The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Feb 25, 2011
Elegi Tarian Lenggang
Oleh Marsigit
Benar:
Wahai salah, keterlaluan benar engkau itu. Sudah berkali-kali diperingatkan tetap saja melakukan kesalahan. Apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa engkau berlaku demikian?
Salah:
Biar anjing menggonggong kafilah berlalu. Bukankah itu kata-kata mutiara yang sangat bagus. Peduli amat aku memperhatikan dirimu. Daripada hidup sekali tidak berkepribadian hanya dikarenakan memperhatikan omonganmu, lebih baik don’t care sajalah tetapi diriku tetap berkepribadian. Benar salah itu kan relatif.
Baik:
Wahai buruk, keterlaluan benar engkau itu. Sudah berkali-kali diperingatkan tetap saja melakukan hal-hal yang buruk. Apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa engkau berlaku demikian?
Buruk:
Peduli amat aku memperhatikan dirimu. Daripada hidup sekali tidak berkepribadian hanya dikarenakan memperhatikan omonganmu, lebih baik don’t care sajalah tetapi diriku tetap berkepribadian. Baik buruk itu kan relatif.
Mengerti:
Wahai tak mengerti, keterlaluan benar engkau itu. Sudah berkali-kali dijelaskan tetap saja tidak mau mengerti. Apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa engkau berlaku demikian?
Tak Mengerti:
Daripada hidup sekali tidak berkepribadian hanya dikarenakan memperhatikan omonganmu, lebih baik don’t care sajalah tetapi diriku tetap berkepribadian. Mengerti atau tak mengerti itu kan urusanku.
Jujur:
Wahai koruptor, keterlaluan benar engkau itu. Sudah berkali-kali diperingatkan tetap saja melakukan kesalahan. Apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa engkau berlaku demikian?
Koruptor:
Biar anjing menggonggong kafilah berlalu. Bukankah itu kata-kata mutiara yang sangat bagus. Peduli amat aku memperhatikan dirimu. Daripada hidup sekali tidak berkepribadian hanya dikarenakan memperhatikan omonganmu, lebih baik don’t care sajalah tetapi diriku tetap berkepribadian. Mana buktinya aku seorang koruptor?
Peduli:
Wahai tak peduli, keterlaluan benar engkau itu. Sudah berkali-kali diperingatkan tetap saja tak peduli. Apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa engkau berlaku demikian?
Tak Peduli:
Tarian lenggang. Aku sengaja menciptakan Tarian Lenggang agar bisa menjamin kepribadianku. Maka dengan Tarian Lenggangku, aku bisa menutupi semua kebisingan dari luar diriku. Tak peduli apakah itu saran, nasehat, tulisan atau bacaan. Sehingga dengan demikian aku bisa membangun duniaku tanpa terkontaminasi oleh nasehat-nasehatmu.
Ikhlas:
Wahai sombong, keterlaluan benar engkau itu. Sudah berkali-kali diajak berdialog dengan ikhlas, tetap saja engkau beraku sombong. Apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa engkau berlaku demikian?
Sombong:
Tarian lenggang. Aku sengaja menciptakan Tarian Lenggang agar bisa menjamin kepribadianku. Maka dengan Tarian Lenggangku, aku bisa menutupi semua kebisingan dari luar diriku. Tak peduli apakah itu saran, nasehat, tulisan, bacaan atau ajakanmu berdialog secara ikhlas. Sehingga dengan demikian aku bisa membangun duniaku tanpa terkontaminasi oleh saran, nasehat, tulisan, bacaan atau ajakanmu. Memangnya aku tak mengerti semua celotehmu. DenganTarian Lenggangku aku bisa cukup hanya mengintip saja semua saran, nasehat, tulisan, bacaan atau ajakanmu. Gangsi rasanya menaggapi semua ucapan dan tulisanmu.
Moral:
Wahai para hati yang masih membeku. Kunjungilah orang-orang yang tak mau mengunjungimu. Bersilaturakhimlah kepada orang-orang yang tak mau bersilaturakhim kepadamu. Berbicaralah kepada orang-orang yang tak mau berbicara kepadamu. Maafkanlah orang-orang yang tak mau memaafkan dirimu.
Hati Beku:
Wahai moral, janganlah engkau hanya bisa menggurui diriku. Dengan Tarian Lenggangku maka aku bisa melihat bahwa dirimu juga tidak mampu melaksanakan semua ucapanmu itu.
