Oct 14, 2011

Elegi Bendungan Komte dan Sungai Positive




Oleh : Marsigit

Sungai transenden:
Aku adalah sungai transenden. Aku mengalirkan air. Air sungaiku bisa mengalir kemana-mana, bisa melewati siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Tetapi engkau mungkin tak percaya bahwa aku juga bisa mengalirkan air ke bawah maupun mengalirkan air ke atas. Tetapi selebar-lebar sungaiku adalah pikiran kritismu. Maka sebenar-benar sumber air sungaiku adalah pada tempat yang paling dalam di pikiranmu. Sumber air sungaiku tidaklah tunggal. Sumber air sungaiku bisa diam bisa juga bergerak. Tetapi engkau mungkin tak percaya bahwa sumber air sungaiku bisa mengeluarkan air sekaligus memasukkan air. Itulah aku sungai transenden. Tetapi engkau mungkin juga tak percaya bahwa sumber airku dapat pula menjadi muaraku. Maka sebenar-benar diriku adalah muaraku sekaligus sumber air sungaiku.

Mencari ikan di sungai transenden

Pencari ikan:

Wahai sungai transenden, dimanakah aku bisa mencari ikan di sini?

Sungai transenden:
Disetiap tempat di sini terdapat ikan. Terserahlah apa yang engkau kehendaki. Ikan besar. Ikan kecil. Semuanya ada di sini.

Pencari ikan:
Lalu bagaimanakah aku bisa menangkap ikan-ikan itu?

Sungai transenden:
Gunakanlah akal dan pikiranmu?

Pencari ikan:
Janganlah engkau memperolok-olok diriku. Bukankah engkau tahu bahwa aku sudah menggunakan akal dan pikiranku.

Sungai transenden:
Sebenar-benar ikan adalah pikiranmu itu. Maka jika engkau tidak mampu menangkap ikan maka bukankah itu pertanda engkau belum menggunakan pikiranmu? Untuk itu cobalah engkau cari umpan agar engkau mampu menangkap ikan-ikan itu.

Pencari ikan:
Saya tidak mempunyai umpan. Kalau begitu apakah umpan-umpan dari ikan yang ada dalam sungai transenden itu?

Sungai transenden:
Umpannya adalah hati nuranimu. Jikalau engkau mengaku tidak mempunyai umpan bukankah itu pertanda engkau belum menggunakan hati nuranimu.

Pencari ikan marah kepada sungai transenden dan melaporkannya kepada komte

Pencari ikan:

Wahai sungai transenden, keterlaluan amat engkau itu. Aku bertanya sederhana, maka jawabanmu berbelit-belit. Aku bertanya pendek, maka jawabanmu panjang. Aku bertanya jujur maka jawabanmu telah menghinaku. Engkau bahkan telah menuduhku tidak menggunakan pikiran. Yang lebih menyakitkan engkau telah menuduhku tidak menggunakan hati nuraniku. Maka tunggulah balasanku. Aku akan melaporkan kesombonganmu itu kepada tuanku komte.

Pencari ikan:
Wahai tuanku komte, perkenankanlah diriku mengadukan kepadamu tentang kesombongan sungai transenden. Sungai transenden telah berlaku sangat sombong dan telah menghinaku.

Komte:
Wahai pencari ikan, sebenar-benar yang terjadi adalah bahwa aku telah mengetahui semua yang engkau alami. Aku bahkan mendengar dan mengerti setiap dialog antara engkau dan sungai transenden. Ketahuilah sebenar-benar yang terjadi adalah bahwa aku mengalami hal yang serupa dengan dirimu, lebih dari yang engkau alami. Maka ketahuilah bahwa aku sedang menyusun rencanaku dan kekuatanku untuk membuat bendungan. Oleh karena itu maka panggilah semua teman dan saudaramu untuk membantu aku membuat bendungan yang aku beri nama bendungan komte.

