The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Oct 15, 2010
Elegi Meratapi Sang Ilmuwan Plagiat dan Guru Pemalsu PAK
Oleh Marsigit
Paralogos:
Heem...tertegun aku menyaksikan kelakuan sang Bagawat dan Orang Tua Berambut Putih. Dia tidak menyadari bahwa Paramitos selalu berusaha mencelakakannya. Apa haknya Bagawat dan Orang Tua Berambut Putih sok mengatur dunia dan pemberi ilmu. Inilah buktinya sekarang telah tertangkap ada seorang Profesor Plagiat dan tertangkap banyak Guru Pemalsu PAK. Pilu hatiku menyaksikan kejadian-kejadian itu. Saking pilunya hatiku maka hampir-hampir aku tak kuasa bicara apalagi menulis komen-komen pada Elegi-elegi. Pikiranku belum bisa menggapai batas hatiku, bagaimana seorang Profesor tega melakukan plagiat dan seorang guru bisa memalsukan PAK untuk naik jabatan atau memperoleh sertifikasi guru. Wahai Antinomi, coba ceritakan apa yang sebenarnya sedang terjadi dengan gonjang-ganjing ini?
Antinomi:
Wahai Paralogos, pengetahuanku itu setali tiga uang dengan pengetahuanmu. Selama ini memang kita telah memberikan keluluasaan dan kemerdekaan yang seluas-luasnya kepada sang Bagawat dan Orang Tua Berambut Putih. Kiprah mereka yang terakhir di mulai dari Perlombaan Menjunjung Langit sampai kegiatan mengungkap Misteri Sang Konveyor dan Misteri sang Kanopi. Dalam hal tertentu aku sempat mengkhawatirkan sepak terjangnya, tetapi karena itu adalah hakekatnya maka Ruang dan Waktu sajalah yang akan memberi catatan dan penilaian.
Paralogos:
Bukannya dengan tertangkapnya Sang Profesor Plagiat dan Para Guru Pemalsu PAK itu telah membuktikan bahwa Ruang dan Waktu telah memberikan catatan dan penilaiannya?
Antinomi:
Betul apa katamu wahai Paralogos. Tetapi aku juga ingin menyampaikan bahwa peristiwa tertangkapnya Sang Profesor Plagiat dan Guru Pemalsu PAK itu sebenar-benarnya adalah puncak gunung es dari fenomena yang sudah sejak lama melanda masyarakat dan bangsa ini. Itulah yang terjadi bahwa Ruang dan Waktu sebetul-betulnya tidak pernah tidur. Ruang dan Waktu itu sebetulnya selalu memberikan catatan dan penilaian terhadap apapun, kapanpun dan dimanapun. Hanya bagi orang-orang yang ikhlas dan berpikir kritislah yang mampu membaca catatan dan penilaian yang dilakukan oleh Ruang dan Waktu.
Paralogos:
Waha..kalau begitu apa sebetulnya fenomena yang selama ini terjadi?
Antinomi:
Itulah fenomenanya...yaitu pergulatan antara ADA, MENGADA DAN PENGADA. Peristiwa tertangkapnya Sang Profesor Plagiat dan Guru Pemalsu PAK itu adalah puncak gunung es dari pergulatan antara Profesor Ada, Profesor Mengada, dan Profesor Pengada; serta Guru ADA, Guru Mengada dan Guru Pengada.
Paralogos:
Waha...apakah fenomenanya bersifat tunggal atau plural?
Antinomi:
Fenomenanya bersifat plural, yaitu bahwa yang terjadi adalah pergulatan antara ADA, MENGADA DAN PENGADA itu bersifat plural. Maka dibawah gunung es itu ada pergulatan-pergulatan yang lain: pergulatan antara Doktor Ada, Doktor Mengada dan Doktor Pengada; pergulatan antara Dosen Ada, Dosen Mengada dan Dosen Pengada; pergulatan antara Lurah Ada, Lurah Mengada dan Lurah Pengada; pergulatan antara Guru Ada, Guru Mengada dan Guru Pengada; pergulatan antara Pejabat Ada, Pejabat Mengada dan Pejabat Pengada; pergulatan antara Presiden Ada, Presiden Mengada dan Presiden Pengada, pergulatan antara Mahasiswa Ada, Mahasiswa Mengada dan Mahasiswa Pengada; pergulatan antara Suami Ada, Suami Mengada dan Suami Pengada; pergulatan antara semua Ada, semua Mengada dan semua Pengada; dan pergulatan antara setiap Ada, setiap Mengada dan setiap Pengada.
Paralogos:
Heemmm...luar biasa kejadiannya. Aku sebagai Paralogos Sang Diraja nya para Logos saja sempat terlena tidak menyadari fenomena ini, apalagi para logos, apalagi para Bagawat, apalagi para Orang Tua Berambut Putih...Wahai para Bagawat dan Orang Tua Berambut Putih..kesinilah..sudah saatnya engkau itu melakukan instrospeksi dan memperoleh input yang bermanfaat. Maka marilah kita dengarkan penuturan lebih lanjut dari Sang Antinomi ini. Wahai Sang Antinomi, coba terangkanlah apa sebetulnya yang dimaksud dengan ADA, MENGADA dan PENGADA itu?
