The purpose of this blog is to communicate aspects of life such as philosophy, spiritual, education, psychology, mathematics and science. This blog does not mean political, business oriented, pornography, gender and racial issues. This blog is open and accessible for all peoples. Google Translator may useful to translate Indonesian into English or vise versa. (Marsigit, Yogyakarta Indonesia)
Feb 11, 2015
Elegi Permintaan Si Murid Cerdas Kepada Guru Matematika
Oleh Marsigit
Guru Matematika:
Wahai muridku, engkau kelihatan berbeda dan kelihatan cerdas. Sekiranya aku ditugaskan untuk menjadi Guru Matematika di kelasmu maka apakah permintaan-permintaanmu kepadaku?
Murid:
Aku menginginkan agar pelajaran matematika itu menyenangkan bagi diriku, memberi semangat kepadaku, dan bermanfaat bagiku.
Aku juga ingin bahwa pelajaran matematika itu mudah aku pelajari.
Aku harap engkau juga menghargai pengetahuan-pengetahuan yang sudah aku miliki.
Aku ingin juga bahwa pelajaran matematika itu mempunyai keindahan, sesuai dengan norma dan nilai agama.
Aku mohon agar aku diberi kesempatan untuk berdoa sebelum pelajaran matematika itu dimulai.
Aku ingin agar persoalanku sehari-hari dapat digunakan dalam belajar matematika.
Ketahuilah wahai guruku bahwa rasa senang itu juga milikku, walaupun engkau juga berhak mempunyai rasa senang.
Tetapi menurutku, rasa senang itu tidaklah engkau berikan kepadaku, melainkan harus muncul dari dalam diriku sendiri.
Engkau tidaklah bisa memaksa diriku menyenangi matematika, kecuali hanya dengan keikhlasanku.
Aku juga ingin engkau agar memberi kesempatan kepada diriku agar aku bisa mempersiapkan psikologis diriku dalam mengikuti pelajaran matematika.
Ketahuilah wahai guruku, bahwa diriku dan diri teman-temanku semua itulah yang sebenar-benarnya melakukan persiapan.
Itulah yang menurut Pamanku disebut sebagai Apersepsi.
Maka berilah kami semua tanpa kecuali untuk melakukan kegiatan-kegiatan agar kami bisa melaukan Apersepsi, dan tidak hanya engkau ceramahi atau engkau hanya bertanya kepada sedikit siswamu yang duduk di depan.
Aku juga berharap agar pelajaran matematika itu engkau persiapakan sebaik-baiknya agar aku dapat melakukan berbagai aktivitas di kelas.
Aku juga memohon agar engkau bersikap adil, tidak pilih kasih. Jika nilaiku jelek, janganlah engkau remehkan diriku, tetapi jika nilaiku terbaik maka janganlah terlalu disanjung-sanjung.
Menurutku, belajar matematika itu adalah hak dari setiap murid-muridmu di kelas. Oleh karena itu mohon agar perhatianmu jangan hanya yang duduk di bagian depan saja, melainkan harus meliputi semuanya.
Aku juga memohon agar engkau tidak bersikap otoriter. Tetapi aku mohon agar engkau dapat bersikap demokratis.
Oleh karena itu, aku mohon agar engkau jangan terlalu banyak bicara apalagi terkesan menggurui.
Berikanlah kami beraneka ragam aktivitas matematika.
Karena jika engkau terlalu banyak bercerita dan mengguruiku maka sebenar-benar diriku merasa tersinggung dan kasihan terhadap dirimu karena engkau terkesan sombong.
Aku juga mohon agar engkau tidak hanya bercerita, tetapi hendaknya memberikanku kesempatan untuk beraktivitas.
Aku ingin agar engkau guruku, dapat membuat atau menyiapkan LKS agar aku bisa berlatih di situ, sekaligus aku akan mempunyai catatan dan informasi-informasi.
Aku mohon agar LKS yang engkau siapkan bukan sekedar kumpulan soal, melainkan dapat menjadi sarana bagiku untuk belajar mandiri maupun kelompok.
Kata Pamanku, LKS merupakan sarana yang sangat strategis bagi guru agar mampu melayani kebutuhan belajar matematika siswa-siswanya yang beraneka ragam kemampuan.
Aku mohon juga agar engkau jangan menilai aku hanya dari test saja, tetapi tolonglah agar penilaianmu terhadap diriku itu bersifat komprehensif, lengkap meliputi proses kegiatanku dan juga hasil-hasilku.
Aku juga menginginkan dapat menampilkan karya-karyaku.
Aku sungguh merasa jemu jika engkau hanya menggunakan metode ceramah saja.
Wahai guruku, seberapakah engkau menyadari betapa kecewanya murid-muridmu ketika sudah engkau minta untuk unjuk jari bertanya, tetapi engkau hanya menunjuk satu saja diantara kami. Padahal hal itu engkau lakukan setiap hari dan dari waktu ke waktu. Menurut Pamanku, ini disebabkan karena pengelolaan kelas yang belum bagus.
Aku dan teman-temanku juga merasa tidak begitu nyaman, jika engkau selalu bertanya dengan kalimat panjang dan kalimat terbuka, kemudian menyuruhku untuk menjawab secara koor/choir. Seakan-akan engkau telah memperlakukan diriku hanya sebagai obyek pelengkap kalimat-kalimatmu. Sungguh guru hal yang demikian telah membuat diriku telah tidak berdaya dihadapanmu. Lagi-lagi menurut Pamanku, metode mengajar yang demikian perlu segera diubah.
Oleh karena itu aku memohon agar engkau menggunakan berbagai variasi metode mengajar, variasi penilaian, variasi pemanfaatan sumber belajar.
Aku juga menginginkan agar engkau mampu menggunakan teknologi canggih seperti website dalam pembelajaranmu. Kenapa guru, aku belajar matematika musti menunggu hari Selasa, padahal pada hari Selasa yang telah aku tunggu-tunggu terkadang engkau tidak dapat mengajar dikarenakan mendapat tugas yang lebih penting. Aku sangat kecewa akan hal ini.
Aku ingin agar engkau guruku, dapat membuat Website yang memungkinkan aku belajar matematika setiap saat, kapan saja dan dimana saja, tidak tergantung dengan keberadaanmu. Aku juga ingin bertanya persoalan matematika kepadamu setiap saat, kapan saja dan dimana saja, tidak tergantung keberadaanmu. Menurut Pamanku, itu semua bisa dilayani jika engkau membuatkan Wbsite atau Blog untuk murid-muridmu.
Aku ingin engkau menunjukkiku di mana sumber-sumber belajar matematika yang baik.
Aku juga akan merasa bangga jika engkau sebagai guruku mampu membuat modul-modul pembelajaran, apalagi jika engkau dapat pula membuat buku-buku teks pelajaran matematika untukku.
Aku juga menginginkan engkau dapat memberi kesempatan kepadaku untuk memperoleh keterampilan matematika.
Aku ingin agar matematikaku bermanfaat tidak hanya untuk diriku tetapi juga untuk orang lain.
Aku juga menginginkan masih tetap bisa berkonsultasi denganmu di luar jam pelajaran.
Pak Guru, aku ingin sekali tempo juga belajar di luar kelas. Kelihatannya belajar diluar kelas udaranya lebih segar dan menyenangkan.
Tiadalah seseorang di muka bumi ini selain diriku sama dengan diriku. Oleh karena itu dalam pelajaran matematika itu nanti aku berharap agar engkau dapat mengenalku dan mengerti siapa diriku.
Tetapi aku juga mengetahui bahwa diri yang lain juga saling berbeda satu dengan yang lain.
Maka sesungguh-sungguhnya dirimu sebagai guru akan menghadapi murid-muridmu sebanyak empat puluh ini, juga sebanyak empat puluh macam yang berbeda-beda.
Oleh karena itu aku memohon agar engkau jangan hanya menggunakan metode tunggal dalam mengajarmu, supaya engkau dapat membantu belajarku.
Menurutku, untuk melayani sebanyak empat puluh siswa-siswa yang berbeda-beda ini, maka tidaklah bisa kalau engkau hanya menggunakan metode mengajar tradisional atau ceramah.
Menurut bacaan di internet dan menurut Pamanku, maka untuk dapat melayani siswa-siswamu yang beraneka ragam, maka engkau perlu mengembangkan RPP yang flesibel, perlu membuat LKS dan yang penting lagi adalah engkau sebagai guruku harus mempercayai bahwa jika diberi kesempatan maka muridmu ini mampu mempelajari matematika.
Itulah yang aku ketahui bahwa engkau harus lebih berpihak kepada kami.
Keberpihakan engkau kepada kami itulah yang menurut Pamanku disebut sebagai student centered.
Mohon agar engkau lebih sabar menunggu sampai aku bisa mengerjakan matematika. Usahakanlah agar matematika itu menjadi miliku, maka janganlah aku hanya diberi kesempatan untuk melihat atau menonton saja.
Yang betul-betul perlu belajar matematika itu adalah diriku.
Aku ingin betul-betul belajar dan melakukan kegiatan belajar dan tidak hanya menonton engkau yang mengerjakan matematika.
Maka jikalau engkau mempunyai alat peraga, maka biarkan aku dapat menggunakannya dan jangan hanya engkau taruh di depan saja.
Aku bahkan dapat mempelajari matematika lebih efektif jika belajar bersama-sama dengan teman-temanku.
