[10/21, 8:16 AM] Marsigit: Improving pedagogic competence using an e-learning approach for pre-service mathematics teachers
By
E Retnowati1, N M Murdiyani1, Marsigit1, Sugiman1 and A Mahmudi1
Published under licence by IOP Publishing Ltd
Journal of Physics: Conference Series, Volume 983,conference 1
https://doi.org/10.1088/1742-6596/983/1/012126
[10/21, 8:17 AM] Marsigit: Does peer tutoring with realistic mathematics education approach effective to develop conceptual understanding of slow learners?
Byf
S Putranto1 and Marsigit2
Published under licence by IOP Publishing Ltd
Journal of Physics: Conference Series, Volume 1097,conference 1
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1097/1/012127
[10/21, 8:18 AM] Marsigit: Mathematical creative thinking and problem posing: an analysis of vocational high school students' problem posing
By
H L Dewi1 and Marsigit2
Published under licence by IOP Publishing Ltd
Journal of Physics: Conference Series, Volume 1097,conference 1
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1097/1/012134
Agnes Teresa Panjaitan
ReplyDeleteS2 Pendidikan Matematika A 2018
18709251013
Terimakasih atas ketiga paper yang disertakan dalam tulisan ini Pak, Paper pertama membahas tentang apa yang sedang dilakukan oleh mahasiswa pascasarjana yaitu belajar yang terhubung dengan internet dan ternyata dapat disimpulkan dapat meningkatkan pedagogic yang mempersyaratkan kemandirian belajar bagi mahasiswa, paper kedua yang dapat saya simpulkan adalah metode peer tutoring dengan pendekatan RME dapat memberikan keefektifan pemahaman bagi slow learner, saya sendiri belum banyak membaca jurnal yang berkaitan dengan ini, dan dari paper ketiga informasi yang saya dapatkan adalah perlunya pembelajaran problem posing dalam meningkatkan berpikir kreativ di sekolah menengah kejuruan.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
ReplyDeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Kali ini, saya melihat topik artikel tentang Others and Marsigit's New Articles Scopus Indexed
bahwa di situ terdapat tiga artikel terindex scopus yang ditulis oleh Prof Marsigit dan kawan-kawan, dan baru-baru ini dipublish, dan insha Allah saya akan mencoba mempelajari dan menemukan poin penting di dalamnya, dan semoga setelah mempelajarinya saya bisa lebih termotivasi untuk ikut menulis, amin ya Allah.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
ReplyDeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Pada artikel yang berjdul "Improving pedagogic competence using an e-learning approach for pre-service mathematics teachers" ditulis oleh E Retnowati1, N M Murdiyani1, Marsigit1, Sugiman1 and A Mahmudi1. Adapun gambaran singkat mengenai artikel ini adalah Artikel ini melaporkan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik siswa selama kursus yaitu Metode Intruksi Matematika. Pendekatan e-learning asynchronous disediakan sebagai materi tambahan untuk kuliah utama. E-learning ini terdiri dari referensi terpilih dan alamat situs web pendidikan dan juga memfasilitasi diskusi online tentang berbagai metode instruksi matematika. Subjek penelitian ini adalah dua puluh enam guru pre-service di Departemen Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia, yang dilakukan oleh para peneliti. Penelitian ini menyelesaikan tiga siklus, di mana setiap siklus terdiri dari rencana-aksi-refleksi. Melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara, disimpulkan bahwa asynchronous e-learning mungkin digunakan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik ketika instruksi langsung juga diterapkan di kelas. Instruksi langsung dalam penelitian ini memberikan ulasan, penjelasan, skema, dan contoh yang dapat digunakan oleh siswa untuk memilih sumber daya yang relevan di portal e-learning. Selain itu, kompetensi pedagogik meningkat setelah siswa menyelesaikan tugas untuk mengidentifikasi aspek pengajaran pedagogik baik dari menganalisis video dalam kursus e-learning atau simulasi di kelas dengan komentar langsung. Faktor pendukung adalah antusiasme, disiplin, dan interaksi di antara mahasiswa dan dosen yang dibangun di seluruh ceramah, seperti itulah isi dari abstraknya, sehingga kesimpulannya bahwa E-learning dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari kumpulan materi pembelajaran yang dipilih
yang dapat diakses oleh siswa di luar kelas menggunakan waktu dan kecepatan belajar mereka. Itu
Implementasi e-learning asynchronous ditemukan meningkatkan pengetahuan pedagogik
difasilitasi untuk memperoleh secara mandiri oleh siswa, di samping instruksi eksplisit yang diberikan dalam
kelas. E-learning menyediakan sumber belajar yang memotivasi siswa untuk mengeksplorasi mereka
pengetahuan tentang pedagogi. Selama pembelajaran di kelas, siswa diberikan tinjauan langsung
hasil belajar mereka, penjelasan, skema kognitif, contoh dan beberapa pertanyaan yang dipandu. Itu
kompetensi pedagogik matematika meningkat pesat ketika siswa belajar dari video
mengajar.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
ReplyDeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Selanjutnya, judul artikel yang ke dua adalah "Does peer tutoring with realistic mathematics education approach effective to develop conceptual understanding of slow learners?" di tulis oleh
S Putranto1 and Marsigit2, adapun gambaran singkat dari artikel ini adalah Pembelajaran matematika yang tepat untuk siswa yang berkemampuan sedang lebih difokuskan pada pemahaman konseptual dari pada keterampilan aritmatika dan disajikan secara bermakna dengan memberikan pengalaman nyata bagi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas tutor sebaya dengan pendekatan Realistic Mathematics Education untuk meningkatkan pemahaman konseptual peserta didik yang lambat. Sampel dipilih dengan sampling jenuh dari semua peserta didik yang lambat di kelas VII SMP yang terdiri dari 31 siswa yang tersebar ke dalam 3 kelas inklusif. Penentuan peserta didik lambat didasarkan pada hasil tes kecerdasan dan hasil belajar siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes untuk mengukur pencapaian pemahaman konseptual yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban berupa pretest dan posttest. Hasil dari penelitian ini adalah 1) rata-rata skor posttest lebih tinggi daripada pretest dalam hal pemahaman konseptual (data dianalisis menggunakan paired t-test), dan 2) Lebih dari 75% dari seluruh siswa memperoleh skor posttest lebih tinggi dari Kriteria Prestasi Minimum (data dianalisis menggunakan uji z). Dapat disimpulkan bahwa metode tutor teman sebaya menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education efektif untuk mengembangkan pemahaman konseptual peserta didik yang lambat.