Antinomi:
Sebetul-betul MENGADA adalah logos bagi dirimu. Jika ADA adalah tesismu maka MENGADA adalah anti-tesismu. Jika engkau telah mempunya MENGADA maka serta merta wujudmu akan berubah menjadi PENGADA. Janganlah engkau mengharap dapat menjadi PENGADA jika engkau tidak mempunyai MENGADA.
Paralogos:
Sebentar, jika engkau sebut tesis dan anti-tesis maka dimana sintesisnya?
Antinomi:
Jika tesisnya adalah ADA maka anti-tesisnya adalah MENGADA. Jika anti-tesisnya adalah MENGADA maka sintetisnya adalah MENGADA.
Paralogos:
Kalimatmu yang terakhir sangat sulit aku pahami.
Antinomi:
Itulah yang terjadi. Maka sebenar-benar MENGADA adalah sekaligus tesis, anti tesis dan juga sintesis. Sedang sebenar-benar PENGADA adalah anti-tesis dari MENGADA.
Paralogos:
Maksudnya?
Antinomi:
Tidak akan ada PENGADA jika engkau tidak MENGADA.
Paralogos:
Aku masih bingung.
Antinomi:
Itulah yang terjadi, yaitu bahwa PENGADA itu juga sekaligus tesis, anti-tesis dan juga sintesis.
Paralogos:
Baiklah bisakah engkau memberikan contoh konkritnya?
Antinomi:
Misal engkau adalah MAHASISWA yang sedang menempuh perkuliahan. Maka tanda-tanganmu dalam daftar hadir merupakan bukti bahwa engkau itu ADA. Sedangkan kegiatanmu mengerjakan tugas-tugas dari dosenmu itu menunjukkan MENGADA mu. Jika engkau telah membuat tugas-tugas maka itu bukti bahwa engkau telah menjadi PENGADA, yaitu pengada akan tugas-tugasmu.
Paralogos:
Apa ada contoh yang lain?
Antinomi:
Misal engkau adalah seorang Guru, maka Ijazahmu dan penulisan gelarmu di depan namamu itu pertanda bahwa engkau Guru ADA. Sedangkan kegiatan-kegiatanmu mengajar, menulis dan melakukan Penelitian Tindakan Kelas itu menunjukkan dirimu sebagai Guru MENGADA. Jika engkau terbukti telah memproduksi tulisan-tulisanmu itulah maka engkau telah mewujudkan dirimu sebagai Guru PENGADA.
Paralogos:
Apa ada contoh yang lain?
Antinomi:
Misal engkau adalah seorang Doktor, maka Ijazahmu dan penulisan gelarmu di depan namamu itu pertanda bahwa engkau Doktor ADA. Sedangkan kegiatan-kegiatanmu menulis itu menunjukkan dirimu sebagai Doktor MENGADA. Jika engkau terbukti telah memproduksi tulisan-tulisanmu itulah maka engkau telah mewujudkan dirimu sebagai Doktor PENGADA.
Paralogos:
Apa ada contoh yang lain?
Antinomi:
Misal engkau adalah seorang Professor, maka SK Presiden dan penulisan gelarmu di depan namamu itu pertanda bahwa engkau Profesor ADA. Sedangkan kegiatan-kegiatanmu menulis itu menunjukkan bahwa engkau Profesor MENGADA. Jika engkau terbukti telah memproduksi tulisan-tulisanmu itulah maka engkau telah mewujudkan dirimu sebagai Profesor PENGADA.
Paralogos:
Hemmm..kamudian apa masalahnya..bukankah kita sudah cukup bangga karena kita telah mempunyai ADA nya banyak Guru Profesional, ADA nya banyak Doktor, dan ADA nya banyak Profesor?
Antinomi:
Sebentar dulu. Sebuah karya mu itu adalah ADA bagi karya mu. Dan keberadaan sebuah karyamu itu belum tentu MENGADAKAN ..ADA Dirimu dan ADA diri yang lainnya. Jika karyamu itu adalah PLAGIAT atau PALSU maka karyamu itu bukanlah suatau PENGADA mu. Maka sebuah karya mu itu bisa terancam menjadi mitos dan MENIADAKAN dirimu, yaitu jika engkau merasa puas hanya membuat karya-karya PLAGIAT dan memalsukan PAK. Maka nasib dari sebuah karyamu itu persis seperti nasib dirimu yang tidak mengetahui ADA, MENGADA dan PENGADA. Itulah bahwa PLAGIAT itu adalah perilaku sang Paramitos yang mengancam keber ADA mu sebagai Profesor. Itulah bahwa kegiatan memalsukan PAK adalah perilaku sang Paramitos yang mengancam keber ADA mu sebagai Guru. Jika keber ADA mu terancam maka terancam pula MENGADA mu dan PENGADA mu.
