The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Jul 15, 2012
Elegi Menggapai Awal dan Akhir
Oleh: Marsigit
(Sumber: Ross, K.L., 2001)
Filsafat adalah olah pikir, maka peganglah itu. Jika olah pikir kita dalam hal tertentu bertentangan dengan hati kita, maka mohon ampunlah segera.
Membuktikan bahwa dunia itu mempunyai permulaan:
Berikut akan saya nukilkan bagaimana seorang Immanuel Kant berusaha membuktikan bahwa dunia itu mempunyai permulaan:
Thesis: The world has a beginning in time, and is also limited as regards space.
Proof by Immanuel Kant:
If we assume that the world has no beginning in time, then up to every given moment an eternity has elapsed, and there has passed away in that world an infinite series of successive states of things. Now the infinity of a series consists in the fact that it can never be completed through successive synthesis. It thus follows that it is impossible for an infinite world-series to have passed away, and that a beginning of the world is therefore a necessary condition of the world's existence. This was the first point that called for proof. As regards the second point, let us again assume the opposite, namely, that the world is an infinite given whole of co-existing things. Now the magnitude of a quantum which is not given in intuition [i.e. perception] as within certain limits, can be thought only through the synthesis of its parts, and the totality of such a quantum only through a synthesis that is brought to completion through repeated addition of unit to unit. In order, therefore, to think, as a whole, the world which fills all spaces, the successive synthesis of the parts of an infinite world must be viewed as completed, that is, an infinite time must be viewed as having elapsed in the enumeration of all co-existing things. This, however, is impossible. An infinite aggregate of actual things cannot therefore be viewed as a given whole, nor consequently as simultaneously given. The world is, therefore, as regards extension in space, not infinite, but is enclosed within limits. This was the second point in dispute.
Membuktikan bahwa dunia itu tidak mempunyai permulaan:
Berikut akan saya nukilkan bagaimana seorang Immanuel Kant berusaha membuktikan bahwa dunia itu tidak mempunyai permulaan:
Antithesis: The world has no beginning, and no limits in space; it is infinite as regards both time and space.
Proof by Immanuel Kant:
For let us assume that it has a beginning. Since the beginning is an existence which is preceded by a time in which the thing is not, there must have been a preceding time in which the world was not, i.e. an empty time. Now no coming to be of a thing is possible in an empty time, because no part of such a time possesses, as compared with any other, a distinguishing condition of existence rather than of non-existence; and this applies whether the thing is supposed to arise of itself or through some other cause. In the world many series of things can, indeed, begin; but the world itself cannot have a beginning, and is therefore infinite in respect of past time. As regards the second point, let us start by assuming the opposite, namely, that the world in space is finite and limited, and consequently exists in an empty space which is unlimited. Things will therefore not only be related in space but also related to space. Now since the world is an absolute whole beyond which there is no object of intuition, and therefore no correlate with which the world stands in relation, the relation of the world to empty space would be a relation of it to no object. But such a relation, and consequently the limitation of the world by empty space, is nothing. The world cannot, therefore, be limited in space; that is, it is infinite in respect of extension.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sesungguhnya yang awal itu jg yang akhir, karena setiap setiap di mulai sesuatu maka ada hal lain yang juga di akhiri, namun itu bukan berarti awal = akhir, karena keduanya memang jelas bedanya. akhir itu akibat dari adanya awal, sedangkan awal itu juga akibat dari akhir. sesuatu yang berawal pasti mempunyai akhir sesuatu yang berakhir itu juga pasti berawal dari sebuah permulaan.
Agnes Teresa Panjaitan
ReplyDeleteS2 pendidikan matematika A 2018
18709251013
Berbicara mengenai awal dan akhir menurut saya adalah hal yang tidak bisa dipisahkan, meskipun Immanuel Kant menyatakan bahwa terdapat dua pendapat yang berlawanan mengenai awal dan terbatasnya ruang yang ada didunia. Awal akan menghasilkan akhir dan akhir didapatkan dari suatu awal. Tiada akhir tanpa awal dan tiada awal tanpa akhir. Sehingga kesadaran akan awal dan akhir penting untuk setiap mahluk yang berada di dunia.