Komte bertitah:

Wahai para transenden, saatnya sudah engkau berhenti. Wahai kualitas, saatnya sudah engkau berhent. Wahai relatif, saatnya sudah engkau berhenti. Wahai para mimpi, saatnya sudah engkau berhenti. Wahai nurani, saatnya sudah engkau berhenti. Wahai a priori, saatnya sudah engkau berhenti. Wahai intuisi, saatnya sudah engkau berhenti. Wahai ideal, saatnya sudah engkau berhenti. ahai absolut, saatnya sudah engkau berhenti. Wahai subyektif, saatnya sudah engkau berhenti. Wahai abstrak, saatnya sudah engkau berhenti. Wahai empati, saatnya sudah engkau berhenti. Wahai ruang dan waktu, saatnya sudah engkau berhenti. Wahai pertanyaan-pertanyaan, saatnya sudah engkau berhenti. Wahai orang tua berambut putih, saatnya sudah engkau berhenti. Wahai geisteswishenshaften, saatnya sudah engkau berhenti. Dengan bendunganku ini, maka engkau semua telah aku tangkap. Engkau semua itulah sebenar-benar ikan sungai transenden. Wahai pencari ikan, itulah sebenar-benar kebodohanmu, sehingga engkau tidak dapat mengenali ikan-ikannya sungai transenden. Itu disebabkan karena engkau hanya berlayar di atasnya saja, sedangkan engkau malas untuk menyelamnya. Maka ditipu dan dihina itulah perolehanmu.

Komte membuat sungai positive

Komte:

Wahai masa depanku, aku telah sediakan sungai yang lebih besar ketimbang sungai transenden. Lupakan saja sungai transenden itu. Inilah sebenar-benar sungai. Aku telah menciptakan sungai positive buatmu. Sungai positive inilah sebagai hasil karyaku dengan bendunganku ini, yaitu bendungan komte. Maka sebenar-benar sungai adalah sungai positive. Maka tumbuh dan berkembanglah benih-benih kedalam sungaiku ini.

Komte menabur benih:
Wahai benih objektif, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih kepastian, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih ilmiah, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih prosedur, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih logico, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih hipotetiko, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih induksi, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih manipulasi, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih kuantitative, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih simplifikasi, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih konkrit, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih eksperimen, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih formula, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih statistik, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih standard, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih terukur, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih reliabilitas, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih industri, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih keniscayaan, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih random, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih representasi, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih lambang, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih wadah, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih rekayasa, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih model, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih cuplikan, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih remote, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih mesin, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. . Wahai benih kapital, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih material, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih praktis, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih otomatis, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih teknologi, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih rumah kaca, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai benih monokultur, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang. Wahai naturweistesshaften, saatnya sudah engkau tumbuh dan berkembang.

Di muara sungai komte, tumpukan sampah menggunung dan banyak ikan-ikan mati

Sampah1:

Wahai sampah2 temanku, mengapa engkau tertidur di situ tak berdaya. Engkau terlihat mati tak mau, hiduppun enggan.

Sampah2:

Wahai sampah1 temanku, ketahuilah bahwa sebenar-benar diriku bukanlah ikan dari sungai positive. Jika aku dipaksa hidup di sungai positive ini maka tunggu waktu sajalah kematianku. Kalau boleh aku pun ingin bertanya, wahai sampah1 temanku. Kenapa pula, engkau tertidur di situ tak berdaya. Engkau terlihat mati tak mau, hiduppun enggan.

Sampah1:
Wahai sampah1 temanku, ketahuilah bahwa sebenar-benar diriku bukanlah ikan dari sungai positive. Jika aku dipaksa hidup di sungai positive ini maka tunggu waktu sajalah kematianku. Kalau boleh aku pun ingin bertanya, wahai sampah1 temanku. Kenapa pula, engkau tertidur di situ tak berdaya. Engkau terlihat mati tak mau, hiduppun enggan. Kalau boleh marilah kita bertanya, kepada ikan-ikan itu. Wahai ikan-ikan, kenapa pula, engkau tertidur di situ tak berdaya. Engkau terlihat mati tak mau, hiduppun enggan.

Ikan-ikan:

Wahai sampah1 dan sampah2 temanku, ketahuilah bahwa sebenar-benar diriku bukanlah ikan dari sungai positive. Jika aku dipaksa hidup di sungai positive ini maka tunggu waktu sajalah kematianku. Kalau boleh aku pun ingin bertanya, wahai sampah-sampah sungai positive temanku. Bagaimana pula kita bisa tetap hidup di sini. Itu ada orang tua lewat. Mari kita tanyakan kepadanya, bagaimana kita tetap hidup. Wahai orang tua, bukankah engkau termasuk yang sudah ditangkap oleh komte. Padahal aku tahu bahwa komte telah membuat bendungan besar. Tetapi kenapa engkau bisa sampai di sungai positive ini?

