The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Oct 8, 2013
Hasil Diskusi dengan Guru Matematika Internasional tentang Perbedaan Matematika untuk Dewasa dan Anak
Dear all,
Berikut adalah kesimpulan sementara hasil diskusi dengan beberapa Guru Matematika Internasional tentang Perbedaan Matematika untuk orang dewasa dan anak kecil:
Marsigit Dr MA, Lecturer at Yogyakarta State University, concludes the following:
"I am sad to find that most of math teachers around the world are unable to differentiate between adults and young math. That's why from time to time, at every educational context, there are always bad news of math teaching practices in term of students' participation and motivation.
Hereby I wish to blame the currently educational systems including recruitment system of math teachers and the system they are prepared to be a math teachers.In the big countries or in the West, this circumstances is very significant.
Therefore, I wish also to blame the currently state that Pure Math and Pure Sciences have been too deep and too far intervening Math Teaching; because significantly, they do not able to perform their accountability in their involvement in Math teaching.
Further, I may label the Pure Math and Pure Science as a Golden Kids of contemporary Power Now; in which not only big countries but also the small ones are now in the state of emergency, confusing, hegemonic, and not in a healthy interaction each other.
The only victim of this situation are the younger learner. They are the victim of adult ambitions (Pure Math, Pure Science through their system and the teachers inside) in the name of technology and contemporary life. That's why we then found that there are more and more unpredictable phenomena reflecting the students' under pressure by their adults.
I wish to call Math teachers who still have their empathy to their young generation to think critically and to do anything to change the situation.
Math teachers should stand beside their young learner and to protect them from inappropriate adults behavior in which their thinking are full of motive and ambitions."
Diskusi selengkapnya masih dapat diakses pada link berikut:
http://www.linkedin.com/groupAnswers?viewQuestionAndAnswers=&discussionID=276248584&gid=33207&commentID=167136771&trk=view_disc&fromEmail=&ut=2uA5P9sed83RY1
Terimakasih
Marsigit, UNY
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Yoga Prasetya
ReplyDelete18709251011
S2 Pendidikan Matematika UNY 2018 A
Manusia memiliki tingkatan berpikir yang berbeda, begitu juga untuk berpikir mengenai matematika. Pembelajaran matematika untuk dewasa dan anak memang harus dibedakan karena memiliki pola pikir yang berbeda. Pembelajaran matematika untuk anak lebih ke pengalaman dan hasil yang real (kontekstual) sehingga mudah dipahami, begitu juga cara pembelajaran yang harus menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan. Sedangkan pembelajaran untuk dewasa lebih ke analisis dalam menganalisa matematika.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika B
Dalam penerapan system pendidikan, anak seringkali menjadi korban. Pembelajaran matematika yang seharusnya diajarkan untuk orang dewasa, belum patut untuk diajarkan kepada anak. Pembelajaran pada anak merupakan penguatan daya kognitif melalu pengabstraksian suatu pola-pola matematika. Matematika dan penegtahuan murni bukanlah ilmu yang cocok untu diterapkan kepada anak-anak. Secara psikologis anak belum mampu berpikir secara abstrak tentang suatu ilmu pengetahuan. Sedangkan orang dewasa sudah melalu pembelajaran konkrit sehingga ia mampu untuk berpikir secara abstrak baik secara psikologis maupun secara kognitif.
Hasil diskusi pada artikel diatas mengungkapkan bahwa penerapan konsep pembelajaran matematika yang salah masih terjadi di sekolah-sekolah di berbagai negara. Para guru matematika internasional menyayangkan adanya kekeliruan yang terdapat pada pembelajaran anak-anak. Mereka berharap supaya ada perbaikan-perbaikan untuk merubah situasi supaya anak dapat belajar secara layak dan sesuai dengan tingkat usia mereka.
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Berdasarkan kesimpulan sementara hasil diskusi dengan beberapa Guru Matematika Internasional tentang Perbedaan Matematika untuk orang dewasa dan anak kecil, terdapat beberapa point penting tentang hal-hal yang disebutkan di atas.
1. Sebagian besar guru matematika tidak dapat membedakan antara orang dewasa dan matematika muda. Hal ini menyebabkan kurangnya motivasi dan partisipasi siswa dalam setiap pembelajaran.
2. Sistem pendidikan dalam sistem rekrutmen guru matematika dan sistem untuk mempersiapkan calon guru untuk menjadi guru matematika turut menjadi sorotan.
3. Matematika Murni dan Ilmu Murni terlalu jauh mengintervensi Pengajaran Matematika karena secara signifikan tidak dapat melakukan akuntabilitas dalam keterlibatan dipengajaran Matematika.
4.Matematika Murni dan Ilmu Murni terasa membingungkan, hegemonik, dan tidak dalam interaksi yang sehat satu sama lain.