Oleh karena itu wahai guruku, maka dalam pelajaran matematika itu nanti berikan kami kesempatan untuk belajar bersama-sama dalam kelompok.
Tetapi jika engkau telah menyuruhku belajar dalam kelompok, maka berikanlah aku waktu yang cukup untuk berdiskusi dan janganlah engkau terlalu banyak memberikan petunjuk dan ceramah lagi ketika aku sedang bekerja dalam kelompok.
Karena hal demikian sangat mengganggu konsentrasiku dan terkesan engkau menjadi kurang menghargai kepada murid-muridmu.
Aku juga mohon agar engkau memberikan kesempatan kepada diriku untuk membangun konsepku dan pengertianku sendiri.
Wahai guruku, ketahuilah bahwa aku juga ingin menunjukkan kepada teman-temanku bahwa aku juga dapat menarik kesimpulan dari tugas-tugasmu mengerjakan matematika.
Ketahuilah wahai guruku bahwa kesimpulan-kesimpulan dari tugas-tugasmu itu sebenarnya adalah milikku.
Oleh karena itu janganlah engkau sendiri yang menyimpulkan tetapi berikan kesempatan kepadaku agar aku juga bisa menemukan rumus-rumus matematika.
Rumus yang aku temukan sendiri itu sebenar-benarnya akan bersifat lebih awet dan langgeng dari pada hal demikian hanya sekedar pemberianmu.
Maka jika aku sudah susah-susah melakukan kegiatan kearah menemukan rumus, sementara pada akhirnya malah engkau yang menyimpulkan, maka sebetulnya aku menjadi marah kepadamu.
Janganlah engkau membuat pesan ganda kepada diriku. Janganlah engkau memberi hukuman kepadaku dengan menyuruh aku untuk mengerjakan sebanyak-banyak soal. Karena bagiku, hukuman adalah jelek sedangkan mengerjakan soal adalah baik.
Jangan pula engkau pura-pura memberi soal yang sangat sulit kepadaku padahal engkau sesungguhnya bermaksud untuk menghukumku.
Aku memohon agar engkau mempercayaiku. Kepercayaanmu kepadaku itu merupakan kekuatan bagiku untuk memperoleh pengetahuanku. Tolong sekali lagi tolong, percayailah diriku, bahwa jika aku diberi kesempatan maka insyaAllah aku bisa.
Aku akan bangga jika guruku suatu ketika dapat muncul di kegiatan seminar baik secara nasional maupun internasinal. Wahai guruku, gunakanlah data-dataku, hasil-hasilku, dan proses belajarku sebagai data penelitianmu. Menurut Pamanku, jika engkau mampu menggunakan data-data dikelas mengajarmu, maka engkau akan menghasilkan karya ilmiah setiap tahunnya.
Wahai guruku, aku juga bangga dan ingin membaca karya-karya ilmiahmu. Setidaknya hal demikian juga akan memotivasi diriku.
Wahai guruku yang baik hati, aku merasa dari waktu ke waktu terdapat perubahan dalam diriku. Aku juga melakukan percobaan atau eksperimen mencari cara belajar yang baik. Kelihatannya aku belum menemukan cara belajar yang terbaik bagi diriku. Tetapi aku dapat menyimpulkan bahwa cara belajarku haruslah dinamis, fleksibel, dan kreatif menyesuaikan dengan kompetensi yang harus aku kuasai. Oleh karena itu sungguh aneh jika engkau guruku hanya mengajar diriku dengan metode yang sama dari waktu ke waktu.
Permintaan terakhirku adalah apakah bisa engkau Guruku, untuk kami yang beraneka ragam, berilah kesempatan untuk mempelajari matematika yang beraneka ragam pula, dengan alat peraga atau fasilitas yang beraneka ragam pula, dengan buku matematika yang beraneka ragam pula, dengan kompetensi yang beraneka ragam pula, dengan waktu yang beraneka ragam pula, walaupun kami semua ada dalam satu kelas, yaitu kelas pembelajaran matematika yang akan engkau selenggarakan.
Demikian guru permohonanku, saya minta maaf atas banyaknya permintaanku karena sesungguhnya permintaanku itu telah aku kumpulkan dalam jangka waktu yang lama. Sampai aku menunggu ada seorang guru yang bersifat terbuka untuk menerima permohonan dan saran dari muridnya.
Sekali lagi mohon maaf guruku. Mohon doa restunya. Amin
Guru Matematika:
Astagfirullah al adzimu....ya Allah ya Robi ampunilah segala dosa-dosaku.
Wahai muridku, aku tidak bisa berkata apapun dan aku merasa terharu mendengar semua permintaanmu itu.
Mulutku seakan terkunci mendengar semua permintaan dan penuturanmu itu.
Tubuhku tergetar dan keringat dingin membasahi tubuhku.
Aku tidak mengira bahwa diantara murid-muridku ada murid yang secerdas kamu.
Aku tidak mengira bahwa jika aku beri kesempatan dan aku beri sarana penyambung lidah bagi suara hati nuranimu, maka ternyata harapan-harapanmu, permintaan-permintaanmu, dan pikiran-pikiranmu bisa melebihi dan di luar apa yang aku pikirkan dewasa ini.
Setelah mendengar semua permintaanmu, aku menjadi tahu betapa tidak mudah menjadi Guru Matematika bagimu.
Setelah mendengar permintaanmu, aku menjadi ragu tentang kepastianku.
Setelah mendengar permintaanmu, aku merasa malu dihadapanmu.
Setelah mendengar permintaanmu, aku merasakan betapa diriku itu bersifat sangat
egois.
Setelah mendengar permintaanmu, aku menyadari betapa aku telah berbuat sombong dihadapanmu.
Setelah mendengar permintaanmu, aku menyadari betapa malas diriku itu.
Setelah mendengar permintaanmu, aku menyadari betapa selama ini aku telah berbuat tidak adil terhadapmu.
Selama ini aku telah berbuat aniaya terhadap dirimu karena aku telah selalu menutupi sifat-sifatmu, aku selalu menutupi potensi-potensimu, aku selalu mendominasi inisiatifmu, aku selalu menimpakan kesalahan pada dirimu, dan
sebaliknya aku selalu menutupi kesalahanku.
Selama ini aku telah berpura-pura menjadi manusia setengah dewa dihadapanmu.
Dihadapanmu, aku telah menampilkan diriku sebagai manusia sempurna yang tiada cacat, serba bisa, serba unggul, serba hebat, tiada gagal, wajib digugu, dan wajib ditiru.
Setelah mendengar permintaanmu, aku menyadari betapa selama ini aku telah berbuat munafik di depanmu, karena aku selalu menyembunyikan keburukan-keburukanku sementara aku menuntumu untuk menunjukkan kebaikan-kebaikanmu.
Oh muridku hanyalah tetesan air mataku saja yang telah mengalir merenungi menyadarai bahwa KERAGUANKU terhadap praktek pembelajaran matematika ternyata benar adanya.
Ternyata yang aku lakukan selama ini lebih banyak mendholimi murid-muridku.
Wahai orang tua berambut putih salahkan jika aku berusaha membimbing murid-muridku?
Orang Tua Berambut Putih:
Ketahuilah wahai guru, jikalau engkau renungkan, maka hakekat membimbing adalah memberdayakan siswa. Sudahkah kegiatan membimbingmu memberdayakan siswa? Saya khawatir jangan-jangan niatmu membimbing, tetapi yang terjadi sebetulnya justeru membuat siswamu tidak berdaya.
Guru Matematika:
Subhanallah...baru kali ini aku menyadarinya.
Orang tua berambut putih, salahkan jika aku mewajibkan murid-muridku untuk belajar giat?
Orang Tua Berambut Putih:
Wahai guru, jika engkau renungkan, maka hakekat belajar itu adalah kebutuhan dan kesadaran siswa, dan bukanlah kewajiban dan perintah-perintahmu. Saya khawatir jangan-jangan dibalik kegiatanmu mewajib-wajibkan dan perintah-perintah kepada siswamu itu, sebetulnya terselip sifat egoismu.
Guru Matematika:
Subhanallah...baru kali ini aku menyadarinya.
Salahkah jika aku mengajar dengan cepat dan tergesa-gesa untuk memberi bekal sebanyak-banyaknya kepada siswa. Apalagi beban kurikulum yang banyak sementara waktunya terbatas.
Orang Tua Berambut Putih:
Wahai guru, jika engkau renungkan, maka hakekat pendidikan itu adalah kegiatan jangka panjang. Cepat dan tergesa-gesa itu artinya tidak teliti dan memaksa. Maka tiadalah gunanya engkau dipundakmu membawa segunung pengetahuanmu untuk engkau tuangkan kepada siswamu sementara siswa-siswamu meninggalkan dirimu. Sebaliknya jika siswamu telah berdaya, merasa senang, menyadari dan memerlukan mempelajari matematika, maka sedikit saja engkau memberinya, maka mereka akan meminta dan mencari yang lebih banyak lagi.
Guru Matematika:
Subhanallah....baru kali ini aku menyadarinya.
Salahkah jika saya menggunakan metode tunggal saja yaitu metode ekspositori?
