706261005
S3 Pendidikan Dasar 2019
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Berdasarkan refleksi materi di atas, diketahui bahwa objek filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada. Sementara itu, kehidupan didasarkan pada pemikiran dan pengalaman. Belajar filsafat tidak akan pernah ada habisnya, karena semua yang ada dan yang terjadi di dunia ini pasti menimbulkan pertanyaan dan memunculkan teori-teori baru. Belajar filsafat dengan membaca dan memperhatikan lingkungan sekitar. Sehingga, dapat dikembangkannya ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi banyak orang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Hima Naili Hidayah
ReplyDelete19701251004
PEP A 2019
Ilmu adalah bekal utama seseorang dalam mengarungi hidup, agar mengetahui kondisi yang ada di sekitarnya apakah itu baik atau burik. Dengan berilmu kita dapat memiliki pandangan dan pimikiran yang kuat serta dimbangi dengan akhlak yang baik, agar dapat menjadi manusia yang berguna bagi semuanya serta tidak mudah terpengaruh negatif oleh arus perubahan zaman.
Alfiana Dewi
ReplyDelete19701251005
S2 PEP A 2019
Objek dari filsafat adalah ada dan yang mungkin ada. Dari objek ini bermunculan teori-teori filsafat yang dipelopori oleh tokoh-tokoh yang ahli di dalamnya.Filsafat terbentuk dari pola pikir aau hasil pemikiran seseorang, yang dikatakan manusia adalah saat seseorang itu masih mampu berpikir. Berpikir merupakan cara kita untuk mengkonstruksi ide - ide yang kita punya untuk diplikasikan atau membuat inovatif terbaru. Saat ide sudah diaplikasikan maka akan berpengaruh dalam kehidupan. Perubahan dalam kehidupan akan menghasilkan peradaban peradaban yang berbeda pula pula,
Muh. Asriadi AM
ReplyDelete19701251008
S2 PEP A 2019
Pemahaman saya dari artikel ini yaitu Filsafat merupakan hasil dari pikiran para filsuf. Belajar filsafat merupakan nilai plus tersendiri bagi saya karena sebelumnya belum pernah belajar filsafat. Ilmu yang jarang saya temukan. Filsafat merupakan sumber dan awal bagi tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di semua Negara di dunia ini. Dalam membangun dunia juga tidak mudah. Mahasiswa yang sedang membangun dunia dengan filsafat tidak asal melakukannya. Perlu banyak membaca dan berusaha untuk bisa membuat bangunan yang kokoh. Jadi, sebagai bibit-bibit dalam membangun dunia, perlu adanya bimbingan-bimbingan dari yang lebih senior agar dapat mencapai hasil yang diinginkan dan bisa merubah dunia ini mejadi lebih baik lagi. Hal ini bisa terwujud dengan salah satu cara yaitu rajin belajar, membaca, berusaha, berdoa, dan pantang menyerah dengan kesulitan yang ada di depan. Sesungguhnya di setiap kesulitan akan ada kemudahan.
Hanifah nabila hendral
ReplyDeleteS2 PEP A 2019
19701251003
Setiap unsur dalam dunia ini pasti memiliki lawannya. Seperti baik lawannya buruk, terang lawannya gelap, positif lawannya negatif. Dan lawannya pahala adalah dosa. Allah menciptakan gelap agar kita tau apa itu terang. Allah menciptakan kebohongan agar kita tau apa itu kejujuran. Apapun yang Allah ciptakan diatas bumi ini pastilah membawa manfaat.
Hanifah nabila hendral
ReplyDeleteS2 PEP A 2019
19701251003
Assalamualaikum
Istilah ilmu pengetahuan diambil dari kata bahasa inggris science, yang berasal dari bahasa Latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari, mengetahui. Pertumbuhan selanjutnya pengertian ilmu mengalami perluasan arti sehingga menunjuk pada segenap pengetahuan sistematik. Untuk memperoleh ilmu kita perlu untuk melakukan beberapa kali pencarian karena itu dalam dunia ilmu dikenal istilah research.
Hanifah nabila hendral
ReplyDeleteS2 PEP A 2019
19701251003
Assalamualaikum
Dengan ilmu kita dapat membangun peradaban dunia. Seperti salah satu artikel yang pernah saya baca. Didalam artikel tersebut mengatakan bahwa salah satu penyebab runtuhnya agama Islam adalah jika kebodohan menyebar pada kaum muslim. Tanpa ilmu kita akan stagnan dan kaku, gampang terpengaruh kearah yang negatif dengan mudah.
Hanifah nabila hendral
ReplyDeleteS2 PEP A 2019
19701251003
Assalamualaikum
Tanpa ilmu kita tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang haq dan mana yang batil. Saya jadi ingat salah satu ungkapan oleh pemikir barat, jik aingin menghancurkan sebuah bangsa, generasi dan peradaban maka hancurkanlah kaum wanitanya. Jika seorang wanita tidak memiliki pengetahuan akan hal ini tentu akan sangat berbahaya. Karena itu ilmu sangatlah penting dan menjadi penyebab hancurnya sebuah peradaban.
Hanifah nabila hendral
ReplyDeleteS2 PEP A 2019
19701251003
Assalamualaikum
Saya setuju dengan yang dikatakan pada artikel ini. Jika kita sebagai seorang guru SD pikiran kita juga harus menjelma menjadi pikiran anak-anak. Seorang guru harus pintar dalam memposisikan dirinya.
Hanifah nabila hendral
ReplyDeleteS2 PEP A 2019
19701251003
Assalamualaikum
Hidup di zaman power now haruslah pintar-pintar dalam memilah mana yang baik mana yang buruk. Jika tidak hanya mengikuti arus saja maka ibarat ikan di lautan kita akan terombang ambing oleh derasnya arus dan jika tidak dapat bertahan maka kita akan mati.
Hanifah nabila hendral
ReplyDeleteS2 PEP A 2019
19701251003
Assalamualaikum
Dari artikel ini yang saya tangkap adalah, dalam berfilsafat tidak dapat dilakukan oleh sembarang dan filsafat digunakan untuk memilah-milah antara yang baik dan yang buruk. Dan filsafat ada didalam diri kita.
Refleksi ini sangat lengkap. Satu pertemuan bisa dirangkum dengan detail. Penjelasan serupa juga pernah disampaikan Prof. Marsigit namun dengan judul berbeda yakni "Lahir dan Perjalanan Filsafat". Karena manusia tidak bisa mengingat semua hal yang sudah terjadi, maka catatan atau tulisan semacam ini bisa menjadi pengingat di kemudian hari. Semoga tulisan ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca.
ReplyDeleteIkhsanudin (PEP-S3/19701261001)