Berdasarkan temuan dan diskusi dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa metode tutor teman sebaya dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education efektif untuk mengembangkan pemahaman konseptual dari siswa yang lambat paham. Oleh karena itu, guru matematika dapat menerapkan metode pembelajaran ini sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika untuk siswa yang lambat di kelas inklusif. Selain itu, penelitian lebih lanjut terkait dengan metode pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) sangat diperlukan untuk perkembangan siswa yang cenderung lambat memahami memiliki kemampuan pemecahan masalah keterampilan, sikap matematika, literasi matematika dan lainnya variabel terkait dengan pembelajaran matematika dari leamners lambat atau siswa lain dengan kebutuhan khusus.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
ReplyDeleteBesse Rahmi Alimin
18709251039
s2 Pendidikan Matematika 2018
Selanjutnya, artikel ketiga yang berjudul "Mathematical creative thinking and problem posing: an analysis of vocational high school students' problem posing" ditulis oleh H L Dewi and Marsigit, bahwa Subjek sains dan teknologi di sekolah dimaksudkan agar siswa memperoleh kompetensi lanjutan dalam sains dan teknologi dan untuk menumbuhkan pemikiran ilmiah yang kritis dan kreatif. Kreativitas matematika adalah indikator penting pembelajaran matematika di berbagai belahan dunia. Pentingnya pemikiran kreatif tercermin dalam beberapa dekade terakhir yang menunjukkan banyak penelitian tentang kemampuan berpikir kreatif. Indikator kemampuan berpikir kreatif, termasuk kelancaran, fleksibilitas, dan kebaruan tercermin dalam masalah pembelajaran berpose. Skenario posing masalah dikategorikan ke dalam tiga jenis, posing masalah bebas, pose masalah semi terstruktur, dan problem posing terstruktur. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan menganalisis tes problem posing siswa. Subyek penelitian ini adalah siswa sekolah menengah kejuruan yang seusia dengan siswa SMA di Indonesia. Selain itu, siswa telah diberi materi terlebih dahulu sebelum mendapatkan skenario problem-posing. Pengukuran dan instrumentasi dalam penelitian ini meliputi tes problem-posing matematis, tes kemampuan berpikir kreatif, dan wawancara. Perbedaan masalah yang diajukan oleh siswa juga akan dianalisis berdasarkan indikator kelancaran, fleksibilitas, dan kebaruan.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu’alaikum, Wr.Wb.
Artikel pertama yang berjudul “Improving pedagogic competence using an e-learning approach for pre-service mathematics teachers”. Artikel ini sangat bagus sekali dan sangat bermanfaat khususnya untuk kami para calon guru. Kemampuan pedagogic memang sangat penting untuk dipelajari oleh para calon guru karena sebagai bekal untuk nantinya terjun di sekolah. Kemampuan pedagogic merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi dan pengembangan untuk mengaktualisasi potensi peserta didik. Karena kemampuan pedagogic sangat penting untuk dimiliki oleh seorang guru maupun calon guru, untuk itu pembelajaran tentang ppedagodik sangat penting diberikan diperkuliahan dan pembelajaran yang diberikan dapat menggunakan pendekatan e-learning.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu’alaikum, Wr.Wb.
Artikel kedua yang berjudul ”Does peer tutoring with realistic mathematics education approach effective to develop conceptual understanding of slow learners?”. Artikel yang kedua ini tidak kalah menarik bagi kami para calon guru. Artikel kedua ini dapat menambah pengetahuan kami tentang model pembelajaran yang dapat kelak kami terapkan di dalam kelas. Tugas seorang guru adalah menjadi fasilitator untuk siswa belajar. Fasilitas yang dapat diberikan oleh guru dapat berupa media pembelajaran, model pembelajaran, tugas, dll. Dalam artikel ini dapat menambah pengetahuan kami tentang tutor sebaya dengan pendekatan realistic yang ditujukan untuk siswa yang lambat. Tidak dapat dipunngkiri bahwa setiap kelas itu terdiri dari siswa yang heterogen dan seorang guru harus memfasilitasi semua siswanya dengan berbagai keragamannya. Untuk itu tutor sebaya dengan pendekatan realistic dapat menjadi salah satu pilihan yang dapat diterakan guru di kelas.
Umi Arismawati
ReplyDelete18709251037
S2 Pendidikan Matematika B 2018
Assalamu’alaikum, Wr.Wb.
Artikel ketiga yang berjudul “Mathematical creative thinking and problem posing: an analysis of vocational high school students' problem posing". Saat ini kreativitas sangat penting untuk dimiliki individu. Untuk itu seorang guru perlu melatih kreativitas anak didiknya. Dalam pembelajaran matematika, Kemampuan reatif matematika perlu dilatihkan terhadap siswa.
Woro Sri Hastuti
ReplyDelete18706261003
S3 Pendidikan Dasar 2018
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran e-learning dapat meningkatkan kompetensi pedagogi mahasiswa calon guru. salah satu fator yang dapat meningkatkan kompetensi ini adalah leluasanya mahasiswa mencari berbagai referensi, dan dapat segera mendiskusikan kepada dosen melalui e-learning. dengan demikian interaksi yang terjadi dapat kontinyu tidak terbatas ruang dan waktu.
Nurul Huda
ReplyDelete18701264005
S3 PEP 2018
Spirit yang saya dapatkan dari artikel scopus ini ada tiga; Pertama, untuk mengembangkan pembelajaran dibutuhkan hasil-hasil riset yang dapat mendorong kemajuan dalam Pendidikan. Kedua, guru adalah kunci dalam proses belajar mengajar. Ketiga, saya semakin meneguhkan diri bahwa saya harus tetap mengabdi di dunia Pendidikan.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Pada artikel kedua yang berjudul Does peer tutoring with realistic mathematics education approach effective to develop conceptual understanding of slow learners? Dijelaskan bahwa pembelajaran matematika yang tepat untuk slow learners lebih difokuskan pada pemahaman konseptual dari pada keterampilan aritmatika. Pembelajaran tersebut disajikan secara bermakna dengan memberikan pengalaman nyata bagi siswa. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas tutor sebaya dengan pendekatan Realistic Mathematics Education untuk meningkatkan pemahaman konseptual. Penentuan slow learners didasarkan pada hasil tes kecerdasan dan hasil belajar siswa. Hasil yang didapat dari penelitian tersebut adalah pendekatan Realistic Matematics Education efektif untuk mengembangkan pemahaman konseptual dari para siswa dengan kategori slow learners.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Pada artikel pertama yang berjudul Improving pedagogic competence using an e-learning approach for pre-service mathematics teachers dijelaskan tentang usaha dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada penelitian tersebut untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru dengan menggunakan pendekatan e-learning. Artikel tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik siswa selama kursus yaitu Metode Intruksi Matematika. E-learning ini terdiri dari referensi yang dipilih dan alamat situs web pendidikan dan juga memfasilitasi diskusi online tentang berbagai macam metode instruksi matematika. Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan bahwa asynchronous e-learning mungkin dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik ketika pengajaran langsung di kelas.