Inovasi:
Wahai para tradisional, keterlaluan benar engkau itu. Sudah berkali-kali dikirim penataran tetap saja tidak mau melakukan inovasi. Apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa engkau berlaku demikian?
Tradisional:
Tarian lenggang. Aku sengaja menciptakan Tarian Lenggang agar bisa menjamin kepribadianku. Maka dengan Tarian Lenggangku, aku bisa menutupi semua kebisingan dari luar diriku. Tak peduli apakah itu saran, nasehat, tulisan, bacaan atau ajakanmu berdialog secara ikhlas. Sehingga dengan demikian aku bisa membangun duniaku tanpa terkontaminasi oleh saran, nasehat, tulisan, bacaan atau ajakanmu. Memangnya aku tak mengerti semua celotehmu. DenganTarian Lenggangku aku bisa cukup hanya mengintip saja semua saran, nasehat, tulisan, bacaan atau ajakanmu. Dengan Tarian Lenggang aku tidak melihat manfaat inovasi itu. Tidaklah ada hubungan antara pelatihan dengan inovasi bagi diriku. Itulah Tarian Lenggang ku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Tarian Lenggang dalam elegi ini yang Saya pahami sebagai sikap “bodo amat”. Sikap seperti ini kadang perlu dilakukan kadang tidak, tergantung pada situasi dan kondisinya. Seseorang dapat bersikap “bodo amat” ketika ada sesorang mendapatkan stigma yang tidak sesuai dengan kenyataanya. Bersikap “bodo amat” disini perlu dilakukan karena benar bahwa biarkan anjing menggong kafilah berlalu. Dengan tidak peduli pada omongan orang maka kita akan terus berusaha untuk menggapai kebaikan. Namun sikap “bodo amat”: tidak pantas dilakukan pada misalnya perkembangan teknologi, inovasi pembelajaran dan hal-hal lain yang membawa kebaikan.
Seftika Anggraini
ReplyDelete18709251016
S2 PM A 2018
Orang yang memiliki sikap don't care cenderung tidak mau memperhatikan lingkungannya. Orang seperti itu cenderung tidak ingin melakukan perubahan meskipun sudah diberi nasihat, saran, atau bahkan sudah mengikuti workshop dan seminar. Kegiatan yang seperti itu tidak memberikan dampak apapun apabila belum ada keinginan dari dalam diri sendiri untuk melakukan perubahan.
Terima kasih
Dini Arrum Putri
ReplyDelete18709251003
S2 P Math A 2018
Sifat tidak peduli adalah salah satu sifat negatif pada diri manusia. Sifat ini cenderu egois dan individualis, tidak peduli dengan sesama dan lingkungannya. Hal ini sangat berlawanan dengan sifat manusia yang seharusnya dapat peduli dengan sesama. Tarian lenggang di atas adalah pendeskripsiannya.
Agnes Teresa Panjaitan
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika A 2018
18709251013
Elegi ini menggambarkan tentang sikap acuh tak acuh akan nasihat orang lain, Nasihat yang menyarankan kebaikan. Karena nasihat tersebut tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki ataupun bertentangan dengan orang tersebut, maka ia berlindung pada pepatah yang memaknai untuk tidak mendengarkan kalimat negatif dari orang lain. Mengalihkan arti dan makna sebenarnya dari pepatah yang ada, untuk membenarkan tindakan atau suatu keadaan yang sudah tentu salah. Menurut saya hal tersebut adalah salah satu wujud kesombongan.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Tarian lenggang adalah bentuk ketidakpedulian seseorang kepada orang lain yang dia pikirkan hanyalah bagaimana dirinya saja tak peduli apakah yang dilakukan adalah suatu hal yang salah, buruk, sombong, tidak mengerti, sudah kuno. Menurut orang yang bertarian lenggang bahwa apa yang dia lakukan itulah yang benar karena sesuai dengan karakternya sendiri. Jika manusia memelihara tarian lenggangnya dimuka bumi ini maka yang akan datang adalah sebuah malapetaka untuk dirinya sendiri dan juga orang lain karena ia yang tidak mau berlaku benar, tidak mencoba untuk mengerti, dan tidak mempengaruhi keilmuannya akan terlintas oleh jaman dan akan merusak kehidupan orang lain untuk keuntungannya sendiri, dan tentunya manusia yang mempertahankan kesalahan, keburukan, ketidakmengertianya akan menjadi orang yang sangat menjengkelkan.