Orang tua berambut putih:

Itulah sebenar-benar diriku. Aku adalah pertanyaan bagi semuanya. Sehebat-hebat bendungan komte, tidak akan bisa mencegah diriku hadir dalam pertanyaanmu. Maka begitu engkau bertanya tentang masa depan hidupmu, maka aku hadirlah di hadapanmu. Sebenar-benar diriku adalah pertanyaan mereka. Sebenar-benar diriku adalah ilmu mereka, yaitu bagi semua ikan-ikan baik ikan-ikannya sungai transenden maupun ikan-ikannya sungai positive.

Sampah-sampah dan ikan-ikan bersama-sama bertanya:
Wahai orang tua berambut putih, jawablah pertanyaanku ini, bagaimana agar aku bisa tetap hidup.

Orang tua berambut putih:
Sebenar-benar dirimu adalah sama semua bagi yang lain penghuni sungai positive ini. Mereka semua juga terancan kematian sepertimu. Jika mereka tampak gagah perkasa, itu hanyalah bersifat sementara dan manipulatif. Namun sebenar-benar mereka sebetulnya sedang menuju kematiannya. Maka agar engkau tetap hidup, serta-merta menujulah ke rembesan air sungai transenden. Mengapa? Karena pada rembesan air sungai transenden itulah engkau akan berjumpa teman-temanmu.

Sampah dan ikan:
Siapakah sebenar-benar teman diriku yang akan membuatku tetap hidup.

Orang tua berambut putih:
Itulah sebenar-benar temanmu, yaitu hati nuranimu. Temuilah kualitas, karena itu bagian dari hidupmu.Temuilah relatif, karena itu bagian dari hidupmu. Temuilah mimpi, karena itu bagian dari hidupmu.Temuilah nurani, karena itu bagian dari hidupmu. Temuilah ka priori, karena itu bagian dari hidupmu.Temuilah intuisi, karena itu bagian dari hidupmu. Temuilah ideal, karena itu bagian dari hidupmu.Temuilah absolut, karena itu bagian dari hidupmu. Temuilah subyektif, karena itu bagian dari hidupmu.Temuilah abstrak, karena itu bagian dari hidupmu. Temuilah empati, karena itu bagian dari hidupmu.Temuilah ruang dan waktu, karena itu bagian dari hidupmu. Temuilah pertanyaan, karena itu bagian dari hidupmu. Temuilah geisteswishenshaften, karena itu bagian dari hidupmu. Temuilah spiritual, karena itu bagian dari hidupmu.

Sungai positive semakin besar beserta cabang-cabangnya, bagaimana nasib sampah dan ikan-ikan itu?
Ruang dan waktu akan menjawabnya pada Elegi berikutnya.

32 comments:

  1. Ibrohim Aji Kusuma
    18709251018
    S2 PMA 2018

    Manusia dipenuhi dengan ide dan pikiran yang terus menerus, kadang pikiran menciptakan ide, menyerap ilmu dan pengalaman dari luar. Pikiran manusia terdiri dari sisi negatif dan sisi positif.
    Menurut komte dalam kiasan sungai positif Aliran sungai positivisme merupakan pemikiran-pemikiran barunya yang dia anggap sudah merupakan yang paling baik dan ideal. Padahal didunia ini tidak ada yang ideal atau sempurna. Ideal hanya ada di pikiran manusia.

    ReplyDelete
  2. Aizza Zakkiyatul Fathin
    18709251014
    Pps Pendidikan Matematika A

    Sebenar-benar hidup adalah berpikir. Manusia yang tidak mau berpikir digambarkan seperti mayat hidup. Berpikir dan berpikir dengan jernih, gunakan hati nurani agar tidak terjebak pada mitos dan zona nyaman yang membuat manusia berhenti berpikir. Dan paling penting adalah ikhlas dalam pikir dan hati agar manusia terhindar dari penyakit sombong. Itulah sebenar-benarnya tugas manusia hidup di dunia.

    ReplyDelete
  3. Dini Arrum Putri
    18709251003
    S2 P Math A 2018

    Hiduplah sebagai filosofi sungai transenden yang bisa mengalirkan air kapan pun, dimanapun dan kepada siapapun. Sebenar-benarnya manusia adalah sumber air bagi orang lain artinya menjadi sumber pengetahuan yang dapat mengalirkan segala pengetahuannya kepada orang lain, kapapun dan dimanapun sehingga sebenar-benarnya ilmu akan bermanfaat jika terus dibagikan kepada orang. Sumber airku tidaklah tunggal, anggaplah sebagai bahwa sumber pengetahuan ku tidak hanya sedikit namun akan semakin bertambah seiiring kita membaginya kepada orang lain. Oleh karenanya sebenar-benarnya manusia adalah manusia yang tidak pernah berhenti untuk terus berpikir dan mencari ide.