5. Hal ini menyebabkan siswa yang lebih muda menjadi korban ambisi orang dewasa (Matematika Murni, Ilmu Murni melalui sistem dan para guru di dalamnya) atas nama teknologi dan kehidupan kontemporer.
Oleh karena itu, dari point-point yang ada, diperlukan guru-guru Matematika yang masih memiliki empati kepada generasi muda untuk berpikir kritis dan melakukan apa pun untuk mengubah situasi ini. Para guru matematika harus membimbing siswa agar tidak terpengaruh pemikiran yang penuh dengan ambisi dan motif.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Dibaca dari judulnya sudah akan menjadi pembahasan yang menarik, matematika versi dewasa dan matematika versi anak. Versi di sini bukan seperti membandingkan antara satu yang lain, tetapi lebih ke versi yang saling menguatkan dan tetap terhubung. Pelajaran matematika atau Ilmu berhitung sudah dikenal sejak balita berlanjut dipelajari hingga sudah tua, hal ini sudah biasa di kehidupan manusia mempelajari hal yang dipelajari seluruh orang di penjuru dunia tanpa memandang jenis kelamin, status, umur, dll. Bila orang yang sudah dewasa mempelajari matematika yang ditujukan untuk anak, bukan menjadi masalah besar karena tidak ada kata terlambat untuk mempelajarinya, begitupun juga dengan anak-anak yang mempelajari matematika untuk orang dewasa bukan lagi menjadi hal yang kontroversial, karena sudah terjadi banyak kasus di mana anak-anak SD yang mempunyai IQ tinggi atau kelebihan bisa langsung mempelajari matematika tingkat tinggi. Bukan berarti anak yang IQ rendah tidak bisa mempelajari matematika tingkat tinggi, mereka tetap bisa mempelajari pelan-pelan. Sehingga, matematika untuk anak dan dewasa mempunyai dampat positif dan negatif yaitu siwa menjadi lebih berkembang otaknya karena mampu menyerap materi dengan baik padahal umur mereka yang masih belia, sedangkan pada orang dewasa tidak masalah memulai pelajaran matematika dari nol, karena belajar itu tidak pernah kenal umur dan apa yang dipelajari. Karena semua aspek kehidiupan perlu dipelajari.
Diana Prastiwi
ReplyDeletePPs P.Mat A 2018
18709251004
Dari artikel diatas, saya dapat menangkat pembelajaran matematika untuk anak dan dewasa tersebut harus dibedakan. dalam pembelajaran matematika pada anak-anak, pembelajran matematika diajarkan dengan membutuhkan model -model atau alat yang membuat pembelajaran matematika itu dapat dilihat secara nyata, konkrit atau secara kontekstual. berbeda dengan seorang yang sudah dewasa dalam mempelajari matematika karena dalam pemikiran nya sudah matang dan siap dalam mempelajari matematika secara lebih mendalam dalam bentuk konkrit maupun abstrak. Problematika yang dihadapi di Indonesia bahwa beberapa masih berjuang untuk membangkitkan sikap kritis, kreatif dari siswa dengan motivasi yang tinggi, harapan tersebut sesuai dengan kurikulum yang terbaru dalam pendidikan di Indonesia yaitu kurikulum 2013, Sehinggan diharapkan dapat berprogres dengan baik dan mempunyai hasil yang memuaskan. Untuk itu, kita sebagai pendidik hendaknya cerdas dalam memilih strategi,metode, dan model pembelajaran.
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr wb
Pembelajaran matematika pada orang dewasa dan anak-anak tidak dapat disamakan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah perkembangan pola pikir. Pola pikir anak-anak dan orang dewasa tentu sangatlah berbeda. Dalam usianya, tahap pemikiran anak-anak dalam belajar matematika ada pada tahap operasi konkrit yang merupakan tahap dimana anak-anak akan dapat memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit. Sementara orang dewasa sudah dapat belajar matematika dalam tahap problem soving. Dalam belajar matematika, kemampuan berpikir orang dewasa sudah dapat menganalisis hal-hal yang bersifat abstrak yang tidak dapat dilakukan oleh anak-anak. Selain itu kebutuhan belajar matematika antara orang dewasa dan anak-anak sangatlah berbeda. Hal ini menjadikan perlakuan pemenuhan akan kebutuhan tersebut tentu juga berbeda. Oleh sebab itu, matematika untuk orang dewasa dan anak-anak tidak dapat disamakan.