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Saat membaca elegi ini saya mengalami kebingungan dalam menafsirkan makna yang terkandung di dalamnya. Saya justru teringat pada tarian lenggang nyai yang merupakan tarian kreasi dari Betawi. Jika dilihat dari makna tarian lenggang nyai maka di salah satu gerakannya mencerminkan kebingungan seseorang dalam mengambil keputusan. Dan jika saya ambil benang merahnya dalam elegi di atas maka bisa diambil kesimpulan bahwa kita tidak boleh ragu dalam mengambil keputusan melainkan yakin pada apa yang akan kita lakukan, tetapi kita juga perlu mempertimbangkan nasehat/ pandangan/ masukan dari orang lain. Semuanya nasihat yang baik dari orang lain itu dapat dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Elegi di atas menjelaskan mengenai tarian lenggang dimana yang dapat saya ambil maksud dan maknanya adalah tidak ambil pusing dengan sesuatu hal. Atau dengan kata lain bisa dikatakan cuek dengan keadaan. Sifat cuek dan tidak peduli memang tidak dapat dibenarkan dan disalahkan. Terkadang seseorang harus cuek, namun terkadang juga cuek akan merugikan orang lain. sehingga sifat cuek ini dilakukan pada ruang dan waktu tertentu.
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PPs UNY PM A 2018
Lenggang dapat diartikan tidak memiliki beban. Elegi ini menceritakan tentang seseorang yang lenggang atau tidak memiliki beban atau tidak peduli kepada orang lain karena yang dipikirkannya adalah dirinya sendiri. Apa yang dia lakukan adalah yang paling benar, bersikap sombong. Sikap sombong adalah salah satu sikap negatif manusia tetapi kitapun harus ingat bahwa kita adalah makhluk sosial dimana saling membutuhkan satu dengan lainnya. Seyogyanya kita saling peduli, saling membantu sehingga tercipta suasana yang tenteram.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
Dalam hidup ini pasti terdapat jenjang-jenjang inteligen pada diri setiap orang. Ada yang tidak begitu pintar, ada yang biasa-biasa saja, dan lain sebagainya. Kita harus bisa menerima perbedaan ini. Tidak seharusnya kita seenaknya mengatakan 'bodoh' kepada orang-orang yang tidak sebanding dengan kita dalam hal kualitas pemahamannya, selama dia selalu berusaha untuk belajar, mencari tahu, memahami sesuatu. Yang menjadi masalah adalah bagi mereka yang sama sekali tak mau berusaha untuk beranjak dari rendahnya kualitas intelektual mereka. Saya kira itulah yang disebut dengan tidak peduli dengan dirinya.
Tiara Cendekiawaty
ReplyDelete18709251025
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Moral yang semakin bobrok, hati yang kian membeku, benar dan salah seperti sudah tidak ada batasnya sehingga salahpun dianggap benar, kejujuran, kepedulian, dan keihklasan yang kian terkikis, dan kesombongan yang merajalela. Begitulah gambaran kehidupan sekarang, sudah di luar jalur. Inovasi selalu menawarkan perubahan dan tradisional tidak ingin menerima perubahan. Inovasi maupun tradisional dapat diterapkan dalam kehidupan asalkan sesuai dengan ruang dan waktu sehingga tetap sesuai dengan jalurnya.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Setiap orang tentunya mempunyai prinsip dalam kehidupannya. Prinsip hidup yang kuat merupakan suatu hal yang sangat penting dalam diri kita. Namun apabila prinsip yang kita miliki menutup diri kita dari berbagai masukan atau nasihat dari orang lain, itu merupakan hal yang tidak baik. Peran nasihat atau masukan merupakan sesuatu hal yang sangat penting, hal tersebut bertujuan agar kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi daripada sebelumnya. Maka dari itu, kita sebagai manusia harus dapat mendengar nasihat atau masukan dari orang lain yang tujuannya tidak lain untuk membangun pribadi kita agar lebih baik.
Yuntaman Nahari
ReplyDelete18709251021
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Manusia sejatinya adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Tarian lenggeng menggambarkan bentuk ketidakpedulian manusia terhadap orang lain yang jelas menyalahi kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Orang yang bertarian lenggeng menganggap dirinya selalu benar dan tidak peduli apakah yang dia lakukan itu salah, buruk, atau sombong. Manusia dengan tarian lenggeng akan mendapatkan mitosnya dan tidak akan pernah menggapai logosnya. Maka janganlah merasa paling benar dan menyombongkan segalanya karena sejatinya tidak ada yang bisa disombongkan dari manusia, semua hanya titipan semata.