Paralogos:
Kemudia bagaimana solusinya?
Antinomi:
Tiadalah ADA dirimu itu tanpa MENGADA dan PENGADA. Maka agar engkau tetap ADA tidak ada jalan lain bagi dirimu untuk selalu MENGADA. Jika engkau telah MENGADA maka PENGADA akan selalu meyertaimu. Tiadalah Profesor ADA tanpa Profesor MENGADA dan Profesor PENGADA. Maka jika ingin tetap menjadi Profesor ADA, tidak ada jalan lain kecuali harus tetap menjadi Profesor MENGADA. Jika engkau telah menjadi Profesor MENGADA maka Profesor PENGADA akan dengan sendirinya menyertaimu. Tiadalah Guru ADA tanpa Guru MENGADA dan Guru PENGADA. Maka jika ingin tetap menjadi Guru ADA, tidak ada jalan lain kecuali harus tetap menjadi Guru MENGADA. Jika engkau telah menjadi Guru MENGADA maka Guru PENGADA akan dengan sendirinya menyertaimu.
Paralogos:
Apakah aku dapat menyimpulkan bahwa sebenar-benar Profesor ADA adalah Profesor MENGADA dan Profesor PENGADA sekaligus? Dan sebenar-benar Guru ADA adalah Guru MENGADA dan Guru PENGADA sekaligus?
Antinomi:
Cerdas pula engkau itu. Itulah harapanku bahwa engkau sebagai partnerku akan selalu bisa memahami dan menyimpulkan fenomena yang ada. Sangat tepatlah kesimpulanmu itu bahwa Profesor ADA itu adalah sekaligus Profesor MENGADA dan Profesor PENGADA. Dan Guru ADA itu adalah sekaligus Guru MENGADA dan Guru PENGADA.
Paralogos:
Sebentar, jangan ditutup dulu. Bukankah di awal pembicaraan kita engkau telah menyebut Profesor PLAGIAT dan Guru Pemalsu PAK? Lalu apa maknanya?
Antinomi:
Profesor PLAGIAT adalah Profesor yang tidak mengenal dirinya sebagai Profesor ADA. Maka dengan sendirinya dia juga tidak mengenal Profesor MENGADA dan Profesor PENGADA? Guru yang memalsukan PAK adalah guru yang tidak mampu mengenal dirinya sebagai Guru ADA. Maka dengan sendirinya dia juga tidak mengenal dirinya sebagai Guru MENGADA dan Guru PENGADA. Kegiatan memalsukan karya tulis apakah itu oleh seorang Profesor Plagiat dan memalsukan PAK oleh seorang guru adalah kegiatan memalsukan dirinya sebagai MENGADA. Itulah peran dan jasa Ruang dan Waktu yang tidak akan pernah lalai mencatat segala perbuatan manusia, bahwa sebenar-benar keber ADA annya adalah SAKSI bagi MENGADA nya. Tidak hanya itu, maka segala YANG ADA dan YANG MUNGKIN ADA juga menjadi SAKSI bagi keber ADA annya dan ke MENGADA nya.
Paralogos:
Kalau begitu apakah Profesor ADA tidak harus menjadi Profesor MENGADA dan Profesor PENGADA? Dan Guru ADA tidak harus menjadi Guru MENGADA dan Guru PENGADA?
Antinomi:
Tidak mengenal itu tidak berarti tidak ada.
Paralogos:
Lho mengapa?
Antinomi:
Itulah kelihaian dan kelembutan Paramitos. Paramitos itu pulalah yang selalu mengajakmu menyesatkan mereka untuk berhenti hanya sebagai Profesor ADA dan Guru ADA saja. Padahal jika hanya sebagai Profesor ADA atau Guru ADA saja, maka akan terancam sebagai Profesor TIDAK ADA dan Guru TIDAK ADA. Jika telah muncul Hukuman ADA atau Pemecatan ADA, maka Hukuman dan Pemecatan MENGADA akan segera MENIADAKAN Profesor Plagiat dan Guru Pemalsu PAK. Maka akan terasa pedih dan perih hukumannya bagi orang-orang yang di anggap TIDAK ADA. Padahal perjuangan mereka masih sangat banyak dan sangat panjang. Maka mereka akan sebenar-benar menjadi Profesor ADA jika mereka selalu berjuang untuk menjadi Profesor MENGADA dan Profesor PENGADA, yaitu dengan memproduksi karya-karyanya yang sesuai dengan hakekat ADA, hakekat MENGADA dan hakekat PENGADA dari segala sesuatu yang ADA dan yang MUNGKIN ADA. Mereka juga akan benar-benar menjadi Guru ADA jika mereka selalu berjuang untuk menjadi Guru MENGADA dan Guru PENGADA dengan cara memproduksi karya-karyanya yang sesuai dengan hakekat ADA, hakekat MENGADA dan hakekat PENGADA dari segala sesuatu yang ADA dan yang MUNGKIN ADA di dunia Pendidikan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Muhammad Fendrik
ReplyDelete18706261001
S3 Dikdas 2018
Sebelumnya terima kasih Prof Marsigit untuk ilmunya hari ini. Saya akan mencoba mengomentari artikel elegi meratapi sang ilmuwan plagiat dan guru pemalsu PAK ini sesuai dengan pemahaman saya.