Ibrohim Aji Kusuma
ReplyDelete18709251018
S2 PMA 2018
Guru matematika tidak dapat membedakan antara orang dewasa dan matematika muda yang menyebabkan kurangnya motivasi dan partisipasi siswa dalam setiap pembelajaran. Sistem rekrutmen guru matematika dan sistem untuk mempersiapkan calon guru perlu ditingkatkan dengan maksimal. Matematika Murni dan Ilmu Murni terlalu mengintervensi Pembelajaran Matematika. Selain itu, Matematika Murni dan Ilmu Murni terasa membingungkan, hegemonik, dan tidak dalam interaksi yang sehat satu sama lain. Hal ini menyebabkan siswa yang lebih muda menjadi korban ambisi orang dewasa (Matematika Murni, Ilmu Murni melalui sistem dan para guru di dalamnya) atas nama teknologi dan kehidupan kontemporer.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Pembelajaran matematika memiliki jenjang tersendiri berdasarkan tingkat kognitif peserta didik. Pembelajaran matematika pada anak anak tentu berbeda dengan orang dewasa. Pada tingkat dasar, pembelajaran matematika hanya mengenalkan konsep dan pengenalan matemtika secara sederhana. Pada tingkat yang lebih tinggi untuk orang dewasa, matematika memiliki kekompleksan yang lebih tinggi seperti mengetahui definisi definisi, teori, pembuktian secara rinci dan lebih menyeluruh. Maka dapat kita telaah ketika pembelajaran matematika pada anak anak lebih mengarahkan pada minat anak terhadap matematika. Sejatinya matematika anak anak sebatas pengenalan konsep, mirisnya banyak anak anak merasa sulit memahami matematika. Tugas kita sebagai calon guru yaitu memunculkan matematika yang menarik dan positif pada sudut pandang siswa agar dalam pembelajaran pun lebih mudah untuk mengikuti
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Pembelajaran matematika haruslah memperhatikan objek yang menjadi tujuannya. Pembelajaran matematika untuk orang dewasa dan anak-anak tentunya tidak sama. Hal tersebut disebabkan karena adanya pola berpikir yang berbeda antara orang dewasa dan anak-anak. Pembelajaran pada anak-anak sebaiknya diberikan dengan cara mengaitkan pembelajaran dengan hal-hal yang nyata, yaitu hal-hal yang dekat dengan dunia siswa. Hal ini bertujuan agar siswa lebih memahami apa yang sedang dipelajari. Sedangkan pada orang dewasa pembelajaran bisa dimulai dengan tahap yang lebih abstrak, karena orang dewasa telah siap untuk menghadapinya.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
Artikel di atas menunjukkan ketidaksetujuan Prof Marsigit terhadap sistem pendidikan di Indonesia yang tidak bisa membedakan matematika untuk anak-anak dan matematika untuk dewasa. Matematika untuk anak-anak tidak bisa disamakan dengan matematika dewasa karena perbedaan cara berpikir atau perkembangan psikologis. OMengaar matematika untuk anak-anak harus disertai dengan contoh konkrit sehingga siswa akan lebih mudah memahami. Oleh karena itu, sebagai guru matematika, ada baiknya untuk mengubah situasi tersebut.
Fabri Hidayatullah
ReplyDelete18709251028
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Pada dasarnya perbedaan pembelajaran matematika untuk dewasa dan anak-anak adalah tentang keabstrakannya. Semakin dewasa usia seseorang semakin abstrak pikirannya. Begitu sebaliknya, semakin rendah usia anak-anak semakin konkrit. Maka anak-anak pada usia awal belum mampu memikirkan matematika yang sebenarnya bersifat abstrak. Oleh karena itu, matematika yang disajikan untuk anak-anak awal harus melalui hal-hal yang konkret, yang mudah diterima bagi siswa. Ini merupakan tugas guru untuk dapat memanfaatkan hal-hal konkret di sekitar anak untuk membangun pengetahuan matematikanya.
ReplyDeleteAji Joko Budi Pramono
PEP-S3-2018
18701261003
Perbedaan esensial antara pembelajaran matematika anak-anak dan pembelajaran matematika orang dewasa. Sangatlah benar bahwa keduanya pasti beda. Pembelajaran anak-anak bertumpu pada situasinya yang masih sangat kurang dalam aspek informasi, pengetahuan dan keterampilan (knowledge-skill), ilmu pengetahuan dan nilai-nilai (science-values). Karena itu proses pembelajaran anak-anak bersifat memasok informasi, pengetahuan dan keterampilan dan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai yang relatif baru. Entah dengan metode yang membuat siswa aktif, berpusat pada siswa atau metode yang lebih tradisional dimana pengajar memainkan peran dominan, tujuannya tetap memasok informasi, pengetahuan dan keterampilan dan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai tertentu yang relatif baru kepada siswa yang belajar.