Orang Tua Berambut Putih:
Metode ekspositori atau ceramah itu metode yang sudah kadaluwarsa, tidak mampu lagi melayani kebutuhan siswa dalam belajarnya. Metode ekspositori selalu sajalah merupakan siklus dari kegiatan: menerangkan, memberi contoh, memberi soal, memberi tugas, dan menerangkan kembali, demikian seterusnya. Selamanya ya seperti itu. Itu hanya cocok jika paradigma mengajarmu adalah paradigma lama yaitu trasfer of learning. Jaman sekarang dan kecenderungan internasional, metode yang dikembangkan adalah multi metode, yaitu metode yang bervariasi, dinamis dan fleksibel.
Guru Matematika:
Subhanallah...baru kali ini aku menyadarinya.
Kemudian bagaimanakah caranya aku melayani kebutuhan siswa-siswaku mempelajari dan menemukan sendiri matematikanya? Sementara murid-muridku itu jumlahnya banyak dan kemampuannya berbeda-beda pula?
Orang Tua Berambut Putih:
Tidaklah mungkin engkau mampu melayani kebutuhan belajar murid-muridmu, jika engkau tidak merubah paradigmamu.
Guru Matematika:
Paradigma seperti apa sehingga saya mampu melayani siswa-siswaku mempelajari matematika?
Orang Tua Berambut Putih:
Hijrahlah, berubahlah, bergeraklah.
Ubahlah paradigmamu:
-dari transer of knowledge menjadi to facilitate
-dari directed-teaching menjadi less directed-teaching
-dari menekankan kepada teaching menjadi menekankan kepada learning
-dari metode tunggal menjadi metode jamak
-dari metode yang monoton menjadi metode yang dinamis dan fleksibel
-dari textbook oriented menjadi problem-based oriented
-dari UNAS oriented menjadi process-product oriented
-dari cepat dan tergesa-gesa menjadi sabar dan menunggu
-dari mewajibkan menjadi menyadarkan
-dari tanya jawab menjadi komunikasi dan interaksi
-dari otoriter menjadi demokrasi
-dari penyelesaian tunggal menjadi open-ended
-dari ceramah menjadi diskusi
-dari klasikal menjadi klasikal, kelompok besar, kelompok kecil dan individual
-dari guru sebagai aktor menjadi siswa sebagai aktor
-dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa
-dari mencetak menjadi menembangkan
-dari guru menanamkan konsep menjadi siswa membangun atau menemukan konsep
-dari motivasi eksternal menjadi motivasi internal
-dari siswa mendengarkan menjadi siswa berbicara
-dari siswa duduk dan menunggu menjadi siswa beraktivitas
-dari siswa pasif menjadi siswa aktif
-dari kapur dan papan tulis saja menjadi media dan alat peraga
-dari abstrak menjadi kongkrit
-dari inisiatif guru menjadi inisiatif siswa
-dari contoh oleh guru menjadi contoh oleh siswa
-dari penjelasan oleh guru menjadi penjelasan oleh siswa
-dari kesimpulan oleh guru menjadi kesimpulan oleh siswa
-dari konvensional menuju teknologi
-dari siswa diberitahu menjadi siswa mencari tahu
-dari hasil yang tunggal menjadi hasil yang plural
Guru Matematika:
Subhanallah ...ya Allah ya Rab ampunilah segala dosa-dosaku. Baru kali ini aku menyadarinya.
Kemudian, secara kongkrit, bagaimanakah aku dapat melayani kebutuhan belajar siswa-siswaku yang banyak itu.
Orang Tua Berambut Putih:
Selama ini mengajarmu berpola atau berprinsip: "untuk siswa-siswa yang bermacam-macam kemampuan, engkau hanya mengajarinya matematika yang sama, dalam waktu yang sama, dengan tugas yang sama, dengan metode mengajar yang sama, dan mengharapka hasil yang sama, yaitu hasil yang sama dengan apa yang engkau pikirkan". Itulah sebenar-benar metode mengajar Tradisional yang tidak mampu lagi dipertahankan. Berubah dan berubahlah segera...
Guru Matematika:
Subhanallah...baru kali ini aku menyadarinya.
Kemudian akau harus mengubah pola mengajarku yang bagaimana?
Orang Tua Berambut Putih:
Jika engkau menginginkan mampu menerapkan metode pembelajaran inovatif, maka terapkanlah prinsip:"untuk siswa yang berbeda-beda, seyogyanya mempelajari matematika yang berbeda dan bermacam-macam, walau memerlukan waktu yang berbeda-beda, tetapi dengan metode yang berbeda-beda pula, alat yang berbeda-beda pula, serta hasil yang boleh berbeda, yaitu boleh berbeda dengan apa yang engkau pikirkan"
Guru Matematika:
Subhanallah ...baru kali ini aku menyadarinya.
Apakah yang dimaksud teknologi atau alat agar aku mampu melayani kebutuhan siswa belajar matematika?
Orang Tua Berambut Putih:
LKS sementara ini dianggap sebagai teknologi atau alat yang sangat strategis. Namun jangan salah paham, LKS bukanlah sekedar kumpulan soal, melainkan LKS adalah wahana bagi siswa untuk beraktivitas untuk menemukan ilmu atau menemukan rumus matematikanya. Maka seorang guru harus menembangkan sendiri LKS nya. Tiadalah orang lain mengetahui kebutuhan guru ybs. Maka tidaklah bisa mengadakan LKS hanya dengan cara membeli. Itu betul-betul salah dan tidak proesional.
Guru Matematika:
Subhanallah...baru kali ini aku menyadarinya.
Kenapa musti siswa harus belajar dengan berdiskusi dalam kelompoknya.
Orang Tua Berambut Putih:
Hakekat ilmu itu diperoleh dengan cara berinteraksi antara obyektif dan subyektif, antara teori dan praktek, antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa, ..dst. Maka diskusi kelompok itu sebenarnya adalah sunatullah.
Guru Matematika:
Subahanallah...baru kali ini aku menyadarinya.
Terimakasih orang tua berambut putih.
Ya Allah ya Robbi, ampunilah segala dosa dan kesombonganku selama ini, yang telah mengabaikan betapa pentingnya aspek psikologis belajar matematika itu, yang telah meremehkan kemandirian siswa, yang telah serampangan dan hantem kromo terhadap perlakuan pedagogis belajar matematika, yang telah merasa cukup dan puas terhadap ilmu dan pengetahuanku selama ini.
Permohonan ampunku yang terus menerus kiranya belum cukup untuk menghapus dosa-dosaku.
Ya Allah ya Rab semoga Engkau masih bersedia melindungi dan meridai pekerjaan-pekerjaanku.
Amin
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Atin Argianti
ReplyDelete18709251001
PPs PM A 2018
Berdaarkan elegi permintaan si murid cerdas kepada guru matematika, saya belajar bahwa murid yang mempunyai perbedaan individu. Dengan perbedaan individu tersebut, murid mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Guru diwajibkan untuk memberdayakan kecerdasan muridnya agar pembelalajaran di kelas membuat murid enjoy.
Septia Ayu Pratiwi
ReplyDelete18709251029
S2 Pendidikan Matematika B
Seringkali guru dihadapkan pada sesuatu yang tidak terduga. Seperti contoh diatas, guru dihadapkan pada murid yang sangat cerdas, berbeda dengan murid yang lainnya. Ia membahas dan meminta sesuai yang jarang dipikirkan oleh teman sebayanya, bahkan bagi guru sekolah dasar maupun sekolah menengah. Permintaan yang diajukan oleh si murid diatas biasanya sering diungkapkan oleh orang dewasa ketika ia memerlukan bantuan orang lain. Pemikiran diatas juga merupakan pemikiran orang dewasa yang sejatinya telah mendapatkan pengalaman-pengalaman akan hal tersebut. Dalam kasus ini, sebagai manusia kita perlu menyadari bahwa kemampuan orang itu berbeda-beda. Ada yang terlahir cerdas, tekun, pandai, maupun vice versa. Namun sejatinya semua anak berhak mendapatkan treatment yang sama yang sesuai dengan kemampuannya. Supaya mereka tidak merasa di dholimi oleh gurunya karena diperlakukan yang berbeda. Sungguh Allah Maha Besar karena telah menciptakan manusia dengan akal pikiran dan juga hati yang dapat saling di sinkronisasi. Sehingga ketika si guru lupa, guru bisa menyadari kesalahannya dan dapat segera memperbaiki kekhilafannya. Wallahu A’alam Bissowab.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Dari elegi tersebut saya amat tertarik dengan jawaban Orang Tua Berambut Putih yang mengatakan “Wahai guru, jika engkau renungkan, maka hakekat pendidikan itu adalah kegiatan jangka panjang. Cepat dan tergesa-gesa itu artinya tidak teliti dan memaksa. Maka tiadalah gunanya engkau dipundakmu membawa segunung pengetahuanmu untuk engkau tuangkan kepada siswamu sementara siswa-siswamu meninggalkan dirimu. Sebaliknya jika siswamu telah berdaya, merasa senang, menyadari dan memerlukan mempelajari matematika, maka sedikit saja engkau memberinya, maka mereka akan meminta dan mencari yang lebih banyak lagi”. Sebagai seorang siswa tentu memang itu yang saya inginkan, tidak tergesa-gesa dalam belajar. Namun, seiring berjalannya waktu saya menjadi mengerti mengapa terkadang guru terkesan tergesa-gesa dalam mengajar, padahal saat itu siswa masing ingin mempelajari tentang itu. Dan jawabannya adalah seperti yang diutarakan guru matematika pada elegi tersebut bahwa itu semua akibat beban kurikulum yang banyak sementara waktunya terbatas. Lantas, sebenarnya apa yang harus dilakukan oleh guru jika hal tersebut terjadi, berpihak pada kurikulum atau berpihak pada siswa?