Setelah saya membaca artikel ini saya memahami bahwa dalam setiap sisi kehidupan ini pada hakikatnya setiap orang tidak bisa terlepas dari yang namanya Ada, Mengada, dan Pengada. Semuanya tidak mungkin terlepas dari takdir dan ikhtiar seseorang dangan proses mengkualitaskan dirinya masing-masing dengan keikhlasan hati dan keikhlasan pikiran.
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Ada maka mengada dan menjadi pengada. Plagiat dan pemalsu adalah perbuatan tidak terpuji karena mereka sebenarnya mengada-ada untuk menjadi ada. Menjadi plagiat dan pemalsu adalah hasil dari perbuatan mengada-nya mitos dan syetan. Menjadi ilmuwan dan guru itu memiliki tanggung jawab yang besar karena mereka memberikan ilmu-ilmu kepada banyak manusia. Apa bila ilmu-ilmu atau karya-karya mereka memang diperoleh dengan benar-benar mengada kemudian menjadi pengada maka insyaAlloh ilmu tersebut akan menjadi ilmu yang bermanfaat sebagai amal jariyah. Namun, ketika karya-karya itu berasal dari sesuatu yang tidak benar jalannya maka bukan menjadi amal jariyah tetapi dosa jariyah. Wallohua’lam. Oleh karena itu tanamkan dalam jiwa untuk selalu sadar dan libatkan Alloh dalam segala urusan karena Alloh maha tahu segalanya.
Dini Arrum Putri
ReplyDelete18709251003
S2 P Math A 2018
Antara ada, mengada dan pengada. Sesuatu itu ada karena pengada, jika sesuatu itu tidak ada maka ada yang mengada. Saya menangkap pada elegi ini bahwa mengada adalah sesuatu yang sifatnya negatif artinya berusaha untuk mengadakan yang ada atau mengada-ada padahal realnya sesuatu itu tidak ada. Namun di dalam kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari perbuatan baik dan buruk, tidak terlepas dari ada, mengada dan pengada. Tinggal bagaimana kita menjalani hidup secara ikhlas karena sebenar-benarnya hidup harus sesuai ruang dan waktunya.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Hakikat sang ilmuwan plagiat adalah ilmuwan yang tidak mengenal dirinya sebagai ilmuwan “Ada”. Maka dengan sendirinya dia juga tidak mengenal ilmuwan " Mengada" atau ilmuwan " Pengada". Hakikat guru pemalsu PAK adalah guru yang tidak mampu mengenal dirinya sebagai guru “Ada”. Maka dengan sendirinya dia juga tidak mengenal dirinya sebagai guru "Mengada" dan guru " Pengada". Jadi bahwa sebenar-benar keberADAannya adalah saksi bagi mengadanya. Metode melalui karya-karya yang dapat menunjukkan bahwa dirinya ada yaitu dengan kegiatan menulis karya-karya ilmiah yang merupakan Mengada, sedangkan hasilnya adalah Pengada. Dengan ADAnya seseorang maka dia akan berusaha untuk membuat kegiatan Mengada sehingga menghasilkan sebuah karya tulis atau sesuatu sebagai Pengada.
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Setelah membaca elegi ini saya menjadi ingat pada elegi sebelumnya yang pernah saya baca, elegi tersebut berjudul elegi menggapai mengada dan pengada. Mengada adalah bagian dari ada. Ada itu tidak mengada jika ada sudah merasa puas dengan dirinya sendiri dan tidak memerlukan mengada. Menurut saya elegi meratapi sang ilmuan plagiat dan guru pemalsu PAK ini adalah elegi yang menyajikan contoh atau bukti dari elegi menggapai mengada dan pengada. Plagiat dan pemalsu PAK adalah tindakan yang seharusnya tidak dilakukan oleh ilmuwan atau guru. Bagaimana bisa seorang ilmuwan dan guru yang memiliki ilmu melakukan tindakan tidak benar seperti itu? Apapun alasannya yang melatarbelakangi bagi seorang ilmuwan melakukan plagiat dan seorang guru melakukan pemalsuan PAK tidak dapat dibenarkan. Kita akan dikatakan sebenar-benarnya ada ketika selalu mengapai logos, kita tidak boleh hanya berhenti menjadi mitos. Melakukan tindakan plagiat dan pemalsu PAK membuat ilmuwan dan guru terjebak dalam mitosnya.