Sementara itu orang dewasa secara umum diasumsikan bahwa telah memiliki banyak informasi pengetahuan dan keterampilan, dan ilmu pengetahuan maupun nilai-nilai yang diperoleh lewat proses pembelajaran formal seperti di SMA, Universitas-universitas ataupun nonformal seperti kegiatan-kegiatan kursus, training-training, seminar-seminar serta pembelajaran informal lainnya lewat interaksi sosial di masyarakat. Oleh karenanya, proses pembelajaran orang dewasa tidak lagi bersifat memasok pengetahuan, informasi, keterampilan serta nilai-nilai yang baru melainkan memerlukan proses yang berbeda
SUHERMI
ReplyDelete18709251007
S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA A
Banyak faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya suatu sistem pembelajaran, seperti lingkungan peserta didik, kurikulum, sarana dan prasarana, pengalaman guru yang mengajar dan sebagainya. Terkait penyampaian materi matematika untuk anak-anak dan dewasa, hal tersebut tidak terlepas dari kurikulum yang sudah ditetapkan. Apa yang disampaikan guru dan bagaimana guru menyampaikan isi pelajaran terkait dengan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman yang dimiliki guru tersebut. Sehingga guru harus bisa menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik.
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Pembelajaran yang baik adalah dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa karena siswa lah yang menjadi subjek belajar. Maka matematika yang tepat diajarkan dalam pembelajaran di sekolah adalah matematika sekolah. Dimana matemtatika sekolah itu lebih ramah, menyenangkan, dan dekat dengan siswa. Tidak seperti matematika murni yang abstrak dan kompleks. Apabila guru memaksakan siswa untuk belaja matemtika murni maka sisw justru akan merasa takut, tertekan, dan tidak nyaman. Oleh karena itu seorang guru matematika harus dapat membedakan matematika mana yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr, wb.
Sebagai pendidik, kita harus belajar psikologi belajar anak. Kita harus memahami bagaimana siswa mengkontruksi pengetahuan, dimana tingkat kognitif siswa, dan masih banyak lagi. Dengan mengetahui bagaimana psikologi anak didik, pendidik dapat memilih metode yang tepat dalam pembelajaran. Jangan sampai matematika untuk orang dewasa diberikan kepada anak.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr, wb.
Matematika untuk dewasa dan anak-anak tentulah sangat berbeda. Tingkat pemahaman anak dan orang dewaasa tentulah berbeda. Untuk itu pembelajaran matematika untuk anak-anak dan orag dewasa tentulah berbeda. Anak-anak dapat mudah memahami dari sesuatu yang konkret dan sering ditemui siswa. Untuk itu pembelajaran matematika untuk anak-anak sebaiknya melibatkan sesuatu yang konkret da nada disekitar siswa. Hal ini dilakukan agar siswa dapat lebih mudah memahami materi yang kita berikan.
Fany Isti Bigo
ReplyDelete18709251020
PPs UNY PM A 2018
Pembelajaran matematika untuk anak dan orang dewasa tentu berbeda tetapi antara anak dan orang dewasa berhubungan erat. Jika anak awalnya suka matematika maka pasti saat dewasa matematika bukanlah hal yg sulit. Tetapi objek matematika yang dipelajari seorang anak dan orang dewasa tentu berbeda. Seorang anak mempelajari objek matematik yang sangat real (tanpa hal abstrak) sedangkan dewasa sudah sangat abstrak sehingga model dan pendekatan yang dipakai tentu sangat berbeda. Paling pokok adalah pembelajaran matematika pada anak haruslah menarik supaya konsep matematika yang tertanam pada anak dapat beaifat kekal hinggap bisa dipakai lagi saat objek nya dirubah lagi menjadi yg lebih abstrak.
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang luas cakupannya. Sering kali kita mendengar istilah matematika murni dan matematika sekolah. Matematika sekolah adalah cabang matematika yang di ajarkan kepada anak-anak usia sekolah. Matematika sekolah dekat dengan hal-hal yang konkrit agar mudah untuk dipahami oleh siswa. Khusus untuk jenjang sekolah dasar matematika adalah aktivitas. Jadi kreasikanlah pembelajaran yang akan dilakukan ke dalam aktivitas-aktivitas yang menyenangkan namun tidak mengurangi makna dan tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran tersebut. Guru yang mengajarkan matematika haruslah sangat berhati-hati. Karena sekali saja siswa menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit maka bisa – bisa mereka trauma dan selamanya akan tidak tertarik dengan matematika, jika tidak memiliki minat mempelajarinya maka biasanya mereka akan terus mengalami kesulitan ketika mempelajari matematika.