Totok Victor Didik Saputro
ReplyDelete18709251002
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Selamat sore Prof.
Dalam hidup kita dituntut untuk memiliki prinsip. Prinsip ini lah yang akan menjadikan diri kita memiliki kepribadian yang unik dank has. Benar – salah, baik – buruk, mengerti – tidak mengerti, jujur – koruptor, peduli – tidak peduli, ikhlas – sombong, moral – hati beku, inovasi – tradisional adalah segala sesuatu hal yang relatif. Hanya si benar yang menganggap si salah adalah salah, dan hanya si salah yang menganggap apa yang dilakukannya bukan sebuah kesalahan melainkan sebuah kepribadian. Hanya si inovasi yang menganggap si tradisional tidak mau berkembang, namun si tradisional yang menunjukkan kepribadiannya saja sebagai pencipta Tari Lenggang. Terima kasih.
Ibrohim Aji Kusuma
ReplyDelete18709251018
S2 PMA 2018
Tarian lenggang artinya bersifat tidak peduli dengan penilaian dan nasehat orang lain. Pada satu sisi, terkadang kita perlu untuk bersikap masa bodo terhadap orang lain yaitu ketika penilaian itu bersifat negatif dan tidak membangun. Sebaliknya, bersifat terlalu masa bodo juga tidak baik karena kita perlu orang lain untuk memberikan feedback terhadap kinerja kita.
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018 (PM B 2018)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dalam setiap kehidupan pasti memiliki makna tertentu seperti adanya tarian lenggang. Tarian Lenggang muncul layaknya suatu representatif dari suatu kepribadian. Segala sesuatu diluarnya bisa tertutupi dengan adanya tarian Lenggang tersebut. Sehingga tidak mempedulikan adanya saran, nasehat, tulisan, hingga ajakan berdialog secara ikhlas. Tarian Lenggang digunakan untuk membangun dunianya tanpa mendengarkan dunia luar. Apa yang dilakukan hanya mengintip dunia luar tersebut sehingga tidak terlihat adanya inovasi. Sehingga dapat kita simpulkan tarian Lenggang seakan-akan adalah keakuan tanpa melihat orang lain
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Dalam elegi tersebut, Tarian lenggang digambarkan sebagai sikap acuh terhadap perubahan. Tarian Lenggang nampaknya seperti Kumaratna dalam elegi persiapan selamatan raja Purna. Tarian Lenggang adalah sikap acuh dan tak peduli dengan nasihat-nasihat baik dan perubahan, dengan sengaja ia menutup mata, telinga dan hatinya daripada sebuah kenyataan yang benar. Sikap seperti itu memang tidak selamanya berlaku salah, ada kalanya sikap acuh tersebut bermanfaat dan diperlukan. Misalnya dalam hal menanggapi perubahan dan rayuan yang berpotensi menjerumuskannya kedalam lubang kesesatan, jika saat itu terjadi maka akan benar jika sikap yang kita tunjukkan adalah Tarian Lenggang atau sikap seperti yang dilakukan Kumaratna. Dalam menghadapi zaman yang semakin berubah, kekuatan Powernow semakin tak terkendali, umat manusia dituntut lebih selektif lagi dalam menyeleksi perubahan-perubahan yang terjadi, jangan jadi sebatang pohon yang hanya diam saja mengikuti aliran air dan pasrah dimanapun ia akan terdampar.
Elsa Apriska
ReplyDelete18709251005
S2 PM A 2018
Dari elegi si atas saya memahami tarian lenggeng yang dimaksud adalah sikap tidek peduli dengan dunia sekitar. Tak peduli apakah itu saran, nasehat, tulisan, bacaan atau ajakanmu berdialog secara ikhlas. Tentu jika hanya dilihat dari tulisannya saja ini merupaka suatu hal yang salah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan bisa hidup sendiri tanpa bantuan dan interaksi dengan orang lain. Jadi bersikap tidak peduli dengan dunia sekitar itu hanya akan membuat manusia itu kesusahan sendiri dalam hidupnya. Setiap orang memang memiliki keyakinan dan prinsip dalam hidupnya. Namun tidak berarti hal tersebut menjadi alasan untuk tidak peduli dengan lingkungan sekitar.