Herlingga Putuwita Nanmumpuni
ReplyDelete18709251033
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Perjalanan kita sebagai manusia berada dalam satuan waktu antara awal dan akhir. Perjalanan tersebut terdiri dari fase-fase atau masa. Awal tak selamanya jadi awal, karena awal bisa menjadi akhir bagi sesuatu yang lain. Begitu pula dengan akhir yang juga bisa menjadi awal bagi sesuatu yang lainnya lagi.
Dan sebagai manusia, hamba Allah S.W.T. yang memiliki akal pikiran, kita tahu bahwa kita harus menggunakan sebaik mungkin waktu atau masa yang kita miliki. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian kecuali mereka yang beriman dan mengajarkan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. Semoga kita semua menjadi bagian dari yang tidak berada dalam kerugian.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Awal di awali dengan sebelum awal, akhir diakhiri dengan setelah akhir. Begitulah awal mulai dan akhir diakhiri, bila menggunakan analogi terciptanya alam semesta maka sudah menjadi tingkatan awal yang sangat tinggi arah pembicaraannya. Karena awal terciptanya alam semesta beserta isinya atas kehendak-Nya dan mengakhiri alam semesta beserta isinya juga atas kehendak-Nya, sehingga sebagai manusia cukup mempelajari Ilmu dan mengembangkannya tanpa melebihi kehendak-Nya. Semua kejadian akan mempunyai awal dan akhir, seperti hubungan sesama manusia yang awalnya berkenalan hingga akhirnya memutuskan untuk berjalan ke arah masing-masing.
Falenthino Sampouw
ReplyDelete18709251006
S2 Pendidikan Matematika
Selamat malam, Prof.
Jika awal dimulai sejak dunia dijadikan, maka ada masa dimana dunia tidak ada. Itu adalah waktu kosong. Artinya jika dunia dijadikan dan berada, maka itu adalah akhir dari waktu kosong. Akan ada waktu dimana menjadi awal dari waktu kosong, dan terus demikian. Maka sulit ditemukan bahwa awal dan akhir adalah dua hal yang saling independen. Keduanya saling diterjemahkan dan menterjemahkan. Setiap ada awal, pasti ada akhir. Dan setiap ada akhir pasti ada awal.
Terima kasih, Prof.
Seftika Anggraini
ReplyDelete18709251016
S2 PM A 2018
Awal dan akhir merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Awal itu pertanda telah berakhir kejadian sebelumnya. Ketika kejadian satu berahir, maka akan dimulai kejadian lainnya. Jika setelah diakhiri kejadian yang pertama tetapi tidak diiringi dengan awal kejadian berikutnya, itu adalah suatu kemustahilan. Karena peristiwa itu dapat terjadi jika ruang dan waktu ini berhenti, dan berlaku sebab akibat yang sebaliknya.
Terima kasih
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
Tidak bisa dikatakan awal jika diikuti dengan akhir. Dan tidak bisa dikatakan akhir jika diikuti oleh awal. Ketika ada cusalitas pasti ada awal dan akhir dan ketika ada awal dan akhir pasti perubahan ketika ada perubahan pasti ada waktu ketika ada waktu pasti ada dimensi. Jadi intinya semua yang terjadi di alam semesta ini memiliki awal dan akhir yang saling berkesinambungan
Muh. Fachrullah Amal
ReplyDelete18709251036
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Setiap perkara dunia selalu ada awal dan akhir, seperti halnya ketika kita dilahirkan di muka bumi. Kita mengawali kehidupan dalam keadaan bayi hingga kita dipisahkan oleh maut yang menjadi akhir dari kehidupan kita di dunia. Sebenar-benar kehidupan adalah memulai dengan niat yang baik maka dengan begitu akhir hidup kita akan baik pula. Yakinlah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati dan kematian adalah akhir dari kehidupan dunia sekaligus awal dari kehidupan akhirat.
Tiara Cendekiawaty
ReplyDelete18709251025
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Sebagai manusia yang penuh dengan keterbatasan, saya pribadi kurang paham apakah dunia itu sendiri memiliki permulaan atau tidak karena bagi saya itu sudah di luar keterbatasan manusia. Yang saya pahami adalah bahwa awal dan akhir manusia berupa kelahirannya di dunia ini dan kematiannya. Pada hakekatnya dunia itu diciptakan oleh Allah supaya manusia beribadah kepadaNya, untuk senantiasa mengingatNya, dan selalu mendekatkan diri kepadaNya sehingga itu menjadi awalan dan akhir manusia di dunia.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr, wb.