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Anak mempunyai klasifikasi tingkatan pemikiran sesuai dengan usianya sebagaimana yang dikemukakan oleh Piaget yang membagi tingkatan kemampuan berpikir anak dari usia nol tahun hingga dewasa. Tentunya pembelajaran matematika juga menyesuaikan dengan tahap perkembangan intelegensi anak sesuai dengan usianya. Proses pembentukan konsep yang harus diperhatikan oleh guru dengan cara membantu siswa mengabstraksi sesuai dengan usia dan pengalamannya. terimakasih
Surya Shofiyana Sukarman
ReplyDelete18709251017
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Berdasarkan hasil diskusi dalam postingan tersebut, bisa dilihat begitu menyedihkan sistem pengajaran matematika saat ini, dimana guru-guru mengajarkan matematika kepada anak tidak sesuai dengan matematika sekolah, yaitu mengajar sesuai dengan perkembangan intelektual anak. Akan tetapi masih banyak guru yang mengajarkan matematika kepadaanak seperti mengajarkan matematka kepada orang dewasa. Hal demikianlah yang membuat persepsi anak mengenai matematika sulit sehingga menjadikan matematika sebagai momok bagi anak-anak. Dengan postingan ini semoga menyadarkan para pendidik ataupun calon pendidik untuk berempati kepada generasi muda dengan cara merubah situasi tersebut melalui pembelajaran yang inovatif dan metode-metode pmbelajaran menyenagkan yang disesuaikan dengan perkembangan intelektual anak.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Seperti yang diketahui sejak dini orang tua sudah mengajari anak-anak berhitung, hal itu pastinya sesuai dengan umur mereka yang masih menginjak usia dini. Tidak mungkin orang tua tiba-tiba mengajarkan matematika tingkat tinggi kepada anak kecuali anak mempunyai kelebihan sendiri. Beda dengan orang dewasa yang sudah melalui masa anak-anak belajar awal berhitung, orang dewasa akan melanjutkan belajar matematika ke tingkat lebih tinggi karena orang dewasa sudah berkembang cara berpikirnya sehingga matematika tingkat tinggi pun akan dipelajari dan dipahami.
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Tahap berpikir anak-anak dalam belajar matematika pada tahap operasi konkrit, anak-anak dapat memahami operasi logis dengan bantuan benda konkrit. Orang dewasa sudah mampu pada tahap problem solving dan orang dewasa sudah mampu menganalis serta memikirkan benda abstrak. Kebutuhan matemaika untuk anak-anak dan orang dewasa pun berbeda.
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Untuk meningkatkan prestasi anak, maka diperlukan proses pembelajaran yang efektif. Proses belajar matematika dapat berlangsung dengan efektif jika orang tua bersama dengan guru mengetahui tugas apa yang akan dilaksanakan mengenai proses belajar matematika. Proses belajar matematik itu sendiri yakni belajar matematika merupakan interaksi anak dengan lingkungan, belajar berarti melakukan kegiatan, belajar memahami dengan menghayati secara berulang, belajar harus disertai motivasi, belajar butuh kesiapan, belajar harus mau dan mampu berpikir, belajar melalui drill.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Matematika orang dewasa dan matematika anak itu berbeda. Matematika dewasa tak cocok jika diterapkan untuk anak, begitu pula sebaliknya. Sebagai pendidik, ini harus benar-benar kita perhatikan. Matematika anak bukanlah matematika para dewa, namun matematika yang berawal dari hal-hal konkret. Oleh karena itu, ketika melakukan pembelajaran seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkatan kemampuan anak.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Kita mengetahui bahwa dalam perkembangannya seorang anak berbeda dengan orang dewasa. Hal ini dapat kita lihat dengan jelas baik itu dalam bentuk fisik maupun dari cara berpikir, bertindak, kebiasaan, hobi, kerja, keinginan, tanggung jawab dan sebagainya. Tetapi banyak orang dewasa bahkan pendidik / guru yang masih beranggapan bahwa seorang siswa atau anak dapat berpikir dan bertindak seperti orang dewasa.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Pada saat ini masih ada guru yang memberikan konsep-konsep matematika sesuai jalan pikirannya, tanpa memperhatikan bahwa jalan pikiran siswa berbeda dengan jalan pikiran orang dewasa dalam memahami konsep-konsep matematika yang abstrak. Sesuatu yang dianggap mudah menurut logika orang dewasa dapat dianggap sulit dimengerti oleh seorang anak. Anak tidak berpikir dan bertindak sama seperti orang dewasa. Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika di SD, konsep matematika yang abstrak yang dianggap yang dianggap mudah dan sederhana menurut kita yang cara berpikirnya sudah formal, dapat menjadi hal yang sulit dimengerti oleh anak.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Selain itu setiap anak merupakan individu yang berbeda. Perbedaan pada tiap individu dapat dilihat dari minat, bakat, kemampuan kepribadian, pengalaman lingkungan,dll. Karena itu seorang guru dalam proses pembelajaran matematika hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan karakterisitik anak didik tersebut.