Rosi Anista
ReplyDelete18709251040
S2 Pendidikan Matematika B
Matematika memang salah satu pelajaran yang menakutkan bagi siswa. Banyak siswa yang kurang menyukai matematika karena menganggap matematika sulit dan penuh dengan rumus. Sebagai calon guru khusunya pelajaran matematika, disinilah peranan guru agar bisa menumbuhkan motivasi dari dalam diri siswa langsung, salah satunya bisa dengan membuat suatu pembelajaran matematika yang menarik bagi siswa.
Bayuk Nusantara Kr.J.T
ReplyDelete18701261006
PEP S3
Hakikat belajar adalah kebutuhan dan kesadaran siswa. Banyak guru yang masih memaksa siswa untuk belajar sehingga ketika siswa belajar penuh dengan keterpaksaan. Oleh karena itu, tugas kita sebagai seorang guru adalah membuat siswa sadar dan merasa butuh untuk mempelajari materi yang disampaikan.
Falenthino Sampouw
ReplyDelete18709251006
S2 Pendidikan Matematika
Selamat sore, Prof.
Menjadi guru bukanlah perkara yang mudah. Menurut saya sangat sulit. Guru adalah pasukan terdepan, mempertaruhkan nyawanya demi kemegahan masa depan suatu bangsa. Guru perlu mempersiapkan banyak hal dalam mengajar. Guru juga adalah manusia yang tidak sempurna, namun dituntut untuk menyajikan banyak hal dan sempurna bagi siswanya. Kesempurnaan manusia itu relatif, untuk menggapai kesempurnaan itu maka guru perlu merefleksikan diri secara terus menerus. Terkait banyak hal, pengajarannya, sikap, cara bicara, ilmunya, dan lain-lainya. Ini bukanlah perkara yang mudah.
Terima kasih, Prof.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr, Wb.
Elegi Permintaan Si Murid Cerdas Kepada Guru Matematika sangat menarik. Seorang guru mempunyai tugas salah satunya sebagai fasilitator. Guru memberikan berbagai fasilitas untuk siswa belajar dan memperoleh pengetahuan. LKS, pembelajaran yg inovatif, media dan lain sebagainya merupakan fasilitas yang dapat diberikan oleh guru. Fasilitas guru tentunya ditujukan oleh semua siswa yang heterogen.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr, Wb.
Sebagai seorang guru kita harus terus belajar dan belajar. Banyak sekali pembelajaran yang saya dapat dari Elegi tersebut. Tidak dapat dipungkiri kadang guru memberikan fasilitas yang belum maksimal seperti mengajar tidak memakai media, pembelajaran yang monoton, dan lain lain. Akan tetapi sebagai guru kita harus terus belajar untuk berbenah dan memperbaiki cara mengajar kita agar nantinya dapat menfasilitasi siswa secara optimal.
Nur Afni
ReplyDelete18709251027
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Elegi ini serasa memberi tamparan keras bagi saya. Terkadang sebagai guru lupa akan kebutuhan siswa, menginginkan siswa senang belajar matematika tetapi tidak membuat pembelajaran matematika menyenangkan. Terkadang tidak mengajak siswa melakukan apersepsi dan motivasi belajar dari pengalaman sebelumnya. Mengajar tidak diiringi dengan persiapan matang memang fatal. Sebagai guru sudah seharusnya melakukan proses abstraksi terlebih dahulu menuntun siswa agar siswa dapat menemukan dan memahami konsep yang diajarkan. Barulah kemudian memberikan definisi sebagai batasan suatu konsep yang dipelajari. terimakasih
Restu Widhi Laksana
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika A 2018
18709251022
Bismillahirrokhmanirrokhim
Menjadi guru memang adalah perkara yang rumit. Di satu sisi sebagai guru saya ingin menyampaikan berbagai macam ilmu matematika, melakukan berbagai macam aktifitas, mengaplikasikan berbagai macam model dan metode belajar, menggunakan banyak waktu untuk memberikan pemahaman yang bermakna, memperhatikan dan menghargai setiap kerja keras siswa, Sayangnya waktu, dan tuntutan kurikulum tidak membebaskan kita melakukan yang kita mau. Namun mungkin ini tandanya bahwa masih banyak yang harus saya pelajari untuk menjadi guru yang dapat bebas melakukan hal tadi dengan kekangan waktu dan tuntutan kurikulum.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
Setelah membaca artikel ini, saya dapat mengambil beberapa inti sari ya akan dijabarkan kedalam beberapa bagian.
1. Guru Tidak Boleh Pilih Kasih
Guru tidak boleh menampakkan di depan murid-murid, sikap mengistimewakan dan perhatian kepada murid tertentu, yang padahal dia dan teman-temannya yang lain berada dalam level yang sama dalam hal usia, kelebihan, pencapaian dan komitmen beragama. Sebab hal itu merupakan perbuatan yang menyesakkan dada dan tidak mengenakkan hati. Bila diantara mereka ada yang lebih banyak perolehan ilmunya, lebih gencar usaha belajarnya, dan lebih bagus tatakramanya, maka tidak mengapa sang guru menunjukkan penghargaan dan penghormatan kepadanya. Namun, guru harus menjelaskan sikap khusus tersebut hanya karena kelebihan yang dimiliki sang murid. Hal itu bertujuan agar menjadi pemacu semangat dan pendorong motivasi murid-murid yang lain agar berusaha menjadi seperti murid yang istimewa itu.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
Demikian juga, guru tidak boleh mendahulukan seorang murid dalam suatu giliran membaca, padahal giliran itu milik murid yang lain. Tidak juga menunda giliran murid yang sudah tiba waktunya. Kecuali, jika guru melihat ada sisi kemaslahatan yang lebih besar dibanding kemaslahatan menepati urutan suatu giliran. Namun, jika ada murid yang mempersilahkan gilirannya diambil murid yang lain, maka hal itu tidak perlu dipermasalahkan.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
2. Persiapkan bahan pelajaran dengan mempelajarinya berulang-ulang. Jangan mengandalkan bahwa kita sudah pernah mempelajarinya karena apa yang kita ketahui dahulu pasti sebagian sudah terhapus dari ingatan kita.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
3. Pandanglah murid itu sebagai manusia yang telah memiliki potensi masing-masing.
Jangan pandang mereka sebagai gelas kosong yang siap kita tuangi air sampai penuh, bahkan meluber. Setiap manusia pasti memiliki potensi, kita tinggal menggali dan mengembangkannya saja. Dengan demikian, proses belajar akan lebih bermakna dan memperoleh hasil yang maksimal.
Darwis Cahyo Nugroho
ReplyDelete18709251038
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamualaikum wr.wb
4. Jangan pernah merasa diri kita selalu benar dan murid tidak boleh lebih benar dari kita. Setiap manusia tidak ada yang sempurna. Meskipun kita guru dan lebih tua dari murid, tetap saja berpeluang untuk salah. Dan murid, meskipun lebih muda dan mungkin ilmuya belum sebanyak kita, tetap berpeluang untuk lebih benar dari kita. Kita sama-sama manusia, yang memiliki peluang yang sama untuk berbuat salah.
Aizza Zakkiyatul Fathin
ReplyDelete18709251014
Pps Pendidikan Matematika A
Matematika sampai saat ini masih menjadi mata pelajar yang menakutkan bagi siswa. Hal ini dimungkinkan karena matematika yang diajarkan di sekolah adalah matematika murni. Matematika murni yang memiliki karakteristik kaku, formal, deduktif dan lainnya. Maka matematika terasa begitu menyeramkan. Guru yang hanya langsung memberikan konsep atau rumus-rumus. Padahal matematika yang demikian ini tidak cocok untuk diajarkan di sekolah. Matematika sekolah lah yang harus diajarkan. Cara mengajarkan matematika sekolah ini konsep dibangun oleh siswa. Karena matematika sekolah lebih ramah, menyenangkan, berawal dari pengalaman-pengalaman siswa dan sebagainya. Maka suatu keharusan bagi guru untuk menggunakan berbagai variasai metode pembelajaran inovatif dan didukung LKS yang mengarahkan siswa dalam membangun konsep matematika.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Guru tidak akan bisa memaksa siswanya untuk menyukai sesuatu terlebih lagi dalam pelajaran matematika. Untuk itu, guru mempunyai tugas besar untuk dapat membuat siswanya suka dengan matematika, bukan dengan memaksanya tapi dengan menggunakan cara yang dapat membuka pikiran siswa terhadap sisi positif dlam mempelajari matematika. Dalam uraian di atas siwa mengungkapkan banyak sekali keinginannya yang salah satunya yaitu ia meminta agar ketika ia mendapatkan nilai yang jelek guru tidak meremehkannya dan jika nilainya terbaik maka jangan terlalu disanjung. Hal ini menjadi perhatian kepada guru bahwa siswa yang nilainya jelek belum tentu karena ia tidak bisa namun mungkin ada faktor lainnya yang dapat membuatnya mendapatkan nilai jelek. Selain itu, jangan terlalu melebih-lebihkan siswa yang mendapatkan nilai paling tinggi karena hal ini dapat mmebuat siswa yang lainnya merasa tidak diperhatikan dan tidak dihiraukan. Jadi sebagai seorang guru harus berusaha lebih adil dan bijaksana.