Di dunia ini setiap ada awal pasti ada akhir, ada pertemuan ada perpisahan, ada kelahiran ada kematian dan masih banyak lagi. Sebagai manusia yang bisa kita lakukan adalah memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar tidak ada penyelesalan. Setelah berusaha sebaik mungkin yang dapat kita lakukan hanyalah berserah diri dan bertawakal kepada Allah SWT.
Luthfannisa Afif Nabila
ReplyDelete18709251031
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Selaraskan pikiran kita dengan hati kita. Namun, apakah pikiran yang mengikuti hati kita ataukah hati kita yang mengikuti pikiran kita? Untuk membedakannya itu sangat sulit sekali. Jangan sampai salah satunya lebih mendominasi. Jangan sampai pikiran lebih mendominasi hati ataupun hati lebih mendominasi pikiran. Seimbangkanlah. Untuk itulah penting menjadi orang yang mempunyai prinsip dan tidak mudah goyah dengan menyeimbangkan antara hati dan pikiran. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Ada pertemuan ada perpisahan, ada pendekatan ada penjauhan. Tergantung konteks pembahasan yang dilakukan hingga menggunakan istilah seperti itu. Bila hanya ingin memulai saja tanpa ingin mengakhirinya maka akan selamanya tidak terputus begitu pula bila ingin cepat mengakhiri maka permulaan yang dilakukan terlalu cepat. Dengan mengambil keputusan untuk memulai sesuatu maka ada konsekuensi yang nantinya bisa menyebabkan berakhirnya sesuatu.
Elsa Apriska
ReplyDelete18709251005
S2 PM A 2018
Setelah saya berusaha memahami mengenai elegi awal dan akhir ini, bahwa dunia tidak terlepas dari ruang dan waktu. Ruang selalu membatasi waktu dan ruang selalu dibatasi waktu. Begitu juga waktu selalu membatasi tuang dan waktu selalu dibatasi ruang. Setiap awal akan bertemu dengan akhir dan akhir ada karena sebelumnya ada awal. Maka kedua hal ini akan selalu berkesinambungan dan tak terpisahkan. Terimakasih.
Dita Aldila Krisma
ReplyDelete18709251012
PPs Pendidikan Matematika A 2018
Dunia terkait ruang dan waktu maka objek pikir kita pun terikat olehnya. Kehidupan manusia di dunia terus berjalan seiring dengan berlalunya waktu dan menapaki peristiwa dalam ruang yang terbatas. Segala peristiwa di dunia menunjukkan adanya awal yang dapat dikatakan akhir begitu pula sebaliknya bahwaa akhir juga merupakan awal karena kehidupan masuia itu siklik dan linear.
Totok Victor Didik Saputro
ReplyDelete18709251002
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Selamat pagi dan Selamat Tahun Baru 2019 Prof.
Awal dan akhir adalah lingkaran kehidupan manusia. Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena dua hal ini teruslah berputar. Awal adalah permulaan dari suatu hal. Kelahiran semua hal muncul dan dinamakan awal. Akhir muncul karena adanya awal. Proses yang telah selesai dinamakan akhir itu sendiri. Terima kasih.