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Matematika untuk orang dewasa dan matematika untuk anak memang berbeda. Matematikanya orang dewasa adalah matematikanya para dewa, yang lebih menekankan pada simbol-simbol abstrak. Sedagkan matematika untuk anak, adalah matematika konkret yang lebih menggambarkan matematika sebagai aktivitas dalam kehidupan. Hal ini sesuai dengan perkembangan anak, di mana pada tahap usia tersebut mereka lebih mengenal pada hal-hal yang konkret sesuai dengan pengalaman yang pernah mereka terima. Maka dari itu sebagai guru ataupun calon guru matematika, seharusnya kita tahu bagaimana tahapan belajar anak untuk memahami matematika. Guru tidak seharusnya menyamakan tahapan berpikir orang dewasa dengan anak, dalam konteks mempelajari matematika.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Matematika untuk orang dewasa berbeda dengan matematika untuk anak-anak. Matematika untuk orang dewasa bersifat formal dan abstrak. Sementara matematika untuk anak-anak didefinisikan sebagai kegiatan. Menurut Ebbutt & Straker, definisi matematika sekolah yakni kegiatan menemukan pola dan hubungan, kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi, dan
Penemuan, matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah (problem solving), matematika sebagai alat berkomunikasi. Oleh karena itu, mengajarkan matematika untuk anak-anak harus dibedakan dengan mengajarkannya untuk orang dewasa.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
Pembelajaran matematika pada orang dewasa dan anak-anak tidak dapat disamakan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah perkembangan pola pikir. Pola pikir anak-anak dan orang dewasa tentu sangatlah berbeda. Dalam usianya, tahap pemikiran anak-anak dalam belajar matematika ada pada tahap operasi konkrit yang merupakan tahap dimana anak-anak akan dapat memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
Sementara orang dewasa sudah dapat belajar matematika dalam tahap problem soving. Dalam belajar matematika, kemampuan berpikir orang dewasa sudah dapat menganalisis hal-hal yang bersifat abstrak yang tidak dapat dilakukan oleh anak-anak. Selain itu kebutuhan belajar matematika antara orang dewasa dan anak-anak sangatlah berbeda. Hal ini menjadikan perlakuan pemenuhan akan kebutuhan tersebut tentu juga berbeda. Oleh sebab itu, matematika untuk orang dewasa dan anak-anak tidak dapat disamakan.
Ahmad Syajili
ReplyDelete19709251066
S2 PM D 2019
Assalamualaikum wr.wb
Berdasarkan tulisan di atas mengenai kesimpulan sementara hasil diskusi mengenai perbedaan matematika untuk dewasa dan anak serta berdasarkan pengamatan saya tentang pembelajaran matematika ini memang terdapat perbedaan dalam memahamkan atau membelajarkan matematika terhadap orang dewasa dan anak-anak. Sebab, bagi orang dewasa akan mampu menerima materi matematika formal yang bersifat abstrak karena telah sesuai dengan kemampuannya. Sedangkan bagi anak-anak, matematika dikenalkan sesuai dengan dunia dan pola pikirnya yaitu matematika yang dikaitkan dengan kenyataan, sesuai keadaan riilnya.
Sehingga, dalam menyampaikan materi matematika hendaklah guru harus mampu menyesuaikan terhadap siapa yang akan diajarnya. Apakah itu orang dewasa atau anak-anak. Janganlah memaksakan pemikiran orang dewasa terhadap anak-anak karena akan berdampak pada perkembangannya nanti.
Dini Senjaningrum
ReplyDelete19709251067
Pendidikan Matematika D 2019
Dari artikel di atas, terdapat perbedaan antara matematika dewasa dengan matematika anak. Sebagai seorang guru matematika harus mengetahui berbedaan tersebut. Hal ini berkaitan dengan cara guru mentransfer pengetahuannya kepada siswa. Untuk mentransfer pengetahuan kepada siswa, seorang guru harus melihat terlebih dahulu berbagai karakter siswa, kemudian memilih dan menentukan cara yang tepat agar siswa dapat menerima materi dengan baik.
Assalamu'alaykum wr wb
ReplyDeleteDwi Kawuryani
19709251061
Pendidikan Matematika S2 D
Dalam diskusi tersebut disebutkan bahwa sebagian besar guru matematika cenderung tidak bisa membedakan matematikanya orang dewasa dan matematika anak. Padahal keduanya merupakan dua hal yang sangat berbeda dan sangat tidak bisa untuk disamakan. Anak kecil harus belajar matematika melalui kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara langsung. Namun hal itu tidak lepas dari pengaruh kurikulum yang mengatur tujuan pembelajaran, karena sebagian besar guru pada nyatanya terdesak akan kurikulum yang menuntut guru untuk mengajarkan banyak materi pada level anak, sehingga guru tidak punya banyak pilihan harus berbuat apa. Hal itu membuat tantangan guru semakin besar, karena harus mengajarkan banyak materi dengan metode yang sesuai agar siswa tidak merasa sedang belajar matematika.