    ReplyDelete
  4. Hasmiwati
    18709251023
    S2 Pend.Matematika B 2018

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Dalam hidup, kita pasti selalu bertemu dengan pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini haruslah dicari jawabannya. Kita mencari jawaban menggunakan akal dan pikiran yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada kita. Hanya saja, tak semua pertanyaan itu dapat dijawab menggunakan akal pikiran. Pertanyaan yang tak dapat dijawab menggunakan akal pikiran dapat dijawab menggunakan hati nurani.

    ReplyDelete
  5. Herlingga Putuwita Nanmumpuni
    18709251033
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Manusia yang kehilangan hati nuraninya atau manusia yang disharmonis hati nuraninya disebut sebagai manusia inhuman. Hati nurani dapat diartikan sebagai pusat perasaan yang terdapat dalam perasaan halus kita masing-masing. Ada pendapat yang mengatakan bahwa secara luas, hati nurani berarti kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia. Sementara secara sempit, hati nurani berarti penerapan kesadaran moral di atas dalam situasi konkret. Hati nurani dapat dijadikan sebagai alarm diri, ketika kita melakukan hal-hal yang tidak baik, katakanlah tidak sesuai norma maka dengan adanya hati nurani yang berfungsi maka kita akan tersadar dan mengurungkan niat kita melakukan hal yang tidak baik itu.

    ReplyDelete
  6. Tiara Cendekiawaty
    18709251025
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Bendungan komte dan sungai positive. Saya jadi teringat dengan kuliah filsafat pada tanggal 15 Nov 2018 yang mengatakan inti dari filsafat positivism dari Auguste Comte yang menempatkan spiritual di bawah, spritiual itu kaum tradisional artinya spritiual itu tidak penting. Mereka merasa bisa melakukan segala hal melalui pikirannya dan tidak membutuhkan yang namanya Tuhan. Hal ini kontradiksi karena kedudukan tertinggi adalah kuasa Tuhan, bukan akal pikiran manusia. Maka, seperti yang Prof sering katakan jika ingin berfilsafat, ingin belajar filsafat gunakanlah hati dan pikiran. Mengapa? Manusia itu tempatnya luput. Manusia itu gudangnya kesalahan. Manusia itu memiliki kelemahan, ia tidak bisa menjangkau semua yang ada di dunia ini. Oleh karena itu, apabila tidak menggunakan hati, tidak dibentengi dengan agama maka rusaklah hidupnya.

    ReplyDelete
  7. Fabri Hidayatullah
    18709251028
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Elegi bendungan komte dan sungai positif ini mengungkapkan tentang struktur kehidupan yang diciptakan oleh Auguste Compte. Struktur tersebut meletakkan agama pada struktur yang paling bawah, kemudian yang di atasnya adalah filsafat, dan yang paling atas ialah positif atau saintifik. Dengan kata lain, struktur ini telah mengutamakan kehidupan yang ilmiah, real dan nyata dengan mengabaikan spiritualitas. Struktur mempengaruhi dan mengancam struktur kehidupan yang lain, seperti halnya struktur kehidupan kita yang seharusnya meletakkan kehidupan spiritual sebagai struktur yang paling tinggi hingga kita tidak berdaya untuk bisa menghindarinya. Padahal ancaman tersebut semakin berkembang dan meluas. Oleh karena itu, agar selamat dapat menjalani kehidupan ini, kita harus senantiasa menggunakan akal pikiran dan hati nurani. Senantiasa memohon pertolongan Allah SWT.

    ReplyDelete
  8. Seftika Anggraini
    18709251016
    S2 PM A 2018

    Auguste Comte (1798-1857) adalah pendiri positivisme, gerakan filsafatdan politik yang menikmati difusi sangat luas di paruh kedua abad kesembilan belas (Bourdeau, 2018). Link kutipan: https://plato.stanford.edu/entries/comte/#Con
    Positivisme meyakini bahwa yang dapat diyakini itu adalah sesuatu yang pasti, obyektif, induktif, dapat dimodelkan, konkrit, dan seterusnya.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  9. Seftika Anggraini
    18709251016
    S2 PM A 2018