Agnes Teresa Panjaitan
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika A 2018
18709251013
Elegi ini menjadi pengingat bagi tenaga pendidik atau yang berkecimpung dalam dunia pendidikan untuk selalu menyadari keberadaannya. Dalam mencapai "ada" sebagai seorang tenaga pendidikan tentunya melewati proses mengada dan pengada. Mengada disini bermakna melakukan hal-hal positif yang sesuai dengan pengada yang diharapkan oleh guru. Hal ini bertentangan dengan tindakan pemalsu PAK karena pemalsu tentu bukanlah hal terpuji ketika Pengada telah dicapai.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
Plagiarisme merupakan tindakan curang dimana seseorang meniru atau mencuri ide orang lain kemudian mengklaim bahwa ide tersebut merupakan idenya. Ironisnya, plagiarisme telah menjadi budaya bagi bebrapa orang yang tidak menghargai hak cipta suatu karya demi kepentingan diri sendiri ataupun kepentingan kelompok.
Ibrohim Aji Kusuma
ReplyDelete18709251018
S2 PMA 2018
Ada, Mengada, Pengada. Ada kata bendanya, Mengada adalah predikatnya dan Pengada adalah subjeknya. Plagiat dan pemalsu adalah bentuk Pengada yang bernilai negatif. Jika positif disebut pencipta. Ciri-ciri logos adalah pengada positif sedangkan mitos jika mengada menjadi pengada hasilnya negatif yaitu plagiat.
Ibrohim Aji Kusuma
ReplyDelete18709251018
S2 PMA 2018
Aktivitas plagiat disebut plagiatisme. Palgiatisme adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. (wikipedia). Hindarilah plagiatime.
Dita Aldila Krisma
Delete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Sepakat dengan sdr. Ibrohim bahwasanya kita harus menghindari plagiarisme. Posisi saat ini sebagai mahasiswa riskan terhadap tindakan plagarisme dimana kita pasti mencantumkan pernyataan-pernyataan dari beberapa referensi untuk mengisi konten tugas presentasi, membuat artikel, pembuatan proposal, dan pembuatan karya lainnya. Kita harus betul-betul memahami aturan-aturan penulisan dan menghindari tindakan yang dilarang berkaitan dengan pembuatan suatu karya terlebih dalam penulisan karya ilmiah.
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Ada, Mengada, dan Pengada. Misal A adalah plagiat maka sertifikat, presentasi, prosiding, artikel itu pertanda bahwa Plagiat Ada. sedangkan kegiatan-kegiatan menulis menunjukkan A adalah seorang Plagiat Mengada dan jika telah terbukti memprduksi tulisan, tulisan itulan mewujudkan bahwa A sebagai Plagiat Pengada. Perjuangan implementasi pendidikan karakter menemui jalan yang berliku saat menjumpai plagiarisme. Fenomena plagiarisme memberikan dampak negatif terhadap kualitas pendidikan dan menimbulkan degradasi karakter. Karya plagiarism yang terungkap di publik menjadi warning bagi sema pihak. Diperlukannya pengajaran dan pembekalan dar ahli yang tentunya akademisi yang tidak tergolong plagiat. Perlu refleksi juga bagi para plagiat bahwa barangkali atau sudah pasti banyak orang tidak lagi percaya dan tidak memberikan apresiasi terhadap karya si plagiat. Hal ini memberikan image yang negatif melekat pada diri seseorang dalam waktu yang tidak singkat.
Janu Arlinwibowo
ReplyDelete18701261012
PEP 2018
Keberadaan sesuatu tidak dapat berdiri sendiri. Dalam proses kehidupan manusia membutuhkan tesis, anti-tesis dan sistesis. Elegi ini mebahasakanny menjadi ada, mengada, dan pengada. Suatu logos akan tercipta jika ketiga aspek tersebut telah terpenuhi. Jika salah satu saja hilang maka akan mempengaruhi yang lain sehingga mitoslah yang tercipta.
Keberadaan logos sangat dipengaruhi oleh proses yang sebenarnya, atau dalam arti lain kejujuran meraupakan faktor penting dalam pembentukan logos. Jika dalam suatu proses manusia melakukan plagiat, maka hasil yang tercipta adalah cerminan dari korban plagiat. Karena korban plagiatlah yang mengada dan menjadi pengada. Maka sesungguhnya ketika seseorang melakukan plagiat maka dia telah menutupi dirinya sendiri. Dengan arti lain, pelaku plagiat telah meremehkan dirinya sendiri, tidak percaya pada dirinya sendiri, tidak bangga dengan dirinya sendiri.