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Tarian lenggang yang saya pahami dalam elegi ini merupakan suatu sikap bermasa bodoh sehingga seseorang bisa memiliki ruang bebas dalam bergerak atau dalam bertindak. Tarian lenggang ini menurut saya pribadi memiliki sisi baik jika itu dijadikan prinsip hidup menuju kebaikan dan selama tidak terlepas dari nilai-nilai keyakinan. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa penilaian dan tolak ukur setiap manusia itu sifatnya relatif. Ada beberapa penilaian orang yang memang harus diabaikan agar kita bebas menjadi kreator dalam hidup kita sendiri. Misal ada penilaian beberapa orang yang berpandangan bahwa perempuan yang bepergian atau merantau jauh dengan status masih gadis itu BURUK. Ketika saya misalnya harus mengikuti penilaian itu maka saya akan tertinggal dalam menuntut ilmu karena harus menunggu jodoh dulu untuk bisa merantau sementara jodoh yang saya tunggu itu belum pasti kapan datangnya. Bisa dibayangkan bagaimana tertinggalnya saya dalam hal keilmuan ketika saya harus berdiam diri dikampung menunggu datangnya lamaran, sementara lamaran itu datang 3 atau 4 tahun kemudian. Bisa juga dibayangkan ketika saya harus terburu-buru memilih pasangan hanya untuk segera bisa merantau. Justru ini akan berakhir BURUK untuk diri saya sendiri.
Erma Zelfiana Surni
ReplyDelete18709251009
S2. P.Matematika A 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Tarian lenggang atau bermasa bodoh itu ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Memiliki sisi baik dan sisi buruk. Sisi buruknya ialah ketika tarian lenggang kita jadikan benteng persembunyian segala tindakan yang sudah terlepas dari nilai-nilai keyakinan dan nilai etis yang sesungguhnya. Misal dengan bebas seorang memutus silaturrahminya dengan tetangga-tetangganya kemudian berlindung dibalik prinsip "Anjing menggonggong" diatas. Dia akan berprinsip bahwa setiap orang punya penilaian, maka jika ia dinilai sombong oleh masyarakat, dia tidak akan peduli karena berprinsip sendiri bahwa yang bisa menilai dirinya adalah dirinya sendiri. Padahal secara nilai-nilai keagamaan memutus silaturrahmi dengan sesama itu MEMANGlah TIDAK BAIK.
Diana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Dalam elegi tarian lenggang ini memiliki makna agar manusia itu tidak boleh memiliki sifat sombong, angkuh, tidak mau menerima saran dan kritik dari orang lain,serta menganggap bahwa dirinya paling benar. Padahal bisa jadi kritik dan saran itu dapat membantu kita menjadi manusia yang lebih baik. Manusia diciptakan tidak lepas dari namanya kekurangan, keterbatasan, maupun ketidaksempurnaan. Oleh karenanya manusia hanya bisa sabar, tawakal, dan ikhlas dalam menghadapi segala cobaan, karena sejatinya janji Allah swt itu pasti. Semua makhluk termasuk manusia akan menerima ganjaran sesuai apa yang telah diperbuatnya. Maka tidak pantas jika manusia berlaku sombong.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Manusia yang paling berbahaya sesungguhnya adalah manusia yang berilmu namun enggan menggunakan ilmunya untuk kebaikan. Ia sebetulnya tau bahwa apa yang ia lakukan merupakan tindakan yang buruk dan tidak benar, namun ia tetap melakukan keburukan-keburukan tersebut. Ia tak peduli terhadap nasehat-nasehat, kritik, saran, dan masukan dari pihak lain. Yang terpenting baginya hanyanya mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya untuk dirinya sendiri. Sungguh semoga kita tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang demikian. Amiin.
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Lenggang berarti melenggak-lenggok. Saya mengartikan bahwa lenggang ini konotasi dari sikap yang bodo amat. Suatu keburukan akan tetap berada pada posisinya meski telah ada kebaikan yang mencoba menggantikannya. Kesalahan akan tetap pada kedudukannya meski telah ada kebenaran di depan mata yang siap menggantikannya. Koruptor tetap saja melakukan aksinya meski hati kecilnya berteriak menggemakan kejujuran. Memang sudah dasar lenggang maunya bodo amat jadi nasihat baik apapun ditepisnya.