Eka Puspita Sari
ReplyDelete18709251035
S2 PM B 2018
Pada artikel ketiga yang berjudul Mathematical creative thinking and problem posing: an analysis of vocational high school students. Artikel tersebut menjelaskan tentang bagaimana analisis tentang berpikir kreatif matematis dan problem posing siswa sekolah menengah kejuruan. Artikel tersebut mwnjelaskan bahwa betapa pentingnya pemikiran kreatif. Pentingnya pemikiran kreatif tercermin dalam beberapa dekade terakhir yang menunjukkan bahwa banyak penelitian tentang kemampuan berpikir kreatif. Dimana indikator pemikiran kreatif yaitu kemampuan, termasuk kelancaran, fleksibilitas, dan kebaruan tercermin dalam pembelajaran problem posing. Skenario problem posing dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu problem posing bebas, problem posing semi terstruktur, dan problem posing terstruktur.
Indra Kusuma Wijayanti
ReplyDelete18709251046
PMAT C PPS 2018
Tulisan yang berjudul “Does peer tutoring with realistic mathematics education approach effective to develop conceptual understanding of slow learners?” ini sangat bermanfaat baik untuk calon guru maupun guru terlebih untuk guru yang mengajar pada sekolah inklusi. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan Realistic Mathematics Education efektif digunakan untuk slow learners. Hasil penelitian ini menambah wawassan bagi kami perihal metode yang cocok digunakan ketika menghadapi anak yang proses belajarnya lambat. Guru sebagai fasilitator ketika siswa belajar memiliki tugas memberikan fasilitas yang memadai baik berupa media pembelajaran maupun pendekatan pembelajaran yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Untuk itu, bagi siswa yang lambat belajar, pemilihan pendekatan RME dengan setting tutor sebaya dinilai lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa secara konseptual.
Indra Kusuma Wijayanti
ReplyDelete18709251046
PMAT C PPS 2018
Aritikel yang berjudul “Improving pedagogic competence using an e-learning approach for pre-service mathematics teachers” memberikan wawasan kepada saya tentang kemampuan pedagogic. Kemampuan pedagogic merupakan salah satu unsur penting yang harus dikuasai atau dimiliki oleh guru maupun calon guru, selain kemampuan penguasaan materi tertentu. Kemampuan pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi dan pengembangan untuk mengaktualisasi potensi peserta didik. Berdasarkan ppenelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di FMIPA UNY dinyatakan bahwa kemampuan pedagogic calon guru dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan e-learning.
Indra Kusuma Wijayanti
ReplyDelete18709251046
PMAT C PPS 2018
Jurnal yang berjudul “Mathematical creative thinking and problem posing: an analysis of vocational high school students’ problem posing” memberikan pengetahuan mengenai apa itu berpikir kreatif matematis dan pendekatan pembelajaran problem posing. Berpikir kreatif matematik adalah indicator yang penting pada pembelajaran matematika. Indikator kemampuan berpikir kreatif, termasuk kelancaran, fleksibilitas, dan kebaruan tercermin dalam masalah pembelajaran. Kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dilihat dalam proses pembelajaran dan juga pada hasil akhir. Selama proses pembelajaran, setiap siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif yang berbeda. Banyak hal yang mempengaruhi kreativitas siswa dalam matematika. Kreativitas matematika dipengaruhi oleh bagaimana siswa memecahkan masalah matematika. Pembelajaran problem posing yang efektif dilihat dari kemampuan berpikir kreatif siswa. Langkah utama dalam mempelajari problem posing adalah siswa menanyakan masalahnya.
Shelly Lubis
ReplyDelete17709251040
Pps P.mat B 2017
Assalamu'alaikum wr.wb
Terima kasih pak atas kesediaan bapak berbagi hasil penelitian bapak melalui link di atas. Hasil penelitian tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi kami, terutama yang akan melakukan penelitian selanjutnya terkait topik yang dibahas pada artikel tersebut.
Teguh Retno Pambudi
ReplyDelete18712254017
PPS Dikdas
Assalamu/ alaikum Wr. Wb
Blog ini sangat bermanfaat sekali sebagai media publikasi, baik yang berkaitan dengan hasil-hasil penelitian maupun informasi seputar pendidikan lainnya yang sangat bermanfaat bagi kami khususnya guru-guru pemula yang masih sangat membutuhkan banyak referensi guna meningkatkan profesionalitas dalam bekerja
Teguh Retno Pambudi
ReplyDelete18712254017
PPS UNY Prodi Dikdas
Assallamu’ alaikum Wr. Wb
Pada artikel yang berjudul Mathematical creative thinking and proplem posing analysis of vocational high school students proplem posing”. Ini sesuai dengan salah satu tuntutan pendidikan abad 21 yaitu berbikir kreatif. Berpikir kreatif tidak hanya menjadi tuntutan sekolah lanjutan saja bahkan untuk anak SD pun sekarang sudah dituntut untuk berpikir kreatif hanya saja tingkatannya yang berbeda. Artikel ini sangat bermanfaat bagi kami guru sekolah dasar yang masih baru dimana kami masih perlu untuk terus belajar.
Vera Yuli Erviana
ReplyDeleteNIM 19706261005
S3 Pendidikan Dasar 2019
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Terimakasih Prof pada semester ini saya diampu oleh Prof dalam mata kuliah Filsafat Pendidikan Sekolah Dasar. Adapun yang saya pahami dari ketiga artikel tersebut yaitu
1.Artikel pertama: Meningkatkan kemampuan pedagogik mahasiswa pendidikan matematika/calon guru matematika melalui e-learning.