    Dari elegi ini, pelajaran yang saya dapat adalah pengikut-pengikut atau orang yang memaksakan diri untuk ikut dalam positivisme lama kelamaan akan tiada. Bisa dikatakan bahwa positivisme tidak menggunakan hati atau bahkan pikiran karena positivisme hanya mempercayai yang nyata. Dapat dikatakan bahwa positivisme tidak mempercayai adanya Tuhan. Hal ini disampaikan oleh Samsuri () yang menyatakan bahwa prinsip verifikasi kaum positive yaitu kepercayaan terhadap Tuhan akan memiliki maknanya apabila ia dapat diuji secara empiris. Jika prinsip ini diterapkan, maka pastilah kita akan terjebak pada pernyataan atheis yang pada gilirannya akan menyatakan bahwa memang “Tuhan Tidak Ada,” sehingga Tuhan itu Ada atau Tidak Ada, tidak akan punya makna apa-apa.Link kutipan: https://eprints.uny.ac.id/352/1/CARNAP_-_FILSAFAT.pdf
    Terima kasih

    ReplyDelete
  10. Bayuk Nusantara Kr.J.T
    18701261006

    Berdasarkan elegi di atas, kita diibaratkan ikan yang hidup dalam bendungan yang dialiri dengan limbah hasil dari pabrik konsumerisme, kapitalism, liberalism, hedonism , pragmalism, utilitarism. dengn hidup dilingkungan seperti itu sangat tidak mungkin bila kita tidak terkontaminasi akan limbah tersebut. Maka upaya yang dapat kita lakukan saat ini adalah cermat untuk memilah-milah mana yang baik untuk kita ambil dan yang buruk kita buang dengan diikuti sebuah sikap selalu berdoa dalm perlindungan Allah SWT.

    ReplyDelete
  11. Agnes Teresa Panjaitan
    S2 Pendidikan Matematika A 2018
    18709251013

    Elegi ini menggambarkan tentang sungai transenden yang memiliki aliran air untuk siapapun, kapanpun dan dimanapun. Salah satu implikasinya adalah kehidupan di dunia ini. Manusia bisa menjadi sumber air bagi lingkungannya, yang dapat bermanfaat atau malah sebaliknya untuk sekelilingnya dan elegi ini mencoba mengingatkan manusia akan hal itu.

    ReplyDelete
  12. Muh. Fachrullah Amal
    18709251036
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Sebenar-benar pikiran kritis adalah tumpuan otak yang paling dalam. Semakin kita mampu berpikir lebih dalam maka semakin kira mampu berpikir secara kritis. Seperti yang kita ketahui bahwa air sungai itu mengalir dengan sendirinya tanpa ada aba-aba atau perintah terlebih dahulu, sama halnya dengan pikiran yaitu otak kita akan selalu menggunakannya untuk berpikir tanpa adanya perintah. Dan juga air sungai itu mengalir tidaklah semulus yang kita kora karena air sungai itu melalui banyak rintangan sperti harus melalui batu-batuan, dan sebagainya. Seperti halnya dengan pikiran yang mana sesuatu yang kita pikirkan tidak selalu mendapatkan solusi atau jalan keluar secara langsung melainkan adakalanya kita merasa buntu dan pusing dalam berpikir.

    ReplyDelete
  13. Deden Hidayat
    18709251032
    S2 Pendidikan Matematika B 2018

    Berpikir merupakan sesuatu yang harus kita lakukan untuk dapat menjadi pribadi yang baik. Proses berpikir yang kita lakukan terkadang membuat kita menjadi orang yang paling bisa. Hal tersebut menandakan bahwa kita sudah masuk kedalam sifat kesombongan. Agar terhindar dari sifat tersebut dalam berpikir kita harus menselaraskan antara pikiran dan hati kita. Selarasnya pikiran dan hati kita akan membawa suatu kebaikan untuk diri kita maupun orang lain.

    ReplyDelete
  14. Fany Isti Bigo
    18709251020
    PPs UNY PM A 2018

    Aguste Compte adalah pencetus aliran positivisme yang menjungkir balikkan spiritual sebagai hal yang paling bawah. Bukan menjadi dasar namun sebagai hal yang sudah kuno dan tidak penting. Mereka menggunakan materialisme, stimatis, kapitalisme, dll untuk menjerat orang-orang. Sebaiknya kita tebalkan dinding pikiran kita dengan berpikir kritis agar tidak terjerat di sana. Kita kuatkan lagi hati kita dengan doa yang tulus dan ikhlas agar selalu diberikan jalan yang terbaik oleh Tuhan YME.