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Segala ciptaan Alloh memiliki awal dan akhir. Alam semesta ini adalah ciptaan Alloh yang memiliki awal dan akhir. Kapan tepatnya awal alam semesta itu terjadi itu hanya Alloh yang tahu. Begitupun dengan berakhirnya dunia. Tidak ada satupun manusia bahkan mahluk lain mengetahuinya. Namun, berakhirnya alam semesta atau hari kiamat itu pasti datangnya. Sebagaimana firman Alloh “ Sesungguhnya hari kiamat itu akan dating, Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan”. (QS. Thaha:15). Itu menjadi bukti bahwa dunia ini akan berakhir. Maka yang bisa manusia lakukan adalah mempersiapkan dengan perbanyak amal soleh serta mohon ampun atas segala dosa-dosa yang kita perbuat selama ini kepada Alloh SWT.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika 2018
Setiap kita melalukan sesuatu, pasti akan ada yang namanya awal dan akhir. Sebuah permulaan yang kita anggap sebagai awalan, pasti akan ada akhiran. Setiap insan diciptakan, pasti akan dikebumikan. Itu adalah takdir. Awal dan akhir itu adalah sebuah takdir yang mendasari bagaimana semua yang ada di muka bumi ada dan bagaimana semua yang ada dimuka bumi ini akan dimusnahkan. Perjalanan kita berawal dari kita dilahirkan ke bumi, sedangkan pemberhentian kita adalah padang Mahsyar dimana manusia akan dihisap satu-satu oleh Allah SWT.
Janu Arlinwibowo
ReplyDelete18701261012
PEP 2018
Awal dan akhir merupakan buah dari pikiran kita masing-masing. Mungkin awalan kita melakukan sesuatu dapat menjadi akhiran kita dalam melakukan sesuatu yang telah lalu. Atau akhiran kita saat ini dapat menjadi awalan dari aktivitas berikutnya. Awal kehidupan dipandang melalui sebuah kelahiran, namun kelahiran dapat juga diartikan sebagai akhiran masa kandungan. Akhir dalam kehidupan biasanya diidentikan dengan kematian, namun kematian dapat juga dijadikan awal, awal dari kehidupan di alam kubur. Awal dan akhir itu relatif tergantung dari mana kita memandang. Awal dan akhir yang hakiki hanyalah milik Alloh, hanya Alloh yang tahu.
Zuari Anzar
ReplyDelete19701251006
S2 PEP A 2019
Saat kita terlahir di dunia ini itulah awal hidup di dunia dan ketika kita pergi menghadap Ilahi itulah akhir di dunia. Namun sejatinya awal dan akhir tak semata hanya itu. Itu hanyalah sebagian dari sejatinya awal dan akhir. Itulah keterbatasan pikiran manusia. Batasan itulah yang membuat kita mereduksi atau mendeterminasi awal dan akhir yang banyak meliputi ada dan yang mungkin ada menjadi sesuatu yang terkait ruang dan waktu.
Indra Kusuma Wijayanti
ReplyDelete18709251046
Pendidikan Matematika S2 C
Sesungguhnya akhir berada dalam awal dan awal berada dalam akhir, maka pada hakikatnya akhir sama dengan awal. Manusia itu berada dalam awal dan akhir. Namun, Tuhan bersifat absolut, tidak ada awal dan tidak ada akhir. Jangan sampai seorang hamba terjebak dalam permainan dimensi ruang dan waktu. Jangan pula sampai tersesat dan tidak menemukan jalan kebenaran.
Indra Kusuma Wijayanti
ReplyDelete18709251046
Pendidikan Matematika S2 C
Tersesatlah bagi mereka yang tidak mengubah akhirnya menjadi awal yang lebih baik dari pada akhirnya. begitu pula yang tidak mengubah akhirnya menjadi lebih baik dari awalnya. Yang demikian itu yang terjebak dalam dimensi ruang dan waktu, atau pula terjebak dalam dimensi pemikirannya sehingga akan menjadi orang yang merugi.
Wilis Putri Hapsari
ReplyDelete19701251017
S2 PEP A 2019
Filsafat adalah tempat istimewa yang dapat menempatkan tesis dan antitesis sekaligus. yang ada dan yang mungkin ada, bahkan yang tidak ada. Immanuel Kan sebagai representasi salah satu tokoh filsafat mampu menjelaskan yang mempunyai awal dan tidak mempunyai awal, dan bahkan nantinya yang mempunyai akhir dan tidak mempunyai akhir.
Wilis Putri Hapsari
ReplyDelete19701251017
S2 PEP A 2019
Immanuel Kant also persume end with an end ethics explain as follows:
Another formulation of Kant's Categorical Imperative is the Kingdom of Ends:
A rational being must always regard himself as giving laws either as member or as sovereign in a kingdom of ends which is rendered possible by the freedom of will.
— Immanuel Kant, Groundwork of the Metaphysics of Morals (1785)