Kenapa e-learning? Karena perkuliahan konvensional (satu arah) tidak memfasilitasi perkembangan sosial/komunikasi mahasiswa (karena selain kompetensi kognitif dan metakognitif, kompetensi sosial juga penting). Penelitian ini menggunakan asynchronous learning (e-learning mandiri yang tidak terikat waktu, jadi mahasiswa bisa mengakses kapan saja dan menyesuaikan dengan kemampuan mereka masing-masing). Kombinasi direct leraning (perkuliahan kelas langsung/tatap muka) dan e-learning dapat memfasilitasi mahasiswa dalam mendalami materi. Dalam direct learning, mahasiswa mendapat penjelasan, review hasil pembelajaran dan contoh-contoh langsung dari dosen untuk memahami aspek pedagogik. E-learning membantu mahasiswa mencari sumber pembelajaran secara mandiri dan aktif. Dari artikel tersebut saya akan mencontoh untuk melakukan pembelajaran secara e-learning bagi mahasiswa PGSD di Universitas Ahmad Dahlan sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan mampu meningkatkan kemampuan pedagogik mahasiswa.
2.Artikel kedua: Apakah peer tutoring (tutor teman sebaya) dengan pendekatan matematika realistik efektif dalam mengembangkan pemahaman konseptual dari siswa yang lamban belajar (slow learner)?
Pada artikel kedua ini menggunakan subjek anak SMP kelas 7 dari 3 kelas inklusi. Siswa yang lamban memiliki IQ 70-89 dan pencapaian belajar yang rendah. Pemahaman konseptual ditingkatkan dengan memberikan soal yang mengenai masalah dan pengalaman yang realistis dan konkret. Peer tutoring efektif karena teman sebaya memiliki latar belakang dan pengalaman yang sama. Siswa untuk jadi tutor dipilih berdasarkan: pencapaian belajar, kemampuan komunikasi dan jenis kelamin. Satu tutor mengajar 3 siswa. Guru memberikan outline kepada tutor sebelum kelas dimulai. Selain di kelas, tutoring juga dilakukan diluar kelas dalam pengerjaan project dan tugas. Soal-soal yang realistis cocok untuk siswa yang lamban. Pendekatan matematika realistik terbukti efektif untuk mengembangkan pemahaman konseptual dari slow learner. Sehingga ketika kita menghadapi anak yang slow learner dengan pendekatan yang tepat maka pemahaman konseptual anak tersebut menjadi meningkat dan terus berkembang.
3.Artikel ketiga: Pemikiran kreatif dan problem posing (ketika siswa diminta membuat soal sendiri dan mengerjakan sendiri): Analisis problem posing di SMK
Kemampuan berpikir kreatif: prelimary level (aplikasi rumus matematika), algorithmic activity level (aplikasi teknik matematika dasar dan bekerja secara algoritmis), creativity level (membuat keputusan, memecahkan masalah yang bukan lagi tentang algoritma). Indikator dari creativity yaitu sensitivitas, kefasihan, fleksibilitas, originalitas, dan elaborasi. Problem posing penting untuk mengembangkan kemampuan kreatif siswa dalam pembelajaran matematika. Soal yang dibuat siswa berhubungan dengan background dan jurusan siswa masing-masing.
Assalamu'alaykum wr wb
ReplyDeleteDwi Kawuryani
19709251061
Pendidikan Matematika S2 D
Setelah membaca artikel yang berjudul “Improving pedagogic competence using an e-learning approach for pre-service mathematics teachers” membuat saya merasa bahwa sebagai pendidik tidak boleh hanya belajar dari satu sumber disatu waktu, harus memaksimalkan waktu dan sumber untuk terus belajar lebih banyak. Tidak hanya itu, tetapi harus belajar sesuai dengan perkembangan zaman, dan diharap dapat mengembangkan berbagai sarana dan media untuk belajar siswa.
Wassalamu'alaikum wr wb
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAssalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
ReplyDeleteDuden Saepuzaman
NIM. 19701261008
s3 PEP
Comment : Improving pedagogic competence using an e-learning approach for pre-service mathematics teachers
Secara umum saya sangat sependapat dengan hasil studi ini. Karena hasil Penelitian Tindaka Kelas (PTK) ini menunjukkan hasil yang positif terhadap kompetensi matematika baik guru maupun siswa. Dalam riset ini, keberadaan e learning bukan berarti menggantikan peran guru di kelas, tetapi lebih pada bahan sistematis dan terstruktur untuk belajar mandiri. E-learning menyediakan sumber belajar yang memotivasi siswa untuk mengeksplorasi mereka pengetahuan pedagogi. Selama pembelajaran di kelas, siswa diberikan ulasan langsung hasil belajar mereka, penjelasan, skema kognitif, contoh dan beberapa pertanyaan panduan. Itu kompetensi pedagogik matematika calon guru meningkat pesat dan heali belajar siswa juga meningkat ketika siswa belajar dari video mengajar. Hasil riset ini bisa dijadikan alternative dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
ReplyDeleteDuden Saepuzaman
NIM. 19701261008
S3 PEP 2019
Comment :
Does peer tutoring with realistic mathematics education approach effective to develop conceptual understanding of slow learners ?
Menurut saya, artikel ini sangat menarik. Biasanya penelitian berfokus pada subyek penelitian secara umum, tanpa memandang siswa berkemampuan di atas rata-rata , rata-rata atau berkemampuan di bawah rata-rata . Artikel ini menyajikan hasil penelitian yang berfokus pada peserta didik yang lambat dalam memahami konsep matematika. Alternative cara yang ditawarkan yaitu dengan mendekatkan atau memberikan pengalaman langsung pada siswa terkait konsep yang akan diajarkan. Dengan memanfaatkan tutor sebaya, ternyata hasilnya cukup baik. Hal ini diketahui dari hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, rata-rata skor posttest lebih tinggi secara signifikan ( uji rerata menggunakan uji t berpasangan) daripada skor pretest. Kedua, lebih dari 75 % skornya meningkat dan nilainya lebih tinggi secara signifkan (setelah menggunakan uji z) dari pada KKM . Sehingga menurut saya, metode tutor sebaya menggunakan matematika realistic bisa dijadikan alternatif cara untuk meningkatkan hasil belajar atau pemahaman konsep peserta didik, khususnya untuk peserta didik yang lambat dalam proses pembelajaran.
Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
ReplyDeleteDuden Saepuzaman
NIM. 19701261008
S3 PEP 2019
Comment :
Mathematical creative thinking and problem posing: an analysis of vocational high school students’ problem posing
Keterampilan berpikir kreatif merupakan keterampilan yang sangat diperlukan di era sekarang ini. Terutama di era yang serba mengandalkan teknologi. Sangat pantas dan wajar dalam konteks pembelajaran di sekolah, mata pelajaran sains dan teknologi dimaksudkan untuk memungkinkan siswa memperoleh kompetensi maju dalam sains dan teknologi dan untuk menumbuhkan pemikiran ilmiah yang kreatif dan kritis, tak terkecuali dalam pembelajaran matetmatika. Kreativitas matematika adalah indikator penting pembelajaran matematika di berbagai belahan dunia. Pentingnya berpikir kreatif tercermin dalam beberapa dekade terakhir yang menunjukkan banyak penelitian tentang kemampuan berpikir kreatif. Indikator kemampuan berpikir kreatif, termasuk kelancaran, fleksibilitas, dan kebaruan tercermin dalam masalah pembelajaran.
Dalam riset ini, kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan menganalisis tes problem posing siswa. Problem posing merupakan pembelajaran yang mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada penyelesaian soal tersebut. Skenario problem posing dikategorikan menjadi tiga jenis, problem posing bebas, problem posing semi-terstruktur, dan problem posing terstruktur.
Berdasarkan hasil riset ini dalam pelaksanaannya guru perlu memberikan memperhatikan siswa dalam mengajukan masalah matematika. Pembelajaran problem posing harus dirancang dengan baik untuk mengembangkan kreativitas matematika, terutama untuk sekolah yang menuntut kreatif kemampuan berpikir seperti sekolah menengah kejuruan. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa lancar, fleksibel, dan kebaruan dapat ditingkatkan secara signifikan dengan mengajukan masalah. Selain itu, hasil riset juga menunjukkan bahwa masalah yang ditimbulkan oleh siswa sebagian besar terkait dengan masalah mereka di sekolah menengah kejuruan dan sangat bergantung pada latar belakang pengetahuan matematika siswa/peserta didik.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteWahyu Hartono
ReplyDeleteNIM. 19701261005
S3 PEP 2019
Merangkum ketiga paper scopus di atas, kemampuan pedagogik, ICT, dan penguasaan terhadap model-model pembelajaran yang student centre learning adalah kamampuan dasar yang harus dimilki oleh para pengajar dalam melaksanakan pembelajaran abad 21.
ahmad syajili
ReplyDelete19709251066
S2 PMD 2019
Terimakasih atas ketiga paper yang disertakan dalam tulisan ini Pak, Paper pertama membahas tentang apa yang sedang dilakukan oleh mahasiswa pascasarjana yaitu belajar yang terhubung dengan internet dan ternyata dapat disimpulkan dapat meningkatkan pedagogic yang mempersyaratkan kemandirian belajar bagi mahasiswa, paper kedua yang dapat saya simpulkan adalah metode peer tutoring dengan pendekatan RME dapat memberikan keefektifan pemahaman bagi slow learner, saya sendiri belum banyak membaca jurnal yang berkaitan dengan ini, dan dari paper ketiga informasi yang saya dapatkan adalah perlunya pembelajaran problem posing dalam meningkatkan berpikir kreativ di sekolah menengah kejuruan.
Christian Tonyjanto
ReplyDelete19701261014
S3 PEP 2019
Terima kasih pak Prof., diberikan kesempatan untuk bisa belajar memahami konsep-konsep dalam belajar
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh pak Prof. dkk, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran yang dilaksanakan untuk pembelajaran matematika memiliki cara belajar yang menarik dalam meningkatkan kemampuan setiap mahasiswa. ini dapat dilihat dari peningkatan kemampuan belajar yang baru khususnya pada pedagogik yang dimiliki oleh mahasiswa.
bila dilihat dari kolaborasi yang dilakukan dengan ICT, maka dapat dilihat bahwa Matematika sebagai perangkat lunak, ICT sebagai Perangkat keras, dan Mahasiswa sebagai Pengguna dari Perangkat Lunak dan Perangkat Keras. bila Perangkat Lunak mengalami perbaikan atau perubahan yang terbaru memungkin perangkat lunak tersebut bisa semakin memahami terhadap penguasaan model-model pembelajaran yang lebih mudah disampaikan kepada yang lain hal ini berimbas pada perbaikan pengguna dari perangkat lunak dan perangkat keras dalam menyelesai permasalahan pada kasus-kasus matematika yang semakin dikembangkan. berbeda dengan perangkat keras yang hanya dilakukan perbaikan atau penyesuaian dari perubahan perangkat lunak.
dengan model pembelajaran yang dilakukan oleh pak Prof. dkk diharapkan dapat memberikan perubahan pembelajaran matematika pada Era Industri 4.0 dan Era Society 5.0
Anna Isabela Sanam
ReplyDelete19701251001
S2 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (2019)
E-learning has been widely discussed as a modern learning model that is able to make a large contribution in education. In the learning process when using the e-learning approach it is certain that the teaching formalized with electronic resources help. As in research that entitle “Improving pedagogic competence using an e-learning approach for pre-service mathematics teachers”, the researcher’s objective is to improve the students’ pedagogic competence particularly on subject methods of mathematics instruction. The approach used in the study was limited on using asynchronous e-learning approach. The asynchronous e-learning approach briefly is an approach that enabled students to be self-paced due to the method uses online learning resources to facilitate student therefore they can easily access the teaching material even they are not in the classroom. The result of research found it works, meaning success in improving the pedagogic competence.
Honestly, this research really motivates me that as educators we must be sensitive in solving problems in class. When realizing the approach used is less effective then we need to find other approaches that besides increasing learning motivation can also improve learning achievement.
M. Habibi
ReplyDelete19706261004
S3 Pendidikan Dasar
Assalamu'alikum.w.w
Terimakasih Prof atas 3 artikel yang disertakan dalam tulisan ini. Tentunya apa yang prof teliti dapat membuka dan menambah wawasan.
Dari artikel 1, diperoleh informasi bahwa pendekatan e-learning dapat digunakan dalam meningkatkan kompetensi pedagogi peserta PPG Pra Jabatan. Pembelajaran berbasis RI 4.0 memang mengharuskan pembelajaran yang efisien dan memudahkan. Efisien dari segi biaya dan efisien dari segi waktu.Pembelajaran berbasis e-learning telah membangun persepsi baru bahwa jarak bukan lagi faktor fundamental agar terciptanya pembelajaran.