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Hidup itu saling melengkapi. Ada hitam ada putih, ada melati yang tak berduri ada mawar yang berduri, ada baik ada buruk, ada benar ada salah, ada mengerti ada tidak mengerti, dan seterusnya. Tapi begitulah hidup, begitulah hidup menjadi lebih berwarna. Hidup ini indah apabila kita mengerti dan memahami arti kehidupan yang sesungguhnya. Hidup adalah menyatukan perbedaan dalam persamaan, mengisi potongan satu dengan potongan lainnya. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Dalam elegi di atas, yang dimaksud dari tarian lenggang adalah untuk menggambarkan keadaaan seseorang dimana dia berlaku tidak peduli dengan orang lain, berlaku sombong dan merasa dirinya dapat melakukan semuanya sendiri. Oleh karena itu, segala sesuatu yang digambarkan di dalam artikel di atas merupakan sikap negatif yang harus kita hindari sebisa mungkin
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tarian lenggang dianalogikan sebagai wujud ketidakpedulian manusia. Seseorang yang tidak peduli terhadap kritik, saran, dan nasihat dari orang lain. Menurut orang yang bertarian lenggang, apa yang dia lakukan itulah yang benar karena sesuai dengan karakternya sendiri. Seseorang seringkali mengerti tentang kesalahan dan keburukannya, tetapi cenderung enggan meninggalkannya, terlebih untuk memperbaikinya. Padahal apa yang ia pertahankan itu bisa saja menjadi sebuah malapetaka untuk dirinya sendiri dan juga orang lain. Kritik, saran, dan nasihat dari orang lain memang dapat bermacam-macam. Pada dasarnya kritik dan saran bertujuan untuk membawa kebaikan, semua itu tergantung pada ruang dan waktunya
Samsul Arifin/18701261007/S3 PEP
ReplyDeleteSikap tidak peduli dalam diri manusia membawa manusia tersebut tidak dapat berkembang. Sifat ini adalah sifat negative dan cenderung mengarah ke egoism dan individualisme, sehingga berapapun nasihat yang diberikan terhadap oang tersebut tidak ada artinya. Penggambaran terhadap sifat tidak peduli tersebut terdapat dalam tarian lenggang yang berasal dari Betawi.
Zuari Anzar
ReplyDelete19701251006
S2 PEP A 2019
Inilah gambaran dari anarkisme. Ia tetap menjadi dirinya, sendiri tanpa memikirkan hal-hal yang terjadi diluar. Ia hanya hidup dengan tujuan yang ia bangun sendiri berdasarkan sistemnya dan ia sama sekali tidak peduli dengan sistem yang ada diluar. Begitulah anarkisme yang berwujud tarian lenggang, dimana ia dapat berlenggang kesana-kemari sekehendak hatinya sesuai dengan tarian (sistem) yang ia ciptakan sendiri. Namun apabila tarian lenggang ini terus dipelihara maka akan membawa kita akan bersifat egois dan mau menang sendiri dikarenakan kita sudah merasa benar sendiri. Padahal sebenar benarnya kebenaran itu tergantung dari sudut pandang.
Wilis Putri Hapsari
ReplyDelete19701251017
S2 PEP A 2019
Tarian lenggang menurut makna yang dijelaskan pada berbagai analogi uraian tulisan diatas adalah suatu langkah ketidakpedulian yang dilakukan oleh para lawan dari suatu hal yang seharusnya, idealnya dilakukan oleh sesuatu. Tarian lenggang mewadahi buruk, tradisional, jahat dan koruptor untuk menempuh jalannya sendiri tanpa mengabaikan apa yang sudah diamanatkan dengan merasa benar sendiri.
Sesungguhnya tarian lenggang pun membutuhkan aturan agar dirinya dapat disebut menjadi demikian, tarian lenggang tidak boleh menjadi penguasa karena don't care akan membuatnya berada dalam kesewenang-wenangan.
Dhamar Widya Safitri
ReplyDelete19701251009
S2 PEP A 2019
Assalamualaikum.
Bersikap ‘bodo amat’ terkadang perlu dilakukan, tergantung keadaan. Di kehidupan saat ini banyak penilaian buruk yang diberikan. Mereka mengejek namun tidak memberikan saran membangun. Kita berhak untuk bersikap ‘bodo amat’ ketika hal ini terjadi.
Terimakasih