Wassalamualaikum wr.wb.
Aan Andriani
ReplyDelete18709251030
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Dalam memberikan pengetahuan kepada siswa jangan dilakuan secara tergesa-gesa. Jika dilakukan dengan cara yang tidak sesuaibisa menimbulkan efek yang tidak sesuai juga walaupun niatnya baik. sebuah niat yang baim harus dilakuakn dengan cara yang baik pula. Memberikan pelajaran dengan cepat dan tergesa-gesa sama halnya dengan tidak teliti dan memaksa. Guru diminta untuk dapat membuat siswanya merasa senang, menyadari bahwa matematika penting dan perlu untuk dipelajari. Jika hal tersebut sudah dimiliki oleh siswa maka akan membuat guru lebih mudah dalam memberikan pengajaran. Selain itu, siswa akan berbalik berusaha untuk mencari yang lebih banyak lagi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan matematika. Untuk itu, ini menjadi tantangan bagi guru agar dapat membuat siswa-siswanyabisa merasa senang dalam belajar matematika.
Wassalamualaikum wr.wb.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Permintaan si Murid Cerdas di atas juga doa yang selalu ingin saya sampaikan kepada guru-guru lain. Doa yang mewakili seluruh doa anak di dunia ini yang ingin belajar matematika.
Namun doa tersebut juga kembali kepada kita terutama kita yang telah memilih menjadi calon guru.
Hasmiwati
ReplyDelete18709251023
S2 Pend.Matematika B 2018
Jika kita pernah menjadi siswa yang merasa doa kita seperti di atas tidak dilaksanakan oleh guru kita maka kita berkewajiban memotong tali rantai yang terus seperti itu sehingga kita akan berusaha agar selalu dapat mewujudkan doa seperti doa si Murid Cerdas di atas. Sepertinya semuua guru di Indonesia khususnya, harus membaca doa di atas agar semua terbangun dari ketidaktahuan kita akan doa-doa siswa kita.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Menjadi guru memang tidak mudah, tidak segampang yang dipikirkan, namun juga tidak sesulit yang dibayangkan. Karena sebenarnya menjadi guru itu banyak hiburannya, mengapa? Karena setiap satu angka saja yang didapat siswa setelah belajar bersama kita dan dia merasa tertarik dengan itu kemudian meminta lagi, menginginkan lagi, maka itulah sumber kebahagiaan bagi seorang guru. Sumber kekuatan seorang guru adalah senyuman bahagia siswanya saat ia mengatakan bahwa ia bisa, sungguh tiada kebahagiaan lain selain itu. Namun, dibalik itu semua tersimpan beban yang begitu berat yang diemban oleh seorang guru. Beberapa waktu lalu ada seorang guru yang mengatakan kepada saya bahwa “menjadi guru itu berat, selain kita dituntut agar siswa memahami apa yang kita ajarkan ternyata membuat siswa tertarik dengan kita dan pembelajaran yang akan kita bawakan itu ternyata jauh lebih berat. Belum lagi saat mungkin apa yang kita ajarkan ternyata salah, jika murid tersebut mengingatnya sampai ia dewasa maka itu akan menjadi dosa jariyah bagi kita”. Mendengar hal tersebut membuat saya menjadi takut menjadi seorang guru, namun jika saya mengingat kenangan betapa siswa mengingkan saya tetap berada dikelas dan bahkan mencari saya saat saya belum memasuki kelas, ketakutan itu seketika sirna. Dibalik senyum dan keluh kesah yang siswa utarakan kepada saya tersimpam bahagia yang amat mendalam. Jadi, kesimpulan saya adalah menjadi guru memang sulit, namun mudah bahagianya.
Muh. Fachrullah Amal
ReplyDelete18709251036
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Seperti yang terdapat dalam elegi di atas, bahwa inilah beberapa perwakilan keluh kesah siswa di Indonesia khususnya dalam pembelajaran matematika, bahwa ternyata menjadi guru profesional dan berkompeten tidaklah mudah. Diperlukan banyak keterampilan dalam mengajar karena dengan pengetahuan saja tidak cukup dalam memahamkan dan membentuk pola pikir siswa. Karena karakter siswa berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya.
Muh. Fachrullah Amal
ReplyDelete18709251036
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Banyak hal yang harus dipersiapkan guru ketika hendak mengajar, salah satunya adalah RPP. RPP sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas karena dengan RPP kita dapat mengajar lebih terstruktur sebagaimana RPP merupakan pedoman guru dalam mengajar. Dan juga RPP dapat membantu guru dalam mengelola pembelajaran di kelas sehingga terbentuk pembelajaran student centered. Yang mana kita tahu bersama bahwa student centered merupakan capaian yang termuat dalam kurikulum 2013.
Muh. Fachrullah Amal
ReplyDelete18709251036
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Hal lain yang harus diperhatikan oleh guru adalah penggunaan metode pembelajaran yang tepat, jelas dan akurat sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Hal ini juga menunjukkan bahwa guru perlu menguasai beberapa metode mengajar yang efektif dalam pembelajaran matematika. Karena mengajar dengan metode yang monoton setiap materinya akan membuat siswa menjadi jenuh dan cemas dengan matematika terlebih lagi ketika metode yang digunakan adalah metode ekspositori yang tidak lain adalah metode mengajar ceramah. Maka salah satu cara agar pembelajaran matematika tidak membosankan adalah penggunaan metode belajar yang beragam dan inovatif.
Muh. Fachrullah Amal
ReplyDelete18709251036
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Perihal dengan metode pembelajaran yang efektif memang diharuskan dalam pembelajaran khususnya matematika, karena kita tahu bersama bahwa matematika merupakan ilmu hitung yang dapat membuat siswa dengan cepat menjadi cemas dan bosan ketika di kelas. Guru sebagai peranan penting dalam keberhasilan suatu pembelajaran harus jeli dalam melihat situasi dan kebutuhan siswa. Jangan pernah mebeda-bedakan antara siswa yang cenderung memiliki kemampuan di atas rata-rata dan siswa yang cenderung memiliki kemampuan yang dibawah rata-rata. Karena siswa sangat mengharapkan bantuan dari sang guru ketika apa yang dipelajari itu belum dimengerti.
Endah Kusrini
ReplyDelete18709251015
S2 Pendidikan Matematika A 2018
Matematika adalah milik siswa. Belajar adalah milik siswa. Tugas guru hanyalah sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Karena tugasnya sebagai fasilitator, maka guru harus benar-benar memahami apa yang dibutuhkan oleh pihak yang difasilitatori dan bagaimana cara memfasilitatori. Siswa di dalam kelas tentu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Guru harus benar-benar mampu mengidentifikasi dan memahami karakteristik dan potensi masing-masing siswa. Dalam mempelajari materi matematika yang sama, guru harus bisa merancang pembelajaran yang sesuai untuk masing-masing karakteristik siswa. Karena siswa memiliki karakteristik yang berbeda, tentu dalam memfasilitasinya juga memerlukan berbagai cara yang berbeda. Dan sah-sah saja jika hasilnya kelak juga berbeda-beda.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr, wb.
Seorang guru harus dapat memfasilitasi semua siswa. Untuk dapat memfasilitasi siswa dengan baik, guru harus tahu terlebih dulu kebutuhan siswa. sehingga seorang guru harus memahami bagaimana siswa, bagaimana siswa belajar, bagaimana psikologi siswa, sampai mana taraf berfikir siswa dan masih banyak lagi. Kemudian barulah guru membuat perangkat pembelajaran yang sesuai. Guru dapat melengkapi pembelajaran dengan media atauLKS yang menarik.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu'alaikum, wr, wb.
Sebagai seorang guru memang dituntut untuk selalu belajar. Setiap tahun siswa yang selalu berganti, mengharuskan guru juga selalu belajar memahami siswa. Belajar memahami siswa dalam konteks ini adalah untuk menentukan pembelajaran yang sesuai untuk siswa. kita tahu bahwa siswa dalam kelas selalu heterogen. Untuk itu, pembelajaran yang bervariasi dan inovatif sangat diperlukan untuk dapat memfasilitasi siswa di kelas.
Cahya Mar'a Saliha Sumantri
ReplyDelete18709251034
S2 Pendidikan Matematika B
Assalamualaikum wr.wb.
Sebenarnya banyak permintaan murid kepada guru di sekolahnya, misalnya saja minta guru diganti karena tidak suka, minta gak perlu diberikan pekerjaan rumah, minta main saja, minta ini itu dsb. Tetapi ada hal yang melandasi murid mempunyai berbagai macam permintaan yaitu guru yang tidak mengerti keadaan murid tersebut. Tidak bisa dipungkiri murid mempunyai hak untuk dilayani dalam proses belajarnya di kelas, sehingga guru harus mempunyai inisiatif agar semua murid bisa terjamah semuanya. Biasanya guru tertib mengikuti alur pembelajaran di silabus yang terkadang tanpa diketahui ada saja murid yang masih tertinggal sehingga perlu waktu extra untuk membantu murid. Untuk mengatasinya, guru mempersiapkan diri untuk mengajari murid tersebut di luar jam sekolah.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Seorang guru diharuskan dapat memberikan pembelajaran yang baik dan dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Untuk dapat mewujudkannya seorang guru harus mengubah paradigma dalam hal mengajar yaitu dari transfer of knowledge menjadi to facilitate. Proses pembelajaran di kelas dewasa ini bukan lagi sebagai transfer ilmu dari seorang guru kepada siswa. Namun pada saat ini peran guru di dalam kelas hanya sebatas fasilitator, dimana seorang guru harus mampu memfasilitasi siwa dalam membangun atau mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
Deden Hidayat
ReplyDelete18709251032
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Pembelajara inovatif merupakan suatu pembelajaran yang sesuai untuk mempersiapkan para siswa menghadapi perkembangan zaman yang semakin maju. Pembelajaran di kelas tentunya harus mulai beralih dari pembelajaran yang bersifat konvensional ke pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif mengharuskan siswa mencari tahu sendiri mengenai konsep yang sedang dipelajari. Diharapkan dengan siswa mencari tahu sendiri, pengetahuan yang dimiliki oleh siswa menjadi lebih bermakna dan tidak mudah lupa.