    ReplyDelete
  15. Eka Puspita Sari
    18709251035
    S2 PM B 2018

    Hati nurani, kualitas, relatif, mimpi, nurani, a priori, intuisi ideal, absolut, subyektif, abstrak, empati , serta ruang dan waktu merupakan bagian dari dirimu. Dan tak lupa pula spritual, merupakan bagian terpenting daripada hidup. Tanpa spiritual atau pun hati nurani, mimpi, empati dan lain-lain maka tak sempurnalah hidupmu. Malah mungkin cenderung hidup tapi seperti tidak hidup. Dan jika itu terjadi maka kematian lah yang sesungguhnya sedang menimpamu.

    ReplyDelete
  16. Rindang Maaris Aadzaar
    18709251024
    S2 Pendidikan Matematika 2018 (PM B 2018)

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Melalui elegi diatas, dapat kita ketahui bahwa teman sejati dalam diri kita hanyalah hati nurani. Hati nurani juga merupakan cerminan dari kepribadian kita. Untuk menjadi seseorang yang baik, hati nurani juga harus mencerminkan kebaikan. Jangan sampai ada iri dengki terhadap segala sesuatu yang tidak bisa dimiliki. Berserah diri dan terus berusaha untuk mencapai tujuan hidup yang mulia
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    ReplyDelete
  17. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Karena kesalahan setitik, gugur semua kepercayaan yang selama ini sudah terbangun. Suatu kepercayaan itu susah sekali untuk munculnya, sekalinya muncul malah digugurkan. Gugurlah sudah. Ibarat kaca, susah untuk mengembalikan kaca yang sudah terlanjur pecah. Bisa disatukan pecahan-pecahan kacanya namun wujudnya sudah tidak sama dengan wujud semula. Terima kasih.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

    ReplyDelete
  18. Luthfannisa Afif Nabila
    18709251031
    S2 Pendidikan Matematika B 2018
    Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    Salah paham membuat seseorang tidak berpikir jernih dan berpikir negatif atas yang orang lain lakukan padanya padahal sebenarnya orang lain tidak berlaku salah. Semoga Allah selalu melindungi kita dari sifat tersebut. Janganlah melakukan sesuatu karena terpaksa. Karena sesuatu yang terpaksa itu hasilnya tidak akan baik dikarenakan kita melakukannya setengah hati. Janganlah engkau memaksakan orang lain yang hati dan pikirannya tidak menujumu untuk mengikuti kehendakmu karena hal itu akan membuat orang tersebut tertekan dan stress. Janganlah bersikap egois. Jangan gunakan kekuasaanmu untuk menguasai dunia tapi gunakan kekuasaanmu untuk membangun dunia. Terima kasih.
    Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

    ReplyDelete
  19. Elsa Apriska
    18709251005
    S2 PM A 2018

    Aliran positif dan aliran transendal adalah dua hal yang berbeda, dimana aliran positif yang diprakarsai oleh Aguste Comte mengajarkan cara berpkir manusia sesuatu yang nyata dan benar harus kongkret, eksak, akurat dan memberikan kemanfaatan. Disisi lain transended adalah sifat dari metafisik yang didalamnya memuat pengalaman-pengalaman yang diluar jangkauan pikiran manusia. Padahal manusia dengan keterbatasannya tidak mungkin mampu memikirkan segalanya. Hal ini juga karena keterbatasan ruang dan waktu.

    ReplyDelete
  20. Totok Victor Didik Saputro
    18709251002
    S2 Pendidikan Matematika A 2018

    Selamat pagi dan Selamat Tahun Baru 2019 Prof.
    Manusia saling bergantung satu sama lainnya. Manusia saling membutuhkan dan saling membantu satu sama lainnya. Artinya manusia yang satu dapat menjadi contoh manusia lainnya begitu juga sebaliknya. Pada kenyataannya, tidak dapat dipungkiri bahwa manusia memiliki keterbatasan. Keterbatasan ini pula dapat membahayakan manusia lainnya ketika manusia lainnya belum mampu cerdas dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Oleh sebab itu, manusia haruslah mengenal dirinya terlebih dahulu dan berserah kepada Tuhan. Karena sebesar apapun kemampuan yang kita miliki, lebih besarlah kuasa Tuhan. Terima kasih.