Wassalamu'alaikum wr wb
Sintha fardu anggraeni
ReplyDelete19709251071
S2 pend matematika /D/ 2019
Saya setuju bahwa ada perbedaan pemikiran memahami matematika untuk matematika dewasa dan matematika anak. Dasar matematika adalah ilmu abstrak dan sifat kebenarannya berdasarkan logika dan deduktif. Dasar matematika tersebut yang seharusnya ada pada matematika dewasa. Terkadang ada seseorang yang memiliki pemahaman matematika dewasa memaksakan pola pemikiran matematika dewasa kepada orang yang masih awam dengan matematika (matematika anak) sehingga membuat orang yang awam terhadap matematika tersebut tertekan. Saya setuju jika mengenalkan matematika kepada anak sebaiknya dengan pendekatan pola pikir si anak itu sendiri, jika memang diperlukan bisa dengan menggunakan visualisasi, intuisi dan secara induktif.
Rochyati
ReplyDelete19709251074
S2 P. Mat D 2019
Kita diajarkan untuk berlaku adil. Adil itu tidak selalu sama besar, tetapi sesuai kebutuhannya. Begitupun dalam hal pembelajaran matematika. Matematika untuk orang dewasa dan anak-anak tidak bisa disamakan. Dunia anak-anak adalah dunia di luar pikiran, dunia yang nyata, dunia yang konkret, dan dunia pengalaman. Pembelajaran bagi anak-anak lebih ke pengalaman dan hasil yang real (kontekstual) sehingga mudah dipahami, yang tentunya berbeda dengan pembelajaran bagi orang dewasa yang lebih ke analisis.
Fitria Restu Astuti
ReplyDelete19709251069
S-2 Pendidikan Matematika D 2019
Kapasitas ilmu yang dimiliki anak di tiap tingkatan usa itu berbeda-beda. Missal anak di jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah, mereka lebih mudah memahami hal-hal yang bersifat konkret sedangkan remaja dan orang dewasa sudah dapat diajak untuk berpikir secara abstrak. Guru dalam menyampaikan pembelajaran harus memperhatikan siapa objek yang beliau ajar. Guru harus mampu menyediakan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pengetahuan siswanya. Dengan demikian pengalaman pembelajaran yang diperoleh siswa akan menjadi menarik dan lebih bermakna.
Sri Ningsih
ReplyDelete19709251064
S2 Pendidikan Matematika kelas D
Pembelajaran matematika pada orang dewasa dan anak-anak tidak dapat disamakan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah perkembangan pola pikir. Pola pikir anak-anak dan orang dewasa tentu sangatlah berbeda. Dalam usianya, tahap pemikiran anak-anak dalam belajar matematika ada pada tahap operasi konkrit yang merupakan tahap dimana anak-anak akan dapat memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit. Sementara orang dewasa sudah dapat belajar matematika dalam tahap problem soving. Dalam belajar matematika, kemampuan berpikir orang dewasa sudah dapat menganalisis hal-hal yang bersifat abstrak yang tidak dapat dilakukan oleh anak-anak. Selain itu kebutuhan belajar matematika antara orang dewasa dan anak-anak sangatlah berbeda. Hal ini menjadikan perlakuan pemenuhan akan kebutuhan tersebut tentu juga berbeda. Oleh sebab itu, matematika untuk orang dewasa dan anak-anak tidak dapat disamakan.
Vera Yuli Erviana
ReplyDeleteNIM 197062610005
S3 Pendidikan Dasar 2019
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dari pemaparan hasil diskusi yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan bahwa matematika untuk orang dewasa dan anak-anak sangatlah berbeda, hal ini menyebabkan siswa yang lebih muda menjadi korban ambisi orang dewasa, atas nama teknologi dan kehidupan kontemporer.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Sekar Hidayatun Najakh
ReplyDelete19701251007
S2 PEP A 2019
Assalamualaykum wr wb...
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sebagai mata pelajaran yang cukup berat dikalangan peserta didik terutama di jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Hal ini disebabkan paradigma yang diberikan kepada peserta didik mengenai matematika adalah hasil dari paradigma dewasa, bahwa matematika adalah ilmu. Sedangkan dalam menyampaikan pelajaran matematika untuk usia anak-anak seyogyanya diberikan paradigma bahwa pelajaran yang ada di sekolah adalah sebuah kegiatan. Dimana dalam kegiatan tersebut, guru sebagai fasilitator mendorong peserta didik untuk menemukan arti atau paradigma pada setiap mata pelajaran. Sehingga pelajaran adalah sesuatu yang harus dilalui dengan cara dan jalannya masing-masing, bukan suatu doktrin yang mengekang.