Rindang Maaris Aadzaar
ReplyDelete18709251024
S2 Pendidikan Matematika 2018 (PM B 2018)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Cobaan dari setiap kehidupan memang selalu ada. Setiap manusia selalu berlomba-lomba menjadi pengada untuk mengadakan sesuatu yang tidak dimilikinya. Namun cara yang ditempuh seringkali menggelapkan matanya hingga melakukan plagiarisme hanya untuk kepentingannya semata. Seperti halnya PAK yang dilakukan hanya semata-mata untuk kepentingan guru yang bersangkutan. Hasrat untuk ingin menjadi pembeda tersebut membuatnya menjadi ambisius dengan jalan-jalan yang tidak benar
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Elsa Apriska
ReplyDelete18709251005
S2 PM A 2018
Dari elegi meratapi sang ilmuwan plagiat dan guru pemalsu PAK dijelaskan bahwa tiadalah diri kita ini tanpa mengada dan pengada. Maka agar kita tetap ada tidak ada jalan lain bagi kita untuk selalu mengada. Karena jika kita telah mengada maka pengada akan selalu mengikuti. Lalu mengenai plagiatisme berarti bahwa seseorang itu tidak mengenali bahwa dirinya adalah seorang ada. Plagiat penjiplakan atau pengakuan atas karya orang lain oleh seseorang yang menjadikan karya tersebut miliknya. Maka hindarilah plagiat dalam bidang apapun.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteDiana Prastiwi
ReplyDelete18709251004
S2 P. Mat A 2018
Manusia diciptakan Allah untuk menjaga dan mengelola apa saja yang ada di bumi. Sebagai manusia yang memiliki akal, mampu berpikir harusnya dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi sesama dan lingkungannya. Tidak diperkenankan mencontoh (plagiat) karya-karya orang lain. Jikalau memang membuat sebuah karya dengan menggunakan referensi karya orang lain, maka perlu dituliskan referensi sesuai kaidah penulisan. Salah satu tindakan kecil yang mampu mengubah manusia menjadi lebih maju dan berkembang.
Totok Victor Didik Saputro
ReplyDelete18709251002
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Selamat pagi Prof.
Ilmuan dan guru memiliki tanggungjawab yang besar dalam kemajuan bidang ilmu yang ditekuninya. Terkadang tanggungjawab ini memiliki tantangan yang berbeda-beda. Tantangan ini merupakan tuntutan yang harus diselesaikan. Tidak dapat dipungkiri dalam menyelesaikan tuntutan ini muncullah godaan yang menghampiri. Godaan ini dapat berbentuk apapun sehingga menghambat penyelesaian tanggungjawab yang kita miliki. Plagiat sangat sering kita dengar. Ketika ditemui bahwa ilmuan melakukan plagiarisme artinya Ia belum mampu mencapai ada. Pengada hadir dalam bentuk negatif. Hal yang sama juga dialami oleh guru yang melakukan tindakan pemalsuaan PAK. Artinya mereka belum bekerja sesuai dengan ruang dan waktunya. Terima kasih.
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Jangan menghalalkan segala cara hanya untuk mendapatkan sesuatu yang sifatnya hanya sementara. Islam tak menghalalkan segala cara demi memenuhi kebutuhan hidup. Bahkan semuanya diatur sedemikian rupa demi kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat. Allah berfirman dalam Qur’an Surat Al Baqarah ayat 168 yang artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan; karena setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian.” Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Hargai karya sendiri. Percaya dirilah dengan hasil jerih payahmu. Kamu harus percaya diri dengan karyamu sendiri. Kamu harus belajar menghargai dirimu sendiri. Bagaimana orang lain mau menghargai apabila kamu tidak menghargai hasil jerih payahmu sendiri? Bagaimana orang lain mau menghargai kamu apabila kamu sendiri saja tidak dapat menghargai dirimu sendiri? Ayo, tanamkan dalam dirimu untuk menghargai karyamu sendiri. Menghargai suatu karya bukan hanya mengakui bahwa karya tersebut bagus, namun mengakui bahwa karya tersebut istimewa dan berharga. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Hidup adalah soal bertahan dalam kerasnya hidup. Ibarat rantai makanan, yang kuat yang akan bertahan. Untuk itulah, manusia akan berusaha dengan cara apapun agar menjadi yang kuat, begitulah nalurinya. Namun, harus disadari bahwasanya yang kuat tidak boleh semena-mena untuk bertahan. Buat apa kita meraih sesuatu dengan cara yang sekuat-kuatnya untuk bertahan namun justru malah merugikan orang lain? Sebahagiakah apa kamu nantinya jika hanya menari-nari diatas penderitaan orang lain? Renungkanlah. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Manusia mempunyai sifat tidak pernah merasa puas atas nikmat yang dia punya, manusia selalu berusaha meningkatkan kualitas hidupnya, bahkan dengan cara instan, itu fenomenanya. Prihatin, tragis, miris. Hanya untuk meningkatkan kualitas, kau gunakan hidupmu hanya dengan kesenangan sesaat. Tak ingatkah kau bahwasanya sesungguhnya kita ini milik Allah dan kepadaNyalah kita akan kembali. Kita hidup di dunia ini hanya mampir ngombe, renungkanlah. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Tiadalah gelar yang kau dapat jika tanpa mengada dan pengada. Setinggi-tinggi gelarmu jika kau capai dengan cara yang tidak halal, musnahlah engkau pada akhirnya. Engkau akan jatuh pada akhirnya. Apa yang engkau tanam, itulah yang akan kau petik. Jika kau menanam kebaikan, maka kebaikanlah yang akan kau tuai kelak. Namun jika engkau menanam keburukan, berhati-hatilah karena keburukan itu nantilah yang akan kembali kepada dirimu sendiri kelak. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Hidup itu kejam, tapi jangan sampai kita terlena dengan cara instan untuk bertahan dalam kejamnya hidup. Hal instan dalam kesuksesan tidaklah berlaku. Untuk mencapai apa yang kamu inginkan, kamu perlu mengerahkan daya dan upaya yang kamu miliki. Nikmatilah proses panjangnya. Dari proses tersebut, kamu akan mendapatkan pelajaran yang berharga. Jadi, jangan menyerah, ya! Lakukan semua usaha terbaik yang kamu bisa. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Jangan hanya karena menginginkan jabatan yang tinggi engkau menghalalkan berbagai cara. Plagiatisme contohnya. Biasakan menghargai karya sendiri. Hindari meniru persis karya orang lain. Percaya dirilah pada karya sendiri. Karena hasil jerih payah sendiri itu lebih berkah. Simpel saja, pikirkanlah, jika posisimu berada di orang yang ditiru hasil karyanya, bagaimana perasaanmu? Kamu sudah susah payah yang membuat, namun orang lain dengan mudahnya meniru. Jadi, ketika engkau ingin melakukan perilaku buruk, kembalikan pada dirimu sendiri, posisikan dirimu adalah korban dari perilaku buruk itu, insya Allah kau akan sadari betapa kejinya perilaku buruk tersebut. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Amalia Nur Rachman
ReplyDelete18709251042
S2 Pendidikan Matematika B UNY 2018
Dunia ini hanyalah fana, jangan sampai kita terlena akan kedudukan yang hanya sementara. Ketika kita diberi ilmu dan kekuasaan haruslah kita selalu berpegang teguh dan meluruskan niat dengan hati yang ikhlas. Ketika kita tidak dapat melakukannya maka dapat menyebabkan disharmoni yang tidak seharusnya ada dalam dunia pendidikan. Kita harus mempunyai kesadaran dari diri masing-masing untuk dapat menghentikan semua ini. Semoga kita semua dapat terhindar dari segala macam godaan seperti ini
Puspitarani
ReplyDelete19709251062
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Terima kasih Bapak atas artikel mengenai Elegi Meratapi Sang Ilmuan Plagiat. Menurut saya artikel ini sangatlah penting untuk dibaca. apalagi di era yang serba internet, semua karya tulis yang terupload di internet, seperti blog dan lainnya dapat diplagiat siapa saja. Sehingga penting bagi kita untuk menjadi pribadi yang ada, mengada dan pengada. Merasa miris setelah mengetahui hal ini benar-benar terjadi di kehidupan kita, bahkan di dunia pendidikan khususnya figur seorang pendidik. Mungkin diluar sana sangat banyak orang pelaku plagiat dan sejenisnya agar dirinya diakui keberADAannya meski melalui dengan MENGADA yang palsu. Sia-sialah nantinya jika itu hanya menghasilkan sebuah pengakuan dari kepalsuan. Sebagai cikal bakal generasi penerus sudah selayaknya kita harus menjadi insan yang diakui keberADAannya karena tindakan kita dalam MENGADA sehingga pada akhirnya kita dapatkan julukan PENGADA karena karya yang telah kita hasilkan dengan kemurnian karya. Haruslah sangat diperhatikan hal-hal seperti ini agar nantinya tidak bermunculan dampak negatif dari kegiatan MENGADA yang tidak benar caranya. Hal ini dapat diantipasi dengan dimulai dari diri kita sendiri. Mulailah membiasakan berbangga hati dengan karya sendiri dan mengapresiasi karya orang lain dengan tidak menyalahgunakan karya tersebut. Semoga kitapun terlahir sebagai manusia yang mampu bijak dalam hal seperti ini.
Zuari Anzar
ReplyDelete19701251006
S2 PEP A 2019
Dalam elegi ini para ilmuan dan guru pemalsu PAK merupakan dirinya yang ADA dan berubah menjadi meniADAkan dirinya yang ADA dengan MENGADA sehingga disebut PENGADA. Disebutkan bahwa perbuatan plagiarisme akan menghilangkan keberadaanya. Jadi dengan perikalu plagiarisme sebenarya akan membuat seseorang itu kehilangan dirinya dalam karya-karyanya. Ilmuan dan guru merupakan orang yang dihormati dan menjadi teladan di masyarakat. Oleh karena itu sungguh sangat memperhatinkan bila kehormatan itu harus dicemari dengan perilaku plagiarisme.