    ReplyDelete
  21. Lukman
    18701264003
    S3 PEP

    Manusia harus berpikir...tanpa berpikir manusia2 tidak bisa teratur...tidak bisa menyatukan peraturan bersama-sama yang disepakati...namun manusia yang berpikirpun tahu ada bagian dirinya dan di sekelilingnya yang tidak mampu dicerna dengan pendekatan positivisme saja. Kalau berpikirnya terus menerus tanpa ego...dan tidak menggantung yang tidak terpahami...pasti akan mengarah pada nurani. Saat akal dan nurani berpadu jadilah ia manusia yang bijaksana menggunakan akal dan hatinya. Terima kasih.

    ReplyDelete
  22. Yoga Prasetya
    18709251011
    S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A

    Hidup ini tidak terlepas dari kegiatan berpikir. Manusia diberikan akal dan pikiran yang digunakan untuk berpikir. Berpikir untuk memecahkan persoalan dengan hati yang ikhlas. Karena hidup ini dipenuhi dengan permasalahan-permasalahan yang membuat kita lebih cerdas dalam menghadapinya. Jangan ada kesombongan dalam berpikir dan jangan ada kata berhenti dalam berpikir.

    ReplyDelete
  23. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  24. Janu Arlinwibowo
    18701261012
    PEP 2018

    Informasi itu adalah bahan baku dan proses pemasakannya adalah pikiran, jadi barang mentah sebaik apapun bergantung pada cara memasaknya. Jika dimasak dengan cara yang baik akan menghasilkan produk yang baik pula. Disitulah peran pikiran dimana manusia diminta untuk memikirkan berbagai hal agar dapat memanfaatkan ilmunya dengan baik.

    ReplyDelete
  25. Puspitarani
    19709251062
    S2 Pendidikan Matematika D 2019
    Terima kasih Bapak atas artikel yang berjudul Elegi Bendungan Komte dan Sungai Positive yang telah Bapak share kepada kami. Ada makna yang tersirat dari cerita tersebut, yaitu dalam setiap tindakan yang kita lakukan haruslah kita pikirkan dengan matang-matang. Kita tidak bisa bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu akibat yang akan kita timbulkan dari perbuatan yang kita lakukan. Jangan sampai kita seperti ikan-ikan kecil di dalam elegi tersebut. Ikan-ikan kecil yang secara sadar memakan sampah=sampah dan limbah dari fenomena komte, yaitu kapitalisme dan sebagainya. Ikan yang ekosistemnya berada di paling bawah. Yang selalu dieksploitasi dan dimanfaatkan. Kemudian dengan lugunya mau untuk diberi sampah-sampah hasil industri yang kita sedikit sekali mendapatkan manfaatnya. Jangan sampai seperti ikan kecil yang karena memakan limbah sehingga mati sia-sia. Mati sebagai ikan kecil yang berada di rantai makanan paling bawah. Yang tergiur dengan gaya hidup mewah tetapi tidak sadar telah terjerumus ke dalam lautan yang tercemar.

    ReplyDelete
  26. Zuari Anzar
    19701251006
    S2 PEP A 2019

    Setelah saya membaca artikel di atas saya dapat menyimpulkan bahwa dalam menjalani setiap aktivitas kehidupan kita, kita harus selalu menggunakan akal sehat, pikiran, dan yang paling penting adalah hati nurani. Dengan menjadikan hati nurani sebagai teman dalam diri kita, maka kita akan melihat kualitas, kerabat, mimpi, intuisi, absolut, subyektif, abstrak, empati, penyelidikan, spiritual, yang semuanya merupakan bagian dari kehidupan kita. Pikiran manusia memiliki pola untuk berpikir. semua itu dapat dipelajari, jika kita bisa mengamati pola pikir setiap orang, mka kita akan bisa bersosialisasi dengan baik. itulah yang seharunya dilakukan manusia didunia ini. Lalu bagaimana jika kita bingung dengan pikiran-pikiran orang lain yang memengaruhi pikiran kita? maka kita dapat bertanya kepada hati nurani kita sendiri, apa yang seharusnya kita lakukan. dan menjadi diri sendiri dengan prinsip hidup yang benar.