Dari artikel 2, diperoleh informasi tentang sejauh mana tutor sebaya dan pendekatan matematika realistik mampu mengembangkan pemahaman konseptual peserta didik lambat. Pembelajaran matematika untuk peserta didik lambat lebih berfokus pada pemahaman konseptual daripada keterampilan aritmatika. Kehadiran teman sebaya sebagai orang yang mengerti dengan kebutuhan temannya sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman konseptual siswa dengan kemampuan lambat.
Dari artikel 3,diperoleh informasi bahwa pentingnya berpikir kreatif tercermin dalam beberapa dekade terakhir. Penelitian ini menunjukkan bahwa untuk mengeksplorasi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa diperlukan tes problem posing. Indikator kemampuan berpikir kreatif, termasuk kelancaran, fleksibilitas, dan kebaruan tercermin dalam masalah pembelajaran
This comment has been removed by the author.
DeleteAulia Nur Arivina
ReplyDelete18709251051
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Assalamu’alaikum wr.wb.
Terimakasih Bapak atas sharing beberapa artikel Bapak dan penulis lain yang terindeks Scopus. Ketiga artikel tersebut menginspirasi saya untuk menulis artikel yang baik dan benar, agar dapat mengikuti jejak Bapak untuk membuat karya yang juga diindekskan Scopus. Selanjutnya saya akan mencoba memahami dan mempelajari dengan seksama masing-masing artikel tersebut.
Aulia Nur Arivina
ReplyDelete18709251051
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Assalamu’alaikum wr.wb.
Artikel yang berjudul “Improving pedagogic competence using an e-learning approach for pre-service mathematics teachers” ditulis oleh E Retnowati, N M Murdiyani, Marsigit, Sugiman dan A Mahmudi. Artikel ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik siswa selama kursus yaitu Metode Instruksi Matematika. Subjek penelitian ini adalah 26 guru pre-service di Departemen Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia. Penelitian tersebut terdiri dari tiga siklus, di mana setiap siklus terdiri dari rencana-tindakan-refleksi. Melalui pengamatan, dokumentasi, dan wawancara, disimpulkan bahwa e-learning asinkron mungkin digunakan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik ketika pengajaran langsung juga diterapkan di kelas. E-learning menyediakan sumber belajar yang memotivasi siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan pedagogi mereka. Kompetensi pedagogik meningkat setelah siswa menyelesaikan tugas untuk mengidentifikasi aspek instruksi pedagogik baik dari menganalisis video dalam e-learning atau simulasikan di kelas dengan komentar langsung. Faktor pendukung lainnya adalah antusiasme, disiplin, dan interaksi antara mahasiswa dan dosen yang dibangun selama perkuliahan.
Aulia Nur Arivina
ReplyDelete18709251051
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Assalamu’alaikum wr.wb.
Artikel kedua yang berjudul “Does peer tutoring with realistic mathematics education approach effective to develop conceptual understanding of slow learners?” Penentuan peserta didik lambat didasarkan pada hasil tes kecerdasan dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa rata-rata skor posttest pemahaman konsep lebih tinggi daripada pretest, dan lebih dari 75% skor posttest siswa meningkat, melebihi KKM. Sehingga metode tutor sebaya menggunakan pendekatan RME efektif untuk mengembangkan pemahaman konsep bagi slow learner. Selanjutnya guru matematika dapat menerapkan metode tutor sebaya menggunakan pendekatan RME sebagai salah satu alternative di pembelajaran matematika untuk slow learner di kelas inklusif.
Aulia Nur Arivina
ReplyDelete18709251051
S2 Pendidikan Matematika C 2018
Assalamu’alaikum wr.wb.
Artikel ketiga berjudul “Mathematical creative thinking and problem posing: an analysis of vocational high school students' problem posing" ditulis oleh H L Dewi and Marsigit. Artikel tersebut menjelaskan tentang bagaimana analisis tentang berpikir kreatif matematis dan problem posing siswa SMK. Beberapa dekade terakhir menunjukkan bahwa berpikir kreatif merupakan hal penting dan sejalan dengan banyaknya penelitian tentang kemampuan berpikir kreatif. Problem posing dalam pembelajaran matematika diperlukan untuk mengembangkan kemampuan kreatif siswa.
Indra Kusuma Wijayanti
ReplyDelete18709251046
Pendidikan Matematika S2 C
Terima kasih pak karena mau berbagi artikel yang sudah terindeks scopus, ketiga artikel di atas menginspirasi saya untuk terus mau belajar dan berkarya, berlatih lagi menulis agar bisa masuk ke jurnal terindeks scopus, saya percaya perjuangan untuk sampai kesana tidak terlepas dari tekun dan rajinnya kita mau belajar lag, lagi dan lagi.
Sekar Hidayatun Najakh
ReplyDelete19701251007
S2 PEP A 2019
Assalamualaykum wr wb...
Pendidikan adalah upaya untuk membangun kehidupan, melalui ilmu pengetahuan. Guru dan siswa memiliki peran yang besar di dalam pendidikan formal maupun informal. Dalam sistem kurikulum pendidikan lama menggunakan Teacher Center, kemudian seiring dengan perkembangan jaman beserta tuntutan-tuntutannya, di abad 21 ini adalah dengan sistem Student Center. Kompetensi guru di era saat ini dituntut alihkan dari pusat di KBM menjadi fasilitator, sehingga siswalah yang kini menjadi pusatnya. Siswa diberikan stimulus untuk peka dalam melihat sekitar, berpikir sintetik, berpikir analitik sebagai jalan tempuhnya dalam pemecahan suatu masalah. Siswa distimulasi untuk berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan solutif.
Terimakasih Prof.
Rona Happy Mumpuni
ReplyDelete19709251059
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Assalamu’alaikum wr.wb.
Terima Kasih Prof., karena sudah berbagi artikel-artikel dari Prof. Marsigit yang telah terindex Scopus. Hal ini memacu saya untuk terus semangat belajar menulis dan meneliti khususnya di dunia pendidikan. Saya akan mencoba memahami artikel-artikel tersebut.
Rona Happy Mumpuni
ReplyDelete19709251059
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Assalamu’alaikum wr.wb.