Kartianom
ReplyDelete18701261001
S3 PEP 2018
Seorang guru yang cerdas guru yang bisa mengerti siswanya. Mengerti kebutuhan siswanya dalam kegiatan pembelajaran. Seorang guru yang baik haruslah paham betul bagaimana cara membuat pembelajaran di dalam kelas menjadi seefektif mungkin, sehingga apa yang dipelajari oleh siswa menjadi bermakna. Tentunya hal itu bukanlah perkara yang mudah. Tapi sepatutnya kita sebagai seorang yang berkutat dalam dunia pendidikan selalu berusaha untuk memajuka sistem pendidikan di Indonesia.
ReplyDeleteLumaurridlo
18701261010
S3-PEP 2018
refleksi terhadap diri sendiri bahwa murid cerdas ini ternyata tidak hanya belajar matematika saja namun juga mata pelajaran yang lain dan dia juga mengungkapkan hal yang serupa kepada sang guru mapel. kebutuhan murid akan ilmu pengetahuan semakin meningkat sehingga guru semestinya meg-up grade ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya. sehingga saat akan mentransfer ilmu dan pengetahuannya tentulah sesuai dengan kebutuhan muridnya. memang sebaiknya siswa mengkonstruk ilmu dan pengetahuannya sendiri sehingga secara konsep murid akan faham dengan caranya namun tidak menyalahinya. dengan begini maka ilmu akan berkembang, karena setiap individu memiliki caranya untuk memahami sebuah ilmu.
Hendra B.
ReplyDelete18701261008
PEP S3 2018
memang patut direnungkan sebagai pendidik mengenai peserta didik di dalam kelas. Tetapi yang berat adalah permintaan siswa menyukai matematika dari dalam dirinya tanpa paksaan. Tidak semua siswa mempunyai minat untuk belajar matematika lalu bagaiman mungkin menyenangkan siswa belajar matematika sedang ia tak berminat belajar matematika dilain pihak kurikulum mengharuskan siswa meminta guru agar semua siswa bisa matematika dengan nilai yangsangat memuaskan
sintha fardu anggraeni
ReplyDelete19709251071
S2 pendidikan matematika /D
terimkasih banyak bapak prof marsigit.
dari artikel tersebut yang saya dapat pelajari dari elegi ini adalah kebutuhan siswa itu banyak sehingga pekerjaan atau profesi seorang guru termasuk juga guru matematika itu cukup sulit. Selain matematika yang sudah beranggapan sulit, objek dari matematika sendiri itu abstrak. Sehingga terkadang siswa sudah tertekan dulu sebelum pembelajaran matematika. Guru tidak bisa memaksa siswa untuk suka matematika dan giat belajar karena rasa suka lalu siswa menjadi giat untuk belajar matematika itu timbul dari diri masing- masing siswa, akan tetapi setidaknya guru bisa berusahan mendorong agar siswa bisa memiliki atau menumbuhkan rasa suka terhadap matematika dan menumbuhkan keinginan siswa untuk belajar lebih giat salah satu nya adalah mengembangkan pembelajaran yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa tersebut. Karena sejatinya setiap orang yang terpenuhi kebutuhannya itu biasanya bahagia.
Dhamar Widya Safitri
ReplyDelete19701251009
S2 PEP A 2019
Assalamualaikum.
Artikel ini menjadi sindiran untuk para guru, khususnya guru matematika. Belajar adalah kebutuhan dan kesadaran siswa. Sementara pada kenyataannya, selama ini belajar hanya kewajiban guru. Guru hanya seakan memiliki kewajiban untuk mengisi waktu pelajaran, tanpa memperhatikan apakah siswa memperoleh ilmunya. Begitu pula dengan siswa, mereka hanya sekedar masuk kelas, tanpa membawa pulang ilmu yang bermanfaat. Semoga dengan artikel ini, guru dapat memperbaiki kesalahan yang sering dilakukan.
Terimakasih.
Assalamu'alaykum wr wb
ReplyDeleteDwi Kawuryani
19709251061
Pendidikan Matematika S2 D
Postingan tersebut berisi tentang tuntutan yang dimiliki guru saat ini. Selain harus menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna, guru juga harus mampu menjadi fasilitator bagi proses belajar siswa. Selain dalam tuntukan pengetahuan, guru juga dituntut untuk memperhatikan perkembangan afektif siswa. Sedikit guru yang mau peduli dengan pengetahuan siswa, peduli dengan kehidupan siswa untuk dijadikan bahan pelajaran. Sehingga seorang guru harus mampu memperhatikan kebutuhan siswa baik dari segi pengetahuan maupun afektif, harus mampu menjadi fasilitator bagi seluruh proses perkembangan siswa.
Itulah pentingnya bagi seorang guru untuk terus belajar bagaimana menjadi fasilitator yang baik bagi karakter siswa yang beraneka ragam.
Wassalamu'alaikum wr wb
Dini Senjaningrum
ReplyDelete19709251067
Pendidikan Matematika D 2019
Setiap siswa memiliki karakteristik berbeda-beda,ada yang mudah dalam menerima materi pelajaran dan ada yang butuh waktu lebih lama untuk menerima pelajaran. Memahami karakter setiap siswa dan mulai melakukan pendekatan adalah langkah awal untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman. Memang tidak mudah menjadi guru, tetapi menurut saya,menjadi seorang guru sangat menyenangkan. Banyak pelajaran dan ilmu baru yang bisa di dapat dari berbagai karakteristik siswa.
Hanifah Nabila Hendral
ReplyDelete19701251003
S2 PEP A 2019
Assalamualaikum
Memberikan contoh matematika dari kehidupan sehari-hariakan memberikan dampak yang positif. Siswa jadi mengerti manfaat matematika, mengetahui bahwa permasalahan yang ada dalam kehidupan dapat diselesaikan dengan matematika. Guru juga tidak dapat memaksakan siswa agar menyukai matematika dan pintar dalam pelajaran matematika. Karena setiap siswa memiliki keahlian di bidangnya masing-masing. Ada yang pintar dalam bidang matematika, art, dan lain sebagainya. karena itu nilai bukanlah segalanya. Bagi siswa yang pintar dalam bidang art, untuk bisa menyimak pelajaran matematika saja sudah cukup luar biasanya, jadi jangan kita sebagai guru selalu meminta semua siswa mendapatkan nilai yang bagus, melainkan kita harus memberikan semangat agarsiswa bisa selalu belajar, senang sekolah.
Assalamu'alaikum wr. wb
ReplyDeleteNovi Indriyani Kones
PEP S2 A 2019
19701251002
Jujur artikel ini membuka jiwa pendidik saya, ternyata selama ini saya melakukan banyak kesalahan dalam melakukan pembelajaran matematika. Dari kesadaran ini, kelemahan saya itu belum mampu langsung teringat dalam pikiran bahwa matematika banyak penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, padahal itu hal yang penting disampaikan kepada siswa melalui kegiatan langsung terkait penerapan itu. Terimakasih banyak Prof telah membuka pikiran saya.
Terimakasih
Wassalamu'alaikum wr. wb
Sintha Fardu Anggraeni
ReplyDelete19709251071
S2 Pend Matematika/ D/ 2019
Terimakasih Bapak Prof. Marsigit. Saya yakin bahwa tidak mudah seseorang untuk menjadi guru. Karena sebagai guru harus mampu melayani siswa dalam kegiatan belajar. Siswa memiliki kecerdasan yang berbeda, oleh karena itu mereka membutuhkan pengetahuan yang berbeda pula dari apa yang akan mereka dapatkan dari guru dalam proses belajar. Dalam menyusun lembar kerja siswa juga harus membantu siswa dalam mengontruksi sendiri pengetahuan mereka.Saya harus mampu menjadi guru yang baik, sehingga saya menyadari bahwa harus berusaha dan berjuang sebaik mungkin sehingga kegiatan pembelajaran bisa mendekati kondisi yang ideal tersebut.
Jewish Van Septriwanto
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika D 2019
19709251077
Tulisan diatas menjadi renungan bagi tenaga pendidik(guru dalam melakukan pembelajaran pada siswa). Kalimat perubahan yang disampaikan oleh orangtua berambut putih adalah saran perubahan yang patut untuk diimplementasikan. Salah satunya adalah berubah dari kata mengajar menjadi pembelajaran. Memikirkan aspek dari objek yang belajar terlebih dahulu dibanding si pembelajaran. Artinya adalah sebelum menyampaikan materi pembelajaran, guru terlebih dahulu menyadari karakteristik siswa dan metode pembelajaran. Tidak dipungkiri bahwa tidak semua metode pembelajaran sesuai untuk setiap materi matematika, sehingga diperlukan inovasi model/metode pembelajaran. Namun, tak jarang ditemui penggunaan metode yang sama pada pembelajaran dan hal tersebut membuat siswa jenuh dan segan untuk berdiskusi dengan siswa.