Terimakasih Prof...
Yufida Afkarina Nizar Isyam
ReplyDelete19709251073
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Pemahaman orang dewasa dan anak muda (pelajar sekolah dasar dan menengah) tentang ilmu matematika itu berbeda. Anak muda belajar dengan cara sintetik a posteriori yaitu dengan realisme dan fakta empiris atau pengalaman, sedangkan orang dewasa itu pembelajarannya bersifat analitik a priori. Pembelajaran matematika diharapkan menggunakan sintetik a priori jadi ilmu itu dibangun atas dasar intuisi, pengalaman, rasio, logika dan realita. Pendekatan kontekstual dan kontruktivisme sangat dibutuhkan guna memberikan pemahaman kepada siswa tentang ilmu matematika.
Tiara Wahyu Anggraini
ReplyDelete19709251065
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Anak-anak dan dewasa pada dasarnya memiliki kemampuan berfikir matematika yang berbeda. Anak-anak memiliki pola berfikir matematika yang sifatnya sederhana dan nyata, sedangkan orang dewasa memiliki pola berfikir kompleks dan abstrak. Seorang guru hendaknya memahami cara berfikir siswanya sebagai modal dalam menyelenggarakan pembelajaran. Oleh karena itu, dengan mengetahui karakteristik siswa guru dapat mudah menyajikan materi yang sesuai ruang dan waktu.
Latifa Krisna Ayu
ReplyDelete19709251060
S2 Pendidikan Matematika D
Dalam melakukan pembelajaran matematika, ada banyak hal yang harus dipehatikan, salah satunya ialah memperhatikan siapakan yang akan menjalani pembelajaran. Pembelajaran untuk anak dan dewasa tentunya memiliki karakter yang berbeda. Perbedaaan karakter ini akan mempengaruhi berbagai hal seperti model, strategi, pendektan dan metode yang digunakan, sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang pembelajaran, serta bahan ajar yang digunakan. Pengetahuan ini sangatlah penting untuk dimiliki para pendidik. Jika pendidik tidak memiliki pengetahuan ini, maka dikhawatirkan tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak akan tercapai.
Terima kasih.
Mira Amalia Yudhanti
ReplyDelete19701251014
S2 PEP A
Dalam pembelajaran matematika di sekolah akan lebih cocok jika kita menggunakan matematika sekolah. Jika guru memaksakan matematika formal pada siswa, maka siswa akan merasa tertekan, tidak nyaman, dan takut untuk mempelajari matematika. Hal tersebut dikarenakan penempatan matematika formal seharusnya cocok untuk orang dewasa, namun di ajarkan di sekolah untuk pembelajaran matematika anak-anak. Dengan demikian, guru atau calon guru harus memahami dan membedakan matematika yang dapat diaplikasikan untuk anak-anak dan orang dewasa.
Dea Armelia
ReplyDelete19709251072
S2 Pend. MTK D 2019
Berbicara matematika untuk anak dan dewasa, maka akan ada matematika informal dan matematika formal. Sejak sebelum memasuki bangku sekolah, anak-anak sudah sering berhadapan dengan kejadian-kejadian kuantitatif dan mereka secara spontan mencoba membangun matematika informal pada dirinya. Berpikir matematika informal analog dengan berbicara spontan anak. Jika berbicara merupakan fondasi untuk membaca, maka berpikir matematika informal berupakan fondasi untuk matematika tertulis di sekolah. Di dalam keluarga atau lingkungan alamiah di mana tidak ada pengajaran formal, anak-anak secara aktif mengembangkan pengertian matematika, seperti lebih besar, lebih kecil, penjumlahan, dan pengurangan. Meskipun tidak seperti orang dewasa yang berfikir matematika formal, matematika informal ini bagi anak relatif bermanfaat dan menjadi fondasi untuk belajar matematika di sekolah.
Rona Happy Mumpuni
ReplyDelete19709251059
S2 Pendidikan Matematika D
Saya sangat setuju dengan Prof. Marsigit bahwa anak-anak adalah korban dari ambisi orang dewasa dalam pembelajaran matematika. Pada dasarnya, anak-anak dan dewasa memiliki kemampuan berfikir matematika yang berbeda. Anak-anak ada pada tahap pembelajaran kongkrit, sedangkan dewasa sudah masuk ke dalam tahap pembelajaran abstrak. Kita sebagai guru(orang dewasa) harus bisa memposisikan diri sebagai fasilitator anak-anak ataupun dewasa, jangan sampai salah menyikapi proses perkembangan kognitif anak-anak seperti orang dewasa sehingga memaksa keras anak untuk mencapai tingkatan kongkrit.