Artikel pertama yang berjudul “Improving pedagogic competence using an e-learning approach for pre-service mathematics teachers” merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik mahasiswa selama mengikuti mata kuliah Metode Instruksi Matematika. Pendekatan e-learning juga disediakan sebagai bahan tambahan untuk kuliah utama. E-learning ini terdiri dari referensi yang dipilih dari alamat situs web pendidikan dan juga memfasilitasi diskusi online tentang berbagai metode instruksi matematika.
Penelitian ini menyelesaikan tiga siklus, di mana setiap siklus terdiri dari rencana-tindakan-refleksi. Melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara, disimpulkan bahwa e-learning asinkron dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik ketika instruksi langsung juga diterapkan di kelas.
Rona Happy Mumpuni
ReplyDelete19709251059
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Untuk artikel kedua yang berjudul “Does peer tutoring with realistic mathematics education approach effective to develop conceptual understanding of slow learners?” bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas tutor teman sebaya dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa lambat.
Hasil penelitian ini adalah 1) rata-rata skor post-test lebih tinggi dari pre-test dalam hal pemahaman konsep (data dianalisis menggunakan paired t-test), dan 2) Lebih dari 75% dari seluruh siswa memperoleh skor posttest lebih tinggi dari Kriteria Pencapaian Minimum (data dianalisis menggunakan uji z). Dapat disimpulkan bahwa metode tutor sebaya menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistis efektif untuk mengembangkan pemahaman konseptual pembelajar lambat.
Rona Happy Mumpuni
ReplyDelete19709251059
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Artikel ketiga berjudul “Mathematical creative thinking and problem posing: an analysis of vocational high school students' problem posing" bertujuan untuk mengeksplorasi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan menganalisis tes problem posing siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa sekolah menengah kejuruan yang sederajat dengan siswa sekolah menengah di Indonesia. Selain itu, siswa telah diberikan materi terlebih dahulu sebelum mendapatkan skenario pemecahan masalah. Pengukuran dan instrumentasi dalam penelitian ini meliputi tes problem-posing matematis, tes kemampuan berpikir kreatif, dan wawancara. Perbedaan masalah yang ditimbulkan oleh siswa juga akan dianalisis berdasarkan indikator kelancaran, fleksibilitas, dan kebaruan.
Alimul Huda
ReplyDelete19701261006
S3 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (2019)
Salah satu permasalahan dalam pembelajaran matematika adalah rendahnya pemahaman siswa, khususnya bagi siswa slow learner. Kasus yang sama sering ditemui pada kelas inklusif khususnya pada siswa penyandang disabilitas, seperti ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), cerebral palsy, grahita, autis, daksa, tuna rungu, maupun tuna netra. Mereka rata-rata mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika. Apalagi jika pembelajaran difokuskan pada penggunaan rumus atau simbol-simbol matematika. Sehingga metode peer tutoring bisa menjadi solusi untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika. Menurut Deschenes, et.all (1994) peer teaching merupakan salah satu cara untuk melakukan pembelajaran yang lebih adaftif. Peer teaching bisa dilakukan dengan menempatkan siswa yang memiliki kompetensi dan kemampuan teknis yang bagus dengan siswa difabel dalam satu kelompok. Tujuannya supaya ada personal assistance yang membantu proses pembelajaran siswa difabel (slow leaerner).
Yufida Afkarina Nizar Isyam
ReplyDelete19709251073
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Artikel pertama dengan Judul “Improving pedagogic competence using an e-learning approach for pre-service mathematics teachers” menjelaskan tentang bagaimana meningkatkan kompetensi pedagogik mahasiswa menggunakan pendekatan e-learning yang dilakukan pada mata kuliah Metode Instruksi Matematika. Dalam penelitian tersebut dilakukan 3 siklus yaitu pembelajaran langsung dengan diberikan artikel pada e-learning, menggunakan video pembelajaran, pembelajaran secara langsung yang melibatkan kemampuan pedagogik yang dimiliki sebelumnya. Hasil yang diperoleh dari pembelajaran mahasiswa melalui e-learning dan presentasi belum memuaskan karena mahasiswa hanya paham mengenai metode/pendekatan/strategi pada tingkat fundamental. Sementara kemampuan pedagogik matematika mahasiswa meningkat pesat ketika mahasiswa belajar dari video. Apalagi kemampuan pedagogik mahasiswa meningkat setelah mahasiswa menyelesaikan tugas untuk mengidentifikasi aspek instruksi pedagogik baik dari menganalisis video atau mensimuasikan di ruang kelas secara langsung.
Yufida Afkarina Nizar Isyam
ReplyDelete19709251073
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Artikel dengan judul “Mathematical creative thinking and problem posing: an analysis of vocational high school students’ problem posing” menjelaskan tentang eksplorasi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan menggunakan tes problem posing. Dalam penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat setelah mengerjakan permasalahan problem posing. Didapatkan bahwa ada peningkatan skor pada kemampuan berpikir kreatif siswa dengan aspek kelancaran dan kebaruan, sementara pada aspek fleskibilitas masih belum optimal. Juga didapatkan bahwa kreativitas siswa juga dipengaruhi oleh pengetahuan dan keterampilan dasar siswa.
Yufida Afkarina Nizar Isyam
ReplyDelete19709251073
S2 Pendidikan Matematika D 2019
Artikel dengan judul “Does peer tutoring with realistic mathematics education approach effective to develop conceptual understanding of slow learners. menjelaskan tentang bagaimana keefektifan pembelajaran tutor sebaya dengan pendekatan RME untuk meningkatkan pemahaman konsep bagi slow learners. Seperti yang diketahui bahwa tidak semua siswa memiliki kemampuan yang cepat dalam menangkap pelajaran, dan siswa dengan tipe yang lebih lambat dalam menangkap pelajaran ini disebut dengan slow learners. Penelitian dilakukan dengan memberikan tes pemahaman konsep sebanyak dua kali yang dilakukan sebelum dan setelah diterapkan pembelajaran tutor sebaya dengan pendekatan RME. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa pembelajaran tutor sebaya dengan pendekatan RME efektif mampu meningkatkan pemahaman konsep slow learners. Hal tersebut disebabkan karena siswa terfalisitasi untuk saling melakukan diskusi dan akhirnya siswa dengan tipe slow learners bisa mendapatkan berbagai ide untuk lebih memahami sebuah konsep.