Ngaenun Nangim
ReplyDelete19709251058
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Saya pun sepakat bahwasannya jaman sekarang dan kecenderungan internasional, metode yang dikembangkan adalah multi metode yaitu metode yang bervariasi, dinamis, dan fleksibel. Dengan demikian, jika guru hanya berkiblat pada metode yang biasa dilakukan tanpa mau mencoba metode baru yang lebih inovatif, maka sejatinya guru tersebut tidak mengikuti perkembangan zaman. Guru itupun seolah menutup mata dengan kecenderungan internasional dan tuntutan era sekarang. Lebih jauh, ini menunjukkan bahwa sang guru telah berlaku tidak sopan terhadap ruang dan waktu. Karenanya, tidak ada salahnya mencoba dan belajar untuk move on dari kebiasaan lama. Bertransformasi dari metode ekspositori menjadi metode yang inovatif, kreatif, dan lebih dinamis.
Tiara Wahyu Anggraini
ReplyDelete19709251065
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah. Jangan anggap menjadi guru itu mudah. Karena selain harus mengajar, guru juga harus mengetahui karakteristik setiap siswanya. Selain itu juga, ia harus menjadi fasilitator bagi siswa-siswanya. Yaa, memang berat, tapi ingat pekerjaan ini mulia. Ya mulia, karena guru sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Namun sayangnya ada guru yang masa bodo dengan pengetahuan siswa. Ia hanya mementingkan “mengajar saja” kemudian selesai. Sebaiknya menjadi seorang guru yang baik ialah harus mampu memperhatikan kebutuhan siswa baik dari segi pengetahuan, psikomotor maupun afektifnya, dan juga harus mampu menjadi fasilitator bagi seluruh proses perkembangan siswanya.
Annisa Nur Arifah
ReplyDelete18709251058
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Beberapa hal yang bisa menjadikan pembelajaran matematika mejadi menyenangkan: (1) Pembangkitan Motivasi, (2) pendekatan SANI (santun terbuka dan komunikatif),dan (3) Matematika Rekreasi. Motivasi dalam pembelajaran matematika adalah usaha‐usaha untuk menyediakan kondisi‐kondisi sehingga seseorang terdorong untuk belajar lebih baik, dan mempengaruhi siswa sehingga pada diri siswa timbul dorongan untuk belajar, sehingga diperoleh pengertian, pengetahuan, sikap dan penguasaan kecakapan, agar lebih dapat mengatasi kesulitan‐kesulitan.
Annisa Nur Arifah
ReplyDelete18709251058
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Pendekatan SANI (santun terbuka dan komunikatif) adalah suatu pendekatan kultural yang sangat baik dalam membangkitkan motivasi, dalam usaha mengajak siswa senang belajar matematika. Bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu aktivitas sosial antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa. Dalam aktivitas inilah terjadi interaksi dan negosiasi. Matematika rekreasi yaitu meramu pembelajaran matematika dengan strategi yang variatif, di antaranya ditunjukkan bahwa pembelajaran matematika dapat dilangsungkan di luar kelas (outdoor mathematics) atau dapat berupa teka‐teki maupun permainan sehingga kita dapat berekreasi dengan matematika.
Dea Armelia
ReplyDelete19709251072
S2 Pend. Matematika D 2019
Hal yang paling penting disini adalah bagaimana kita mempromosikan pembelajaran matematika berlandaskan kebutuhan siswa, sehingga perwujudan dari apa yang dikatakan oleh Lawrence E. Shapiro Ph.D. adalah Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Dalam konteks ini, guru diamanatkan mampu memahami perasaan siswa dengan memilih pilihan bahasa ungkap yang berkesuaian, membimbing siswa agar berkemampuan dalam pengendalian amarah, penciptaan pembelajaran yang berkemandirian, menyesuaikan diri dengan kondisi siswa, luwes sehingga disukai oleh siswanya, membimbing siswa dalam memecahkan berbagai persoalan antar pribadi dan belajarnya, menanamkan ketekunan, membudayakan rasa kesetiakawanan, menanamkan keramahan, sampai pada pengkondisian sikap hormat, yang kesemuanya diformulasikan dalam bentuk pembelajaran yang kondusif dan kreatif, menarik dan empatif, menyenangkan dan menenangkan.
Fitria Restu Astuti
ReplyDelete19709251069
S-2 Pendidikan Matematika D 2019
Ma syaa Allah tabarakallah Prof, seharusnya guru-guru mampir ke blog Prof. Marsigit untuk kemudian membaca artikel ini. Artikel dengan judul “Elegi Permintaan Si Murid Cerdas Kepada Guru Matematika” ini menjadi pukulan keras bagi guru-guru di sekolah. Apakah guru di sekolah sudah memfasilitasi siswa dengan baik ataukah belum. Menjadi guru memang bukan hal yang mudah. Untuk itu guru perlu mengembangkan ilmu yang dimilikinya sehingga ibaratnya Pendidikan tidak berjalan di tempat namun bisa berjalan ke depan meski perlahan-lahan.
Rifki Rinaldo
ReplyDelete19709251070
S2 Pendidikan Matematika 2019 D
Berdasarkan tulisan yang prof bagikan diblog ini menjadi refleksi diri kita sebagai pendidik. Terkadang pendidik hanya mementingkan aspek hasil belajar serta kurang memperhatikan metode pembelajaran yang sesuai. Metode pembelajaran yang tidak sesuai akan mengurangi minat siswa dalam belajar juga berdampak pada aspek hasil belajar. Implementasi kegiatan belajar dan mengajar disekolah dibutuhkan keseimbangan dari pihak guru untuk memfasilitasi siswa dan siswa juga dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan baik. Pendidik juga diharapkan dapat membuat suasan lingkuangan yang kondusif dalam belajar. Dengan demikian diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi diri siswa.
Rona Happy Mumpuni
ReplyDelete19709251059
S2 Pendidikan Matematika D
Dari artikel di atas, saya akan memposisikan diri saya sebagai guru dan siswa. Ketika saya menjadi guru, saya selalu menuntut siswa untuk belajar dengan giat, tekun dan menyukai matematika. Tetapi ketika saya menjadi siswa, saya selalu merasa terpaksa belajar dan terpaksa harus menyukai matematika. Sungguh ironis memang. Saya akan terus melakukan refleksi agar menjadi pendidik yang tidak akan memaksa siswa untuk ikhlas, karena sesungguhnya ikhlas itu bukan dipaksa tetapi ia akan muncul ketika ia merasa nyaman dengan matematika itu sendiri. Pembelajaran matematika yang menyenangkan mungkin adalah salah satu strategi yang bisa dilakukan guru, namun beranggapan bahwa semua murid itu istimewa adalah cara yang mungkin juga baik untuk mengkonstruk psikologi belajar siswa.
Sri Ningsih
ReplyDelete19709251064
S2 Pendidikan Matematika kelas D
Menjadi guru memang tidaklah mudah, banyak hal yang harus dihadapi oleh guru. Pada pembahasan ini lebih khusus guru matematika, mata pelajaran yang sudah punya image sulit dan menakutkan. Dari awal matematika sudah menjadi mata pelajaran yang momok untuk siswa, sehingga hal tersebut mempengaruhi cara berfikir siswa tentang pelajaran matematika.
Alfiana Dewi
ReplyDelete19701251005
S2 PEP A 2019
Bismillah, setelah membaca tentang "Elegi Permintaan Si Murid Cerdas Kepada Guru Matematika" saya jadi ingat atas tugas yang pernah diberikan kapada kami, yaitu berkaitan tentang masalah - masalah yang terjadi dalam pendidikan terutama saya yang konsentrasi pendidikan matematika,
permasalahan ini memiliki garis merah dengan apa yang prof,jelaskan.
permasalahnnya itu memiliki dari aspek yang berbeda, ditinjau dari guru, murid bagkan orang tua.
salah satunya adalah yang ditinjau dari siswa terhadap matematika adalah:
1. Mindset, mindset yang telah tertanam bagi siswa bahwa matematika itu sulit menghambatnya untuk belajar tentang matematika.
2. Motivasi, kurangnya motivasi menyebabkan siswa tidak percaya diri dalam belajar matematika serta mengkonsepkan dirinya tidak mampu dalam matematika sehingga memunculkan rasa takut dan mengaggap matematika itu sulit sebelum mencoba untuk mempelajarinya secara utuh.
3. Kebutuhan siswa, kebutuhan siswa biasanya tidak sesuai dengan cara guru menyampaikan materi, metode yang digunakan guru serta fasilitas yang dibutuhkannya.
4. Ikhlas, kurangnya atau belum ikhlasnya siswa untuk membiasakan diri mempelajari matematika.
5. Cita-cita, cita-cita atau target siswa yang tidak menuntut untuk mempelajari matematika menyebabkan siswa acuh untuk mempelajarinya.