    ReplyDelete
  27. Ngaenun Nangim
    19709251058
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Sebenar-benar kehidupan adalah keseimbangan antara logika dan nurani. Jika seseorang mengedepankan logika dan mengabaikan nurani maka dapat mengantarkannya pada diktator. Begitupun ketika seseorang mengedepankan nurani dan mengabaikan logika maka dapat mengantarkannya pada pribadi yang sensitif dan terlalu sensitif mengantarkan pada kelemahan. Dapat disimpulkan bahwa pentingnya menyeimbangkan logika dan nurani. Oleh sebab itu, seseorang perlu bersikap bijak terhadap ruang dan waktu serta mempertimbangkan segala yang ada dan yang mungkin ada. Sehingga kita tau kapan harus berlogika, kapan harus bernurani, kapan harus berlogika dengan nurani, dan kapan harus bernurani dengan logika.

    ReplyDelete
  28. Dhamar Widya Safitri
    19701251009
    S2 PEP A 2019

    Assalamualaikum.
    Manusia dibekali akal dan pikiran oleh Allah. Maka, sudah seharusnya manusia memikirkan terlebih dahulu lalu bertindak sesuai keputusan akhir pikiran. Bukan justru bertindak melakukan sesuatu lalu setelahnya berpikir. Biasakan diri kita untuk berpikir apa yang kita lakukan, lihat sisi positif dan negatifnya, jika lebih banyak positif maka lakukan. Jangan sampai, karena tindakan bertindak lalu berpikir membuat kita menyesali apa yang terjadi nanti.
    Terimakasih

    ReplyDelete
  29. Wilis Putri Hapsari
    19701251017
    S2 PEP A 2019

    Sehidup-hidupnya seorang makhluk adalah ketika ia berada dengan sesamanya dalah deras ataupun surut. Ketika sebuah hal yang bukan tempatnya dipaksakan untuk ada dalam suatu tempat yang bukan tempatnya maka kejatuhan adalah sebuah keniscayaan.

    ReplyDelete
  30. Hajra Yansa
    19701251012
    S2 PEP A 2019

    Temuilah ituisi karena itu bagian dari hiidupmu
    Semua manusia memiliki intuisi. Intuisi adalah ide atau gagasan yang muncul dari seorang individu dan digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan tanpa didahului dengan analisis yang disengaja. Isu tentang intuisi sudah diperdebatkan oleh para filsuf dan ilmuwan sejak zaman Yunani kuno dan baru saat ini para peneliti mengetahui bagaimana intuisi terbentuk dan dari mana asalnya. Intuisi diatur oleh sistem bawah sadar. Intuisi sebenarnya juga berasal dari informasi atau pengalaman yang pernah dialami sebelumnya, namun informasi tersebut berada di alam bawah sadar. Ketika intuisi muncul maka keputusan itu adalah keputusan yang muncul dari alam bawah sadar. Sehingga, intuisi muncul tanpa kita harus berpikir dengan matang dan menganalisis semua kejadian yang pernah terjadi, tiba-tiba muncul begitu saja.

    ReplyDelete
  31. Hajra Yansa
    19701251012
    S2 PEP A 2019

    Temuilah nurani karena itu bagian dari hidupmu
    Hati nurani adalah keputusan akal budi, di mana manusia mengerti apakah satu perbuatan konkret yang ia rencanakan, sedang laksanakan, atau sudah laksanakan, baik atau buruk secara moral. Dalam segala sesuatu yang ia katakan atau lakukan, manusia berkewajiban mengikuti dengan seksama apa yang ia tahu, bahwa itu benar dan tepat. Oleh keputusan hati nurani manusia mendengar dan mengenal penetapan hukum ilahi.

    ReplyDelete
  32. Rifki Rinaldo
    19709251070
    S2 Pendidikan Matematika D 2019

    Elegi diatas berhubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada awalnya ilmu pengetahuan dianggap ada karena adanya wahyu atau dari yang Ilahi, maka dalam elegi ini digambarkan oleh Sungai transenden. Sedangkan bendungan komte adalah pemikiran baru mengenai ilmu. Pemikiran baru mengenai ilmu adalah menggunakan metode ilmiah. Jadi ilmu dianggap benar jika melalui metode ilmiah. Pencari ikan dalam elegi ini adalah pencari ilmu, kita semua yang sedang belajar menuntut ilmu adalah pencari ikan. Dan untuk mendapatkan ikan maka pencari ikan harus bertolak lebih dalam agar mendapatkan ikan yang banyak. Jadi kita para pencari ilmu jika ingin mendapatkan ilmu maka harus bertolak yang dalam bahkan harus mendalami secara luas ilmu yang kita pelajari. Sebagai contoh dalam mempelajari filsafat ini kitapun harus mempelajari dengan baik sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya. Dan sangat berbahaya jika kita mempelajari hanya sebagian saja.

    ReplyDelete