Tiara Wahyu Anggraini
ReplyDelete19709251065
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. plagiat merupakan bentuk mengada negatif yang merugikan orang lain. Plagiat sering terjadi di kalangan penulisan buku, skripsi, tesis, disertasi, jurnal, ataupun artikel. Kita sebagai mahasiswa harus lebih berhati-hati dalam mengkutip tulisan seseorang, jangan asal langsung copy paste, apalagi tanpa mencantumkan sumber yang diambil, karena dari sinilah muncul plagiat sedikit demi sedikit yang lama kelamaan akan menjadi fatal.
Mira Amalia Yudhanti
ReplyDelete19701251014
S2 PEP A
Dalam elegi di atas, menceritakan mengenai ada, mengada, dan pengada. Dimana ketiganya merupakan satu kesatuan yang murni. Apabila salah satu dinodai dengan yang namanya pemalsuan atau plagiat. Berarti ia merusak kemurniannya karena tidaklah Ada dirimu tanpa Mengada dan Pengada.
Mira Amalia Yudhanti
ReplyDelete19701251014
S2 PEP A
Plagiat adalah tindakan menjiplak atau mengambil suatu pendapat, karangan ataupun karya milik orang lain. Plagiarisme juga melanggar nilai etika ketika suatu tindakan dianggap melanggar nilai-nilai dan norma. Dampak negatif dari plagiat adalah dapat membunuh kreatifitas seseorang. Oleh sebab itu, kita harus memiliki kesadaran akan menghargai karya orang lain. Jangan tergoda untuk mengambil atau menjiplak karya orang lain karena hal itu bisa menjadi kebiasaan.
Aulia Nur Arivina
ReplyDelete18709251051
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Assalamu’alaikum wr.wb.
Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Ilmuwan plagiat adalah ilmuan yang tidak memanfaatkan ilmunya dengan benar-benar, karena sebenar-benar ilmuwan ada, kemudian ilmuwan mengada penelitian dan ilmuwan pengada hasil penelitian. Sama halnya dengan guru pemalsu PAK, guru yang memiliki tugas mulia untuk mendidik dengan memberikan contoh teladan bagi siswa-siswanya tetapi justru melakukan pemalsuan PAK. Guru yang baik adalah guru yang mempunyai semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo (memberikan tauladan di depan), Ing Madya Mangun Karso (ditengah membangun semangat) dan Tut Wuri Handayani (memberikan dorongan dari belakang).
Wilis Putri Hapsari
ReplyDelete19701251017
S2 PEP A 2019
Profesor plagiat dan Guru Pemalsu PAK adalah entitas yang tidak menghargai diri mereka sendiri. Mengada-ada adalah jalan yang mereka tempuh untuk mendapatkan sesuatu yang mitos. Plagiarisme adalah pengadaan yang sebenarnya sudah ada dan tidak mungkin diadakan lagi, apabila diadakan lagi maka tersebutlah ia sebuah hal berulang yang tidak dapat dipertanggungjawabkan lagi keberadaannya karena, kedua kali dan seberapapun pengulangan itu adalah kenyataan yang mengada-ada atau mitos.
Wilis Putri Hapsari
ReplyDelete19701251017
S2 PEP A 2019
Sedangkan guru pemalsu PAK adalah entitas yang tidak dapat menikmati perjuangan dan tidak dapat menghargai proses. karena ilmu yang ia cita-citakan baik yang ia punyai atau berikan adalah hal yang akan hilang dan fana atau mitos yang diada-adakan. Ilmu tersebut tidak mampu menjawab keberadaan itu sendiri karena hanya pada suatu hal yang mengada-ada saja.
Hajra Yansa
ReplyDelete19701251012
S2 PEP A 2019
Menjadi plagiat dan pemalsu adalah hasil dari perbuatan mengadanya mitos. Plagiat mengada-ngada saja dnegan mengambil sesuatu yang bukan hasil dari buah pikirannya, dan saat itu logos kehilangan eksistensi dalam seorang plagiat. Plagiat merupakan perbuatan kurang terpuji yang ditunjukan oleh seorang pendidik. padahal sejatijnya guru "digugu dan ditiru."
Hajra Yansa
ReplyDelete19701251012
S2 PEP A 2019
Tindakan plagiarisme dapat dibedakan menjadi berbagai macam: - Menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda yang jelas(misalnya dengan menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda) bahwa teks tesrebut diambil persis dari orang lain.-engambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup tentang sumbernya. Plagiat juga bisa dikatakankurang percaya dirinya seseorang pada karyanya sendiri sehingga menciplak karya orang lain.
Alfiana Dewi
ReplyDelete19701251005
S2 PEP A 2019
Plagiarisme adalah primitif pemikiran, Manusia adalah mahluk yang multidimensi. Salah satu dimensi yang tertanam di dalam kodratnya adalah hasrat untuk meniru, atau mimesis. Mimesis sendiri memiliki beragam arti, seperti imitasi, dan berbagai bentuk tindakan yang meniru suatu obyek tertentu. Dasar filosofis dari mimesi sangatlah dalam. Banyak pemikir sepanjang sejarah mencoba memahami fenomena mimesis ini. Mimesis adalah hasrat yang mendasari tindak plagiarisme.