Sarah desiana pahu
ReplyDelete19709251063
S2 PM D 2019
Terimakasih untuk bapak prof. Marsigit yang mau berbagi artikel tentang RME, problem posing dan mathematic realistic yang bahkan sudah terindeks scopus. Ini sangat membantu kami sebagai mahasiswa dalam memperoleh ide maupun ilmu baru untuk keperluan penelitian dan tugas tugas kami. Tetap berkarya yah pak. Terima kasih.
Sarah desiana pahu
ReplyDelete19709251063
S2 PM D 2019
Artikel pertama : Improving pedagogic competence using an e-learning approach for pre-service mathematics teachers
Ini merupakan hal yang menarik bagi saya. Karena saat ini apalagi di era 4.0, menguasai teknologi merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang, khususnya tenaga pengajar. Sebagai pendidik kita perlu meningkatkan kualitas mengajar kita dan bisa menyesuaikan pengajaran kita kepada anak didik kita dengan memanfaatkan teknologi teknologi yang ada saat ini. Seiring kemajuan zaman maka teknik mengajar kita juga harus berusaha dikembangkan juga. Sehingga proses pembelajaran bisa menjadi lebih berkembang dan efektif. Terima kasih.
Artikel pertama,
ReplyDeleteImproving pedagogic competence using an e-learning approach for pre-service mathematics teachers, merupakan artikel yang menekankan pada aspek kompetensi pedagogik dan pendekatan e-learning pada mata pelajaran Matematika. Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi dasar dari seorang guru. Kompetensi inilah yang membedakan profesi guru dengan profesi yang lain. Oleh karena itu, kompetensi pedagogik ini mutlak diperhatikan oleh guru dan harus menjadi perhatian dari semua guru. Kompetensi pedagogik ini mulai bergeser dengan kehadiran dari pembelajaran e-learning. Kehadiran pembelajaran e-learnign menantang guru dan calon guru tentang pengembangan dan peningkatan kompetensi pedagogik. Dewasa ini, kompetensi pedagogik mungkin bisa diterapkan sepenuhnya pada tingkat Sekolah Dasar saja. Hal ini disebabkan karena peserta didik masih sangat membutuhkan guru secara langsung. Sementara, siswa pada tingkat SMP sampai pada tingkat mahasiswa memiliki dua pilihan yaitu bisa tatap muka dengan guru dan bisa tidak. Ketika mereka bertatap muka dengan guru maka kompetensi pedagogik dilakukan sedangkan ketika pembelajaran tidak dilakukan dengan tatap muka maka pembelajaran e-learning dilakukan.
Does peer tutoring with realistic mathematics education approach effective to develop conceptual understanding of slow learners
Terima kasih Prof. Marsigit, tiga artikel yang disampaikan pada tulisan ini menjadi penguatan bagi saya bahwa setiap akademisi perlu menulis dan melakukan publikasi agar bisa terekam dalam sejarah. Artikel yang dipublikasikan tersebut menginspirasi dan meningkatkan semangat saya untuk menulis.
ReplyDeleteIkhsanudin (PEP-S3/19701261001)
yuk lihat kampus universitas medan area. www.uma.ac.id #umabestari #universitasmedanarea #ptssehat #tekniksipil #teknikelektro #teknikmesin #arsitektur #teknikindustri #teknikinformatika #manajemen #akuntansi #psikologi #hukum #ilmukomunikasi #administrasipublik #studikepemerintahan #agroteknologi #agribisnis #biologi #pascasarjana #ptsterbaik #ptsfavorite #ptsmedan #kampusmedan #kampusfavorite #kampusterbaik #medan #umasehat #sumut #kampusbestari
ReplyDeleteTerima kasih Prof luar biasa sekali, ketiga artikel di atas. saya menjadi lebih terdorong untuk menulis artikel juga. semangat dan sehat terus Prof agar saya selalu bisa membaca artikel terbaru dari Prof Marsigit.
ReplyDeleteAssalamualaikum...
ReplyDeleteSari Yustiana
20706261006
S3 Pendidikan Dasar 2020
Sebelum nya terimakasih atas dimuatnya ketiga artikel Prof. Marsigit dkk yang sangat menarik.
Dari ketiga artikel perhatian saya langsung tertuju pada artikel ke-2 yg membahas tentang slow learners. Kebetulan sya beberapa kali membahas tentang ini dengan guru-guru, terutama ketika sedang "main" ke SD. Hasil penelitian ini sangat bermanfaat, dimana hasilnya menunjukkan bahwa penerapan tutor sebaya ternyata efektif terutama untuk meningkatkan pemahaman konsep bagi siswa slow learners. Dibuktikan dg hasil post test yang lebih tinggi dibandingkan pretest nya. Hal ini tentunya dapat menjadi masukan bagi guru-guru dalam menangani siswa slow learners di dalam kelas. dan bagi saya pribadi menambah pengetahuan mengenai penanganan slow learners dalam kelas.
untuk artikel pertama dan ketiga masih dalam proses pembacaan, Insya Alloh akan segara memberikan komentar. Sekali lagi terimakasih Prof. Marsigit
Assalamualaikum...
ReplyDeleteSari Yustiana
20706261006
S3 Pendidikan Dasar 2020
maaf prof mohon izin, saya ulangi komentar-komentar saya nggih, karena yang kemarin salah menggunakan akun email.
Sebelum nya terimakasih atas dimuatnya ketiga artikel Prof. Marsigit dkk yang sangat menarik.
Dari ketiga artikel perhatian saya langsung tertuju pada artikel ke-2 yg membahas tentang slow learners. Kebetulan sya beberapa kali membahas tentang ini dengan guru-guru, terutama ketika sedang "main" ke SD. Hasil penelitian ini sangat bermanfaat, dimana hasilnya menunjukkan bahwa penerapan tutor sebaya ternyata efektif terutama untuk meningkatkan pemahaman konsep bagi siswa slow learners. Dibuktikan dg hasil post test yang lebih tinggi dibandingkan pretest nya. Hal ini tentunya dapat menjadi masukan bagi guru-guru dalam menangani siswa slow learners di dalam kelas. dan bagi saya pribadi menambah pengetahuan mengenai penanganan slow learners dalam kelas.
untuk artikel pertama dan ketiga masih dalam proses pembacaan, Insya Alloh akan segara memberikan komentar. Sekali lagi terimakasih Prof. Marsigit