6. Kondisi fisik, kondisi fisik atau kesehatan yang tidak prima membuat siswa tidak fokus dalam belajar matematika.
8. Jadwal belajar, jadwal belajar matematika di sekolah yang biasanya menempatkan mata pelajaran matematika bukan di awal pembelajaran membuat siswa kurang fokus dalam belajarnya.
dari salah satu masalah ini saya memahami atas permintaan siswa terhadap gurunya, terutama siswa yang sudah paham atas konsep matematika
Yufida Afkarina Nizar Isyam
ReplyDelete19709251073
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Elegi di atas sangat bermanfaat bagi calon guru maupun yang sudah menjadi guru. Elegi tersebut bisa menjadi refleksi bagaimana guru selama ini sebagai pendidik. Memang tidak mudah untuk menjadi guru, karena harus menghadapi berbagai macam karakter siswa, namun itu lah kita harus semakin banyak belajar dan berusaha adaptif untuk mengahadapi siswa. Berusaha untuk memfasilitasi siswa sehingga siswa merasa mendapatkan apa yang dibutuhkannya, bukan hanya memberikan materi pelajaran lalu lepas tangan begitu saja.
Assalamu'alaykum wr wb
ReplyDeleteDwi Kawuryani
19709251061
Pendidikan Matematika S2 D
Peran Guru Dalam Pembelajaran adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam praktiknya, seorang guru sering diberatkan dengan kegiatan administrasi, sehingga membuat guru tidak maksimal dalam mempersiapkan pembelajaran. Selain itu, sebagai seorang guru, harus senantiasa memperluas pengetahuan dan pemahaman terkait dengan perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat. Oleh karena itu, sebaiknya seorang guru membaca berbagai penelitian terbaru untuk menambah wawasannya.
Wassalamu'alaikum wr wb
Vera Yuli Erviana
ReplyDeleteNIM 19706261005
S3 Pendidikan Dasar 2019
Assalamualaikum Wr.Wb.
Adanya sistem pendidikan di Indonesia terdahulu yang didominasi oleh keaktifan guru, dan menjadikan siswa sebagai pendengar yang bersifat pasif. Pemberian materi hanya menjabarkan definisi dan keharusan siswa untuk menghafalkannya satu per satu. Sistem pendidikan seharusnya diubah menjadi sistem pendidikan yang lebih melibatkan keaktifan siswa, sementara guru sebagai fasilitator dan motivator. Dimana mengajarkan materi bukan melalui definisi, namun lebih memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplornya dengan fasilitas yang disediakan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Latifa Krisna Ayu
ReplyDelete19709251060
S2 Pendidikan Matematika D
Berdasarkan tulisan Prof. Marsigit di atas, terlihat bahwa guru selama ini telah memilih atau melakukan banyak kesalahan dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan persepsi guru yang salah dan perlu diubah. Guru selama ini banyak melakukan usaha untuk membuat siswa paham. Namun usaha yang dilakukan oleh guru terkesan buru-buru sehingga siswa tidak mampu mengikuti tempo pembelajaran yag dipimpin oleh guru. Guru masih kurang mampu membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, yang akhirnya pembelajaran matematika berakhir menjadi berpusat pada guru dimana guru menjadi yang paling aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga perlu memperhatikan apa-apa saja respon yang ia berikan, jangan sampai respon yang ia berikan terkesan terlalu mengagungkan siswa yag memiliki nilai bagus dan merendahkan siswa yang memiliki nilai jelek. Guru juga perlu menyadari bahwa belajar bukan hanya di dalam kelas, namun belajar juga dapat dilakukan d luar kelas karena dalam belajar siswa juga perlu merasakan langsung apa yang ia pelajari atau membutuhkan suasana terbuka tanpa batas dinding yang memagari mereka. Semoga dari tulisan di atas, kita dapat mengambil banyak pelajaran untuk dicari solusinya dan diterapkan dalam bidang pendidikan
Terima kasih
Choirul Amri
ReplyDelete(19709251078 S2 Pendidikan Matematika Kelas D 2019)
Bismillah, dalam dunia pendidikan pembelajaran telah didefinisikan dengan beragam metode agar pembelajaran efektif dan efisien. Namun sama halnya dalam filsafat, pembelajaran khususnya matematika juga dapat dipandang sebagai alur dari idealitas dan realitas. Dalam idealitas, guru yang baik telah mencanangkan pembelajaran yang bermakana sehingga menyusunnya dalam RPP. Baiknya pula dalam lingkup belajar guru harus mampu menempatkan metodenya kepada karakteristik masing-masing siswa yang berbeda-beda. Agar idealitas dapat sejalan dengan realitas pembelajaran matematika atau paling tidak realitas tidak bertolak belakang dengan idealitas pembelajaran. Oleh karena itu, guru adalah profesional yang istimewa yang tak sembarang orang bisa menjadi guru, karena perannya tidak hanya memberikan ilmu tapi lebih dari itu sebagai contoh dan mendidik generasi bangsa. Terimakasih
Hanifah nabila hendral
ReplyDeleteS2 PEP A 2019
19701251003
Assalamualaikum
Guru memiliki peran untuk menyampaikan ilmu kepada siswa namun jangan lupa untuk tetap memikirkan perasaan mereka, jangan hanya karena tuntutat administrasi yang segudang kita mengesampingkan perasaan mereka dengan terlalu mendorong mereka untuk mendapatkan nilai yang tinggi. karena hakikatnya tiap manusia itu berbeda.
Hanifah nabila hendral
ReplyDeleteS2 PEP A 2019
19701251003
Assalamualaikum
Allah menciptakan manusia dengan kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang memiliki kelebihan di matematika, ada yang memiliki kelebihan di menggambar, memainkan alat musik dan lain sebagainya. jadi sebagai guru tidak boleh menyamaratakan standar. Karena itu dalam memberi penilaian kepada siswa jangan hanya dari test saja, melaikan lihatlah proses kegiatan mereka.
Hanifah nabila hendral
ReplyDeleteS2 PEP A 2019
19701251003
Assalamualaikum
Dalam melaksanakan pembelajaran dikelas jangan hanya memaparkan materi saja, seolah-olah 2 jam pelajaran hanya untuk berceramah, namun ajaklah siswa untuk beraktivitas yang lain. misalnya saat ada materi tentang bangun ruang, ajaklah siswa untuk berkelompok lalu membuat replika bangun ruang atau juga bisa dengan mengajak siswa untuk belajar di luar kelas. Hal ini agar siswa tidak penat dengan aktivitas yang sama terus menerus. Siswa juga memiliki hak untuk nyaman selama pembelajaran, jadi kita sebagai guru mulailah memikirkan siswa-siswa kita.
Hanifah nabila hendral
ReplyDeleteS2 PEP A 2019
19701251003
Assalamualaikum
Berilah kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kreativitas mereka. Hargailah usaha mereka. Ajukanlah pertanyaan yang dapat membuat siswa berpikir kreatif dan kritis, bukan hanya pertanyaan-pertanyaan untuk melengkapi kalimat guru saja. siswa tentu punya pendapat mereka sendiri, maka biarkanlah mereka mengembangkan kreativitas yang mereka miliki. Kita sebagai guru hanya bertugas untuk membimbing mereka bukan sebagai penentu keputusan mereka
Hanifah nabila hendral
ReplyDeleteS2 PEP A 2019
19701251003
Assalamualaikum
Guru harus dapat menggunakan berbagai macam metode pembelajaran dan juga menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Metode yang bervariasi dan penggunaan teknologi akan membuat siswa tidak bosan dalam melaksanakan pembelajaran. Ajak mereka untuk menggunakan teknologi, jadi mereka bukan hanya pintar dalam bidang matematika, mereka juga akan bisa menggunakan teknologi. Pembelajran dengan menggunakan teknologi tentu akan lebih menyenangkan daripada hanya dengan cermah selama 2 jam pelajaran.
Alfiana Dewi
ReplyDelete19701251005
S2 PEP A 2019
Siswa yang cerdas siswa yang menampilkan kapabilitas unjuk kerja yang tinggi dalam bidang-bidang seperti intelektual, kreatif, artistik, kepemimpinan, kemampuan, atau lapangan-lapangan akademik tertentu, dan memerlukan layanan-layanan atau kegiatan yang tidak biasa di sediakan oleh sekolah dalam rangka untuk mengembangkan kemampuannya secara penuh. Dalam elegi ini siswa yang cerdas menginginkan suatu hal ata inovatif terbaru kepada gurunya, terkhusus matematika, karena dalam hal penting matematika adalah penanaman masalah konsep, dan itulah yang dibutuhkan siswa terkhusus yang menyandang karakter cerdas.
WIWIN MISTIANI
ReplyDeletePEP S3 2019
Hakikat Belajar yang sebenarnya adalah membangung bukan hanya sekedar trafer ilmu pengetahuan kepada murid. Membangun kesadaran siswa untuk menumbuhkan semagat kemandirian belajar dalam segala aspek baik pengembagan intelektual sikap dan ketrampilan
Hima Naili Hidayah
ReplyDelete19701251004
PEP A 2019
Murid dan guru adalah kesatuan yang bersatu padu dalam proses pembelajaran. Dalam era sekarang ini proses pembelajaran guru bersikap sebagai vasilitator. Hal ini di karenakan setiap murid memiliki potensi yang sangat besar, bukan seperti gelas kosong yang hanya d tuangkan air sampai penuh. Untuk memunculkan potensi tersebut guru d harapkan mampu menciptakan proses pembelajaran dengan hasil yang maksimal.
wao amazing pemain kelas berat semua ini. Dago Dreampark
ReplyDelete